- Pertusis
o Pada seorang anak yang lebih kecil mengganggu intake makan dan minumnya
Kompikasi yang lebih berat sampai perdarahan intrakranial kejang
o Disebabkan oleh Bordetella pertussis
Dapat dicegah dengan imunisasi sejak 2 bulan
o Masa inkubasi 6 – 20 hari
Gejala timbul 7 – 10 hari terinfeksi
o Lama penyakit 6 – 8 minggu
o Fase penyakit
Kataral 1 – 2 minggu
Seperti influenza, batuk ringan, pilek, demam ringan, anorkesia
Spasmodik/ paroksimal 1 – 4 minggu
Terjadi paroksimal berupa batuk beruntun > 10 x/hari
Batuk panjang tanpa inspirasi diantaranya dan diakhiri dengan
Whooping, berkeringat, gelisah bisa sampai muka merah/biru
o Selain whopping, Pada bayi bisa diakhiri dengan muntah
atau biru/henti napas, sakit berat, iritabel
Konvalesen 2 minggu
Pemulihan bertahap, berkurang dalam 2 – 3 minggu
Apabila tidak terlalu berat sembuh sendiri
Apabila memberat, cenderung timbul gejala yang mengarah ke pneumonia
tanda-tanda sesak napas
- Epiglotitis
o Suatu peradangan di epiglotis yang kebanyakan disebabkan oleh bakteri:
Hemophylus influenza type B/ HiB >90%
S. aureus
S. pneumonia
C. albicans
Bisa juga virus atau trauma
o Gejala awal
Batuk pilek biasa diiringi demam yang tidak terlalu tinggi dan akhirnya
menjadi tinggi
Pada kondisi peradangan tersebut karena epiglottis merupakan suatu
tempat masuknya udara suara napas berubah terlihat seperti burung
gagak dan kadang-kadang suara serak bahkan hilang
AIR RAID
Airway closed
Increased pulse
Restlessness Gelisah
Retractions
Anxiety increased
Inspiratory stridor
Drooling
Tripod position
o Terkait dengan Usia
Usia 2 – 7 tahun
Usia Balita >>> 3,5 tahun
o Problem di epiglottis hipoksia
Susah mengambil napas
o Epiglottis yang begitu tebal sempit sekali masuk suara
Epiglotis merah dan bengkak, jaringan supraglotis mengalami inflamasi
o Tatalaksana
O2, posisi duduk (Tripod position), Rute Intravena
Trakeostomy atau Intubasi
Gambaran rotgen
Thumb sign gambaran terlihat seperti jari jempol dan airway ada
udara yang kebawah tertutup diperlukan intubasi pada pasien
epiglottitis
Kultur
Antibiotik Cephalosporin Generasi ke-3 berikan lebih cepat ec infeksi
Hemophylus influenza type B/ HiB
Cefotaxime
Ceftriaxone
- Croup
o Definisi
Suatu gejala yang memang sering ditemukan pada anak dengan infeksi
saluran pernapasaan akut
Laringotrakeobronkitis (LTB)
Akut stridor pada anak > 80%
Menyebabkan obstruksi saluran napas
Self limiting
tapi terkadang berkembang jadi memburuk atau bahkan fatal
o Usia 3 bulan – 3 tahun
Sering terjadi < 3 tahun, terutama pada bayi
Tersering 1 – 2 tahun
Jarang < 3 bulan dan > 15 tahun
Gejala tampak memberat pada anak kecil dibanding anak besar
Karena saluran napasnya berbeda
o Gejala
Onset lambat
Mulai dengan batuk pilek, demam tidak tinggi, suara seperti gagak barking,
ada perubahan suara serak problem bisa dimulai dari laring trakea
bronkus
Pembengkakan di daerah trakea hingga kadang-kadang bisa sampai ke
bawah
Barking cought dan suara gagak
Stridor inspiratory
Gejala bisa ringan sedang berat bisa pengaruh kelembaban
Menjelang malam hari lebih memberat
Dapat berkembang ke tahap hipoksia
Anak tampak gelisah
Retraksi dinding dada
o Etiologi
Virus Human Parainfluenza Virus type 1 (HPIV-1) 60%
Jarang:
HPIV 2,3 & 4
Adenovirus
Influenza A & B
RSV
Measles
Mycoplasma pneumonia Bakteri
o Patogenesis
Infeksi Nasofaringeal menyebar ke epitel trakea & laring inflamasi
berdifusi, eritema & oedema di trakea gangguan pada gerakan pita suara
(vocal cord) & iritasi di area subglotis suara serak
Saluran napas atas obstruksi mengalami turbulensi udara Stridor diikuti
retraksi dinding dada
