Anda di halaman 1dari 31

ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN

MATERNAL
PADA Ny. M P1A0 POST SECTIO CAESARIA DENGAN
PREEKLAMPSIA BERAT DI RUANG VK-HDU
RSAB HARAPAN KITA

Oleh:
Ni Komang Aguwita Purnama
NIM.2115471054

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN TANJUNG KARANG
PROGRAM STUDI D III KEBIDANAN METRO

i
TAHUN 2023
LEMBAR PENGESAHAN

ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN MATERNAL


PADA Ny. M P1A0 POST SECTIO CAESARIA DENGAN
PREEKLAMPSIA BERAT DI RUANG VK-HDU
RSAB HARAPAN KITA

Pada Tanggal :

Pembimbing Lahan Pembimbing Institusi

Siti Nurul Salida, S.Tr. Keb Septi Widiyanti, S.Pd, M.Kes


NIP.198110012007102006 NIP. 196409221986032002

Mengetahui
Ketua Program Studi DIII Kebidanan Metro

Islamiyati,AK.,M.KM
NIP.197204031993022001

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat dan
hidayah-Nyapenulis dapat menyelesaikan Laporan Rumah Sakit yang berjudul
“Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal Pada Ny. M P1A0 POST SC
Dengan Preeklampsia Berat Di Ruang VK-HDU RSAB Harapan Kita” ini dapat
diselesaikan.
Penulis banyak mendapatkan bantuan dari berbagai pihak, karena itu pada
kesempatan kali ini penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada:
1. Islamiyati, AK., M.KM sebagai Ketua Program Studi DIII Kebidanan Metro
Poltekkes Tanjungkarang dan sebagai pembimbing institusi Program Studi
DIII Kebidanan Metro Poltekkes Tanjungkarang.
2. Siti Nurul Salida, S.Tr. Keb sebagai pembimbing lahan praktik.
3. Rekan-rekan mahasiswa yang telah bekerja sama dan saling mendukung selama
penyusunan studi kasus ini.
4. Orang tua dan keluarga yang telah memberikan dukungan doa dan material.
5. Semua pihak yang telah membantu terselesainya penyusun laporan ini, yang
tidak dapat disebutkan satu persatu.
Semoga semua amal kebaikan dapat diterima dan dibalas oleh Tuhan yang Maha
Esa. Kritik dan saran untuk penyempurnaan studi kasus ini sangat diharapkan.
Demikian, atas perhatiannya diucapkan terimakasih.

Jakarta, 16 Mei 2023

Penulis

iii
DAFTAR ISI

Halaman judul...................................................................................................
Lembar pengesahan.........................................................................................i
Kata pengantar................................................................................................ii
Daftar isi........................................................................................................iii
A. BAB I PENDAHULUAN
I. Latar Belakang..................................................................5
II. Rumusan Masalah.............................................................6
III. Ruang Lingkup..................................................................6
IV. Tujuan Penyusunan Laporan.............................................6
a. Tujuan Umum..............................................................6
b. Tujuan Khusus.............................................................6
V. Manfaat...............................................................................7
a. Manfaat teoritis...........................................................7
b. Manfaat Aplikatif........................................................7
B. BAB II LANDASAN TEORI
A. Preeklampsia ...................................................................8
1. Definisi Preeklampsia Berat.......................................8
2. Etiologi Preeklampsia Berat........................................8
3. Dampak ......................................................................9
4. Faktor Resiko..............................................................9
5. Penatalaksanaan........................................................10
B. Manajemen Asuhan Kebidanan.....................................14
1. Pendokumentasian Berdasarkan 7 Langkah
Verney........................................................................14
2. Data Fokus SOAP.....................................................16
C. BAB III TINJAUAN KASUS
Asuhan Kebidanan Berdasarkan SOAP..............................18
1. Data Subyektif................................................................18
2. Data Objektif..................................................................20

iv
3. Asessment......................................................................22
4. Penatalaksanaan ............................................................23
5. Catatan perkembangan...................................................26
D. BAB IV PENUTUP
A. Simpulan......................................................................29
B. Saran............................................................................29

