Anda di halaman 1dari 49

IT-1 Populasi, Sampel, Variabel-ER o Pemilihan topik  Jenis kelamin

 Kalau kita ingin penelitian  perlu mengetahui berdasarkan fokus  Riwayat keturunan
 Berdasarkan pengalaman kating Judul berupa: penelitian  Risiko lebih tinggi kena HT, tapi dk
o Hubungan X dengan Y  Terus banyak pilihan: Apakah kita bs diubah
 Hubungan obesitas dengan gula darah ingin neliti faktor risikonya, o Faktor risiko yang dapat dikontrol
 Hubungan obesitas dengan penyakit hubungan antar 1 variabel dg  Kebiasaan: merokok
jantung hipertensi?  Siapa yang memilih faktor risiko/ variabel? Penelitinya
o Hubungan antara X dan Y o Misal: obesitas dengan HT (ahlinya: berdasar teori dan penelitian terdahulu)
 Hubungan antara obesitas & gula darah o Kebiasaan makan asin  Contoh menulis proposal: Selesai kuliah 70% sudah selesai
o Pengaruh X terhadap Y dengan hipertensi proposal skripsi
 X : konsumsi makanan cepat saji o Atau faktor risiko: banyak o Yang kita teliti: Kejadian hipertensi
 Y : penyakit jantung koroner  Tentukan dulu apa yang kita teliti: o Apanya yang kita teliti: faktor risiko
 Pengaruh konsumsi makanan cepat mau hipertensi, penyakit jantung,  Faktor risiko dibatasi: yang dapat diubah
saji terhadap kejadian penyakit lepra dengan yang tidak dapat diubah
jantung koroner o Terus kita pilih mau apa o Darimana kita bisa memilih: dari teori dan
 Pengaruh pola makan bayi dengan kejadian yang diteliti: faktor risiko penelitian terdahulu
stunting  Kalau kita mau meneliti kejadian o Siapa subjek? Pegawai unsri
o Pengaruh X1 dan X2 terhadap Y hipertensi? Siapa yang akan kita teliti?  Kalau teori mendukung  silahkan
 Pengaruh polimorfisme gen 2849 dan ...  Subjek: Pegawai unsri (boleh)  Kalau mahasiswa unsri? kalau variabel ini,
dengan lepra o Kalau anak SD (tidak boleh) nanti dk dapet
 Apabila banyak X1 dan X2  cukup tulis  Yang menentukan  JUDUL PENELITIAN
faktor yang berpengaruh  baru nentuin adalah teori o Faktor risiko kejadian hipertensi pada pegawai
faktor apa saja  Kalau skabies siapa subjeknya? Unsri tahun 2020
o Faktor risiko terhadap kejadian  Subjek: pekerja lapangan  Apa yang tertulis/tergambar dalam judul:
 Statistik akan belajar  apa itu hubungan, pengaruh,  Kalau cacingan siapa subjeknya?  Apa yang diteliti? Kejadian
faktor risiko, efektivitas (bagaimana mengukurnya)  Subjek: Anak SD hipertensi
 Kalau ingin meneliti kita mau meneliti X atau Y? o Kita pilih topik apa yang diteliti = dependen  Siapa yang diteliti? Pegawai Unsri
o Fokus penelitian pada Y variabel (Y)  RUMUSAN MASALAH
 Cth: hubungan obesitas dengan penyakit o Apa yang mau diteliti: hubungan, pengaruh, faktor o Apakah usia, jenis kelamin, riw keluarga berisiko
jantung risiko, efektivitas kah? thd kejadian HT?
 Yang kita teliti adalah variabel  Efektivitas BCG terhadap kejadian TBC o Apakah obesitas, kebiasaan dll berisiko thd
dependen: penyakit jantung  Apa yang diteliti dengan TBC? kejadian HT?
 Seorang peneliti selalu dihadapkan pada 2 pertanyaan: kejadian TBC (dependen variabel)  Ini masalah, masalah ini juga tertulis dalam
o Siapa yang akan diteliti? o efektivitas BCG thd hipotesis
o Apa yang akan diteliti? kejadian TBC  HIPOTESIS
 Cth: seorang mahasiswa FK ingin penelitian  Siapa yang mau diteliti? o Usia, jenis kelamin, riw keluarga, obesitas, dan
faktor risiko kejadian hipertensi pada o Subjek: pasien TBC  kebiasaan dll berisiko terhadap kejadian HT
pegawai unsri populasi  TUJUAN
 Yang kita teliti (fokus penelitian):  Faktor Risiko yang dipelajari pada penelitian ini dibatasi o Tujuan umum
kejadian hipertensi pada beberapa variabel berikut: ada 2  Menganalisis (boleh mengetahui)
o Faktor risiko yang tidak dapat dikontrol/diubah  Lihat nyambung dk antara hipotesis, tujuan
 Usia dengan masalahnya?
o Tujuan khusus (bukan porsi disini: dianggap  Kriteria inklusi o Apa yang kita teliti: prestasi akademik
paham)  Telah berusia 17 th ke atas o Yang ingin dipelajari: hubungan dengan tingkat
 JENIS DAN DESAIN PENELITIAN o Jenis kelamin, ada stress
o Jenis perbedaan? o Siapa yang diteliti: mahasiswa PDU angkatan 2017
 Observasi  Pasien rawat inap o Siapa populasi: mahasiswa PDU angkatan 2017
 Eksperimental  Bersedia diwawancara o Kriteria inklusi:
 Deskriptif  Kriteria eksklusi  Berstatus aktif (tidak stop out)
 Analitik  Tidak punya BPJS?? kalau begitu o Sebelum ini semua: kita mau ambil data
o Desain (Lebih detail: Dr. ICHE) bukan pasien BPJS (jadi tidak perlu primer/sekunder?
 Cross sectional dimasukin, kan udah jelas)  Data primer: ngumpulin sendiri
 Case control  Berusia < 17 th?? boleh dk? di  Data sekunder: udah ada tinggal kita pakai
 Cohort inklusi udah kita tulis > 17 th o Kalau begitu prestasi akademik harus didefinisikan,
 POPULASI (seolah2 kebalikan)  TAK perlu diukur dengan IPK: maka kita cari IPK (data
 Populasi adalah siapa yang diteliti (orang yang mau ditulis sekunder  bagian akademik)
diteliti)  Misal yg bener: berpenyakit kronis o Tingkat stress: pakai kuesioner (Data primer)
o Jenis penelitian Observasi: berarti orang yang  Supaya populasi bisa didefinisikan dengan o Karena ada data primer apakah perlu dk status
diteliti jelas  perlu dibatasi (bisa inklusi/eksklusi) mahasiswa yang aktif? MAKA PERLU
o Apa yang diteliti? Disebut variabel  Yang ahli dalam menentukan ini  Kalau: judulnya: gambaran prestasi akademik mahasiswa
o Tidak mudah menuliskan populasi dalam penelitian adalah penelitinya  tak perlu PDU
 Kalau ingin meneliti kualitas pelayanan BPJS di RSMH tulis panjang2 o Berarti tinggal cari IPK: bisa diperoleh data
o Siapa populasi?  Pasien rawat inap yang periode 2015 sekunder bagian akademik
 Populasi penelitian ini adalah rekam medik sekarang dimana? sekarang udah tidak ada o Tidak perlu status aktif  tak perlu inklusi/eksklusi
pasien BPJS di RSMH periode 2015-2019 di RSMH (di rumah) (ya udah dpp, kalo gk ada)
(BENAR)  Kalau gitu gimana? Jadi dari rekam  Berapa populasi? populasi Cuma 1: mahasiswa PDU
 Yang mau diteliti pasien apa: rawat medik, maka kita ganti populasi o Jumlah unit populasi/besar populasi: 227
jalan/ inap dari pasien  Kembali ke penelitian Hipertensi:
 Kalau kita tulis pasien: seluruh  Variabel yang diteliti harus ada di rekam o Harus didefinisikan dengan jelas siapa, kapan,
pasien medik dimana, berapa perkiraannya
 Tulis juga waktu o Simpulan: o Populasi penelitian adalah pegawai universitas
 Pasien juga punya usia, apa yang  Populasi harus didefinisikan dengan jelas sriwijaya
kita tanyakan kepada pasien? kita  Siapa populasi: rekam medik pasien BPJS di o Kriteria inklusi
akan menanyakan kualitas RSMH periode 2015-2019 o Kriteria eksklusi
pelayanan?  Berapa perkiraan jumlah/besarnya?
o Yang ahli nentui kriteria inklusi/eksklusi adalah
o kalau pasiennya balita bisa  Contoh: saya ingin meneliti prestasi akademik mahasiswa
peneliti
ditanya? tidak  pasien > FK PDU angkatan 2017, berapa populasinya?
 Berdasarkan data bagian kepegawaian UNSRI: diketahui
17 tahun o Jumlah mahasiswa: 227
jumlah yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi adalah
 Semakin panjang kita tulis semakin o Siapa populasi: semua PDU 2017
sekian (perkiraan)
tidak jelas (sulit dipahami)  Perlu inklusi/eksklusi?
 Kalau pasien BPJS 2015-2019 berapa jumlahnya,
 Maka dari itu, populasi harus o Kriteria inklusi:
berdasarkan hasil survey pendahuluan dari bagian rekam
dibatasi, dinyatakan, didefinisikan  Berstatus aktif (apa yang dimaksud aktif? medik di RSMH bahwa jumlah pasien BPJS yang memenuhi
dengan jelas: siapa, dimana, kapan, tidak dalam stop out: ditanya dalam ujian) kriteria inklusi dan eksklusi adalah
berapa perkiraan jumlahnya  Judul: hubungan tingkat stress dengan prestasi akademik o Bagaimana cara kita bertanya?
o Udah komputerisasi belum di RSMH? Belum, o Populasi kontrol: rekam medik yang tidak o Berapa besarnya populasi? tanya rekam medik
misalnya menderita POP  Hubungan antara dismenore dengan kualitas hidup
o Kira-kira sebulan berapa rata-rata? 100, maka 1 th: o Baru kriteria inklusi dan eksklusi o Apa yang diteliti: kualitas hidup
1200  percaya/tdk? kalau tidak tanya ke orang ke  Ada juga populasi target dan populasi terjangkau o Hubungannya dengan dismenore gimana kualitas
2 o Cth: Saya ingin meneliti gambaran penderita TB hidupnya?
o Pegawai ke 2 ngomong: 150/bln  perbedaannya paru di kota Palembang o Siapa yang diteliti:
signifikan dk? signifikan  tny orang ke 3  Siapa populasi: penderita TB paru  Boleh dk ibu2 usia 50 th (tidak ada lagi
o Pegawai ke 3: 170/bln  jwbn org ke 3 deket  Dimana: di kota Palembang dismenore)
dengan ke 2  jadi perkiraan antara 150-170/bln  Banyakan wanita/pria? usia? kebiasaan  Boleh dk siswa SMA: boleh  logis
 Dalam rangka menyusun proposal perlu berapa jumlah unit hidup? o Populasi: siswi SMA xav 1 th ajaran 2018/2019
sampel atau berapa unit populasi dan besar populasi  Sebarannya seperti apa? bisa jadi dimana-  Inklusi, eksklusi  peneliti yang ahli
o Populasi penelitian ini adalah bla2 mana  mudah dk mendapatkannya?  Inklusi: hadir di sekolah, usia 13-18 th
o Kriteria inklusi/eksklusi susah dapatnya o Berapa perkiraan jumlah?
o Perkiraan jumlah 150-170/bln  tulis di BAB  Kalau begitu kita boleh tulis populasi target  Hubungan hipoalbumin dengan hipokalsemia pada anak SN
populasi dan terjangkau di RSMH palembang periode bla  rekam medik
 Skripsi yang lama kriteria inklusi eksklusi  Populasi target: penderita TB di o Populasi: rekam medik (kalau ada periode, bukan
bukan di populasi, tapi di belakang kota palembang pasien)
 Contoh lain:  Populasi terjangkau: yang berobat  Inklusi, eksklusi  tahu
 Judul: Pengaruh faktor risiko terhadap kejadian POP di RSMH o Berdasarkan observasi pendahuluan dari bagian
o Siapa populasi: rekam medik (siapa) pasien  Kalau gitu judulnya ganti: di RSMH saja, rekam medik bahwa pasien yang memenuhi
ginekologi (dimana) di RSMH (kapan) karena RSMH tidak mewakili kota kriteria inklusi dan eksklusi adalah 100 orang
o Populasi dibatasi inklusi, eksklusi Palembang  Korelasi intensitas nyeri dengan kualitas hidup
o Populasi kadang perlu ditulis pada case control  Yang benar: o Yang diteliti: kualitas hidup
(kalau design penelitian nya ini)  Populasi terjangkau: yang berobat o Hubungan dengan intensitas nyeri
 Cth: efektivitas BCG terhdp TB paru di kota di pusat-pusat kesehatan (seluruh o Kenapa dicoret: pasien yang diderita di instalasi
palembang puskes  logis) pada periode september 2016-oktober 2016
 Siapa populasi: penderita TB paru  Judul: Gambaran prestasi akademik mahasiswa PDU 2017 (seharusnya rekam medik, bukan pasien)
 Case control: o Populasi Target: mahasiswa FK  Yang sisanya dk perlu tulis lagi (harus hadir
o Populasi case: penderita TB o Populasi Terjangkau: mahasiswa angkatan 2017 dalam wawancara)
paru  Boleh tidak? Salah, karena kesimpulan  Korelasi neuropati optik dan defek lapang pandang di
 Berapa yang di harus diberlakukan pada populasi target poliklinik mata RSMH
BCG dan berapa  Kalau judulnya: angkatan 2017, maka o Populasi: Rekam medik
yang tidak? populasi FK 2017 (tdk perlu target dan o POPULASI: siapa yang diteliti
o Populasi kontrol: orang terjangkau: tidak harus dipaksakan)  SAMPEL
yang tidak menderita TB  Populasi: mahasiswa FK angkatan 2017  Bagian dari populasi
paru (BENAR) o Berarti harus di dalam populasi, tidak boleh di luar
 Berapa yang di  Pengaruh faktor risiko terhadap kejadian POP populasi  makanya kriteria inklusi dan eksklusi
BCG dan berapa o Design: case control ada di populasi, bukan di sampel
yang tidak?  Populasi kasus o Populasi: mahasiswa PDU 2017
o Populasi case: rekam medik pasien yang menderita  Populasi kontrol  Waktu mau mengambil sampel: yang pakai
POP o Yang ahli: peneliti (menentukan kriteria inklusi dan kacamata tidak boleh terambil
eksklusi)  (ada kriteria inklusi di sampel)
 Kalau begitu yang pakai kacamata  Rumus rata-rata dalam populasi:  Misal PDU 230, mau ngambil 100
keluarkan dulu dari populasinya o Misalkan ada 230 populasi dengan cara random? cara kayak
 Yang dimaksud bagian populasi ada 2 pengertian: o Saya ambil sampel 100 orang arisan
o Setiap unit populasi memiliki peluang terambil o Dari 100 orang rata TB adalah 160 cm  Proportionate: masing-masing fakultas
 Sampel harus yang ada di populasi o Kalau saya ukur 230 orang, berapa rata-rata, dosen diambil
 Kalau populasi: mahasiswa PDU apakah rata-ratanya sama? beda, berapa persen  Contoh: populasi siswa SD, ada
2017 anda percaya kalau itu sama dengan 160 cm? kelas 1,2,3,4  berarti
 Maka siapapun yang ada disitu ada o Statistik sudah nentuin risiko salah proportionate menurut kelas
peluang untuk terambil  Dengan risiko salah 5%, maka rata-rata  Kemudian menurut kelas  distratifikasi
 Kita tidak boleh memilih pas dalam populasi adalah rumus: (kelas 1,2,3,4)
ngambil sampel σ σ  Lalu diambil setiap kelas 20% 
x́−z < μ< x́ + z a
 Kriteria inklusi & eksklusi berada di a
√n
(1− ) (1− ) √ n proportional
2 2
populasi, siapa yang ada di  Diambil secara random
σ
populasi berarti udah memenuhi d= z a → margin of error o Teknik sampling kita cerita bagaimana mengambil
(1− ) √ n
inklusi & eksklusi 2 sampling
o Sampel menggambarkan populasi (representatif)  Yang z(1-alfa/2) = 0  disebut margin of  Teknik pengumpulan data:
 Besar sampel menjadi pertimbangan error o Observasi
 Kalau ada 230 mahasiswa 2017, saya ingin  n: besar sampel, N: besar populasi o Wawancara
mengambil sampel representatif, kira2  Untuk mencarinya tinggal ikuti o Kuesioner
rumus turunan di buku pak eddy
pertimbangan representatif apa?  Apa yang harus ditulis di sampel:
 Jumlah harus banyak (Besar  Kapan terjadi: kalau sampelnya o Besar sampel: dihitung dengan rumus pak Eddy
simple random sampling
sampel)  Contoh: besar sampel minimal untuk
 Yang harus ada di sampel  u: rata2 populasi
kebutuhan penelitian digunakan rumus
 x: rata2 sampel
o Perlu dk nulis lagi yang ada di populasi  Dihitung rumusnya, jumlah sekian
 Kalau Margin of error 0, Berarti rata-rata
 Populasi: mahasiswa PDU 2017 o Teknik sampling:
sampel = populasi
 Sampel: mahasiswa PDU 2017 o Teknik pengumpulan data
 Tidak terlalu dipahami banget: baca saja, tinggal gunakan
 Tidak perlu o Input data
rumus
 Tapi tidak salah kalau menulis  Tugas ringkasan:
 Kalau tidak semua populasi diambil sebagai unit sampel 
 Yang perlu ditulis: o Judul penelitian
perlu teknik sampling
o Besar sampel: berapa besar sampelnya? o Rumusan Masalah
o Yang ditulis di sampel:
o Menentukan besar sampel dengan rumus o Hipotesis
 besar sampel
 Saya ingin meneliti berapa tinggi badan rata-rata o Tujuan umum, khusus
 Mahasiswa PDU: 230, saya perlu 100 
mahasiswa PDU 2017 sebanyak 230, kira2 butuh berapa o Jenis & design penelitian
perlu teknik sampling
sampelnya?  Penelitian ini merupakan penelitian
 Teknik sampling (Baca saja)
o 70% observasional analitik dengan design
o Probability
o 50% potong lintang (cross sectional)
o Non probability
 Sekarang ganti: yang saya ukur berapa duit o Populasi penelitian adalah ...
