SKRIPSI
Sarjana Kebidanan
Disusun Oleh :
Proposal ini telah disetujui, diperiksa dan siap untuk dipertahankan dihadapan
Pembimbing
NIK:50180688
Mengetahui,
NIK:50100227
2
3
KATA PENGANTAR
Bismilahirrahmaanirrahiim
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa,
karena atas rahmat dan Karunia-Nyalah penulis dapat menyelesaikan usulan
proposal “Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Kecemasaan Dalam
Menghadapi Menarche Pada Remaja Putri IV dan V Di SD IT Patriot
Sukatani “ sesuai dengan batas waktu yang telah ditentukan. Penulis menyadari
bahwa penyusunan usulan proposal ini masih terdapat banyak kekurangan dan
keterbatasan untuk itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran yang
bersifat membangun dari semua pihak untuk perbaikan proposal ini.
Pada kesempatan ini penulis juga mengucapkan terima kasih yang tak
terhingga, kepada :
1. Dr. drg. Eddy Suharso, SH., M.Kes, Selaku Ketua Yayasan Medika
2. Amrullah Ibnu Khoidun, SE., MM, Selaku Ketua Senat dan Ketua LPMI,
Universitas Medika Suherman
3. Dr. Triseu Setianingsih, SKM, MKM, Selaku Rektor Universitas Medika
Suherman
4. Ns. Retno Anggraeni. S.Kep.,M.Kes, selaku Wakil Rektor Bidang Mutu
Pendidikan Universitas Medika Suherman
5. Vincent Octavius,SE.,MM, selaku Wakil Rektor Human Capital,
Keuangan dan Aset Universitas Medika Suherman
6. Ns.Yana Setiawan,SKM.,S,Kep.,M.Kep, selaku Wakil Rektor Bidang
Prestasi Kemahasiswaan Universitas Medika Suherman
7. Ns.Angga Saeful Rahmat Barnas,S.Kep.M.Kep.,Sp.Kep Kom, selaku
ketuaLPPM Universitas Medika Suherman
8. Herlina Simanjuntak,SST.,M.Keb. selaku Dekan Fakultas Ilmu
Kesehatan,Universitas Medika Suherman
3
4
4
5
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL..................................................................................................v
DAFTAR GAMBAR.............................................................................................vi
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................viii
BAB I.......................................................................................................................2
PENDAHULUAN...................................................................................................2
A. Latar iBelakang.....................................................................................2
B. Rumusan Masalah.................................................................................5
C. Tujuan Penelitian..................................................................................5
D. Manfaat Penelitian................................................................................6
BAB II.....................................................................................................................7
TINJAUAN PUSTAKA.........................................................................................7
A. Konsep Remaja.....................................................................................7
B. Konsep Menarche................................................................................10
C. Konsep Kecemasaan...........................................................................19
D. Kerangka Teori....................................................................................32
A. Kerangka Konsep.................................................................................33
B. Definisi Operasional............................................................................34
C. Hipotesis..............................................................................................37
BAB IV..................................................................................................................38
METODE PENELITIAN....................................................................................38
A. Jenis Penelitian....................................................................................38
5
6
DAFTAR PUSTAKA
6
7
DAFTAR TABEL
7
8
DAFTAR GAMBAR
8
9
DAFTAR LAMPIRAN
A. Lampiran Surat
B. Lembar Konsul
C. Lampiran Kuesioner
D. Lembar Persetujuan Proposal
E. Lampiran Plagiarism Checker
F. Lampiran Absen Perpustakaan
9
10
BAB iI
PENDAHULUAN
A. Latar iBelakang
Masa remaja adalah tahap peralihan antara masa anak-anak dengan masa
dewasa. Di masa ini seseorang mengalami masa pubertas salah satunya
ditandai dengan datangnya menstruasi pertama (menarche) pada wanita.
