Oleh
Ayu Nidia
11222073
Mengetahui,
i
LEMBAR PENGESAHAN
Laporan hasil penelitian dengan judul “Hubungan Dukungan Orang Tua dengan Tingkat
Kecemasan Anak saat Dipasang Infus di Rumah Sakit Bakti Timah Muntok”, ini telah
diujikan dan dinyatakan Lulus dalam ujian sidang dihadapan Tim Penguji pada tanggal Mei
2023.
Penguji I
Penguji II
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadiran Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat dan
Karunianya sehingga peneliti dapat menyelesaikan penelitian yang berjudul “Hubungan
Dukungan Orang Tua dengan Tingkat Kecemasan Anak saat Dipasang Infus di Rumah Sakit
Bakti Timah Muntok”
Penelitian ini dibuat untuk memenuhi tugas akhir mata ajar Skripsi pada Program Studi S1
Keperawatan – Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA.Peneliti menyadari banyak
pihak yang turut membantu sejak awal penyusunan sampai selesainya penelitian ini. Pada
kesempatan ini peneliti ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada
1. Drg. Mira Dyah Wahyuni, MARS, selaku Direktur Utama PERTAMEDIKA/IHC dan
Pembina Yayasan Pendidikan PERTAMEDIKA.
2. Dr. Asep Saefudin., SH., MM., CHRP., CHRA, selaku Ketua Pengurus Yayasan
Pendidikan PERTAMEDIKA.
3. Ns. Maryati, S.Sos., S.Kep., MARS, selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
PERTAMEDIKA
4. Dr. Lenny Rosbi Rimbun, SKp., M.Si., M.Kep, selaku Wakil Ketua I Sekolah Tinggi
Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA sekaligus sebagai Pembimbing Skripsi yang dengan
kesabaran dan kebaikannya telah membimbing penulis selama proses penelitian ini.
5. Sri Sumartini, SE., MM, selaku Wakil Ketua II Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
PERTAMEDIKA.
6. Achirman, SKM., M.Kep, selaku Wakil Ketua III Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan
PERTAMEDIKA.
7. Wasijati, S.Kp., M.Si., M.Kep, selaku Kepala Program Studi S1 Keperawatan Sekolah
Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA.
8. dr. Yovita Sari Metkono selaku Direktur RSBT Muntok.
9. Para dosen Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan PERTAMEDIKA.
10. Suami dan anakku tercinta atas doa dan dukungannya selama ini, sehingga laporan
penelitian /skripsi ini dapat selesai sesuai dengan waktunya.
11. Orang tua dan mertua saya yang selalu mendukung dan mendoakan saya dalam
melakukan penelitian ini, sehingga laporan penelitian ini dapat selesai sesuai dengan
iii
waktunya.
12. Para responden atas keikutsertaan dan kerjasamanya, sehingga laporan penelitian ini
dapat selesai sesuai dengan waktunya.
13. Teman-teman Angkatan NR 16 Program Studi S1 Keperawatan - Sekolah Tinggi Ilmu
Kesehatan PERTAMEDIKA.
14. Teman-teman di diruangan yang telah membantu dan mensupport, sehingga laporan
penelitian ini dapat selesai sesuai dengan waktunya.
15. Semua pihak yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang turut berpartisipasi
sehingga selesainya penelitian ini.
Peneliti menyadari bahwa dalam penyusunan penelitian ini banyak sekali kekurangannya,
sehingga saran dan kritik yang membangun sangat diharapkan demi perbaikan penulisan dan
penyusunan hasil penelitian dimasa mendatang.
Peneliti
iv
DAFTAR ISI
LEMBAR PERSETUJUAN...................................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN....................................................................... ii
KATA PENGANTAR............................................................................... iii
DAFTAR ISI............................................................................................. v
DAFTAR TABEL..................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................ viii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................. ix
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah.................................................... 1
B. Rumusan Masalah.............................................................. 4
C. Tujuan Penelitian............................................................... 6
D. Manfaat Penelitian............................................................. 7
v
G. Alat Pengumpulan Data..................................................... 31
H. Prosedur Pengumpulan Data.............................................. 34
I. Teknik Pengelolaan Data dan Analisa Data...................... 35
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR SKEMA
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Saat anak sakit, banyak dari mereka yang merasakan perubahan baik dari
minat maupun aktivitas. Apalagi jika anak memerlukan perawatan di rumah
sakit atau diharuskan untuk hospitalisasi. Ketika anak sakit dan diharuskan
untuk rawat inap di rumah sakit, berbagai reaksi yang komplek dan bervariasi
akan muncul, diantaranya regresi (rasa tergantung atau tidak mau
ditinggalkan), rasa takut dan cemas, merasa dipisahkan dari keluarga, putus
asa dan protes (Wong, 2009). Kondisi anak yang dilakukan perawatan di
rumah sakit akan mengalami krisis karena anak mengalami stres akibat
perubahan baik terhadap status kesehatannya maupun lingkungannya dalam
kebiasaan sehari-hari, dan anak mempuyai sejumlah keterbatasan dalam
mekanisme koping untuk mengatasi masalah maupun kejadian-kejadian yang
bersifat menekan (Ambarwati dan Nasution, 2015).
