Anda di halaman 1dari 18

dr. Silvia Triratna, Sp.

A(K) --- Sistematika Pendekatan Kegawatdaruratan pada Anak


- Blok C
o Divisi TKPS  Tumbuh Kembang Pediatrik Sosial
o Divisi ERIA  Emergensi dan Rawat Intensif Anak
 Dr. Silvia Triratna
 Dr. Indra Saputra
 Dr. Desti Handayani
- Sistematika Pendekatan Kegawatan pada Anak  Cepat Tepat
o Pasien ERIA (Kegawatan) bisa ditemukan dimana saja
o Kalau kita bisa melakukan sistemika kegawatan ini:
 Kematian dicega
 Morbiditas, harapan hidup, dan kualitas hidup terjamin
 Mengenal secara dini tanda-tanda kegawatan/ Emergency
 Segera melakukan pertolongan pertama
o Level Kegawatan/ Emergency  Berdasarkan tindakan yang ingin dilakukan
 Level 1  Resucitative / Resusitatif (segera ditangani)
 Level 2  Emergent / Darurat
 Level 3  Urgent / Gawat
 Level 4  Less Urgent / Kurang gawat
 Level 5  Non-urgent / Tidak Gawat
o Anak bukan miniatur orang dewasa
 Hal yang diperhatikan pada anak:
 Berat Badan
o Dosis yang tepat sesuai BB
 Anatomi
o Ukuran dan bentuk organ
 Saluran napas pada naka berbentuk seperti corong,
kalau dewasa lebih lurus
 Bentuk ukuran trakea lebih pendek
 Ada penyempitan di daerah trakea, ada bagian yang
menjepit cricoid (seperti corong)

