Anda di halaman 1dari 44

LAPORAN STUDI KASUS

KEGAWAT DARURATAN MATERNAL

ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R” G3P1A1H1 USIA


KEHAMILAN 38-39 MINGGU DENGAN LETAK
SUNGSANG DAN BEKAS SECTIO CAESAREA
DI RUANG KEBIDANAN RSUD
KOTA PADANG PANJANG

Disusun Oleh :
ANISA HURI
NIM. 204110363

PROGRAM STUDI DIPLOMA III KEBIDANAN PADANG


JURUSAN KEBIDANAN POLITEKNIK KESEHATAN
KEMENTRIAN KESEHATAN PADANG
TAHUN 2023
HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Studi Kasus

Asuhan Kebidanan Pada Ny ”R” G3p1a1h1 Usia Kehamilan 38-39 Minggu


Dengan Letak Sungsang Dan Bekas Sectio Caesarea Di Ruang
Kebidanan RSUD Kota Padang Panjang

Disusun Oleh:

Anisa Huri
NIM. 204110363

Padang Panjang, Januari 2023

Menyetujui :

Pembimbing Lapangan Pembimbing Akademik

Free May Santry, S.ST, M.MKes Mahdalena P Ningsih, S.SiT.,M.Kes


NIP. 197405172003122005 NIP. 19730508 199302 2003

ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

kesehatan, kemudahan, petunjuk, serta karunia yang tidak terhingga sehingga

penulis dapat menyelesaikan Laporan Studi Kasus yang berjudul “Asuhan

Kebidanan Pada Ny ”R” G3P1A1H1 Usia Kehamilan 38-39 Minggu Dengan

Letak Sungsang Dan Bekas Sectio Caesarea Di Ruang Kebidanan RSUD Kota

Padang Panjang” dengan baik dan tepat waktu.

Dalam penyusunan Laporan Studi Kasus ini penulis mengucapkan terima

kasih kepada Ibu Dr. Eravianti, S.SiT, M.Kes dan Ibu Lita Angelina Saputri,

S.ST, M.Keb selaku dosen pembimbing, serta Ibu Free May Santry, S.ST,

M.MKes selaku pembimbing lapangan yang telah meluangkan waktu untuk

memberikan bimbingan dan masukan dalam pembuatan Laporan Studi Kasus.

Ucapan terima kasih juga penulis ucapkan kepada:

1. Ibu Renidayati, S.Kp, M.Kep, Sp.Jiwa selaku Direktur Poltekkes

Kemenkes Padang.

2. Ibu Hj. Erwani, SKM., M.Kes. selaku Ketua Jurusan Kebidanan

Poltekkes Kemenkes Padang.

3. Ibu Helpi Nelwatri, S.SiT, M.Kes selaku Ketua Program Studi DIII

Kebidanan Poltekkes Kemenkes Padang.

4. Ibu Lismawati R., M.Biomed, Sp.PA selaku Direktur Rumah Sakit

Umum Daerah Kota Padang Panjang yang telah bersedia memberikan

lahan praktek bagi penulis.

iii
5. Orang tua serta keluarga yang telah memberikan dukungan baik moral

maupun material, serta kasih sayang yang tidak terkira dalam setiap

langkah kaki penulis.

6. Bapak dan ibu tenaga kesehatan beserta staf yang telah memberikan

bekal ilmu dan bimbingan selama penulis melaksanakan praktek

lapangan.

7. Sahabat dan teman-teman yang telah memberikan dukungan baik berupa

motivasi maupun kompetensi dalam penyusunan Laporan Pemdahuluan

ini, serta semua pihak ikut andil yang tidak dapat penulis sebutkan satu

persatu.

Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan Laporan Studi Kasus ini masih

jauh dari kesempurnaan, hal ini karena adanya kekurangan keterbatasan

kemampuan. Oleh karena itu, segala kritik dan saran yang bersifat membangun

sangat penulis harapkan dari kesempurnaan Laporan Studi Kasus ini.

Padang, 14 Januari 2023

Penulis

iv
DAFTAR ISI

HALAMAN PENGESAHAN............................................................................ii

KATA PENGANTAR......................................................................................iii

DAFTAR ISI.......................................................................................................v

BAB I PENDAHULUAN...................................................................................1

A. Latar Belakang.......................................................................................1

B. Rumusan Masalah..................................................................................2

C. Tujuan....................................................................................................3

D. Manfaat..................................................................................................4

BAB II TINJAUAN TEORI..............................................................................5

A. Pengertian Letak Sunsang......................................................................5

B. Penyebab Letak Sungsang.....................................................................5

C. Klasifikasi Letak Sungsang...................................................................8

D. Penatalaksanaan Letak Sungsang..........................................................8

BAB III TINJAUAN KASUS..........................................................................10

DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................15

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Letak sungsang merupakan dimana keadaan janin terletak memanjang

dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri

tipe letak sungsang yaitu: frank breech (50,70%) yaitu kedua tungkai fleksi,

complete breech (5,70%) yaitu tungkai atas lurus keatas, tungkai bawah

ekstensi, flooting (10,30%) yaitu satu atau kedua tungkai atas ekstensi

presentasi kaki. Penyebab letak sungsang yaitu terdapat plasenta previa,

keadaan janin, keadaan air ketuban, keadaan kehamilan, keadaan uterus,

keadaan dinding abdomen, keadaan tali pusat (Manuba, 2007).

Menurut Kemenkes RI (2010), tiga faktor utama kematian ibu saat

persalinan adalah perdarahan (28%), eklampsia (24%), dan infeksi (11%),

sedangkan tiga penyebab kematian bayi tertinggi yaitu asfiksia (37%),

prematuritas (34%) dan sepsis (12%). Dari beberapa penyebab kematian pada

ibu dan bayi yaitu perdarahan, infeksi dan asfiksia merupakan komplikasi-

komplikasi yang terjadi pada persalinan dengan letak sungsang..

Untuk menekan angka kematian pada ibu dan janin salah satu cara bisa

dilakukan dengan tindakan operasi. Tindakan operasi yang biasa dilakukan

adalah bedah Caesar (Sectio Caesarea). Namun demikian operasi Sectio

Caesarea bukan tanpa adanya resiko. Komplikasi dari Sectio Caesarea pada

ibu antara lain: pendarahan, infeksi (sepsis), dan cidera di sekeliling struktur
1
seperti usus besar, kandung kemih, pembuluh ligament yang lebar, dan ureter

(Padila, 2015).

