i
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Proposal Skripsi
Disusun oleh:
Rosi Frita Anidini Samosir
NIM. P07124318023
Menyetujui,
Yogyakarta, .............................
Ketua Jurusan Kebidanan
ii
HALAMAN PENGESAHAN
PROPOSAL SKRIPSI
Disusun Oleh
Rosi Frita Andini Samosir
NIM. P07124318023
Ketua,
Dyah Noviawati S. M. Keb (..............................................................)
NIP. 19801102 2001 12 2 002
Anggota,
Suherni, SPd, APP. M. Kes (..............................................................)
NIP. 19570419 1983 03 2 003
Anggota,
Tri Maryani, SST, M. Kes (..............................................................)
NIP. 19810329 200501 2001
Yogyakarta, …………..
Ketua Jurusan Kebidanan
iii
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
berkat dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Proposal Skripsi dengan judul
Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Kejadian Pneumonia pada Balita di
Wilayah Kerja Puskesmas Koba Kabupaten Bangka Tengah Tahun 2018.
Penulisan Proposal Skripsi ini dilakukan dalam rangka menyelesaikan skripsi
untuk mencapai gelar Sarjana Terapan Kebidanan pada Program Studi Sarjana
Terapan Kebidanan Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta.
Proposal Skripsi ini terwujud atas bimbingan, pengarahan dan bantuan dari
berbagai pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu dan pada kesempatan
ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih kepada:
1. Joko Susilo, SKM., M.Kes selaku Direktur Poltekkes Kemenkes Yogyakarta
yang telah memberikan kesempatan untuk penyusunan proposal.
2. DR. Yuni Kusmiyati. SST., MPH selaku Ketua Jurusan Kebidanan Poltekkes
Kemenkes Yogyakarta yang telah memberikan arahan dan kebijakan dalam
penyusunan proposal.
3. Yuliasti Eka P., SST., MPH, selaku Ketua Prodi Sarjana Terapan Kebidanan
Jurusan Kebidanan Poltekkes Kemenkes Yogyakarta yang telah memberikan
kesempatan untuk penyusunan proposal.
4. Suherni, S.Pd, APP. M. Kes selaku pembimbing utama yang telah
memberikan arahan dan bimbingan dalam penyusunan proposal
5. Tri Maryani, M.Keb selaku pembimbing pendamping yang telah memberikan
arahan dan masukan kepada penulis dalam penyusunan proposal.
6. drg. Eva selaku Pimpinan Puskesmas Koba yang telah memberikan izin
kepada saya untuk melakukan penelitian di Puskesmas Koba
7. Wahyudi, ST, suamiku tercinta yang telah dengan sabar memberi dukungan,
kekuatan, dan motivasi untuk menyelesaikan pendidikan.
8. Abdul Aziz Khairul Azzam dan Hana Khairunnisa Azmi, anak-anakku yang
telah menemani dan memberi motivasi dan semangat untuk menyelesaikan
pendidikan.
iv
9. Orang tua dan mertua tercinta yang telah memberikan dukungan dan doa
dalam menyelesaikan pendidikan.
10. Sahabat yang telah banyak membantu saya dalam menyelesaikan tugas akhir
ini.
Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga tugas akhir ini membawa
manfaat bagi pengembangan ilmu.
Yogyakarta,
Penulis
v
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ....................................................................... iii
KATA PENGANTAR .................................................................................. iv
DAFTAR ISI ................................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ......................................................................................... vii
DAFTAR GAMBAR .................................................................................... viii
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................. ix
vi
DAFTAR TABEL
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR LAMPIRAN
ix
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
disebut alveoli, yang diisi dengan udara ketika orang yang sehat bernafas.
