SELMI RESKIYANTI
A1 A221 026
1
HALAMAN JUDUL
SELMI RESKIYANTI
A1 A221 026
i
1
3
Dengan Judul :
Jurusan : S1 Kebidanan
Telah disetujui untuk diajukan ke ujian proposal dan diuji oleh tim penguji.
Pembimbing I Pembimbing II
Mengetahui,
Prodi S1 Kebidanan
Universitas Megarezky Makassar
ii
4
Proposal ini telah diperiksa dan disahkan oleh panitia ujian akhir dan tim
penguji Universitas Megarezky Makassar yang dilaksanakan pada hari ..... tanggal
Mengetahui,
Prodi S1 Kebidanan
Universitas Megarezky Makassar
iii
5
KATA PENGANTAR
Bismillahir Rahmanirrahim
Puji syukur Peneliti panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat
dan hidayah - Nya, sehingga proposal yang berjudul “Pengaruh Pemberian Jahe
Uesei Kabupaten Kolaka Timur”. Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada
junjungan Nabi Muhammad SAW sebagai teladan dan pelopor ilmu pengetahuan.
Proposal ini disusun sebagai salah satu syarat dalam menyelesaikan Pendidikan
2. Ibu Hj. Suryani, S.H., M.H., selaku Ketua Yayasan Pendidikan Islam Mega
Rezky Makassar.
3. Bapak Prof. Dr. dr. Ali Aspar Mapahya selaku Rektor Universitas Megarezky
Makassar
5. Ibu Sutrani Syarif, S.ST., M.Keb selaku ketua prodi DIV kebidanan
iv
6
7. Ibu Ani T Prianti, S.ST., M.Kes selaku penguji yang begitu banyak
9. Terima kasih yang tak terhingga kepada kedua orang tua yang selama ini
ini.
10. Terima kasih kepada suami dan anak yang tercinta yang selama ini mensuport
11. Kepada semua sahabat dan rekan-rekan yang tidak dapat peneliti sebutkan satu
Peneliti, senantiasa mendapatkan pahala yang berlipat ganda dari Allah SWT,
Amin.
Peneliti
7
DAFTAR ISI v
Judul : Halaman
KATA PENGANTAR.................................................................................... iv
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah......................................................................... 4
32
38
8
39
39
G. Hipotesis ......................................................................................
40
vi
BAB III METODE PENELITIAN
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
9
vii
DAFTAR LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Persalinan atau kelahiran merupakan kejadian fisiologis yang normal dalam kehidupan.
Beberapa jam terakhir kehamilan ditandai dengan adanya kontraksi uterus yang menyebabkan
penipisan, dilatasi serviks dan mendorong janin keluar melalui jalan lahir. Pada kala I fase
aktif persalinan frekuensi dan lama kontraksi uterus meningkat dan ibu merasakan nyeri yang
tidak tertahan. Hal ini dipengaruhi terpicunya sistem simpatis dimana terjadi peningkatan
kadar plasma dari katekolamin terutama epineprin yang dapat menyebabkan gangguan
kontraksi perpanjangan kala persalinan. Nyeri juga meyebabkan aktivitas uterus yang tidak
terkoordinasi yang akan mengakibatkan persalinan lama, yang akhirnya dapat mengancam
perempuan meninggal setiap harinya akibat komplikasi kehamilan dan proses persalinan.
Sekitar 99% dari seluruh kematian itu terjadi di negara berkembang khususnya di Philipina
dan Singapura serta 80% kematian maternal merupakan akibat meningkatnya komplikasi
Survey Demografi Kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2018 tercatat jumlah persalinan
sebanyak 31/100.000 kelahiran hidup dan yang mengalami komplikasi mencapai 8/100.000
kelahiran hidup. Pada tahun 2019 jumlah persalinan sebanyak 32,6/100.000 kelahiran hidup
dan yang mengalami komplikasi mencapai 10,5/100.000 kelahiran hidup. Sedangkan tahun
2020 jumlah persalinan sebanyak 33,8/ 100.000 kelahiran hidup dan jumlah komplikasi
1
mencapai 11,3 per 100.000 kelahiran hidup (Profil Kesehatan Kemenkes, 2020)
11
Data yang diperoleh dari Dinas Kesehatan Provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 2018
jumlah persalinan sebanyak 44.623 orang dan yang mengalami komplikasi sebanyak 8256
orang. Sedangkan pada tahun 2019 jumlah persalinan meningkat menjadi 45.493 orang dan
yang mengalami komplikasi sebanyak 8529 orang dan pada tahun 2020 jumlah persalinan
sebanyak 46.173 orang dan yang mengalami komplikasi sebanyak 8771 orang (Profil
Proses persalinan identik dengan rasa nyeri yang akan dijalani. Secara fisiologis nyeri
terjadi ketika otot-otot rahim berkontraksi sebagai upaya membuka servik dan mendorong
kepala bayi kearah panggul. Nyeri pada persalinan kala I merupakan proses fisiologis yang
disebabkan oleh proses dilatasi servik, hipoksia otot uterus saat kontraksi, iskemia korpus
uteri dan peregangan segmen bawah rahim dan kompresi saraf di serviks. Nyeri persalinan
dapat menimbulkan stres yang menyebabkan pelepasan hormon yang berlebihan seperti
sirkulasi uteroplasenta, pengurangan aliran darah dan oksigen ke uterus, serta timbulnya
iskemia uterus yang membuat impuls nyeri bertambah banyak (Saifuddin, AB. 2018).