Data dari World Health Organization (WHO) pada tahun 2010, di 23

Negara menunjukkan tingkat kelahiran sectio caesarea tanpa indikasi medis

berkisar antara 0,01 – 2,10%, Sectio caesarea sebaiknya disarankan ketika

proses kelahiran melalui vagina berpotensi menyebabkan resiko bagi ibu

hamil atau si bayi. Data Riskesdas tahun 2013 menunjukkan bahwa kelahiran

dengan metode sectio caesarea sebesar 9,8% dari total 49.603 kelahiran

sepanjang tahun 2010 sampai dengan 2013, dengan proporsi tertinggi di DKI

Jakarta (19,9%) dan terendah di Sulawesi Tenggara (3,3%). Angka kejadian

kehamilan lewat waktu kira-kira 10% bervariasi antara 10,4 – 12% apabila

diambil batas waktu 42 minggu dan 3,4 – 4% apabila diambil batas waktu 43

minggu.

Berdasarkan Berdasarkan latar belakang di atas penulis tertarik untuk

melakukan “Manajemen Asuhan Kebidanan pada Ibu Hamil Ny”N” dengan

Letak Sungsang dan Riwayat Sectio Caesarea di RSUD Kota Padang Panjang”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, penulis membuat rumusan masalah

“Bagaimana Asuhan Kebidanan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal pada

Ny “R” dengan Bekas Sectio Caesarea Dan Letak Sungsang Di Ruang

Kebidanan RSUD Kota Padang Panjang”

2
C. Tujuan

A. Tujuan Umum

Dapat menerapkan Asuhan Kebidanan Kegawatdaruratan Maternal

Pada Ny.R dengan kasus Bekas Sectio Caesarea dan Letak Sungsang

di Ruang Kebidanan RSUD Kota Padang Panjang.

B. Tujuan Khusus

1. Mampu melakukan pengkajian data subjektif dan objektif pada

Ny.”R” pada kasus kegawatdaruratan maternal RSUD Kota Padang

Panjang Tahun 2023.

2. Mampu melakukan perumusan diagnosa dan masalah, serta

kebutuhan pada Ny.”R” pada kasus kegawatdaruratan maternal di

RSUD Kota Padang Panjang Tahun 2023.

3. Mampu menyusun perencanaan asuhan pada Ny.”R” pada kasus

kegawatdaruratan maternal di RSUD Kota Padang Panjang Tahun

2023.

4. Mampu melakukan implementasi atau penatalaksanaan asuhan

kebidanan pada Ny.”R” pada kasus kegawatdaruratan maternal di

RSUD Kota Padang Panjang Tahun 2023.

5. Mampu melakukan evaluasi tindakan yang telah diberikan pada

Ny.”R” pada kasus kegawatdaruratan maternal di RSUD Kota

Padang Panjang Tahun 2023.

6. Mampu membuat pencatatan atau pendokumentasian asuhan

kebidanan dengan metode SOAP pada Ny.”R” pada kasus


3
kegawatdaruratan maternal di RSUD Kota Padang Panjang Tahun

2023.

D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis

Hasil studi kasus ini secara teoritis diharapkan dapat memberikan

sumbangan pemikiran dalam memperkaya wawasan konsep praktek

asuhan kebidanan pada kasus kegawatdaruratan maternal di RSUD

Kota Padang Panjang Tahun 2023.

2. Manfaat Aplikatif

a. Manfaat bagi Institusi Pendidikan Hasil studi kasus ini dapat

dimanfaatkan sebagai masukan dalam pemberian asuhan kebidanan

pada kasus kegawatdaruratan maternal di RSUD Kota Padang

Panjang Tahun 2023.

b. Manfaat bagi Profesi Bidan

Sebagai sumbangan teoritis maupun aplikatif bagi profesi bidan

dalam asuhan kebidanan pada kasus kegawatdaruratan maternal di

RSUD Kota Padang Panjang Tahun 2023.

c. Manfaat bagi Klien dan Keluarga

Agar klien maupun keluarga dapat melakukan deteksi dari penyulit

yang mungkin timbul pada masa hamil sehingga memungkinkan

segera mencari pertolongan untuk mendapatkan penanganan

4
BAB II
TINJAUAN TEORI

A. Manajemen Asuhan Kebidanan

Manajemen asuhan kebidanan mengacu pada KEPMENKES

NO.938/MENKES/SK/VIII/2007 tentang Standar Asuhan Kebidanan yang

meliputi:

1. Standar I (Pengkajian/Rumusan Format Pengkajian)

Pengkajian dengan mengumpulkan semua data yang diperlukan untuk

mengevaluasi keaadaan klien secara lengkap. Data yang terkumpul ini

sebagai data dasar untuk interpretasi kondisi klien guna menentukan

langkah berikutnya. Pengkajian tersebut dapat dilakukan dengan :

1) Anamnesa

a) Biodata, data demografi

b) Keluhan utama

c) Riwayat kesehatan, termasuk faktor herediter dan kecelakaan

d) Riwayat menstruasi

e) Riwayat obstetrik, ginekologi termasuk nifas dan laktasi

f) Pola kehidupan sehari-hari

g) Riwayat kontrasepsi

h) Pengetahuan klien

2) Pemeriksaan fisik, sesuai kebutuhan dan tanda-tanda vital

3) Pemeriksaan khusus

5
a) Inspeksi

b) Palpasi

c) Auskultasi

d) Perkusi

4) Pemeriksaan penunjang

a) Laboratorium

b) Diagnosa lain : USG dan radiologi

5) Pengkajian sesaat pada bayi segera setelah lahir

a) Bayi lahir spontan

b) Segera menangis kuat

c) Gerakan aktif

d) Warna kulit merah muda

2. Standar II (Perumusan Diagnosa/Masalah Kebidanan)

1) Diagnosa

a) Ibu Hamil

Diagnosa dalam kehamilan dapat dicontohkan dengan : ibu

hamil/tidak G...P...A...H..., usia kehamilan..., janin hidup/mati,

tunggal/ganda, intrau terine/ekstra uterine, letak kepala/letak

bokong/letak lintang keadaan jalan lahir normal/tidak normal,

keadaan umum ibu dan janin baik/tidak.

b) Ibu Bersalin

Diagnosa dalam persalinan dapat dicontohkan dengan : ibu

G...P...A...H..., usia kehamilan..., janin hidup/mati,


6
tunggal/ganda, intra uterine/ekstra uterine, letak

kepala/sunsang/lintang, keadaan jalan lahir normal/tidak normal,

inpartu kala I fase aktif/laten, keadaan umum ibu dan janin

baik/tidak.

c) Bayi Baru Lahir

Melakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis masalah

dan kebutuhan bayi berdasarkan data yang diumpulkan.

d) Ibu Nifas

Melakukan identifikasi yang benar terhadap diagnosis masalah

dan kebutuhan bayi berdasarkan data yang diumpulkan.

