Anda di halaman 1dari 54

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP

PEMERIKSAAN TRIPLE ELIMINASI (HIV/AIDS, SIFILIS DAN HEPATITIS


B) PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HAJI
PEMANGGILAN KABUPATEN
LAMPUNG TENGAH TAHUN 2021

PROPOSAL PENELITIAN

OLEH :
SUHARINI

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


TERAPAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS AISYAH
PRINGSEWU TAHUN 2021
HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP
PEMERIKSAAN TRIPLE ELIMINASI (HIV/AIDS, SIFILIS DAN HEPATITIS
B) PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HAJI
PEMANGGILAN KABUPATEN
LAMPUNG TENGAH TAHUN 2021

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan


Memperoleh Gelar Sarjana Terapan Kebidanan
Universitas Aisyah Pringsewu Lampung

OLEH :
SUHARINI

PROGRAM STUDI KEBIDANAN PROGRAM SARJANA


TERAPAN FAKULTAS KESEHATAN UNIVERSITAS AISYAH
PRINGSEWU TAHUN 2021

ii
LEMBAR PERSETUJUAN

Judul Proposal Penelitian:

HUBUNGAN PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP


PEMERIKSAAN TRIPLE ELIMINASI (HIV/AIDS, SIFILIS DAN HEPATITIS
B) PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HAJI
PEMANGGILAN KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2021

Nama : SUHARINI
NPM : 210102274P

Telah diperiksa dan disetujui oleh pembimbing untuk seminar proposal

Pringsewu, September 2021


Pembimbing

Dian Arif Wahyudi, S.Kep.,Ner.,MAN


NIDN. 021010902

iii
MOTTO

“Jika kamu bersungguh – sungguh, kesungguhan itu untuk kebaikan mu sendiri.


(Q.S. Al-Ankabut : ayat 6)”

“Orang yang menuntut ilmu berarti menuntut rahmad ; orang yang menuntut rahmad
berarti menjalankan rukun islam dan pahala yang diberikan kepada sama dengan para
Nabi (HR. Dailani dari Anas r.a)”

iv
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan Rahmat, Hidayah, dan
KaruniaNya, sehingga penyusunan proposal yang berjudul HUBUNGAN
PENGETAHUAN DAN DUKUNGAN KELUARGA TERHADAP
PEMERIKSAAN TRIPLE ELIMINASI (HIV/AIDS, SIFILIS DAN HEPATITIS
B) PADA IBU HAMIL DI WILAYAH KERJA PUSKESMAS HAJI
PEMANGGILAN KABUPATEN LAMPUNG TENGAH TAHUN 2021, dapat
saya selesaikan. Penyelesaian proposal ini juga berkat dorongan dan bantuan dari
berbagai pihak. Pada kesempatan ini perkenankan penulis menghaturkan rasa terima
kasih kepada bapak/ibu yang terhormat :
1. Sukarni,S.SiT.,M.Kes selaku ketua Yayasan Aisyah Lampung
2. Wisnu Probo Wijayanto,S.Kep.,Ners.,MAN selaku Rektor Universitas Aisyah
Pringsewu.
3. Wiwi Febriani, S.Gz.,M.Si selaku Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Aisyah
Pringsewu
4. Septika Yani Veronica, S.ST.,M.Tr.Keb selaku ketua Program Studi Kebidanan
Program Sarjana Terapan Universitas Aisyah Pringsewu
5. Dian Arif Wahyudi, S.Kep.,Ners.,MAN selaku pembimbing utama yang telah
banyak membantu penyelesaian penulisan proposal ini.
6. KUPT Puskesmas Haji Pemanggilan yang telah memberikan izin untuk
melakukan penelitian sehingga dapat membuat proposal ini.
7. Teman-teman kebidanan yang telah membantu jalannya penelitian.
Semoga Allah SWT berkenan membalas kebaikan serta bantuan yang telah
diberikan dan semoga proposal ini dapat dijadikan pedoman untuk melakukan
penelitian.
Penulis menyadari dalam penulisan proposal ini masih banyak kekurangan
untuk itu, penulis sangat mengharapkan masukan serta saran yang membangun guna
perbaikan selanjutnya. Semoga Allah SWT senantiasa melindungi kita semua. Amin.

Pringsewu, September 2021


Penulis

v
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL LUAR……………………………………………... i


HALAMAN JUDUL DENGAN SPESIFIKASI………………………... ii
LEMBAR PERSETUJUAN……………………………………………... iii
MOTTO…………………………………………………………………... iv
KATA PENGANTAR………………………………………………......... v
DAFTAR ISI……………………………………………………………… vi
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………... vii
DAFTAR TABEL………………………………………………………… viii
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………... ix

BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang.............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian.......................................................................... 4
1. Tujuan Umum.......................................................................... 4
2. Tujuan Khusus......................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian........................................................................ 5
E. Ruang Lingkup Penelitian............................................................ 6
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Tinjauan Teoritis........................................................................... 7
B. Penelitian Terkait……………………………….......................... 21
C. Kerangka Teori............................................................................. 21
D. Kerangka Konsep………………………………......................... 22
E. Hipotesis................................................................................. 23
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian............................................................................. 24
B. Waktu dan Tempat Penelitian....................................................... 24
C. Rancangan Penelitian................................................................... 24
D. Subjek Penelitian.......................................................................... 25
E. Variabel Penelitian....................................................................... 26
F. Definisi Oprasional variabel......................................................... 27
G. Pengumpulan Data........................................................................ 27
H. Pengolahan Data........................................................................... 28
I. Analisis Data................................................................................. 29
DAFTAR PUSTAKA

vi
LAMPIRAN

DAFTAR GAMBAR

Judul Gambar Halaman

1. Kerangka Teori……………………………………………………... 21
2. Kerangka Konsep………………………………………..………….. 22

vii
DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

3.1 Definisi Operasional Variabel…………………………………….. 27

viii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Surat Izin Pre Survey


Lampiran 2. Surat Balasan Pre Survey
Lampiran 3. Infomed Consent
Lampiran 4. Kuesioner
Lampiran 5. Kartu Bimbingan

ix
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sehubung adanya surat edaran dari Mentri Kesehatan Nomor

HK.02.01/Menkes/37/2017 tentang pelaksanaan eliminasi penularan HIV

(Human Immunodeficiency Virus), Sifilis dan Hepatitis B dari ibu ke anak di

Indonesia, kementrian kesehatan akan menyusun pedoman triple eliminasi.

Sebagai informasi pelaksanaan deteksi dini bagi setiap ibu hamil dilakukan

dalam paket antenatal care (ANC) terpadu dan screening HIV, Sifilis dan

Hepatitis B pada ibu hamil sudah menjadi pemeriksaan rutin (Kemenkes RI,

2017).

Program pelaksanaan Eliminasi Penularan meemiliki peta perjalanan

dimana mulai tahun 2018-2019 akses terbuka untuk sosialisasi tentang

Eliminasi, tahun 2020-2021 pra Eliminasi Penularan mulai berjalannya

screening pada ibu hamil dengan target >70% ibu hamil dilakukan screening

sejak antenatal care (ANC) trimester I. Tahun 2022 Eliminasi Penularan

dimana 90% ibu hamil sudah dilakukan tindak lanjut terhadap hasil screening

dan pada tahun 2023-2025 dilakukan pemeliharaan dimana program ini sudah

harus dijalankan dengan target 100% ibu hamil dilakukan screening

(Kemenkes RI, 2017)


2

Perawatan antenatal dapat meningkatkan kesehatan secara umum dan

kesejahteraan ibu serta keluarga mereka. Cepatnya persebaran infeksi Human

Immunodeficiency Virus (HIV) di dunia, semua wanita hamil dapat dianggap

berpotensi terinfeksi HIV. Infeksi HIV pada wanita periode kehamilan

mendapat tantangan besar dan lingkungan dengan keterbatasan sumber daya

yang ada. Menentukan status HIV wanita merupakan langkah pertama dalam

menyediakan pengobatan, perawatan dan penyediaan layanan dukungan yang

tepat. Ketersediaan layanan screening HIV/AIDS memungkinkan para wanita

untuk menjalani uji dan menerima hasil uji HIV mereka pada kunjungan

antenatal care pertama (Tyan, dkk, 2015).