Menarche merupakan suatu periode menstruasi pertama yang ditandai dengan
munculnya perubahan secara fisiologis yang meliputi perubahan fisik dan
mental. Berbeda dengan perubahan bertahap lain yang menyertai pubertas,
menarche terjadi secara tiba-tiba dan mencolok tanpa ada peringatan
sebelumnya, perubahan – perubahan tersebut dapat memicu timbulnya
kecemasan tergantung dari informasi yang diperoleh dan kemampuan
beradaptasi, sehingga menarche memberikan pengalaman yang mengesankan
bagi kebanyakan anak perempuan (Destriati Sinaga dan Enima Hallawa,
2019). Datangnya menarche tidak sama pada setiap remaja putri, terkadang
ada seorang remaja putri menarche di usia 8 tahun, ada pula pada usia 12
tahun, bahkan di usia 16 tahun. (Evitasari & Euis Citra Intan Suteja, 2022)
Menurut data WHO (Word Health Organitation) angka kejadian
dismenore di indonesia sebanyak 55% dikalangan usia produktif, dimana
15% diantaranya mengeluhkan aktivitas menjadi terbatas akibat dismenore.
Oleh karena itu remaja putri membutuhkan informasi yang cukup agar
mereka dapat mengatasi rasa kecemasan saat mendapatkan menstruasi
pertamanya. (Evitasari & Euis Citra Intan Suteja, 2022)
Di Provinsi Jawa Barat populasi remaja 10-24 tahun berjumlah 10,849,182
jiwa. (Umi Mutasya & Hasyim, 2016)
Rifrianti (2013), menyatakan bahwa remaja putri yang menghadapi
menarche mayoritas mengalami kecemasan yaitu sebanyak 79,9%, dan hanya
20,1% remaja yang tidak merasa cemas. Sudjana (2015), menyatakan bahwa
10
11
11
12
Bila alat reproduksi lembab dan basah. Jika keasaman meningkat maka
akan memudahkan pertumbuhan jamur, penyebab utama penyakit pada
saluran reproduksi yaitu imunitas lemah, perilaku kurang bersih saat
menstruasi, penggunaan pembalut yang kurang sehat saat menstruasi
(Kusmiran, 2012). Perempuan yang memiliki riwayat infeksi pada saluran
reproduksi mempunyai dampak buruk untuk masa depannya seperti
kemandulan, kanker rahim dan kehamilan di luar kandungan. Sehingga dalam
menghadapi menarche seorang remaja sangat membutuhkan dukungan dari
anggota keluarga. Dukungan keluarga merupakan salah satu bentuk untuk
mengatasi kecemasan. Dukungan tersebut bisa diwujudkan dalam bentuk
dukungan emosional melalui rasa empati, dukungan penghargaan, dukungan
instrumental melalui bantuan langsung berupa benda dan dukungan
informatif melalui pemberian informasi yang berkaitan dengan proses
menstruasi bagi remaja putri dalam menghadapi menarche. Dukungan
keluarga yang di berikan kepada remaja akan mempengaruhi kecemasan dan
kesiapan remaja putri tersebut. Hal ini dikarenakan anggota keluraga
merupakan orang yang paling dekat bagi remaja sehingga komunikasi pada
hal yang sensitif lebih terbuka. Keluarga berperan aktif dalam mengetahui
kondisi remaja putri, baik fisik maupun psikologisnya karena keluarga
bersifat mempunyai hubungan yang saling ketergantungan satu anggota
keluarga lainnya.
(Nggarang & Jahum Prodi Sarjana Keperawatan FIKP Unika St Paulus Ruteng Jl Jen
12
13
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan di SD Negri Sukasari
Serang Baru Sukatani tanggal 8 Juni 2023 di lakukan wawancara pada 10
siswi SD Negri Sukasari Serang Baru diperoleh informasi bahwa 8 siswi
merasa cemas saat menghadapi menarche. Sementara itu, sebanyak 2 siswi
merasa takut dalam menghadapi menarche dikarenakan malu : “Faktor-Faktor
Yang Berhubungan Dengan Kecemasaan Dalam Menghadapi Menarche Pada
Remaja Putri Kelas IV Dan V Di SD Negri Sukasari Serang Baru”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui “Faktor-
Faktor Yang Berhubungan Dengan Kecemasaan Dalam Menghadapi
Menarche Pada Remaja Putri Kelas IV Dan V Di SD Negri Sukasari Serang
Baru Tahun 2023”.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk Menngetahui Distribusi Frekuensi Faktor-Faktor Yang
Berhubungan Dengan Kecemasaan Dalam Menghadapi Menarche Pada
Remaja Putri Kelas IV Dan V Di SD Negri Sukasari Serang Baru
Tahun 2023
b. Untuk Mengetahui Hubungan Faktor Kematangan/Kesiapan Dengan
Kecemasaan Dalam Menghadapi Menarche Pada Remaja Putri Kelas
13
14
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Praktis.