Dalam proses persalinan, bola bisa menjadi alat penting dan dapat digunakan dalam
berbagai posisi. Duduk diatas bola sambil mendorong seperti melakukan ayunan atau
membuat gerakan memutar panggul, dapat membantu proses penurunan janin. Bola
memberikan dukungan pada perineum tanpa banyak tekanan dan membantu menjaga janin
dilakukan diatas bola sangat mengurangi rasa sakit saat kontraksi (Manuaba, 2018).
nonfarmakologi yaitu bersifat murah, simpel efektif, dan tanpa efek yang merugikan. Asuhan
12
sayang ibu dalam kala I juga harus diberikan, salah satunya adalah memberikan teknik
Nyeri persalinan merupakan salah satu penyebab rasa yang tidak menyenangkan serta
memiliki konsekuensi fisiologis signifikan baik pada ibu maupun janin. Nyeri ini bersifat
subjektif dengan variabilitas interpersonal yang besar dan dapat bervariasi antara kehamilan
pertama dan berikutnya. Berbagai modalitas telah diperkenalkan untuk menangani nyeri
aromaterapi, serta terapi panas dan dingin. sedangkan terapi farmakologis meliputi analgesia
Terapi ramuan herbal dapat dilakukan dengan cara menggunakan obat tradisional yang
berasal dari bahan-bahan tanaman. Beberapa bahan tanaman dipercaya dapat mengurangi rasa
nyeri yaitu, kayu manis, kedelai, cengkeh, kunyit, jahe (ginger), oso dresie, herbal cina
Jahe yang merupakan rimpang dengan banyak manfaat. Berbagai manfaat jahe yang
telah diketahui selama ini antara lain sebagai obat gangguan pencernaan, analgesik,
diare, dan juga memiliki sifat antioksidan yang aktivitasnya lebih tinggi daripada vitamin E
Data yang diperoleh dari Wilayah Kerja Puskesmas Uesei Kabupaten Kolaka Timur
tahun 2019 jumlah persalinan sebanyak ... orang. Sedangkan pada tahun 2020 jumlah
persalinan sebanyak ... orang dan pada bulan Januari s.d Oktober 2021 jumlah persalinan
Berdasarkan uraian diatas maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian dengan
judul “Pengaruh Pemberian Jahe Hangat Terhadap Intensitas Nyeri Persalinan Kala I di
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah di uraikan maka rumusan masalahnya
adalah “Apakah ada Pengaruh Pemberian Jahe Hangat Terhadap Intensitas Nyeri Persalinan
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui nyeri persalinan kala I kelompok intervensi sebelum dan sesudah
b. Untuk mengetahui nyeri persalinan kala I kelompok kontrol sebelum dan sesudah yang
c. Untuk mengetahui pengaruh pemberian jahe hangat terhadap intensitas nyeri persalinan
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
14
pengaruh pemberian jahe hangat terhadap intensitas nyeri persalinan kala I dan dapat
dijadikan sebagai sarana referensi agar dapat menambah pengetahuan dan dijadikan saran
2. Manfaat Praktis
jahe hangat terhadap intensitas nyeri persalinan kala I sehingga menjadi pedoman
b. Sebagai suatu wadah untuk mengaplikasikan ilmu yang dimiliki khususnya bagi
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Pengertian
a. Persalinan adalah suatu pengeluaran hasil konsepsi yang dapat hidup dari dalam uterus
b. Persalinan adalah proses pengeluaran hasil konsepsi (janin dan uri) yang telah cukup
bulan atau dapat hidup diluar kandungan melalui jalan lahir atau melalui jalan lain
c. Persalinan eutosia adalah persalinan yang berjalan dengan kekuatan sendiri (spontan
dalam bentuk belakang kepala, aterm dan hidup). Dimana power, passege dan
passenger (3P) telah berjalan kerjasama yang baik (Cunningham, FG. 2017).
d. Persalinan atau partus adalah proses kelahiran janin pada tua kehamilan sekurang-
kurangnya 28 minggu, atau bayi yang dilahirkan beratnya 1000 gram lebih (Oxorn,
2018).
pengaruh saraf dan nutrisi disebut sebagai faktor-faktor yang mengakibatkan partus mulai
(Sarwono. 2018).
a. Teori keregangan
melewati batas waktu tersebut terjadi kontraksi sehingga persalinan dapat mulai.
Keadaan uterus yang terus membesar menjadi tegang mengakibatkan iskemia otot-otot
uterus. Hal ini mungkin merupakan faktor yang dapat mengganggu sirkulasi plasenta
terjadi penimbungan jaringan ikat, pembuluh darah mengalami penyempitan dan buntu.
penurunan, sehingga otot rahim lebih sensitif terhadap oksitosin. Akibatnya otot rahim
sehingga sering terjadi kontraksi braxton hicks (his palsu). Menurunnya konsentrasi
d. Teori prostaglandin
kontraksi otot rahim sehingga terjadi persalinan. Prostaglandin dianggap dapat memicu
terjadinya persalinan.
Hipocrates, bahwa bila nutrisi pada janin berkurang maka hasil konsepsi akan segera
dikeluarkan.
perinfus dan pemberian gagang laminaria ke dalam kanalis servikalis dengan tujuan
a. Partus atau persalinan immaturus adalah suatu partus kurang dari 28 minggu lebih dari
b. Partus atau persalinan prematur adalah partus kurang dari hasil konsepsi yang dapat
hidup diluar kandungan tetapi belum aterm (cukup bulan). Berat janin 1000-2500 gram
c. Partus atau persalinan matur adalah suatu partus yang sudah cukup bulan akan tetapi
d. Partus atau persalinan postmaturs atau serotinus adalah partus yang terjadi 2 minggu
4. Tahapan Persalinan
a. Kala I Persalinan
Kala I persalinan dimulai sejak terjadinya kontraksi uterus yang teratur dan
cm). Kala I persalinan terdiri atas dua fase sebagai berikut (Saifuddin, AB. 2018).