Dukungan orang tua sangat dibutuhkan saat anak di hospitalisasi dan harus di
pasang infus. Pertimbangan utama dalam pemasangan infus adalah keamanan
dan kenyamanan (Halpern, 2014). Peneliti menemukan bahwa anak usia 6 –
14 tahun merasakan nyeri dengan rentang nyeri akses port 3,9 pada skala 0 –
10. Anak menolak atau memberitahu tentang nyeri karena mereka
mengartikan nyeri tersebut sebagai hukuman atas beberapa kelakuan mereka
yang buruk. (Wong, 2012).
B. Rumusan Masalah
Respon anak menunjukan peningkatan sensitivitas terhadap lingkungan dan
mengingat dengan detail kejadian yang dialaminya dan lingkungan
disekitarnya. Selain itu, yang menyebabkan kecemasan pada anak yakni dari
tindakan medis, seperti minum obat, jarum suntik dan lainnya. Sebagian besar
anak dari seluruh pasien anak usia 3-6 tahun (prasekolah) menunjukkan
5
perilaku cemas dan takut terhadap tindakan keperawatan, seperti pada saat
dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital, sebagian besar anak yang dirawat
memberikan respon rewel, takut, merapatkan diri pada orang tua/keluarga,
serta menangis (Videbeck, 2020).
Dukungan yang diberikan oleh orang tua pada anak selama pemasangan infus
sangat dibutuhkan. Adapun seorang ibu terlihat panik, gelisah, termasuk
mengatakan takut terjadi sesuatu pada anaknya dan ibu merasa takut anaknya
melakukan perlawan ketika dipasang infus, sehingga menyebabkan anak
semakin takut dan cemas jika pemasangan infus gagal. Anak mengalami
pengalaman yang sangat traumatik dan penuh dengan cemas selama proses
pemasangan infus (Nursalam, 2014).
Kurangnya dukungan orang tua pada anak saat pemasangan infus karena
harus menerima hospitalisasi membuat anak semakin takut untuk menerima
perawatan. Kenyataannya, keberadaan orang tua sangat dibutuhkan anak
secara mental. Belum lagi, beberapa orang tua sering menganggap bahwa
bentuk dukungan tersebut terkesan memanjakan anak dan membuat anak
tidak mandiri. Respon anak menunjukan bahwa mereka mampu untuk
mengingat situasi dengan kesan mengerikan, menyenangkan. Dalam
pemasnagan infus tentu itu merupakan hal yang mengerikan untuk anak
dimana jarum ditusuk masuk ke dalam bagian tubuh mereka belum lagi rasa
sakitnya. Ini menjadi awal mula kecemasan pada anak muncul. Selain itu,
yang menyebabkan kecemasan pada anak yakni dari tindakan medis, seperti
minum obat, jarum suntik dan lainnya. Sebagian besar anak dari seluruh
pasien anak usia 3-6 tahun (prasekolah) menunjukkan perilaku cemas dan
takut terhadap tindakan keperawatan, seperti pada saat dilakukan pemeriksaan
tanda-tanda vital, sebagian besar anak yang dirawat memberikan respon
rewel, takut, merapatkan diri pada orang tua/keluarga, serta menangis.
kecemasan anak pada saat pemasangan infus di Rumah Sakit Bakti Timah
Muntok?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan dukungan orang tua dengan tingkat
kecemasan anak saat dipasang infus di Rumah Sakit Bakti Timah Muntok.
2. Tujuan Khusus
a. Untuk mengetahui ekspresi anak saat pemasangan infus di Rumah
Sakit Bakti Timah Muntok.
b. Untuk mengetahui gambaran kecemasan anak saat pemasangan infus
di Rumah Sakit Bakti Timah Muntok.
c. Untuk mengetahui gambaran dukungan orang tua saat pemasangan
infus di Rumah Sakit Bakti Timah Muntok.
d. Untuk menganalisa hubungan antara dukungan orang tua dan tingkat
kecemasan anak di Rumah Sakit Bakti Timah Muntok.
D. Manfaat Penelitian
1. Pelayanan Keperawatan
Hasil penelitian diharapkan dapat dimanfaatkan sebagai informasi yang b
erguna bagi para pembaca, perawat sejawat atau mahasiswa keperawatan
untuk menambah wawasan, pengetahuan, dan dijadikan sebagai acuan pe
mbelajaran tentang penerapan asuhan keperawatan terkait dengan kecema
san, khususnya kecemasan anak dalam menghadapi tindakan atau prosedu
r invasif yang dilakukan pada anak.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Kecemasan Anak
1.1 Anak
Anak merupakan individu yang berusia 0–18 tahun secara bertahap anak
akan mengalami tumbuh kembang yang dimulai dari bayi sampai
remaja.Tahapan-tahapan anak mencakup, yang pertama bayi yaitu usia 0-1
tahun, kedua toddler yaitu 1–2,5 tahun, yang ketiga prasekolah yaitu usia
2,5–5 tahun, yang keempat usia sekolah yaitu usia 5–11 tahun, dan yang
terakhir usia remaja yaitu usia 11-18 tahun (Hidayat, 2005). Balita
merupakan individu yang berumur 0-5 tahun, dengan tingkat plastisitas otak
yang masih sangat tinggi sehingga akan lebih terbuka untuk proses
pembelajaran dan pengayaan (Muslihatan, 2010). Sedangkan menurut Profil
Kesehatan (2013), balita merupakan anak yang usianya berumur antara satu
hingga lima tahun. Saat usia balita kebutuhan akan aktivitas hariannya
masih tergantung penuh terhadap orang lain mulai dari makan, buang air
besar maupun air kecil dan kebersihan diri. Masa balita merupakan masa
yang sangat penting bagi proses kehidupan manusia. Pada masa ini akan
berpengaruh besar terhadap keberhasilan anak dalam proses tumbuh
kembang selanjutnya. Anak akan mengalami kecemasan yang sangat berat
saat di lakukan tindakan pemasangan infus (Wong, 2012).