Memberat penyempitan saluran napas atas hingga mengganggu
ke bawah
Gangguan pada dinding dada dan abdomen fatigue, hipoksia, hiperkapnia
(CO2) Gagal napas (respiratory failure)
o Klasifikasi
Klasifikasi umum
Croup viral
o Infeksi respiratori Prodromal gejala awal
o Obstruksi napas pada 3 – 5 hari terakhir
Croup Spasmodik
o Riwayat positif atopi hipersensitivitas setelah ajanan
allergen peningkatan antibody IgE dalam sirkulasi
o Tidak ada gejala prodromal
Berdasarkan derajat keparahan
Ringan
o Terkadang barking cough
o Stridor tidak terdengar saat istirahat
o Retraksi ringan
Sedang
o Sering barking cough
o Stridor dapat terdengar saat istirahat
o Retraksi dinding dada
o Respiratory distress (-)
Berat
o Sering barking cough
o Stridor dapat terdengar saat istirahat
o Retraksi dinding dada
o Respiratory distress
Impending distress napas
o Batur terkadang tidak jelas
o Stridor
o Kesadaran yang berubah (altered consciousness)
o Letargi
o Diagnosis Banding
Epiglotitis akut
Laringitis difteri
Angioneurotik oedema akut
o Pemeriksaan Laboratorium
Peingkatan sel darah putih (WBC) > 20.000/mm3
Terutama pada PMN dapat timbul infeksi lainnya secara
bersamaan seperti epiglottitis
o Pemeriksaan penunjang
Endoskopi/ bronkoskopi pada pita suara (vocal cords)
Melihat area trakea yang membengkak dan penyempitan muara
X-ray
Steeple sign/ Pencil sign khas mengarah diagnsosi Croup
Pembengkakan pada subglotis dan trakea stridor dan tanda lain dari
obstruksi napas
CT scan pada kasus berat
Merdampak pada jalan napas kecil penyempitan bronkial,
oedema & atelectasis (paru kolaps ec alveoli tida diisi oleh udara)
o Tatalaksana
Inhalasi sebaiknya cold mist melembabkan saluran napas, mengurangi
inflamasi, mucus menipis/berkurang
Nebulisasi Epinefrin
Indonesia epinefrin standar injeksi IV subkutan IM pada kasus
syok
o Dosis 0,5 ml/kgBB masukan ke cup nebulizer
nebulisasi ke pasien
o Max dosis 5 cc atau 5 ampul
Pada gejala sendang-berat & dibitihkan intubasi
Tidak ada remis setelah cold mist
Hati-hati kondisi nebulisasi pergerakannya cepat efek
vasodilatasi di evaluasi
o Takikardi dan hipertensi
Bantu dengan steroid mengatasi inflamasi
Dexametazone 0,6 mg/KgBB per oral ATAU 1 dosis IM bisa
diulang dalam 6 – 24 jam
Opsi lain
o Prednison/ metilprednisolon 1 – 2 mg/KgBB
ATAU
o Budesonide
Nebulisasi 2 – 4 mg (2 ml)
Bisa diulang dalam 12 – 48 jam awal
Antibiotik
Tidak wajib, hanya apabila ada tanda-tanda infeksi bakteri
o Terapi inisial/awal Pakai cephalosporin generasi 2 dan 3
Intubasi Endotrakeal
Pada pasien berat yang tidak respons pada terapi lainnya
Indikasi:
o Hiperkarbia (CO2) pada impending respiratory failure
o Stridor meningkat, RR, HR, rekraksi berat
o Sianosis, letargi, Kesadaran yang berubah
o Komplikasi
Otitis media
Dehidrasi
Pneumonia jarang
Gagal jantung dan gagal napas Pengobatan yang tidak adekuat
- Bronkitis
o Anak batuk, lendir lengket banyak dan susah ventilasi
Upaya untuk melepaskan sekresi mukus yang tertahan di saluran napas
mobilisasi
Anak-anak dengan mobilisasi terganggu CP, pasien dengan
ganngguan motorik, pasien tirah baring lama ec penyakit tertentu
o Inflamasi pada trakea dan bronkus
o Self limiting biasanya sembuh dalma 2 minggu
o Dapat terjadi bersamaan dengan gangguan saluran napas yang lain
o Etiologi
Di nasofaring berkumpul berbagai kuman pada kondisi tertentu kuman
tersebut dapat terjadi patologis dapat bermigrasi ke saluran napas
Virus >>>
Rhinovirus
Respiratory Syncytial Virus (RSV)
Virus Influenza
Virus Parainfluenza
Adenovirus
Robeola
Paramyxovirus
Bakter jarang
Staphylococcus aureus, Streptococcus pneumonia, Haemophilus
influenza, Mycoplasma pneumonia, Chlamydia sp.