Ketika seorang individu memiliki pneumonia, alveoli diisi dengan nanah dan
anak di seluruh dunia, dengan kasus kematian sebesar 920.136 pada anak-anak
di bawah usia 5 tahun (tahun 2015), angka ini menyumbang 16% dari semua
5.675 balita (8.1%) yang ditangani oleh Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
3
pada tahun 2017. Jumlah puskesmas yang ada di Bangka Tengah adalah 8
1
2
pneumonia tertinggi, yaitu sebesar 9.6% (307 balita) pada tahun 2016, dan
yaitu bayi di kurang dari 2 bulan, berat badan lahir rendah, tidak mendapat
ASI ekslusif, polusi udara, kepadatan tempat tinggal, imunisasi yang tidak
memadai, dan defisiensi vitamin A.5 Dalam laporan WHO disebutkan bahwa
hampir 90% kematian balita terjadi di negara berkembang dan lebih dari 40%
disebabkan diare dan infeksi saluran pernapasan akut (pneumonia), yang dapat
bakteri, dan jamur. Sebagian besar anak-anak yang sehat dapat melawan
seorang anak mungkin dilemahkan oleh kekurangan gizi, terutama pada bayi
Air Susu Ibu (ASI) eksklusif adalah pemberian ASI saja, termasuk
kolostrum tanpa tambahan apapun sejak lahir, dengan kata lain pemberian susu
formula, air matang, air gula, air teh, dan madu untuk bayi baru lahir serta
makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur nasi, dan tim
tidak dibenarkan.7 ASI adalah makanan ideal bagi bayi, menyediakan nutrisi
antibodi terhadap penyakit anak yang umum seperti diare dan pneumonia, dua
ASI adalah 'imunisasi pertama' bayi dan penyelamat hidup yang paling
efektif dan murah. Anak-anak yang mendapat ASI eksklusif 14 kali lebih
dibandingkan anak yang tidak disusui. Segera menyusui setelah bayi lahir
namun hanya 39% anak-anak di bawah enam bulan mendapatkan ASI eksklusif
pada tahun 2012. Angka global ini hanya meningkat dengan sangat perlahan
namun cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia pada tahun 2018 hanya
Belitung pada tahun 2018 sebesar 57.6%.10 Berdasarkan data Dinas Kesehatan
Tengah pada tahun 2017 sebesar 44.7%. Dan cakupan ASI eksklusif di
bahwa balita yang tidak mendapatkan ASI eksklusif mempunyai risiko terkena
pneumonia sebesar 3,095 kali lebih tinggi dibandingkan dengan balita yang
mendapatkan ASI eksklusif. Hal ini dikarenakan air susu ibu mengandung
protein, lemak, gula, dan kalsium dengan kadar yang tepat. Air susu ibu juga
4
mengandung zat-zat yang disebut antibodi, yang dapat melindungi bayi dari
serangan penyakit selama ibu menyusui bayi, dan beberapa waktu sesudah itu.
Bayi yang senantiasa mengkonsumsi air susu ibu jarang mengalami salesma
dan infeksi saluran pernafasan bagian atas pada tahun pertama kelahiran, jika
berbeda dengan penelitian yang dilakukan oleh Yulia Efni, Rizanda Machmud,
Dian Pertiwi (2011) yang menyatakan tidak ada hubungan yang bermakna
B. Rumusan Masalah
anak di seluruh dunia, dengan kasus kematian sebesar 920.136 pada anak-anak
Indonesia pada tahun 2017 adalah sebanyak 447.431 balita, dengan angka
pneumonia sebanyak 460 balita dari total 5.675 balita (8.1%) yang ditangani
oleh Provinsi Kepulauan Bangka Belitung pada tahun 2017.3 Puskesmas Koba
5
Bangka Tengah , yaitu sebesar 9.6% (307 balita) pada tahun 2016, dan 7,7%
namun cakupan pemberian ASI eksklusif di Indonesia pada tahun 2018 hanya
Belitung pada tahun 2018 sebesar 57.6%.10 Berdasarkan data Dinas Kesehatan
Tengah pada tahun 2017 sebesar 44.7%. Dan cakupan ASI eksklusif di
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
tahun 2018
2. Tujuan Khusus
tahun 2018
D. Ruang Lingkup
Ruang lingkup penelitian ini adalah pelaksanaan pelayanan ibu dan anak
E. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
bidang kebidanan dan dapat menjadi refrensi tentang pneumonia pada balita.
2. Manfaat Praktis
eksklusif
7
c. Peneliti selanjutnya
F. Keaslian Penelitian
nilai p 0,014 < 0,05 dan nilai estimasi faktor risiko diperoleh OR sebesar
ini menggunakan desain case control study, dianalisis dengan uji chi-
rokok, riwayat bayi berat lahir rendah dan imunisasi campak tidak terdapat
dengan desain kasus kontrol. Uji statistik yang digunakan adalah uji Chi-
square dan sebagai alternatif Fisher’s Exact Test dengan tingkat kemaknaan
A. Telaah Pustaka
1. Pneumonia
a. Pengertian
interstitial.5
yang disebut alveoli, yang diisi dengan udara ketika orang yang sehat
9
10
b. Klasifikasi Pneumonia
segmen yang besar dari satu atau lebih lobus pulmonary. Apabila
kedua paru yang terkena, maka hal ini sering disebut sebagai
virus sitomegalik
c) Mycoplasma pneumonia
11
Candida albicans
f) Pneumonia hipostatik
g) Sindrom Loeffler
c. Patogenesis Pneumonia
melalui tetesan udara dari batuk atau bersin. Selain itu, pneumonia dapat
1) Stadium I: Kongesti
jernih.