2) Masalah

a) Ibu Hamil

Masalah yang dapat ditemui pada kehamilan seperti : cemas,

nyeri pinggang, sakit pinggang, konstipasi, hemoroid, sesak

nafas, insomnia, kram pada kaki, varices, dan sering BAK.

b) Ibu Bersalin

Masalah yang dapat ditemui pada persalinan seperti : cemas,

nyeri pinggang, sakit pinggang, konstipasi, hemoroid, sesak

napas, insomnia, kram pada kaki, varices, dan sering kencing.

c) Bayi Baru Lahir

Masalah yang dapat terjadi pada bayi batu lahir seperti : ibu

kurang informasi, ibu tidak PNC, ibu post section sesarea dan

gangguan maternal lainnya.


7
d) Ibu Nifas

Masalah yang dapat terjadi pada bayi batu lahir seperti : ibu

kurang informasi, ibu tidak PNC, ibu post section sesarea dan

gangguan maternal lainnya.

3. Standar III (Perencanaan)

Pada langkah ini direncanakan asuhan yang menyerluruh, ditentukan

oleh langkah-langkah sebelumnya. Langkah ini merupakan lanjutan

manajemen terhadap diagnosa atau masalah yang telah teridentifikasi atau

diantisipasi. Rencana asuhan yang menyeluruh tidak hanya meliputi apa

yang sudah teridentifikasi dari kondisi klien atau dari setiap masalah yang

berkaitan, tetapi juga dari kerangka pedoman antisipasi terhadap wanita

tersebut seperti apa yang diperkirakan akan terjadi berikutnya, apakah

kebutuhan penyuluh, konseling, dan apakah perlu merujuk klien bila ada

masalah-masalah yang berkaitan dengan sosial ekonomi, kultur atau

masalah psikologis.

Perencanaan Bayi Segera Setelah Lahir :

a) Keringkan bayi

b) Potong dan rawat tali pusat

c) Lakukan IMD

d) Berikan salep mata pada jam.…

e) Berikan injeksi Vit K1 0,5 mg IM pada jam…

f) Berikan imunisasi HB0 pada jam.…

g) Monitoring keadaan umum bayi


8
4. Standar IV (Implementasi)

Pada langkah ini rencana asuhan menyeluruh seperti yang telah

diuraikan pada langkah sebelumnya dilaksanakan secara efisien dan aman.

Perencanaan ini bisa dilakukan sebelumnya oleh bidan atau sebagian lagi

oleh klien atau anggota tim kesehatan/lainnya.

Walaupun bidan tidak melaksanakan asuhan sendiri tetapi bidan tetap

memiliki tanggung jawab untuk mengarahkan pelaksanaanya. Bila perlu

berkolaborasi dengan dokter atas komplikasi yang ada. Manajemen yang

efisien berhubungan dengan waktu, biaya serta peningkatan mutu asuhan.

Kaji ulang apakah semua rencana sudah dilaksanakan.

5. Standar V (Evaluasi)

Pada langkah ini dilakukan evaluasi keefektifan dari asuhan yang

diberikan meliputi pemenuhan kebutuhan akan bantuan apakah benar

benar telah terpenuhi sesuai dengan kebutuhan sebagaimana telah

diidentifikasi di dalam masalah dan diagnosa. Rencana tersebut dapat

dianggap efektif jika memang benar efektif dalam pelaksanaannya. Ada

kemungkinan bahwa sebagian rencana tersebut telah efektif sedangkan

sebagian belum efektif.

6. Standar VI (Pencatatan Asuhan Kebidanan)

Pendokumentasian dilakukan dengan metode SOAP. Menurut Helen

Varney, alur berpikir bidan saat menghadapi klien meliputi 7 langkah, agar

diketahui orang lain apa yang dilakukan seorang bidan melalui proses

berpikir sistematis, maka didokumentasikan dalam bentuk SOAP, yaitu:


9
a) S : Subjective (Data Subjektif)

Menggambarkan pendokumentasian hana pengumpulan data asien

melalui anamnesa tanda gejala subjektif yang diperoleh dari hasil

bertanya dari pasien, suami atau keluarga (identitas umum,

keluhan, riwayat menarche, riwayat perkawinan, riwayat

kehamilan, riwayat persalinan. Riwayat KB, penyakit, riwayat

penyakit keluarga, riwayat penyakit keturunan, riwayat

psikososial, pola hidup).

b) O : Objective (Data Objektif)

Mengambarkan pendokumentasian hasil analisa dan fisik pasien,

hasil lab, dan tes diagnostik lain yang dirumuskan dalam data

fokus untuk mendukung assesment. Tanda dan gejala objektif

yang diperoleh dari hasil pemeriksaan (keadaan umum, tanda-

tanda vital, pemeriksaan fisik, pemeriksan khusus, pemeriksaan

kebidanan, pemeriksaan dalam, pemeriksan laboratorium dan

pemeriksaan penunjang). Pemeriksaan dengan isnperksi, palpasi,

auskultasi dan perkusi.

c) A : Assesment (Pengkajian)

Masalah atau diagnosa yang ditegakkan berdasarkan data atau

informasi subjektif maupun objektif yang dikumpulkan atau

diseimpulkan. Karena keadaan pasien terus berubah dan selalu

ada informasi baru baik subjektif maupun objektif dan sering

diungkapkan secara terpisah-pisah, maka proses pengkajian


10
adalah suatu proses yang dinamika. Sering menganalisa adalah

suatu yang penting dalam mengikuti perkembangan pasien dan

menjamin suatu perubahan yang baru cepat diketahui dan dapat

diikuti sehingga dapat diambil tindakan yang tepat.

d) P : Planning (Perencanaan)

Menggambarkan pendokumentasian dan perencanaan serta

evaluasi berdasarkan assesment SOAP untuk perencanaan,

implementasi, dan evaluasi dimasukkan kedalam perencanaan.

B. Sectio Caesarea

1. Pengertian Sectio Caesarea (SC)

Sectio Caesarea (SC) adalah suatu persalinan buatan, dimana janin

dilahirkan melalui suatu insisi pada dinding perut dan dinding rahim dengan

syarat rahim dalam keadaan utuh serta berat janin diatas 500 gram

(Prawirohardjo, 2010).