1.2 Kecemasan
memberikan suatu permainan yang unik dan dapat menarik perhatian anak
(Wong,2012).
Banyak hal yang harus dicemaskan, salah satunya adalah kesehatan, yaitu
pada saat dirawat di rumah sakit. Misalnya pada saat anak sakit dan harus
dirawat di rumah sakit akan menimbulkan dampak bagi orang tua maupun
anak tersebut. Hal yang paling umum yang dirasakan orang tua adalah
kecemasan. Suatu hal yang normal, bahkan adaptif untuk sedikit cemas
mengenai aspek-aspek kehidupan tersebut. Kecemasan merupakan suatu
respons yang tepat terhadap ancaman, tetapi kecemasan dapat menjadi
abnormal bila tingkatannya tidak sesuai dengan proporsi ancaman (Nevid,
et.al., 2014).
c. Kecemasan Berat
Selama eposode kecemasan berat, lapang persepsi individe menyempit
sampai titik ketika ia tidak dapat memecahkan masalah atau belajar,
fokusnya adalah pada detail yang kecil atau menyebar, dan pola
komunikasi terganggu, pasien dapat menunjukkan banyak upaya yang
gagal untuk mengurangi ansietas dan biasanya mengungkapkan distres
subjektif berat. Batasan karakteristik kecemasan berat meliputi rasa akan
mengalami malapetaka, ketegangan otot luas (sakit kepala, spasme otot),
diaforesis, perubahan pernafasan: mengeluarkan nafas panjang dan
dalam, hiperventilasi, dipsnea, pusing, perubahan GI: mual, muntah,
hearburn, bersendawa, anoreksia dan diare atau konstipasi, perubahan
kardiovaskuler: takikardia, palpasi, ketidaknyamanan prekordium,
penurunan rentang persepsi hebat, ketidak mampuan belajar, ketidak
mampuan berkonsentrasi, rasa terisolasi, kesulitan atau ketidak tepatan
verbalisasi, aktivitas tanpa tujuan, rasa bermusuhan.
d. Tingkat Panik
Kecemasan telah meningkat sampai tingkat individu tersebut sekarang
membahayakan diri dan atau orang lain dan dapat menjadi immobilisasi
atau menyerang secara acak. Batasan karakteristik kecemasan tingkat
panik meliputi hiperaktivitas atau mobilitas berat, rasa terisolasi yang
ekstrem, kehilangan identitas: disintegrasi kepribadian, gemetaran dan
ketegangan otot yang hebat, ketidak mampuan berkomunikasi dalam
kalimat yang lengkap, distrorsi persepsi dan penilian yang tidak realitas
pada lingkungan atau ancaman, perilaku kacau dalam upaya melarikan
diri, perilaku menyerang, perilaku menghindar, fobia, agorafobia.
1.) Perasaan cemas: cemas, firasat buruk, takut akan pikiran sendiri dan
mudah tersinggung.
2.) Ketegangan: merasa tegang, lesu, tidak dapat beristirahat dengan
tenang, mudah terkejut, mudah menangis, gemetar dan gelisah.
3.) Ketakutan: pada gelap, pada orang asing, ditinggal sendiri, pada
binatang besar, pada keramaian lalu lintas dan pada kerumunan orang
banyak.
4.) Gangguan tidur: sukar untuk tidur, terbangun pada malam hari, tidur
tidak nyenyak, bangun dengan lesu, banyak mimpi, mimpi buruk dan
mimpi yang menakutkan.
5.) Gangguan kecerdasan: sukar berkonsentrasi, daya ingat menurun dan
daya ingat buruk.
6.) Perasaan depresi (murung): hilangnya minat, berkurangnya kesenangan
pada hobi, sedih, terbangun pada saat dini hari dan perasaan berubah-
ubah sepanjang hari.
7.) Gejala somatik/fisik (otot): sakit dan nyeri di otot, kaku, kedutan otot,
gigi gemerutuk dan suara tidak stabil.
8.) Gejala somatik/fisik (sensorik): tinnitus (telinga berdenging),
penglihatan kabur, muka merah atau pucat, merasa lemas dan perasaan
ditusuk - tusuk.
9.) Gejala kardiovaskuler (jantung dan pembuluh darah): takikardi (denyut
jantung cepat), berdebar-debar, nyeri di dada, denyut nadi mengeras,
rasa lesu/ lemas seperti mau pingsan dan detak jantung menghilang/
berhenti sekejap.
10.) Gejala respiratori (pernafasan): rasa tertekan atau sepit di dada, rasa
tercekik, sering menarik nafas dan nafas pendek/ sesak.
11.) Gejala gastrointestinal (pencernaan): sulit menelan, perut melilit,
gangguan pencernaan, nyeri sebelum dan sesudah makan, perasaan
terbakar di perut, rasa penuh atau kembung, mual, muntah, BAB
konsistensinya lembek, sukar BAB (konstipasi) dan kehilangan berat
badan.