Infeksi Menular Seksual (IMS) merupakan salah satu Infeksi Saluran

Reproduksi (ISR) yang ditularkan melalui hubungan kelamin. Infeksi saluran

reproduksi merupakan infeksi yang disebabkan oleh masuk dan berkembang

biaknya kuman penyebab infeksi ke dalam saluran reproduksi. Kuman

penyebab infeksi tersebut dapat berupa jamur, virus, dan parasit. Salah satu

Infeksi menular seksual atau penyakit kelamin (veneral disease) sudah lama

dikenal dan beberapa diantaranya sangat popular di Indonesia yaitu sifilis

(Isroni dkk, 2019).

Hepatitis merupakan penyakit hepar yang paling sering mengenai wanita

hamil. Hepatitis virus merupakan komplikasi yang mengenai 0,2 % dari

seluruh kehamilan. Kejadian abortus, IUFD dan persalinan preterm

merupakan komplikasi yang paling sering terjadi pada wanita hamil dengan

infeksi hepatitis. Hepatitis adalah peradangan atau infeksi pada sel-sel hati.
3

Penyebab hepatitis yang paling sering virus, yang dapat menyebabkan

pembengkakan dan pelunakan hati (Zulfian, dkk. 2018). Hepatitis B

merupakan penyakit peradangan hati yang disebabkan infeksi virus hepatitis B

(HBV) dan dapat bersifat akut maupun kronis dan termasuk penyakit hati

yang paling berbahaya dibandingkan penyakit hati lainnya karena tidak

menunjukkan gejala yang jelas. Penderita hepatitis B sering tidak menyadari

telah terinfeksi dan tidak sadar sudah menularkan infeksi pada orang lain

(Rahmadona, dkk. 2018).

Data WHO (World Health Organization) Prevalensi kejadian HIV/AIDS di

dunia paling banyak dijumpai di Negara Nicaragua Amerika Serika sebesar

0.06%, prevalensi Hepatitis B di Afrika tertinggi di south sudan sebesar

21.13%, angka kejadian paling tinggi tercatat di Asia Selatan dan Asia

Tenggara, diikuti Afrika bagian Sahara, Amerika Latin, dan

Karibean.Prevalensi IMS di negara berkembang jauh lebih tinggi

dibandingkan dengan di negara maju. Pada perempuan hamil di dunia, angka

kejadian gonore 10 – 15 kali lebih tinggi, infeksi klamidia 2 – 3 kali lebih

tinggi, dan sifilis 10 – 100 kali lebih tinggi jika dibandingkan dengan angka

kejadiannya pada perempuan hamil di negara industri (WHO, 2018).

Infeksi HIV di Indonesia tahun 2016 sebanyak 198.219 orang dan AIDS

78.292 orang. AIDS tertinggi menurut status/pekerjaan diderita ibu rumah

tangga dimana salah satu faktor risiko penularan terbanyak HIV/AIDS melalui

penularan perinatal. Penularan perinatal dapat terjadi selama kehamilan,

selama persalinan, dan pasca persalinan. Data dari 21.103 ibu hamil yang
4

menjalani test HIV diperoleh 534 (2.5%) diantanya terinfeksi (positif) HIV)

(Kemenkes RI, 2016).

Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) Indonesia prevalensi Hepatitis

berdasarkan diagnosis dokter sebesar 0.39% kejadian atau sekitar 1.017.290

jiwa menderita Hepatitis. Dari jumlah tersebut 506.576 merupakan penderita

perempuan. Kejadian hepatitis di Provinsi Lampung sebesar 0.30% atau

sebanyak 32.126 jiwa di diagnosa dengan hepatitis oleh dokter (Riskesdas,

2018).

Human Immunodeficiency Virus yang selanjutnya disingkat HIV adalah

virus yang menyerang sistem imun dan jika tidak diterapi dapat menurunkan

daya tahan tubuh manusia hingga terjadi kondisi Acquired Immuno Deficiency

Syndrome (AIDS). Sifilis adalah salah satu jenis infeksi menular seksual yang

disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum. Hepatitis Virus B yang

selanjutnya disebut Hepatitis B adalah penyakit menular dalam bentuk

peradangan hati yang disebabkan oleh virus Hepatitis B. Eliminasi Penularan

HIV, Sifilis, dan Hepatitis B yang selanjutnya disebut Eliminasi Penularan

adalah pengurangan penularan HIV, Sifilis, dan Hepatitis B dari ibu ke anak

(Permenkes RI, 2017)

Penularan Human Immunodeficiency Virus (HIV), Sifilis, dan Hepatitis B

pada anak dari ibu yang terinfeksi berdampak pada kesakitan, kecacatan, dan

kematian dan memerlukan pelayanan kesehatan jangka panjang dengan beban

biaya yang besar, dalam rangka upaya eliminasi penularan Human

Immunodeficiency Virus (HIV), Sifilis, dan Hepatitis B dari ibu ke anak, perlu
5

dilakukan penanggulangan yang terintegrasi, komprehensif

berkesinambungan, efektif, dan efisien (Permenkes RI, 2017)

Menurut Notoatmodjo (2012) dalam penelitian Tyan, dkk (2015) faktor-

faktor yang dapat meyebabkan perilaku, yaitu faktor internal dan faktor

eksternal. Dimana faktor internal tersebut merupakan faktor yang

berhubungan langsung dengan pelaku yaitu usia, jenis kelamin, pendidikan,

pekerjaan. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor dari luar (lingkungan)

yang mempengaruhi misalnya jarak tempat pelayanan ataupun dukungan

keluarga.

Risiko yang diperoleh wanita hamil yang terinfeksi HBV antara lain dapat

mengalami abortus, persalinan prematur dan perdarahan. Ibu hamil yang

terinfeksi HBV juga dapat menularkan infeksi secara vertikal ke janin yang

dikandungnya saat persalinan maupun segera setelah persalinan.Bayi yang

tertular HBV 90% memiliki peluang mengidap hepatitis B kronik selama

hidup dan berpeluang besar menderitasirosis hepatis dan kanker hati

(Rohmadona dkk, 2018).

Triple eliminasi adalah program yang bertujuan mencapai dan

mempertahankan eliminasi ibu ke bayi dari HIV/AIDS, Hepatitis B, dan Sifilis

agar mencapai kesehatan yang lebih baik bagi perempuan, anak-anak, dan

keluarga mereka melalui pendekatan terkoordinasi. Usia diartikan dengan

lamanya keberadaan seseorang yang diukur dalam satuan waktu. Usia ibu

pada saat hamil mempengaruhi kondisi dari kehamilan ibu itu sendiri, karena

selain berhubungan dengan kematangan organ reproduksi juga berhubungan


6

dengan kondisi psikologis yang meliputi kesiapan dalam menerima kehamilan

(Salsabila, dkk. 2020).

Dampak wanita hamil tidak melakukan scrrening triple eliminasi adalah

meningkatnya angka kesakitan dan kematian ibu dan bayi, dimana risiko

penularan dari ibu ke anak pada penyakit HIV/AIDS 20%-45%, untuk sifilis

adalah 69-80%, dan untuk Hepatitis B adalah lebih dari 90%. Hal ini

menimbulakn kesakitan, kecacatan, dan kematian dan memerlukan pelayanan

kesehatan jangka panjang dengan beban biaya yang besar, dalam rangka upaya

eliminasi penularan HIV, Sifilis, dan Hepatitis B dari ibu ke anak, perlu

dilakukan penanggulangan yang terintegrasi, komprehensif

berkesinambungan, efektif, dan efisien (Kemekes RI, 2017).

Data triple eliminasi di pueskesmas Haji Pemanggilan tahun 2019 dari 355

sasaran hanya 53.5% atau sebanyak 190 ibu hamil yang telah dilakukan

screening triple eliminasi, kemudian tahun 2020 dari 470 sasaran hanya 37,8%

atau 178 ibu hamil yang telah dilakukan screening triple eliminasi. Hasil

dilakukan secreening didapatkan 5 ibu dengan hepaitis (+), 1 ibu dengan

sifilis.

Menurunnya kunjungan ibu dalam melakukan screening dipengaruhi oleh

belum terpaparnya ibu hamil tentang pemeriksaan screening. Kemudian

peneliti melakukan studi pendahuluan kepada 10 ibu hamil. Berdasarkan hasil

wawancara yang dilakukan kepada 10 responden diperoleh bahwa ibu yang

sebelumnya belum mengetahui tentang screening triple eliminasi sebanyak 6

orang dan yang sudah mengetahui screening triple eliminasi sebanyak 4


7

orang. Ibu yang sebelumnya mendapatkan dukungan baik dari suami

berjumlah 4 orang dan 6 orang tidak mendapatkan dukungan dari untuk

melakukan pemeriksaan screning triple eliminasi.