o Mixed
yang ada di dompet masing-masing?  Kriteria inklusi, eksklusi
 Pengumpulan data
 Maksudnya: harus lebih banyak  karena o Sampel
o Teknik sampling digunakan menggunakan metode
variabel yang diukur tidak tahu  Besar sampel minimal
 Makin bervariasi  makin butuh sampel proportionate stratified random sampling
 Random: acak, semua unit dalam populasi
 Sampel rumus banyak sekali
peluangnya sama
z α
2 p (1− p) katagorik dengan 2  File  open  data (cari data excel di
(1− )
n= 2 katagorik, yaitu: mana disimpan)
d2  (0): Ya hipertensi o File  open  synthax  cari file synthax
(1,96)2 (0,3)(0,7) apabila sistolik > o Kalau di blok pada sintax  terus pencet > (run) 
n= 140 mmHg dan maka di SPSS terisi
(0.05)2 diastolik > 90 o File  analysis  descriptive  explore
n= 600 mmHg  Masukan usia (ada tanda panah)
 Teknik sampling: cerita  (1): Tidak apabila  Eksplorasi yang pertama adalah:
 Teknik sampling dilakukan dengan salah satu sistolik <  UJI NORMALITAS SEBARAN DATA
metode proportionate 140 mmHg dan o Berapa penghasilan orang Palembang paling kecil:
 Pengumpulan data: dilakukan dengan 2 diastolik < 90 500 ribu
cara mmHg o Paling besar: 10 juta
 Data primer: kuesioner o Apa beda “dan” / “atau”: o Berapa kira-kira rata-ratanya? 3 juta
 Data sekunder: observasi di lokasi kalau dan berarti 2 2 nya
penelitian o Apa arti rata-rata? Gambaran penghasilan orang
harus ada Palembang
 Input data: data hasil penelitian diinput  Definisi operasional harus jelas
dengan menggunakan excel sebagai  Dari 250 keluarga rata2 3 juta rupiah
o Tekanan darah sistolik dan diastolik diukur  Apakah betul 3 juta tu menggambarkan
berikut: dummy tabel langsung oleh peneliti menggunakan tensimeter
 Kosong tabelnya penghasilan org Plg? Betul rata2
 Variabel lain: IMT: BB/TB2, usia, jenis kelamin menggambarkan kondisi 250 keluarga di
 VARIABEL o Definisi operasional: bisa dalam bentuk tabel, kota Palembang
 Jenis variabel paragraf o Misal tiba-tiba keluarga Chris ganti dengan
o Variabel dependen: yang dipengaruhi  Kejadian POP adalah Sandiaga Uno: kira2 rata2 nya berubah dk? Jadi
 Kejadian hipertensi o Cara ukur: rekam medik berapa rata-ratanya? 10 juta
o Variabel independen: yang mempengaruhi o Skala nominal o Kalau rata2 3 juta  8 juta (apakah
 Faktor risikonya  (1): POP menggambarkan penghasilan org Plg?)  TIDAK
 Definisi operasional  (2): Tidak POP o Jadi kapan rata2 menggambarkan kondisi 250
o Kalau tidak jelas  tidak bisa melakukan penelitian o Paritas: jumlah anak orang: ketika distribusi normal.
dengan baik  Dari rekam medik  Sebelum kita lebih lanjut analisis maka kita eksplorasi data
o Yang harus ditulis:  Skala ordinal dahulu
 Tekanan darah sistolik  <4 atau > 4  Gula darah dan usia
 Variabel 1: kejadian hipertensi  Antropometri kaki: cara pengukuran kaki (definisi konsep) o Apakah rata-rata gula darah 135 mg/dL
 Apa yang dimaksud kejadian HT? o Alat ukur: caliper, jangka sorong menggambarkan 250 orang/bukan?
DEFINISI KONSEP o Cara ukur o Apakah rata-rata usia 50 tahun menggambarkan
 kejadian HT adalah bla2
o Hasil ukur 250 orang/tidak?
 Variabel punya definisi konsep,
o Skala ukur  Mean/rata-rata: diharapkan menggambarkan seluruh data
sama definisi operasional
o Ukuran sepatu (250)
 DEFINISI OPERASIONAL:
 Pengolahan data  95% confident interval of mean: dengan risiko salah 5%
o Kejadian hipertensi diukur
 Analisis data maka sesungguhnya rata-rata gula darahnya berkisar
dari tekanan darah sistolik
IT-2 Eksplorasi, Transformasi, Penyajian Data-ER antara 125-144
dan diastolik
 EKSPLORASI o Dengan risiko salah 5% Usia itu bukan persis 50,
o Kejadian hipertensi
o Harus menginstal SPSS tapi berkisar antara 49-52 th
merupakan variabel
o Saya punya data diexcel  masukan di SPSS
o Makin lebar, maka rata-rata ini makin kecil risiko  Yang sering ditulis di jurnal o Boleh pakai yang mana (di buku Pak Eddy)
menggambarkan itu  Kalau berdistribusi normal: maka rata2 menggambarkan  ANALITIK
 5% trimmed mean: di atas dipotong 5%, di bawah dipotong dari kelompok data itu o Uji hipotesis
5% o Kalau data gula darah berdistribusi normal, maka o H0: sebaran normal
o Kalau data dari 250 diurutkan dari data terkecil- rata-rata 135 mg/dL menggambarkan kondisi 250 o H1: sebaran tidak normal
terbesar: potong 5% di bawah & di bawah  lalu orang o Bisa pakai Kolmogorof, bisa Pakai Saphiro
hitung rata-ratanya lagi: 123 mg/dL o Kalau distribusi tidak normal, tidak  Kolmogorof: apabila sampel besar (>50,
o Apakah turun banyak dari 135 123? turun menggambarkan buku pak edy > 30)
banyak  Distribusi normal: x́ ± SD  Saphiro: apabila sampel kecil (< 50, buku
o Artinya apabila turun banyak  data banyak  Distribusi tidak normal: Me (min, max) pak edy < 30)
ekstrim di atas  Untuk mengatakan normal/tidak ada 2 cara menguji: o Karena pada contoh 250  pakai kolmogorof
o Sementara kalau data usia: 5% trimmed  tadinya o Menguji secara subjektif o Gula darah sewaktu: p value > 5%
50,9 menjadi 50,8 (ada yang ekstrim? tidak ada) o Secara analitik  Kriteria uji tolak H0: apabila < 5%
 Median: nilai tengah  SUBJEKTIF o α: risiko salah menolak H0
o Dari data 112 mg/dL: artinya 50% dari responden o Hubungan koefisiensi variasi  H0: benar
yaitu 125 orang gula darahnya < 112 dan 50% nya  SD/rata-rata : o H0: berdistribusi normal
125 orang lagi > 112 mg/dL  SD: 73,8 dibagi 135: 55% o Saya mau menolak H0 yang berdistribusi normal
 Median dengan rata-rata jauh pada data  Kalau > 30%  sebaran tidak normal dengan risiko salah 5%
gula darah o Rasio kurtoses/skewness o Terpaksa: Data gula darah (lihat di sig. adalah 0.00)
 Ini indikasi bahwa data 135 tidak  Kalau rasio skewness berada di antara (-  harus menerima risiko  tolak hipotesis H0 
menggambarkan data sesungguhnya 2,2) maka cenderung normal, tidak maka sebaran data berdistribusi tidak normal
o Data usia: 50: artinya 125 orang < 50 th, dan 125 melenceng ke kiri dan tak menceng ke o Usia: p value: 0.200  20%
orang > 50 th kanan  Saya ambil risiko alfa: 5%,  mau diambil
 Median dengan rata-rata mendekati pada  Rasio skewness: 4,90/0,154= 27 (ada di dk risiko? Jangan diambil risiko  jangan
data usia luar -2,2: berarti menceng ke kiri) menolak H0: berdistribusi normal
 Variansi: SD2.  Rasio kurtoses: kurtoses/standar eror o Tulisnya:
o Data SD Gula darah: 73.9 2 , Data SD usia: 12.8 2  21.6/0.3 = 70 (tidak berada di -2  Data gula darah: x́ ± SD = 135,072 ±
 Standar deviasi: simpangan baku sampai 2) 73,868 mg/dL apabila sebaran data
 Kalau kita ingin mencantumkan rata-rata saja, tanpa  Pada data usia: normal (karena kurtoses berdistribusi normal
sebaran  bisa menyesatkan dan rasio: 2 interval ada disini)  Tapi tidak normal maka sebaiknya ditulis
o Contoh: 50 50 50: berapa rata2: 50 o Diagram Q-Q plot sbb: Me (min, max) = 112 (82, 699) mg/dL
o 45 50 55: rata2 50 (agak lebar rangenya)  Kalau normal: titik2 berada di garis  Gambaran gula darah dari 250 responden 135,072 banyak
o 40 50 60: rata2 50 (angkanya beda lagi) diagnonal ekstrim di atas sehingga tidak menggambarkan itu
o Kalau nulis skripsi hanya nulis rata-rata 50 tahun.  Kalau tidak: banyak titik di atas (ekstrim)  p Value = alfa, alfa itu risiko salah, salah itu menolak H0
 bisa menyesatkan pembaca (50 th yg ditulis itu o Box plot yang seharusnya benar
berasal dari sebaran data seperti apa?)  Data Gula darah: Box plot banyak data di o Tetapan alfa: 5%, 10%, 1%
o Nulisnya: atas: ekstrim di bagian atas  maka kalau  Yang sering 3 itu
 x́ ± Sebaran data dibuang 5% akan turun dari 135 menjadi  1%: uji coba obat
 Sebaran data: 123 : karena banyak ekstrim di atas  5%: moderat, penelitian sosial, gula darah
 Standar deviasi  Kalau gitu kita cantumkan Me  Kalau p Value < alfa: ambil risiko  tolak H0
 minimum, maksimum (Min, Max)  Kalau p value > alfa: tolak risiko  terima H0
 Range  Kalau usia: tidak ada yang ekstrim
 SPSS: analyze, descriptive, explore, ok  hasilnya lihat di memberi tulisan untuk orang yang paham o Kalau ada system missing : ada data yang tidak
tabel (sig.), copy: pakai picture apabila di word (jangan  halaman dibatasi bersih, kita blok, klik kanan lalu klik clear pada
paste biasa)  Kalau skripsi: ditulis semua boleh, kita akan excel
 M-estimator: Mean-estimator = diuji oleh dosen, kalau kita nyajike lebih o Kalau mau kategori V4: usia (di bwh 50 dan di atas
o Kita menghitung tadi rata-rata 135, apakah 135 ini lengkap  pemahaman bagus 50)
menggambarkan kondisi 250 orang tadi? tidak,  TRANSFORMASI DATA o Bisa juga lewat menu: transform  record into
karena sebaran data tidak normal  Kadang di skripsi: kuesioner different  klik usia (ketik di variabel)
∑ xi o Bagusnya pendidikan: 1 SD, 2 SLTP, 3 SLTA, 4 S1, o IMT: non obese, overweight, obese
o Dihitung dari rumus : x́=
n dst (semua tingkat pendidikan responden ditulis  Pertanyaan Kaima: Uji normalitas sebaran data bisa dinilai
o Sekarang ada M-estimator: diukur pakai dalam kuesioner) dengan subjektif atau analisis. Ada kemungkinan dk dari
penimbang (weighted mean) oleh Hubers, Tukey, o Tapi Untuk Analisis: ada rencana lain bukan kayak subjektif yang 6 syarat tadi dia normal, tapi pas analitik ada
Ampel, Andrew  punya cara sendiri rata2 yang gitu: misalnya saya ganti 1,2,3 jadi pendidikan yang tak normal?
bisa menggambarkan kondisi 250 orang tadi dasar, 4,5,6 saya ganti jadi pendidikan menengah o Kalau di Skripsi  lakukan secara analitik
o Menurut Hubers: 114, Tukey: 110, Ampel: 112, o Yang tadi 6 kategori  2 kategori (Transformasi o Saya akan menguji kolesterol total  apakah
Andrew 110 data) kolesterol total berdistribusi normal/tidak
o Tidak Beda jauh dengan median, tapi berbeda jauh o Usia: tadinya numerik (di proposal) o Tinggal klik  analyze  descriptive  explore
dengan rata-rata  Usia merupakan variabel numerik dalam (cari kolesterol total  ada plot dan normality plot,
o 135  tidak berdistribusi normal  tidak satuan tahun serta histogram (dicentang)
menggambarkan baik 250 orang, maka gunakan  Setelah data terkumpul  lebih baik o Kolesterol total p value: 0.000  < 5%: sebaran
Median minimal dan maksimal (karena hampir dikategorikan jadi 2 kelompok  maka data berdistribusi tidak normal
mirip dengan yang dihitung 4 ahli) dikategorikan o Nulis dalam skripsi: Sebaran data kolesterol total
o Di antara 4 itu terserah mau menggunakan yang o Pendidikan: berdistribusi tidak normal dengan p value 0.000.
mana: karena hampir sama  jadi boleh kita tulis:  Setelah data terkumpul saya jadikan 2  Kolesterol total dari seluruh responden
 Berdasarkan hasil perhitungan M-estimator kategorik (dari 6 jadi 2) ditulis dari Me (min, max)
yang dihitung oleh 4 ahli itu rata-rata  Bikin tabel rancangan analisis  PENYAJIAN DATA  SLIDE PPT
berkisar antara 110-114 mg/dL o Kelompok usia  Apakah ini data (tabel yang urutannya acak, tidak ada nama
 Jadi boleh nulis: Median, min maks, boleh o IMT: BB kurang, BB normal, Obesitas, obesitas variabel)? BUKAN DATA, karena tak ada variabel, angka
juga nulis rata2 M-estimator berat tidak menjelaskan apa-apa
 Atau boleh tulis semua o Sistolik: hipertensi, normal, risiko  Apakah ini data? DATA, data mengenai kolesterol total,
 Balik ke SPSS: Analyze  report  case  Untuk rancangan analisis, Cara merubah variabel numerik penyajian datanya kayak gitu? JELAS TIDAK, karena acak
summary  masukan gula darah sama usia  kategorik  Perbedaan: data 1: sangat mentah, data 2: udah diurutkan
 Ok  pencet statistic  number of case o Ada sintax o Penyajian data dengan tabel
 klik rata-rata, simpangan baku, median, o SPSS: File, open, cari dimana anda simpan sintax, o Penyajian data dengan grafik
minimal, maksimal  continue  OK lalu compute o Distribusi frekuensi dengan nilai tunggal  sering
(boleh dicantumkan)  double click  o Pendidikan V3 (tadi ada 1,2,3,4,5,6  1,2,3 jadi 1 dilakukan
pivot  transpose  Copy  masukan di (pend dasar: SD, SMP, SMA), 4,5,6 (S1,S2, S3 jadi  Ada 7 orang kolesterol 100
word (boleh cantumkan tabel ini) pendidikan tinggi)  1 orang kolesterol 101
 Deskriptif boleh dicantumkan: tinggal o Kalau kita block  run (tnd panah)  terlihat hasil  2 orang kolesterol 104
cerita, o SPSS: analyze, deskriptif, frequency, pendidikan o Di skripsi: seolah-olah analisis data ditulis analisis
 tapi yang umum di jurnal: kalau normal (muncul tabel) univariate, bivariate, multivariate
pakai X + SD, tak normal: Me, min, max  Analisis univariate: deskriptif
(tidak ada M-estimator)  kita akan  Deskriptif: bicara dari data sampel
 Analisis multivariate: analitik  Apakah perlu ditulis angka-angka pada o Di proposal  dummy tabel (angka dk usah ditulis:
 Analitik: generalisasi sampel ke wanita dan pria yang positif? sebaiknya karena kita belum memperoleh data), tapi di
populasi persentase saja. Tapi yang total tetep. proposal kita masukan di lampiran
 Ada uji hipotesis  Pria dulu atau wanita? Naa kalau ini kita  Saya mau menganalisis seperti apa?
o Penyajian data dengan 1 variabel: variabelnya tidak tau yang mana risiko > tinggi   Kenapa obesitas ditarok atas dibanding dengan non obese?
kategorik: ada 2 tipe: RELATIF  Prevalen
 Nominal: jenis kelamin (1 pria, 2 wanita:  Tabel 3. Univariate numerik: usia, TD sistolik, kolesterol  Rasio prevalen
apakah 2 > tinggi dari 1: TIDAK ; 1 dan 2 total o Obese: positif 38, negatif 76 dari 114
hanya sebagai pembeda  maka boleh o Perlu berapa jumlah responden o Tidak obese ...
bolak-balik) o Rata-ratanya berapa o Prevalen: 38/114  besarnya peluang obese yang
 Ordinal: SD, SMP, SMA, perguruan tinggi o Simpangan baku akan mengalami PJK adalah 0,33  ini risiko lebih
(1,2,3,4)  4 > tinggi dari 1, tapi tidak o Median tinggi
berlaku aritmetika (apakah 4 = 2x2: TIDAK, o Minimal o Sementara yang tidak obese 32/136: 0,24 
hanya pengkodean dan ada derajatnya) o Maksimal peluang yang tidak obese akan PJK positif
o Penyajian data variabel kategorik dengan tabel  Tabel ini boleh disajikan atau cukup o Rasio prevalen= 0,33/0,24 = 1,42  perbandingan
distribusi frekuensi menuliskan apakah Mean dan simpangan yaitu risiko dibanding obese dengan tidak obese
 Tabel 1: Tabel distribusi frekuensi: univariate kategorik baku (normal), dan Me (min, max): tak akan mengalami positif jantungan, berapa = 1,42
(masing2 ditampilke dengan 1 tabel) normal  tergantung sebaran data o Kalau tak obese 100 kejadian, yang obese akan ada
 Tabel 2: Tabel silang: Jenis kelamin dengan kejadian PJK normal/tidak  SELERA MASING2 142 kejadian  1: 1,42
o Apakah ingin menyajikannya seperti ini? Anda ingin  Tabel 4. Obesitas dengan kejadian PJK  Tabel: Usia
membandingkan yang mana yang > banyak o Bagaimana risiko obesitas terhadap kejadian PJK o 20-44
mengalami kejadian PJK PRIA ATAU WANITA?  o Jadi yang positif kita tarok duluan, negatif di o 45-69
jadi harus di cross tabulasi antara jenis kelamin belakang o Yang ini soal penulisan  yang risiko tinggi kan usia
dengan kejadian PJK!  Positif: 33,3%, Negatif: 67%, n: 114 45-69 dari 20-44, kenapa 45-69 ditulis di bawah?
o Hasilnya seperti tabel ini:  Obese duluan: karena secara teori risiko >  Ya nanti lucu kalau saya tulis 45-69 di atas
 Wanita non PJK 96, positif 35 tinggi  tak enak dibaca
 Pria non PJK sekian, positif sekian  Tabel 5. Hubungan obesitas terhadap kejadian PJK, tapi  Jadi jangan kebalik saat membandingkan
o Apakah disajikan kayak gini? Iya, apakah baik dibedakan menurut jenis kelamin  0,66: dibanding yg atas  jadi usia 45-
penyajiannya? Tidak baik o Kita kurang tertarik kalau ingin melihat perbedaan 69 tahun risiko akan positif PJK adalah 3,15
 Kalau kita buat tabel  harus ada tujuan risiko pria dan wanita terhadap kejadian PJK, kali dibanding usia 20-44
(saya ingin melihat berapa banyak pria dan karena jenis kelamin bukan faktor yang bisa diubah  Tabel 6.
