Oleh:
Pembimbing Residen:
Konsulen Pembimbing :
Mengetahui,
Kepala Bagian Radiologi
Fakultas Kedokteran Universitas Hasanuddin
ii
DAFTAR ISI
BAB I ...................................................................................................................... 1
B. Anamnesis...................................................................................................... 1
F. Terapi ............................................................................................................. 6
I. Resume Klinis................................................................................................ 6
BAB II ..................................................................................................................... 8
A. Pendahuluan ................................................................................................... 8
C. Definisi ........................................................................................................ 12
D. Epidemiologi................................................................................................ 12
J. Klasifikasi ...................................................................................................... 19
iii
L. Diskusi ......................................................................................................... 30
iv
BAB I
A. Identitas Pasien
Nama : By. F A
Alamat : Manokwari
B. Anamnesis
Pasien rujukan dari RSUD Manokwari dengan keluhan utama sesak napas
yang dialami sejak 1,5 bulan yang lalu sebelum masuk Rumah Sakit.
Batuk (+), demam (-), mual dan muntah (-), pasien kuat minum, diare (-)
sekarang tapi riwayat diare sebelumnya ada riwayat susah buang air besar (-),
riwayat pernah di rawat di RSUD. Manokwari dengan keluhan yang sama, riwayat
cefotaxim dan Gentamicin tanggal 4-10 April 2019, kemudian diganti dengan
meropenem-amicin tanggal 10-16 April 2019 setelah itu pasien sudah tidak
pernah mendapatkan antibiotic, pasien lahir dari ibu G1P1A0 berusia 16 tahun di
RS yang dibantu oleh bidan. Merupakan anak pertama.Lahir cukup bulan, BBL
3000 gr, langsung menangis. Riwayat biru jika menangis tidak ada,ibu tidak
pernah control rutin ke Rumah sakit maupun puskesmas. Pasien buang air besar
1
C. Pemeriksaan Fisik
Suhu : 36,9oC
c. Pemeriksaan fisis
Faring : faring tidak hiperemis dan tampak tumor pada mukosa trakea
(T1)
Perkusi : Timpani
2
Hepar dan Lien : tidak teraba
D. Pemeriksaan Laboratorium
PARAMETER
HCT 25 % 37-48
MCV 74 fL 80-97
Ph 7.710 7.35-7.45
3
E. Pemeriksaan Radiologi
FotoThorax AP/Lateral
kanan
- Cor : bentuk. Ukuran dan letak dalam batas normal, aorta normal
- Tulang-tulang intak
Kesan :
4
MSCT Scan Thoracoabdominal tanpa dan dengan kontras
- Tampak multiple lesi kistik, dinding tipis, batas tegas, tepi regular berbagai
ukuran dengan ukuran terbesar 1,7 x 3,0 x 2,8 cm pada lobus medial dari
inferior paru kanan
- Tampak konsolidasi inhomogen pada segmen apicoposterior lobus superior
paru kiri
- Trachea di midline
- Main bronchus dalam batas normal
- Tidak tampak pembesaran KGB paratrachea, subcarina, peribronchial
bilateral
- Cor : ukuran dalam batas normal, aorta dan pembuluh darah besar lainnya
dalam batas normal
- Tampak densitas cairan bebas pada cavum pleura kanan
- Hepar, gaster, dan lien yang terscean dalam batas normal
- Tulang-tulang yang terscan intak
- Terpasang gastric tube dengan ujung tip pada gaster
Kesan : - Terpasang gastric tube dengan ujung tip pada gaster
-Congenital cystic adenomatoid malformation tipe 1
-Pneumonia sinistra
-Efusi pleura dextra
5
F. Terapi
G. Resume Klinis
Pasien bayi usia 3 bulan rujukan dari RSUD Manokwari, datang dengan
keluhan utama sesak napas sejak 1.5 bulan yang lalu, batuk (+), riwayat diare (+),
riwayat dirawat dengan keluhan yang sama (+), riwayat imunisasi tidak lengkap
tanggal 4-10 April 2019, kemudian diganti dengan meropenem-amicin tanggal 10-
16 April 2019 setelah itu paien sudah tidak pernah mendapatkan antibiotic, pasien
lahir dari ibu (G1P1A0) berusia 16 tahun di RSUD Monokwari yang dibantu oleh
bidan. Merupakan anak pertama.Lahir cukup bulan, BBL 3000 gr, langsung
menangis.