 Fisiologi
o Fungsi jantung, napas, imun
 Psikologi
o Intelektual anak dan respon emosi
o Setiap ketemu pasien  lihat apakah ada tanda-tanda kegawatan  identifikasi 
lakukan pertolongan
 Lihat prioritas  harus menetapkan kegawatan secara cepat dengan
sistematika pendekatan yang benar
 ABC – ABCDE approach
o Initial assessment / penilaian awal
 Tujuan  menjaga anak tetap hidup dan mengalami
perbaikan
 Tidak perlu mencari diagnosa
 Tentukan problem  atasi problem  stabil
 lakukan anamnesis, pemeriksaan fisik
dan penunjang secara lengkap  tentukan
diagnosis
 Sebelum melakukan intervensi, lakukan evaluasi
dulu apakah ada kegawatan/ tidak
 Lama menentukan pasien itu gawat 
secepatnya ( 1 menit sudah harus
menentukan kegawatan)
o Primary survey
o Secondary survey
o Tersier survey
 Pada saat melakukan evaluasi  segera kumpulkan data problem
dan monitor ECG dan saturasi oksigen
 Setelah melakukan ABCDE  Selalu evaluasi secara berulang
o Pakukan pertolongan pada pasien yang memiliki tanda-
tanda mengancam jiwa sebelum melakukan assessment)
 Setelah intervensi  lihat efek terapi yang diberikan
o Kalau butuh bantuan pertolongan  panggil orang sekitar
(kerja tim)
o Kondisi-kondisi mengancam jiwa
 Respiratori berat
 Gangguan Kardiovaskuler
 Gangguan neurologi
 Terkadang gabungan / kombinasi
 Pasien harus dilakukan pendekatan secara sistematika  sehingga
tidak salah menentukan problem dan tidak salah melakukan
interfensi
o Cara pendekatannya (Sistematika):
 Evaluasi
 Initial assessment  PAT (ABC)
o Appearance, Breathing, Circulation  Identifikasi 
intervensi
 Primary survey  ABCDE
o Airway, Breathing, Circulation, Disability, Exposure 
identifikasi  intervensi
 Secondary survey  SAMPLE
o Sign and symptom  allergy  Medicamentose  Past
medical History  Last meal  Events  identifikasi 
intervensi
 Tersier survey  Tes laboratorium
o Problem ditemukan (identifikasi)  lakukan intervensi 
evaluasi kembali tindakan yang diberikan:
 Apakah tindakan yang diberikan bermanfaat baik/
tidak ada respons sama sekali
 Tidak membaik/ respons/ belum bisa
menentukan masalah utamanya  lakukan
evaluasi lanjutan untuk menentukan
problem yang benar
 Identifikasi
 Kategorikan tingkat kegawatan dan keparahannya (severity)
o Level 1  Resucitative / Resusitatif (segera ditangani)
o Level 2  Emergent / Darurat
o Level 3  Urgent / Gawat
o Level 4  Less Urgent / Kurang gawat
o Level 5  Non-urgent / Tidak Gawat – darurat / stabil
 Problem utama
o Respiratori
 Tipe
 Obstruksi jalan napas atas
 Obstruksi jalan napas bawah
 Penyakit jaringan paru
 Gangguan dalam mengatur nafas
 Keparahan (severity)
 Distress nafas / Respiratory Distress
o Ringan  Terapi oksigen
o Sedang
o Berat  Support napas (sungkup)
 Gagal nafas / Respiratory Failure
o Sirkulasi
 Tipe
 Syok hipovolemik
 Syok distributive
 Syok kardiogenik
 Syok obstruktif
 Keparahan (severity)
 Syok kompensasi
 Syok dekompensasi
o Reversible
o Irreversible
 Syok hipotensi
o Neurologi
o Gabungan
 Cardiopulmonary failure  Cardiac arrest
o Kegawatan pada anak tidak pernah terjadi secara mendadak
 biasanya akibat dari penyakit-penyakit sebelumnya
 Diare  gangguan pernafasan  Cardiopulmonary
failure  Cardiac arrest
 Nafas cepat (anak sadar, saturasi bagus, tidak ada
sianosis, nadi masih kuat_  tidak dikasih oksigen
 gangguan pada jantung (jantung butuh oksigen
untuk kontraksi)
 Intervensi 
 Terus Evaluasi: apakah Intervensi ada hasil/tidak?
 Intervensi sesuai dengan keadaannya
o Mengancam jiwa  Bantuan hidup dasar
o Tidak mengancam jiwa  Mencari diagnosis
 ABCDE
o Airway
 Pertahankan dan bebaskan/patenkan jalan napas
tetap paten
 Pertahankan usaha napasnya
 Apabila anak nyaman dengan posisi duduk  tetap
pada posisi ternyaman anaknya
 Apabila anak tidak sadar  Head tilt chin lift 
anak tetap sesak  bersihkan jalan napas  masih
sesak  tidur dimiringkan