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis tertarik untuk meneliti tentang

hubungan pengetahuan dan dukungan keluarga terhadap pemeriksaan triple

eliminasi (HIV/AIDS, Sifilis dan Hepatitis B) pada ibu hamil di Wilayah

Kerja Puskesmas Haji Pemanggilan Kabupaten Lampung Tengah tahun 2021

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan survey pendahuluan dan latar belakang di atas, maka

peneliti merumuskan masalah penelitian ini yaitu: “apakah ada hubungan

pengetahuan dan dukungan keluarga terhadap pemeriksaan triple eliminasi

(HIV/AIDS, Sifilis dan Hepatitis B) pada ibu hamil di Wilayah Kerja

Puskesmas Haji Pemanggilan Kabupaten Lampung Tengah tahun 2021?”.

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan pengetahuan dan dukungan keluarga

terhadap pemeriksaan triple eliminasi (HIV/AIDS, Sifilis dan Hepatitis B)

pada ibu hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Haji Pemanggilan Kabupaten

Lampung Tengah tahun 2021


8

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui distibusi frekuensi pengetahuan pada ibu hamil di

Wilayah Kerja Puskesmas Haji Pemanggilan Kabupaten Lampung

Tengah tahun 2021

b. Untuk mengetahui distribusi frekuensi dukungan keluarga pada ibu

hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Haji Pemanggilan Kabupaten

Lampung Tengah tahun 2021

c. Untuk mengetahui distribusi frekuensi pemeriksaan triple eliminasi

(HIV/AIDS, Sifilis dan Hepatitis B) pada ibu hamil di Wilayah Kerja

Puskesmas Haji Pemanggilan Kabupaten Lampung Tengah tahun 2021

d. Untuk mengetahui hubungan pengetahuan terhadap pemeriksaan triple

eliminasi (HIV/AIDS, Sifilis dan Hepatitis B) pada ibu hamil di

Wilayah Kerja Puskesmas Haji Pemanggilan Kabupaten Lampung

Tengah tahun 2021.

e. Untuk mengetahui hubungan dukungan keluarga terhadap pemeriksaan

triple eliminasi (HIV/AIDS, Sifilis dan Hepatitis B) pada ibu hamil di

Wilayah Kerja Puskesmas Haji Pemanggilan Kabupaten Lampung

Tengah tahun 2021

D. Manfaat Penelitian

a. Bagi Ibu Hamil

Dapat menambah pengetahuan dan meningkatkan dukungan suami ke ibu

tentang screening triple eliminasi (HIV/AIDS Sifilis Dan Hepatitis B)


9

sehingga dapat melakukan penanganan sejak dini untuk mencegah

penularan virus dari ibu ke bayi.

b. Bagi UPT Haji Pemanggilan

Lebih memberikan motivasi kepada ibu hamil untuk melakukan

screening triple eliminasi (HIV/AIDS Sifilis Dan Hepatitis B) agar

masyarakat khusus nya ibu hamil mau melakukan deteksi dini masalah

HIV/AIDS Sifilis Dan Hepatitis B

c. Bagi Tenaga Kesehatan

Melakukan penyuluhan atau sosialisasi menganai screening triple

eliminasi (HIV/AIDS Sifilis Dan Hepatitis B) sehingga menambah

wawasan dan pengetahuan para ibu.

d. Bagi Universitas Aisyah Pringsewu

Memberikan nilai sumber kepustakaan di Universitas Aisyah Pringsewu

sebagai wacana kepustakaan baru mengenai screening triple eliminasi

(HIV/AIDS Sifilis Dan Hepatitis B).

e. Bagi Peneliti Selanjutnya

Memberikan sumber wacana mengenai screening triple eliminasi

(HIV/AIDS Sifilis Dan Hepatitis B) untuk menunjang penelitian yang

akan dilakukan selanjutnya serta dapat sebagai tolak ukur penentuan

variabel yang berbeda guna meningkatkan penelitian yang berkualitas

E. Ruang Lingkup Penelitian

Jenis penelitian yang diguanakan adalah kuantitatif dengan design

penelitian analitik dan pendekatan cross sectional. Objek pada penelitian ini
10

adalah pengetahuan, dukungan suami dan pemeriksaan screening triple

eliminasi (HIV/AIDS Sifilis Dan Hepatitis B). Subyek penelitiannya adalah

semua ibu hamil di Puskesmas Haji Pemanggilan, adapun tempat

penelitiannya adalah di Puskesmas Haji Pemanggilan akan dilaksanakan pada

bulan Desember 2021.


BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Teoritis

1. Tripel Eliminasi

a. Pengertian Triple Eliminasi

Triple Eliminasi adalah pencegahan penularan HIV, Sifilis, dan

Hepatitis B yang selanjutnya dilakukan pengurangan penularan HIV,

Sifilis, dan Hepatitis B dari ibu ke anak. Program ini memiliki target

dengan indikator berupa infeksi baru HIV, Sifilis, dan/atau Hepatitis B

pada anak kurang dari atau sama dengan 50/100.000 (lima puluh per

seratus ribu) kelahiran hidup (Kemenkes RI, 2017).

b. Tujuan Triple Eliminasi

a) Memutus penularan HIV, Sifilis, dan Hepatitis B dari ibu ke anak;

b) Menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat HIV,

Sifilis, dan Hepatitis B pada ibu dan anak; dan

c) Memberikan acuan bagi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah,

tenaga kesehatan, dan pemangku kepentingan lain dalam

penyelenggaraan Eliminasi Penularan guna memutuskan rantai

penularan HIV/AIDS Sifilis Dan Hepatitis B dari ibu ke Bayi

(Kemenkes RI, 2017).

c. Proses Penyelenggaraan Triple Eliminasi

Program pelaksanaan Eliminasi Penularan meemiliki peta

perjalanan dimana mulai tahun 2018-2019 akses terbuka untuk

10
12

sosialisasi tentang Eliminasi, tahun 2020-2021 praEliminasi Penularan

mulai berjalannya screening pada ibu hamil dengan target >70% ibu

hamil dilakukan screening sejak antenatal care (ANC) trimester I.

tahun 2022 Eliminasi Penularan dimana 90% ibu hamil sudah

dilakukan tindak lanjut terhadap hasil screening dan pada tahun 2023-

2025 dilakukan pemeliharaan dimana program ini sudah harus

dijalankan dengan target 100% ibu hamil dilakukan screening.

Penyelenggaraan Eliminasi Penularan dilakukan melalui kegiatan

(Kemenkes RI, 2017):

a) Promosi kesehatan

Kegiatan promosi kesehatan dilaksanakan dengan strategi

advokasi, pemberdayaan masyarakat, dan kemitraan, yang

ditujukan untuk: meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang

manfaat deteksi dini penularan HIV, Sifilis, dan Hepatitis B,

meningkatkan pengetahuan dan tanggung jawab ibu hamil sampai

menyusui, pasangan seksual, keluarga, dan masyarakat, untuk

kesehatan bayinya termasuk perilaku hidup bersih dan sehat, serta

pemberian makanan pada bayi dan meningkatkan peran serta

masyarakat untuk turut serta menjaga keluarga sehat sejak dari

kehamilan.

b) Surveilans kesehatan

Surveilans kesehatan dilaksanakan dengan melakukan pencatatan,

pelaporan, dan analisis data ibu hamil dan anak yang terinfeksi
13

HIV, Sifilis, dan/atau Hepatitis B, sebagai dasar pelaksanaan

Eliminasi Penularan. Pencatatan, pelaporan, dan analisis data dapat

menggunakan sistem informasi sesuai dengan ketentuan peraturan

perundang-undangan.

c) Deteksi dini

Deteksi dini dilakukan oleh tenaga kesehatan di setiap fasilitas

pelayanan kesehatan. Deteksi dini dilakukan melalui pemeriksaan

darah pada ibu hamil paling sedikit 1 (satu) kali pada masa

kehamilan.

d) Penanganan kasus

Penanganan kasus dilakukan berupa:

1) Setiap ibu hamil sampai menyusui yang terinfeksi HIV, Sifilis,

dan/atau Hepatitis B; dan bayi yang lahir dari ibu yang

terinfeksi HIV, Sifilis, dan/atau Hepatitis B.

2) Penanganan bagi ibu hamil sampai menyusui yang terinfeksi

HIV, Sifilis, dan/atau Hepatitis B dilaksanakan berdasarkan tata

laksana kedokteran.