Ada beberapa istilah dalam Sectio Caesarea (SC) yaitu:

a) Sectio Caesarea Primer (Elektif)

SC primer bila sejak mula telah direncanakan bahwa janin akan dilahirkan

dengan cara SC.

b) Sectio Caesarea Sekunder

SC sekunder adalah keadaan ibu bersalin dilakukan partus percobaan

terlebih dahulu, jika tidak ada kemajuan (gagal) maka dilakukan SC.

c) Sectio Caesarea Ulang


11
Ibu pada kehamilan lalu menjalani operasi SC dan pada kehamilan

selanjutnya juga dilakukan SC.

d) Sectio Caesarea Histerektomy

Suatu operasi yang meliputi kelahiran janin dengan SC yang secara

langsung diikuti histerektomi karena suatu indikasi.

e) Operasi Porro

Merupakan suatu operasi dengan kondisi janin yang telah meninggal

dalam rahim tanpa mengeluarkan janin dari kavum uteri dan langsung

dilakukan histerektomi. Misalnya pada keadaan infeksi rahim yang berat.

2. Indikasi Tindakan SC

Indikasi dalam SC dapat dibagi menjadi indikasi absolut dan indikasi

relatif. Setiap keadaan yang mengakibatkan kelahiran melalui jalan lahir tidak

mungkin terlaksana merupakan indikasi absolut. Misalnya kesempitan

panggul, adanya neoplasma yang menyumbat jalan lahir. Indikasi relatif yaitu

bila kelahiran melalui vagina bisa terlaksana tetapi dengan pertimbangan

keamanan ibu dan bayi maka dilakukan SC (Oxorn dan Forte, 2010).

Manuaba (2012) mengatakan indikasi SC meliputi partus lama,

disproporsi sepalo pelvic, panggul sempit, gawat janin, malpresentasi, rupture

uteri mengancam, dan indikasi lainnya. Indikasi klasik yang dapat

dikemukakan sebagai dasar SC adalah prolong labour, ruptur uteri

mengancam, fetal distress, berat janin melebihi 4000 gram, perdarahan ante

partum. Indikasi yang menambah tingginya angka SC adalah SC berulang,

12
kehamilan prematur, kehamilan resiko tinggi, kehamilan kembar, SC dengan

kelainan letak.

3. Kontraindikasi Tindakan Sectio Caesarea (SC)

Dalam praktik kebidanan modern, tidak ada kontaindikasi tegas terhadap

SC, namun jarang dilakukan dalam kasus janin mati atau Intra Uterine Fetal

Death (IUFD), terlalu premature bertahan hidup, ada infeksi pada dinding

abdomen, anemia berat yang belum teratasi, kelainan konginetal, kurangnya

fasilitas (Fitri, 2017).

4. Komplikasi Tindakan Sectio Caesarea (SC)

Beberapa komplikasi yang paling banyak terjadi dalam SC adalah akibat

tindakan anastesi, jumlah darah yang diekeluarkan oleh ibu selama operasi

berlangsung, komplikasi penyulit, Endometriosis (radang endometrium),

Tromboplebitis (gangguan pembekuan darah pembuluh balik), Embolisme

(penyumbatan pembuluh darah paru), dan perubahan bentuk serta letak rahim

menjadi tidak sempurna. Komplikasi serius pada tindakan SC adalah

perdarahan karena atonia uteri, pelebaran insisi uterus, kesulitan

mengeluarkan plasenta, hematoma ligamentum latum (Broad Ligamen),

infeksi pada saluran genetalia, pada daerah insisi, dan pada saluran

perkemihan (Prawirohardjo, 2012).

5. Risiko persalinan SC

Frekuensi SC yang semakin tinggi mengakibatkan masalah tersendiri

untuk kesehatan ibu, bayi dan kehamilan berikutnya. Morbiditas dan


13
mortalitas tersebut berhungan dengan adanya luka parut uterus (Suryawinata,

2019). Menurut Chuningham dalam Suryawinata (2019) bekas luka SC terdiri

dari dua komponen yaitu bagian hypoecoic pada bekas luka dan jaringan parut

pada myometrium yang dinilai sebagai ketebalan myometrium residual

(KMR). Ketebalan seluruh Segmen Bawah Rahim (SBR) diukur dengan

menggunakan transabdominal sonografi, sedangkan lapisan otot diukur

dengan menggunakan Trasvaginalsonografi (TVS). Ketebalan SBR harus

dievaluasi karena berperan penting sebagai predictor terjadinya ruptur uteri.

Angka kejadian rupture uteri sebesar 0,6% pada pasien dengan riwayat SC 1

kali dan meningkat menjadi 1,8% pada pasien dengan riwayat SC dua kali.

Persalinan melalui SC juga terbukti akan meningkatkan resiko terjadinya

plasenta previa dan abrupsio plasenta pada kehamilan berikutnya. Peningkatan

resiko terjadinya plasenta previa 47% dan abrupsio plasenta 40%. Respon

yang berbeda terhadap luka operasi SC terutama respon terhadap sitokin dan

mediator inflamasi, kejadian stress oksidatif berdampak pada pertumbuhan

dan rekontruksi desidua basalis serta kemampuan desidua untuk menampung

dan memodulasi infiltrasi trofoblast. Remodelisasi kondisi uterus pasca SC

juga dapat menyebabkan kelainan pada letak plasenta, yaitu plasenta previa.

Adanya insisi SBR yang membuat modulasi dari SBR menipis sehingga

menyebabkan plasentosis menyebar hingga ke permukaan rendah uterus.

Plasenta previa ini dapat menyebabkan perdarahan anate partum dan menjadi

14
indikasi untuk kembali dilakukan SC pada kehamilan selanjutnya

(Suryawinata, 2019).

C. Kehamilan

1. Pengertian Kehamilan Trimester III

Kehamilan merupakan fertilasi atau penyatuan dari spermatozoa dan

ovum, yang dilanjutkan dengan nidasi atau implantasi. Masa kehamilan

dimulai dari konsepsi sampai lahirnya janin, masa hamil normal adalah 280

hari (40 minggu atau 9 bulan 7 hari) dihitung dari hari pertama haid

terakhir. Trimester III adalah trimester akhir kehamilan, pada periode ini

pertumbuhan janin dalam rentang waktu 28-40 minggu (Suni Safitri, 2021).

2. Perubahan Fisiologis dan Psikologis Pada Ibu Hamil Trimester III

a. Perubahan fisiologis pada Ibu Hamil, yaitu :

1) Uterus

Pada kehamilan trimester III uterus terus membesar. Di akhir

kehamilan otot-otot uterus bagian atas akan berkontraksi, sehingga

segmen bawah rahim akan melebar dan menipis. Pergerakan janin

dapat di observasi dan badannya dapat diraba untuk mengetahui posisi

dan ukurannya (Suni Safitri, 2021).