o Breathing
 Berikan terapi oksigen dan ventilasi sesuai dengan
kondisi anak
 Tentukan apakah masalah oksigensai atau
ventilasinya
o Circulation
 Pertahankan sirkulasi berjalan dengan baik
 Persiapkan sirkulasinya aman
 Gangguan irama jantung  Pasang IV line /
infus
 Ada masalah di sirkulasi seperti syok  atasi
syoknya
o Drugs
 Kasih obat-obatan tergantung kondisi anaknya
o Evaluation
o PAT (Pediatric Assessment Triangle)
 Segitiga Penilaian Pediatrik
 Hanya melihat pasien dalam waktu yang cepat  mulai pasien itu datang
 Evaluasi  ABC
 Appearance  Penampilan menggambarkan fungsi susunan saraf
pusat, otot, posisi tubuh (TICLS)
o Tonus  gerakan (apakah anak aktif/tidak)
 Hiperaktif, hipoaktif
o Interactiveness  interaksi
 Sadar/tidak
 Apakah ada respon terhadap lingkungan
 Bisa melihat ibunya atau dokternya
o Consolability  mampu ditenangkan/ tidak, glisah
 Agitasi/ tidak
 Anak yang nangis gelisah terus  takut
karena pemeriksaan, suasana atau adanya
agitasi  gangguan SSP  kekurangan
oksigen ke otak
 Gelisah dapat ditenangkan  tidak ada agitasi
 Gelisah tidak daoat ditenangkan  ada agitasi
o Look/ gaze  cara pandangannya/ paras muka
 Pandangan kosong/ tidak
 Muka tampak depresi. Tidak
 Matanya terbuka/ tertutup
o Speech/ cry
 Nangisnya kuat/ tidak
 Suara pelo/ cadel
 Breathing  Upaya napas menggambarkan fungsi ventilasi dan
oksigenasi
o Suara napas abnormal
 Wheezing, gurgling, parau, stridor, inspirasi, stridor
ekspirasi
o Posisi abnormal
 Tidur biasa
 Tripoding  anak tidak mau ditidurkan, anak harus
duduk
 Sniffing  anak harus mengangkat kepalanya
o Retraksi
 Suprasternal, subcostal, intercostal
o Napas cuping hidung
 Nasak flaring
 Circulation  Sirkulasi kulit menggambarkan perfusi ke perifer
o Pucat
 Sudah sangat sedikit aliran darah  tanda syok
o Motled
 Ada yang sianosis, ada yang tidak ada darahnya, ada
yang berwarna (seperti memar)
o Sianosis
 Masih ada darah yang mengalir tapi kurang O 2
 Identifikasi  setelah dilakukan PAT
 Apakah pasien stabil, distress napas, atau gagal napas?
o ABC bagus  Stabil
o B abnormal  Respiratory distress
 Nasal flaring, grunting, stridor, wheezing, retraksi
o AB abnormal  Respiratory failure (C bisa apneu/ tidak)
 Pasien dengan syok
o C abnormal  Syok kompensasi
 Sirkulasi pucat, cemas
o AC abnormal  Syok dekompensasi/ hipotensif (B bisa
normal/abnormal)
 Penurunan kesadaran, sirkulasi pucat, motled
 Gangguan lain
o A abnormal  Gangguan Susunan Saraf Pusat
o ABC abnormal  Cardiopulmonary Failure
 Intervensi
 Respiratory Dsitress
o A  Posisi nyaman untuk bernapas
o B  Terapi oksigen sesuai kondisi (Oksigen nasal 2 L/menit)
o C  normal, pertahankan sirkulasi
o D  berikan obat-obatan
o E  evaluasi
 Respiratory Failure
o A  Kesadaran menurun  open airway (head tilt chin lift),
benda asing dikeluarkan, intubasi
o B  O2 100%, kasih bantuan napas dengan tekanan positif
o C  normal, pertahankan sirkulasi
o D  berikan obat-obatan
o E  periksa radiologi
 Syok Kompensasi
o A  Posisi nyaman untuk bernapas
o B  Terapi oksigen
o C  vaskular akses, IV line/ infus, resusitasi cairan
o D  berikan obat-obatan
o E  evaluasi
 Syok Dekompensasi
o A  Kesadaran menurun  open airway (head tilt chin lift)
o B  Terapi oksigen (Simple mask 5 L/menit)
o C  segera pasang akses intravena, IV line/ infus
o D  berikan obat-obatan
o E  evaluasi
 Metabolik
o A  open airway
o B  pasang pulse oksimetri
o C  normal, pertahankan sirkulasi
o D  berikan obat-obatan
o E  cek gula darah (sering pada anak karena hipoglikemia),
lakukan pemeriksaan lain
o Primary Survey
 Aiway
 Jalan napas yang lurus  kasih kain lipatan kecil di bawah leher,
head tilt chin lift

