Anda di halaman 1dari 38

METABOLISME NORMAL

STARVASI
STRES METABOLIK
METABOLISME NORMAL
PROSES METABOLISME
NUTRIEN OKSIGEN

INTAKE KEBUTUHAN PANKREAS


INSULIN
GLUKAGON

SAL. CERNA SAL. NAFAS


HATI

CO2
SAL. KARDIOVASKULER

KULIT GINJAL
SEL-SEL TUBUH
METABOLISME:
UREA N
KATABOLISME
AIR & PANAS ANABOLISME KREATININ
AIR & ELEKTROLIT
Total Energy Expenditure (TEE)
basal metabolic rate
thermic effect of food
physical activity
thermoregulation
growth
Sistem Syaraf & Endokrin

INTAKE KEBUTUHAN

Mengatur distribusi dan penyimpanan zat gizi setelah makan dan


pelepasannya dari penyimpanan dan
pengiriman ke jaringan yang membutuhkan
The liver
has a central role
in metabolism
Carbohydrate Metabolism in the Liver
Fatty acid Metabolism in the Liver
Amino acids Metabolism in the Liver
Glucose and Fatty acid Metabolism
In Skeletal Muscle
Glucose and Fatty acid Metabolism in Adipose Tissue
METABOLISME DALAM KEHIDUPAN NORMAL SEHARI-HARI (KARBOHIDRAT)

FED STATE FASTING STATE


METABOLISME DALAM KEHIDUPAN NORMAL SEHARI-HARI (LEMAK)

FED STATE FASTING STATE


METABOLISME DALAM KEHIDUPAN NORMAL SEHARI-HARI (PROTEIN)
RESPONS METABOLISME PADA STARVASI
Starvasi

Starvasi merupakan suatu proses yang membahayakan kesehatan

Tubuh akan mengalami kerusakan dan pada tahap ahir dapat sampai
terjadi kematian

Tubuh akan melakukan adaptasi metabolisme untuk memperlambat


kerusakan yang terjadi
STARVASI AWAL

Alanin / Laktat
Glukosa

Glukoneogenesis
Ketogenesis Keton

Ureagenesis
Gliserol

Asam lemak Urea


STARVASI LANJUT

Alanin / Laktat
Glukosa

Glukoneogenesis
Ketogenesis Keton

Ureagenesis
Gliserol

Asam lemak Urea


RESPONS METABOLISME PADA STRES METABOLIK
RESPONS METABOLIK AKUT
ANAK SAKIT KRITIS
ANAK SAKIT KRITIS
sepsis, luka bakar, trauma dan kondisi inflamasi akut lainnya

terjadi respons stres metabolik akut (SMA)


bersifat umum untuk semua kondisi
ada variasi terkait penyebab stres, lama terjadinya, derajat beratnya dan
juga kondisi cadangan metabolik endogen tubuh seperti malnutrisi

Penting memahami SMA


untuk dapat mengimplementasikan asuhan nutrisi yang adekuat dan
menghindari komplikasi yang timbul akibat pemberian terapi nutrisi
Respons terhadap INJURY, dikeluarkannya CYTOKINE

Cytokine menyebabkan disekresinya counter regulatory hormon


(CATHECOLAMINE, CORTISOL, GLUCAGON)

Peningkatan counter regulatory hormon berkaitan dengan insulin resisten

Akibatnya katabolisme cadangan protein, KH dan fat


untuk menyediakan substrat dan energi

Asam amino dari katabolisme protein mengalir ke hati untuk


sintesis protein fase akut (CRP) dan glukosa (glukoneogenesis)
Respons SMA menggambarkan hipermetabolik, hiperkatabolik yang mengakibatkan
kehilangan cadangan tubuh terkait dengan:
Meningkatnya produksi dan oksidasi glukosa dan asam lemak bebas
Meningkatnya energy expenditure
Meningkatnya pemecahan protein
.
Growth, yang merupakan proses anabolik, dihambat selama proses SMA