2) Serviks

Pada akhir kehamilan terjadi penurunan konsentrasi kolagen yang

menyebabkan konsentrasi air meningkat. Akibat terjadinya

peningkatan hormon menyebabkan hipersekresi kelenjar servik

15
sehingga servik menjadi lunak dan porsio menjadi memendek.

Sehingga hal tersebut bertujuan untuk mempersiapkan proses

persalinan (Lina Fitriani, 2021).

3) Vagina

Ketebalan mukosa vagina disertai pelonggaran jaringan ikat dan

hipertrofi (peningkatan volume jaringan akibat pembesaran komponen

sel) sel-sel otot polos yang bertujuan untuk mempersiapkan vagina

mengalami distensi saat persalinan (Lina Fitriani, 2021)..

4) Payudara

Pada kehamilan trimester III payudara akan terlihat jelas

pembesarannya, puting lebih menonjol dan areola mengalami

hiperpigmentasi serta diikuti dengan pengeluaran kolostrum (Lina

Fitriani, 2021).

5) Perubahan Sistem kardiovaskular

Menurut Walyani, dkk (2015), perubahan yang dirasakan jelas oleh

ibu trimester III pada sistem kardiovaskular, yaitu :

a) Terjadi edema pada ekstermitas bawah karena peningkatan

permeabilitas kapiler dan tekanan dari pembesaran uterus pada

vena pelvik atau vena cava inferior.

b) Hemorroid akibat tekanan uterus terhadap vena hemorroid.

16
c) Hipotensi supinasi karena terbeloknya aliran darah di vena cava

inferior oleh uterus yang membesar apabila ibu pada posisi tidur

terlentang.

d) Varises pada kaki dan vulva karena kongesti (pembendungan

darah) vena bagian bawah meningkat sejalan tekanan karena

pembesaran uterus dan kerapuhan jaringan elastis karena pengaruh

hormon estrogen.

6) Perubahan Gastrointestinal

Rahim yang membesar akan menekan rektum dan usus, sehingga

terjadi sembelit atau konstipasi. Konstipasi semakin berat karena

gerakan otot didalam usus diperlambat oleh tingginya kadar

progesteron.

7) Sistem Respirasi

Pembesaran uterus pada trimester III menyebabkan adanya desakan

diafragma yang membuat pernafasan pada ibu hamil meningkat dari

biasanya, sehingga mengakibatkan kebanyakan wanita hamil

mengalami kesulitan bernafas.

8) Sistem Urinaria

Pada akhir kehamilan, kepala janin yang mulai turun kepintu atas

panggul mengakibatkan ibu hamil mengeluh sering kencing karena

kandung kemih yang mulai tertekan.

b. Perubahan Psikologi pada Ibu Hamil

Adapun perubahan psikologis pada ibu hamil trimester III adalah:


17
1) Ibu merasa tidak sabar menunggu kelahiran bayinya.

2) Ibu khawatir bahwa bayinya akan lahir sewaktu-waktu.

3) Ibu merasa khawatir atau takut jika bayi yang dilahirkannya tidak

sesuai bayi baru lahir normal biasanya.

4) Ibu merasa takut terhadap sakitnya proses persalinan yang akan

dihadapinya.

5) Pada trimester III akan timbul lagi rasa tidak nyaman pada ibu,

bahkan sebagian merasa irinya aneh dan jelek.

6) 2 minggu menjelang persalinan sebagian ibu hamil mengalami

perasaan senang.

3. Tanda Bahaya Dalam Kehamilan Trimester III

Tanda bahaya dalam kehamilan trimester III menurut Tyastuti (2016)

yaitu:

a. Perdarahan pervaginam

b. Sakit kepala yang hebat

c. Perubahan visual secara tiba-tiba

d. Nyeri abdomen yang hebat

e. Bengkak pada muka dan tangan

f. Bayi kurang bergerak seperti biasa

4. Ketidaknyamanan Dalam Kehamilan Pada Trimester III

Ketidaknyamanan dalam kehamilan pada trimester III menurut Tyastuti

(2016) yaitu :

18
a. Buang air kecil yang sering

b. Sesak Nafas

c. Oedema pada kaki

d. Nyeri punggung.

e. Nyeri pinggang

f. Nyeri ulu hati

5. Kebutuhan Fisiologis Ibu Hamil Trimester III

Kebutuhan fisiologis ibu hamil trimester III menurut Yeyeh, dkk (2014)

adalah sebagai brikut :

a. Oksigen

Ibu hamil sering mengeluh tentang rasa sesak dan pendek nafas.

Hal ini disebabkan karena diafragma tertekan akibat membesarnya

rahim. Kebutuhan oksigen meningkat 20 %. Untuk memenuhi

kecukupan O2 yang meningkat, ibu hamil dianjurkan menghindari

tempat kerumunan banyak orang, lakukan jalan–jalan dipagi hari,

duduk–duduk di bawah pohon yang rindang, berada di ruang yang

ventilasinya cukup.

b. Kebutuhan nutrisi

1) Kalori

Jumlah kalori yang diperlukan ibu hamil setiap harinya adalah 2500

kalori, jumlah kalori yang berlebih menyebabkan obesitas, dan ini

merupakan faktor atas terjadinya preeklaamsi.

19
2) Protein

Jumlah protein yang diperlukan oleh ibu hamil adalah 85 gram

perhari, sumber protein terseut bisa diperoleh dari tumbuhan

(kacang-kacangan) atau hewani, (ikan, ayam, keju, susu, telur).

3) Kalsium

Kebutuhan kalsium ibu hamil adalah 1500 mg perhari, kalsium

dibutuhkan untuk pertumbuhan janin, terutama bagi pengembangan

otot rangka.

4) Zat besi

Diperlukan asupan zat besi bagi ibu hamil dengan jumlah 30 mg

perhari terutama.

5) Asam folat.

Jumlah asam folat yang dibutuhkan ibu hamil sebesar 400 mikro

gram perhari, kekurangan asam folat dapat menyebabkan anemia

megaloblastik pada ibu hamil.

6) Air

Air diperlukan tetapi sering dilupakan pada saat pengkajian. Air

digunakan untuk membantu sistem pencernaan makanan, dan

membantu proses transportasi.

c. Personal Hygiene

Kebersihan badan mengurangi kemungkinan infeksi, karena badan

yang kotor banyak mengandung kuman. Pada ibu hamil karena

bertambahnya aktifitas metabolisme tubuh maka cenderung


20
menghasilkan keringat yang berlebih, sehingga perlu menjaga

kebersihan badan secara ekstra disamping itu menjaga kebersihan badan

juga dapat untuk mendapatkan rasa nyaman bagi tubuh. Ibu dianjurkan

mandi dengan air yang tidak terlalu panas dan tidak terlalu dingin,

menjaga kebersihan area kemaluan dengan mengganti celana jika sudah

lembab, menyikat gigi setelah selesai makan, menjaga kebersihan kuku,

dan mencuci rambut 2-3 minggu sekali.

d. Pakaian

Pakaian yang dianjurkan untuk ibu hamil adalah pakaian yang

longgar, nyaman dipakai, tanpa sabuk atau pita yang menekan bagian

perut atau pergelangan tangan karena akan mengganggu sirkulasi darah.