3) Penanganan bagi bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi HIV,

Sifilis, dan/atau Hepatitis B dilakukan melalui pemberian

kekebalan (imunisasi), profilaksis, diagnosis dini, dan/atau

pengobatan.

d. Penyakit Yang dilakukan Screning Triple Eliminasi

a) Sifilis
14

Sifilis merupakan penyakit infeksi menular seksual yang

disebabkan oleh bakteri Treponema pallidum, merupakan penyakit

kronis dan bersifat sistemik, selama perjalanan penyakit dapat

menyerang seluruh organ tubuh. Terdapat masa laten tanpa

manifestasi lesi di tubuh, dan dapat ditularkan kepada bayi di dalam

kandungan. Akibatnya, muncul berbagai manifestasi klinis yang

berupa Adverse Pregnancy Outcomes (APOs), terdiri dari

stillbirth, kematian dini pada fetus, bayi berat lahir rendah,

prematur, kematian neonatal, infeksi atau penyakit pada bayi baru

lahir (bayi dengan serologi reaktif) (Giovani, 2016).

Manifestasi awal penyakit sifilis dapat berupa makula kecil,

yang kemudian menjadi papul dan mengalami ulserasi. Ulkus

biasanya tunggal, tidak nyeri, dasar bersih dan relatif tidak memiiki

pembuluh darah, meskipun kadang dapat multipel. Dapat terjadi

limfadenopati inguinal bilateral. Pada wanita lesi ditemukan pada

vulva, dinding vagina, atau pada servik. Lesi ekstragenital jarang

terjadi. Apabila tidak diobati, ulkus akan menghilang secara

spontan dalam waktu 3-8 minggu tanpa meninggalkan bekas luka.

Pada sifilis sekunder juga dapat ditemukan kondilomata lata.

Gejala tersebut dapat mengalami remisi spontan dan menghilang

dalam 2 – 6 miggu (Giovani, 2016).

b) HIV/AIDS
15

Acquired Immuno Deficiency Syndrome (AIDS)

menggambarkan kumpulan gejala dan infeksi yang terkait dengan

penurunan sistem kekebalan tubuh manusia disebabkan oleh virus

HIV (Human lmmunodeficiency Virus) yang dapat menular dan

mematikan. Kasus infeksi HIV pada anak didapatkan melalui

penularan dari ibu terinfeksi HIV ke anaknya, yang terjadi pada

saat kehamilan, melahirkan atau pada saat menyusui (Halim dkk,

2016)

Program pelayanan pencegahan penularan HIV dari ibu ke

anak meliputi pelayanan pra, persalinan dan pasca persalinan serta

layanan kesehatan anak. Layanan upaya screning HIV merupakan

upaya membuka akses bagi ibu hamil untuk mengetahui status

HIV, sehingga dapat melakukan upaya untuk mencegah penularan

HIV ke bayinya, memperoleh pengobatan Antiretro Virus (ARV)

sedini mungkin, dukungan psikologis, informasi dan pengetahuan

tentang HIV/AIDS (Hikmah dkk, 2015)

c) Hepatitis B

Hepatitis adalah peradangan pada hati (liver) yang disebabkan

oleh virus. Virus hepatitis termasuk virus hepatotropik yang dapat

mengakibatkan hepatitis A (HAV), hepatitis B (HBV), hepatitis C

(HCV), delta hepatitis (HDV), hepatitis E (HEV), hepatitis F dan

hepatitis G. secara umum hepatitis dibagi mejadi dua yaitu

hepatitis akut dan kronik, sebelum mencapai tahapan itu hepatitis


16

akan melewati fase dimana virus mulai berkambang dari timbulnya

hepatitis hingga kegagalan hati dalam waktu kurang dari 4 minggu

yang biasanya disebut hepatitis fulminant, (NANDA & NIC-NOC,

2013).

Masa tunas VHB berkisar antara 6 minggu sampai 6 bulan dan

masa akut infeksi VHB umumnya berlangsung 1-3 bulan. Gejala

klinik bervariasi mulai dari infeksi VHB akut tanpa ikterus, dengan

ikterus dan hepatitis fulminan yang umumnya berakhir dengan

kematian. Perjalanan penyakit infeksi VHB akut dapat dibagi

menjadi ;fase prodromal, fase ikterik dan fase penyembuhan

(Surya, dkk. 2017)

1) Fase Prodromal

Fase ini berlangsung 3-4 hari, kadang-kadang sampai 2-3

minggu, di mana penderita merasa tidak enak badan, tidak ada

nafsu makan, mual, badan meriang, kepala sakit dan perut

sebelah kanan merasa tidak enak atau sakit (Surya, dkk. 2017)

2) Fase ikterik

Pada fase ini penderita tampak kuning, kencing seperti the

pekat, kotoran putih seperti dempul, temperature menurun,

kadang-kadang ada bradikari, nafsu makan muncul kembali,

kadang-kadang badan dirasakan gatal dan akan hilang dalam

beberapa hari (Surya, dkk. 2017)


17

3) Fase penyembuhan; penderita masih merasakan rasa malas dan

lemah yang kadang-kadang ada sampai beberapa minggu. Pada

masa ini warna kencing dan kotoran kembali normal (Surya,

dkk. 2017)

e. Faktor-faktor yang mempengaruhi Pemeriksaan Triple Eliminasi

Menurut Notoatmodjo (2012 dalam Tyan, 2015) faktor-faktor yang

dapat meyebabkan perilaku, yaitu internal dan faktor eksternal.

Dimana faktor internal tersebut merupakan faktor yang berhubungan

langsung dengan pelaku yaitu umur, jenis kelamin, pendidikan,

pekerjaan. Sedangkan faktor eksternal adalah faktor dari luar

(lingkungan) yang mempengaruhi misalnya, jarak tempat pelayanan

ataupun dukungan keluarga.

Faktor yang mempengaruhi ibu hamil untuk melakukan

pemeriksaan triple elimination adalah dukungan keluarga,

pengetahuan, persepsi dan sikap. Kemudian ada beberapa faktor yang

mempengaruhi kunjungan pemeriksaan HIV seperti pengetahuan ibu

hamil. Kunjungan pemeriksaan HIV pada ibu hamil tidak hanya

dipengaruhi oleh tingkat pendidikan, faktor lain yang lebih

berpengaruh adalah persepsi halangan, petunjuk perilaku dan

dukungan suami (Sabilla, dkk. 2020).

2. Pengetahuan
18

a. Pengertian Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil dari tahu, dan terjadi setelah orang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Penginderaan

terjadi melalui penciuman manusia, yakni indra penglihatan dan

pendengaran manusia, yakni indra penglihatan, pedengaran,

penciuman, rasa dan raba. Sebagain besar pengetahuan manusia

diperoleh melalui mata dan telinga (Wawan dan Dewi, 2011).

b. Faktor- faktor yang Mempengaruhi Pengetahuan

a) Faktor Internal

1) Pendidikan

Makin tinggi tingkat pendidikan seseorang makin

mudahmenerima informasi sehingga makin banyak pula

pengetahuan yang dimiliki sebaiknya pendidikan yang kurang

akan menghambat sikap seseorang terhadap nilai-nilai baru

yang dikenalkan (Wawan & Dewi, 2011).

2) Pekerjaan

Pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama unt

uk menunjang kehidupannya dan kehidupan keluarga. Pekerjaa

n ukanlah sumber kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan

xara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak

tantangan (Wawan & Dewi, 2011).

3) Usia
19

Usia adalah lama hidup individu tentang mulai saat dilahirkan

samapai berulang tahun, semakin cukup usia maka tingkat

kematangan dan kekuatan seseorang dalam berfikir dan bekerja

dalam segi kepercayaan masyarakat (Wawan & Dewi, 2011).

b) Faktor Ekternal

1) Faktor Lingkungan

Lingkungan adalah seluruh kondisi yang sekitar manusia dan

pengaruh dan dapat mempengaruhi perkembangan dan perilaku

orang atau kelompok (Wawan & Dewi, 2011).

2) Sosial Budaya

Sistem sosial budaya yang ada pada masyarakat dapat

mempengaruhi dari sikap dalam menerima informasi (Wawan

& Dewi, 2011).

c. Hubungan pengetahuan dengan pemeriksaan triple eliminasi

Pengetahuan adalah hasil tahu dari manusia yang sekadar

menjawab pertanyaan contohnya tentang triple Eliminasi, hal ini dapat

dilihat bahwa sebagian besar ibu hamil belum mendapatkan informasi

yang cukup tentang pemeriksaan triple eliminasi yang diperoleh dari

tenaga kesehatan, media cetak dan media elektronik. Faktor yang

mempengaruhi pengetahuan seseorang adalah umur, pendidikan,

pekerjaan, paritas dan sumber informasi (Petralina, 2020).