DAFTAR PUSTAKA

v
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Gambaran klinik preeklampsia bervariasi luas dan sangat individual.
Kadang-kadang sukar untuk menetukan gejala preeklampsia mana yang
timbul lebih dahulu. Secara teoritik urutan-urutan gejala yang timbul pada
preeklampsia ialah oedema, hipertensi, dan terakhir proteinuria merupakan
gejala yang paling penting. Namun sayangnya penderita sering kali tidak
merasakan perubahan ini. Bila penderita sudah mengeluh adanya gangguan
penglihatan, atau nyeri epigastrum, maka penyakit ini sudah cukup lanjut
(Sarwono, 2014).
Dampak preeklampsia pada ibu hamil yaitu terjadi kerusakan organ-organ
tubuh seperti, sistem saraf pusat, perdarahan intrakranial, gagal jantung, gagal
ginjal, gangguan fungsi hati dan edema paru, sedangkan pada janin ialah
intrauterine fetal growth restriction, solusio plasenta, prematur, sindroma
distress, kematian janin, perdarahan intraventikular, kematian janin, dan
kematian maternal (Sarwono, 2014:550).
Data yang didapatkan menurut WHO pada tahun 2014 melaporkan bahwa
Angka Kematian Ibu di dunia mencapai 289.000 jiwa. Amerika Serikat yaitu
9300 jiwa, Afrika Utara yaitu 179.000 jiwa dan Asia Tenggara mencapai
16.000 jiwa. Angka Kematian Ibu (AKI) di Asia Tenggara yaitu Indonesia
mencakup 214 per 100.000 kelahiran hidup, Filipina 170 per 100.000
kelahiran hidup, Vietnam 160 per100.000 kelahiran hidup, Thailand 44 per
100.000 kelahiran hidup, Brunei 60 per 100.000 kelahiran hidup dan Malasyia
39 per 100.000 kelahiran hidup. (WHO, 2014).
Di Indonesia AKI tergolong masih tinggi dan merupakan masalah besar
bagi pembangunan kesehatan Indonesia. Menurut Survei Demografi
Kesehatan Indonesia (SDKI) AKI tahun 2012 meningkata yaitu sebesar
350/100.000 kelahiran hidup dari 288/100.000 kelahiran hidup. Salah satu
penyebab kematian ibu di Indonesia adalaha perdarahan, 39%,
preeklampsia/eklampsia 24%, infeksi 7%, partus lama 5%, abortus 5% dan
lainnya 33% (SDKI, 2012).

6
B. Rumusan Masalah
Bagaimana Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal Pada Ny. M
P1AO POST SC Dengan preeklampsia Di Ruang VK-HDU RSAB Harapan
Kita.

C. Ruang Lingkup
Ruang lingkup pembahasan Laporan Pendahuluan ini meliputi manajemen
Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal Dengan preeklampsia Di
Ruang Bersalin RSAB Harapan Kita Jakarta.

D. Tujuan Penyusunan Laporan


1). Tujuan Umum
Untuk menyelesaikan tugas laporan yang diberikan dan mampu
memberikan asuhan kebidanan dengan menggunakan Asuhan Kebidanan
Kegawatdaruratan Maternal Dengan preeklampsia Di Ruang Bersalin
RSAB Harapan Kita Jakarta.
2). Tujuan Khusus
1. Mahasiswa dapat melakukan pengkajian pada ibu dengan preeklampsia
2. Mahasiswa dapat mengalisa data dengan masalah preeklampsia
3. Mahasiswa dapat membuat rencana tindakan Asuhan Kebidanan
Kegawatdaruratan Maternal preeklampsia
4. Mahasiswa dapat memberikan tindakan Asuhan Kebidanan
Kegawatdaruratan Maternal preeklampsia
5. Mahasiswa dapat melakukan evaluasi tindakan Asuhan Kebidanan
Kegawatdaruratan Maternal preeklampsia
6. Mahasiswa dapat melakukan pendokumentasian Asuhan Kebidanan
Kegawatdaruratan Maternal preeklampsia

E. Manfaat
1). Manfaat Teoritis
Diharapkan Laporan ini dapat menjadi sumber informasi dalam
memperkaya wawasan ilmu pengetahuan dan sebagai bahan acuan bagi
penulis selanjutnya.

7
2). Manfaat Aplikatif
Laporan ini diharapakan bermanfaat untuk memperoleh data tentang kasus
Ginjal Kronis dan riwayat hipertensi sehingga dapat menjadi landasan
pilihan referensi.

8
BAB II
LANDASAN TEORI

A. Preeklamsia
1. Definisi Preeklampsia
Preeklamsia merupakan suatu kejadian pada ibu yang mengalami
kehamilan >20 minggu dengan di tandai seperti hipertensi, proteinuria
maupun edema. Hipertensi pada preeklamsia dapat di katakana sebagai
penyebab meningkatnya tekanan darah sistolik sekitar ≥140 mmHg atau dapat
dikatakan sebagai tekanan diastolic sekitar ≥90 mmHg. Sedangkan
Proteinuria merupakan urin yang mengandung protein berlebihan.Tetapi
edema di anggap tidak spesifik dalam mendiagnosa preeklamsia.
(Prawirohardjo, 2011)

2. Etiologi Preeklamsia
Sampai saat ini terjadinya preeklampsia belum diketahui penyebabnya,
tetapi ada yang menyatakan bahwa preeklampsia dapat terjadi pada kelompok
tertentu diantaranya yaitu ibu yang mempunyai faktor penyabab dari dalam
diri seperti umur karena bertambahnya usia juga lebih rentan untuk terjadinya
peningkatan hipertensi kronis dan menghadapi risiko lebih besar untuk
menderita hipertensi karena kehamilan, riwayat melahirkan, keturunan,
riwayat kehamilan, riwayat preeclampsia. (Wardani et all, 2015)