Gunakan bra yang menopang payudara dan tidak sempit, mengingat

payuara akan semakin bertambah besar. Celana dalam sebaiknya

terbuat dari katun yang mudah menyerap air, sehingga untuk mencegah

kelembaban yang dapat menyebabkan gatal dan iritasi, apalagi ibu

hamil biasanya sering BAK karena ada penekanan kandung kemih oleh

pembesaran uterus.

e. Eliminasi

Keluhan yang sering muncul pada ibu hamil yang berkaitan dengan

eliminasi adaah konstipasi atau sering BAK, konstipasi sering terjadi

karena adanya pengaruh hormon progesteron yang mempunyai efek

rileks tehadap otot polos, salah satunya otot usus. Sering buang air kecil

merupakan keluahan yang umum dirasakan oleh ibu hamil, terutama


21
pada TM I dan III, hal tersebut adalah kondisi yang fisiologis, karena

masa kehamilan terjadi pembesaran janin yang menyebabkan desakan

pada kandung kemih.

f. Seksual

Hindari hubungan seksual yang menyebabkan kerusakan janin.

Hubungan seksual disarankan tidak dilakukan pada ibu hamil bila:

1) Terdapat tanda infeksi dengan pengeluaran cairan disertai rasa nyeri

atau panas.

2) Terjadi perdarahan saat hubungan seksual.

3) Terdapat pengeluaran cairan (air) yang mendadak.

4) Terdapat perlukaan di sekitar alat kelamin bagian luar.

5) Serviks telah membuka.

6) Plasenta letak rendah.

7) Wanita yang sering mengalami keguguran, persalinan preterm,

mengalami kematian dalam kandungan atau sekitar 2 minggu

menjelang persalinan.

g. Mobilisasi dan Body Mekanik

Mobilisasi adalah kemampuan seseorang untuk bergerak secara

bebas, mudah dan teratur dan mempunyai tujuan dalam rangka

pemenuhan kebutuhan hidup sehat. Manfaat mobilisasi adalah sirkulasi

darah menjadi baik, nafsu makan bertambah, pencernaan lebih baik dan

tidur lebih nyenyak. Gerak badan yang melelahkan, gerak badan yang

22
menghentak atau tiba-tiba dilarang untuk dilakukan. Dianjurkan

berjalan-jalan pagi hari dalam udara yang bersih, istirahat bila lelah.

h. Senam Hamil

Dengan berolah raga tubuh seorang wanita menjadi semakin kuat.

Selama masa kehamilan olah raga dapat membantu tubuhnya siap untuk

menghadapi kelahiran. Ibu hamil dianjurkan untuk mengikuti senam

hamil sesuai dengan kondisi ibu, senam ringan yang dapat dilakukan

ibu adalah jalan pagi, sambil menghirup udara segar dan sebelum

maupun sesudah melakukan senam ibu harus minum yang cukup.

i. Imunisasi

Immunisasi adalah suatu cara untuk meningkatkan kekebalan

seseorang secara aktif terhadap suatu antigen. Vaksinasi toksoid tetanus

(TT), dianjurkan untuk dapat menurunkan angka kematian bayi karena

infeksi tetanus. Vaksinasi toksoid tetanus dilakukan dua kali selama

hamil. Immunisasi TT sebaiknya diberika pada ibu hamil dengan umur

kehamilan antara tiga bulan sampai satu bulan sebelum melahirkan

dengan jarak minimal empat minggu.

j. Istirahat

Istirahat/tidur dan bersantai sangat penting bagi wanita hamil dan

menyusui. Jadwal ini harus diperhatikan dengan baik, karena istirahat

dan tidur secara teratur dapat meningkatkan kesehatan jasmani dan

rohani untuk kepentingan perkembangan dan pertumbuhan janin dan

23
juga membantu wanita tetap kuat dan mencegah penyakit, mencegah

keguguran, tekanan darah tinggi, dan masalah-masalah lain.

6. Kebutuhan Psikologi Ibu Hamil Trimester III

Kebutuhan psikologi ibu hamil trimester III menrut Tyastuti (2016)

adalah:

1. Dukungan dari suami

2. Dukungan dari keluarga

3. Dukungan dari tenaga kesehatan

4. Rasa aman dan nyaman selama kehamilan

D. Letak Sunsang

1. Pengertian Letak Sunsang

Letak sungsang adalah suatu keadaan dimana posisi janin memanjang

(membujur) dalam rahim dengan kepala berada pada bagian atas rahim

(fundus uteri) dan bokong berada dibagian bawah ibu. Sutrisminah, E. (2006).

2. Penyebab Letak Sungsang

Letak janin tergantung pada proses adaptasinya didalam rahim. Jadi tidak

perlu khawatir jika posisi sungsang terjadi pada usia kehamilan dibawah 32

minggu. Pada usia kehamilan ini, jumlah air ketuban relatif lebih banyak

sehingga janin masih dapat bergerak bebas. Dari posisi sungsang berputar

menjadi posisi melintang lalu berputar lagi sehingga posisi kepala dibagian

bawah rahim. Sehingga frekuensi letak sungsang menjadi lebih tinggi pada

kehamilan beluh cukup bulan (Sutrisminah, 2006).

24
Memasuki usia kehamilan 37 minggu ke atas, letak sungsang sudah sulit

untuk berubah karena bagian terendah janin sudah masuk ke pintu atas

panggul. Tetapi seharusnya di trimester ketiga, bokong janin dengan tungkai

terlipat yang ukurannya lebih besar dari kepala janin akan menempati ruangan

yang lebih besar yaitu dibagian atas rahim (fundus uteri), sedangkan kepala

menempati ruangan yang lebih kecil, disegmen bawah rahim ibu.

(Sutrisminah, 2006).

Penyebab Letak Sungsang menurut Sutrisminah (2006) dapat berasal dari

faktor janin maupun faktor ibu.