15
12.) Gejala urogenital (perkemihan dan kelamin): sering buang air kecil,
tidak dapat menahan BAK, tidak datang bulan (tidak dapat haid),
darah haid berlebihan, darah haid sangat sedikit, masa haid
berkepanjangan, masa haid sangat pendek, haid beberapa kali dalam
sebulan, menjadi dingin (frigid, ejakulasi dini, ereksi melemah, ereksi
hilang dan impotensi).
13.) Gejala autonom: mulut kering, muka merah, mudah berkeringat,
kepala pusing kepala terasa berat, kepala terasa sakit dan bulu-bulu
berdiri.
14.) Tingkah laku/ sikap: gelisah, tidak tenang, jari gemetar, kening/dahi
berkerut, wajah tegang, otot tegang/ mengeras, nafas pendek dan cepar
serta wajah merah.
sebagainya.
Orang tua merupakan guru yang utama karena orang tua menginterpretasikan
dunia masyarakat bagi anak-anak. Lingkungan seperti kekuatan-kekuatan dari
luar merupakan hal yang penting semata-mata karena lingkungan
mempengaruhi orang tua. Orang tua adalah orang yang menerjemahkan arti-
arti penting yang dimiliki oleh kekuatan-kekuatan luar kepada anak (Potter &
Perry, 2017).
Menurut Potter dan Perry (2017), dukungan orangtua dibutuhkan oleh anak
yang masih berusia muda (young children) saat menjalani perawatan di rumah
sakit. Keluatga merupakan unsur penting pada proses perawatan anak, selain
itu juga kehidupan seorang anak sangat ditentukan oleh bentuk dukungan
19
orangtua. Ini dapat dilihat melalui perkembangan juga pertumbuhan anak yang
relatif stabil.
Akan tetapi, jika dukungan orang tua kurang baik maka tumbuh kembang anak
mengalami hambatan yang dapat mengganggu psikologi anak.
1.) Reaksi Orang Tua Selama Perawatan Anak
Reaksi orang tua terhadap perawatan anak yang dikemukakan oleh Supartini
(2004)) adalah sebagai berikut:
a.) Perasaan bersalah, cemas dan takut
Orang tua akan merasa bahwa mereka telah melakukan kesalahan karena
anaknya menjadi sakit. Rasa bersalah orang tua semakin menguat karena
orang tua merasa tidak berdaya dalam mengurangi nyeri fisik dan
emosional anak. Orang tua juga akan merasa begitu cemas dan takut
terhadap kondisi anaknya dan jenis prosedur medis yang dilakukan sering
kali kecemasan yang paling besar berkaitan dengan trauma dan nyeri
yang terjadi pada anak. Perasaan tersebut muncul pada saat orang tua
melihat anaknya mendapat prosedur tindakan yang menyakitkan seperti
pembedahan, pengambilan darah, injeksi, infus dilakukan fungsi lumbal
dan prosedur invasif lainnya. Perilaku yang sering ditunjukkan orang tua
berkaitan dengan adanya perasaan cemas dan takut ini adalah sering
bertanya atau bertanya tentang hal yang sama secara berulang pada orang
yang berbeda, gelisah, ekspresi wajah tegang, dan bahkan marah
(Supartini, 2004).
b.) Perasaan sedih
Perasaaan ini sering muncul pada orang tua ketika orang tua mengetahui
diagnosa dari penyakit anaknya dan ketika melihat tindakan invasif yang
dilakukan pada anaknya yang menimbulkan nyeri, seperti tindakan
pemasangan infus apalagi jika anaknya merasakan nyeri dan menangis
ketika dipasang infus.
c.) Takut mendapat perawatan yang tidak pantas
20
Orang tua sering mempunyai perasaan takut dan cemas ketika anaknya
harus mendapatkan suatu perawatan. Ketakutan orang tua timbul
dikarenakan takut jika anaknya mendapat perawatan yang tidak pantas,
seperti perawat melakukan pemasangan infus pada anak dengan cara
yang kasar dan harus ditusuk secara berulang - ulang, sehingga membuat
anak menderita.
d.) Takut terbeban biaya
Orang tua sering merasa takut dan cemas akan biaya perawatan anak.
Pembiayaan yang harus dikeluarkan membuat orang tua dituntut untuk
bekerja agar dapat memenuhi dana yang diperlukan dalam perawatan
anak.
e.) Takut bahwa anak akan semakin menderita
Orang tua merasa bahwa anak mereka akan menerima pengobatan yang
membuat anak bertambah sakit atau nyeri. Orang tua cemas dan takut
jika prosedur invasif pemasangan infus yang dilakukan akan memberikan
efek yang membuat anak merasa semakin sakit atau nyeri.
Penelitian kedua oleh Miftahul Zannah dkk (2015) dengan tujuan untuk
mengetahui hubungan peran orang ttua terhadap tingkat kecemasan anak pada
saat pemasangan infus diinstalasi gawat darurat (IGD) RSUD Banjarbaru.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan Cross
sectional. Pengambilan sampel menggunakan accidental sampling dengan
jumlah sampel sebanyak 40 orang. Pengambilan data dilakukan dengan
menggunakan lembar observasi peran orang tua dan kecemasan anak yang
selanjutnya dilakukan tabulasi dan analisa data. Analisis dengan analisa chi
square didapatkan hasil dengan nilai sig 0.001 (p < 0,05). Dari penelitian
didapatkan hasil diketahui bahwa terdapat hubungan peran orang tua terhadap
tingkat kecemasan anak pada saat pemasangan infus.