3. Faktor Resiko
1. Usia
Wanita hamil berusia di atas 40tahun lebih beresiko dua kali lipat
terhadap preeklamsia. Idealnya usia wanita hamil 20-35 tahun karena
kematangan fisik dan mental. Alat reproduksi dikatakan belum siap
ketika usia 35 sangat tidak di anjurkan untuk proses kehamilan karena
mengingat mulai usia ini rentan penyakit. (Wardani et all,2015)

2. Obesitas sebelum hamil dan IMT (Index Masa Tubuh)

9
Index masa tubuh yang semakin besar dan obesitas merupakan faktor
resiko terberat pada preeklamsia.Obesitas meningkatkan resiko
preeklamsia sebanyak 2.47 kali lipat. Sedangkan wanita yang memiliki
Index Masa Tubuh >35 lebih beresiko 4 kali lipat preeklamsia di
bandingkan 19-27.(Roberts.2013)

3. Riwayat Hipertensi
Wanita yang memiliki riwayat preeklamsia pada kehamilan pertama 7
kali lipat beresiko preeklamsia untuk kehamilan kedua.Dari riwayat
hipertensis menyatakan bahwa perempuan halim sangat mudah untuk
terkena resiko preeklamsia. (Prawirohardjo,S., 2011)

4. Gaya Hidup
Pada zaman modern seperti ini kebanyakan wanita hamil tidak bisa
menjaga pola makannya. Salah satu resiko gaya hidup wanita sekarang
yang menyukai makanan instan itu 2 kali lipat beresiko terhadap
preeklamsia. ( Wardani et all, 2015)

5. Penyakit Dahulu
Jika ibu hamil memiliki riwayat diabetes, kemungkinan terjadinya
preeklampsia meningkat 4 kali lipat.Sedangkan untuk kasus hipertensi,
ibu dengan riwayat hipertensi kronik lebih berisiko untuk terjadi
preeklampsia disbanding yang tidak. Sedangkan untuk ibu yang
memilikiriwayat penyakit berupa sindrom antifosfolipid meningkatkan
risiko terjadinya preeklampsia secara signifikan (Duckitt & Harrington,
2005)

6. Usia Kehamilan
Usia kehamilan merupakan salah satu faktor risiko terjadinya
preeklampsia. Preeklampsia dapat terjadi pada usia kehamilan di
trimester 3 atau mendekati saat kehamilan dan berefek buruk ada sistem
kekebalan tubuh termasuk pada plasenta yang menyediakan zat gizi bagi

10
janin (Afridasari et.al., 2013).

4. Dampak Preeklamsia
Beberapa adalah dampak yang dapat terjadi pada ibu akibat preeklamsia :
1. Eklampsia
Preeklampsia meningkatkan kemungkinan seorang ibu mengalami
eklampsia.Kondisi ini adalah kejadian kejang pada wanita hamil.
Ibu yang mengalami eklampsia dapat mengalami penurunan kesadaran,
bahkan kematian.Evakuasi janin merupakan terapi untuk ibu yang
mengalami eklampsia.

2. Gangguan Ginjal
Gangguan ginjal merupakan salah satu komplikasi
preeklampsia.Penderita dapat mengalami penurunan fungsi ginjal, yang
bisa menyebabkan penumpukan racun dan cairan pada tubuh.

3. Edema Paru
Penderita preeklampsia berisiko mengalami serangan sesak napas berat
akibat penumpukan cairan di paru (edema paru).

4. Solusio Plasenta
Solusio plasenta atau abrupsio plasenta merupakan kondisi gawat darurat
dalam kehamilan.Pasalnya, kondisi ini merupakan lepasnya plasenta dari
dinding rahim sebelum persalinan.Akibatnya, terjadi perdarahan hebat
pada ibu serta janin tidak lagi mendapatkan pasokan gizi.
Penyebab solusio plasenta masih belum diketahui pasti. Namun, wanita
hamil dengan kondisi tertentu punya risiko lebih tinggi, yakni mereka
yang berusia lebih dari 40 tahun, memiliki riwayat solusio plasenta di
kehamilan sebelumnya, mengalami preeklampsia atau eklampsi.

5. Stroke
Ibu hamil yang mengalami preeklampsia bisa saja terkena

11
stroke.Pasalnya, kondisi preeklampsia berhubungan dengan peningkatan
tekanan darah.Apabila aliran darah di otak mengalami gangguan,
misalnya pembuluh darah pecah sewaktu-waktu, maka terjadilah stroke
perdarahan.

6. Sindrom Hemolysis, Elevated Liver Enzymes and Low Platelet


Count (HELLP)
Sindrom hemolisis, peningkatan enzim hati, dan jumlah trombosit yang
rendah merupakan kondisi gawat darurat yang memerlukan penanganan
khusus.Pasien dengan sindrom HELLP membutuhkan penanganan yang
cepat, karena dapat menyebabkan gangguan yang mengancam nyawa ibu
dan janin.