Lobus dan lobules yang terkena menjadi lebih padat dan tidak
permukaan plura suram karena diliputi oleh fibris dan leucocyt, tempat
dan menghilang.
tergantung pada: agent etiologi, umur anak, reaksi sistemik anak terhadap
pemeriksaan laboratorium.5
batuk produktif
b) Jenis Kelamin
ASI eksklusif.12
e) Polusi udara
kebiasaan merokok.
diderita oleh semua orang tetapi penyakit ini lebih serius bila terjadi
h) Defisiensi vitamin A
c) Gizi kurang
pertusi.
f. Pemeriksaan Pneumonia
1) Pemeriksaan rontgen
2) Pemeriksaan laboratorium
darah.
g. Pengobatan
Kasus-kasus ini juga dapat didiagnosis dan diobati dengan antibiotik oral
20
h. Pencegahan Pneumonia
menjadi sakit.
pneumonia.
a. Pengertian
Air Susu Ibu (ASI) adalah cairan hasil sekresi kelenjar payudara
ibu. Sedangkan ASI eksklusif adalah ASI yang diberikan kepada bayi
21
tanpa tambahan apapun sejak lahir, dengan kata lain pemberian susu
formula, air matang, air gula, air teh, dan madu untuk bayi baru lahir
serta makanan padat seperti pisang, pepaya, bubur susu, biskuit, bubur
nasi, dan tim tidak dibenarkan. Bayi harus diberikan ASI secara
berkualitas.7
b. Manfaat ASI
1) Bagi Bayi
pernapasan.
menyebabkan alergi.
mulut bayi pada payudara dan telah dibuktikan bahwa salah satu
jantung.
i) Meningkatkan jalinan kasih sayang bayi dan ibu karena bayi sering
berada dalam dekapan ibu. Bayi juga akan merasa aman dan tenteram,
2) Bagi Ibu
a) Aspek kontrasepsi
sebagai cadangan tenaga akan terpakai sehingga berat badan ibu akan
d) Aspek psikologis
juga untuk ibu. Ibu akan merasa bangga dan diperlukan, rasa saying
a) Aspek ekonomi
berobat.
b) Aspek psikologi
c) Aspek kemudahan
kapan saja. Keluarga tidak perlu repot menyiapkan air panas, botol
1) Kolostrum
debris dan redual material yang terdapat dalam alveoli dan duktus dari
2) ASI peralihan
meningkat.
3) ASI matur
menyusui. Kadar air ASI yang diproduksi pada awal proses menyusui.
Kadar air ASI yang diproduksi pada awal proses menyusui lebih
tinggi dibandingkan dengan kadar lemak (1-2 gr/dl), ASI ini disebut
menyusui disebut hindmilk dengan kadar lemak lebih tinggi (2-3 kali)
energi bagi bayi. Hal ini merupakan alasan mengapa sebaiknya bayi
memerlukan lagi air minum selain ASI sebelum berumur 4-6 bulan
1) Protein
dan lactoferin yang diserap dengan baik oleh tubuh dan bisa
energi utama)
e) Protein whey 65% dan casein β 35%, whey susu sapi berupa β-
2) Lemak
ASI 50%-nya dari lemak, dan 98% lemak ASI berupa trigliserid
penglihatan.