Penelitian dilakukan oleh Iloh Devi Yanni, dkk (2017) yang bertujuan untuk
hubungan dukungan Orangtua dengan kecemasan pada anak usia sekolah pada
23
Penelitian yang dilakukan Desak Gede Yenni dan Ayu Sudiarsani (2020)
dengan tujuan untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan
kecemasan anak saat pemasangan infus pada anak usia remaja (12-18 tahun).
Penelitian ini menggunakan cross sectional dengan pendekatan observasional
dengan sampel anak usia 12-18 tahun yang akan dipasangkan infus Di Ruang
IRD BRSU Tabanan. Hasil penelitian menunjukkan bahwa banyak responden
yang merasakan tidak cemas sebesar 55 responden (38,8%) dan dukungan
keluarga dengan nilai 107 responden (79,9%). Berdasarkan hasil uji Spearman
Rank diperoleh nilai p-value 0,000 yang berarti ada hubungan dukungan
keluarga dengan kecemasan anak saat pemasangan infus pada anak usia remaja
(112-18 tahun) di Ruang IRD BRSU Tabanan.
Penelitian selanjutnya dilakukan oleh Dedi Supriadi dkk (2018) dengan tujuan
untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga dengan respon cemas anak
usia sekolah yang mendapatkan tindakan pemasangan infus. Penelitian ini
menggunakan jenis penelitian analitik kuantitatif dengan menggunakan
24
C. Kerangka Berpikir
Berdasarkan penjabaran tersebut maka kerangka berpikir dalam penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut:
Skema 2.1 Kerangka berpikir
BAB III
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi tentang hubungan atau
kaitan antara konsep- konsep atau variabel- variabel yang akan diamati atau
diukur melalui penelitian yang akan dilakukan (Notoatmodjo, 2012). Kerangka
konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan
antara variabel yang satu dengan variabel lainnya dari masalah yang ingin
diteliti. Namun konsep tersebut tidak dapat diukur dan diamati secara langsung,
tetapi harus dijabarkan. Penyusunan kerangka konsep membantu kita untuk
membuat hipotesis, menguji hubungan tertentu dan membantu peneliti dalam
menghubungkan hasil penemuan dengan teori yang hanya dapat diamati
melalui variabel (Nursalam, 2013). Kerangka ini didapatkan dari konsep
ilmu/teori yang dipakai sebagai landasan penelitian yang didapatkan pada bab
tinjauan pustaka atau kalau boleh dikatakan oleh peneliti merupakan ringkasan
dari tinjauan pustaka yang dihubungkan dengan garis sesuai variabel yang
diteliti.
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehinga
diperoleh informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Menurut Dharma (2011) beberapa jenis variabel penelitian antara lain:
1. Variabel Independent (variabel bebas): Variabel ini sering disebut stimulus
atau prediktor. Variabel ini merupakan variabel yang mempengaruhi atau
yang menjadi sebab perubahan atau timbulnya variabel dependen (terikat),
pada penelitian ini yang menjadi variabel independent (variabel bebas)
adalah dukungan orang tua.
2. Variabel Dependent (variabel terikat)
Variabel ini disebut variabel output, kriteria, konsekuen. Variabel terikat
merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena
adanya variabel bebas, pada penelitian ini yang menjadi variabel dependent
(variabel terikat) adalah tingkat kecemasan anak.
3. Karakteristik Responden
Dalam penelitian ini data responden dibagi dalam beberapa karakteristik
yakni usia, jenis kelamin, pendidikan, dan hari perawatan, yang dapat
dijadikan masukan bagi beberapa variabel yang diteliti dalam penelitian ini.
Data responden ini diperoleh dari data primer yang dapat dideskripsikan
dalam olahan data persentase.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada skema kerangka konsep penelitian
berikut ini:
Kerangka Konsep Penelitian
Keterangan:
= diteliti
= Tidak di teliti
B. Hipotesis
Hipotesis merupakan jawaban sementara dari suatu penelitian (Notoatmodjo,
2012). Hipotesis adalah pernyataan awal peneliti mengenai hubungan antar
variabel yang merupakan jawaban peneliti tentang kemungkinan hasil
penelitian. Didalam pernyataan hipotesis terkandung variabel yang akan diteliti
dan hubungan antar variabel-variabel tersebut. pernyataan hipotesis
mengarahkan peneliti untuk menentukan desain penelitian, teknik pemilihan
sampel, pengumpulan dan metode analisi data (Dharma, 2011).
Hipotesis harus memiliki landasan teoritis, bukan hanya sekedar suatu dugaan
yang tidak mempunyai landasan ilmiah, melainkan lebih dekat kepada suatu
kesimpulan. Adapun ciri-ciri suatu hipotesis adalah sebagai berikut:
sifatnya.
Jenis hipotesis berdasarkan rumusan pernyataan dibagi manjadi dua yaitu
hipotesis kerja (hipotesis alternatif) dan hipotesis statistik (hipotesis null).