Hasil penelitian Tyan, dkk (2015) pengetahuan ibu hamil tentang

screening HIV/AIDS, sebagian besar dalam kategori baik, yaitu


20

sejumlah 40 orang (80,0). Responden dengan kategori tingkat

pengetahuan kurang yaitu 10 orang (20%). Hal ini karena dengan

adanya faktor tingkat pendidikan responden yang sebagian masih

tergolong dasar, sehingga akan mempengaruhi pengetahuan ibu hamil

tersebut mengenai screening HIV/AIDS.

Pengetahuan tentang HIV/AIDS yang baik serta dibarengi dengan

sikap yang positif belum tentu seseorang dapat berperilaku baik

terhadap hal tersebut. Ini disebabkan berbagai alasan seperti : belum

adanya keberanian melakukan tes HIV karena lebih menyukai untuk

tidak mengetahui status terkait dalam masalah HIV/AIDS. Kurangnya

informasi yangditerima dari mereka baik melalui media cetak atau

media elektronik. Sehingga informasi yang diterima masih sangat

terbatas. Bila dibandingkan antara keduanya jelas terdapat perbedaan

karena oleh peneliti sekarang pengetahuan ibu hamil di Puskesmas

Karangdoro Semarang lebih baik karena informasi dapat diberikan

dengan baikjuga.Baik itu diberikan dari tenaga kesehatansecara

langsung ataupun tidak langsung (Siti, 2017).

d. Pengukuran Pengetahuan

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan dengan wawancara atau

angket yang menanyakan tentang isi materi materi yang ingin di ukur

dari subyek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan yang

ingin kita ketahui atau kita ukur dapat kita ukur dapat kita sesuaikan

dengan tingkatan pengetahuan (Notoadmodjo, 2012)


21

Kualitas pengetahuan masing-masing tingkat pengetahuan dapat

dilakukan dengan kriteria, menurut Arikunto (2006) dalam Wawan &

Dewi (2011) yaitu :

a. Baik : hasil presentase 76-100%

b. Cukup : hasil presentase 56- 75 %

c. Kurang : hasil presentase <56%

3. Dukungan Suami

a. Pengertian Dukungan Suami

Dukungan keluarga salah satunya meliputi dukungan suami,

merupakan unsur terpenting dalam membantu individu menyelesaikan

masalah. Apabila ada dukungan, maka rasa percaya diri akan

bertambah dan motivasi untuk menghadapi maslah yang terjadi akan

meningkat (Tamher dan Noorkasiani, 2009).

Dukungan adalah sikap, tindakan dan penerimaan keluarga

terhadap anggotanya. Anggota keluarga memandang bahwa orang

yang besifat mendukung selalu siap memberikan pertolongan dan

bantuan jika diperlukan (Friedman, 2013).

b. Jenis-jenis Dukungan

Friedman (2013) menjelaskan bahwa dukungan memiliki beberapa

jenis antara lain:

a) Dukungan Informasional
22

Dukungan informasional adalah berfungsi sebagai pemberi

informasi, dimana keluarga menjelaskan tentang pemberian saran,

sugesti, informasi yang dapat digunakan mengungkapkan suatu

masalah. Aspek-aspek dalam dukungan ini adalah nasehat, usulan,

saran, petunjuk dan pemberian informasi.

b) Dukungan Penilaian atau Penghargaan

Dukungan penilaian adalah bertindak membimbing dan menengahi

pemecahan masalah, sebagai sumber dan validator identitas

anggota keluarga diantaranya memberikan support, penghargaan,

dan perhatian.

c) Dukungan Instrumental

Dukungan instrumental adalah merupakan sumber pertolongan

praktis dan konkrit, diantaranya adalah dalam hal kebutuhan

keuangan, makan, minum, dan istirahat.

d) Dukungan Emosional

Dukungan emosional adalah sebagai tempat yang aman dan damai

untuk istirahat dan pemulihan serta membantu penguasaan

terhadap emosi. Aspek-aspek dari dukungan emosional meliputi

dukungan yang diwujudkan dalam bentuk afeksi, adanya

kepercayaan, perhatian, mendengarkan dan didengarkan.

c. Hubungan Dukungan Suami dengan pemeriksaan triple eliminasi

Dukungan suami yang baik akan menyebabkan kenyamanan ANC

pada ibu hamil dengan demikian ibu akan merasakan tenang, aman,
23

nyaman dan kehamilan pun akan berlangsung sehat, sehingga harapan

bahwa ibu dan bayi sehat akan tercapai. Ibu hamil yang melakukan

screening HIV/AIDS dengan cakupan atau kesadaran yang tinggi

terjadi di negara maju. Peran pasangan untuk pengambilan keputusan

dan reaksi pasangan terhadap hasil screening yang positif

mempengaruhi ibu untuk melakukan screening HIV/AIDS (Tyan, dkk.

2015). Dukungan suami disebutkan dalam bentuk penyamapaian

informasi ke keluarga tentang Kesehatan serta meningkatkan upaya

pelayanan ANC pada ibu hamil serta melakukan pemeriksaan HIV dan

sebagainya guna mencegah komplikais penularan (Halim, dkk. 2016).

B. Penelitian Terkait

1. Tyan, dkk (2015) tentang faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku ibu

hamil untuk melakukan screening HIV/AIDS. Hasil penelitian

menunjukkan sebagian besar responden 27 orang (54%) sudah melakukan

screening HIV/AIDS. Faktor yang mempengaruhi perilaku ibu hamil

untuk melakukan screening HIV/AIDS adalah pekerjaan nilai p = 0,003

(OR= 9,278;95%CI=2,098-41,041), keterjangkauan tempat nilai p = 0,042

(OR=5,061;95%CI=1,063-24,103) dan dukungan suami nilai p = 0,155

(OR =2,788;95%CI=0,678- 11,462). Faktor yang paling dominan

mempengaruhi perilaku ibu hamil untuk melakukan screening HIV/AIDS

adalah pekerjaan dengan nilai sig. 0,003 dan Exp (B) sebesar 9,278.

2. Yunida Halim dkk (2016) dengan judul Faktor-faktor yang Berhubungan


24

dengan Perilaku Ibu Hamil dalam Pemeriksaan HIV di Wilayah Kerja

Puskesmas Halmahera Kota Semarang. Ibu hamil yang melakukan

pemeriksaan HIV (74,1%) sedangkan ibu hamil yang tidak melakukan

pemeriksaan HIV (25,9%). Faktor-faktor yang berhubungan dengan

perilaku ibu hamil dalam pemeriksaan HIV yaitu pengetahuan, sikap,

ketersediaan sarana dan prasarana dan dukungan tenaga kesehatan.

3. Siti Arieska (2017) dengan judul hubungan pengetahuan ibu hamil tentang

HIV/AIDS dengan sikap terhadap PITC.Metode Hasil analisis

menggunakan Kendall Tau, hasil correlation coefficien sebesar 0,468

dengan nilai p value 0,000 < 0,05. Sehingga Terdapat keeratan hubungan

pengetahuan ibu hamil tentang HIV/AIDS dengan sikap terhadap PITC di

Puskesmas Gedong Tengen Yogyakarta dalam kategori cukup (0,468).

4. Sabilla, dkk (2020) dalam penelitian berjudul hubungan usia dan tingkat

pendidikan ibu hamil terhadap perilaku kunjungan pemeriksaan triple

eliminasi Di Puskesmas Sumberlawang Sragen. Hasil analisis

menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan antara usia (p = 0,610) dan

tingkat pendidikan (p = 0,567) dengan kunjungan pemeriksaan triple

elimination.

5. Petralina (2020) dengan judul determinan tingkat pengetahuan tentang

pemeriksaan triple eliminasi pada ibu hamil ditinjau dari aspek

pengetahuan ibu hamil di PMB Suciati. Hasil penelitian menunjukkan

bahwa tingkat pengetahuan ibu hamil tentang pemeriksaan triple eliminasi

rendah sebanyak 82% (33 responden), 6 responden 15% (6 responden)


25

mempunyai pengetahuan cukup dan 3% (1 responden) responden

mempunyai tingkat pengetahuan baik.