a) Frekuensi dan lamanya kontraksi uterus akan terus meningkat secara bertahap
(kontraksi dianggap memadai atau adekuat jika terjadi tiga kali atau lebih dalam
dengan kecepatan rata-rata 1cm/jam (nulipara/ primigravida) atau lebih dari 1cm
hingga 2 cm (multipara)
3) Pencegahan infeksi
Masalah yang sering terjadi adalah jika ibu ingin meneran, perineum
menonjol, vulva vagina, tekan anus, meningkatkan pengeluaran darah dan lendir,
kepala telah turun di dasar panggul, gelisah, letih, suhu badan meningkat,
Partograf adalah alat bantu untuk memantau kemajuan kala satu persalinan
dan memberikan informasi untuk membuat keputusan klinik. Tujuan utama dari
c) Data pelengkap yang terkait dengan pemantauan kondisi ibu, kondisi bayi, grafik
b. Kala II Persalinan
Menurut Varney (2018) mengidentifikasikan tiga fase pada kala dua persalinan :
Fase ini dimulai dari dilatasi maksimal sampai desakan untuk mengejan atau usaha
Dari usaha upaya mengejan yang berirama atau desakan untuk mendorong sampai
3) Fase perineal
Dari crowning bagian presentasi sampai kelahiran semua tubuh bayi Kala II
persalinan dimulai ketika pembukaan serviks lengkap (10 cm) dan berakhir dengan
lahirnya bayi. Gejala dan tanda kala II persalinan adalah sebagai berikut:
b) Ibu merasakan adanya peningkatan tekanan pada rektum dan atau vaginanya.
c) Perineum menonjol
untuk menolong persalinan, menjahit laserasi atau luka episiotomi dan resisutasi
a) Anjurkan ibu agar selalu didampingi oleh keluarganya selama proses persalinan
b) Anjurkan keluarga ibu ikut terlibat dalam asuhan, diantaranya membantu ibu
c) Penolong persalinan dapat memberikan dukungan dan semangat kepada ibu dan
f) Setelah pembukaan lengkap, anjurkan ibu meneran apabila ada dorongan kuat dan
anjurkan ibu beristirahat disaat tidak kontraksi sehingga mencegah ibu kelelahan
dan mencegah resiko asfiksia pada bayi sebagai akibat turunnya pasokan oksigen
melalui plasenta
g) Ibu dianjurkan makan dan minum selama kala II persalinan untuk mencegah
h) Dalam menjalani kala II persalinan ibu ada kalanya merasa khawatir. Berikan rasa
i) Berikan penjelasan tentang cara dan tujuan dari tindakan setiap kali penolong
akan melakukannya, jawab setiap pertanyaan yang diajukan oleh ibu dan jelaskan
apa yang dialami oleh ibu dan bayinya dan hasil pemeriksaan yang dilakukan
Setelah ibu memiliki tanda pasti kala II persalinan tindakan yang dilakukan
b) Pencegahan laserasi
c) Melahirkan kepala
e) Melahirkan bahu
23
Kala III persalinan dimulai saat proses pelahiran bayi selesai dan berakhir
dengan lahirnya plasenta, kala III berlangsung rata-rata 5-10 menit, akan tetapi
Tujuan manajemen aktif kala III adalah untuk menghasilkan kontrasksi uterus
yang lebih efektif sehingga dapat mempersingkat waktu, mencegah perdarahan dan
3) Uterus naik di abdomen karena plasenta yang telah terlepas, berjalan turun masuk
4) Tali pusat keluar lebih panjang dari vagina yang menunjukkan bahwa palsenta
telah turun.
Manajemen aktif kala III terdiri dari tiga langkah utama sebagai berikut
d. Kala IV Persalinan
24
Masa post Kala IV persalinan dimulai setelah lahirnya plasenta dan berakhir
dua jam setelah itu. Asuhan yang diberikan dalam kala IV persalinan adalah sebagai
berikut:
melintang dengan pusat sebagai patokan. Umumnya fundus uterus setinggi atau
bantu ibu untuk mengenakan baju atau sarung yang bersih dan kering, atur posisi
ibu agar nyaman, duduk bersandarkan bantal atau berbaring miring, jaga agar bayi
diselimuti dengan baik, bagian kepala tertutup bayi, kemudian berikan bayi ke ibu
adalah:
a) Pantau tekanan darah, nadi, tinggi fundus uteri, kandung kemih dan darah
yang keluar setiap 15 menit selama satu jam pertama dan setiap 30 menit
b) Masase uterus untuk membuat kontraksi uterus menjadi baik setiap 15 menit
c) Pantau temperatur setiap jam selama dua jam pertama pasca persalinan.
25
a. Passageway (jalan lahir) misalnya tipe panggul, dan struktur tulang panggul.
b. Passenger (faktor janin) misalnya bentuk dan ukuran kepala bayi, presentasi janin,
c. Power adalah frekuensi, lamanya dan kekuatan kontraksi uterus yang mengakibatkan
d. Posisi juga dianggap mempengaruhi persalinan seperti posisi setengah duduk, jongkok,
dan sebagainya.
e. Psychologis
Rasa sakit oleh adanya HIS yang datang lebih kuat, sering dan teratur, keluar darah
dan lendir yang lebih banyak karena robekan-robekan kecil pada serviks, terkadang
ketuban pecah dengan sendirinya. Pada pemeriksaan dalam terdapat perubahan serviks
yaitu pelunakan serviks dan terjadinya pembukaan serviks (Rukiyah, AY. 2018).