a. Manfaat Bagi Pelayanan Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat meningkatkan wawasan
tenaga kesehatan tentang hubungan antara pengetahuan, usia dan
pendidikan orang tua untuk mengurangi kecemasan dalam menghadapi
menarche sehingga dapat meningkatkan strategi dalam upaya promotif
untuk memberikan edukasi mengenai kesehatan reproduksi terhadap
remaja yang akan mengalami menarche.
b. Manfaat Bagi Responden
Hasil penelitian ini untuk menambah wawasan remaja untuk
mengetahui apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
kecemasaan dalam menghadapi menarche
c. Manfaat Bagi Penelitian Selanjutnya
Penelitian ini diharapkan dapat di jadikan data dasar dalam
pengembangan penelitian lain dengan ruang lingkup yang sama atau
sebagai bahan kajian pustaka.
2. Manfaat Teoritis
14
15
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Konsep Remaja
1. Definisi Masa Remaja
Menurut Notoatmodjo Tahun 2020 Pengetahuan merupakan hasil tahu
sesorang terhadap objek melalui indra yang dimilikinya. Pengindraan terjadi
melalui panca indra manusia, yakni: indra penglihatan, pendengaran,
penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan manusia diperoleh
melalaui mata dan telinga. (Ismi Antika putri et al., n.d.; Suntara et al., n.d.)
Masa remaja adalah tahap peralihan antara masa anak-anak dengan
masa dewasa. Di masa ini seseorang mengalami masa pubertas salah
satunya ditandai dengan datangnya menstruasi pertama (menarche) pada
wanita. Menarche merupakan suatu periode menstruasi pertama yang
ditandai dengan munculnya perubahan secara fisiologis yang meliputi
perubahan fisik dan mental. Berbeda dengan perubahan bertahap lain yang
menyertai pubertas, menarche terjadi secara tiba-tiba dan mencolok tanpa
ada peringatan sebelumnya, perubahan – perubahan tersebut dapat memicu
timbulnya kecemasan tergantung dari informasi yang diperoleh dan
kemampuan beradaptasi, sehingga menarche memberikan pengalaman yang
mengesankan bagi kebanyakan anak perempuan (Destriati Sinaga dan
Enima Hallawa, 2019).
Datangnya menarche tidak sama pada setiap remaja putri, terkadang
ada seorang remaja putri menarche di usia 8 tahun, ada pula pada usia 12
tahun, bahkan di usia 16 tahun. (Nggarang & Jahum Prodi Sarjana Keperawatan FIKP U
15
16
16
17
17
18
tersebut diatas disebut fase pubertas (puberty) yaitu suatu periode dimana
kematangan.
B. Konsep Menarche
1. Definisi Menarche
Menurut Sarwono Tahun 2010 menarche adalah tahap perkembangan
fisik ketika alat reproduksi manusia mencapai kematangannya. Usia
menarche bervariasi pada setiap perempuan. Pada umumnya menarche
terjadi pada usia 12-14 tahun, namun saat ini terdapat kecenderungan
penurunan usia menarche ke usia yang lebih muda sehingga banyak siswi
Sekolah Dasar (SD) yang mengalami menarche. Hal ini bergantung pada
beberapa faktor, seperti kesehatan, berat badan, dan status nutrisi. Fase
tibanya haid ini merupakan satu periode di mana gadis benar-benar telah
siap secara biologis menjalani fungsi kewanitaannya.
Menurut Yusuf, Rina, dan Septi Tahun 2014 menarche adalah haid
yang pertama kali terjadi pada wanita, dan merupakan ciri khas dari
kedewasaan seorang wanita yang sehat dan tidak hamil. Berdasarkan
pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa menstruasi pertama atau
menarche adalah menstuasi awal yang biasa terjadi pada masa pubertas
dalam rentang usia sepuluh tahun sampai enam belas tahun yang menjadi
pertanda biologis dari kematang seksual wanita. (Hidayah & Palila, 2018)
Menurut Mulyani Tahun 2013 usia menarche adalah darah yang
pertama kali keluar dari uterus wanita di masa pubertas pada kisaran umur
12 sampai dengan 14 tahun. Menarche adalah perubahan yang terjadi pada
remaja sebagai tanda bahwa sudah memasuki fase kematangan organ
seskualnya.