menit, Suhu : 36,9oC. Pada foto thorax AP/Lateral menunjukkan adanya gastric
tube yang terpasang dengan tip kesan pada gaster tampak diafragma kanan tidak
intak, disertai multiple bayangan lusen berbentuk lonjong (curiga loop-loop usus)
didapatkan tampak multiple lesi kistik, dinding tipis, batas tegas, tepi regular
berbagai ukuran dengan ukuran terbesar 1,7 x 3,0 x 2,8 cm pada lobus medial dari
6
Diagnosis Hernia Diafragmatika (foto thorax). Congenital cystic
7
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pendahuluan
Hernia).(1)
Etiologi Hernia Diafragmatika sebagian besar masih belum jelas dan saat
CDH terbagi menjadi tiga, yaitu Hernia Bochdalek yang berada pada sisi
terjadi karena trauma abdomen, baik trauma tumpul atau tembus, dan karena
31negara di Eropa yang dilakukan pada tahun 2009, total prevalensi untuk kasus
CDH adalah 2,3 per 10.000 kelahiran. Laki-laki lebih sering terkena
8
terjadi di sebelah kiri (85%) dibandingkan dengan sebelah kanan (10-15%). Hal
transversum dan pertumbuhan dari tepi yang berasal dari otot-otot dinding dada.
diafragma, gangguan fusi ketiga unsur dan gangguan pembentukan otot. Pada
gangguan pembentukan dan fusi akan terjadi lubang hernia, sedangkan pada
eventerasi.(11)
9
Diafragma merupakan struktur muskulotendineus yang terletak antara
toraks dan abdomen dan berhubungan di sebelah dorsal dengan tulang belakang
L.I sampai dengan L.III di sebelah ventral dengan sternum bagian kaudal dan di
sebelah kiri dan kanan dengan lengkung iga. Diafragma ditembus oleh beberapa
struktur. Hiatus aorta yang terletak di sebelah dorsal setinggi Th.XII dilalui aorta,
duktus torasikus dan v.azigos.hiatus esofagus yang terletak di ventral hiatus aorta
setinggi Th.X dilalui oleh esofagus dan kedua nervus vagus. Hiatus v.kava
inferior dan cabang kecil n.frenikus. Diafragma mendapat darah melalui kedua
diafragma disarafi oleh n.frenikus yang berasal dari C.2-5. Pada jejas lintang
secara memadai.(12)
Dalam keadaan normal anatomi setiap orang dapat berbeda satu sama
lainnya, sedangkan batas antara sakit dan tidak sangat samar. Karena itu amat
10
Foto thorax pada orang dewasa memperlihatkan:
4. Di sebelah kiri dan kanan mediastinum terdapat paru-paru yang berisi udara
11
Gambar : Radiograph dada Anterior Posterior
C. Definisi
dada melalui suatu lubang pada diafragma. Hernia dibagi dalam dua kategori
yaitu hernia diafragma kongenital dan hernia diafragmatika didapat Salah satu
penyebab terjadinya hernia diafragma didapat adalah trauma pada abdomen, baik
trauma penetrasi maupun trauma tumpul abdomen, baik pada anak-anak maupun
orang dewasa. Mekanisme dari cedera dapat berupa cedera penetrasi langsung
pada diafragma atau yang paling sering akibat trauma tumpul abdomen.(8)
D. Epidemiologi
Insiden yang tinggi pada bayi dan anak-anak dengan gabungan kelainan yang lain
yaitu 16-56%. Pada Cromosom abnormal (30%), jantung (13%), kerusakan saraf
(28%), ginjal (15%). Hernia Bochdalek merupakan kelainan yang jarang terjadi.