6. Mekanisme Persalinan
a. Penurunan kepala
26
Pada primigravida masuknya kepala ke dalam pintu atas panggul biasanya sudah
terjadi sejak bulan terakhir dari kehamilan ,tetapi pada multigravida biasanya baru
terjadi pada permulaan persalinan. Masuknya kepala ke dalam PAP biasanya dengan
sutura sagitalis melintang dan dengan fleksi ringan. Masuknya kepala melewati pintu
atas panggul (PAP) dapat dalam keadaan asinklitismus yaitu pada sutura sagitalis
terdapat di tengah-tengah jalan lahir tepat di antara simfisis dan promontorium ada dua
paretal depan lebih rendah dari os paretal belakang. Pada derajat sedang
asinklitismus pasti terjadi pada persalinan normal, tetapi bila berat gerakan ini dapat
sekalipun.
3) Penurunan kepala lebih lanjut terjadi pada kala I dan kala II persalinan. Hal ini
disebabkan karena adanya kontraksi dan retraksi dari segmen atas rahim ,yang
menyebabkan tekanan langsung fundus pada bokong janin. Dalam waktu yang
bersamaan terjadinya relaksasi dari segmen bawah rahim sehingga terjadi penipisan
dan dilatasi serviks. Keadaan ini menyebabkan bayi terdorong ke dalam jalan lahir.
Penurunan kepala ini juga disebabkan karena cairan intrauterin, kekuatan meneran,
atau adanya kontraksi otot-otot abdomen dan melurusnya badan anak. (Saifuddin,
AB. 2018).
b. Penguncian (Engagement)
27
Tahap penurunan kepala pada waktu diameter bipariental dari kepala janin telah
c. Fleksi
Pada awal persalinan ,kepala bayi dalam keadaan fleksi yang ringan. Dengan
majunya kepala biasanya fleksi juga bertambah. Pada pergerakan ini,dagu dibawa lebih
dekat ke arah dada janin sehingga ubun-ubun kecil lebih rendah dari ubun-ubun besar.
Hal ini disebabkan karena adanya tahanan dari dinding serviks,dinding pelvis,dan lantai
pelvis. Dengan adanya fleksi, diameter suboccipito bregmatika (9,5 cm) menggantikan
Sampai di dasar panggul, biasanya kepala janin berada dalam keadaan fleksi
maksimal. Ada teori yang menjelaskan mengapa fleksi bisa terjadi. Fleksi ini
disebabkan karena anak di dorong maju dan sebaliknya mendapat tahanan dari
serviks,dinding panggul, atau dasar panggul. Akibat dari keadaan ini maka terjadilah
Putaran paksi dalam adalah pemutaran dari bagian depan sedemikian rupa
sehingga bagian terendah dari bagian depan janin memutar ke depan ke bawah simfisis.
Pada presentasi belakang kepala, bagian yang terendah ialah daerah ubun-ubun kecil
dan bagian inilah yang memutar ke depan ke arah simfisis. Rotasi dalam penting untuk
kepala dengan bentuk jalan lahir khususnya bidang tengah dan bawah panggul
e. Ekstensi
Sesudah kepala janin sampai didasar pinggul dan ubun-ubun kecil berada di
bawah simfisis maka terjadilah ekstensi dari kepala janin. Hal ini disebabkan karena
sumbu jalan lahir pada pintu bawah panggul mengarah ke depan dan ke atas sehingga
kepala harus mengadakan fleksi untuk melewatinya. Jika kepala fleksi penuh pada
waktu mencapai dasar panggul tidak melakukan ekstensi maka kepala akan tertekan
pada perineum dan dapat menembusnya. Suboksiput yang tertahan pada pingggir bawah
pinggir atas perineum ubun-ubun besar, dahi, hidung, mulut dan dagu bayi dengan
Kepala yang sudah lahir selanjutnya mengalami restitusi yaitu kepala bayi
memutar kembali ke arah punggung anak untuk menghilangkan torsi pada leher yang
terjadi karena putaran paksi dalam. Bahu melintasi pintu dalam keadaan miring. Di
dalam rongga panggul, bahu akan menyesuaikan diri dengan bentuk panggul yang di
laluinya sehingga di dasar panggul setelah kepala bayi lahir, bahu mengalami putaran
dalam dimana ukuran bahu (diameter bisa kromial) menempatkan diri dalam diameter
anteroposterior dari pintu bawah panggul. Bersamaan dengan itu kepala bayi juga
29
g. Ekspulsi
Setelah putaran paksi luar, bahu depan di bawah simfisis dan menjadi
hipomochlion untuk kelahiran bahu belakang. Setelah kedua bahu bayi lahir,
selanjutnya seluruh badan bayi dilahirkan searah dengan sumbu jalan lahir. Dengan
kontraksi yang efektif, fleksi kepala yang adekuat, dan janin dengan ukuran rata-rata,
sebagian besar oksiput yang posisinya posterior berputar cepat segera setelah mencapai
dasar panggul sehingga persalinan tidak bertambah panjang. Akan tetapi, pada kira-kira
5-10 % kasus, keadaan yang menguntungkan ini tidak terjadi. Sebagai contoh kontraksi
yang buruk atau fleksi kepala yang salah satu atau keduanya, rotasi mungkin tidak
sempurna atau mungkin tidak terjadi sama sekali, khususnya kalau janin besar
h. Pemeriksaan Dalam
Pemeriksaan dalam adalah pemeriksaan genitalia bagian dalam mulai dari vagina
sampai serviks menggunakan dua jari, yang salah satu tekhniknya adalah dengan
menggunakan skala ukuran jari (lebar satu jari berarti 1 cm) untuk menentukan diameter
menilai:
3) Kapasitas panggul
5) Sifat flour albus dan apakah ada alat yang sakit, misalnya bartholinitis
7) Presentasi janin
pervaginam, karena kemungkinan terjadi plasenta previa atau solusio plasenta. Jika
pembukaan serviks kurang dari 4 cm, berarti ibu masih dalam fase laten kala I
a. Nyeri adalah fenomena yang kompleks dan bersifat pribadi (Rukiyah, 2018).