wanita mengalami positif PJK) o Tapi kalau obesitas dengan PJK: obesitas o Ada yang bilang: hanya berlaku untuk tabel 2x2 (2
 Yang mana yang lebih banyak mengalami merupakan faktor yang bisa diubah baris 2 kolom)  TIDAK, yang banyak juga boleh 
PJK? Di tabel kayak sama, padahal tidak o Kalau disingkat, tabel di bawahnya: mana risiko asalkan 2 kolom
sama seharusnya yang > tinggi obesitas pada pria/wanita yang akan o Membandingkan semua kategori umur dengan 1
o Kalau tabel yang ini: dia persentase, persen, total mengalami PJK? Pria yang obese (risiko 41%), wnita kategori tertentu
(jumlah) obese (26%) o Biasanya yang jadi pembanding adalah yang paling
 Kalau tabel ini pria 29%, wanita 26% o Masih deskriptif walaupun cerita 3 variabel kecil risikonya
 W: 35/131, P: 35/118  Kualitas penelitian Deskriptif lebih rendah  30-34 dibanding 20-29 dst
 Cara menyajikannya? Mana yang duluan: dari analitik  SIAPA BILANG  1/10, 2/15, 3/..  prevalen (peluang orang
negatif atau positif PJK dulu? Sebaiknya  Kalau kita bisa ngungkapke jauh > baik dari yang usia kelompok akan mengalami
positif PJK dulu agar lebih mudah terbaca. analitik
positif)  kalau 20-29 jadi pembanding o Tabel: obesitas menurut kelompok umur, mana  Biostatistik epidemiologi
semua dibanding dengan ini yang sistolik tinggi? justru pada usia 40-60 th utk yg  Koordinator: Prof Suryadi Tjekyan
 0,13: 0,10 = 1,33, 0,10 : 0,10 = 1, 0,13: dst. obese  Eddy Roflin
 Artinya: usia 30-34: 1,33 kali  Hubungan 2 variabel kategorik dan 1 data  dr. Achmad Ridwan
 Begitu usia naik: risiko menjadi 2,5 kali, numerik dibahas secara deskriptif  Bu Iche
begitu dst  Pertanyaan:  Pak Bahrun
 Makin tinggi kelompok usia, makin besar o Uji normalitas analitik: Saphiro sama kolmogrof  Bu Pariyana: dipanggil bu nana
akan mengalami jantungan o Kalau nilai alfa 5%, misal kolmogorof: 0,051  PHA
o ODD RATIO: berapa risiko obesitan dengan tak sedangkan saphiro 0,049  jumlah datanya  PHE
obesitas berapa? 100  Kesehatan lingkungan & kerja
 ODD: kecendrungan, risiko  Kalau 100: kolmogorof  ANALISA DATA NUMERIK
 38/76: 0,5, 32/114: 0,31  dibagi dengan  Kecil boleh dk kolmogorof? boleh, o Data numerik: data yang berasal dari pengukuran
yang negatif tapi bukan lewat situ, tapi lewat yang berskala interval dan ratio
 0,5/0,31: 1,63 komogorof one sample t-test o Data, skala pengukuran, variabel
o ODD: case control  Kalau kecil: saphiro  Statistik
o Prevalen: cross sectional  Dummy tabel : tabel yang dipresentasi saat sidang o Cara mempelajarinya
 Grafik 1. o Urutannya menyesuaikan dengan rasio prevalensi,  Teoritis
o Odd ratio cenderung > tinggi dari prevalen tapi pas uji proposal kita belum mencari data, terus  Matematis
o Kapan ini sama? kalau terjadi pada penyakit yang kita belum bisa nentui rasio prevalensi o Bagaimana cara melakukan (tahapan prosesnya)
jarang o Kan ada urutannya, kalau kita belum tau gimana  Parametrik
 Misal: kematian ibu: ada 23 dari 690  penulisannya? JADI KEMBALI KE TEORI  Deskriptif
yang tidak mengalami kematian bedanya o Sebenarnya boleh aja tidak obes di atas  tapi  Inferensial
sedikit dengan total nanti keterbacaan kurang  Non parametrik
o STATISTIK untuk mengetahui apakah  1,37: 1,1: o Kalau usia sebaiknya urutan  nanti gk enak  Bagaimana cara aplikasi parametrik dan non parametrik!
bedanya signifikan dk? bacanya  Tahapan kegiatan statistik
o Hitung manual: sulit, gunakan SPSS saja  Dummy tabel: untuk memberikan informasi kepada penguji o Pengumpulan data  penyajian data 
 Yang tadi 2 data kategorik, sekarang 2 data kategorik dan 1 bahwa ini yang akan saya lakukan pengolahan data  analisis/interpretasi data 
data numerik o Kalau sudah tertata dengan baik: seminar proposal kesimpulan
o Tabel: melihat perbedaan sistolik pada jenis paling 10 menit  Statistik deskriptif
kelamin dan obesitas  P value < 5%  utk usia: 0,2 : 20% sedangkan gula darah: o Suatu proses mulai dari
 94: orang wanita yang non obese, berapa 0.00  di bawah 5% o Pengumpulan  pengolahan  penyajian 
rata2 sistolik: 139 o Kenapa H0 ditolak kalau 0.00 analisis pakai ukuran statistik deskriptif  analisis
 Pria non obese: 72, berapa sistolik: 142 o Sedangkan yang 0.2 diterima  Statistik analitik
 Untuk orang-orang yang sama-sama tak o H0: berdistribusi normal o Pengumpulan
obese? lebih cenderung pria/wanita yang o H1: tak berdistribusi tak normal o Pengolahan
tinggi? PRIA (tapi tidak tertarik)  lebih o p value < 5%: kita tolak H0  berarti kita ngambil o Penyajian
tertarik dengan obese H1: tak normal o Analisis pakai uji hipotesis
 Untuk yang obese: sistoliknya pria dan o p value > 5% (20%)  kita terima H0  o Penarikan kesimpulan
wanita sama  Obesitas dan Jenis kelamin berdistribusi normal  Data, proses pengukuran, skala ukur, variabel 
TIDAK berpengaruh kepada sistolik IT-3 Analisis beda rerata-PAR menentukan uji statistik yang dipakai
 Blok 24: EBM dan Kedokteran Komunitas  Data:
o 4 subbagian o Ditinjau jenis data:
 Data diskrit: dalam bentuk bilangan bulat  Jenis kelamin (laki dan  Analisis komparatif data numerik
 Contoh: jumlah anak dalam perempuan), kejadian MCI dan non  Ada beberapa uji statistik yang harus paham:
keluarga (3), jumlah penderita MCI o Parametrik
penyakit TBC (105)  Ordinal  Independent T-test
 Yang mana yang data: ANGKA  Tingkat pendidikan  One Way Anova
 Variabel: jumlah anak dalam  Ratio  Paired T-test
keluarga, jumlah penderita  Interval  Repeated anova
penyakit TBC o Skala pengukuran : numerik vs kategorik o Non parametrik
 Data kontinyu: rangkaian data dalam  Numerik: ratio, interval  Mann Whitney
bentuk desimal  Kategorik: nominal, ordinal  Kruskal Wallis
 Contoh:  Ukuran statistik deskriptif  Wilcoxon
 Variabel tinggi badan, BB o Mean  Friedmann
 Data: 162,5 o Median o Kalau untuk analisis data numerik  regresi linier
 Data kualitatif: o Modus  Untuk mengetahui ada hubungan, pengaruh/beda
 Contoh: pernyataan terhadap KB o Varian  Variabel:
dinyatakan dengan: o Standar deviasi o Skala numerik
o Setuju o Central tendensi (mean, modus, SD) dan dispersi  Paired T-test, Freepost: Data berpasangan
o Kurang setuju (minimum, maksimum)  Independent T-test: data tak berpasangan,
o Tidak setuju  Perhitungan: Caranya bisa Formula atau software 2 kelompok
o Diberi obat/tidak obat  Analisis data numerik deskriptif untuk perhitungan mean,  One way anova: analisis beda rerata untuk
(kode 1 dan 2) median, SD, varian  LIHAT PPT untuk perhitungan manual > 2 kelompok
 Data kuantitatif: mirip kayak data diskrit  Untuk yang pakai aplikasi  praktek di SL  Wilcoxon
bentuk numerik  Statistik Inferensial  Kai square
o Ditinjau dari sumber: o Suatu metode statistik untuk menentukan apakah  Kruscal Wallis
 Data primer: data yang langsung diambil hasil suatu penelitian signifikan/tidak secara o Skala kategorik
peneliti statistik  Untuk mengetahui besar kuatnya pengaruh hubungan
 Data sekunder: data yang diambil dari o Secara umum statistik inferensial diawali o Skala numerik
sumber (rekam medik) permasalahan  Person korelasi
o Ditinjau dari cara pengumpulan o Diakhiri dengan hipotesis  dapat dites dan o Skala kategorik
 Observasi dibuktikan dengan metode statistik inferensial  Spearman
 Wawancara o Hipotesis: dugaan sementara  Uji yang variabelnya numerik, tapi data tak berdistribusi
 Kuesioner o Hipotesis statistik ada 2: normal  uji alternatif adalah Spearman
 Variabel  H0: hipotesis yang menyatakan tidak ada  Untuk mengetahui variabel yang paling
o Suatu sifat yang akan diukur atau diamati nilainya perbedaan bermakna secara statistik berpengaruh/berhubungan: kita lihat variabel dependen
bervariasi antara 1 objek ke objek lainnya (hipotesis negatif) o Skala kategorik: regresi logistik
o Agregat  HA/H1: ada perbedaan/ ada hubungan / o Skala numerik: regresi linier
o Misal kita mau nilai bayi baru lahir: apa variabel ada pengaruh yang signifikan (hipotesis  PARAMETRIK
yang bisa kita ukur dari BBL? positif) o Paired T-test: menguji data berpasangan 2
 Variabel: BB, PB, LK o Menerima H0  hasil penelitian tidak signifikan kelompok
 Skala pengukuran variabel o Menolak H0/menerima H1  penelitian signifikan o Repeated anova: data berpasangan > 2 kelompok
o Ada 4:  Tipe kesalahan  Non parametriknya: friedmann
 Nominal o α kita pakai tipe kesalahan sebesar 5% = 0,05  ANALISIS NUMERIK
o Data berpasangan  Seorang dokter ingin meneliti pasien hiperkolesterolemi o Independent T-test: membandingkan statistik
o Data tidak berpasangan sebanyak 46 orang dimana kadar kolesterol sebelum dan perbedaan bermakna antara 2 kelompok
 Data berpasangan  dependen T-test sesudah pemberian atorvastatin 40 mg, diberi selama 10 o CTH data tak berpasangan 2 kelompok:
o Uji T-test berpasangan diaplikasikan untuk data hari, apakah atorvastatin dosis 40 mg efektif dalam 
berpasangan/ 2 sampel dari populasi yang sama menurunkan kadar kolesterol pasien hiperkolesterolemi? o Statistik data tak berpasangan 2 kelompok
pada 2 kondisi dan waktu yang tidak sama dimana o Kata kunci: sebelum dan sesudah  Independent T-test: berdistribusi normal
dilakukan pada setiap individu o Uji statistik apa yang tepat? Paired-T test &  Mann Whitney: tak berdistribusi normal
o Rumus manual, kita tidak hitung tapi dengan wilcoxon  tergtg distribusi data normal/tdk o Rumus formula: pada skripsi pakai software, tidak
aplikasi o Disini ada data kolesterol, pre dan post manual
o T-test dependen: mengetahui perbandingan pre o Apakah ada perbedaan rata2 kolesterol sebelum &  Rumus T-test tidak berpasangan: rumus manual
and post test setelah pemberian atorvastatin  CTH SOAL  INDEPENDENT T-TEST: Seorang peneliti ingin
 Contoh untuk data berpasangan: o Apakah atorvastatin efektif dalam menurunkan mengetahui kepuasan pasien rawat inap di RS X antara
 Nama uji statistik: paired T-test & kolesterol darah pengguna jaminan kesehatan, ada pasien BPJS dan umum.
wilcoxon  uji data berpasangan 2 o Ini lampiran hasil output analisis SPSS Kepuasan pasien dinilai pada saat pasien rawat inap
kelompok  Total kolesterol pre dan post, rata2, n, minimal 2 hari baik BPJS atau umum. Sampel jumlahnya 11.
 Paired T-test: berdistribusi normal standar deviasi, standar E0 Gunakan data untuk menunjukkan apakah ada perbedaan
 Wilcoxon: tak berdistribusi normal  Signifikansi: 0.00  interpretasi: bermakna pasien rawat inap antara pasien umum dengan
o Sebelumnya kita lakukan  Hasil analisis perbedaan kolesterol sebelum BPJS?
uji normalitas subjektif dan setelah pemberian atorvastatin 40 mg o Ada 2 kelompok pasien umum diukur kepuasan
atau analitik (hipotesis) menunjukkan bahwa rerata kolesterol pasiennya dan pasien pakai BPJS diukur juga
 CONTOH: Tekanan darah sebelum setelah pemberian atorvastatin menurun kepuasannya
dan sesudah aktivitas fisik (data (kita lihat nilai rata2nya) o Apakah jaminan kesehatan mempengaruhi
berpasangan: 1 orang punya 2  Kadar kolesterol pre: 239, post: 185  kepuasan pasien?
nilai)  data berpasangan 2 penurunan kadar kolesterol stlh pemberian o Variabel dependen (yang dipengaruhi): kepuasan
kelompok atorvastatin pasien
 Kalau > 2 kelompok (> 2  Hasil uji statistik o Variabel independen: pengguna jaminan kesehatan
pengamatan: berarti ada data  Yang dilihat adalah: sig. : nilai p value: (umum & BPJS)
before, pekan ke 2, pekan ke 4)  0.000  bandingkan dengan nilai alfa 5%  Contoh uji statistik 2 kelompok data tidak berpasangan:
uji statistik  INI UNTUK UJI STATISTIK: Jika nilai  Seorang peneliti ingin mengetahui perbedaan total
o Distribusi Normal: p value < alfa  ada perbedaan kolesterol antara yang diberikan atorvastatin 40 mg dan 60
repeated anova yang signifikan (ada perbedaan mg semuanya diukur kolesterolnya
o Tak normal: friedmann yang bermakna) o Data tak berpasangan: ada 2 kelompok, ada
 Manual: 6 tahapan proses o Kalau uji normalitas: data kelompok intervensi sama kontrol, atau 2 2 nya
o Tentukan H0 berdistribusi normal intervensi
 Perbedaan TD sebelum dan sesudah apabila p value > 0.05 o Nama uji statistik untuk tak berpasangan:
aktivitas fisik  Data berpasangan 2 kelompok  uji Paired T-test Independent T-test & Mann Whitney (alternatif)
 H0: tidak ada perbedaan TD o Data berdistribusi normal: Paired T-test  6 langkah: sama kayak yang tadi
sebelum dan sesudah aktivitas fisik o Tidak berdistribusi normal: Wilcoxon  Membedakan Analisis komparatif data berpasangan dan
 H1: ada perbedaan TD sebelum &  Data tidak berpasangan tidak berpasangan 2 kelompok
setelah aktivitas fisik o Uji komparatif/uji beda: adakah perbedaan rata2 o Data berpasangan 2 kelompok:
 Alfa kita pakai 5% udah ketentuan yang bermakna antara 2 kelompok bebas yang  Data berdistribusi normal: Paired T-test
o Masukkan rumus tadi berskala ratio  Tidak berdistribusi normal: Wilcoxon
o Data tak berpasangan 2 kelompok  Ukur kadar gula darah awal: harus  Wilcoxon
 Independent T-test: berdistribusi normal homogen, karena kita mau mengetahui o Data tak berpasangan 2 kelompok
 Mann Whitney: tak berdistribusi normal efektivitas suatu obat  Independent T-test
 One way Anova o Baru kita uji normalitas: untuk menentukan  Friedmann
o Masih di analisis beda rerata = analisis komparatif apakah pakai one way anova atau Kruskal Wallis. o Data > 2 kelompok
data numerik  Contoh lampiran output:  One Way Anova
o Untuk mengetahui perbedaan rata-rata untuk > 2 o Kontrol negatif  Kruskal Wallis
kelompok o Rata-rata gula darah o Repeated anova: per kelompok > 2  ada
 One way anova: parametrik o Dosis rendah, sedang, tinggi, kontrol negatif dan friedmann juga
 Kruskal Wallis  alternatif: non parametrik positif o UNTUK DATA KATEGORIK DI pertemuan
o Contoh: seorang dokter ingin meneliti efek ekstrak o Kita lihat signifikan atau tidak? selanjutnya
daun gaharu dalam menurunkan kadar gula darah o Interpretasi: Hasil uji statistik menggunakan one IT-4 Pengantar EBM-ST
yang mengalami DM. Dosis ekstrak daun gaharu way anova perbedaan gula darah antar kelompok  Epidemiologi Klinik
berbagai varian dosis mulai dari 0,01; 0,1; 1 mg ada perlakuan didapatkan nilai p value 0.000  p < alfa  EBM
kontrol negatif dan kontrol positif menggunakan  ada perbedaan rata-rata yang signifikan/  2 macam:
obat glimepirid. Masing2 kelompok ada 6 tikus. perbedaan bermakna pada kelompok tersebut o Clinical EBM  yang dipelajari
o Rumusan Masalah: apakah ekstrak daun gaharu  Kontrol (-): tidak diberi apa2: tinggi 459 o Public Health EBM
efektif dalam menurunkan kadar glukosa darah  Dosis rendah: 201  Definisi
tikus?  Dosis sedang: 183 o Menjadi dokter  mengolah pasien dengan
o Berapa dosis ekstrak daun gaharu yang efektif  Dosis tinggi: 214 mengaplikasikan informasi medis dari penelitian
dalam menurunkan kadar gula dara tikus?  Obat: 176 yang sahih
o Uji statistik yang digunakan untuk menjawab o Dosis mana yang efektif? Kita uji lanjut pakai uji o Kadang2 SOP (yang ada di klinik) udah out of date
hipotesis ini adalah? posthoc.  perlu update menggunakan EBM
 One way anova: distribusi normal  Kalau dari data kita bisa lihat dosis sedang  Diagram venn
 Kruskal Wallis: tidak normal yang sama mendekati obat o EBM ada 3 komponen gabungan:  pasien
o Variabel dependen: kadar gula darah  Tapi dibuktikan juga dengan uji posthoc terkelola dengan baik
o Variabel independen: dosis eksktrak gaharu  Hasil posthoc dibandingkan dengan dosis  Kehendak pasien
o Berapa kelompok: 5  yang dosis ada 3 sama rendah 0,01 mg dibanding kontrol positif  Kemampuan klinis (dokter)
kontrol negatif dan positif (glimepirid)  tidak ada perbedaan  Ekstra best evidence
o Desain penelitian yang dipakai apa? experimental signifikan  Komponen EBM
 Observasional  Interpretasi: Dosis ekstrak gaharu dosis o Normalitas
 Case control rendah efektif dalam menurunkan kadar o Kekerapan
 Cohort glukosa darah o Diagnosis
 Cross sectional  p value: 0.982 artinya : p > alfa  o Risiko