2. Klasifikasi Menarche
Klasifikasi menarche ada 3 yaitu:
18
19
19
20
20
21
21
22
22
23
23
24
24
25
1) Keluarga
Peran orang tua sangat penting dalam memberikan perhatian dan
informasi tentang menarche sehingga siswi dapat mengatasi dan
menerima permasalahan yang dialami pada saat menstruasi (Mardila,
2014). Penelitian di dukung oleh Rahmatika (2015) menyatakan
bahwa ada hubungan dukungan keluarga dengan tingkat kecemasan
menarche terhadap siswi karena keluarga dapat memeberikan salah
satu fungsi keluarga diantaranya fungsi afektif sebagai sumber
kekuatan dasar serta pemenuhan kebutuhan psikologis.
25
26
26
27
C. Konsep Kecemasaan
1. Definisi Kecemasaan
Kecemasan adalah gangguan emosi yang paling umum di Negara
dan mungkin dunia. Diperkirakan bahwa tiga puluh tujuh juta orang
Amerika menderita kelainan kecemasan yang dapat didiagnosis dan bahwa
pada titik tertentu dalam hidup mereka, 25 persen populasi akan
mengalami gejala kecemasan yang akan mendapat maanfaat dari bantuan
professional menurut Foxman tahun 2004. Kecemasan adalah gangguan
alam perasaan yang ditandai dengan perasaan ketakutan atau kekhawatiran
yang mendalam dan berkelanjutan tidak mengalami gangguan dalam
menilai realitas kepribadian masih tetap utuh, perilaku dapat terganggu,
tetapi masih dalam batas-batas normal. Kecemasan sangat berkaitan
dengan perasaan tidak pasti dan tidak berdaya. Keadaan emosi ini tidak
memiliki objek yang spesifik. Kondisi dialami secara objektif dan
dikomunikasikan dalam hubungan interpersonal. Kecemasan adalah
respons emosional terhadap penilaian tersebut. Kecemasan dapat
dipandang sebagai suatu keadaan ketidakseimbangan atau ketegangan
yang cepat. Koping dapat dipandang anatara orang dengan lingkungan.
(Kusnadi Jaya, 2015).
27
28
28
29
29
30
30
31
31
32
32
33
33
34
34
35
35
36
36
37
b. Faktor Pengetahuan
Berdasarkan data hasil analisa uji chi- square nilai p value : 0,000
berarti P < 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan
yang signifikan antara pengetahuan dengan kecemasan remaja putri
dalam menghadapi menarche. Pengetahuan tentang menarche
merupakan faktor yang menentukan seseorang dapat menerima
terjadinya menarche sebagai perubahan yang wajar yang akan dialami
setiap wanita dan tidak perlu melakukan pengobatan atau harus
menimbulkan rasa kecemasan yang berlebihan.
(Nadila & Fajariyah, 2023)
37
38
38
39
39
40
Dari hasil meta analisis yang peneliti review melalui telaah jurnal
penelitian Annisa Maulina(2015) Lingkungan mempengaruhi
kecemasan menghadapi menarche sebanyak 60 %CI= 95% P Value =
0,001<a OR 4,396 dapat disimpulan bahwa lingkungan mempengaruhi
kecemasan mengadapi menarche. Lingkugan Sosial adalah interaksi
antara masyarakat dengan lingkungannya atau lingkungannya yang
terdiri dari mahluk sosial yaitu manusia. (Uci Ciptiasrini., 2015)
40
41
D. Kerangka Teori
8. Kematangan/ Kesiapan
9. Pengetahuan
10. Dukungan sosial
11. Lingkungan
41
42
Keterangan :
Tidak diteliti
Di teliti
BAB III
42
43
A. Kerangka Konsep
Kerangka konseptual adalah gambaran penelitian yang akan dilakukan
nanti. Berdasarkan kerangka konseptual tertulis, prosedur dan apa yang akan
diselidiki selama penelitian telah dijelaskan. Menurut Masri Singarimbun
(dalam Mardalis, 1989: 45-47), konsep adalah generalisasi dari sekelompok
fenomena tertentu, sehingga dapat digunakan untuk menggambarkan fenomena
yang sama. Konsep sebenarnya dapat memiliki tingkat generalisasi yang
berbeda. Semakin dekat suatu konsep dengan kenyataan, semakin mudah untuk
mengukur dan menafsirkannya
Kecemasaan Dalam
1. Kematangan/ Menghadapi
Kesiapan Menarche Pada
2. Pengetahuan Remaja Putri
3. Dukungan
sosial
4. Lingkungan
B. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah pemberian atau penetapan makna bagi suatu
variabel dengan spesifikasi kegiatan atau pelaksanaan atau operasi yang
dibutuhkan untuk mengukur, mengkategorisasi, atau memanipulasi variabel.