3) Karbohidarat
merupakan 40% dari total energi ASI. Laktosa ini dapat diserap
secara efisien oleh bayi yaitu lebih dari 90%. Sedangkan sisa yang
tulang).
adalah:
a) Vitamin A
b) Vitamin D
dan menyusui
c) Besi
defisiensi Fe
d) Zinc
B. Kerangka Teori
Pendidikan Ibu
Berat Pemberian Imunisasi Pemberian Vit. A Pemberian Makanan
Badan ASI dini
Pengetahuan Ibu
Lahir
Sosial Ekonomi
Pelayanan
Mikroorganisme
Kesehatan
Umur Jenis Kelamin /Agen
Status Gizi
Daya Tahan
Tubuh
Ventilasi
KEJADIAN
PENUMONIA
Adanya Perokok
BALITA
Adanya Pencemaraan Kepadatan
Pembakaran Udara Indoor Hunian
Letak Dapur
C. Kerangka Konsep
Variabel Independen: Variabel dependen:
Pemberian ASI Eksklusif Kejadian Pneumonia
1. Ya 1. Ya
2. Tidak 2. Tidak
D. Hipotesis
diidentifikasi pada saat ini, kemudian faktor risiko diidentifikasi ada atau
Diberikan ASI
Eksklusif
Kelompok case
(Pneumonia)
Tidak diberikan
ASI Eksklusif
Diberikan ASI
Eksklusif
Kelompok control
(Tidak Pneumonia)
Tidak diberikan
ASI Eksklusif
31
32
1. Populasi
diartikan sebagai wilayah generalisasi yang terdiri atas: objek/ subjek yang
Dalam penelitian ini populasi adalah seluruh balita usia 7-59 bulan
2. Sampel
dari populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam populasi itu.27 Dalam penelitian ini sampel diambil dengan cara
megundi nomor rekam medik balita. Nomor rekam medik yang keluar
yang diambil harus memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Kriteria inklusi
a. Kriteria Inklusi
Data rekam medis lengkap yang meliputi: nomor rekam medis, identitas
b. Kriteria Eksklusi
jantung bawaan.
𝑂𝑅 × 𝑃2
𝑃1 =
(1 − 𝑃2) + (𝑂𝑅 × 𝑃2)
𝑃1
𝑃2 =
𝑂𝑅 (1 − 𝑃1) + 𝑃1
Keterangan:
Q = (1 – P)
Q1 = 1 – P1
Q2 = 1 – P2
OR = 3,09511
𝑛1 = 𝑛2
{0.96 + 0, 40}2
=
0,017
{1,36}2
=
0,017
1.85
= = 108.8
0,017
Jadi besar sampel dalam penelitian ini adalah 109 balita untuk kelompok kontrol,
1. Waktu Penelitian
2019, dengan waktu pengambilan data bulan Februari 2019 sampai Maret
2019.
2. Tempat Penelitian
Variabel dependen atau variabel terikat dalam penelitian ini adalah kejadian
pneumonia.
4. Umur balita Untuk kasus: Usia bayi Data 1. 7-24 bulan Nomilnal
dengan satuan bulan pada rekam 2. 25-59 bulan
saat didiagnosa medik
pneumonia di Puskesmas
Koba pada tahun 2018
Untuk kontrol: usia bayi
dengan satuan bulan pada
saat terakhir datang ke
Puskesmas Koba untuk
mendapatkan pelayanan
kesehatan pada tahun
2018
5. Pekerjaan Pekerjaan di luar ruamah Data 1. Bekerja Nominal
Ibu yang memberikan rekam (wiraswasta,
penghasilan berdasarkan medik pegawai
rekam medik di swasta,
Puskesmas Koba PNS/TNI/
POLRI,
buruh)
2. Tidak
Bekerja
6. Tingkat Jenjang tingkat Data 1. Dasar (SD- Ordinal
Pendidikan pendidikan formal rekam SMP)
Ibu terakhir yang dicapai medik 2. Menenngah
oleh ibu dan tertulis di (SMA)
rekam medik 3. Tinggi
(Perguruan
TInggi)
Jenis data dalam penelitian ini adalah data sekunder, yaitu data yang
dikumpulkan dari tangan kedua atau dari sumber-sumber lain yang telah
buku tentang teori, pendapat dalil, atau hukum, dan lain-lain yang
pengumpulan data dan master table. Format pengumpulan data berisi data
masing-masing balita yang terdiri dari nomor rekam medik, inisial balita,
umur balita, jenis kelamin balita, riwayat ASI eksklusif, pendidikan ibu dan
pekerjaan ibu. Master tabel adalah tabel yang dibuat untuk merekap data
yang telah ada di format pengumpulan data yang dibuat kolom-kolom dan
lajur-lajur, meliputi nomor, nomor rekam medis, umur balita, jenis kelamin
H. Penelitian
pembimbing.
Kemenkes Yogyakarta.