b. Nyeri adalah suatu fear-tension pain syndrome, yaitu sensasi yang timbul akibat
kontraksi otot rahim bagian bawah, yang dipersepsi ibu bersalin sebagai nyeri (Yanti,
2017).
c. Nyeri persalinan merupakan bagian dari proses yang normal (Jhonson, Joyce. 2018).
d. Nyeri adalah suatu pengalaman secara emosional dan berhubungan dengan perasaan
yang tidak enak yang dihubungkan dengan kerusakan jaringan secara nyata atau
f. Nyeri adalah fenomena multifaktorial, yang subjektif personal, dan kompleks yang
dipengaruhi oleh faktor psikologis, biologis, sosial budaya, dan ekonomi (Fraser, 2018).
Nyeri adalah rasa tidak enak akibat perangsangan ujung-ujung saraf khusus. Selama
persalinan dan kelahiran pervaginan, nyeri disebabkan oleh kontraksi rahim, dilatasi
serviks, dan distensi perineum. Serat saraf aferen viseral yang membawa implus sensorik
dari rahim memasuki medula spinalis pada segmen torakal kesepuluh, kesebelas dan
keduabelas serta segmen lumbal yang pertama (T10 sampai L1). Nyeri dari perineum
berjalan melewati serat saraf aferen somatik, terutama pada saraf pedendus dan mencapai
medula spinalis melalui segmen sakral kedua, ketiga, dan keempat (S2 sampai S4). Serabut
saraf sensorik yang dari rahim dan perineum ini membuat hubungan sinapis pada kornu
medula spinalis dengan sel yang memberi akson yang merupakan saluran spinotalamik.
Selama bagia akhir kala I dan di sepanjang kala II, impuls nyeri bukan saja muncul dari
rahim tetapi juga perineum saat bagian janin melewati pelvis (Rukiyah, 2018).
Fauziah (2017) menjelaskan rasa nyeri selama proses persalinan sebagai berikut :
Rasa nyeri selama persalinan disebabkan dua hal. Pada kala I persalinan, kontraksi
rahim meyebab. Dilatasi dan penipisan seviks; serta iskemia rahim (penurunan aliran
darah sehingga oksigen lokal mengalami deficit) akibat kontraksi arteri miometrium.
Implus rasa nyeri pada kala I persalinan ditransmisi melalui segmen saraf spinalis T.11-
12 dan saraf-saraf asesori torokal bawah serta saraf simpatik lumbal atas. saraf-saraf ini
berasal dari korpus uterus dan serviks. Rasa nyeri akibat perubahan serviks dan iskemia
rahim ialah nyeri viseral. Nyeri ini berasal dari bagian bawah abdomen dan menyebar
32
ke daerah lumbal punggung dan menurunkan ke paha. Biasanya ibu bersalin mengalami
rasa nyeri ini hanya selama kontraksi dan bebas dari rasa nyeri pada interval antar
kontraksi.
Selama kala II persalinan, yakni kala pengeluaran bayi, ibu bersalin mengalami
nyeri somatik atau nyeri pada perinerum. Rasa nyeri pada perineum ini timbul akibat
peregangan jaringan perineum supaya janin dapat melewati bagian ini, juga akibat
tarikan peritoneum dan topangan uteroservikal saat kontraksi. Rasa nyeri juga dapat
diakibatkan pengeluaran janin menggunakan ekstraksi forsep atau tekanan pada bagian
terendah janin, yakni kandung kemih, usus, atau struktur sensitif panggul yang lain.
Implus nyeri selama kala II persalinan diantar melalui sakrum 1-4 dan sistem
parasimpatis jaringan perineum. Nyeri yang dialami pada awal kala I persalinan. Nyeri
dapat berupa nyeri lokal disertai keram dan sensasi robekan akibat regangan dan laserasi
serviks, vagina, atau jaringan perineum. Rasa nyeri sering digambarkan sebagai sensasi
terbakar yang dirasakan saat jaringan meregang. Nyeri juga dapat beralih sehingga
Rasa nyeri muncul akibat respons psikis dan refleks fisik. Kualitas rasa nyeri fisik
dinyatakan sebagai nyeri tusukan, nyeri terbakar, rasa sakit, denyutan, sensasi tajam,
rasa mual, dan keram. Rasa nyeri pada persalinan menimbulkan gejala yang dapat
dikenali. Peningkatan aktivitas sistem saraf simpatik timbul sebagai respons terhadap
nyeri dan dapat mengakibatkan perubahan tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, dan
warna kulit. Polar dan diaforesis dapat timbul. Serangan mual, muntah, dan keringan
berlebihan juga sangan sering terjadi. Ekspresi efektif tertentu akibat suatu penderitaan
33
juga sering terlihat. Perubahan efektif meliputi peningkatan rasa cemas disertai lapang
rasa nyeri) dan ketegangan otot yang sangat diseluruh tubuh. Eksresi nyeri dapat
bervariasi sesuai kultur budaya. Misalnya, ibu bersalin meyakini menahan nyeri dengan
menunjukkan sikap diam, sedangkan ibu bersalin lainnya menahan nyeri dengan
bersikap sabar, tetapi menganggap hal yang wajar jika perlu boleh berteriak-teriak.