Pada anak yang tidak imunisasi DPT (difteri, pertussis, tetanus)
o Bordetella pertussis
o Corynebacterium diptheriae
o Manifestasi klinis
Didahului oleh infeksi non spesifik saluran napas atas rhinitis & faringitis
Batuk
3 – 4 hari diikuti dengan rhinitis
Kering, hacking cough baruk produktif sputup purulent
(disebabkan oleh migrasi leukosit, belum tentu infeksi bakteri)
secara bertahap akan menipis/ encer
Muntah
Nyeri dada pada anak yang lebih tua
o Tatalaksana
Virus terapi suprotif:
Istirahat
Intake cairan yang cukup
Asetaminofen (jika diperlukan)
Antibiotik apabila etiologinya bakteri
Infeksi Klamidia (penyakit menular seksual)
Entromisin
Tetrasiklin anak usia > 9 tahun
- Bronkiolitis
o Peradangan pada bronkiolus mengeluarkan sekresi mukus yang berlebihan
adanya oedema
o Usia < 2 tahun, puncaknya 2 – 6 bulan
o Gejala klinis
Nafas cepat, retraksi, wheezing/ mengi
o Sulit men DD dengan pneumonia
Klinis demam batuk pilek dengan diikuti dengan sesak nafasnya tidak terlalu
berbeda
Bronkiolitis Ada sumbatan dan sekresi mukus berlebih ventilasi lebih
ke arah ekspirasi yang terganggu
o Patofisiologi
Infeksi pada epitel siliar di bronkiolus inflamasi oedema, sekresi
mukus, endapan sel debris infiltrasi limfosit peribronkiolus & submukosa
oedema obstruksi bronkiolus
o Etiologi
Virus
Respiratory Syncytial Virus (RSV) >>>
Adenovirus
o Diagnosis
Diagnsois berdasarkan etiologinya
Pemeriksaan mikrobiologi
Diagnosis klinis
Gejala dan tanda
Umur
Sumber infeski
Anamnesis
Batuk, hidung meler
Demam ringan
Muntah biasanya setelah batuk
Dispnea sesak napas
Iritabilitas
Anoreksia
Sianosis
Pemeriksaan Fisik
Demam, takipnu, takikardi
Nasal flaring
Retraksi/ chest indrawing
Prolong ekspirasi ekspirasi memanjang
Wheezing/mengi
Gejala berat sianosis, apnea
Pemeriksaan Laboratorium
Sel darah merah/ WBC normal
o Infeksi Virus mendapatkan hasil WBC tidak tinggi
Pemeriksaan Radiologi
Hiperfentilasi diffuse pasien obstruksi jalan nafas
o Diafragma datar
o Subkostal melebar
o Retrosternal space >
Infiltrat peribronkiolus
Efusi pleura jarang
o Penumpukan cairan di antara jaringan yang melapisi paru-
paru dan dada
o Tatalaksana
Suportif
Kortikosteroid untuk mengurangi inflamasi saluran nafas
o Dexametason 0,5 mg/kgBB/hari dibagi 3 dosis selama 3 hari
IVFD D5% + NaCl sesuaikan dengan umur dan BB
Oksigenasi
Penyakit berat
Rawat inap
Intravenous Fluid Drip/ IVFD pasien sesak nafas
Oksigen oskigenasi kurang, saturasi oksigen turun < 96%
Antibiotik profilaksis tanda-tanda infeksi bakteri
o Epitel saluran nafas bisa terdegradasi menyebablan
bakteri-bakteri yang sudah komensal di area rongga atas
bisa ke bawah beri antibiotik profilaksis
o Kloramfenikol
Dibagi 3 – 4 dosis, IV apabila dispnu/ sesak napas
< 6 bulan 25 – 50 mg/kgBB/hari
< 6 bulan 50 – 75 mg/kgBB/hari
ATAU
o Gentamisin
Dosis 3 – 5 mg/kgBB/hari
Dibagi dalam 2 dosis
o Jika dispnu membaik dengan antibiotik IV, dapat diganti
dengan Kloramfenikol oral atau eritromisin 30 – 50
mg/kgBB/hari dibagi 2 – 3 dosis
Bronkodilator Masih diperdebatkan
Pada kondisi berat bronkiolitis bisa diberikan
o Tidak mengambil efek bronkodilator dari golongan
salbutamol
o efek kerja obat terhadap mukus recurrent (berulang) dan
efek mengurangi oedema dari mukosa
Kortikosteroid masih diperdebatkan
Pada peradangan berat untuk mengcover peradangannya
o Prognosis
Natural history dan komplikasi
Clinical findings yang lebih baik dalam 3 – 4 hari
Radiological features yang lebih baik dalam 9 hari
o Komplikasi
Obstruksi napas persisten 20%
Gagal napas 25%
Paru-paru Kolaps jarang
o Bronkiolitis kadang-kadang dikaitkan dengan kejadian asma 30 – 50%
Pada anak melihat apakah ada riwayat atopic pada keluarga pasien?