 Case report tidak ada perbedaan signifikan o Prognosis
 Case series artinya sama o Pengobatan
 Experimental:  Dosis rendah sudah sama dengan o Pencegahan
 Murni obat
o Kausa
 Laboratorium  Kesimpulan: ANALISIS KOMPARATIF DATA NUMERIK =
o Riwayat alami penyakit
o Untuk uji eksperimental Sebelum uji statistik  ANALISIS BEDA RERATA
 Diolah dengan epidemiologi klinik sebagai metode 
kita melakukan uji homogenitas. o Data berpasangan 2 kelompok
critical appraisal  hasil: bukti yang sahih dan baik 
 Paired T-test
diberikan pada pasien
o COVID: apa yang terbaik kita lakukan?  Tahapan  Amerika: dipakai gabungan azitromisin +
 Apakah menidurkan orang di rumah?  Komponen klorokuin  Donald Trump banyak sekali
 Seharusnya masih bisa aktivitas  Abnormalitas dan Normalitas membeli
 Seluruh orang yang diskrining dengan rapid o Ketentuan apakah seseorang sehat/sakit  Palembang: mencari klorokuin dimana2 tak
test diperiksa dengan PCR (tapi kita gk o Kelainan apa yang ada hubungannya dengan ada  kurang seriusnya, Pemerintah
punya) penyakit yang diderita sekarang memonopoli pengelolaan COVID
 Tidak tahu berapa prevalens covid  yang o Yang perlu diketahui utk mahasiswa: Formula  COVID jenis epidemik apa? Propagated
ada prevalens afterload Gauss epidemic  yang biasanya berlarut-larut
 PCR: bukanlah gold standard, kadang yang  Abnormal: hasil laboratorium > rata-rata +  Investigasi Wabah: epidemic propagated
positif PCR tanpa gejala 2 SD paling pendek 4 bulan baru kasus menurun
 Gold standard: Kultur virus  dilihat  Diagnostik  mungkin penurunan pada bulan Juli
dengan mikroskop elektron o Sejauh mana ketepatan instrumen uji diagnostik/  Sekarang menjauhkan masyarakat dari
 Konsep Pengolahan pasien menurut epidemiologi klinik stratif yang digunakan untuk menentukan suatu orang-orang yang diduga sakit, siapa? tidak
o Orang di RS mengeluarkan artikel  klinisi penyakit dibandingkan dengan gold standard tau
menggunakan  pilih artikel dengan telaah kritis o Rapid test: instrument test  Kausa
 apabila valid  pakai untuk Diagnosa, terapi,  Lihat sensitivitas berapa % dibandingkan o Determinan/faktor risiko bergabung  berinteraksi
dan pencegahan pasien dengan gold standar positif  menjadi kausa
 Area penelitian  Kalau dites dengan rapid tes (+)  ada 2 o Determinan: obesitas, kolesterol, DM  timbul
o COVID: Skrining dahulu hal plak  timbul ischemi pembuluh darah  ke
o Diagnosis  True positif: Rapid (+), gold std (+) jantung: Miokard Infark
o Langsung diobati  False positif: Rapid (-), gold std (+) o Normalitas: tabel kuning (merujuk pada kurva
 Sekarang ODP: orang dalam pantauan   Ada 9 nilai diagnostik  dihapalkan Gauss)  kumpulkan data kolesterol didapatkan
sakit tidak? belum tentu,  Frekuensi SD: 3,3; mean : 169,9; n: 50; abnormalitas apabila
 ODP: orang yang kontak dengan kasus o Prevalens kadar kolesterol > rerata + 2 SD
positif o Insidens o Kadar kolesterol abnormal adalah = Rata-rata: 169
 apakah dalam badannya udah ada virus? o Palembang: berapa susceptible person COVID? + 2 x SD: 33,17  sekitar 238,24
 Kalau kita tingkatkan imunitas seandainya penduduk Plg 1,4 jt  cari di buku  Valid
 Ada 2 kategori pengelolaan: epidemiologi o Reliable, nama lain: rundown dan aturan
 Kultur virus  Faktor Risiko o Dikatakan valid apabila reliable, diulang-ulang
 Cari obatnya o Faktor-faktor yang ada hubungan dengan hasilnya sama dan akurat/tepat
 Batasan epidemiologi klinik meningkatnya kecenderungan terjadinya penyakit  Sejarah
o Studi menenai luaran (outcome) o Faktor risiko adalah determinan, kumpulan o EBM baru mulai tahun 90
o Perjalanan penyakit penyebab, interaksi (+) kumpulan penyebab o Tahun 92 ada beberapa artikel, banyak artikel
o Perorangan/kelompok tersebut  kausa  menimbulkan penyakit online, tapi bukan EBM
o Sebab variasi tersebut  Prognosis o tahun 2000: > 1000 artikel
 EBM o Konsekuensi timbulnya penyakit o Di Indonesia: mulai tahun 1997, workshop tahun
o Pendekatan pengelolaan pasien yang o Bisa sembuh, cacat, meninggal dunia 2000 di Yogya bersama bagian anak FKUI
mengaplikasikan informasi medis dari penelitian  Pencegahan o Baca: Textbook Fletcher & Fletcher dan Sackett (2
yang sahih o Apakah pemberian perlakuan tertentu pada orang cukup)
o Jangan obati pasien coba-coba tidak sakit dapat mencegah timbulnya penyakit?  Sesudah menjadi dokter 10 tahun pengetahuan itu tambah
o Search dengan EBM yang paling valid & akurat  o Apa obat COVID yang sensitif? turun
pakai yang itu  Wuhan: Azitromycin + Klorokuin o Tapi kalau mengikuti EBM  tiap hari bertambah
o Hasil: duit banyak masuk  Tahap 3: Dari clinical answerable question o Analitik
o Pasien makin banyak, pengobatan memakai bukti  rubah jadi search strategy/search  Studi design ini berguna untuk skripsi, karena skripsi itu
yang valid & sah, pasien cepat sembuh keyword/search down meneliti/ melakukan study  baik itu pengumpulan data
o Jangan lupa: patient reference, turuti kehendak  Tahap 4: Sudah ada strategy search  primer/sekunder
pasien, jangan paksakan kehendak kita searching relatif artikel o Data primer: langsung mengumpulkan data dari
o Cari bukti yang paling valid yang cocok utk pasien  Tahap 5: Pilih 1 atau 2 artikel yang paling responden
 EBM relevan biasanya dengan search term dari o Data sekunder: menggunakan data yang sudah ada
o Begitu pasien datang  buat Permasalahan situs2 EBM, yang terbaik no.1  Butuh suatu rancangan
kesehatan (Clinical problems) dalam bentuk  Tahap 6: Downloading  Dalam bab III, 3.1: penelitian ini merupakan penelitian
answerable question  Tahap 7: Critical appraisal  worksheet deskriptif/analitik
o Search best evidence (online: Cohrane, Pubmed)  Tahap 8: Dari critical appraisal  dapat o Deskriptif: menggambarkan suatu kejadian,
o Artikel terpilih  lakukan critical appraisal menilai valid/tidak penyakit/abnormalitas dari sebuah gambaran
 Valid  Valid = reliable + akurat waktu, tempat dan orang (time, place, person),
 Importance  Tahap: mempelajari pola/pattern
 Applicability: dapat diaplikasikan?  o Patient problem, berhadapan dengan pasien,  Case report
pengobatan top chair jangan lupa pakai APD  Case series
 3 hari pasien datang udah sembuh o Formulate answerable question  Cross sectional*
 Tahap: o Search best evidence  Ecology
o Dalam bertemu pasien  pertama kita anamnesa o Critical appraisal  Atau deskriptif analisis data rutin:
 Anamnesa pertama dinamakan o Apply evidence to patient register/mortalitas
background question yg tdd: pengetahuan  Lain-lain  Deskriptif tidak ada WHY, tapi
umum (Tentang kelainan yang dialami o Meta analisis hanya apa, siapa, dimana, kapan?
pasien) o Clinical guideline  KEGUNAN DESKRIPTIF:
 Kemudian route question terapkan: o Economic analisis o Program planning
 Who, what, where, when, how, o Clinical disease admitten o Hipotesis general
why  harus tiap sarjana harus tau o First effective analysis o Memunculkan
 Aspek disorder o Quality of sac ide/membangun hipotesis
o Foreground question: lebih spesifik IT-5 Studi Design Epidemiologi-IAL di studi selanjutnya
 P: Problem pasien  Epidemiologi suatu ilmu yang mempelajari bagaimana o Analitik: mempelajari etiologi dan hubungan
 I: intervensi jumlah atau frekuensi, determinan atau Faktor-faktor kausal, menggunakan hipotesis (bisa kausalitas
 C: comparison (pembanding) yang mempengaruhi suatu kejadian atau masalah atau asosiasi)
 O: outcome (akibat) kesehatan  Hubungan kausal: ada tidak
o Tahapan o Bisa di klinis bisa di populasi settingnya hubungan A dengan B, hubungan
 Tahap 1: Background question pakai route o Epidemiologi komunitas & Epidemiologi klinis merokok dengan kejadian
question  menghasilkan clinical skenario o Epidemiologi klinis: hospital based hipertensi, hubungan pola makan
 Tahap 2: Dari clinical skenario  buat o Epidemiologi komunitas: populasi/masyarakat tinggi lemak dengan kejadian DM
pertanyaan klinik menggunakan PICO  Dalam epidemiologi ada studi design  Membutuhkan pengetahuan yang
 P: patient problem, I: intervention,  Apa itu studi design? lebih
C: comparison, O: outcome o Rancangan kita dalam meneliti/melakukan sebuah  Analitik: Mengapa & bagaimana 
 Dari PICO  menghasilkan clinical study apa sebabnya, apa faktor risikonya,
answarable question  Dalam epidemiologi dibagi menjadi 2: bagaimana metode transmisi?
o Deskriptif  Experimental/intervensi:
 Clinical trial: klinis kasus (+), tapi belum tau ada transmisi sebelum sakit-periode sakit-sampai follow
 Community trial/community lokal/tidak up berakhir
intervention: komunitas  Hijau: belum ada kasus (+)  Hospital based: karena laporan seorang
o Field trial: lapangan  Apakah ini menggambarkan time, place pasien
 Pada dasarnya dan person? o Case series
community trial  Time: 20 April o Beberapa pasien dengan diagnosis yang sama
juga di field trial  Place: daerah di sumsel o Kalau tentang COVID 19 di Eropa: Clinical &
 Observasional  Person: ODP (pemantauan), PDP Virological data
 Cross sectional* (pengawasan) o Ada berapa pasien yang dia ikutin/jadikan case
 Case control  Deskriptif epidemiologi bentuk: series? 3 laki-laki dan 2 perempuan: 5 orang 
 Cohort  Mapping: paling komprehensif punya diagnosis yang sama
o Prospektif  Grafik  Perbedaan case series & case report
o Retrospektif o Kalau lihat update kasus di o Case report: kronologis 1 orang pasien
 Hybrid: nested case control website dinkes prov o Case series: beberapa pasien dengan diagnosis
o * = Kenapa cross sectional ada di deskriptif dan sumsel: ada grafik, tabel, yang sama
analitik, disesuaikan dengan tujuan, kalau hanya bahkan di website kawal  Ecology Study
untuk menggambarkan  cross sectional deskriptif covid: ada jenis kelamin o Grafik:
 Kalau mencari asosiasi/hubungan  (dapat darimana  sumbu x: konsumsi cokelat
observasional analitik penularannya)  sumbu y: calon penerima nobel per 10 jt
 Beberapa istilah o Belum menganalisis apa penduduk
o Yang bagian atas: studi design sebabnya, apa faktor o Studi ini mempelajari korelasi antara konsumsi
o Yang bawah: hal2 yang terkait dengan studi design, risikonya? cokelat dengan penerima nobel
tapi memang butuh pemahaman lebih o Case report o Dari grafik ini dapat disimpulkan
 Kepakai dk? DK secara tertulis, tapi inilah o Judul: Recurrence of positive sars cov-2 RNA in  Ini hanya deskriptif: hanya
yang mempengaruhi validitas studi kita? covid-19 a case report menggambarkan saja
 Gunanya meneliti: untuk mencapai tujuan, o Abstrak: the ongoing outbreak of covid 19 in  Apalagi ini datanya agregat
untuk mengetahui hub. A dan B  sudah Wuhan China has cause a public health emergency  Kesimpulan: negara yang mempunyai
meneliti, analisis, dan disimpulkan  terus of international concern with case confirmed in konsumsi cokelat lebih banyak peraih
orang lain menilai valid dk? multiple countries. Early patient are primary nobelnya  terlihat di Swiss
 Valid tidaknya suatu studi dapat dinilai: resource of infection, the report confirmed case of o Kalau baca grafik korelasi  nilai korelasi itu R =
 External validity covid 19 whose oropharyngeal swab test of sars 0,791  korelasi kuat
 Internal validity: cov 2 RNA (+). This case highlight the importance of  Interpretasi:
o Design study active surveillance of SARS COV 2 RNA for  Korelasi lemah
 Deskriptif epidemiologi: Time, person, place infectivity assesment  Korelasi sedang
o Situasi provinsi Sumsel COVID-19 tanggal 20 April o Kira-kira akan menceritakan kronologis dari?  Korelasi kuat
 Palembang ODP: 633, PDP: 43  Rekuren: infeksi kembali  Korelasi sangat kuat
 Prabu ODP: 118, PDP: 6  Case report: merupakan laporan untuk o Berarti ada korelasi yang kuat antara jumlah
 Kenapa Prabu & Palembang merah? Karena kasus yang jarang/langka? Misal, ada di konsumsi coklat dengan banyaknya orang yang
ada transmisi lokal  penularan antar tahun 1990, sempat hilang 20 tahun meraih nobel di suatu negara
orang yang berada di wilayah itu kemudian di 2010 muncul kembali o Boleh tidak tarik garis linier: semakin banyak
 OKI, OKU, MUBA< Lubuklinggau, muara  Kalau jurnal ini baru, ternyata bisa rekuren konsumsi semakin banyak yang meraihnya
enim, banyuasin, pagaralam  kuning: ada  Laporan dari 1 orang pasien yang
menceritakan kronologinya, mulai dari
o Apakah korelasi ini signifikan secara statistik? Iya  Analitik  COHORT
karena nilai p (signifikan) < 0.001  korelasi positif  Observasional o Kita mulai dari orang yang terekspos (berisiko) dan
(semakin banyak konsumsi semakin banyak o Paling banyak dipakai diskripsi dalam waktu singkat non exposed (tak berisiko)
meraih) dan kuat (ketika saya garis dia linier) o Ada 3: (UKMPPD)  sulit dibedakan o 120 orang perokok dan 120 orang bukan perokok
 Setting untuk kedokteran 0.05  Cross sectional  Pertanyaan Kaima: Apakah 120 case dan 120 control atau
 < 0.05: signifikan, ada perbedaan  Case control 60 60?
yang bermakna, ada hubungan  Cohort o Kalau dapat n = 120
yang bermakna  Perbedaan ketiga itu: o CROSS SECTIONAL
 Kalau setting laboratorium/uji klinik obat o Putih telur: exposure/faktor  Ada referensi yang menyebutkan di 120
0.01  tak bisa 0.05 (batas salah Anda risiko/pajanan/paparan orang didalamnya udah ada semua ada yg
dalam melakukan studi) o Kuning telur: disease/outcome yang kita teliti HT, non HT, perokok dan bukan perokok
o Ecology pada grup level (orang dalam 1 negara, 1 o Bisa dibedakan 1 keyword: start with (dimulai dari  Banyak sekali rumusnya: boleh pakai apa
provinsi), data agregat (banyak orang) apa) tujuannya?
 Case report: 1 orang pasien  CROSS SECTIONAL  Apakah tujuan studi:
 Case series: beberapa pasien o Orang yang sakit, orang yang tak sakit, orang yang membandingkan nilai rata-rata?
o Boleh tidak mempelajari antara konsumsi pempek terekspos (tak berisiko), non exposed Pakai rumus untuk beda rata-rata
kg/tahun/kapita di Sumsel dengan kejadian dikumpulkan dalam waktu bersamaan  Apakah membandingkan proporsi?
obesitas per 10 jt penduduk? Boleh o Potong lintang  1 waktu dapat 4 kelompok pakai rumus uji beda proporsi
 Bisa kita jelaskan o Contoh hubungan merokok dengan hipertensi   Apakah pakai populasi yang
 Bisa membuat kita ide untuk mempelajari hitung sampel n = 120 diketahui? pakai rumus itu
lebih dalam (terpikir analisis)  Dalam memilih studi design kita harus tahu o Kalau case control dan cohort  ada rumus
 Apa kandungan cokelat yang level of evidence (tingkatan dari tinggi ke tersendiri
mempengaruhi neurotransmiter? bawah)  CASE CONTROL: 120 case + 120 control
 Grafik Ecology Study: mempelajari korelasi antara kejadian  Systematic review dari RCT   COHORT: 120 expos + 120 non expos
karies dentis dengan jumlah fluorid dalam air penelitian eksperimen tak random  n ketemu kita kalikan 2
o Kesimpulan: Semakin banyak jumlah fluorid makin  observasional study  cohort  Minimal= 1:2, 1: 3, 1:4, maksimum
rendah kejadian karies gigi  case control  cross sectional = 1:5
o Boleh saya gambar seperti ini: Ikuti garis ke bawah  Ketika disuruh memilih tidak mungkin  Kalau > 1:5  bias seleksi
o Korelasi apa? Korelasi negatif eksperimen karena melanggar etika  tak  Pertanyaan Raehan: Yang level of evidence yang paling
 Korelasi negatif: 1 naik, 1 turun mungkin nyuruh merokok untuk melihat tinggi adalah cohort ya? baru case control  cross
 Korelasi positif: 2 2 ny turun/naik hipertensi  jadi hanya studi observasi sectional  case series  case report
 Perbedaan Studi deskriptif (Ringkas): o Kalau cross sectional: 120 orang dengan hipertensi,  Pertanyaan Juno: Cross sectional n = 120, perbandingan
o Case report: 1 pasien kronologi diceritakan, untuk tak hipertensi, perokok, dan non perokok antara yg HT dan non HT, perokok dan non perokok, sesuai
penyakit baru  CASE CONTROL yang ditemuin aja atau ada ratio tertentu sampai jumlah
o Case series: laporan beberapa case report, o Kita mulai dari orang sakit dan tak sakit 120?