Walau ambang nyeri hampir sama pada semua individu tanpa memandang jenis
memainkan peran penting dalam persepsi nyeri tiap individu. Pengaruh faktor-faktor,
seperti budaya, counterstimulasi, dan disraksi untuk mengatasi rasa nyeri tidak
dimengerti sepenuhnya arti nyeri dan ekspresi verbal maupun nonverbal tentang nyeri
tampaknya dipelajari dari intraksi dalam kelompok sosial primer. Pengaruh budaya
dapat menimbulkan harapan yang tidak realitis. Misalnya, ibu bersalin percaya bahwa
berteriak dan memperlihatkan rasa nyeri merupakan hal memalukan dan mereka tidak
mengeluarkan kata-kata saat merasa nyeri. Rasa nyeri berbeda pada setiap individu.
mengatasi nyeri tersebut. Ketegangan emosi akibat rasa cemas sampai rasa takut dapat
bawah). Nyeri atau kemungkinan nyeri dapat menginduksi ketakutan, sehingga timbul
kecemasan yang berakhir dengan kepanikan. Keletihan dan kurang tidur dapat
tentang nyeri bersalin. Pada ibu bersalin primipara mengalami persalinan yang lebih
34
panjang, mereka lebih merasa letih. Hal ini membuat peningkatan nyeri seperti suati
lingkaran setan. Ibu bersalin yang menggunakan obat-obatan terlarang mengalami nyeri
yang tidak sama sengan ibu bersalin lain saat bersalin. Biasanya penggunaan obat
penahan nyeri tidak perlu dicegah, akan tetapi pemantauan letak komplikasi yang
berkaitan dengan setiap obat merupakan bagian dari pengkajian perawat maternitas.
a. Rasa takut atau kecemasan akan meninggikan respon individual terhadap rasa sakit.
Rasa takut terhadap hal yang tidak diketahui, rasa takut tinggal sendiri pada saat proses
persalinan (tanpa pendamping) vdan rasa takut atas kegagalan persalinan dapat
kecemasan.
b. Kepribadian ibu berperan penting terhadap rasa sakit, ibu yang secara alamiah tegang
dan cemas akan lebih lemah dalam menghadapi stres dibanding wanita yang rileks dan
percaya diri.
c. Kelelahan, ibu yang sudah lelah selama beberapa jam persalinan, mungkin sebelumnya
sudah terganggu tidurnya oleh ketidaknyamanan dari akhir masa kehamilannya akan
d. Faktor sosial dan budaya juga berperan penting dalam relaksasi rasa sakit. Beberapa
e. Pengharapan akan memberi warna pada pengalaman. Wanita yang realitis dalam
adalah persiapan yang terbaik sepanjang ia merasa percaya diri bahwa ia akan menerima
pertolongan dan dukungan yang di perlukannya dan yakni bahwa ia akan menerima
a. Budaya
Persepsi dan ekspresi terhadap nyeri persalinan dipengaruhi oleh budaya individu.
Penting bagi perawat maternitas untuk mengetahui seorang ibu dalam mempersepsikan
Stres atau rasa takut ternyata secara fisiologis dapat menyebabkan kontraksi uterus
menjadi terasa semakin nyeri dan sakit dirasakan. Karena saat wanita dalam kondisi
inpartu tersebut mengalami stres maka secara otomatis tubuh akan melakukan reaksi
defentif sehingga secara otomatis dari stres tersebut merangsang tubuh mengeluarkan
hormon stressor yaitu hormon Katekolamin dan hormon Adrenalin, Katekolamin ini
akan dilepaskan dalam konsentrasi tinggi saat persalinan jika calon ibu tidak bisa
menghilangkan rasa takutnya sebelum melahirkan, berbagai respn tubuh yang muncul
antara lain dengan “bertempur atau lari’’ (“fight or fligth”). Dan akibat respon tubuh
tersebut maka uterus menjadi semakin tegang sehingga aliran darah dan oksigen ke
36
dalam otot-otot uterus berkurang karena arteri mengecil dan menyempit akibatnya
c. Pengalaman persalinan
nyeri. Bagi ibu yang mempunyai pengalaman yang menyakitkan dan sulit pada
persalinan sebelumnya, perasaan cemas dan takut pada pengalaman lalu akan
d. Support system
e. Persiapan persalinan
Persiapan persalinan tidak menjamin persalinan akan berlangsung tanpa nyeri. Namun,
persiapan persalinan diperlukan untuk mengurangi perasaan cemas dan takut akan nyeri
persalinan sehingga ibu dapat memilih berbagai teknik atau metode latihan agar ibu
Sensasi semacam ini dikirimkan melalui serabut delta A yang merupakan serabut syaraf
besar yang menampung rasa nyeri yang akut. Rasa nyeri rasa ini akan dirasakan sebagai
nyeri yang menusuk yang dengan mudah dapat dilokalisir oleh penderitanya.
Jalur nyeri yang kronis adalah sedikit berbeda, serabut-serabut syaraf yang terlihat
adalah syaraf yang diameternya lebih kecil dan disebut serabut C. Nyeri kronis sering
c. Neurotransmitter
Pengiriman rangsangan syaraf dilakukan atau dihambat oleh zat-zat yang disebut neuro
nyeri. Salah satu contoh dari neurotransmitter ini adalah acetylcholine dan satu contoh
aksi tersebut.
Jahe (Zingiber officinale Rosc) merupakan tanaman obat berupa tumbuhan rumpun
berbatang semu. Jahe termasuk dalam suku temu-temuan (zingiberaceae), satu famili dangan
Temu-temuan lainnya seperti temu lawak (Cucuma xanthorrizha), temu hitam (Curcuma
galanga), dan lain-lain. Jahe merupakan rempah-rempah Indonesia yang sangat penting
Divisi : Spermatophyta
Subdivisi : Angiospermae
Kelas : Monocotyledonae
Ordo : Musales
38
Family : Zingiberaceae
Genus : Zingiber
Spesies : officinale
Akar merupakan bagian terpenting dari tanaman jahe. Pada bagian ini tumbuh tunas-
tunas baru yang kelak akan menjadi tanaman. Akar tunggal (rimpang) tertanam kuat didalam
tanah dan makin membesar dengan pertambahan usia serta membentuk rhizoma-rhizoma
baru. Jahe tumbuh merumpun, berupa tanaman tahunan berbatang semu. Tanaman tumbuh
tegak setinggi 30-75 cm. Batang semu jahe merah berbentuk bulat kecil, berwarna hijau
kemerahan dan agak keras karena diselubungi oleh pelepah daun (Mochtar. 2018).