Sedangkan berikut ini adalah beberapa dampak yang dapat terjadi pada janin
akibat preeklamsia :
1. Persalinan Prematur
Apabila derajat preeklampsia berat atau berubah menjadi eklampsia,
salah satu cara yang dilakukan adalah melakukan persalinan sebelum
waktunya untuk menyelamatkan ibu dan janin.
2. Gangguan Pertumbuhan Janin
Janin mengalami keterlambatan pertumbuhan akibat gangguan aliran
darah.Kondisi ini juga menyebabkan gangguan pasokan gizi terhadap
janin.Tak mengherankan, bayi yang mengalami kondisi dapat terlahir
dengan berat badan rendah (BBLR).
3. Kematian Janin dalam Kandungan
Janin dapat mengalami berbagai gangguan yang menyebabkan kematian
dalam kandungan.Kondisi ini terjadi akibat gangguan pembuluh darah
janin dan masalah pada plasenta.
4. Gangguan Pernapasan Bayi
Bayi yang dilahirkan oleh ibu dengan preeklamsia cenderung lebih kecil,
dengan organ pernafasan yang belum matang.Bayi yang lahir dengan
gangguan ini memerlukan pemantauan khusus diruang intensif neonatus.

12
5. Penyakit Metabolik di Masa Depan
Bayi yang lahir dari ibu preeklmasia juga memiliki resiko yang lebih
tinggi untuk mengalami berbagai penyakit, seperti diabetes.

5. Penatalaksaan
Penatalksaan preeklamsia menurut (Rahyani, 2020) adalah sebagai berikut :
1. Penatalaksanaan Preeklamsia
a. Monitor tekanan darah 2x sehari dan cek protein urin rutin
b. Pemeriksaan laboratorium darah (Hb, Hct, AT, ureum,
kreatinin,SGOT, SGPT) dan urin rutin.
c. Monitor kondisi janin
d. Rencana terminasi kehamilan pada usia 37 minggu. Atau
usia<37minggu bila kondisi janin memburuk, atau sudah masuk
dalam persalinan/ ketuban pecah dini (KPD).

2. Penatalaksanaan preeklampsia berat


a. Stabilisasi pasien dan rujuk ke pusat pelayanan lebih tinggi
b. Prinsip manajemen preeklampsia berat :
1) Monitor tekanan darah, albumin urin, kondisi janin, dan pemeriksaan
laboratorium
2) Mulai pemberian antihipertensi
3) Pemberian antihipertensi pilihan pertama adalah nifedipin (oral short
acting), hidralazine dan labetalol parenteral. Alternatif pemberian
antihipertensi yang lain adalah nitogliserin, metildopa, labetalol
4) Mulai pemberian MgSO4 (jika gejala seperti nyeri kepala, nyeri
uluhati, pandangan kabur). Loading dose beri 4 gram MgSO4
melalui vena dalam 15-20 menit. Dosis rumatan beri MgSO4 1
gram/jam melalui vena dengan infus berlanjut.
5) Rencana terminasi pada usia kehamilan 34-37 minggu. Atau usia
kehamilan< 34 minggu bila terjadi kejang, kondisi bayi memburuk,
edema paru, gagal ginjal akut.

13
B. Manajemen Asuhan Kebidanan
1. Pendokumentasian Berdasarkan 7 Langkah Verney
a. Langkah Pertama (Pengumpulan Data)
Pada langkah pertama ini dikumpulakan semua informasi yang
akurat dari semua sumber yang berkaitan dengan kondisi klien. Bidan
mengumpulkan data dasar awal yang lengkap. Bila klien mengalami
komplikasi yang perlu dikonsultasikan kepada dokter dalam manajemen
kolaborasi bidan akan melakukan konsultasi.
Pada langkah pertama ini dilakukan pengkajian dengan
mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk mengevaluasi keadaan
klien secara lengkap, yaitu:
1. Riwayat kesehatan
2. Pemeriksaan fisik pada kesehatan
3. Meninjau catatan terbaru atau catatan sebelumnya
4. Meninjau data laboratorium dan membandingkan dengan hasil studi

b. Langkah Kedua (Interpretasi Data Dasar)


Pada langkah ini dilakukan interpretasi data yang benar terhadap
diagnosa atau masalah dan kebutuhan klien berdasarkan interpretasi yang
benar atas data-data yang telah dikumpulkan. Data dasar yang sudah
dikumpulkan di interpretasikan sehingga ditemukan masalah atau diagnosa
yang spesifik, masalah sering berkaitan dengan pengalaman wanita yang di
identifikasikan oleh bidan dan masalah ini sering menyertai diagnosa.

c. Langkah Ketiga (Mengidentifikasi Diagnosa atau Masalah Potensial


Pada langkah ini kita mengidentifikasikan masalah atau diagnosa
potensial lain berdasarkan rangkaian masalah dan diagnosa yang sudah
diidentifikasi. Langkah ini membutuhkan antisipasi, bila memungkinkan
dilakukan pencegahan, sambil mengamati klien bidan diharapkan dapat
bersiap-siap bila diagnosa atau masalah potensial itu benar-benar terjadi.