Apakah anaknya ada alergi susu sapi atau telur?
Orang tuanya ada rhenitis allergi?
- Pneumonia
o Definisi
Pneumonia adalah suatu peradangan parenkimal paru yang disebabkan oleh
beberapa macam seperti infeksi, aspirasi, inhalasi, bahan kimia yang bisa
menyebabkan pneumonia dengan segala jenis pneumonianya
o Etiologi
Bakteri Pneumonia >>
o Angka kesakitan dan kematian paling sering pada anak penyakit utama anak pada
fasilitas yang belum memadai
o Diagnosis pneumonia dari sisi etiologi sangat penting mengarah tatanan
pengobatan selanjutnya
Covid-19 menyebabkan gejala utama pneumonia pada semua usia
o Indonesia 10 negara tertinggi data pneumonia
Pneumonia pada anak (< 5 tahun)
Morbiditas (derajat sakit dalam populasi) 10 – 20%
Mortalitas (jumlah kematian dalam populasi) 6/1000
Kematian pada kasus Pneumonia
o 50.000/tahun
o 12.500/bulan
o 416/ hari
o 17/jam
o 1/menit
o Upaya pengendalian pneumonia
Anamnesis dari semua sisi digali
Apakah ada faktor risiko yang ada pada anak?
o Bagaimana imunisasinya?
o Apakah anak minum asi eksklusif?
o Di rumahnya ada masak dengan menggunakan kayu bakar?
o Anak nutrisinya cukup?
o Ventilasi dan sirkulasi rumahnya ideal/ tidak?
o Bagaimana keluarganya mendapatkan pengobatan di
fasilitas kesehatan, apakah ada masalah/tidak?
Promotif
Menggalakkan:
o Antenatal Care (ANC)
Imunisasi
o Asi ekslusif
o Gizi seimbang
o Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) / CTPS
o Mengurangi polusi udara
o Etika batuk
o Deteksi dini
o Perhatikan faktor risiko pneumonia dan ARI
Malnutrisi, pemberian ASI yang tidak benar
Defisiensi Vitamin A
BBLR
Suhu dingin
Imunisasi yang kurang
Usia muda
Immunocompromised
Sesak
Prevalensi tinggi pembawa bakteri patogenik
nasofaringeal
Terpapar polusi udara
Asap tembakau rokok
Asap biomass
Polusi lingkungan
Preventif Pencegahan
Imunisasi
o DPT, Campak/MR, Hib, pneumokokus, influenza,
varisela/cacar air
o Kenali kelompok risiko tinggi
Anak immunocompetent
Anak dengan fungsi atau anatomi asplenia (tidak
ada limpa)
Anak dengan kondisi immuncompromising
Asma
HIV
Penyakit Jantng Bawaan
DM
Thalassemia
Keganasan
CKD
o Dari sisi etiologi dapat memilah apakah disebabkan oleh
bakteri atau virus tertentu klinis dan diagnosis kerjanya
selalu tetap diberikan antibiotik spectrum luas (broad-
spectrum) tatanan dibantu karena ada gejala sakit yang
berat (sesak napas, takipnu, retraksi, rongki basah halus
nyaring)
Neonatus – 20 hari
Bakteri
o Escherichia coli
o Streptococcus group B & D
o Listeria monocytogenes
o Anaerobic organisms
o Streptococcus pneumonia
o Heamophilus influenza
o Ureaplasma urealyticum
Virus
o Cytomegalovirus
o Herpes simplex
3 minggu – 3 bulan
Bakteri
o Chlamydia trachomatis
o S. pneumonia
o Bordetela pertussis
o H. influenza type B & nontypeable
o Moraxella catarrhalis
o Staphylococcus aureus
o U. urealyticum
Virus
o Adenovirus
o Influenza virus
o Parainfluenza virus 1, 2, & 3
o Respiratory syncytial virus (RSV)
o Cytomegalovirus
4 bulan – 5 tahun
Bakteri
o Chlamydia trachomatis
o Mycoplasma pneumoniae
o S. pneumonia
o H. influenza type B
o M, catarrhalis
o Mycobacterium tuberculosis