1 Dari faktor janin, antara lain:

a) Gemeli (kehamilan ganda)

Kehamilan dengan dua janin atau lebih dalam rahim, sehingga

menyebabkan terjadinya perebutan tempat. Setiap janin berusaha

mencari tempat yang lebih nyaman, sehingga ada kemungkinan bagian

tubuh yang lebih besar (yakni bokong janin) berada di bagian bawah

rahim.

b) Hidramion (kembar air)

Didefinisikan jumlah air ketuban melebihi normal (lebih 2000 cc)

sehingga hal ini bisa menyebabkan janin bergerak lebih leluasa walau

sudah memasuki trimester ketiga.

c) Hidrocepalus

25
Keadaan dimana terjadi penimbunan cairan serebrospinalis dalam

ventrikel otak, sehingga kepala menjadi besar serta terjadi pelebaran

sutura-sutura dan ubun-ubun. Karena ukuran kepala janin terlalu besar

dan tidak dapat berakomodasi dibagian bawah uterus, maka sering

ditemukan dalam letak sungsang.

2 Dari Faktor Ibu, diantaranya:

a) Plasenta praevia

Keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat abnormal, yaitu

pada segmen bawah rahim sehingga menutupi sebagian atau seluruh

pembukaan jalan lahir (osteum uteri internal). Akibatnya keadaan ini

menghalangi turunnya kepala janin ke dalam pintu atas panggul

sehingga janin berusaha mencari tempat yang lebih luas yakni dibagian

atas rahim.

b) Panggul sempit

Sempitnya ruang panggul mendorong janin mengubah posisinya

menjadi sungsang.

c) Multiparitas

Ibu/ wanita yang pernah melahirkan bayi viable beberapa kali (lebih

dari 4 kali), sehingga rahimnya sudah sangat elastis, keadaan ini

membuat janin berpeluang besar untuk berputar hingga minggu ke-37

dan seterusnya.

d) Kelainan uterus

26
Adanya kelainan didalam uterus akan mempengaruhi posisi dan letak

janin dalam rahim, janin akan berusaha mencari ruang / tempat yang

nyaman.

3. Klasifikasi Letak Sungsang

Berdasarkan komposisi dari bokong dan kaki dapat ditentukan beberapa

bentuk letak sungsang (Sutrisminah, 2006):

1 Letak bokong murni

a) Teraba bokong

b) Kedua kaki menjungkit ke atas sampai kepala bayi

2 Letak bokong kaki sempurna

a) Teraba bokong

b) Kedua kaki berada disamping bokong

3 Letak bokong tak sempurna

a) Teraba bokong

b) Disamping bokong teraba satu kaki

4 Letak kaki

a) Bila bagian terendah teraba salah satu dan kedua kaki atau lutut

b) Dapat dibedakan : letak kaki, bila kaki terendah, letak lutut bila

lutut terendah

4. Penatalaksanaan Letak Sungsang

Persalinan letak sungsang diselesaikan dengan :

1. Pertolongan persalinan pervaginam

27
a) Pertolongan fisiologis secara Brach

Persalinan Brach berhasil bila berlangsung dalam satu kali his dan

mengejan, Sedangkan penolong membantu melakukan

hiperlordose. Bila persalinan dengan satu kali his dan mengejan

tidak berhasil, maka pertolongan Brach dianggap gagal, dan

dilanjutkan dengan ekstraksi.

2. Pertolongan persalinan dengan sektio sesarea

Sebagian besar pertolongan persalinan sungsang dilakukan dengan

seksio sesarea.

28
BAB III
TINJAUAN KASUS

MANAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY ”R” G3P1A1H1 USIA


KEHAMILAN 38-39 MINGGU DENGAN BEKAS SECTIO CAESAREA
DAN LETAK SUNGSANG DI RUANG KEBIDANAN RSUD
KOTA PADANG PANJANG

Tanggal : 10 Januari 2023


Pukul : 12.00 WIB

I. PENGUMPULAN DATA
A. Identitas / Biodata
(Istri) (Suami)
Nama : Rahayu Nama : Ropi Saputra
Umur : 26 Tahun Umur : 32 Tahun
Suku/Bangsa : Minang Suku/Bangsa : Minang
Agama : Islam Agama : Islam
Pendidikan : SD Pendidikan : SD
Pekerjaan : IRT Pekerjaan : Sopir
Alamat : Ganting Alamat : Ganting

Nama keluarga terdekat yang bisa dihubungi: Ropi Saputra


Hubungan dengan ibu : Suami
Alamat : 081363707279
No Telp/Hp : Ganting
B. Data Subjektif
Pasien masuk tanggal : 10 Januari 2023
Pukul : 12.00 WIB
1. Alasan utama masuk kamar bersalin : Persiapan SC,

29
nyeri ari-ari menjalar ke pinggang
2. Perasaan (sejak terakhir datang ke klinik) : Cemas
3. Tanda-tanda bersalin
His : (+)
Frekuensi : 2-3x/ 10 menit
Lamanya : 30 detik
Kekuatan : normal
Lokasi ketidaknyamanan : Bagian bawah perut
4. Pengeluaran pervaginam
Darah lendir : Ada
Air ketuban :-
Darah :-
3. Masalah-masalah khusus : -
4. Riwayat kehamilan sekarang
a. HPHT : 01/04/2022
b. TP : 7/1/2023
c. Riwayat Haid sebelumnya
Siklus : 28 hari
Lama : 7 hari
d. ANC : 5x di PMB
e. Keluhan :-
5. Pola imunisasi
TT Catin : Ada
TT 1 :-
TT 2 :-

30
6. Riwayat Kehamilan, persalinan, dan nifas yang lalu

Persalinan Komplikasi Bayi Nifas


Tanggal
No BB/ Kea
Lahir Usia Jenis Tempat Penolong Ibu Bayi Lochea laktasi
PB daan
1. Abortus - - - - - - - - - -
3000/ ASI
2. 2019 aterm SC RS dr CPD - Baik Baik
50 Ekslusif

7. Kontrasepsi yang digunakan : Tidak ada


8. Pergerakan janin dalam 24 jam terakhir : 10-20 kali
Mulai gerakan janin pertama kali : 18 minggu
9. Makan dan minum terakhir : 21.00 WIB
10. Jenis makanan/minuman : Nasi+lauk
11. BAK terakhir : 08.00 WIB
12. BAB terakhir : 07.00 WIB
13. Psikologis : Baik
14. Keluhan : Tidak Ada
C. Data Objektif (Pemeriksaan Fisik)
1. Keadaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Composmentis
3. Keadaan emosional : Stabil
4. Tanda vital
Tekanan Darah : 99/64 mmHg
Denyut Nadi : 88 x/menit
Pernafasan : 24 x/menit
Suhu : 36,5° C
BB sebelum hamil : 49 kg
BB sekarang : 57 kg
TB : 150 cm
Lila : 26 cm