14
d. Langkah Keempat (Mengidentifikasi dan Menetapkan Kebutuhan
yang Memerlukan Penanganan Segera)
Mengidentifikasi perlunya tindakan segera oleh bidan atau dokter
untuk dikonsultasikan dan ditangani bersama dengan anggota tim
kesehatan yang lain sesuai kondisi klien. Langkah keempat mencerminkan
kesinambunagan dari proses manajemen kebidanan. Jadi manajemen
bukan hanya selama asuhan primer periodik atau kunjungan prenatal saja,
tetapi juga selama wanita tersebut bersama bidan terus menerus, misalnya
pada waktu wanita tersebut dalam persalinan.
Data baru mungkin saja perlu dikumpulkan dan dievaluasi,
beberapa data mungkin mengindikasikan situasi yang gawat dimana bidan
harus bertindak segera untuk kepentingan keselamatan jiwa ibu atau anak
(misalnya, perdarahan kala III atau perdarahan segera setelah lahir,
distocia bahu, atau nilai APGAR yang rendah).

e. Langkah Kelima (Merencanakan Asuhan yang Menyeluruh)


Pada langkah ini direncanakan asuahan yang menyeluruh
ditentukan oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan
kelanjutan manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah di
identifikasi atau di antisipasi, pada langkah ini informasi dan data dasar
yang tidak lengkap dapat dilengkapi. Rencana asuhan yang menyeluruh
tidak hanya meliputi apa yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau
dari setiap masalah yang berkaitan tetapi juga dari kerangka pedoman
antisipasi terhadap wanita tersebut seperti apa yang diperkirakan akan
terjadi berikutnya apakah diberikan penyuluhan, konseling, dan apakah
merujuk klien bila ada masalah-masalah yg berkaitan dengan sosial
ekonomi, kultur atau masalah psikologis. Semua keputusan yg
dikembangkan dalam asuhan menyeluruh ini harus rasional dan benar-
benar valid berdasarkan pengetahuan dan teori yang terkini serta sesuai
dengan asumsi tentang apa yang akan atau tidak akan dilakukan oleh klien.

15
f. Langkah Keenam (Melaksanakan Perencanaan)
Pada langkah keenam ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang
telah diuraikan pada langkah kelima dilaksanakan secara efisien dan aman.
Perencanaan ini bisa dilakukan oleh bidan atau sebagian dilakukan oleh
klien, atau anggota tim kesehatan yang lain. Jika bidan tidak melakukanya
sendiri tetap memikul tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaanya.
Manajemen yang efisien akan menyingkat waktu dan biaya serta
meningkatkan mutu dari asuhan klien.

g. Langkah Ketujuh (Evaluasi)


Pada langkah ketujuh ini dilakukan evaluasi keefektifan dari
asuhan yang sudah diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan
apakah benar-benar telah terpenuhi sesuai dengan sebagaimana telah
diidentifikasi di dalam masalah dan diagnosa. Rencana tersebut dapat
dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksananya, ada
kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telah efektif sedang
sebagiannya belum efektif.

2. Data Fokus SOAP


a. Data Subyektif
Data subjektif ini berkaitan dengan masalah dari sudut pandang klien.
Ekspresi klien mengenai kekhawatiran dan keluhannya yang dicatat langsung
atau ringkasan yang berhubungan langsung dengan diagnosis. Pada klien
yang menderita tuna wicara, dibagian data dibelakang huruf "S", diberi tanda
huruf "O" atau "X". Tanda ini akan menjelaskan bahwa klien adalah
penederita tuna wicara. Pada data subjektif ini nantinya akan menguatkan
diagnosis yang akan disusun.

b. Data Obyektif
Data objektif adalah hasil pendokumentasian observasi yang jujur,
hasil pemeriksaan fisik klien, hasil pemeriksaan laboratorium, Catatan medik

16
dan informasi dari keluarga atau orang lain yang dapat dimasukkan dalam
data objektif sebagai penunjang. Data ini akan memberikan bukti gejala klinis
dan fakta yang berhubungan dengan diagnosis.

c. Asessment
Langkah ini merupakan hasil pendokumentasian analisis dan
intrepretasi (kesimpulan) dari data subjektif dan objektif. Karena keadaan
klien yang setiap saat bisa mengalami perubahan, dan akan ditemukan
informasi baru dalam data subjektif maupun data objektif, maka proses
pengkajian data akan menjadi sangat dinamis.

d. Penatalaksanaan
Penatalaksanaan merupakan mencatat seluruh perencanaan dan
penatalaksanaan yang sudah dilakukan seperti tindakan antisipatif, tindakan
segera, tindakan secara komprehensif, penyuluhan, dukungan, kolaborasi,
evaluasi/follow up dan rujukan. Tujuan penatalaksanaan untuk mengusahakan
tercapainya kondisi pasien seoptimal mungkin dan mempertahankan
kesejahteraanya (Handayani, 2017).