o Neisseria meningitis
o Staphylococcus aureus
Virus
o Adenovirus
o Influenza virus
o Parainfluenza virus
o Rhinovirus
o Respiratory syncytial virus (RSV)
o Varicella-zoster virus
5 tahun – remaja
Bakteri
o C. pneumoniae
o Mycoplasma pneumoniae
o S. pneumonia
o H. influenza
o Legionella species
o Mycobacterium tuberculosis
o Staphylococcus aureus
Virus
o Adenovirus
o Epstein-Barr virus
o Influenza virus
o Parainfluenza virus
o Rhinovirus
o Respiratory syncytial virus (RSV)
o Varicella-zoster virus
Patofisiologi
o Stadium I Hyperemia/ kongesti
Inokulasi mikroorganisme respon peradangan
akumulasi sel Morfonuklear pada submukosa &
ruang perivaskuler obstruksi parsial jalan napas
Penyakit bertambah berat jika sel alveolar tipe II
kehilangan integritas strukturalnya produksi
surfaktan berkurang edema
o Stadium II Hepatisasi merah
RBC, fibrin, PMNs mengisi alveoli
o Stadium III Hepatisasi kelabu
Konsolidasi leukosit dan fibrin pada alveoli yang
terinfeksi
o Stadium IV Resolutin
Eksudat diabsorbsi oleh makrofag
o Pemeriksaan Radiologi
Tidak rutin dilakukan, indikasi:
Gejala klinis yang berat
Terapi yang tidak responsive
Gejala klinis yang memburuk
Infiltrat interstitial meningkat
Infiltrat alveolar konsolidasi dengan air
bronchogram
Konsolidasi pada 1 lobus lobar
pneumonia
Bronkopneumonia
Infiltrat menyebar ke area perifer,
meningkatkan vaskular peribronkiolus
o Pemeriksaan Laboratorium
WBC perifer (White Blood Cells)
Pneumonia Viral
o Normal atau peningkatan yang tidak
lebih dari 20.000/mm3, dengan
limfosit predominan
Pneumonia Bakteria
o Sering terjadi peningkatan sel darah
putih/ WBC 15.000 – 40.000/mm 3
dan granulosit (neutrofil, eosinofil,
basophil) predominan
Rendah WBC/ Leukopenia prognosis
buruk
C-reaktif protein tanda peradangan
Infeksi virus C-reaktif protein rendah
Tidak ada bukti pasti untuk mebedakan
infeksi virus dengan bakteri
Kuratif Tatalaksana
Terapi Kausatif Menejemen komprehensif
o Pemberian Antibiotik yang cepat dan tepat kunci sukses
dalam penatalaksanaan
Biasanya antibiotik spectrum luas (broad-spectrum)
Bisa dilihat di Buku pelayanan dasar
o Antibiotik empiris
Tidak ada tes mikrobiologi cepat
Identifikasi awal penyebab mikroorganisme tidak
memungkinkan
o Gejala ringan rawat jalan, antibiotik oral
o Antibiotik:
Prediktor etiologi terbaik AGE
Empiris vs temuan mikroorganisme
Asal Pneumonia:
Pneumonia didapat dari Komunitas gram
positif
Pneumonia didapat dari rumah sakit
gram negatif
Temuan spesifik radiologi pneumonia lobaris,
pneumatocele)
Gejala ringan pasien rawat jalan dengan MTBS
Amoksisilin 80 – 100 mg/kgBB/hari
terbagi 2 dosis, bila tidak ada perbaikan
diganti dengan:
o Eritromisin 40 – 60 mg/kgBB/hari
terbagi 3 – 4 disis
Gejala memberat dengan adanya kondisi takipnu,
retraksi, dan tanda-tanda dispnu lainnya dirawat
Ampisilin 50 mg/kgBB
ATAU
Benzipenicillin 50.000 U/kgBB
IM/IV tiap 6 jam (minimal 5 hari)
Dan Gentamisin 7,5 mg/kgBB via IM/IV
1x/hari (minimal 5 hari)
Jika dalam 48 jam tidak membaik
Gentamisin + kloksasilin 50 mg/kgBB IM/IV
tiap 6 jam
Antibiotik lini ke-2
Seftriakson 80 mg/kgBB IM/IV 1 x/hari