31
5. Pemeriksaan Fisik
a. Inspeksi
1) Mata
a) Konjungtiva : Merah muda
b) Sklera : Tidak ikterik
2) Mulut
a) Lidah dan mulut : Bersih
b) Gigi dan geraham : Bersih
3) Leher
a) Kelenjar tiroid : Tidak ada
b) Kelenjar limfe : Tidak ada
4) Dada/payudara
a) Bentuk : Simetris
b) Putting susu : Menonjol
c) Pengeluaran : Tidak ada
d) Pembengkakan : Tidak ada
e) Retraksi : Baik
f) Areola : Hitam Pekat
5) Abdomen
a) Pembesaran : Sesuai usia kehamilan
b) Pembengkakan : Tidak ada
c) Bekas luka operasi : Tidak ada
d) Linea : Tidak ada
e) Striae : Tidak ada
6. Pemeriksaan kebidanan :
a) Palpasi uterus
Leopold I : TFU 3 jari di atas pusat, teraba
bulat, keras, melenting,
kemungkinan kepala janin.
Leopold II : Bagian kanan perut ibu teraba

32
tonjolan-tonjolan kemungkinan
esktremitas janin, bagian kiri perut
ibu terabat keras memapan
kemungkinan punggung janin.
Leopold III : Bagian bawah perut ibu teraba
keras, kemungkinan bokong janin.
Leopold IV : Belum masuk PAP
MC. Donald : 32 cm
TBJ : 3000 gram
Fetus
Letak : Sungsang
Posisi : Pu-Ki
Pergerakan : Aktif
Presentasi : Bokong
Penurunan : Hodge 2
b) Auskultasi
DJJ : (+)
Frekuensi : 130 x/menit
Irama : Teratur
Intensitas : Kuat
Punctum Maksimum : Kuadran kiri bawah perut ibu
c) Perkusi :
Reflek Patella Kanan : -
Reflek Patella Kiri :-
d) Ano-genital
1) Perinium
Luka parut : Tidak ada
2) Vulva dan vagina
Warna : Kemerahan
Varises : Tidak ada

33
Luka : Tidak ada
Pengeluaran pervaginam : Lendir bercampur
darah
e) Pemeriksaan dalam
Atas indikasi : Tidak dilakukan
Dinding vagina :-
Portio :-
Pembukaan :-
Ketuban :-
Penurunan bagian terendah : -
Presentasi :-
D. Pemeriksaan Laboratorium
1. Golongan Darah :-
2. Hb : 12,2 g/dL
3. Leukosit : 10.400/uL

34
PENDOKUMENTASIAN MENAJEMEN ASUHAN KEBIDANAN PADA NY.R G3P1A1H1
USIA KEHAMILAN 38-39 MINGGU DENGAN DENGAN LETAK SUNGSANG DAN
BEKAS SECTIO CAESAREA DI RUANG KEBIDANAN
RSUD KOTA PADANG PANJANG

Subjektif Objektif Asessment Plannnig Paraf


Tanggal : 10 Januari 2023 Pemeriksaan umum Diagnosa : 1. Melakukan pemeriksaan TTV
Pukul : 12.00 WIB KU ibu : Baik Ibu hamil Ny.R Evaluasi : Pemeriksaan telah dilakukan
Tanda vital G3P1A1H1 usia dengan hasil keadaan umum ibu baik
Ny N mengatakan : TD : 99/64 mmhg kehamilan 38-39 minggu,
- Kehamilan ketiga P : 24 x/i janin hidup, tunggal, 2. Melakukan persiapan SC
- Nyeri ari-ari menjalar ke N : 88 x/i intrauterine, KU ibu dan Evaluasi : Persiapan SC sudah dilakukan.
pinggang S : 36,5 0C janin baik, dengan letak - Pemasangan kateter pada jam 12.30
- Merasa cemas BB sebelum hamil: 49 kg sungsang dan bekas SC. WIB
menghadapi SC BB sekarang : 57 kg - Pemasangan infus dengan cairan RL
-HPHT : 1 April 2022 TB : 150 cm pada jam 12.35 WIB
- Melakukan skintest cefotaxime 0,02
Lila : 26 cm
cc pada jam 12.40 WIB, dengan hasil
test (-) pada jam 12.55 WIB

Head to toe dalam batas - Melakukan bolus cefotaxime pada

normal jam 12.55 WIB

3. Memberikan semangat dan perhatian


Palpasi uterus
pada pasien agar bisa melewati masa
Leopold I : TFU 3 jari di
operasi SC dan juga menghadirkan
atas pusat, teraba bulat,
orang orang terdekat pasien agar pasien
keras, melenting,
tidak merasa kesepian dan tidak stress.
kemungkinan kepala janin.
Evaluasi : Pasien sedikit lebih tenang.
Leopold II : Bagian
kanan perut ibu teraba
tonjolan-tonjolan
kemungkinan esktremitas
janin, bagian kiri perut ibu
terabat keras memapan
kemungkinan punggung
janin.
Leopold III : Bagian
bawah perut ibu teraba
keras, kemungkinan bokong
janin.

Leopold IV :
Belum masuk
PAP

MC. Donald : 30
cm

TBJ : 3000 gram


Kontraksi : (+)

Auskultasi
DJJ : 130x/menit

Frekuensi : 2-3x/ 10 menit

Intensitas : Kuat

Irama : Teratur
Pemeriksaan
Laboratorium
Golongan Darah : -
Hb : 12,2 g/dL
Leukosit : 10.400/uL
DAFTAR PUSTAKA

1 Dinda, N., Saleha, S., & Haruna, N. (2021). Manajemen Asuhan Kebidanan
Intranatal Patologi dengan Persalinan Letak Sungsang (Literatur
Review). Jurnal Midwifery, 3(2).

2 Simamora, D. N., & Debataraja, F. (2021). Langkah-langkah Manajemen


Asuhan Kebidanan dan SOAP. Penerbit NEM.

3 Suni Safitri, A. T. (2021). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Hamil Trimester III.
Jurnal Kebidanan Terkini , 80.

4 Lina Fitriani, F. R. (2021). Buku Ajar Kehamilan. Yogyakarta: Deepublish.

5 (2014). Asuhan Kebidanan Pada Ibu Dengan Kelainan Letak Sungsang Studi


Kasus Di Rs. Muhammadiyah Surabaya (Doctoral dissertation, Universitas
Muhammadiyah Surabaya).

6 Sutrisminah, E. (2006). Penatalaksanaan Letak Sungsang.

7 Wikjosastro Hanifa, dkk (2000), Ilmu Kebidanan. YBPSP, Jakarta.

Anda mungkin juga menyukai