diagnosis, beberapa pasien o Kalau case control: o Kalau cross sectional tidak peduli didalamnya
o Ecology: grup (agregat analisis = analisis data  Orang dengan penyakit: case terserah distribusinya  namanya juga sekali
besar), jumlah orang dalam 1 negara, jumlah  Orang tak sakit: control ngumpulin  acak kadut
anak/100 anak dalam sebuah negara, provinsi, kota o 120 orang hipertensi (+) dan 120 orang tak  50 HT, 70 HT, merokok 30, tidak merokok
(bukan individu), biasanya yang dipelajari hipertensi 90 terserah
(hubungan, korelasi) dalam jumlah yang besar  Baru kita pelajari bapak kamu merokok o Kalau yang berasio: case control dan cohort
 Unit analisis: besar tidak?  Case control: rasio hipertensi:tidak
 Hipertensi 120, tidak 120  OR > 1  meningkatkan risiko (faktor o Prospektif
 Hipertensi 120, tidak 240 risiko)  Yang tergambar ke depan: dari 2012-2032
 Cohort: rasio ekspos: tidak o Hitungan OR = ad/bc  Dari 2012 di follow up ke 2032
 Boleh 120 perokok, 120 bukan o OR : odd ratio  Bahasa: di follow up (belum ada datanya:
perokok  CROSS SECTIONAL data primer)
 120 perokok, 240 bukan o Ukuran asosiasi Ada 2:  Hubungan antara merokok dengan
 120 perokok, 360 bukan o PR: prevalen ratio kejadian hipertensi pada tahun 2020
 Kalau saya mau mempelajari perokok dengan obesitas, n =  a/a+b : c/c+d  Akan melakukan penelitian 10
120, ketika saya case control, siapa yang harus saya pelajari  Periode induksi relatif pendek tahun  start 2020, berakhir di
terlebih dahulu?  Periode induksi adalah periode 2030
o Obesitas dulu, 120 obese, dan 120 non munculnya outcome yang  Pengumpulan data Dari 120 orang merokok
o Kalau cohort: 120 perokok dan tidak perokok disebabkan faktor risko dan 120 orang tidak merokok di follow up
 Perhitungan  Personal hygiene terhadap skabies selama 10 tahun (Data primer)
o Studi kualitatif: menjelaskan, mencari gambaran  Kira-kira waktu/periode infeksi  Yang berbeda adalah datanya, hitungan RR
pernyataan-pernyataan mendalam dari informan relatif panjang/pendek? Pendek tetap sama
o Studi kuantitatif: wajib menghitung  Konsumsi jajan dengan kejadian diare o Retrospektif
 Kalau mau mencari hubungan A dan B relatif panjang/pendek? Relatif pendek  Di 2012 kita mencari data di 1982
seberapa besar hubungan itu? o POR: prevalen odd ratio/OR  Sudah ada datanya: kita aja pura-pura tak
 Kalau ada hubungan jika apa?  POR: ad/bc tahu (padahal sudah ada kejadiannya)
 Signifikan/tidak?  Periode induksi relatif panjang  Kalau retrospektif peneliti akan
 CASE CONTROL  Hubungan merokok dengan hipertensi  pergi ke bagian rekam medik RSMH
o Ketika kita mau mencari hubungan A dan B pakai POR, karena periode induksi relatif ngomong sama petugasnya  saya
o Hubungan faktor risiko dengan penyakit panjang minta data tahun 2020 yang range
o Kontrol: orang sehat, case: sakit  COHORT punya 2010 (didalamnya memuat
o Cara berpikir kita ke belakang o Ukuran asosiasi: RR = a/a+b : c/c+d status merokok dan status
o Orang sehat dan sakit ini pernah terpapar apa   Ringkasan: hipertensi)  saya butuh 120
o Case control: ukuran asosiasi OR: ad/bc status merokok, 120 tak merokok
recall
o Cohort: RR: a/a+b : c/c+d  Data rekam medik tahun 2010-2020 yang
 Bapak sekarang hipertensi sejak kapan? Oo
o Cross sectional: bisa menggambarkan banyak hal, memuat status merokok dan tidak
ini 2 kali berobat ke klinik ini
merokok (data sekunder)
 Apakah bapak dulu merokok? Iya motongnya 1 waktu bisa mirip cohort, bisa mirip
 Pertanyaan Ale: 10 tahun terserah kita/standarnya
 Pak TD bapak normotensi? Apakah ada riw case control
 PR mirip RR (cohort)  periode induksi memang 10 tahun?
merokok? Iya, tapi jarang
o Terserah kita, sesuai teoritis
 TD hipertensi? Apakah ada riw merokok? relatif pendek
Iya 10 tahun lalu saya merokok kuat  POR/OR mirip (case control)  panjang o Apakah merokok dan HT tu bisa kita pelajari selama
 Kita mau tahu apa memang benar  COHORT 10 tahun? takutnya kalau kita teliti 1 tahun belum
hitungan statistik  ada hubungan o Ada 2 tipe: kejadian
perilaku merokok dengan kejadian  Prospektif o Apalagi cancer  pasti panjang waktu pengamatan
hipertensi  Retrospektif o Bisa juga 1 jam  hubungan lama IMD dengan
o Ukuran asosiasi: o Data: penurunan tinggi fundus (1-2 jam)
 OR = 1  tidak ada hubungan/asosiasi  Primer: dikumpulkan sendiri  Pertanyaan Olin: kalau sebelum 10 tahun datanya sudah
 OR < 1  faktor exposure menurunkan  Sekunder: dari data yang sudah teredia terkumpul udah > 120 dan 120 gimana
risiko (faktor protektif) sebelumnya dihentikan/dilanjutkan pada prospektif?
o 120 ini orang yang merokok diawal udah eksperimental di lab  selalu tambahkan antisipasi o Cross sectional
terkumpul, tinggal kita ikutin aja 10 tahun terserah drop out/loss to follow up paling tidak 20%  Start with: sudah ada grup penyakit, tidak
ada orang yang hipertensi muncul di th ke 2,3,4,5,6 o Karena dengan berkurangnya jumlah orang ini  penyakit, berisiko dan tidak berisiko
 pokoknya 10 tahun menurunkan validitas internal studi  Ukuran asosiasi ada 2:
 Tentunya 240 orang ini free disease semua o Perhitungan awal sampel: 120+24, 120+24  PR  ketika periode induksi relatif
 Yang dicari adalah hipertensi di 10 tahun (lebihkan 20%) pendek
kemudian o Kalau > 20%  bias seleksi  POR  ketika periode induksi
 Misal: 200 HT di th ke 10, 40 tidak o Loss to follow up: relatif panjang
 40 HT, 200 tidak  Hilang dari pengamatan: meninggal, pindah o Case control
 Atau lain lagi penyebaran  kota, kebakaran, hp tidak bisa dihubungi  Start with: orang yang kena penyakit dan
terserah  RINGKASAN tidak penyakit
o Kecuali nested case control: orang yang menjadi o Epidemiologi study ada 2:  Ukuran asosiasi: OR = ad/bc
kasus  Deskriptif: menggambarkan orang, tempat, o Cohort
 Di th ke 2 kita ambil berapa yang jadi, waktu  Start with: orang yang terpapar dan tidak
berapa yang tidak HT  studi kasus kontrol  Case report: laporan 1 kasus pasien terpapar
o Kalau cohort prospektif: lama follow up 10 tahun, yang jarang, langka belum pernah  Ukuran asosiasi: RR = a/a+b : c/c+d
tetap stop 10 tahun, terserah didalamnya ada terjadi, atau pernah terjadi di masa o Nilai ukuran asosiasi: OR, PR, RR
kejadian apa lampau baru sekarang terjadi  = 1  tidak ada hubungan
 Pertanyaan Relinda: Cohort prospektif kan lama, misal di  Case series: kumpulan beberapa  < 1  faktor protektif
tahun ke 5 tidak merokok tiba-tiba merokok? apakah data pasien yang punya diagnosis sama  > 1  faktor risiko
masih bisa dipakai?  Ecological study: studi ekologi, IT-6 Pengantar Epidemiologi-BIK
o Tidak merokok  merokok mau diapakan? studi dengan data agregat (Data  Sejarah Perkembangan
 Setting di awal: pure efek tidak merokok besar) untuk melihat korelasi o Dalam perkembangan bidang kesehatan penyebab
 Berarti kita exclude/dikeluarkan dari studi antara suatu variabel dengan penyakit tidak sebatas bakteri, jamur, tapi ada
kita variabel lainnya, data: level grup variabel lain yang ikut menyertai
o Kalau merokok  tidak merokok : bagus  Cross sectional dalam deskriptif o Karena itu berkembanglah berbagai variabel yang
o ETIKA: tidak menguji asosiasi (tidak ada menyertai suatu komunitas kesehatan
 Kalau saya menguji etik: saya tanya kok ukuran asosiasi OR, PR) o Ada beberapa perbedaan antara kedokteran klinik
kamu membiarkan orang merokok ya? dk o Berapa banyak orang yang dengan epidemiologi (public health)
kamu cegah? kamu biarin 10 tahun kena HT di kota Palembang  Klinik: objek pengamatan adalah individu
 Tidak kamu tegur, tidak kamu edukasi   studi prevalensi  Epidemiologi: yang diamati komunitas dg
lebih baik cohort retrospektif o Berapa prevalensi kejadian berbagai variabel yg menyertainya
 Secara etis penguji yang menentang DM di Indonesia? o Antara kedua disiplin ini sangat berhubungan satu
 Frammingham study melakukan ini  Analitik: menguji etiologi, mencari tahu sama lain
 Pertanyaan Juno: Kalau misal di exclude dari 120 orang, etiologi, bagaimana hub. sebab akibat  Klinik sudah memakai metode
terus nanti jumlahnya nanti ditambah/dibiarin aja (bgmn hub. fakt risiko dg penyakit) epidemiologi dalam penelusuran
berkurang?  Observasional: tanpa intervensi penyakit/etiologi  Epidemiologi klinik
o Dalam cohort: ada istilah loss to follow up: manusia, tapi ada intervensi  Konsep Epidemiologi
maksimum 20% alamiah o Pengamatan terhadap pengaruh lingkungan dan
o Saya selalu titip pesan  PPDS S2 dan S3 ketika o Cross sectional Timbulnya suatu kejadian penyakit
melakukan cohort prospektif/clinical trial, dan juga o Case control o Penggunaan data, Pengukuran-pengukuran data
o Cohort
o Melihat sebaran yang dikaitkan dengan penularan  Epidemiologi adalah ilmu yang o Epidemiologi merupakan ilmu yang ditujukan pada
penyakit mempelajari hal-hal yang terjadi pada upaya pencegahan didahului dengan survei tepat
o Eksperimen (uji coba): upaya kita dalam masalah suatu kelompok masyarakat/komunitasi dengan menggunakan disiplin ilmu epidemiologi
penyakit  mulai dari hewan percobaan hingga o Epidemiologi adalah ilmu pengetahuan mengenai untuk mencegah penyebaran/penularan penyakit
relawan (manusia) terjadinya penyakit pada populasi manusia, yang menimpa suatu kelompok masyarakat/suatu
 Pengaruh lingkungan terhadap kejadian suatu penyakit, kejadian kesakitan diukur, dihubungkan dengan kelompok orang
beberapa konsep: berbagai variabel yang ditelusuri sebagai o Perlu diukur dengan berbagai variabel untuk cepat
o Hippocrates: air pollution, water pollution (udara, penyebabnya mendapatkan solusi
air, tempat) ada kaitan dengan timbulnya masalah o Menurut para ahli: o Contoh: HIV-AIDS diteliti berbagai variabel & cara
kesehatan  W.H Welch: Suatu ilmu yang mempelajari penularan  dapat dilakukan upaya pencegahan &
 Kegunaan data timbulnya perjalanan dan pencegahan mata rantai penularan dari AIDS
o Data kualitatif penyakit terutama penyakit infeksi o Saat ini adalah COVID
o Data kuantitatif menular  Aspek klinis
o Dengan menggunakan pendekatan biostatistik  Dulu pernah terjadi wabah beberapa abad o Epidemiologi berarti suatu usaha untuk mendeteksi
(Blugher: disiplin ilmu epidemiologi)  berkaitan yang lalu  pendekatan epidemiologi secara dini perubahan insidensi/prevalensi dengan
dengan permasalahan kesehatan yang bisa kita sangat dibutuhkan penemuan klinis/laboratoris pada awal kejadian
kumpulkan  memberi suatu informasi o Mausner dan Kramer: Epidemiologi adalah suatu luar biasa/timbulnya penyakit baru
 John Grount (1562) mengamati angka kematian pada studi distribusi dan determinan dari penyakit dan o Penyakit baru: carcinoma vagina pada gadis
waktu itu kecelakaan pada populasi manusia (masalah remaja, AIDS yang ditemukan secara klinis
 Penularan penyakit kesehatan: kecelakaan)  Aspek administrasi
o Konsep-konsep dalam penularan penyakit diawali o Mac Mahon & Pugh: Epidemiologi ilmu yang o Suatu usaha untuk mengetahui status kesehatan
oleh beberapa ahli mempelajari penyebaran penyakit dan faktor- masyarakat di suatu wilayah
o Fracostorius (1483) mengemukan teori de faktor yang menentukan terjadinya penyakit pada o Dapat mempersiapkan pelayanan apa yang
contaginous: penyakit yang terjadi melalui jasad manusia diberikan dan efektifitas dan efisiensinya
renik (biologi) o Azrul Azwar (Bapak kedokteran Indonesia): o Secara sosial, ekonomi untuk mengatasi masalah yg
o John Snow berhasil membuktikan adanya kaitan epidemiologi adalah ilmu yang mempelajari timbul di masyarakat
penyakit kolera dengan water supply di London tentang frekuensi dan penyebaran masalah  Mengapa petugas kesehatan perlu pengetahuan
 Dilihat sumber air bersihnya: ternyata yang kesehatan pada sekelompok manusia serta faktor- epidemiologi?
kena kolera tercemar tissue (alat cebok)  faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan o Karena dengan epidemiologi bisa tahu berbagai
kolera berkembang  Kita lihat pengertian epidemiologi bisa dipilah Aspek: variabel yang menyertai suatu masalah kesehatan
 Ditelusuri rumah yang menggunakan o Aspek akademis  dapat menelusuri faktor penyebab & solusi
sumber air tsb o Aspek praktis untuk penanggulangannya
o Eksperimen : jarang dilakukan, tapi tetap pada uji o Aspek klinis o Kalau sekarang: harus cepat meneliti apa obatnya,
coba obat (setelah diuji coba pada hewan  o Aspek administrasi terus harus tahu dulu corona secara mendetil 
diminta kepada relawan untuk uji coba berikut)  Aspek akademis obat, pencegahan, imunisasi
 Batasan/pengertian epidemiologi o Epidemiologi berarti analisis data kesehatan, sosial o Perlu pendekatan epidemiologi
o Bahasa: ekonomi, dan kecenderungan yang terjadi untuk o Hasil harus diukur  menggunakan variabel
 Epi: pada mengidentifikasi dan menginterpretasikan berbagai dengan teknik ukuran dan alat utama: statistik
 Demos: penduduk perubahan keadaan kesehatan yang terjadi/akan untuk melihat keberhasilan dari upaya kita dalam
 Logos: ilmu terjadi di masyarakat pengobatan & pencegahan
 Aspek praktis o Dapat mendeteksi bagaimana derajat kesehatan
suatu kelompok masyarakat
o Apa saja variabel yang menyertainya  bisa o Epidemiologi analitik berkembangnya agen)  masalah
menemukan solusi  Karakteristik manusia: Jenis kelamin, golongan, etnik, kesehatan
 Peran epidemiologi dalam bid.kedokteran agama, pekerjaan, status sosial ekonomi  Apabila lingkungan bagus, host
o Bisa menelusuri 1 penyebab dari 1 penyakit  Ciri-ciri tempat: geografis & administrasi ditingkatkan daya tahan tubuh, kemudian
(etiologi & riw perjalanan penyakit: untuk  Waktu: menyangkut bulan, tahun, minggu, jam (kejadian dilakukan upaya pemutusan rantai  agen
mengungkap penyebab) kapan?) tak bisa berbuat apa-apa
o Bisa meneliti hub.sebab akibat antara timbulnya  Konsep epidemiologi  Jaringan sebab akibat (Jaring laba-laba: Mc Mohan)
penyakit dengan determinan yang o Konsep sehat o Yang bisa menimbulkan masalah itu ada banyak hal
mempengaruhinya o Konsep sakit o Konsep ini bisa kita pakai untuk melakukan
o Mengembangkan indeks deskriptif untuk o Proses terjadinya penyakit penelusuran pengukuran data di lapangan
menyatakan tinggi rendahnya insiden dan prevalen o Riwayat alamiah perjalanan penyakit (berdasar variabel ini)
suatu penyakit di wilayah o Pencegahan penyakit o Variabel apa yang ingin kita ambil, didahului hasil
o Menemukan berbagai macam penyakit  Surveilans epidemiologi penelitian sebelumnya? Apa yang belum dia teliti?