C. Kerangka Teori

Kerangka teori adalah uraian dari tinjauan teori yang berkaitan dengan

permasalahan yang akan diteliti. Lebih dari itu dengan tinjauan teori ini

dimaksudkan agar peneliti dapat meletakan atau mengidentifikasi masalah

yang ingin diteliti itu dalam konteks ilmu pengetahuan yang sedang digeluti

(Notoatmodjo, 2014). Kerangka teori dalam penelitian ini adalah sebagai

berikut :

Gambar 2.1
Kerangka Teori

Faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku
screening triple eliminasi:

Faktor internal:
1. Umur
2. Jenis Kelamin
3. Pendidikan
4. Pekerjaan.

Faktor eksternal: Screening


1. Jarak Tempat Pelayanan Tripel Eliminasi
2. Dukungan Keluarga.

Faktor lainnya
1. Dukungan Keluarga
(suami)
Penyakit yang di Screening
2. Pengetahuan
meliputi:
3. Persepsi
1. HIV/AIDS
4. Sikap
2. Hepatitis
5. Tingkat Pendidikan
3. Sifilis
6. Persepsi Halangan,
Sumber : Sabilla, dkk (2020), Giovani (2016), Surya (2017), Tyan, dkk (2015)
26

D. Kerangka Konsep

Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau

kaitan antara konsep satu dengan konsep yang lain, atau antara variabel yang

satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo,

2014). Kerangka konsep dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 2.2
Kerangka Konsep

Variabel Independent Variabel Dependent

Pengetahuan Screning Triple Eliminasi

Dukungan Keluarga

E. Hipotesis

Hipotesis merupakan suatu jawaban sementara dari pertanyaan penelitian

(Notoatmodjo, 2014). Hipotesis dalam penelitian ini adalah :

a. Ha: Ada hubungan pengetahuan dan dukungan keluarga terhadap

pemeriksaan triple eliminasi (HIV/AIDS, Sifilis dan Hepatitis B) pada ibu

hamil di Wilayah Kerja Puskesmas Haji Pemanggilan Kabupaten Lampung

Tengah tahun 2021


BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah kuantitatif yaitu merupakan metode-metode

untuk menguji teori-teoeri tertentu dengan cara meneliti hubungan antar

variabel. Variabel-variabel ini diukur biasanya dengan instrument-instrument

penelitian sehingga data yang terdiri dari angka-angka dapat dianalisis

berdasarkan prosedur-prosedur statistik (Notoatmodjo, 2014)

B. Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian ini akan dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Haji

Pemanggilan Kabupaten Lampung Tengah. Adapun waktu pelaksanaannya

akan dilakukan pada bulan Desember tahun 2021.

C. Rancangan Penelitian

Penelitian ini menggunakan desain penelitian survei analitik, yaitu survei

atau penelitian korelasi antara fenomena atau antara faktor risiko dengan

faktor efek. Faktor efek adalah suatu akibat dari adanya faktor risiko,

sedangkan faktor risiko adalah suatu fenomena yang mengakibatkan

terjadinya efek. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah cross sectional

adalah cara pendekatan, observasi atau pengumpulan data sekaligus pada

suatu saat (poin time approach). Artinya, setiap subjek penelitian hanya

28
28

diobservasi sekali saja dan pengukuran dilakukan terhadap status karakter

subjek pada saat penelitian (Notoatmodjo, 2014)

D. Subyek Penelitian

1. Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau objek yang akan

diteliti (Notoatmodjo, 2014). Populasi dalam penelitian ini yang dijadikan

populasi adalah seluruh ibu hamil di wilayah Kerja Puskesmas Haji

Pemanggilan Kabupaten Lampung Tengah sebanyak 470 ibu hamil

2. Sampel

Sampel adalah objek yang diteliti dan dianggap mewakili seluruh

populasi (Notoatmodjo, 2014). Adapun Perhitungan jumlah sampel

minimal pada penelitian ini menggunakan rumus Slovin, dengan

perhitungan sebagai berikut :

N
n=
1 + n (d)

470
n=
1+ 470 (0,1)2

470
n=
1+ 4,7

470
n=
5,7
29

n = 82,4
Keterangan :

N : Besar populasi

n : Besar sampel

d : derajat penyimpangan terhadap populasi yang diinginkan 5 % (0,05)2

Berdasarkan hasil perhitungan dengan rumus sampel diatas, maka

jumlah sampel yang diperlukan dalam penelitian ini adalah 82,4 dibulatkan

menjadi 82 ibu hamil.

3. Teknik Sampel

Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan simple

random sampling yaitu pengambilan sampel secara acak atau random

sesuai jumlah populasi menjadi jumlah sampel (Notoatmodjo, 2014).

Pengacakan atau random dilakukan dengan membuat kumpulan nama

responden sebanyak 470 nama dan di acak pengambilannya sejumlah

sampel 82 ibu hamil.

4. Kriteria Sampel

a. Kriteria Inklusi

a) Ibu hamil merupakan domisili di wilayah Kerja Puskesmas Haji

Pemanggilan Kabupaten Lampung Tengah

b) Memiliki buku KIA

c) Bersedia menjadi responden


30

b. Kriteria Eksklusi

a) Ibu hamil sudah melahirkan atau keguguran (atau kematian bayi /

Intra Uterine Fetal Deth)

E. Variabel Penelitian

Variabel adalah merujuk pada karakteristik atau atribut seorang individu

atau suatu organisasi yang dapat diukur atau di observasi. Variabel dalam

penelitian ini meliputi variabel bebas (Independent) yaitu merupakan variabel

yang (mungkin) menyebabkan, memengaruhi, atau berefek pada outcome.

Kemudian terdapat variabel terikat (dependent) yaitu merupakan variabel yang

bergantung pada variabel bebas. Variabel terikat ini merupakan outcome atau

hasil dari pengaruh variabel bebas (Notoatmodjo, 2014).

Dalam penelitian ini variabel bebas (independent) yaitu pengetahuan,

dukungan keluarga dan variabel terikat (dependent) yaitu pemeriksaan triple

eliminasi

F. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

Definisi operasional adalah uraian tentang batasan variabel yang

dimaksud, atau tentang apa yang diukur oleh variabel yang bersangkutan,

(Notoatmodjo, 2014). Definisi opersional bermanfaat untuk mengarahkan

kepada pengukuran atau pengamatan terhadap variable-variabel yang

bersangkutan serta pengembangan instrument atau alat ukut :


31

Tabel 3.1
Definisi Operasional

Variabel Definisi Alat Ukur Cara ukur Hasil ukur Skala ukur
Operasional

Independent

Pengetahuan Hasil dari tahu ibu Kuesioner Mengisi 0 = Kurang (≤55) Ordinal
hamil baik melalui Kuesioner 1 = Cukup (56-75)
media cetak maupun 2 = Baik (76-100)
elektronik tentang
triple eliminasi

Dukungan Dorongan dari Kuesioner Mengisi 0 = Kurang Baik Ordinal


Keluarga anggota keluarga Kuesioner (jika skore
dalam pelaksanaan <mean/median)
triple eliminasi
1 = Baik (Jika skore
>mean/median

Dependent

Triple Pemeriksaan untuk Kuesioner Mengisi 0= Belum/ Tidak Nominal


Eliminasi mengetahui adakah Kuesioner Screening Triple
masalah pada Eliminasi
kehamilan meliputi
HIV/AIDS, Sifilis 1 = Telah Screening
dan Hepatitis Triple Eliminasi

G. Pengumpulan Data

1. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah alat - alat yang akan digunakan dalam

mengukur hasil dari variabel. Dalam penelitian ini peneliti menggunakan

data primer yaitu data diambil langsung kepada responden yaitu ibu hamil.

Kuesioner pengetahuan memiliki jumlah soal 22 soal, kuesioner dukungan

keluarga berisi 10 soal, kuesioner dibuat oleh peneliti dan belum dilakukan
32

uji validitas, uji validitas akan dilakukan setelah proposal disetujui kepada

20 ibu hamil di Puskesmas Sukanegara Lampung Tengah.