1. Hipotesis Alternatif (Ha) adalah pernyataan tentang prediksi hasil
penelitian berupa hubungan antar variabel yang diteliti. Hipotesis ini
menyatakan secara langsung tentang prediksi hasil penelitian. Pada
penelitian ini hipotesis
Ha: Ada hubungan dukungan orang tua dengan tingkat kecemasan anak
pada pemasangan infus di rawat inap RS Bakti Timah Muntok.
2. Hipotesis Null (H0) adalah pernyataan hipotesis yang digunakan untuk
kepentingan uji statistik terhadap data hasil penelitian. Hipotesis ini
dirumuskan untuk menyatakan kesamaan, tidak adanya perbedaan atau
tidak adanya hubungan antar variabel. Pada penelitian ini hipotesis
H0: Tidak ada hubungan dukungan orang tua dengan tingkat kecemasan
anak pada pemasangan infus di rawat inap RS Bakti Timah Muntok.
C. Definisi Operasional
Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang dimaksud,
atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan (Notoatmodjo,
2012). Berdasarkan penjelasan kerangka konsep diatas maka diperoleh definisi
operasional sebagai berikut:
Tabel 3.1
Definisi Operasional
Variable Definisi Cara Ukur Alat Ukur Hasil Ukur Skala
Operasional
Dukungan Kesadaran atas Responden mengisi Lembar kuesioner Dikatergorika Ordinal
Orang tua tanggung jawab kuesioner tentang 2 dengan n berdasarkan
mendidik dan dukungan orang pernyataan jumlah nilai:
membina anak tua, menggunakan
1. skor < 10 =
secara terus 1. Dukungan baik skala Guttman:
29
menyatakan
bahwa tidak ada
hubungan yang
signifikan
antara jenis
kelamin dengan
tingkat
kecemasan
anak.
Pendidikan Tingkat Responden Lembar kuesioner Dikategorikan Nominal
pendidikan atau mengisi kuesioner 1 dengan pilihan dengan
kebiasaan di dalam tentang usia pada anak deskripsi
keluarga karakteristik selaku responden
frekuensi nilai
mempengaruhi responden dengan
sikap anak dalam memberikan tanda
kehidupannya. checklist pada
Kepada anak perlu kotak yang
ditanamkan disediakan
kebiasaan-
kebiasaan dan
diberi contoh figur
yang baik, agar
mendorong anak
untuk menjadi
semangat dalam
meniti masa depan
dan kariernya ke
depan.
Hari Salah satu unsur Responden Lembar kuesioner Dikategorikan Nominal
Perawatan atau aspek asuhan mengisi kuesioner 1 dengan pilihan dengan
dan pelayanan di tentang usia pada anak deskripsi
rumah sakit yang karakteristik selaku responden
frekuensi nilai
dapat dinilai atau responden dengan dan orang tua
diukur. Lama memberikan tanda
dirawat dihitung checklist pada
dari tanggal kotak yang
pertama pasien disediakan
tersebut masuk
ruang perawatan
sampai tanggal
pasien tersebut
check out atau
keluar
BAB IV
METODE PENELITIAN
A. Desain Penelitian
Desain penelitian adalah model atau metode yang digunakan peneliti untuk
melakukan suatu penelitian yang memberikan arah terhadap jalannya
penelitian. Desain penelitian ditetapkan berdasasrkan tujuan dan hipotesis
penelitian (Dharma, 2011).
memperlihatkan bahwa 36 pasien anak usia 6-12 tahun yang di pasang infus di
RS Bakti Timah Muntok. Sehingga sampel yang diambil berjumlah 36 pasien
anak.
1. Informed Concent
Informed concent ini diberikan sebelum penelitian dilakukan. Selanjutnya
responden mengisi lembar persetujuan responden yang bersedia dijadikan
responden penelitian.
2. Confidentiality (Kerahasiaan)
Informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasiaannya oleh peneliti, dan
seluruh data yang didapat hanya digunakan untuk keperluan penelitian.
3. Privacy
Identitas atau segala bentuk hal yang menyangkut responden tidak akan
diketahui oleh orang lain sehingga responden dapat secara bebas menjawab
kuesioner tanpa rasa takut.
4. Anonimity (Tanpa nama)
Peneliti memberi jaminan dalam penggunaan subjek penelitian dengan cara
tidak mencantumkan nama responden atau hanya menuliskan kode saja pada
lembar pengumpulan data atau hasil penelitian yang disajikan (Nursalam,
2017).
F. Alat Pengumpulan Data
1. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan oleh peneliti untuk
mengobservasi, mengkur atau menilai suatu fenomena (Dharma, 2011).
Instrumen penelitian adalah alat-alat yang akan digunakan untuk pengumpulan
data (Notoatmodjo,2012). Alat pengumpulan data yang digunakan dalam
penelitian ini adalah kuesioner. Kuesioner yang dibuat terdiri dari tiga bagian
yakni:
a. Bagian pertama berisi nomor responden dan data responden secara umum
seperti usia, jenis kelamin, pendidikan
b. Bagian kedua berisikan pernyataan tentang dukungan orang tua pada anak
selama masa perawatan termasuk pemasangan infus dengan menggunakan
skala Guttman.
c. Bagian ketiga berisi kecemasan anak selama masa perawatan khususnya
pemasangan infus dengan menggunakan skala Guttman.