o Melihat berbagai macam variabel, faktor-faktor o Surveilans: untuk menelusuri berbagai variabel  Atau dari penelitian sebelumnya: kita teliti
yang mempengaruhi suatu masalah yang menyertai suatu kejadian, yang berkaitan ulang
kesehatan/penyakit dengan angka kejadian o Kerangka konsep ini menelusuri apa yang
 Faktor lingkungan  Ada berbagai ukuran : mortalitas menyebabkan tingginya suatu kejadian
 Lingkungan kimia  Konsep sehat: kardiovaskular
 Lingkungan fisik o Terlengkap: menurut WHO  Faktor makanan
 Lingkungan sosial, ekonomi, o Kenapa menentukan? misal di Palembang: orang  Perilaku
budaya sebagian besar kalau batuk pilek itu masih bisa  Teori roda
 Faktor perilaku berjalan, masih bisa pergi,  tetap pergi, o Pendekatan lain untuk menjelaskan hubungan
 Tujuan epidemiologi menganggap bukan penyakit  tidak peduli, tidak antara manusia dengan lingkungan
o Umum: mempelajari, memperoleh, mengumpulkan pakai masker o Terdiri dari 1 pusat
& menganalisa informasi yang diukur, dilihat o Penyakit: kalau benar-benar tidak bisa berdiri lagi  pejamu/manusia
frekuensi sebarannya, faktor penyebab,  kalau tidak disampaikan kalau bisa menularkan  inti: genetik
determinan yang ada kaitannya dengan kesehatan  berbahaya, apalagi COVID ini  sekitar: lingkungan
masyarakat o Makanya batasan sehat dan sakit harus dipublikasi o Dari berbagai komponen kita lihat yang paling kuat
 Tanpa konsep epidemiologi  sulit ke masyarakat pengaruhnya
menetapkan pokok masalah  Konsep sakit o Rincian faktor pejamu dan lingkungan  1
 Epidemiologi perkembangan berikutnya ada 2:  Segitiga epidemiologi perbedaan yang ikut menentukan/berguna untuk
o Epidemiologi deskriptif o Host analisa
 Menyangkut orang, tempat dan waktu  Daya tahan turun  agent dapat o Dahulu sebelum ilmu berkembang pesat: genetik
 Lihat sebaran distribusi frekuensi penyakit: menyerang  masalah kesehatan, apalagi merupakan faktor yang kecil dalam mempengaruhi
 berdasarkan orang: jenis kelamin, didukung lingkungan yang tidak baik angka kesakitan (karena sedikit penelitiannya)
umur, etnis, kepercayaan, o Agent  Berbagai faktor:
pendidikan  Proliferasi agent sangat cepat, melampaui o Faktor lingkungan fisik
 tempat: di dataran rendah, tinggi? kecepatan daya tahan tubuh  Perubahan: fisik air
atau perbatasan administrasi o Enviroment o Faktor lingkungan biologi
negara, wilayah (kota, desa)  Agent tidak begitu banyak, karena  Kepadatan hunian
 waktu: kapan waktu kejadian lingkungan tak baik (cocok untuk  Apabila jumlah orang melampaui batas
(tahun, bulan, minggu, jam, menit) ruangan  masalah saluran napas
 Masalah corona: belum semua  Patogenesis: periode pada awalnya sakit, timbul gejala  Telah terjadi manifestasi penyakit
orang memiliki rumah yang yang diikuti gejala klinis, dari gejala itu dapat diketahui o Fase terminal/ketidakmampuan
memadai luas lantainya dibanding kemungkinan: sembuh, kronik, ninggal, sembuh dg cacad  Akibat dari suatu penyakit
anggota keluarga  Menurut Musher & Krammer  Sembuh spontan
 Kalau dipaksa stay at home  o Fase rentan  Sembuh dg terapi
angka corona meledak besar  Berlangsung proses etiologik, dimana  Remisi kekambuhan
 Untungnya: Faktor cuaca, ventilasi faktor penyebab pertama bertemu untuk  Perubahan beratnya penyakit
cukup (lubang2 banyak) pertama kalinya dengan pejamu  Kecacatan/kematian
o Faktor genetik  Faktor penyebab pertama belum nimbuli IT-7 EBM Harm/etiologi-ACR
o Faktor lingkungan sosial ekonomi: penyakit  tapi telah meletakkan dasar-  EBM:
 Diwakili variabel penghasilan, pendidikan dasar bagi penyakit nantinya o EBM terapi
 Riwayat alamiah penyakit  Faktor penyebab pertama termasuk faktor o EBM diagnosis
o RPP yang alami tanpa adanya intervensi risiko (faktor yang meningkatkan o EBM prognosis
manusia/sengaja/terencana sejak dari keadaan probability terjadinya suatu penyakit) o EBM harm/efek samping/bahaya/etiologi
sehat sampai timbul penyakit  Setiap orang terpapar belum tentu  2 pengertian:
o Tiap penyakit punya RAP masing-masing sakit, tapi mungkin karena faktor o Risiko: faktor-faktor apa yg ada hub. dengan
o Eksperimen dengan intervensi oleh alam risiko: usia, imun lemah meningkatnya kecenderungan suatu penyakit
 Patogenik  Cth: kebiasaan merokok, awal  MI/angina pectoris: faktor risiko adl
 Pada keadaan ini seseorang yang biasa saja, tapi belakangan: dipicu merokok
mulanya sehat  sakit akibat banyak stress  Ca paru  COVID 19: risiko kerumunan
intervensi alam/orang, baik secara o Kolesterol, LDL yg tinggi  o Kausa: penyebab: keadaan apa yang menyebabkan
sengaja/tak sengaja PJK dalam jk panjang kejadian penyakit (mekanisme patogenetik suatu
 Intervensi alam: banjir, gempa o Gizi buruk  mudah penyakit)
bumi, gunung meletus terinfeksi TBC  EBM: Evidence practice adl integrasi dari
 Intervensi orang: merokok, minum o Radiasi sinar X: bisa o evidence (hasil penelitian yang terbaik)
alkohol, yang tak sengaja: leukemia pada petugas di o dengan keahlian klinis sang dokter
terminum yang udah rg rontgen o & nilai-nilai yang dianut oleh pasien
terkontaminasi o Fase presimtomatik/pra gejala  CONTOH
 Patogresif  Tahap berlangsungnya proses perubahan o EVIDENCE: Terbukti bahwa alkohol dapat
 Eksperimen alamiah: perjalanan patologik yang diakhiri keadaan ireversibel menurunkan risiko stroke
klinis suatu penyakit  Manifestasi: penyakit yang tak dapat o AHLI: Skill, obat tersedia
 Awal: sakit, kemudian dihindari
o NILAI PASIEN: Tapi pasien tak menerima, karena
menunjukkan gejala klinis, yang  Belum terjadi manifestasi penyakit, tapi
alkohol dari segi agama islam  haram (EBM tak
diikuti perkembangan penyakit telah terjadi perubahan tingkat patologik
bisa digunakan)
yang semakin parah yang siap dideteksi (laboratorium)
 Mengapa kita perlu EBM?
 Patogenesis  Contoh: atherosklerosis a. coronaria
o Pengetahuan medis terus berkembang, banyak
o Sembuh, kronik, meninggal, sembuh dg cacad sebelum seseorang memperlihatkan tanda
rekomendasi di bidang diagnostik dan terapi terus
 Pra patogenesis: sebelum, saat orang mulai terinfeksi tanpa & gejala PJK  bisa dideteksi dari awal
meningkat
gejala dan berbeda untuk tiap penyakit, tergantung sehingga bisa dihindari
o Tapi rekomendasi akan merubah praktek dalam
proliferasi agen & kondisi fisik host o Fase klinik
perawatan & life saving
 Ada tanda-tanda perubahan patologik pada
organ cukup banyak  tanda & gejala
penyakit dapat dideteksi secara klinik
o EBM memberi informasi dalam pengambilan  Hipertensi  Insiden perokok & tak perokok dengan Ca
keputusan klinik  untuk meningkatkan outcome o Faktor prognostik: setelah terjadi sakit MCI, maka paru
klinis & kualitas hidup outcomenya apa: meninggal, reinfark/terkendali o Bandingkan hasilnya  dapat nilai RR
o Praktek EBM dipicu adanya pertanyaan umum dari  Umur bertambah  Case control
pasien di tempat praktek: bagaimana efek obat ini?  Pria > wanita o Dimulai dari kasus & kontrol
bagaimana kesembuhan? ada tidak alat diagnosis  Infark anterior o Diikuti ke belakang
yang lebih cepat?  Hipotensi o Contoh:
 Misal: rapid tes utk covid 19  Jantung kongestif  Retrospektif: penyebab malnutrisi & tak
o Prognosis? kanker: survival rate?  Desain case control malnutrisi terkait dengan faktor risiko air
o Kenapa dia sakit? Apa yang menyebabkan dia o Kasus: injury kepala minum
sakit? Apa risiko yang terjadi? o Control: tidak ada injury kepala  Control: anak ISPA
o EBM meningkatkan kemampuan dalam menilai o Ditelusuri ke belakang: pakai helm/tidak?  Kasus: malnutrisi
literatur klinis  memperkaya setelah tamat terus o Harus matching antara case & control (umur, jenis  Diikuti berapa persen ada faktor
belajar kelamin sama) risiko air minum tadi  matching
o Mengupdate pengelolaan pasien dipraktek o Perkirakan odd ratio: confoundingnya
 PERTANYAAN Etiologi & faktor risiko  Antara injury kepala dengan helm & tidak  Randomized control trial
o Apa yang menyebabkan suatu penyakit/kondisi pakai helm o Outcome: data kontinyu/data kategorik
kesehatan?  Kalau odd ratio: 3  risiko orang yang o Data kontinyu: menggunakan alat ukur: TD
o Outcome/efek samping/toksisitas suatu pemberian tidak menggunakan helm 3x trauma kepala o Data kategorik: dichotom: sembuh/tak sembuh
obat? dibanding yang pakai helm o Diawali: mirip dengan cohort, diikuti tapi ada
 Bagaimana efek samping kalau  Level of evidence intervensi
menggunakan fenilbutazon dibandingkan o meta analisis o Dan ada randomized pada pemasukkan kelompok
dengan obat prednison?  ETIOLOGI o Systematic review  Nested case control
 Apakah kalau makan berlemak dapat o Evidence synthesis o Case control: telor dari cohort
berisiko penyakit jantung? o Critical appraisal individual article: synopsis o Mulai dari yang sakit  kasus
 Kalau terpapar bahan kimia di perusahaan o Randomized control trial o Yang tak sakit  kontrol
apakah akan meningkatkan risiko kanker? o Cohort o Baru lihat faktor risiko dicari
 Faktor risiko hipertensi, gagal jantung o Case control  Desain studi yang sering dipakai oleh EBM harm/etiologi:
o Hiperkolesterol o Background information: pendapat ahli Perbedaan
o Riwayat famili (jantung, darah tinggi)  Cohort o Case control:
o Defisiensi vit B1 o Mulai dari paparan/faktor risiko diikuti selama 3  Mulai dari grup yang telah ada outcome:
o Merokok atau 4 tahun sakit & tak sakit
 Penyebab terjadinya penyakit jantung koroner o Nanti dipotret penyakit lebih banyak pada berisiko  Dilakukan variabel lainnya: matching
o Plak (kolesterol numpuk)  nyumbat pembuluh dibanding tak berisiko  Yang dinilai: tentukan established exposure
darah : KAUSA o Kekuatan hubungan dilihat dengan RR  Kekuatan: cukup dengan sampel kecil
o Aliran darah tidak normal  coronary artery o Prospektif, retrospektif  Kelemahan: rentan terhadap bias
disease o Contoh: (penyimpangan data dari sebenarnya),
 Bedakan faktor risiko dg faktor prognostik  Insiden diare pada orang yang keterbatasan validitas
o Faktor risiko: terjadi pada masa sehat menggunakan sumber air bersih & tidak o Cohort:
 Umur bertambah menggunakan air bersih  cepat bisa  Identifikasi faktor paparannya
 Pria > wanita beberapa minggu
 Meningkat LDL
 Cari faktor yang tak terpapar  o George telah mendatangi ahli bedahnya untuk o Kalau tidak difilter: 46  ditambahkan di sebelah
dibandingkan, diikuti ke depan, dan cari membahas kemungkinan vasektomi. Dia dengar kiri halaman pubmed (di klik filter sesuai
adverse event vasektomi dapat meningkatkan risiko kanker testis permintaan)
 Kekuatan: jika outcome ESO: toxisitas di kemudian hari. Anda tahu risiko itu kecil, tapi  Systematic review 6
suatu obat, kejadian yg jarang Anda ingin memberikan bukti persisnya  RCT: 8
 Kelamahan: paparan & tidak papar grup  PICO  Case report: 2
mempunyai perbedaan risiko yg krg baik   Pertanyaan: Apakah vasektomi dibanding  Apakah menggunakan karbohidrat tinggi (nasi)
confounding variabel = (faktor perancu) tidak meningkatkan risiko kanker testis di menurunkan risiko Ca colon?
o Randomized control trial kemudian hari o Pilih select: etiology harm (question category) &
 Untuk mengetahui outcome yg diketahui &  Search strategy: narrow
tak diketahui  Contoh: o Pubmed: ada jg expand, narrow: harm
 Pembanding: diantara grup randomisasi o Anak umur 15 bulan yang mendapatkan MMR o Limit: human, in list, middle age dan umur 45 th ke
 Antara terapi & kontrol diacak ibunya menjelaskan anak perempuannya sangat atas
 Diikuti = cohort kejadian outcome/adverse alergi terhadap telur. Kita tahu bahwa MMR ada  Hubungan pertanyaan klinis dengan hierarki desain
event protein telur ovalbumin. penelitian
 Kekuatan: bias kecil (karena dikontrol)  P: pasien alergi o Kalau pakai etiologi: paling baik menggunakan SR
 Kelemahan: tidak etis, karena membiarkan  I: MMR vaksin o Yang kedua RCT
orang menjadi sakit  C: (-) o Yang ketiga cohort
 Cth case control: Fenilpropanolamin dengan risiko stroke  O: reaksi alergi o Yang keempat case control
hemoragik  Pertanyaan klinis: Apakah pemberian MMR o Yang kelima case series
 Cth cohort: insiden & faktor risiko Ventilator-associated menyebabkan reaksi alergi signifikan?  CRITICAL APPRAISAL
pneumonia pada pasien kritis  Search strategy: o Setelah menemukan bukti terbaik
 Cth population case control: Risiko MCI (myokard infark)  Selly 18 tahun, baru saja didiagnosis dengan deleterious o Ada beberapa isue (3):
dikaitkan dengan terapi antihipertensi mutation BRCA 1, dia mencoba kontrasepsi oral. Dia  Kesamaan grup pembanding dengan grup
 Cth Nested case control: Hubungan post-operative delirium menanyakan apakah oral kontrasepsi meningkatkan kanker intervensi
dengan pengobatan psikoaktif payudara? Apa harus merubah dengan kontrasepsi lain?
 Menyamakan ini, faktor2 yang
 EBM: 5 langkah o P: pasien inherited BRCA 1
menyebabkan bias disamakan
o Formulasi pertanyaan klinis o I: kontrasepsi oral (umur, pendidikan, jenis kelamin
o Pencarian bukti o C: tidak oral, atau kontrasepsi lain disamakan)  menghindari bias
o Telaah bukti secara kritis o O: early onset Ca payudara  Outcome & paparan diukur pada kedua
o Menerapkan bukti o Pertanyaan klinis: Apakah wanita dengan inherited grup sama
o Masalah mutasi gen BRCA1 dengan kontrasepsi oral akan  Kalau outcome: diukur TD, pada
 Formulasi Pertanyaan klinis meningkatkan risiko awal Ca payudara? kontrol juga
o PICO o Search strategy: BRCA 1 AND breast cancer  Paparan: harus sama
 Populasi: obesitas (banyak nama: o *: Cancer apa saja,  Follow up cukup panjang:
overweight, obese) o *yang ujungnya apa saja: neoplasm, neoplasia  Yang drop out tidak > 20%
 Intervensi: chitosan (poliglusam)  Contraceptive, contraception  Jadi yang sampai selesai harus 80%
 Control: No treatment (placebo) o Bisa pakai pubmed, database gratis lainnya atau >
 Outcome: weight loss  Search strategy:  Kalau yang terapi hanya 60%: tidak
o Strategi search: (obesity or obese or overweight) o (obesity or obese or overweight) AND (chitosan or valid penelitian
AND (chitosan or poliglusam) AND weight loss poliglusam) AND weight loss  Worksheet:
 Contoh skenario: o Pubmed: bisa difilter lagi o Citation: nama artikel ditulis, penulis siapa
 Termasuk website apa: alamat internetnya  Kalau studi eksperimental & control grup:  Apakah intervensi sesuai nilai-nilai harapan
o Skrining: mengapa studi ini dipakai? untuk sama dg prognosis  misal RCT: apakah pasien?
menjawab pertanyaan klinis  kalau iya: masuk outcome & paparan diukur pada o Ada 3 komponen
o Apakah studi ini sesuai? perbandingan yg sama?  Evidence
 Untuk HARM/etiologi: RCT, cohort, case  Apakah follow up cukup komplit  Expertise
control o Importance  Patient value
o PICO study bagaimana?  Apakah ada hub.kuat antara paparan dg o What are the result? umumnya ada 2:
 Kalau sesuai: artikel diambil outcome? ada RR / OR  Kekuatan hubungan: kepentingan secara
o VIA  Lihat berapa persis estimasi risiko? klinis
 Validity: ada 5 pertanyaan: menggunakan rumus confidence interval  Data kategorik cohort: RR
 Apakah definisi pertanyaan jelas? RR atau OR, kalau ada nilai p boleh  Data kategorik case control: OR
 Apakah jelas grupnya: kelompok o Applicability Bagaimana penelitian ini dapat diapply  Uji chi square: proporsi
kontrol & terapi? ke pasien?  Kalau data numerik: perbedaan
 Apakah paparan & outcome diukur  Apakah pasien studi ini sama dengan rata-rata
dengan cara yang sama? pasien kita? o Kalau rata-rata TD
 Apakah follow up lama & cukup  Apakah lama follow up cukup adekuat?  Kalau uji prognosis: hazard ratio
panjang?  Karena nanti pengobatan harus  Presisi: penting menurut statistik
 Apakah ada causative link (ad hub sama efeknya  Lihat nilai p dan confidence interval
sebab akibat)?  Haruskah saya menyetop paparan, kalau :data kategorik
 Lalu bikin tabel 2 x 2: terjadi hal yg tak diinginkan?  Data numerik: nilai p & confidence
o Ada & tidak ada  COHORT: interval
o Kalau pakai RR: a/a+b : o Disamping paparan, apakah exposure  Survival: juga sama
c/c+d  Case control  Contoh EBM: Pemberian NSAID pada pasien OA & RA
o Kalau case control: OR: o Apakah penentuan paparan itu sama? untuk berhubungan dengan toxic gastrointestinal, pemberian
ad/bc menghindari bias celecoxib belum diketahui efek risikonya pada GI
 Interpretasi:  Bisa juga menggunakan data objektif: o PICO
o < 1: faktor proteksi rekam medik  P: intestinal toxicity in OA & RA
o =1: tidak ada hub sbg fakt  Blinding saat interview  I: celecoxib
risiko  PENERAPAN BUKTI  C: NSAID
o > 1: faktor risiko o Di dalam worksheet untuk critical appraisal ada  O: reduced GI toxicity
 Importance yang tidak sama o Pertanyaan: Adakah pengunaan celecoxib
 Applicability  Lihat kesamaan pasien apakah sama dibandingkan NSAID lebih rendah risiko GI toxicity?
 Worksheet lengkap: dengan kita? o Search strategy: GI toxicity AND celecoxib AND
o Validitas  Apakah ada perbedaan hasil yang tidak NSAID
 Investigator menjelaskan kesamaan dapat kita aplikasikan? o Artikel: filter kita gunakan clinical trial, dapat di
dengan outcome: disesuaikan perbedaan  Berapa banyak efek yang kita harapkan PubMed no. 8
analisis untuk pasien kita?  JUDUL: GI toxicity with celecoxib
 Sama tidak antara kelompok outcome  Sama tidak inklusi & eksklusinya? dibandingkan NSAID pada OA & RA the
dengan control  Apakah intervensi visibel? class study RCT celecoxib long term
 Kalau di case control: apakah exposed  Apakah pembanding intervensi arthritis safety study
sama pada kedua grup? menggambarkan praktek terkini? o Cara buka jurnal
 Apakah ada alternatif lain yang tersedia?
 Outcomenya tepat tidak?