2. Proses Pengumpulan Data

Dalam melakukan pengumpulan data, terutama data primer pada

penelitian ini proses yang dilakukan meliputi:

a. Peneliti meminta pengantar izin melakukan pre survey dari Universitas

Aisyah Pringsewu.

b. Meminta balasan pre surey dari puskesmas Haji Pemanggilan

c. Meminta data ibu hamil

d. Melakukan random sampel

e. Peeliti akan mengumpulkan ibu hamil di kelas ibu dengan dibagi

menjadi 4 season,

f. Season 1 sebanyak 21 responden, season 2 sebanyak 21 responden,

season 3 sebanyak 20 responden dan season 4 sebanyak 20 responden.

g. Melakukan penelitian dengan menerapkan protocol kesehatan

h. Menjelaskan maksud dan tujuan

i. Memberikan infomed consent

j. Memberikan kuesioner

k. Menarik hasil kuesioner

l. Melakukan pengolahan data

H. Pengolahan Data
33

Menurut Notoatmodjo (2014) Setelah data dikumpulkan, data kemudian

diolah dengan tahap – tahap sebagai berikut:

1. Editing

Proses pengecekan atau pemeriksaan data yang telah berhasil

dikumpulkan dari lapangan, karena ada kemungkinan data yang telah

masuk tidak memenuhi syarat atau tidak dibutuhkan. Tujuan editing

adalah untuk mengkoreksi kesalahan-kesalahan dan kekurangan data yang

terdapat pada catatan lapangan.

2. Coding

Kegiatan pemberian kode tertentu pada tiap-tiap data yang termasuk

kategori yang sama. Kode adalah istyarat yang dibuat dalam bentuk

angka-angka atau huruf untuk membedakan antara data dan identitas data

yang akan dianalisis. Kode yang digunakan meliputi:

a. Pengetahuan

Kode 0 = Kurang Baik

Kode 1 = Cukup

Kode 2 = Baik

b. Dukungan Keluarga

Kode 0 = Kurang Baik

Kode 1 = Baik

c. Screning Triple eliminasi


34

Kode 0 = Belum melakukan screening triple eliminasi

Kode 1 = telah melakukan screening triple eliminasi

3. Tabulasi

Adalah proses penempatan data kedalam bentuk tabel yang telah diberi

kode sesuai dengan kebutuhan analisis. Tabel-tabel yang dibuat sebaiknya

mampu meringkas agar mudah dalam proses analisis data.

4. Processing

Adalah memproses data agar dapat dianalisis, dimana pemrosesan data

dilakukan dengan mengolah data secara komputerisasi

5. Cleaning

Yaitu kegiatan mengecek data yang sudah dimasukkan, apakah ada

kesalahan atau tidak.

I. Analisis Data

1. Analisis Univariat

Analisis univariat digunakan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan

karakteristik setiap variabel penelitian dan dimaksudkan untuk mengetahui

distribusi frekuensi atau besarnya proposi menurut variabel yang diteliti

(Notoatmodjo, 2014). Adapun varibel yang akan dilakukan analisis

univariat meliputi : pengetahuan, pendidikan, umur, screening triple

eliminasi

2. Analisis Bivariat
Analisis bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan atau

berkorelasi. Untuk mengetahui ada tidaknya hubungan antara variabel maka

dalam penelitian ini digunakan uji chi square dengan menggunakan program

SPSS. Hasil analisis bivariat ditetapkan dengan nilai p-value 0.05, menggunakan

Cofident inteval (CI) 95 %. Secara statistik terdapat hubungan yang signifikan

antara kedua variabel dan bila p-value <0.05 dan tidak terdapat hubungan yang

signifikan antara kedua variabel dan bila p-value >0.05 (Notoatmodjo,

2014)DAFTAR PUSTAKA

Arikunto. (2012), Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Rineka Cipta;


Jakarta.

Creswell, J. W. (2014). Research design pendekatan kualitatif, kuantitatif dan


mixed. Pustaka pelajar, Yogyakarta

Halim. (2016). Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Perilaku Ibu Hamil


dalam Pemeriksaan HIV di Wilayah Kerja Puskesmas Halmahera Kota
Semarang. JURNAL KESEHATAN MASYARAKAT (e-Journal)Volume 4,
Nomor 5, Oktober 2016 (ISSN: 2356-3346) http://ejournal-
s1.undip.ac.id/index.php/jkm

Kemenkes RI. (2017). Data penderita Hepatitis B di Indonesia. Diperoleh pada


tanggal 10 September 2021

Laksmi, Mansjoer, Alwi, Setiati & Ranitya. (2008). Penyakit-Penyakit Pada


Kehamilan: Peran Seorang Internis. Jakarta: Interna Publishing.

Notoatmodjo. (2010), Ilmu Perilaku Kesehatan. Rineka Cipta; Jakarta.

Notoatmodjo. (2011), Promosi Kesehatan Dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta


;Jakarta.

Notoatmodjo. (2014) Metodologi Penelitian Kesehatan . Rineka Cipta, Jakarta


Petralina. (2020). Determinan tingkat pengetahuan tentang pemeriksaan triple
eliminasi pada ibu hamil ditinjau dari aspek pengetahuan ibu hamil di PMB
Suciati. Jurnal diperoleh tanggal 12 September 2021

Riset Kesehatan Dasar. (2018). Data kejadian hepatitis pada ibu hamil. Diperoleh
tanggal 12 September 2021

Rohmadona dkk, (2018). Konseling individual dan media leaflet meningkatkan


pengetahuan ibu hamil tentang hepatitis b dalam kehamilan di Kelurahan
Tanjung Ayun Sakti Wilayah Kerja Puskesmas Sei Jang Kota Tanjungpinang
tahun 2017. Jurnal Photon. Diperoleh pada tanggal 19 September 2021

Sabilla, dkk. (2020). Hubungan Tingkat Pendidikan Dan Usia Ibu Hamil
Terhadap Perilaku Kunjungan Pemeriksaan Triple Eliminasi Di Puskesmas
Sumberlawang Sragen. Jurnal Kebidanan Kestra (JKK), e-ISSN 2655-0822
Vol. 2 No.1 Edisi Mei-Oktober 2019
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKK
Sarwono. (2010). Ilmu kandungan dan kebidanan. EGC;Jakarta

Siregar, dkk. (2019). Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Dengan Tindakan


Pencegahan Penyakit Infeksi Menular Seksual Pada Anak Buah Kapal Di
Pelabuhan Belawan. Jurnal Kebidanan Kestra (JKK), e-ISSN 2655-0822
Vol. 2 No.1 Edisi Mei-Oktober 2019
http://ejournal.medistra.ac.id/index.php/JKK

Siregar. S. (2015). Statistik Parametric Untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta;


Bumi Aksara

Siti Arieska. (2017). Hubungan Pengetahuan Ibu Hamiltentang HIV/AIDS


Dengan Sikap Terhadap provider Initiated Testing And Counseling (PITC)
Di Puskesmas Gedong Tengen Yogyakarta. Naskah Publikasi

Surya dkk, (2017). Kehamilan Dengan Hepatitis B. Sagung Seto: Jakarta

Tyan Hikmah, dkk. (2015). Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku ibu hamil
untuk melakukan screening HIV/AIDS. Jurnal Keperawatan Maternitas .
Volume 3, No. 2

WHO. (2016). Data Penderita Hepatitis B di Dunia. Diperoleh pada tanggal 9


Agustus 2021
Zulfian dkk. (2018). hubungan tingkat pengetahuan ibu hamil dengan kejadian
hepatitis B di Puskesmas Beringin Kecamatan Lubai Kota Palembang.
Jurnal Kedokteran diperoleh pada tanggal 11 September 2021.

LAMPIRAN
LEMBAR PERSETUJUAN
(INFOMED CONCENT)

Saya yang bertanda tangan dibawah ini,

Nama :
Umur :
Pekerjaan :
Alamat :

Menyatakan bersedia menjadi responden penelitian sebagai pemenuhan


tugas akhir mahasiswa dari Universitas Aisyah Pringsewu Lampung. Peneliti
bersedia menjaga privasi saya. Demikian persetujuan ini dibuat untuk digunakan
sebgaimana mestinya.

Haji Pemanggilan,…………...2021
Responden

(………………………………….)
KUESIONER PENELITIAN

I. Identitas Responden
Inisial :
Usia Ibu :
Umur Kehamilan :
Pendidikan :
Jumlah Anak :

II. Petunjuk Pengisian


Pilihlah jawaban yang menurut adan benar, berilah tanda X pada jawaban
yang anda pilih.