35
N ( ∑ XY ) ˗ ( ∑ X ) (∑Y )
r=
√ {N ( ∑ X ) ˗ ( ∑ X ) (N ( ∑Y ) ˗ ( ∑Y ) )}
2 2 2 2
Keterangan:
r : Koefisien korelasi/indeks korelasi
N : Jumlah responden
∑X : Jumlah skor item
∑Y : Jumlah skor total item
XY : Skor item dikali skor total
Pada penelitian ini dengan sampel uji coba 30 responden nilai r- tabelnya
0,361, maka item kueisioner dikatakan valid bila r-hitung ≥ 0,361
demikian sebaliknya bila r-hitung < 0,361 maka kuesioner dikatakan tidak
valid.
b. Uji Reliabilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat ukur
dapat dipercaya (Notoatmodjo, 2012). Menurut Sugiyono (2014)
instrumen yang reliabel adalah instrumen yang digunakan beberapa kali
untuk mengukur objek yang sama, akan menghasilkan data yang sama.
Penelitian ini menggunakan teknik reliabilitas internal karena penulis
dalam menganalisis data hanya memberikan kuesioner kepada responden
satu kali pengetesan saja. Adapun rumus yang digunakan untuk menguji
reliabilitas adalah rumus koefisien reliabilitas alpha cronbach, yaitu:
k Σ Si
r = [ k−1 ][1- St ¿
Keterangan :
r : Reliabilitas instrumen
k : Mean kuadrat antara subyek
∑Si : Mean kuadrat kesalahan
St : Varians total
3. Peneliti meminta ijin kepada Kepala Rawat Inap dan Kepala Instalasi IGD
di Rumah Sakit Bakti Timah Muntok.
4. Setelah persiapan dalam pengambilan data telah siap maka proses
pengambilan data terhadap responden dilaksanakan dengan tetap mengacu
kepada kriteria sehingga pengambilan data dapat diukur dengan baik.
5. Melakukan pengambilan data dengan mendatangi satu persatu responden
yang memenuhi syarat untuk terlibat dalam penelitian ini. Peneliti mencari
responden sesuai dengan kriteria dengan tetap berpegang pada etika
penelitian.
6. Menjelaskan pada responden dilakukannya penyebaran kuesioner dan
meminta kesediaan responden dengan mengisi informed concern yang telah
disediakan serta meminta tanda tangan responden sebagai bukti kesediaan.
7. Memberikan penjelasan kepada responden tentang judul penelitian, tujuan,
manfaat serta prosedur penelitian, penelitian memberikan kuesioner kepada
responden dan meminta responden untuk berpartisipasi dalam penelitian.
8. Responden diminta untuk mengisi kuesioner tapi sebelumnya dijelaskan
pengisian kuesioner dimulai dari data responden dan memilih pilihan
dengan ditandai checklist.
9. Setelah responden yang diambil datanya, maka proses pengambilan data
dianggap telah selesai. Kemudian peneliti melakukan pengolahan data
terhadap semua data yang telah terkumpul dari masing-masing responden.
3(x−Me)
sk=
sd
Keterangan:
sk : koefisien kemencengan pearson
x : rata-rata hitung
M : nilai median
sd atau s : standar deviasi
Interpretasi:
a. Distribusi simetris (normal) atau sk = 0
b. Skewness to the left (kurva menceng kiri) atau sk < 0
c. Skewness to the right (kurva menceng kanan) atau sk > 0
2. Analisa Univariat
Analisis univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel penelitian (Notoatmodjo, 2012). Ujian ini
dilakukan untuk mengetahui tingkat distribusi frekuensi data yang telah
diperoleh dan dianalisis. Penulis mendeskripsikan variabel penelitian yaitu
variabel independen (dukungan orang tua), varibael dependen (tingkat
kecemasan anak) dan identitas dengan membuat tabel distribusi frekuensi
dan prosentase karena semua data berbentuk kategorik. Analisa univariat
menggunakan rumus sebagai berikut:
f
P= N x 100%
Keterangan:
P : Presentase
f : Frekuensi tiap kategori
N : Jumlah sampel
3. Analisa Bivariat
41
DAFTAR PUSTAKA
Tsai, Agboola, Alex dan Kaun Chen. 2012. ”Bring Character Education into
Classroom”. Uropean Journal of Educational Research. Vol. 1, No. 2. Pg: 163-
170.
Aisara, S., Azmi, S., & Yanni, M. (2018). Gambaran Klinis Penderita Penyakit
Ginjal Kronik yang Menjalani Hemodialisis di RSUP Dr. M. Djamil Padang.
Jurnal Kesehatan Andalas., 7(1), 42–50.
Atta, A. M. & Jamil, A. 2012. Effects Of Motivation And Parental Influence On The
Educational Attainments Of Students At Secondary Level. Academic Research
International. 2 (3): 1-5.
Budiman & Riyanto A. 2013. Kapita Selekta Kuisioner Pengetahuan Dan Sikap
Dalam Penelitian Kesehatan. Jakarta : Salemba Medika pp 66-69.
Dedi Supriadi dkk. 2018. Hubungan Dukungan Keluarga dengan Kecemasan Anak
yang Mengalami Pemasangan Infus. Kolosium Penelitian URUCOL. hlm. 60-
66.