Panjang daunnya 15-23 cm dan lebar 0,8-2,5 cm. Tangkainya berbulu atau gundul.
Ketika daun mengering dan mati, pangkal tangkainya (rimpang) tetap hidup dalam tanah.
Rimpang tersebut akan bertunas dan tumbuh menjadi tanaman baru setelah terkena hujan .
Rimpang jahe berbuku-buku, gemuk, agak pipih, membentuk akar serabut. Rimpang tersebut
tertanam dalam tanah dan semakin membesar sesuai dengan bertambahnya usia dengan
membentuk rimpang-rimpang baru. Di dalam sel-sel rimpang tersimpan minyak atsiri yang
aromatis dan oleoresin khas jahe (Rukiyah, A.Y. & Yulianti, L. 2018).
Rimpang yang akan digunakan untuk bibit harus sudah tua minimal berumur 10 bulan.
Ciri-ciri rimpang tua antara lain kandungan serat tinggi dan kasar, kulit licin dan keras tidak
mudah mengelupas, warna kulit mengkilat menampakkan tanda bernas. Rimpang yang
terpilih untuk dijadikan benih, sebaiknya mempunyai 2-3 bakal mata tunas yang baik dengan
bobot sekitar 25-60 g untuk jahe putih besar, 20 - 40 g untuk jahe putih kecil dan jahe merah.
Kebutuhan bibit per ha untuk jahe merah dan jahe emprit 1-1,5 ton, sedangkan jahe putih
39
besar yang dipanen tua membutuhkan bibit 2-3 ton/ha dan 5 ton/ha untuk jahe putih besar
Pada bagian ini Jahe dibedakan menjadi 3 jenis berdasarkan ukuran, bentuk dan warna
rimpangnya. Umumnya dikenal 3 varietas jahe dengan kelebihan masing-masing yaitu jahe
merah, rimpangnya berwarna merah dan lebih kecil dari pada jahe putih kecil sama seperti
jahe kecil, jahe merah selalu dipanen setelah tua, dan juga memiliki kandungan minyak atsiri
yang sama dengan jahe kecil, sehingga cocok untuk ramuan obat-obatan (Saifuddin AB.
2018).
Kelebihan :
a. Hangatkan Tubuh
menghangatkan tubuh, tubuh yang lebih hangat bisa bikin kita jadi lebih nyaman
b. Redakan Sakit Kepala
Selain bisa menghangatkan, jahe juga mengandung kamfena dan tentunya rasa pedas.
Jahe merah mengandung komponen aktif zingeron, Komponen aktif tersebut mampu
Jahe merah bisa dimanfaatkan untuk membantu memperkuat sistem kekebalan tubuh
menginfeksi tubuh.
Jahe merah memiliki kandungan minyak atsiri yang bermanfaat untuk mengatasi batuk.
Selain itu, jahe merah juga bisa membantu menghilangkan gas ekstra di saluran usus
Jahe merah ada yang dibuat sebagai suplemen makanan yang bermanfaat untuk
memberikan efek kenyang lebih lama. Selain itu, kandungannya juga bagus dalam
membantu membakar kalor. Makanya, jahe merah bisa membantu menurunkan berat
Jahe merah juga diketahui terbukti mengurangi kadar kolesterol dan trigliserida.
jantung
Tanaman jahe mempunyai daya adaptasi yang luas di daerah tropis, sehingga dapat
tumbuh di daratan rendah sampai pegunungan. Namun, untuk tumbuh dan berproduksi secara
optimal, tanaman jahe membutuhkan kondisi lingkungan tumbuh yang sesuai. Jahe cocok
41
ditanam di daerah tropis dengan kisaran suhu 20-35 oC, suhu optimum 25-30 oC. Sesuai dengan
namanya, jahe ini memiliki penampilan ukuran rimpang yang lebih besar dibanding jenis jahe
yang lainnya, bobotnya berkisar antara 1–2 kg per rumpun. Struktur rimpangnya besar dan
berbuku–buku. Bagian dalam rimpang apabila diiris akan terlihat berwarna putih kekuningan.
Tinggi rimpang dapat mencapai 6–12 cm dengan panjang 15–35 cm, dan diameter berkisar
Akar yang keluar dari rimpang berbentuk bulat dengan panjang mencapai 30 cm dan
diameternya berkisar 4–6 cm. Jika dalam satu rumpun akarnya dikumpulkan dan ditimbang,
beratnya dapat mencapai 30 g. Jahe besar tingginya dapat mencapai 85 cm dari permukaan
tanah dengan batangnya yang berbentuk bulat besar, berwarna hijau muda. Akar yang keluar
dari rimpangnya bebentuk bulat. Panjang dapat mencapai 26 cm dan diameternya berkisar
antara 3,91–5,90 cm. Akar yang dikumpulkan dari satu rumpun dapat mencapai 70 g lebih
banyak dari akar jahe besar. Tinggi tanaman sekitar 40–60 cm sedikit lebih pendek dari jahe
gajah. Kandungan minyak atsiri rimpang jahe emprit antara lain minyak atsiri 1,5–3,5%, kadar
pati 54,70%, kadar serat 6,59% dan kadar abu 7,39-8,90% (Mochtar. 2018).