Setelah respons SMA teratasi, metabolisme anabolik terjadi untuk mengembalikan


kehilangan selama proses katabolik

Growth akan berlangsung kembali


SMA DAN RESISTENSI HORMON ANABOLIK

Pada SMA, tubuh bergantung pada mobilisasi cadangan gizi endogen


Counter-regulatory hormone dilepas dan terjadinya resistensi hormon anabolik,
respons katabolik

Protein visceral yang paling pertama terkena, terjadi penurunan kadar prealbumin,
transferrin, retinol-binding protein dan albumin

Peningkatan asam amino bebas terutama alanin dan glutamin ini dialirkan ke hati untuk
proses glukoneogenesis dan sintesis protein fase akut (seperti C-reactive protein, CRP)

CRP akan meningkat dan protein visceral seperti prealbumin menurun


Proses perbaikan respons SMA, protein fase akut menurun dan protein visceral
meningkat metabolisme anaboliK

Karakteristik dari SMA, efek supresif yang normal dari pemberian glukosa eksogen
terhadap produksi glukosa endogen tidak terjadi

Produksi glukosa meningkat sejalan dengan derajat SMA, dan produksi glukosa
tergantung proses glikogenolisis, serta glukoneogenesis yang dipengaruhi cortisol
SMA DAN KEBUTUHAN ENERGI

Peningkatan counter-regulatory hormones menginduksi resistensi insulin


dan Growth hormone, sehingga proses pertumbuhan anak tidak terjadi
Total Energy Expenditure
Anak dengan sakit kritis level aktivitas fisiknya sangat berkurang basal metabolic rate
thermic effect of food
Dalam kondisi anak yang menggunakan ventilator, maka kebutuhan
energi untuk pernafasan juga berkurang. physical activity
thermoregulation
Bila diberi energi berdasarkan prediksi kebutuhan anak sehat dapat
growth
terjadi overfeeding

Energi yang sesuai adalah berdasarkan BASAL METABOLISME RATE


ASESMEN GIZI TERHADAP RESPONS SMA

Penilaian gizi harus memperhatikan dampak respons SMA,


dengan melakukan pengukuran serial dari:
1. Protein visceral seperti prealbumin
2. Protein fase akut seperti CRP
3. Energi expenditure menggunakan indirek kalorimetri
Albumin tidak dapat digunakan untuk melihat perubahan katabolik dan
anabolik akut karena mempunyai waktu paruh yang panjang.

Dalam waktu 12 – 24 jam setelah injuri, akan diikuti dengan penurunan


kadar prealbumin yang menggambarkan proses katabolik.

Kadar CRP akan meningkat oleh karena tubuh memprioritaskan sintesis


protein fase akut oleh hati sebagai respons terhadap injuri.

Selama periode SMA ini, pemberian kalori harus sesuai dengan energi
expenditure yang diukur oleh indirek kalorimetri, jika alat tidak tersedia,
pemberian kalori harus sesuai dengan perhitungan energi basal
Kadar prealbumin menurun dan kadar CRP meningkat secara
proporsional sesuai derajat berat injuri, dan akan kembali ke
keadaan normal bila injuri membaik.

Karena itu, perlu pengukuran secara serial untuk mengetahui


pola respons SMA.
Penurunan nilai CRP dan peningkatan prealbumin mengindikasikan
perbaikan respons SMA dan penghentiam metabolisme katabolik.

Khususnya peningkatan prealbumin menunjukkan terjadinya proses


pertumbuhan (fase anabolik), yang berarti pemberian kalori dapat
ditingkatkan untuk pencapai pemulihan pertumbuhan kembali.

Pemberian energi dengan metoda ini bermanfaat dalam optimalisasi


pemulihan pertumbuhan tanpa terjadinya overfeeding saat fase akut
dari respons SMA.
USING INDIRECT CALORIMETRY TO MEASUR REE

RQ = Respiratory Quotient; VO2 = Oxygen consumption; VCO2 = CO2 production

Anda mungkin juga menyukai