 Buka Pubmed  klik pubmed clinical query o Pasien difollow up dengan o Nilai presisi: RR 0,3 untuk
 ketik GI toxicity AND celecoxib AND pengumpulan data secara terjadinya perdarahan GI,
NSAID prospektif tentang ternyata celecoxib sebagai
 Atau bisa advanced pengobatan & komplikasi, faktor proteksi
 Clinical study category: filter  ada blinding, kejadian GI o Presisi: CI 95% RR nya 0,26-
information dinilai pada masing-masing 1,11, p 0,09  interval RR
 Atau langsung masukkan di search utama, komplikasi ulkus kemudian di populasi lebar tidak
nanti di filter klik clinical trial dinilai yang sesuai & tak bermakna secara statistik
 Ada 9 artikel: kita buka 1 1 lihat abstrak sesuai dengan kriteria  Dibuat kesimpulan: bermakna
sesuai tidak dengan pertanyaan klinis? komplikasi GI bagian atas secara klinis tapi tidak secara
 Ada di no. 8 artikel yang kita cari  Follow up cukup komplit: peneliti statistik
 Pada ujian: minta copy abstrak di melaporkan selama 6 bulan 100%,  Aplikasi
bahan kita tapi ada yang drop out ada 1611,  Apakah studi sama dengan pasien
 Ada juga full text ada NSAID 1784, nanti dihitung: kita?
o Lakukan Critical appraisal: V I A lihat hal. 301, o Pasien rawat jalan di
 Validity o Jumlah drop out: 3395  kanada, tabel 2
 Apakah investigator menunjukkan bandingkan dengan trial menunjukkan umur orang
ada kesamaan terkait o Jumlah orang: 8.059 tua rata2 60 th, ras putih,
determinan/outcome ini? o 3.395/8.059: drop out > hampir 90%, dng lama nya
 Apakah experimental & grup 20% sama dengan pasien saya
kontrol dimulai sama dengan o Komplit: celecoxib 2.376,  Apakah lama follow up adekuat?
faktor prognosis (confounding NSAID 2.197 o 6 bulan lebih pendek dari
variabel)? o Ada loss to follow up yang pasien sebenarnya, disebut
o Iya trial ini sudah dilakukan tak seimbang: ada pada situs tertentu dimana
randomisasi jadi distribusi perbedaan dan penulis tak trial obat dapat lebih
karakteristik kelompok memberikan informasi pendek pada kasus akut.
sama, khususnya baseline prognosis tentang loss to Kelanjutan pengobatan
karakteristik umur, follow up, penulis tidak tidak dapat dipastikan
gangguan reumatologi, dapat menentukan dengan  Apakah saya harus stop paparan
perdarahan, ulkus GI, mudah arah bias ini?
infeksi pylorus, o Ada kelemahan dalam o Dosis yang digunakan
penggunaan tembakau, validitas: follow up kurang, dalam studi ini cukup
alkohol, aspirin, steroid & jelaskan dalam kesimpulan besar, mungkin ada
antikoagulan lain  Kemudian lihat RR, confidence overestimate risiko
o Bisa baca di metodologi  interval: 0,26-1,11 toksisitas. Namun, pasien
untuk melihat validitas: o Nilai p: 0,09  tak follow up 6 bulan tidak
tidak bias bermakna : p > alfa dapat menjawab
 Importance o CI RR nya 0,26-1,11 cukup pertanyaan keamanan
 Pertanyaan ke 2: untuk case lebar  tidak bermakna, pada pasien yang
control: tidak berlaku karena RCT yang bermakna itu sempit: menerima obat.
 3. Apakah grup disamakan 0,26-0,4 o NNH (number needed to
prognosisnya? harm): 69
 Artinya kita harus o Secara deskriptif untuk analisis data kategorik yang  Variabel 2 (kolom): variabel dependen
mengobati 68 bisa disajikan hanya distribusi frekuensi, ukurannya  Hubungan antara kebiasaan merokok
pasien dengan berupa persentase & proporsi dengan kejadian PJK
NSAID  Data kategorik tidak lazim diuntuk  Merokok: variabel independen
dibandingkan menggunakan pengukuran data numerik (mempengaruhi)  variabel 1
dengan celecoxib (mean, median, min, max) (merokok & tak merokok)
untuk mencegah o Contoh variabel berskala kategorik:  PJK: variabel dependen
ulkus perforasi  Ordinal: [Variabel: Pendidikan (Hasil (terikat/dipengaruhi)  variabel 2
pada GI ukurnya: SD, SMP, SMA) (iya & tidak)
IT-8 Analisis Data Kategorik-PAR  Nominal: Variabel: Jenis kelamin, hasil  Sel a, b, c, d
 p < alfa: H0 ditolak, HA diterima ukur: laki & perempuan o Tabel 2x2 bisa mencari x2 dengan rumus
 p > alfa: H0 gagal ditolak  Kejadian MCI: ya/tidak (nominal) o Untuk tabel 2x2 df = 1, makanya uji kai kuadrat
 Nilai p  Uji chi square (kai kuadrat/ x2) yang sudah dikoreksi menggunakan yate correction
o Masuk ke analisis inferensial o Tujuan: untuk menguji perbedaan  kaitannya melihat p value dimana
o Besarnya peluang hasil penelitian proporsi/presentase beberapa data  Banyak anak skripsi kemaren: uji kai square
o Misal ada perbedaan mean atau proporsi terjadi o Asumsi/syarat: itu mesti 2x2 ya bu? nggak boleh lebih?
karena faktor kebetulan  Sampel harus besar  Intinya: terserah mau tabelnya berapa x
o Harapan kita nilai p sekecil mungkin  kalau p kecil  Uji non parametrik berapa  yang penting skalanya kategorik
maka kita yakin adanya perbedaan hasil penelitian  Subjek saling bebas vs kategorik
menunjukkan adanya perbedaan di populasi  Skala pengukur: kategori boleh nominal  Cth: tabel 3 x 2  hubungan antara
o Kalau p kecil  maka perbedaan yg ada pada atau ordinal pendidikan dengan kejadian PJK
penelitian bukan terjadi karena faktor kebetulan o Prinsip dasar:  Pendidikan SD, SMP, SMA: udah
 Contoh: Didapatkan nilai p 0,0110 maka peluang adanya  Membandingkan nilai frekuensi yang lebih dari 2 x 2
perbedaan (mis: variabel berat bayi)  adanya perbedaan terjadi/observasi dengan frekuensi o Keterbatasan kai kuadrat
tersebut bukan karena faktor kebetulan, tapi memang harapan (ekskpektasi)  Tidak boleh ada sel yang mempunyai nilai
adanya riwayat hipertensi o Bila nilai frekuensi observasi dengan nilai frekuensi harapan < 1
o Contoh: hub. riw hipertensi dengan BBLR harapan sama  tidak ada perbedaan yang  Tidak boleh ada sel yang mempunyai nilai
 Pemilihan uji statistik bermakna/signifikan ekspektasi < 5, > 20% dari jumlah sel
o Parametrik o Bila nilai frekuensi observasi dengan nilai frekuensi o Contoh: kalau ada nilai ekspektasi 5 pada sel a 
o Non parametrik harapan berbeda  ada perbedaan yang signifikan ¼= 0,25=25%  Tidak boleh ada sel yang punya
o Tergantung dari jenis variabel, data, distribusi data o Rumus formula: nilai harapan < 1 & nilai 5 lebih dari 20%
 Analisis data kategorik  s2 = jumlah O (nilai observasi), E o Jika keterbatasan terjadi pada uji kai kuadrat 
o Bivariat: Uji kai square (ekspektasi) sebaiknya menggabungkan kategori yang
o Multivariat: regresi logistik, liner o Untuk mempermudah perhitungan  disajikan berdekatan dalam memperbesar frekuensi harapan
 Regresi logistik: dipakai jika variabel tabel silang = tabel 2x2 sel tersebut
dependen adalah kategori  PAK EDDY  Variabel 1 hasil ukurnya: iya & tidak  Hubungan antara skala nyeri dengan
 Regresi linier: variabel dependen adalah  Variabel 2: tinggi & rendah kejadian dismenorea  tabel 3 x 2
numerik o a, b, c, d = nilai observasi  Skala nyeri: ringan, sedang, berat
 Analisis bivariat: o nilai ekspektasi harapan: menggunakan rumus  Dismenorea: iya/tidak
o Data kategorik Hasil pengukuran: ordinal & formula  Kalau tak memenuhi uji kai square 
nominal o Contoh: penggabungan  misal skala nyeri: ringan,
 Data numerik: ratio & interval  Variabel 1: untuk variabel independen berat
 Penggabungan sel  dilakukan utk analisis o Menurut Winslow tahun 1920: Ilmu dan seni cara  Mengembangkan mesin sosial:
tabel > 2 x 2  & penggabungan sel tidak pencegahan penyakit, memperpanjang usia hidup, posyandu, poslansia
sampai membuat data kehilangan makna dan meningkatkan kesehatan fisik dan mental &  Ilmu apa saja yang terhimpun di IKM-IKP?
 Misal: derajat keparahan  tidak efisiensi melalui organisasi kemasyarakatan untuk o Ilmu & seni: meninjau dari 2 tersebut
bisa, tidak memenuhi kai square, sanitasi lingkungan, pengawasan terhadap penyakit o Ilmu:
tdk bisa digabung, jangan sampai infeksi di masyarakat, pendidikan kepada individu  Biomedik
membuat data kehilangan makna mengenai prinsip hygiene perorangan,  Sosial
o Apabila keterbatasan terjadi pada 2 x 2, tidak bisa pengorganisasian, pelayanan kedokteran dan o Sesuai perkembangan ilmu meluas:
menggambarkan kategori  UJI FISHER keperawatan untuk diagnosis lebih awal dan  Biologi
o Kalau uji 2 x 2, dijumpai nilai < 5, > 20%  UJI pengobatan pencegahan penyakit, dan  Kimia
FISHER exact test mengembangkan upaya-upaya sosial yang akan  Ilmu kedokteran
o 2x2 tidak ada nilai ekspektasi < 5  Continuity meyakinkan setiap individu di masyarakat akan  Sosiologi
correction standar hidup yang layak untuk memelihara  Antropologi
o > 2x2: misal 3x2, 3x3  Pearson Chi square kesehatan o Secara garis besar ilmu yang menopang IKM:
 Contoh chi square:  Ilmu & seni tentang cara, ada 3:  Epidemiologi
 DESKRIPTIF  Memperpanjang usia hidup  Statistik kesehatan
o Variabel pendidikan o COVID: mencegah rantai  Kesehatan lingkungan
o Skala: ordinal: SD, SMP, SMA penularan, physical  Pendidikan kesehatan dan perilaku
o Jadi nilai yang muncul: jumlah & presentase  distancing  Administrasi kesehatan
tidak bisa dicari nilai rata-rata, minimal & maksimal  Meningkatkan kesehatan fisik dan  Gizi masyarakat
 ANALITIK mental,  Kesehatan kerja
o status pekerjaan & status menyusui  Efisiensi Melalui organisasi  Ditambah IKK: ilmu kedokteran keluarga
o Status pekerjaan: bekerja, tidak bekerja kemasyarakatan: puskesmas o Sebagai seni  dikenal sbg 5 level prevention
o Status menyusui: eksklusif, tak eksklusif o Public health is a science and art of preventing  Bagaimana cara mencegah penyakit:
o Kan disini banyak pilihan: pearson, continuity, disease prolonging life and promoting physical and preventive medicine
likelihood, linear by linear mental health & efficiency through organized  Bagaimana cara meningkatkan kesehatan:
o Untuk mengetahui hub status pekerjaan dg status community effort for the sanitazion of the promotif
menyusui  uji statistiknya lihat dimana? Kan enviroment the control of community infection,  Bagaimana cara kuratif: pengobatan
bingung kalau tidak tau aturan tadi the education of the individual in principle of  Pemulihan: rehabilitatif
 Untuk tabel 2 x 2, nilai ekspektasi tidak personal hygiene, the organization of medical and o Diajarkan pada sub KESLING:
ditampilkan nursing service for early diagnosis and preventing  Cara pembuangan tinja
 Untuk mengetahui E < 5  lihat catatan treatment of disease, and development of the  Cara pengolahan sampah
bawah kai square test (Cttn kaki b) social machinery which will ensure to every  Memberantas sarang nyamuk, tikus
 b = 0 sel  tidak ada sel a, b, c, d yang < 5 individual in the community as standard of living  Sasaran IKM
IT-9 Pengantar IKM-IKP-HF adequate for maintenance of health o Bidang sosial
 Apa yang diatur?  Perbaikan keadaaan lingkungan hidup
 IKM: Ilmu Kedokteran Masyarakat
 Kesehatan lingkungan manusia
 IKP: Ilmu Kedokteran Pencegahan
 Mengontrol penyakit menular  Pendidikan masyarakat mengenai PHBS
 Buku yang dipakai:
o Pengantar IKM oleh Prof Sukidjo  Mengadakan penyuluhan tentang  Meningkatkan status gizi masyarakat
personal hygiene o Bidang epidemiologi
o Pengantar Administrasi Kesehatan oleh Prof dr
 Membantu proses medical nursing  Mencegah kesakitan
Azrul Azwar
 Apa yang dimaksud Ilmu Kesehatan Masyarakat?
& service: untuk mencegah  Memberantas penyakit menular
penyakit & mendiagnosa awal
 Mencegah terjadinya cacat jasmaniah  Penghasilan diperoleh dari imbalan jasa o Administrasi kesehatan adalah suatu proses yang
 Menurunkan angka kematian penduduk  Bertanggung jawab hy pd penderita menyangkut perencanaan, pengorganisasian,
o Bidang administrasi  Tidak dapat memonopoli upaya kesehatan pengarahan, pengawasan, pengkoordinasian dan
 Memperbaiki mekanisme organisasi usaha- & mendapat saingan penilaian terhadap sumber, tatacara &
usaha pemberian pelayanan kesehatan  Administrasi sederhana kesanggupan yang tersedian untuk memenuhi
 Mengarahkan sistem pendidikan dan o Pelayanan kes mas kebutuhan & tuntutan kesehatan, perawatan
latihan pekerja tugas-tugas kesehatan  Tenaga pelaksana: ahli kes mas kedokteran serta lingkungan yang sehat dengan
 Mengatur penggunaan semua macam  Perhatian utama: pencegahan penyakit jalan menyediakan & menyelenggarakan berbagai
research untuk dipergunakan secara  Sasaran utama: masyarakat upaya kesehatan yang ditujukan perseorangan
sebaik-baiknya  Berupaya mencari cara efisien warga, kelompok, masyarakat
 IKM ada 5 ilmu:  Dapat menarik perhatian masy:  P6: Perencenaan, pengorganisasian,
o Ilmu statistik penyuluhan kesehatan pengarahan, pengawasan,
o Ilmu penyuluhan kesehatan: PromKes  Menjalankan fs dg mengorganisir masy & pengkoordinasian, penilaian
o Ilmu bidang sosial mendpt dukungan UU  Apa itu mengenai sehat? ada 4
o Kesehatan lingkungan  Penghasilan berupa gaji pemerintah, o Sehat menurut Perkin tahun 1978: sehat itu adalah
o Komunikasi  Bertgg jwb kpd seluruh masyarakat suatu keadaan seimbang yang dinamis antara
 Yang ditekankan dalam IKM:  Dapat memonopoli upaya kesehatan bentuk dan fungsi tubuh dengan berbagai faktor
EPIDEMIOLOGI & BIDANG ADMINISTRASI  Menghadapi persoalan berbagai yang berusaha mempengaruhinya  kepentingan
KESEHATAN kemungkinan pendidikan
 Yang bidang sosial: yang 3 tadi:Kesehatan o Cth pelayanan kedokteran:praktek dr swasta, o Ukuran dunia: WHO: dunia sehat adalah suatu
lingkungan, Promkes, komunikasi dokter keluarga, praktek dokter umum, dokter keadaan sejahtera sempurna dari fisik, mental dan
 Apa yang dimaksud dengan pelayanan kesehatan? spesialis, RS sosial yang tidak hanya terbatas bebas dari
o Pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang o Cth pelayanan kes mas: puskesmas, dinkes kota, penyakit atau kelemahan saja
diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dinkes provinsi, depkes o Ukuran Indonesia: UU No.36 th 2009  sehat itu
dalam suatu organisasi untuk memelihara &  Sebagai kepala puskesmas: bisa saja bukan suatu keadaan sejahtera badan, jiwa dan sosial
meningkatkan kesehatan, mencegah dan dokter, tapi tenaga kesehatan yang memungkinkan setiap orang hidup produktif
menyembuhkan penyakit, serta memulihkan  Apa syarat yang harus dipenuhi oleh suatu pelayanan kes secara sosial dan ekonomi
kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok, dan mas?  BACA DI BUKU PENGANTAR ADM KES OLEH AZRUL o White tahun 1977: kepentingan kita sebagai
ataupun masyarakat AZWAR  CBT. dokter: Sehat adalah suatu keadaan dimana
 Pelayanan kesehatan ada 2: o Tersedia & berkesinambungan (Available & seseorang waktu diperiksa oleh ahlinya tidak
o Pelayanan kedokteran (Medical services) continue) mempunyai keluhan/tidak ada tanda-tanda
o Pelayanan kesehatan masyarakat (Public Health o Dapat diterima & wajar (acceptable & apropriate) penyakit/kelainan
Sevices) o Mudah dicapai (Accesible)  Datang orang untuk minta surat
 Apa bedanya pelayanan kedokteran dg kes mas? o Mudah dijangkau (affordable) keterangan sehat: biar tidak dibilang
o Pelayanan kedokteran o Bermutu (quality) malpraktek harus ada definisi ini sebagai
 Tenaga pelaksana : dokter IT-9 Administrasi Kesehatan-HF ukurannya
 Perhatian utama : penyembuhan penyakit  Administrasi kesehatan adalah subbagian IKM  Ruang lingkup administrasi kesehatan
 Sasaran utama: perseorangan/keluarga  IKM itu ada 5 subbagian o Kegiatan
 Kurang memperhatikan efisiensi  Apa yang dimaksud dengan administrasi kesehatan?  Fungsi administrasi: POSDCORB/POAC
 Tidak boleh menarik perhatian karena  Batasan: menurut komisi pendidikan administrasi  POAC (George Terry): Planning,
bertentangan etika dr kesehatan AS tahun 1974 organizing, actuating
 Menjalankan fs perseorangan & terikat UU (pelaksanaan), controlling
 POSDCORB (Luther M. Gulik):  Sumber tenaga kesehatan: dokter,  Sasaran/target grup
Planning, organizing, staffing, perawat, S.KM, sanitarian  terdidik o Kepada siapa keluaran yang dihasilkan upaya
directing, controlling, reporting,  Tak terdidik: asisten rumah tangga, kesehatan tersebut diperuntukan, untuk bidang
budgetting. driver administrasi kesehatan sasaran tsb dapat :
 Orang yang mengerjakan administrasi:  Sumber modal:  Perseorangan
administrator/manager  Modal bergerak (mobile): uang  Keluarga
 Dokter puskesmas, kepala dinas RS  Modal tetap (fixed): misal:  Kelompok
o Objek bangungan puskesmas, kantor  Masyarakat
 Sistem kesehatan kesehatan  Dapat bersifat langsung atau tak langsung
 Indonesia: SKN (sistem kesehatan  Sumber alamiah  Dampak/impak/outcome
nasional)  Udara, air, jalan  bisa didaur o Akibat yang ditimbulkan keluaran
 Unsur pokok administrasi kesehatan: ulang atau dijaga o Untuk administrasi kesehatan dampak yang
o Masukan  Perlu diproses diharapkan: meningkatkan derajat kesehatan
 Sumber o Tatacara masyarakat (+)
 Tatacara  Berbagai kemajuan itekdok yang dimiliki  (-) tidak diharapkan
 Kesanggupan/capacity dan diterapkan karena fisik, mental, o Peningkatan derajat kesehatan bisa tercapai
o Proses: POAC, POSDCORB, P6 biologis tenaga kesehatan bilamana kebutuhan dan tuntutan kes mas dapat
o Keluaran/output: pelayanan kes (trmsk dlm SKN:  Misal: penggunaan rontgen, USG, rapid dipenuhi
subsistem pelayanan kesehatan) test  Apa itu kebutuhan & tuntutan kesehatan?