17
BAB III
TINJAUAN KASUS
ASUHAN KEBIDANAN KEGAWATDARURATAN
MATERNAL
PADA Ny. M P1A0 POST SECTIO CAESARIA DENGAN
PREEKLAMPSIA BERAT DI RUANG VK-HDU
RSAB HARAPAN KITA

Tanggal pengkajian : 16 Mei 2023


Tanggal masuk : 15 Mei 2023
Jam pengkajin : 20.50 WIB
Pengkaji : Ni Komang Aguwita Purnama

1. DATA SUBYEKTIF
a) Biodata Pasien
Nama Ibu : Ny. M Nama Suami : Tn. F
Umur : 36 Tahun Umur : 37 Tahun
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SLTP Pendidikan : SLTP
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Wiraswasta
Alamat : Jakarta barat Alamat : Jakarta barat

b) Keluhan Utama/Alasan Datang


Ibu mengatakan perutnya terasa mulas

c) Riwayat menstruasi
Siklus :-/+ 28 hari
Lama menstruasi terakhir : 7 Hari
Banyaknya : Normal 2x ganti pembalut
Masalah yang dialami : Tidak ada

18
d) Riwayat Pernikahan
Pernikahan ke :1
Usia pertama menikah : 27 tahun
Lama pernikahan : 9 tahun

e) Riwayat Kehamilan Sekarang


HPHT : 16 Agustus 2022
TP : 23 Mei 2023
PP Test : (+)

f) Riwayat kehamilan, persalinan dan nifas yang lalu


No Tahun UK Tempat Jenis Anak Penolong Keadaan
Partus JK/ BB anak
1. - - - - - - -

2. - - - - - - -

g) Riwayat Ginekologi
Ibu mengatakan tidak pernah menderita penyakit yang berhubungan dengan
organ reproduksi.

h) Riwayat Penyakit
Ibu mengatakan pernah terpapar covid-19

i) Riwayat penyakit keluarga


Ibu mengatakan dalam keluarganya ada yang memiliki riwayat penyakit
hepertensi.

j) Riwayat Kontrasepsi
Ibu mengatakan belum pernah menggunakan alat kontrasepsi

k) Riwayat Psikososial

19
Respon ibu saat mengetahui hamil sangat bahagia, ibu tinggal bersama
suami, keluarga sangat mendukung atas kehamilannya, pengambilan
keputusan dalam keluarga yaitu suami.

l) Riwayat Nutrisi
Ibu mengatakan makan 3x dalam sehari dengan nasi, sayur, lauk pauk, buah,
tidak ada makanan yang dipantang, tidak ada alergi terhadap makanan

m) Riwayat Eliminasi
BAB : Ibu mengatakan BAB ± 1 hari sekali, tidak ada keluhan
BAK : Ibu mengatakan BAK ± 6-7x sehari warnanya jernih
kekuningan, tidak ada keluhan

n) Riwayat Penggunaan Obat-Obatan dan Bahan Lain


Kebiasaan Hidup Sehat:
Ibu mengatakan tidak merokok, tidak minum-minuman keras dan tidak
mengonsumsi obat-obatan terlarang.
Ibu mengatakan tidak mengonsumsi jamu-jamuan.
Ibu mengatakan suami tidak merokok, tidak minum-minuman keras dan
tidak mengonsumsi obat-obatan terlarang.

2. DATA OBYEKTIF
a) Pemeriksaan Fisik Umum
a. Tingkat Kesadaran : Composmentis
b. Keadaan Umum : Baik
c. Skala nyeri : 1-2
d. Tanda-Tanda Vital
TD : 179/72 mmHg
Pulse/Nadi : 96 x /menit
Respirasi : 20 x/menit
Suhu : 36.5 °C

20
Saturasi Oksigen : 97%
e. TB : 150 cm
f. BB sebelum hamil : 36 Kg
g. BB sesudah hamil : 45 Kg

b) Pemeriksaan Head to Toe


a. Kepala : Simetris, tidak ada kelainan. Rambut berwarna
hitam, tidak ada ketombe, tidak ada rambut yang
rontok dan tampak bersih.
b. Wajah : Tampak simetris, tidak ada odema, normal (tidak
ditemukan kelainan).
c. Mata : Konjungtiva berwarna merah muda, tidak terlihat
pucat, sklera berwarna putih, tidak berwarna pucat,
tidak ikterik (kuning).
d. Hidung : Bersih, tidak ada polip
e. Telinga : Bersih, tidak ada serumen
f. Mulut dan Gigi : Bersih, tidak ada carries gigi, tidak ada gigi
berlubang, dan bagian bibir tampak lembap tidak
pecah dan tidak ada sariawan.
g. Leher : Tidak ada pembesaran atau pembengkakan pada
vena jugolaris tidak ada pembesaran atau
pembengkakan pada kelenjar thyroid.
h. Payudara : Payudara asimetris, tidak ada nyeri tekan, produksi
ASI sedikit.
i. Abdomen : Kontraksi baik, luka operasi baik, terdapat nyeri
tekan, TFU 1 jari dibawah pusat
j. Genetalia : Tidak ada odema, terpasang DC, terdapat perdarahan
pervagina 30 ml, Lochea rubra.
k. Ekstremitas :
Atas: Terpasang infus RL 20 tpm, tidak ada odema, telapak
tangan tidak pucat, berwarna merah muda, akral