Jahe merah atau jahe sunti memiliki rimpang dengan bobot 0,5-0,7 kg per rumpun.
Struktur rimpang jahe merah, kecil berlapis–lapis dan daging rimpangnya bewarna jingga muda
sampai merah. Diameter rimpang mencapai 4 cm dan tinggi antara 5,26–10,40 cm. Kandungan
dalam jahe merah antara lain minyak atsiri 2,58–3,09%, kadar pati 44,99%, dan kadar abu
7,46%. Jahe merah umumnya memiliki rasa paling pedas dan kandungan minyak atsiri paling
tinggi diantar jahe lainnya, sehingga jahe ini banyak digunakan sebagai bahan dasar farmasi
dan jamu. Akar merupakan bagian terpenting dari tanaman jahe. Pada bagian ini tumbuh tunas–
tunas baru yang kelak akan menjadi tanaman. Akar tunggal (rimpang) itu tertanam kuat di
42
dalam tanah dan semakin besar dengan pertambahan usia serta membentuk rhizome–rhizome
baru. Selain penting secara botani, akar jahe merupakan bagian terpenting secara ekonomis.
Akar rimpang jahe juga memiliki banyak kegunaan seperti sebagai bumbu masak, obat sampai
menjadi minyak jahe Rimpang jahe memiiki aroma khas, bila dipotong berwarna putih, kuning,
atau jingga. Sementara bagian luarnya kuning kotor, atau bila telah tua menjadi coklat keabu-
abuan. Akan tetapi bagian dalam rimpang jahe biasanya memiliki dua warna yaitu bagian
tengah (hati) berwarna agak gelap dan bagian tepi berwarna agak terang (Marmi. 2017).
Batang tanaman merupakan batang semu yang tumbuh tegak lurus. Batang terdiri dari
seludang–seludang daun tanaman dan pelepah daun yang menutupi batang. Bagian luar batang
agak licin dan sedikit mengkilap berwarna hiaju tua. Biasanya batang dihiasi titik–titik
berwarna putih. Batang ini biasanya basah dan banyak mengandung air, sehingga tergolong
tanaman herbal. Daun jahe berbentuk lonjong dan lancip menyerupai daun rumput-rumputan
besar. Daun itu sebelah–menyebelah berselingan dengan tulang daun sejajar sebagaimana
tanaman monokotil lainnya. Pada bagian atas, daun lebar dengan ujung agak lancip, bertangkai
pendek, berwarna hijau tua agak mengkilap. Sementara bagian bawah berwarna hijau muda dan
berambut halus. Panjang daun sekitar 5–25 cm dengan lebar 0,8–2,5 cm. Tangkainya berambut
atau gundul dengan panjang 5–25 cm dan lebar 1–3 cm. Ujung daun agak tumpul dengan
panjang lidah 0,3–0,6 cm, bila daun mati maka pangkal tangkai akan tetap hidup dalam tanah,
Bunga jahe berupa bulir yang berbentuk kincir, tidak berambut, dengan panjang 5–7 cm
dan bergaris tengah 2–2,5 cm. Bulir itu menempel pada tangkai bulir yang keluar dari akar
rimpang dengan panjang 15–25 cm. Tangkai bulir dikelilingi daun pelindung yang berbentuk
bulat lonjong, berujung runcing, dengan tepi berwarna merah, ungu, atau hijau kekuningan.
43
Bunga terletak pada ketiak daun pelindung dengan beberapa bentuk, yakni panjang, bulat telur,
lonjong, runcing atau tumpul. Pada bunga jahe, benang sari yang dapat dibuahi hanya satu
sedangkan benang sari lain telah berubah bentuk menjadi daun. Staminoid–staminoidnya
membentuk mahkota beruang tiga dengan bibir berbentuk bulat telur berwarna hitam belang
(Bobak, 2018).
Proses persalinan identik dengan rasa nyeri yang akan dijalani. Secara fisiologis nyeri
terjadi ketika otot-otot rahim berkontraksi sebagai upaya membuka servik dan mendorong
kepala bayi kearah panggul. Nyeri pada persalinan kala I merupakan proses fisiologis yang
disebabkan oleh proses dilatasi servik, hipoksia otot uterus saat kontraksi, iskemia korpus
uteri dan peregangan segmen bawah rahim dan kompresi saraf di serviks. Nyeri persalinan
dapat menimbulkan stres yang menyebabkan pelepasan hormon yang berlebihan seperti
sirkulasi uteroplasenta, pengurangan aliran darah dan oksigen ke uterus, serta timbulnya
iskemia uterus yang membuat impuls nyeri bertambah banyak (Saifuddin, AB. 2018).
E. Kerangka Konsep
Keterangan :
: Variabel Independen
: Variabel Dependen
44
Pemberian jahe hangat dalam penelitian ini adalah jahe yang diberikan ibu bersalin
kepada setiap sampel. Sebelum diberikan jahe, pengolahan dan penggunaan jahe terlebih
dahulu mengambil jahe sebanyak 50 gram dan 130 ml air untuk direbus selama ±15-20
menit, setelah itu pisahkan sisa jahe dengan air yang sudah direbus dengan menyaring ke
Kriteria Objektif :
Aktif
Intensitas nyeri kala I fase aktif persalinan adalah rasa sakit yang timbul saat
persalinan kala I fase aktif dengan menggunakan numerik rating scale (NRS).
Kriteria Objektif :
G. Hipotesis
Berdasarkan pada masalah, tujuan, tinjauan pustaka dan kerangka konsep maka
Ada Pengaruh Pemberian Jahe Hangat Terhadap Intensitas Nyeri Persalinan Kala I di
Tidak Ada Pengaruh Pemberian Jahe Hangat Terhadap Intensitas Nyeri Persalinan Kala I