 Look, Listen, Feel  10 detik


o Look  lihat pergerakkan dinding dada/ abdomennya
 Neonatus Abdomen
 Anak  Thoraks
o Listen  dengar suara hembusan napasnya
 Perhatikan suaranya apakah gurgling, snoring,
grunting atau stridor
o Feel  Rasakan hembusan napas dari mulut atau hidung
anak
 Menilai status Airway
o Clear
 Paten
 Jalan napas tidak ada tanda obstruksi
o Maintainable
 Bisa dipertahankan
 Ada sumbatan tapi masih bisa dipertahankan jalan
napasnya dengan Head tilt chin lift sehingga
napasnya lebih baik
o Not Maintainable
 Tidak bisa dipertahankan
 Sudah ada obstruksi
 Edema saluran napas
 Lakukan intubasi
 Terdengar suara napas, terlihat gerakan napas, kalau pasien bisa
berbicara dengan baik/ nangis dengan kuat, batuk  Airway bagus/
Obstruksi Paten
o Walaupun bisa ada obstruksi  tapi obstruksi yang parsial/
ringan
 Pilek
 Gurgling  ada benda asing
 Stridor
 Lidah jatuh ke belakang  posisi,
oropharyngeal airway
 Benda asing  perasat benda asing/
Heimlich Maneuver
 Tidak terdengar suara napas  Obstruksi Komplit
o Apakah ada benda asing?
o Kalau tidak sadar  RJP
 Posisi Airway