III. Pertanyaan triple eliminasi


1. Apakah ibu sudah melakukan pemeriksaan triple eliminasi atau
pemeriksaan HIV, Sifilis, dan Hepatitis B?
a. Sudah
b. Belum

IV. Pertanyaan Pengetahuan


1. Apa yang dimaksud dengan Triple Eliminasi?
a. Pengobatan HIV, Sifilis, dan Hepatitis B yang selanjutnya dilakukan
pengurangan penularan HIV, Sifilis, dan Hepatitis B dari ibu ke anak
b. Pencegahan penularan HIV, Sifilis, dan Hepatitis B yang selanjutnya
dilakukan pengurangan penularan HIV, Sifilis, dan Hepatitis B dari
ibu ke anak
c. Pemeriksaan tiga penyakit HIV, Sifilis dan Hepatitis B, tetapi tujuan
utamanya bukan untuk memutus penularan dari ibu ke anak

2. Tujuan dari program pemeriksaan skrining tripele eliminasiadalah ?


a. Memutus dan menurunkan penularan HIV, Sifilis, dan Hepatitis B dari
ibu ke anak.
b. Meningkatkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat HIV,
Sifilis, dan Hepatitis B pada ibu dan anak; dan
c. Meningkatkan mutu ibu hamil, serta menambah pengetahuan ibu
tentang penyakit HIV, Sifilis dan Hepatitis B

3. Untuk menurunkan angka kesakitan, kecacatan, dan kematian akibat HIV,


Sifilis, dan Hepatitis B pada ibu dan anak, perlu dilakukan pemeriksaan ?
a. Pemeriksaan HBsAg
b. Pemeriksaan VCT (voluntary counseling and testing)
c. Pemeriksaan tripele eliminasi

4. Tujuan pemeriksaan tripele eliminasi bagi pemerinta pusat, daerah


maupun petugas kesehatan adalah ?
a. Memberikan acuan bagi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, tenaga
kesehatan, dan pemangku kepentingan lain dalam penyelenggaraan
Eliminasi Penularan
b. Memberikan data bagi Pemerintah Pusat, Pemerintah Daerah, tenaga
kesehatan serta masyarakat
c. Menjalankan program yang telah di tetapkan oleh pemerintah

5. Memberikan penyuluhan terkait program tripele eliminasi serta


menjelaskan pentingnya skrining tersebut, termasuk kedalam ?
a. Promosi kesehatan
b. Skrining kesehatan
c. Survelens kesehatan

6. Kegiatan promosi kesehatan dilaksanakan dengan strategi advokasi,


pemberdayaan masyarakat, dan kemitraan, yang ditujukan untuk ?
a. Meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang manfaat deteksi dini
penularan HIV, Sifilis, dan Hepatitis
b. Menakut-nakuti ibu hamil tentang bahaya penyakit HIV, Sifilis dan
Hepatitis
c. Menambah pengalaman ibu hamil terkait penyakit-penyakit yang
dapat ditularkan dari ibu ke anak.

7. Melakukan pencatatan, pelaporan, dan analisis data ibu hamil dan anak
yang terinfeksi HIV, Sifilis, dan/atau Hepatitis B, sebagai dasar
pelaksanaan Eliminasi Penularan merupakan kegiatan dari ?
a. Deteksi dini
b. Surveilans kesehatan
c. Promosi kesehatan
8. Deteksi dini yang dilakukan dengan pemeriksaan darah pada ibu hamil
sebaiknya berapa kali dalam masa kehamilan?
a. 3 kali dalam masa kehamilan
b. 1 kali dalam masa kehamilan
c. 2 kali dalam masa kehamilan

9. Penanganan bagi bayi yang lahir dari ibu yang terinfeksi HIV, Sifilis,
dan/atau Hepatitis B dilakukan dengan ?
a. Pengobatan
b. Pemberian kekebalan (imunisasi)
c. Teraphy

10. Penyakit sifilis disebabkan oleh ?


a. Bakteri Treponema pallidum
b. Virus Treponema pallidum
c. Kuman Treponema pallidum

11. Penyakit sifilis masuk kedalam golongan penyakit ?


a. Penyakit menular
b. Penyakit berbahaya
c. Penyakit menular seksual

12. Penyakit sifilis dapat ditularkan dari ibu kepada anak, apa akibat dari
penyakit tersebut bagi anak ?
a. Kematian dini pada fetus, bayi berat lahir rendah, premature atau
kematian neonatal.
b. Penyakit tersebut tidak akan berbahaya bagi kondisi bayinya
c. Bayi tidak akan mengalami BBLR atau kematian neonatus, karena
sifilis merupakan penyakit seksual

13. Gejala yang sering muncul pada penderita sifilis adalah munculnya lesi
atau ulkus, apabila lesi/ulkus tidak diobati, maka akan menghilang secara
spontan dalam waktu?
a. 1-4 minggu tanpa meningalkan bekas luka
b. 3-8 minggu tanpa meninggalkan bekas luka
c. 3-8 minggu dan meningalkan bekas luka

14. HIV atau AIDS adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh ?
a. Bakteri Human lmmunodeficiency
b. Human lmmunodeficiency Virus
c. Bakteri yang menyerang sistem imun

15. Program pelayanan pencegahan penularan HIV dari ibu ke anak meliputi?
a. Pelayanan pra persalinan dan pasca persalinan serta layanan kesehatan
anak
b. Pelayanan kesehatan bagi ibu pasca bersalin dengan HIV
c. Pelayanan persalinan secara khusus bagi ibu dengan HIV

16. Layanan upaya screening HIV merupakan upaya untuk ?


a. Membuka akses bagi ibu hamil untuk mengetahui status HIV
b. Membuat ibu lebih waspada dengan penularan penyakit tersebut
c. Membuat ibu takut akan bahaya penyakit tersebut bagi sanga anak

17. Tujuan dari melakukan skrining HIV adalah?


a. Memperoleh pengobatan Antiretro Virus (ARV) sedini mungkin
b. Menjaga kesehatan bagi ibu dan anak
c. Mengurangi kemungkinan buruk yang akan terjadi setelah anak lahir

18. Hepatitis atau penyakit kuning adalah peradangan pada hati (liver) yang
disebabkan oleh?
a. Bakteri
b. Virus
c. Tunggau

19. Secara umum Hepatitis dibagi kedalam dua yaitu?


a. Hepatitis A dan Hepatitis B
b. Hepatitis C dan Hepatitis B
c. Hepatitis akut dan kronik

20. Perjalanan penyakit infeksi VHB akut dimulai dari fase prodromal, fase
ini berlangsung selama ?
a. 3-4 hari, atau 2-3 minggu
b. 3-6 minggu atau 1-2 bulan
c. 3-4 bulan

21. Dilanjutkan dengan fase ikterik, tanda umum yang muncul pada penderita
Hepatitis pada fase ini adalah?
a. Penderita tampak lesu
b. Penderita tampak kuning
c. Penderita mulai membaik
22. Fase terakhir pada penderita Hepatitis adalah fase penyembuhan, dimana
pada fase ini penderita biasanya akan merasa?
a. Penderita masih merasakan rasa malas dan lemah yang kadang-
kadang ada sampai beberapa minggu
b. Penderita sudah merasa lebih baik dan nafsu makan kembali normal
c. Penderita merasa segar dan lebih kuat dari sebelumnya

V. Pertanyaan Dukungan Keluarga


Petunjuk pengisian
Berikan tanda silang pada jawaban yang dialami oleh ibu hamil
Alternative jawaban meliputi:
SL = Selalu
KD = Kadang-kadang
TP = Tidak pernah

No Pertanyaan Jawaban
SL K TP
D
1 Keluarga menganjurkan saya melakukan
pemeriksaan rutin selama kehamilan
2 Apakah keluara ibu menyetujui kegiatan
pemeriksaan screening (HIV, Hepatitis dan
Sifilis) selama kehamilan?
3 Apakah keluarga mengingatkan agar ibu datang
tepat waktu ketika pemeriksaan screening (HIV,
Hepatitis dan Sifilis)?
4 Apakah keluarga memotivasi ibu agar
mengikuti kegiatan pemeriksaan screening
(HIV, Hepatitis dan Sifilis)?
5 Apakah keluarga bersedia mengantarkan ibu
melakukan screening (HIV, Hepatitis dan
Sifilis)?
6 Apakah keluarga memberi asupan dana untuk
transportasi ketika keluarga tidak bisa
mengantarkan ibu dalam screening (HIV,
Hepatitis dan Sifilis)
7 Apakah keluarga mengetahui fungsi dan
manfaat screening (HIV, Hepatitis dan Sifilis)
kemudian menjelaska kepada ibu?
8 Apakah keluarga percaya dengan hasil
screening (HIV, Hepatitis dan Sifilis)?
9 Apakah keluarga memberikan dukungan dalam
ibu melakukan screening (HIV, Hepatitis dan
Sifilis)?
10 Apakah keluarga memberikan dukungan agar
ibu bersedia screening (HIV, Hepatitis dan
Sifilis)?

Anda mungkin juga menyukai