43
44
44
No Variabl Defenisi Alat Cara Hasil Ukur Skala
e Uku Ukur
45
r
Variabel Terikat
1. Kecema Kekhawatiran Kue Mengi 0. Cemas Ordin
saan remaja saat sion si 1. Tidak Cemas al
Menarc menghadapi er kuesio
he menarche ner
Variabel Bebas
2. Kemata Kesiapan anak Kue Mengi 0. kurang baik, Ordin
ngan/ dalam sion si jika hasil < al
Kesiapa menghadapi er kuesio mean atau
n menarche ner median
menurut 1. baik, jika hasil
Suryani dan ≥ mean atau
Widyasih median
(2008), yaitu
semakin muda
usia anak, maka
akan semakin ia
belum siap
menerima
menarche
karena
menganggap hal
itu sebagai
beban. Tetapi
berbeda bagi
mereka yang
telah siap dalam
menghadapi
menarche,
mereka akan
merasa senang
dan bangga,
dikarenakan
mereka
menganggap
45
dirinya sudah
dewasa secara
biologis.
46
C. Hipotesis
1. Ada hubungan kematangan/kesiapan terhadap kecemasaan dalam
menghadapi menarche pada remaja putri kelas IV dan V di SDN Sukasari
01
2. Ada hubungan pengetahuan terhadap kecemasaan dalam menghadapi
menarche pada remaja putri kelas IV dan V di SDN Sukasari 01
3. Ada hubungan dukungan sosial terhadap kecemasaan dalam menghadapi
menarche pada remaja putri kelas IV dan V di SDN Sukasari 01
4. Ada hubungan lingkungan terhadap kecemasaan dalam menghadapi
menarche pada remaja putri kelas IV dan V di SDN Sukasari
46
47
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan desain cross sectional
yang bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi tingkat
kecemasaan dalam menghadapi menarche (Ariska et al., n.d.).
N
n =
(1+ Ne ²)
keterangan :
47
48
n = jumlah sampel
N = total populasi
e = tingkat kesalahan dalam pengambilan sampel 0,05 (5%)
154
n =
1+154 x (0 ,05)²
154
n=
1+154 x(0,0025)
154
n =
1+0,3875
154
n=
1,3875
48
49
sifat dalam populasi dapat terwakili dan diambil secara acak (Fauzi, 2016).
Rumus untuk jumlah sampel masing-masing bagian dengan teknik
Proportionate Stratified Random Sampling adalah sebagai berikut :
jumlah subpopulasi
Jumlah sampel= x jumlah sampel
jumlah populasi
17
kelas 4 A= x 111=12 , 2 dibulatkan menjadi 12
154
19
kelas 4 B= x 111=13 , 6 dibulatkan menjadi 14
154
18
kelas 4 C= x 111=12 ,9 dibulatkan menjadi13
154
19
kelas 4 D= x 111=13 , 6 dibulatkan menjadi14
154
20
kelas 5 A= x 111=14 , 4 dibulatkan menjadi14
154
21
kelas 5 B= x 111=15 , 1 dibulatkanmenjadi 15
154
20
kelas 5 C= x 111=14 , 4 dibulatkan menjadi 14
154
20
kelas 5 D= x 111=14 , 4 dibulatkan menjadi15
154
Maka jumlah sample yang akan diambil dari populasi adalah 111.
a. Kriteria Inklusi
a. Siswa-siswi kelas IV dan V yang bersekolah di SDN Sukasari
01
b. Bersedia menjadi responden
b. Kriteria Eksklusi
a. Siswa-siswi yang tidak hadir selama waktu pengambilan data
b. Tidak bersedia menjadi responden
49
50
D. Variabel Penelitian
1. Variabel Bebas (Variabel Independent)
Menurut Notoatmodjo variabel Independent merupakan variabel yang
menjadi sebab timbulnya atau berubahnya variabel dependent (terikat).