o Anak ≤ 10 tahun
 Diganjal di leher
 Tanpa ekstensi  posisi laring lebih ke atas dan
lebih anterior  kalau hiperekstensi, makan akan
tertekuk
 Meluruskan kepala dan hidung
 Gagal di umur ≤ 6 bulan
o Boleh diganjal di punggung dengan
sedikit kain tanpa maneuver apapun
di kepalanya
o Tanpa ekstensi kepala
 Gagal di umur 6 bulan – 5 tahun
o Ganjal kain di kepala
o Tanpa ekstensi kepala
 Gagal di umur 5 – 10 tahun
o Ganjal kain di kepala tanpa ekstensi
ATAU
o Ekstensi kepala (seperti orang
dewasa) tanpa diganjal dengan kain
o Anak > 10 tahun  seperti orang dewasa
 Diganjal di kepala
 Sedikit ekstensi
 Punggung jangan diganjal
 Tanda kegawatan bstruksi Jalan Napas Atas  Respiratory
emergency
o Usaha napas meningkat  retraksi
o Suara napas abnormal  stridor
o Ada episode tidak bernapas/ tidak ada suara napasnya
 Obstruksi Jalan Napas Total
o Ada usaha napas yang sangat meningkat
o Tidak terdengar suara napas
o Tidak terasa aliran napas
o Tatalaksana sangat emergensi:
 Kasih steroid
 Pasang infus
 Intubasi
 Obstruksi Jalan Napas parsial
o Masih terdengar suara napas  Stridor
 Breathing
 Perhatikan:
o Usaha napas
 Retraksi, nasal flaring
o Hitung RR
 Neonatus  30 – 60 x/menit
 Hitunglah selama 1 menit apabila tidak
mengancam jiwa, kalau mengancam jiwa
tidak harus 1 menit
 1 bulan – 1 tahun  25 – 50 x/menit
 1 – 3 tahun  24 – 40 x/menit
 Prasekolah
o Pola napas
 Dalam, dangkal, ireguler
 Tanda cheyne stokes  pernapasan cepat & dalam
 Apakah dinding dada simetris/ tidak
 Breath hoalding, dispnea, eupnea, hipopnea,
hiperpnea, hiperventilasi, hipoventilasi
o Pergerakan kembang dada
o Apakah ada sentral sianosis  bibir dan lidah
o Dengar suara napas dengan stetoskop
o Saturasi Oksigen  Pulse Oksimetri
o Tanda-tanda trauma dada  jika ada (flail chest)
 Respiratory Mechanics
o Head bobbing, nasal flaring, retraksi, grunting, stridor,
wheezing atau ekspirasi prolong/ panjang
 Napas Abnormal
o Paradoxial breathing
 Biasanya berhubungan dengan sudah capek anak
bernapas
 Kelemahan dari otot-otot diafragma
 Napas jadi jungkat-jungkit
 Abdomen mengembung pada saat inspirasi
o Biot’s Breathing
 Ataxic breathing
o Cheyne-Stokes Breathing
 Periodic stereotypical crescendo-decresendo
hypernoea followed by apnoea)
o Apneustic breathing
 Periodic prolonged inspiratory hold
o Napas Asidosis
 Napas cepat dan dalam
 Gangguan pernapasan bukan hanya dari sistem pernapasan, bisa
juga berasal dari jantung, metabolik, susunan saraf pusat, ginjal, dsb
 Circulation
 Menilai perfusi ke organ-organ perifer
 Melihat apakah ada kemungkinan dari circulatory failure
 Mulailah pegang tangan anak dan sekitarnya
o Raba nadi arteri radialis  Halus atau kuat
o Periksa capillary refill time
o Warna kulit dan suhu
 Dingin atau hangat
 Sianosis, pucat, motled
o Mendengarkan HR dan irama
 Irama
 Dari Monitor EKG  melihat SVT, VT, dll
 Dari Telinga  irama ireguler atau tidak
o Tekanan darah  terakhir yang diperiksa
 Biasakan menilai performa dari perfusi dengan
memegang tangan, raba ujung tangan (hangat atau
dingin), CRT, dan nadi
 Baru ambil stetoskop  hitung HR, dengarkan irama
(reguler/ tidak atau ada bising/tidak), lihat monitor
EKG
o Keluaran urin/ Urine output dan derajat kesadaran
 Jangan lupa ditanya
 Nilai Urin Output (UO)
 Syok  tanyakan ke ibu kencing ada/ tidak?
o Tidak ada  setelah challenge
cairan
o Masih syok  pasang kateter
o Contoh kasus
 Pasien nadi halus, akral dingin, anak sadar, kencing
ada
 Kira-kira ada gangguan perfusi/ tidak?
 Apakah sudah benar meriksa nadinya?
 Apakah benar tangan anaknya dingin?
o Mungkin kedinginan duduk di depan
AC
o Mungkin ketakutan dengan
pemeriksa
 Tidak bisa menetapkan gangguan perfusi
hanya dengan CRT saja, harus di cek semua
 Tangan kaki anaknya dingin  belum tentu
syok
 Pasien akral kaki dingin, CRT memanjang, kpaan
kencing terakhir (UO tidak kencing sejak 6 jam, bayi
biasanya 4 jam sudah kencing)
 Yang paling cepat dinilai respon cairan:
HR 150  120
Baru dilihat keluaran urin  ngalir/ tidak
 Menilai gangguan sirkulasi
o Bandingkan pulse antara nadi perifer dengan sentral
 Nadi sentral
 Anak remaja  nadi karotis
 Nadi femoral
 Bayi/ infant  Arteri Brakialis
 Aksilaris
 Nadi perifer
 Nadi Radialis  di pergelangan
 Nadi dorsalis pedis  di kaki
 Tibialis posterior
 Raba arteri radialis dan juga arteri brakialis  agar
benar-benar jelas ada gangguan atau tidak
 Biasanya kekuatan nadi a. radialis dan a.
brakialis sama
 jika terdapat perbedaan tekanan  ada
gangguan perfusi
 Catatan Verdy
 Gangguan sirkulasi (Perfusi/syok)  Nadi
perifer
 Arrest  Nadi sentral
 Perifer tidak teraba  cek sentral
 Perifer tidak teraba, sentral teraba 
syok/bukan?
o Jangan langsung memutuskan syok
o Berikan cairan (Lakukan ABCDE)
 Perifer dan sentral tidak teraba  CPR
 Rerspiratory Failure  apakah masalah
oksigenasi/ sirkulasi
o Kasih oksigenasi dulu
 Rumus cepat HR dan Tekanan Darah
o Maksimal HR = 150 – (5 x usia dalam tahun)
o Minimal Sistolik = 70 + (2 x usia dalam tahun)
 Namun untuk menghindari risiko salah, jangan tepat
dengan rumus di atas, targetnya P50 – P90
 P 50  80 + (2 x usia dalam tahun)
 Periksa CPR (Capillary Refill Time)
o Tekan kuku  Menekan kapiler di bawah kuku
o Tekan 5 detik, normal  ≤ 2 detik
 Warna putih jadi merah dalam waktu ≤ 2 detik
o Periksa di telapak tangan/ telapak kaki/ pergelangan
tangan/ pergelangan kaki