12
Perbandingan insiden pada laki-laki dan perempuan sebesar 4: 1. Ditemukan pada
1 diantara 2200 – 5000 dan 80 – 90 % terjadi pada sisi tubuh bagian kiri. Hernia
Bochdalek paling banyak dijumpai pada bayi dan anak-anak. Pada dewasa sangat
jarang (sekitar 10% dari semua kasus) dan sering terjadi misdiagnosis dengan
Insiden hernia Bochdalek berkisar 1 dari 2000 – 4000 kelahiran hidup dengan
seluruh anomali kongenital mayor, serta terbanyak timbul di daerah sebelah kiri.
E. Etiologi
diketahui. Variasi yang luas telah dicatat dalam prevalensi kelainan kromosom
yang dilaporkan (7-31%) pada pasien dengan CDH. Prevalensi lebih tinggi pada
kasus CDH yang terkait dengan cacat lain. Kejadian familial tercatat pada kurang
dari 2% kasus.(13)
F. Patofisiologi
dapat dibedakan menjadi dua bagian yaitu hernia morgagni dan hernia Bochdalek.
13
Pada hernia morgagni defek terjadi pada bagian retrosternal yaitu di dekat
berasal dari otot-otot dinding dada. Gangguan pembentukan itu dapat berupa
dan fusi akan terjadi lubang hernia, sedangkan pada gangguan pembentukan otot
akan menyebabkan diafragma tipis dan menimbulkan eventerasi. Para ahli belum
melalui hiatus esofagus diafragma. Terdapat 2 jenis hernia hiatus yang sangat
berbeda, bentuk yang paling sering adalah hernia hiatus direk (sliding) dengan
bawah dapat rusak dan menyebabkan terjadinya esofangitis refluks. Kelainan ini
14
esofagus bagian bawah, dan akibatnya tidak terjadi asofangitis refluks. Penyulit
diafragma kiri adalah akibat dari efek buttressing dari liver. Organ abdomen yang
dapat mengalami herniasi antara lain gaster, omentum, usus halus, kolon, lien,
hepar. Juga dapat terjadi hernia inkarserata maupun strangulata dari usus yang
timbul antara rongga pleura dan rongga peritonium. Trauma dari sisi lateral
menyebabkan diafragma 3 kali lebih sering dibandingkan trauma dari sisi lainnya
oleh karena langsung dapat menyebabkan robekan diafragma pada sisi ipsilateral.
Trauma dari arah depan menyebabkan peningkatan tekan intra abdomen yang
Sekitar 75 % ruptur diafragma terjadi di sisi kiri, dan pada beberapa kasus
terjadi pada sisi kanan yang biasanya disebabkan oleh trauma yang hebat dan
letak hepar disebelah kanan yang sekaligus menjadi suatu proteksi. Pada trauma
Amerika Serikat biasanya yang terkena adalah sisi kiri khususnya pada pasien
15
yang menyetir mobil, sedangkan pada penumpang biasanya yang terkena sisi
kanan.(17)
mediastinum dengan ukuran 5-I5 cm, paling sering pada sisi posterolateral,
sebaliknya trauma tembus menyebabkan robekan linier yang kecil dengan ukuran
dan terjadi herniasi. Berikut ini meknisme terjadinya ruptur diafragma: (I)
robekan dari membran yang mengalami tarikan (stretching), (2) avulasi diafragma
dari titik insersinya, (3) tekanan mendadak pada organ viscera yang diteruskan ke
diafragma.(17)
G. Diagnosa
pembedahan darurat. Anak sesak terutama kalau tidur datar, dada tampak
menonjol, tetapi gerakan nafas tidak nyata. Perut kempis dan menunjukkkan
terletakdi hemithoraks kanan. Bila anak didudukan dan diberi oksigen, maka
sianosis akan berkurang. Lambung, usus dan bahkan hati dan limpa menonjol
16
melalui hernia. Jika hernianya besar, biasanya paru-paru pada sisi hernia tidak
berkembang secara sempurna. Setelah lahir, bayi akan menangis dan bernafas
sehingga usus segera terisi oleh udara. Terbentuk massa yang mendorong jantung
epigastrium.
menyebabkan spasme.
dalam mendiagnosis ruptur diafragma disebabkan oleh tidak adanya gejala atau
keluhan yang muncul pada saat trauma seperti herniasi atau prolap organ intra
17
Selain berdasarkan anamnesis dan pemeriksaan fisik, diagnosis hernia
1. Foto Thoraks
foto thoraks dapat terlihat hemitoraks yang kecil, ada gambaran opak
jantung dan tampak gambaran air fluid level seperti yang ditunjukkan
pada gambar
2. CT-Scan Thorax
18
adanya defect, gambaran difragma secara segmental tidak terlihat,
H. Klasifikasi
costalis diafragma.