38
ke Puskesemas Koba
2. Tahap Pelaksanaan
a. Peneliti membentuk tim yang terdiri dari dua orang bidan yang
eksklusi.
3. Tahap Penyelesaian
penelitian.
I. Manajemen data
1. Pengolahan Data
b.Coding
1 = Ya
2 = Tidak
2) Kejadian Pneumonia
1 = Pneumonia
2 = Tidak Pneumonia
1 = Laki-Laki
2 = Perempuan
4) Umur Balita
1 = 7-24 bulan
2 = 25-59 bulan
5) Pekerjaan Ibu
40
buruh)
2 = Tidak bekerja
2 = Menengah (SMA)
diolah.
d. Cleaning(Pembersihan Data)
Apabila semua data dari setiap sumber data atau responden selesai
2. Analisis Data
a. Analisis Univariat
𝑃= 𝑓/𝑛 𝑥 100%
Keterangan:
n = Σ sampel total
b. Analisis Bivariat
yaitu kejadian pneumoni. Selain itu, analisa ini juga memberikan hasil
1) Uji chi-square
nilai ρ value> 0,05 yang berarti tidak ada hubungan pemberian ASI
2
(0 − 𝐸 2 )
𝑥 =∑
𝐸
Keterangan:
X2 = Statistik chi square
Σ = Jumlah
0 = Nilai yang diamati
E = Nilai yang diharapkan
2) Uji OR (Odd Ratio)
Peneliti menggunakan tabel 2x2 untuk mendapatkan besarnya
Odd Ratio yang didapat dari hasil analisis hubungan pemberian ASI
Kejadian Pneumonia
Pemberian ASI
Pneumonia Tidak Jumlah
Eksklusif
Penumonia
Ya a b a+b
Tidak c d c+d
Jumlah a+c b+d a+b+c+d
Sumber: Sastroasmoro & Ismael, Tahun 2011
Keterangan:
𝑎𝑥𝑑
Odds Ratio = 𝑏 𝑥 𝑐
J. Etika Penelitian
(scientific attitude) serta berpegang teguh pada etika penelitian. Secara garis
besar, dalam melaksanakan sebuah penelitian ada empat prinsip yang harus
kepada pihak puskesmas tentang alur penelitian dan apa saja yang akan
dilakukan di rumah sakit tersebut dengan tetap mematuhi peraturan yang ada
di tempat penelitian.
and confidentiality)
44
b. Kerahasiaan (Confidentiality)
menjaga privasi dan kerahasiaan data rekam medis yang telah diambil
dengan tidak membicarakan kepada orang lain. Selain itu, hanya data-
inclusiveness)
DAFTAR PUSTAKA
5. Maryunani, Anik. Ilmu Kesehatan Anak dalam Kesehatan. Jakarta: CV. Trans
Info Media; 2010.
8. UNICEF Indonesia. ASI Eksklusif, Artinya ASI, Tanpa Tambahan Apa Pun.
Diakses tanggal 13 Desember 2018 dalam
https://www.unicef.org/indonesia/id/reallives_19398.html. 2012.
11. Coyron, Via Al Ghafini. Hubungan Pemberian ASI Eksklusif dengan Kejadian
Pneumonia pada Balita di Wilayah Kerja Puskesmas Pedan Klaten. Skripsi.
Program Studi Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan Masyarakat
Universitas Muhammadiyah Surakarta. 2015.
12. Hartati, Susi, Nani Nurhaeni dan Dewi Gayatri. Faktor Risiko Terjadinya
Pneumonia pada Anak Balita. Jurnal Keprawatan Indonesia Volume 15, No.
1, Maret 2012; hal 13-20
47
48
13. Efni Yulia, Rizanda Machmud dan Dian Pertiwi. Faktor Risiko yang
Berhubungan dengan Kejadian Pneumonia pada Balita di Kelurahan Air
Tawar Barat Padang. Jurnal Kesehatan Andalas Vol. 5 No. 2 hal. 365-370.
2016
20. Anwar, Athena. Ika Dharmayanti. Pneumonia pada Anak Balita di Indonesia.
Jurnal Kesehatan Masyarakat Nasional Vol. 8, No. 8, Mei 2014
24. Sujiyatini, Djanah N, Kurniati A. Catatan Kuliah Asuhan Ibu Nifas Askeb III.
1st ed. (Handy, ed). Yogyakarta: Cyrillus Publisher; 2010.
26. Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R & D. 23rd ed.
Bandung: Alfabeta; 2016.