Sehingga variabel Independent dapat dikatakan sebagai variabel yang
mempengaruhi (Putri, 2022) . Variabel Independent dalam penelitian ini
adalah kematangan/kesiapan, pengetahuan, dukungan sosial dan lingkungan.
50
51
H. Instrumen Penelitian
Instrument penelitian merupakan alat yang digunakan dalam melakukan
penelitian. Instrument digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 1 bagian :
1. Kuesioner
Alat yang digunakan dalam pengumpulan data dan berisi pertanyaan
atau penyataan tertulis kepada responden. Kuesioner yang digunakan
dalam penelitian ini yaitu kuesioner tertutup supaya peneliti lebih mudah
mengarahkan responden dalam menjawab. Instrument ini terdiri dari
pertanyaan yang terdiri dari, variabel kematangan/kesiapan, pengetahuan,
dukungan sosial dan lingkungan
51
52
rxy=n ¿ ¿
Keterangan :
rxy : koefisien validitas item yang dicari
n : jumlah sampel
X : skor yang diperoleh subjek dalam setiap item
Y : skor yang diperoleh subjek dalam setiap item
∑X : jumlah skor dalam variabel X
∑Y : jumlah skor dalam variabel Y
2
∑X : jumlah kuadrat masing-masing skor X
2
∑Y : jumlah kuadrat masing-masing skor Y
∑ XY : jumlah perkalian variabel XY
52
53
[ ][ ∑σ
]
2
k
ri = 1− 2 b
k−1 σb
Keterangan
ri : reliabilitas instrumen
k : jumlah butir atau item pertanyaan yang sah
2
∑σ b : jumlah varian butir
2
σb : varian skor total
Perhitungan menggunakan rumus Cronbach’s Alpha diterima,
apabila perhitungan r hitung > r tabel 5 %.
Keputusan uji :
1) Bila nilai cronbach’s alpha > konstanta (0,6) maka pertanyaan
reliabel
53
54
54
55
55
56
56
57
57
58
58
59
d. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan uji yang dilakukan dengan tujuan untuk
melihat normal atau tidaknya sebaran data yang akan di analisis.
Apabila data yang didapat berada pada rentan -2 sampai 2 artinya data
berdistribusi normal. Sehingga, cut of pointnya yang digunakan adalah
mean. Apabila data yang didapat < -2 atau >2 maka data berdistribusi
tidak normal. Sehingga cut of pointnya yang digunakan adalah mean.
Variabel yang diuji adalah variabel dependent (kecemasaan dalam
menghadapi menarche) dan independent (kematangan/kesiapan,
pengetahuan, dukungan sosial dan lingkungan).
Tabel 4.4 Hasil Uji Normalitas
NO Variabel Mean Median Min/Max Skewness/SE Kesimpulan
59
60
Normal
3. Pengetahuan 4,26 4,00 1/7 0,133/0.229 = Data
-0,580 Berdristibusi
Normal
4. Dukungan 5.56 6,00 1/8 -758/0.229 = Data Tidak
sosial -3,310 Berdristibusi
Normal
5. Lingkungan 4.73 5.00 0/10 0,341/0.229 = Data
1,489 Berdistribusi
Normal
I. Pengolahan Data
1. Editing
Editing adalah pemeriksaan lembar jawaban kuesioner yang telah
dibagikan ke responden untuk memastikan kembali kuesioner sudah terisi
lengkap dan jelas agar dapat dibaca dan tidak mengganggu dalam
pengolahan data.
2. Coding
Coding adalah memberikan kode – kode tertentu pada setiap data yang
sudah dikumpulkan dalam bentuk bilangan atau angka supaya
memudahkan dalam proses pengolahan data. Pemberian kode dalam
penelitian ini diberikan berdasarkan variabel dan kriteria., variabel
kematangan/kesiapan kode 0= tidak siap, kematangan/kesiapan 1= siap,
variabel pengetahuan 0= kurang baik, 1= baik, variabel dukungan sosial
kode 0= kurang baik, 1= baik, variabel lingkungan 0= kurang baik, 1= baik
variabel kecemasaan kode 0= cemas, 1= tidak cemas
3. Entry Data
Entry data adalah memasukan data dari jawaban kuesioner yang telah
dikumpulkan dan memproses data agar didapatkan hasil dari penelitian.