21
hangat.
Bawah : Simetris, jari kaki normal, tidak ada odema, tidak
ada keterbatasan gerak, tidak ada kelainan bentuk,
akral hangat, refleks patella (+).

c) Pemeriksaan Khusus Dan Penunjang


a. Hasil pemeriksaan laboratorium
Protein urine : Positif
Pemeriksaan Hasil pemeriksaan Nilai normal
Hemoglobin 12, 1 g/dl 12.0 - 16.0
Hematokrit 37,5 % 38.0 – 47.0
Leukosit 26,93 /uL 5.00 – 10.00
Basofil 0,2 % 0.0-1.0
Eosinofil 0,0 % 1.0-6.0
Neutrofil Batang 0.0% 2.0 – 6.0
Neutrofil Segmen 92.6 % 50.0-70.0
Limfosit 4,5 % 20.0 – 40.0
Monosit 2,7 % 2,0 – 9,0
Trombosit 247 ribu/ uL 150-450 103/uL
MCV 83 fL 80 – 96fL
MCH 27 pg/ml 2 8 – 33 pg
MCHC 32 g/dl 33 -36 g/dl
RDW-CV 19 % 10-20

b. Program pengobatan
1. Ramipil 2,5 mg 1x1
2. Crispa 2,5 mg 1x1 tab
3. Asam mefenamat 500 mg 3x1
4. Kaltrofen sup 100 mg 2x1 supp
5. Kalsium Laktat 500 mg 1x200 mg
6. Cefixime 2x 200 mg

22
7. Vit D3 2x 1000 IU
8. Becomzet 1x1

3. ANALISIS
P1A0 post section caesaria nifas hari ke-1 dengan preeklampsia berat

4. PENATALAKSANAAN
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga, keluarga
mengetahui
2. Melakukan kolaborasi dengan DPJP Dr. Sadina, SpOG, Raber Intermis
dan Cardio, observasi dilanjutkan
3. Memberitahu ibu dan keluarga tindakan yang akan diberikan
4. Mengobservasi K/U, TTV, kontraksi, perdarahan pervaginam, dan balance
cairan
5. Melanjutkan terapi sesuai program
6. Memberikan KIE tanda bahaya nifas, mobilisasi bertahap, teknik relaksasi,
pola nutrisi
7. Memberikan semangat dan support kepada ibu

23
CATATAN PERKEMBANGAN 1

Tanggal pengkajian : 17 Mei 2023


Jam pengkajian : 14.30 WIB

S
Ibu mengatakan nyeri ringan pada luka operasi, mobilisasi aktif, mual muntah (-),
makan sedikit karena tidak nafsu makan, ibu merasa sedih karena sedang berduka

O
K/U sadar
Kesadaran : composmentis
Tidak sesak, tidak sianosis, turgor cukup, skala nyeri 1-2
TD : 122/82
Nadi : 73x/menit
RR : 20x/menit
SPO2 : 100%
Suhu : 36,4 ℃
Luka operasi baik, verban bersih, kontraksi uterus baik, TFU 2 jari dibawah
pusat, tidak ada pengeluaran darah pervagina, lochea rubra, ekstremitas akral
hangat
Terpasang venflon (+)
BAK (+), BAB (+)

A : P1A0 post section caesaria nifas hari ke-2 dengan pre-eklampsia berat

P
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan kepada pasien dan keluarga

24
2. Melakukan kolaborasi dengan dokter DPJP Dr. Sadina, SpOG, dan Raber
Internis
3. Mengobservasi K/U, TTV, hemodinamik, dan balance cairan
4. Memberikan KIE tanda bahaya nifas
5. Mobilisasi aktif
6. Memberikan terapi sesuai program
7. Memberikan semangat kepada ibu

Monitor TTV
Jam TD Nadi Spo2
14.35 WIB 122/ 82 mmHg 82x/menit 97%
15. 01 WIB 121/83 mmHg 82x/menit 96%
17.00 WIB 122/87 mmHg 84x/ menit 99%