Pada pemeriksaan foto polos thoraks pada hernia bohdaleck tampak gambaran lesi
19
Pada Pemeriksaan CT-Scan tampak gambaran lemak di bagian atas diafragma
20
Pada pemeriksaan foto polos thoraks dapat terlihat massa bulat di area sudut
omentum colon.
c) Hiatal Hernia
terjadi pada sisi tubuh bagian kiri. Terdapat tiga tipe hiatal hernia
yaitu:
21
Pada foto toraks tampak gambaran lusen bulat dan konsisten yang jelas di wilayah
retrocardiac
di bawah diafragma.
22
Gambaran lusen pada paracardiac kanan yang meluas ke epigastrium
23
.
I. Diagnosa Banding
kista paru kongenital.Diagnosis ini dikukuhkan oleh sinar-X dada dan abdomen
yang menunjukkan adanya simpul usus terisi udara di dalam rongga pleura.
1. Pneumothorax
24
Gambaran radiologi pneumothorax pada umumnya berupa:
terkena.
daerah diafragma.
Pneumothorax
parenkim paru melalui suatu celah berupa klep akibat suatu peradangan
kronis. Kista paru dapat pula disebabkan kelainan kongenital yang secara
dengan ukuran bervariasi. Bila kista paru lebih dari satu dan tersebar di kedua
25
Lesi kistik multiloculated di hemithorax kanan dengan pergeseran mediastinum ke
kiri.
Ada lesi kistik multilokulasi besar yang berpusat di lobus kanan bawah.
Pinggiran lesi menunjukkan beberapa penebalan dinding dan infiltrasi yang tidak
26
Klasifikasi congenital cystic adenomatoid malformation (7)
27
a. Type I
Paling umum, terdiri dari 1 atau lebih kista berukuran 2-10 cm, kista yang
28
Beberapa area kistik dengan ukuran yang bervariasi, mencapai ukuran hingga 8
b. Type II
Kista kecil (0,5-2 cm) dengan ukuran yang relatif seragam menyerupai
radiolusen kistik yang kecil dan kabur (panah) di paru-paru kanan tengah
dan atas.
29
CT Scan toraks menunjukkan beberapa kista kecil, seragam, berdinding
c. Type III
d. Type IV
e. Type 0
paru.
H. Diskusi
Pasien merupakan anak pertama dari ibu yang berusia 16 tahun, hal ini
diduga yang dapat menyebabkan timbulnya kelainan pada pasien. Dari hasil
saat dikandung disangkal. Tidak ada riwayat keluhan atau penyakit yang
30
Pada pemeriksaan radiologi konvensional didapatkan hasil pada foto
Hal ini seseuai dengan teori yang menyebutkan bahwa salah satu
DAFTAR PUSTAKA
31
1. Sachdeva R, Sachdeva S, Solanki S. Acquired Diaphragmatic Hernia In an
2013;2(2):194-196.
Surgery. 2010;19(3):180-185.
5. Mark RM, Kate EB, Judith R, Diana W, Ruth G, Marie CA, Larraitz A, et
144.
7. https://www.hindawi.com/journals/cripu/2015/743452/tab1/
EGC,1995.
32
11. Sherwood L. Fisiologi Manusia. 8th ed. Jakarta: EGC; 2014.
12. Sjamsuhidajat R, De Jong W. Buku Ajar Ilmu Bedah. 3rd ed. Jakarta:
EGC; 2005.
2014;2–23)
2015; 20: 16
17. Rasad S. Radiologi Diagnostik. 2nd ed. Jakarta: Balai Penerbit FKUI;
2005.
33