Desak Gede Yenni & Ayu Sudiarsani. 2020. Hubungan Dukungan Orang Tua
Terhadap Tingkat Kecemasan Anak Usia Remaja (12-18 Tahun) Pada Saat
Pemasangan Infus di Ruang IRD BRSU Kabupaten Tabanan. Skripsi, Jurnal
Medika Usada Volume 3 Nomor 2. hlm. 32-40.
Dharma. 2011 Metodologi Penelitian keperawatan. Jakarta :CV. Trans Info Media.
Hawari, D. 2018. Manajemen Stres Cemas Dan Depresi. Jakarta: Balai Penerbit
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia.
Hidayat, A.A.A. 2005. Pengantar ilmu keperawatan anak Buku 1. Jakarta: Salemba
Medika.
Hockenberry and Wilson 2014. Study Guide for Wong’s Nursing Care of Infant and
Children. St. Louis: Elsevier-Health Sciences Division.
Iloh Devi Yanni dan Adrian Umboh. 2017. “Hubungan Dukungan Orangtua Dengan
Tingkat Kecemasan Anak Yang Sedang Di Pasangi Infus Di RSUP
Prof.DR.R.D.Kandau Manado.”
Khairani. 2019. Infodatin pusat data dan informasi kementrian kesehatan ri: Hari
diabetes sedunia tahun 2018. Jakarta: Kementrian Kesehatan RI.
Miftahul Zannah, dkk. 2015. Peran Orang Tua Terhadap Tingkat Kecemasan Anak
pada saat Pemasangan Infus di Instalasi Gawat Darurat (IGD) RSUD Banjar
Baru. DK Vol.3/No.2/September. hlm. 26-33.
Moersintowarti. 2008. Buku Ajar I Tumbuh Kembang Anak Remaja. Jakarta: Sagung
Seto.
Muslihatun, Wafi Nur. 2010. Asuhan Neonatus Bayi dan Balita. Yogyakarta :
Penerbit Fitramaya.
Nevid, Jeffrey S., Rathus, Spencer A., Greene, Beverly. 2014. Psikologi Abnormal
Edisi Kesembilan Jilid 1. Jakarta : Penerbit Erlangga
Supartini, Y. 2014. Buku ajar konsep dasar keperawatan anak. Jakarta: EGC.
Sutejo. 2017. Konsep Dan Praktik Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa: Gangguan
Jiwa Dan Psikososial. Yogyakarta: PT. Pustaka Baru.
Videbeck, S. 2020. Psyciatric Mental Health Nursing (Leo Gray (ed.); 8th edition).
Wolters K
Wong, Donna L. 2012 Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Wong Edisi 6. Jakarta:
EGC.
Wong, et al. 2009. Wong buku ajar keperawatan pediatrik. (alih bahasa: Andry
Hartono, dkk). Jakarta. EGC.
42
Lampiran 1
Dengan Hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Ayu Nidia
NIM : 11222073
Judul Penelitian : Hubungan Dukungan Orang Tua Terhadap Tingkat Kecemasan
Anak saat Dipasang Infus di Rumah Sakit Bakti Timah Muntok
Bermaksud akan melakukan kegiatan penelitian sebagai rangkaian studi saya pada
Jurusan S1 Keperawatan, STIKes Pertamedika. Penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui bagaimana hubungan dukungan orang tua terhaadap tingkat kecemasan
anak saat dipasangkan infus di Rumah Sakit Bakti Timah Muntok.
Penelitian ini tidak akan menimbulkan akibat yang merugikan bagi siapapun.
Kerahasiaan seluruh informasi yang didapatkan akan dijaga dan hanya digunakan untuk
kepentingan penelitian. Untuk itu saya mohon kesediaan Bapak/Ibu sebagai responden
dalam penelitian ini, jika Bapak/Ibu bersedia menjadi responden saya mohon Bapak/Ibu
Peneliti
Ayu Nidia
43
Lampiran 2
Initial : .......................................................................................................
Alamat : .......................................................................................................
Menyatakan bahwa:
Setelah diberikan penjelasan oleh peneliti tentang tujuan penelitian untuk mempelajari “
Hubungan Dukungan Orang Tua Terhadap Tingkat Kecemasan Anak saat Dipasang
Infus di Rumah Sakit Bakti Timah Muntok “ maka dengan ini saya yang bertanda
tangan di bawah ini, menyatakan bersedia / tidak bersedia* menjadi responden untuk
membantu dan berperan dalam kelancaran penelitian tersebut.
(…..........................)
Lampiran 3
No responden
LEMBAR KUESIONER
Petunjuk :
A. DATA DEMOGRAFI
Laki-laki Perempuan
3. Usia Anak
8 s/d 9 Tahun
Ayah Ibu
Tidak SD SLTP PT
Sekolah
7. Pekerjaan Orang
Tua
1. Petunjuk pengisian jawaban pernyataan-pernyataan dibawah ini dengan memberikan tanda check list (√) pada kotak yang
telah disediakan.
Jawaban
No Pernyataan
Tidak ada Sedikit Sedang Berat Sangat Berat
Aspek Tingkah Laku
Merasa gelisah atau gugup dan cemas dari
1
biasanya
2 Merasa takut tanpa alasan yang jelas
3 Mudah marah, tersinggung atau panik
Aspek Fisik
4 Kedua tangan dan kaki sering gemetar
47