o Beberapa etiologi yang menjadi dasar dalam pemberian
antibiotik pada seorang anak dengan pneumonia
Tatalaksana:
Ampisilin ATAU kloksasilin 50 mg/kgBB
IM/IV tiap 6 jam + Gentamisin
Jika anak telah membaik (minimal 7 hari
pemberian Antibiotik) lanjutkan dengan:
o Kloksasilin oral selama 4 minggu
Terapi Bedah abses paru yang berukuran
besar atau dengan hemoptisis/ batuk darah
& perburukan gejala walaupun sudah
diberikan antibiotik
o Sepsis syok septik, penyebaran infeksi ke organ lain
seperti meningitis, peritonitis, dll
Komplikasi lain:
Perikarditis
Penyebaran secara Hematologik melalui pembuluh darah
o Meningitis raddang selaput otak & sumsu tulang
belakang
o Osteomielitis radang tulang
o Artritis supuratif
o Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS)/ Integrated Management Childhood Illness
(IMCI) Suatu tatanan manajemen dari para petugas lain (perawat, bidan) selain
dokter yang berada di poli MTBS membantu dokter dalam screening kalau
berat akan konsul ke dokter
- Covid-19
o Anamnesis
Selalu ada gejala yang mengarah panas demam batuk pilek dan kkriteria
epidemiologis
Kriteria epidemiologis
Apakah ada kontak erat dengan pasien Covid-19?
Adakah pasien anak ini berasal dari zona merah?
Adakah pasien ini dari perjalanan ke arah zona merah?
Pasien ini kondisi akutnya tidak ada penyebab lain
o Kriteria Gejala dan Manifestasi Klinis Pada Anak
Tanpa Gejala
Tidak ada gejala klinis
o Pasien tidak memiliki gejala apapun
Sakit Ringan
Sakit ringan tanpa komplikasi
o Pasien dengan gejala non-spesifik seperti demam, batuk,
nyeri tenggorokan, hidung tersumbat, malaise, sakit kepala,
nyeri otot
Sakit Sedang
Pneumonia ringan
o Anak dengan pneumonia ringan mengalami batuk atau
kesulitan bernapas, napas cepat
o Frekuensi napas:
< 2 bulan ≥ 60 x/menit
2 – 11 bulan ≥ 50 x/menit
1 – 5 tahun ≥ 40 x/menit
o Dan tidak ada tanda pneumonia berat
Sakit Berat
Pneumonia Berat/ ISPA Berat
o Pasien anak dengan batuk atau kesulitan bernapas,
ditambah setidaknya satu dari berikut ini:
Sianosis sentral atau Sp02 <90%
Distress pernapasan berat
Mendengkur
Tarikan dinding dada yang berat
Tanda pneumonia berat
Ketidakmampuan menyusui atau minum
Letargi
Penurunan kesadaran
Kejang
o Tanda lain pneumonia yaitu tarikan dinding dada, takipneu:
< 2 bulan ≥ 60 x/menit
2 – 11 bulan ≥ 50 x/menit
1 – 5 tahun ≥ 40 x/menit
5 – 8 tahun ≥ 30 x/menit
o Diagnosis ini berdasarkan klinis pencitraan dada dapat
membantu penegakan diagnosis dan dapat menyingkirkan
komplikasi
Sakit Kritis
Acute Respiratory Distress Syndrome (ARDS)
o Lihat tabel kriteria ARDS pada anak
Usia
Eksklusi pasien dengan perinatal
Waktu
Dalam 7 hari sejak onset penyakit
Penyebab edema
Gagal napas yang tidak dapat dijelaskan
oleh gagal jantung atau kelebihan cairan
(fluid overload)
Radiologis
Infiltrat baru konsisten dengan penyakit
paru akut
Oksigenasi Pediatric Acute Respir atory Distress
Syndrome
Ventilasi mekanis non invasif
o Ringan
Masker full face 4 ≤ O ≤ 8
Ventilasi mekanis invasif
o Sedang
Masker full face 8 ≤ O ≤
16
o Berat
Masker full face O ≥ 16
Ventilasi bi-level atau CPAP ≥ 5 cm H2O
o Algoritma