 Identifikasi
o Syok kompensasi
 HR cepat, nadi sentral normal, nadi perifer lemah,
kulit normal pucat, akral dingin, CRT 3 – 5 detik,
Tekanan Darah normal
o Diagnosis syok:
 TD turun  syok dekompensasi
 TD normal  syok kompensasi
 Tetap terapi cairan, jangan menunggu
sampai dekompensasi
o CRT panjang namun akral hangat  jangan cepat-cepat
menetapkan syok, harus semuanya di cek
 Disability  berhubungan dengan Susunan Saraf Pusat
 Memeriksa status neurologi
 Tingkat Kesadaran  GCS/ AVPU
o GCS (Glasgow Coma Scale)  lebih baik
o Alert, Voice, Pain, Unresponsive  lebih cepat
 Pupil  Isokor/ anisokor
 Postur

o Dekortikasi  Fleksi, kaku  kelainan di korteks otak

o Deserebrasi  Ekstensi, kaku  kelainan di serebelum

 Exposure  paparan pada pasien


 Lihat tanda adanya trauma  bleeding, luka bakar, lebam
 Lihat apakah ada petechiae, purpura, ruam
 Lihat tanda injury pada ekstremitas  deformitas, memar
 Suhu
 Rongkasan Primary Survey
 ABCDE  dilakukan dalam waktu < 1 menit, tidak boleh lama-lama
o Pasien datang  langsung pasang monitor EKG
 Identifikasi
 Kesimpulan:
o Airway Breathing
 Usaha napas
 RR/ ritme
 Stridor/ Wheezing
 Auskultasi
 Warna kulit
o Circulation
 HR
 Nadi
 CRT
 Suhu akral
o Disability
 Kesadaran
 Postur
 Pupil
o Exposure
 Suhu  demam
 Rash dan bruishing
o Secondary Survey
 Anamnesis terarah (tidak perlu panjang-panjang)  SAMPLE
 Signs and Symptoms
 Allergies
 Medications
 Past Medical History
 Last meal
 Events
 Pemeriksaan Fisik terfokus (spesifik)
 Nilai ulang
 Contoh
 S  Anak bernapasnya dulit 15 menit setelah makan kukis
 A  kacang
 M  tidak ada
 P  sebelumnya sehat
 L  kukis
 E  kejadian sulit napas setelah makan kukis
 Identifikasi  Curiga alergi reaksi anafilaksis
o Tersier Survey
 Test diagnostik
 Pemeriksaan penunjang  5H 5T
o 5H  Hipovolemia, Hipoksia, Hiperkalemia, Hipotermia, H +
ions (Asidosis)
o 5T  Tension Pneumothoraks, Temponade Cardiac, Toxins,
Trombosis Pulmonary, Trombosis Coronary
 ABG (Arterial Blood Gases), VGB (Venous Blood gases), HB, Gula
darah
 Pulse oksimetri
 Chest X-Ray
 Capnography  pemantauan konsentrasi dan tekanan parsial CO 2,
Ekshalasi CO2
 Saturasi Oksigen
 Arteri laktat
 CVP, 2D Echocardiography, EKG, PEFR (Peak Expiratory Flow Rate)
 Monitor tekanan arteri invasive
 Respiratory Distress
 Rontgen Thorax AP
 Darah perifer lengkap
 Syok Hipovolemik
 Darah perifer lengkap
 AGD (Analisa Gas Darah)/ ABG
 Laktat
o Intervensi
 Sesuai dengan derajat kegawatan
 Level 1  Resucitative / Resusitatif (segera ditangani)
 Level 2  Emergent / Darurat
 Level 3  Urgent / Gawat
 Level 4  Less Urgent / Kurang gawat
 Level 5  Non-urgent / Tidak Gawat / Stabil
 Paling penting ABCDE
 A  Posisikan anaknya, patenkan jalan napas
 B  Berikan Oksigenasi, support ventilasi
 C  Pasang IV line/ infus, Monitor
 D  Beri obat-obatan dan cairan, nebulizer, IV/IO fluid bolus
 E  Evaluasi
 Sesuai kasus
 Respiratory Dsitress
o A  Posisi nyaman untuk bernapas
o B  Terapi oksigen sesuai kondisi (Oksigen nasal 2 L/menit)
o C  normal, pertahankan sirkulasi