25
CATATAN PERKEMBANGAN 11

Tanggal pengkajian : 18 Mei 2023


Jam pengkajian : 10.30 WIB

S
Ibu mengatakan tidak ada keluhan, nyeri berkurang, makan sudah mulai banyak

O
Keadaan umum: baik
Kesadaran : Composmentis
Tidak sesak, tidak sianosis, skala nyeri 0-1
TD : 150/93 mmHg
N : 62
SPO2 : 100 %
S : 36,5 ℃
Tidak ada nyeri tekan, turgor cukup, kontraksi uterus baik, TFU 2 jari dibawah
pusat, luka operasi tertutup, verban bersih, tidak ada pengeluaran darah pervagina,
lochea rubra (+), ekstremitas akral hangat
Terpasang venflon (+)

A
P1A0 post section caesaria nifas hari ke 3 dengan pre-eklampsia berat

P
1. Menginformasikan hasil pemeriksaan pada pasien dan keluarga

26
2. Mengobservasi K/U, TTV, kontraksi, luka operasi, perdarahan, intake output
cairan
3. Memberikan terapi sesuai program
4. Memberikan support kepada ibu
5. Memberikan KIE tentang kontrasepsi yang akan digunakan dan KIE
persiapan kehamilan selanjutnya
6. Pasien di pindahkan ke ruang menur

Monitor TTV
Jam TD Nadi Spo2
07. 38 WIB 172/ 103 mmHg 85 x/menit 99%
08. 01 WIB 136/96 mmHg 68 x/menit 100%
10.01 WIB 159/93 mmHg 62 x/ menit 100%
10. 35 WIB 150/93 mmHg 70 x/menit 100 %

27
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Hasil pengkajian pada Ny. M usia 36 tahun P1A0 post section caesaria
dengan preeklampsia berat. Ibu mengatakan pasca persalinan anak pertama, ibu
merasa sedih dan masih berduka karena anak nya tidak bisa di selamatkan.
TTV terkontrol. Diagnosa kebidanan yaitu Ny. M usia 36 tahun P1A0 post
section caesaria dengan preeklampsia berat. Rencana Asuhan Kebidanan
terhadap Ny. M yaitu Memberikan tindakan asuhaan tentang masalah yang
dialami NY. M, memberikan KIE dan dukungan emosional.
Evaluasi terhadap Ny. M setelah diberikan asuhan dengan preeklampsia
berat. Tujuan dari asuhan yang diberikan yaitu membantu ibu mengatasi
masalah yang dialami, memberikan dukungan emosional, setelah dilakukan
pengawasan Ny. M sudah bisa manajemen nyeri dan mobilisasi aktif, kekamar
mandi dengan bantuan suami, TD terkontrol, keadaan ibu membaik dan di
pindahkan ke ruang perawatan.

B. Saran
1. Prodi Kebidanan Metro
Diharapkan mahasiswa dapat mengaplikasikan teori dengan sungguh
sungguh dalam memberikan asuhan di lahan praktik sesuai dengan standar
pelayanan kebidanan sehingga dapat menjadi sumber daya manusia yang
berkualitas dan bermutu.

2. Ruang Kebidanan, RS Harapan Kita Jakarta

28
Disarankan pada lahan dan tenaga kesehatan yang lainnya untuk tetap
mempertahankan serta meningkatkan pelayanan yang optimal sesuai dengan
standar, sehingga dapat meningkatkan angka kesehatan bagi ibu dan anak.

DAFTAR PUSTAKA

Afridasari, Saimin, dan Sulastrianah (2015). Analisis faktor risiko kejadian


preeklampsia. Kendari: Pendidikan Dokter & Fakultas Farmasi UHO.

Duckitt K., Harrington D. (2005).Risk factors for preeclampsia at antenatal


booking: systematic review. BMJ , 565.

Kementrian Kesehatan RI. Buku Saku Pelayanan Kesehatan Ibu di Fasilitas


Kesehatan Dasar dan Rujukan, Jakarta: Unicef, 2013.

Prawirohardjo, Sarwono. Ilmu Kebidanan. Jakarta: Pt Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo, 2014.

Prawirohardjo.Ilmu kandungan Edisi 3. Jakarta: Yayasan Bina Pustaka Sarwono


Prawirohardjo. 2011;106-108

Rahyani, Ni Komang Yuni. (2020). Buku Ajar Asuhan Kebidanan Patologi bagi
Bidan.Yogyakarta : CV ANDI OFFSET

Roberts, JM., Bodnar, LM., Patrick, TE., Powers, RW. (2013) ʻThe Role of
obesity in preeclampcia՚ Pregnancy Hypertens.1(1). pp. 6-16.

29
LEMBAR KONSULTASI

Judul Laporan : Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal Pada Ny. M


P1A0 post section caesaria dengan preeklampsia berat, Di Ruang
Vk-HDU RSAB Harapan Kita

Pembimbing Lahan : Siti Nurul Salida, S.Tr. Keb


Pembimbing Institusi : Septi Widdiyanti, S.Pd.,M.Kes
Pengkaji : Ni Komang Aguwita

Paraf
Pembimbing
No Tanggal Materi Perbaikan Dan
Bimbingan Saran
Pembimbing Pembimbing
Lahan Institusi

1.

30
31

Anda mungkin juga menyukai