60
61
J. Analisa Data
1. Analisa Univariat
Analisa univariat dilakukan untuk menganalisa tiap variabel
independen tanpa dikaitkan dengan variabel dependen. Variabel independen
pada penelitian ini yaitu kematangan/kesiapan, pengetahuan, dukungan
sosial dan lingkungan (Julianti, 2019).
ƒ
P= ×100 %
n
Keterangan
P : Presentasi
f : Frekuensi
n : banyaknya responden
2. Analisa Bivariat
Analisa bivariat bertujuan untuk mengetahui secara statistic hubungan
dua variabel, meliputi variabel dependent (kecemasaan dalam menghadapi
menarche) dan variabel independent (kematangan/kesiapan, pengetahuan,
dukungan sosial) (Wardani, 2018). Untuk mengetahui apakah ada hubungan
61
62
antara dua variabel dengan menggunakan uji chi square dengan software
SPSS.
a. Uji Chi Square
Uji chi square merupakan uji yang digunakan pada hipotesis
komparatif dengan data kategorik. Perhitungan secara komputerisasi
dengan intepretasi menggunakan p-value 0,05 dengan derajat kemaknaan
(α) 5% maka, dikatakan bermakna Jika p value ≤α = 0,05, berarti H0
ditolak dan Ha diterima. Jika p value >α = 0,05, berarti H0 diterima dan
Ha ditolak (Ratnahsari, 2017).
Hasil uji Chi Square dapat dianalisa sebagai berikut :
1) Jika p value > 0,05 artinya tidak ada hubungan yang signifikan
antara dua variabel yang diteliti.
2) Jika p value ≤ 0,05 artinya ada hubungan yang signifikan antara dua
variabel yang artinya hipotesis penelitian diterima.
Dalam mengintepretasikan uji chi square ada beberapa hal yang
perlu diperhatikan, antara lain (Suyanto et al., 2018) :
1) Bila pada tabel 2 x 2 dijumpai nilai Expected (harapan) kurang dari
5, maka yang digunakan adalah "Fisher's Exact Test"
2) Bila tabel 2 x 2, dan tidak ada nilai E < 5, maka uji yang dipakai
sebaiknya "Continuity Correction"
3) Bila tabelnya lebih dari 2 x 2, misalnya 3 x 2, 3 x 3 dsb, maka
digunakan uji "Pearson Chi Square”
62
63
BAB V
HASIL PENELITIAN
A. Lokasi Penelitian
Lokasi penelitian dilakukan di SDN Sukasari 01 yang
beralamatkan di Kp. Pasirandu Rt 005 Rw 003 Kecamatan Serang Baru
Kabupaten Bekasi provinsi Jawa Barat, dimana sekolah ini berada di
wilayah kerja Kecamatan Serang Baru.
SDN Sukasari 01 dengan SK pendirian 1955-10-10 memiliki luas
tanah sebesar 3.000 m2 , dari tenaga pengajar yaitu guru dengan jumlah
keseluruhan 24 orang dan jumlah keseluruhan murid ± 933 orang yang
terdiri dari siswi 465 orang dan siswa 468 orang. Terdapat ruang kelas
berjumlah 14 ruang kelas, 1 laboratorium, 1 perpustakaan, dan 4 tempat
sanitasi siswa - siswi.
63
64
a. Kecemasaan
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan
Kecemasaan Menarche di SDN Sukasari 01
Cemas 70 63,1%
64
65
b. Kesiapan Menarche
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Kesiapaan
Menarche di SDN Sukasari 01
Siap 48 43,2%
Baik 41 36,9%
d. Dukungan sosial
65
66
Baik 68 61,3%
66
67
e. Lingkungan
Tabel 5.5 Distribusi Frekuensi Responden Berdasarkan Lingkungan
di SDN Sukasari 01
Baik 57 51,4%
67
68
P OR
Value (95%
Kecemasaan Menarche CI )
Kesiapaan Jumlah
Menarche
N % N % N %
68
69
P OR
Value (95% CI )
Kecemasaan Menarche
Pengetahua Jumlah
n
N % N % N %
69
70
P OR
Value (95% CI )
Kecemasaan Menarche
Dukungan Jumlah
Sosial
N % N % N %
0,514
Kurang 23 53,5% 20 46,5% 43 100% (0,233-
Baik 0,144 1,132)
Baik 47 69,1% 21 30,9% 68 100%
70
71
P OR
Value (95% CI )
Kecemasaan Menarche
Lingkungan Jumlah
N % N % N %
71
72
72