o D  berikan obat-obatan spesifik sesuai etiologi
 Albuterol, difenidramin, epinefrin
o E  Lab dan evaluasi radiografi
 Respiratory Failure
o A  Kesadaran menurun  open airway (head tilt chin lift),
benda asing dikeluarkan, intubasi
o B  O2 100%, kasih bantuan napas dengan tekanan positif
 Support ventilasi Bag-mask
o C  normal, pertahankan sirkulasi
o D  berikan obat-obatan penunjang jalan napas
o E  Lab dan evaluasi radiologi
 Syok Kompensasi
o A  Posisi nyaman untuk bernapas
o B  Terapi oksigen
o C  vaskular akses, IV line/ infus, resusitasi cairan
o D  berikan obat-obatan spesifik sesuai etiologi
 Antibiotik, antidistitmik
o E  evaluasi adanya trauma
 Syok Dekompensasi/ hipotensif
o A  Kesadaran menurun  open airway (head tilt chin lift)
o B  Terapi oksigen (Simple mask 5 L/menit)
o C  segera pasang akses intravena, IV line/ infus, resusitasi
cairan
o D  berikan obat-obatan spesifik sesuai etiologi
 Antibiotik, vasopressor, tambah darah, antidisritmik,
o E  evaluasi adanya trauma, cardioversion
 Metabolik
o A  open airway
o B  pasang pulse oksimetri, terapi oksigen sesuai kondisi
o C  normal, pertahankan sirkulasi
o D  berikan obat-obatan sesuai etiologi
o E  cek gula darah sewatu, lab dan evaluasi radiografi
 ssering pada anak karena hipoglikemia
- Kondisi tidak mengancam jiwa
o Pemeriksaan fisik lebih detail
o Anamnesis lebih bagus
o Cari diagnosa
- Kegawatan anak
o Tatalaksana
o Bukan diagnosa, tapi akibat dari penyakit yang mendasarinya (apapun penyakit yang
mendasari, tatalaksananya sama)
 Ada pasien dengan bronkopneumonia  kasus kegawatan 
tatalaksanannya sama
 Airway, Breathing, circulation, drugs, evaluation
 Ada syok (apapun syoknya)  kasus kegawatan  tatalaksanannya sama
 Airway, Breathing, Circulation (pasang akses vaskuler, resusitasi
cairan), Drugs (obat-obatan), evaluation
- Pediatric Early Warning Sign
o ABC-ABCDE  Menetapkan kegawatan, mencari kegawatan, dan melakukan
pertolongan pertama
o Pediatric Early Warning Sign Monitoring  pemantauan, mempertahankan anak
tetap stabil
 Masing-masing RS dan daerah guideline EWS Pediatric berbeda
 EWS Pediatrik sederhana  terjemahan PAT
 Menilai:
o Behavior  Kesadaran, SSP
o Cardiovascular  Sirkulasi
o Respiratory  Respiratori
 EWS Pediatrik lengkap
 + TD, Saturasi oksigen, CRT

- Resume
o Anak bukan miniature orang dewasa
o PAT  alat bantu menilai kegawatan pada anak
o Golden Rule
 Wheezing tidak semuanya Asma
 Edema pulmonary
 Reaksi alergi
 Pneumonia
 Aspirasi benda asing
- Intraosseous (IO) needle placement
o IO neddle dilepas setelah akses IV alternatif bisa dilakukan
o IO neddle dilepat setelah 3 – 4 jam
o IO needles bisa dilepas setelah 72 – 96 jam, tapi risiko infeksi dan dislodgment
increase

o Insersi/ penempatan IO
 1 – 2 cm distal dan sedikit medial dari tuberositas tibialis
 Alternatif
 Tibialis distal/ 1 – 2 cm proksimal dari melleolus medial
 Distal femur, anterior midline, diatas epikondilus eksternal, 1 – 3 cm
diatas artikularis femoral (femoral plateau)

Anda mungkin juga menyukai