 Pelayanan kedokteran o Kesanggupan o Kebutuhan kesehatan
 Pelayanan kesmas  Keadaan fisik & mental, kesehatan  Sifatnya mutlak, Objektif
o Sasaran  Tenaga pelaksana harus kita nilai, proses  Munculnya ditentukan oleh masalah
 Perorangan  Masukan bisa berupa: kesehatan yang nyata ditemukan di dalam
 Kelompok o 4 M: Man, money, material, method masyarakat
 Keluarga o 6 M: 4 + Market, Machinary  Masalah kesehatan nyata: untuk
 Masyarakat o (Koontz & Donells): man, capital, managerial, perorangan & keluarga penyakit yg sedang
o Dampak: +/- technology diderita
 Kesehatan meningkat/menurun  Proses:  Untuk kelompok & masyarakat  pola
 Contoh: COVID: derajat kes masy o Langkah-langkah yang harus dilakukan untuk penyakit
menurun, karena pelayanan kes mencapai tujuan yang telah ditetapkan o Tuntutan kesehatan
kurang dipahami masyarakat o Bisa berupa POAC atau POSDCORB  Sifat fakultatif, subjektif
(misal: anjuran distancing tak  POAC: planning, organizing, actuating,  Munculnya dipengaruhi oleh subjektivitas
dipatuhi) controlling perorangan yang dipengaruhi tingkat
 Masukan/ Perangkat administrasi (tool of administration)  POSDCORB (Luther M. Gulick): planning, pendidikan, sosek, kemajuan itekdok
o Sumber organizing, staffing, distributing,  Contoh kebutuhan
 Segala sesuatu yang dapat dipakai untuk coordinating, reporting, budgetting o Kepentingan perorangan: misal orang sakit kena
menghasilkan barang/jasa  Output/keluaran covid, kira2 butuh apa? RS, obat, APD,
 Ada 3: o Hasil dari suatu pekerjaan administrasi, keluaran pemeriksaan kesehatan massal
 Sumber tenaga tersebut adalah Pelayanan kesehatan (health  Kita sebagai administrator harus
 Sumber modal services) secara umum dibagi menjadi: mengadakan hal ini
 Sumber alamiah  Pelayanan kesehatan (medical service)  Apakah yang meriksa harus seorang
 Pelayanan kes mas (public health service) dokter/perawat yang ahli covid atau cukup
tenaga kesehatan apa saja?  OBJEKTIF:
 Perlu perawatan sekarang, kita  Bagan: administrasi, didalamnya o Ditinjau dari jangka waktu berlakunya:
menilai bisa saja orang manajemen  didalamnya kepemimpinan  Perencanaan jangka panjang
sukarelawan yang meriksa  Kepemimpinan didalamnya:  Perencanaan jangka menengah
o Kepentingan masyarakat  Penggerakan: POAC, P6  Perencanaan jangka pendek
 Contoh tuntutan  Motivasi o Ditinjau dari tingkatan rencana:
o SUBJEKTIF: dipengaruhi tingkat pendidikan, sosek,  Komunikasi  Perencanaan induk
itekdok  Hak  Perencanaan operasional
 Tuntutan dia harus dirawat di Rumah sakit  Unsur-unsur pokok  Perencanaan harian
(harus dirawat dokter), bukan di wisma  o Masukan o Ditinjau dari ruang lingkup:
FASILITAS KESEHATAN  Sumber  Perencanaan strategi
 Kalau bisa obat-obatan yang paten  Tatacara  Perencanaan taktis
 Sebagai petugas kesehatan menyamakan antara tuntutan  Kesanggupan  Perencanaan menyeluruh
& kebutuhan o Proses  Perencanaan terpadu
o Perlu keterampilan komunikasi & motivasi  POAC (planning, organizing, actuating,  Pengorganisasian
 SUMBER: controlling): George R. Terry o Pengelompokan dari berbagai kegiatan yang
o Pengantar Administrasi kesehatan  POSDCORB (planning, organizing, staffing, diperlukan untuk melaksanakan suatu rencana
o Pengantar Ilmu Kesehatan masyarakat distributing, coordinating, reporting, sehingga tujuan yang telah ditetapkan dapat
IT-10 Manajemen Kesehatan 2-HF budgetting) : Luther M. Gullick dicapai dengan memuaskan
 Apa beda antara administrasi dengan manajemen? o Keluaran  Contoh: perayaan pernikahan, tentu
o Administrasi dg manajemen sering dipersamakan  Pelayanan kesehatan membuat suatu kegiatan: mengadakan
 Untuk bidang kesehatan sama  Pelayanan kedokteran kesenian, buat undangan (kegiatan)
 Untuk bidang bisnis beda  Pelayanan kes mas o Pengaturan sejumlah personil yang dimiliki untuk
o Administrasi: Suatu fungsi yang membuat o Sasaran memungkinkan tercapainya suatu tujuan yang
kebijakan o Dampak telah disepakati dengan mengalokasikan fungsi &
o Manajemen: fungsi yang melaksanakan kebijakan  George R. Terry: POAC tanggung jawabnya
yang dibuat administrasi  Perencanaan (Planning)  Contoh: membuat seminar ttg covid, siapa
o Dalam arti sempit: o Adl kemampuan untuk memilih 1 kemungkinan personil yang memberikan materi?
 Administrasi: Tata usaha dari beberapa kemungkinan tersedia yang o Terdapat banyak bentuk organisasi
(perkantoran/office work) dipandang paling tepat untuk mencapai tujuan (Bill  Organisasi lini
 Di FK ada bagian TU: bukan administrasi Goods)  Contoh: ABRI (1
 Jadi dekan: administrator, yang lainnya: o Dalam kehidupan sehari-hari dikenal beberapa komando/pimpinan) & panglima
kepala TU lain istilah yang identik dengan perencanaan: ABRI serta kepala staff (AD, AU, AL)
o Dalam arti luas: administrasi adl manajemen:  Forecasting (peramalan)  masing2 staff punya bagian lagi
 Proses manajemen  Problem solving (penyelesaian masalah)  Jadi orang yang di bagian AL tidak
 Fungsi manajemen  Programming (penyusunan program) bisa diperintah staff AD (1
 Azas manajemen  Designing (penyusunan komando): yang bisa merintah
 Kelembagaan anggaran/rancangan) adalah ABRI (pimpinan)
 Inti administrasi: manajemen  Policy analysis (pengkajian kebijakan)  Organisasi staff
o Inti manajemen: kepemimpinan  Decision making process (proses  Contoh: Organisasi Kemenkes
o Kepemimpinan adl kekuatan yg tegak pada pengambilan keputusan)  Pimpinan (menteri), direktur
penggerak pelaksanaan o Keahlian ini harus dipunyai seorang administrator jenderal, sekjen
 MACAM PERENCANAAN
 Orang yang panah tidak bisa  Langkah2 yang harus dilakukan  yakni sifat atau perilaku tertentu yang
diperintah oleh dirjen yang disini sedemikian rupa sehingga dimiliki oleh pemimpin yang dapat
 Organisasi lini & staff pengawasan dapat dilakukan dimanfaatkan untuk mendorong dan
 Contoh: puskesmas  SUMBER: ataupun mempengaruhi seseorang atau
 Pimpinan puskesmas, TU, kegiatan- o Pengantar adm kes oleh prof azrul azwar sekelompok orang.
kegiatan yang fungsional (prom IT-11 Kepemimpinan-HF o Adanya situasi dan kondisi tertentu.
kes, KIA, gizi masyarakat)  Penggerakan: harus punya kemampuan motivasi &  Yakni sifat dan kondisi yang dimiliki oleh
 Yang masing-masing program ini kepemimpinan pemimpin yang memungkinkan
masih bisa minta bantu o Komunikasi udah dapat di blok 1 terlaksananya kepemimpinan. situasi dan
 Atasan: pimpinan puskesmas,  Pengertian kondisi tersebut ada didalam organisasi
sekretariat (membagikan fungsi2) o Batasan tentang kepemimpinan banyak macam dan diluar organisasi
 Disebut juga organisasi fungsional diantaranya  Kepemimpinan vs Pemimpin
 Penggerakan (Actuating)  Perpaduan berbagai perilaku yang dimiliki o Kepemimpinan (Leadership) berbeda dengan
o Melaksanakan rencana yang telah dibuat & seseorang  mendorong orang bersedia & Pemimpin (Leader). Seseorang yang kebetulan
ditetapkan dengan mempergunakan organisasi melaksanakan tugas-tugas tertentu menduduki korsi pimpinan disebut sebagai
yang terbentuk untuk menjadi kenyataan kepadanya (Teori ordway tead) pemimpin formal (formal leader).
o Dalam pelaksanaan promkes Sebagai seorang  Hubungan yang tercipta dari adanya o Seseorang yang kebetulan menduduki korsi
manajer harus mempunyai kemampuan: pengaruh yang dimiliki seseorang terhadap pimpinan tersebut tidak memiliki kemampuan
 Motivasi (motivation) orang-orang lain  orang lain secara untuk mendorong dan ataupun mempengaruhi
 Komunikasi (communication) sukarela & mau bekerja sama untuk orang lain sebagaimana yang diinginkan, maka
 Kepemimpinan (leadership) mencapai tujuan yang diinginkan (George orang tersebut tidak memiliki Kepemimpinan
 Pengarahan (directing) R. Terry) (Leadership).
 Pengawasan (controlling)  Unsur kepemimpinan, ada 4: o Sebaliknya seseorang yang meskipun tidak
 Supervisi (supervision) o Dari batasan kepemimpinan dapat disimpulkan meduduki jabatan, tetapi kebetulan memiliki
 Pengawasan (Controlling) bahwa kepemimpinan akan muncul jika ditemukan pengaruh yang besar dan selalu menjadi panutan
o Melakukan penilaian & sekaligus koreksi terhadap : orang banyak maka dapat dikatakan seseoramg itu
setiap penampilan pelaksanaan untuk mencari o Adanya pemimpin. pemimpin. (informal Leader).
tujuan yang telah ditetapkan dalam rencana  yakni seseorang yang mendorong dan atau  Kepemimpinan: orang yg bisa memberi
o Ada suatu proses untuk mengukur penampilan yang mempengaruhi seseorang atau panutan (mengajak orang)
suatu program  dilanjutkan dengan sekelompok orang lain; sehingga tercipta  Kadang ada pemimpin yg tidak punya
mengarahkannya  tujuan tercapai hubungan kerja yang serasi dan leadership, ada juga sebaliknya
o Untuk melakukan pengawasan baik ada 3 hal menguntungkan untuk melakukan  Lahirnya pemimpin
diperhatikan: aktivitas-aktivitas tertentu untuk mencapai  Teori orang besar atau teori bakat.
 Objek pengawasan: tujuan yang diinginkan. o Ini adalah teori klasik dari kepemipinan. “Disini
 Program/rencana kerja o Adanya pengikut. disebutkan bahwa seorang pemimpin itu
 Metoda:  Yakni seseorang atau sekelompok orang dilahirkan”. Artinya bakat-bakat tertentu yang
 Teknik/cara melakukan yang mendapat dorongan atau pengaruh diperlukan untuk menjadi pemimpin diperolehnya
pengawasan sehingga bersedia dan dapat melakukan sejak lahir. Orang tersebut mempunyai Gen (sifat
 Cara mengawasinya gimana? aktivitas tertentu untuk mencapai tujuan kepemimpinan) yang diturunkan oleh orang tuanya
Apakah bimbingan, instruksi? yang telah ditetapkan. yang juga seorang pemimpin. Dengan kata lain
 Proses: o Adanya sifat dan/atau perilaku tertentu. seorang pemimpin hanya lahir dari garis keturunan
para pemimpin, sedangkan orang biasa tidak
mungkin dapat menjadi pemimpin, karena tidak o Terbuka dilakukan dengan musyawarah. Hubungan dengan
memiliki Gen yang diturunkan. o Toleran bawahan dibangun dan dipelihara dengan baik.
 Contoh: Raja (garis keturunan) o Teliti o Sesuai dengan teori Y Mc Gregor.
 Teori situasi, o Tertib  G.P. Santai. (Laissez faire leadership style)
o Teori ini muncul sebagai hasil dari pengamatan  DR Ruslan Abdul Ghani o Pada gaya ini peranan pemimpin hampir tidak
dimana seseorang sekalipun bukan keturunan o Punya kerohanian terlihat, karena segala keputusan diserahkan
pemimpin ternyata dapat menjadi pemimpin yang o Mempunyai kelebihan badaniyah kepada bawahan. Setiap bawahan dapat melaukan
baik. Dapat disimpulkan bahwa orang biasa yang o Kelebihan akan pikiran kegiatan masing-masing sesuai dengan
menjadi pemimpin itu karena adanya situasi yang  ABRI (Orang Jawa) kehendaknya masing-masing pula.
menguntungkan dirinya, sehingga ia memiliki o Ingarso Sungtulodo (Di depan harus bisa memberi o G.pemimpin ini adalah pelaksanaan extrim dari
kesempatan untuk muncul sebagai pemimpin. harapan) Teori Y, Mc Gregor..
Situasi tersebut dapat diciptakan dengan o Ingmadio mangun karso (Di tengah mereka bisa  Perbedaan Teori X & Y Douglas Mc Gregor
memanipulasi lingkungan dan atau meningkatkan membangun cita-cita)  TEORI X
diri sendiri. (belajar dan bekerja keras) o Tut Wuri Handayani (Di belakang mereka bisa o Pada umumnya para anggota organisasi menolak
 Contoh: pemilihan presiden, pemilihan mengayomi) dan tidak memiliki kemampuan melaksanakan
kepala daerah  karena situasi yang o Waspodo purwo wisiso (Waspada) tugas yang diberikan kepadanya serta cenderung
menguntungkan (manipulasi lingkungan  lebih mementingkan diri sendiri
o Ambek paraamarta
bisa diciptakan sendiri/orang lain) o Pada umunya para anggota organsasi bersikap
o Prasojo
 Teori ekologi. agresif suka melanggar ketentuan serta mudah
o Setyo (Setia)
o Dalam kehidupan sehari – hari sering ditemukan berselisih
o Gemi nastiti
adanya seseorang yang berhasil menjadi o Agar tujuan organisasi dapat tercapai maka
o Bloko
pemimpin ternyata tidak memiliki kepeminpinan anggota tersebut harus dipimpin dan diarahkan
o Legowo
yang baik. (teori Situasi). serta diawasi dengan ketat
o Menurut teori ini seseorang dapat dibentuk  Gaya kepemimpinan, ada 4: contoh orangnya baca/pikirkan
 TEORI Y
menjadi pemimpin karena seseorang itu saja, tidak etis dibicarakan
o Pada umumnya para anggota organisasi
mempunyai bakat-bakat yang diperolehnya dari  G. P. Diktator.
menyenangi serta memiliki kemampuan
alam. o Pada gaya ini upaya untu mencapai tujuan dari
melaksanakan tugas yang diberikan kepadanya dan
 Contoh: Bukan pemimpin, tapi punya seorang pemimpin dilakukan dengan cara
apabila tujuan organisasi tercapai maka akan
kepemimpinan dari alam  PERANG menimbulkan ketakutan dan dengan ancaman
timbul rasa puas
(tanpa disadari) hukuman. Tidak ada hubungan antara atasan dan
o Pada umunya para anggota organsasi memeiliki
 Beberapa pemimpin di Indo yang bersifat baik bawahan. Bawahan hanya dianggap sebagai
inisiatif serta satu sama lain mampu mengawasi
 SUPRAPTO pelaksana/pekerja saja.
dan mengendalikan diri
o Takwa o Ini adalah bentuk extrim dari dari pelaksanaan
o Untuk mencapai tujuan organisasi tidak perlu
o Taat teori X. dari Mc,Gregor.
dipimpin dan diarahkan dan diawasi dengan ketat
o Jujur  G.P. Autokratis.
o Pada gaya ini segala keputusan berada ditangan IT-12 Perencanaan Tingkat Puskesmas-ASM
o Tekun
pemimpin. Pendapat/kritik dari bawahan tidak  Materi banyak: Puskesmas & Programnya
o Terampil
pernah dibenarkan. o Ada buku ajar: manajemen puskesmas tdd ada 3
o Tanggap
o Pada dasarnya sama dengan gaya pemimpin besar:
o Lincah
Diktator tapi dalam bobot agak kurang.  Manajemen 1
o Tegas
 G.P. Demokratis. ( Democratic leadership style)  Manajemen 2
o Tangguh
o Pada gaya ini ditemukan adanya peran serta  Manajemen 3
o Beriman
bawahan dalam pengambilan keputusan yang
o Dr husnil: administrasi kesehatan  cakupan lebih  Prioritas Masalah (ada tools)  3. Sumber Data
besar  Rumusan Masalah o KAPAN KITA MELAKUKAN PTP? Biasanya di akhir
o Kalau saya ngajar manajemen puskesmas  Mencari akar penyebab masalah tahun, untuk menentukan yang kita kerjakan untuk
 Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP)  Menetapkan cara-cara pemecahan tahun berikutnya (usulan/pelaksanaan kegiatan
 Penilaian Kinerja Puskesmas (PKP) masalah tahun berikutnya)
 Lokakarya mini (Lokmin) o D. Pengusulan RUK (Rencana Usulan kegiatan) o Bulan Desember, bisa november
 Untuk rapat: ajang pertemuan o E. Pengusulan RPK (Rencana pelaksanaan kegiatan)  B. Target Program Puskesmas: Metode penentuan target
 Lokmin Bisa membahas PTP  PTP  A. Pengumpulan data, 1. Data di Puskes o Diatas puskesmas dinas kesehatan, tapi di wilayah
itu sendiri didalamnya ada juga PKP o Data umum  HARUS dg lintas sektor (Camat) punya kecamatan
 Ketiganya saling terkait  Peta wilayah (harus punya data dasar  Lintas sektor: dengan kecamatan
PTP (Perencanaan Tingkat Puskesmas) diambil dari kecamatan)  Lintas program: bos kita adalah kepala
 Langkah:  Secara kebutuhan puskesmas  dinas kesehatan
o A. Pengumpulan memuat semua apa yang ada di o Target ditentukan Dinas Kesehatan Kab/Kota,misal
o Analisa data esensial & data diambil dari mana puskesmas TB(CDR 70%;Conversion Rate 80%;dll) KIA/KB
 Data esensial  Sumber daya Cakupan K4 95%; Linakes 80%.
 Sebagai kepala puskesmas, data itu  PSM (Peran serta masyarakat)  CDR: Case detection rate targetnya 70%
dari mana?  Contoh: posyandu  Kita nanti akan melihat di program
 Kalau baru mau buka puskesmas  Data penduduk tersendiri khusus TB
 data esensial belum ada apa2  Data sekolah: UKS  Conversion Rate: yaitu konversi dari BTA
(staff belum ada, apa2 belum ada)  Data kesling (kesehatan lingkungan) (+) ke (-)  berhasil pengobatan TB,
 NGAMBIL DI kecamatan o Data khusus berapa targetnya ? 80%
 Yang punya puskesmas adl  Penilaian kinerja puskes  Dari mana? ada  Kalau penilaian kinerja: menilai
kecamatan yang harus kita kerjakan yaitu  capaian (sama tidak dg target) 
 Penguasa wilayah kecamatan: Pak  Standar pelayanan minimal (SPM): kalau sama capaian bagus (100%)
camat/bu camat ada dasar pelaksanaan, berupa dari yang kita tentukan tadi
 Contoh: peta wilayah, jumlah peraturan  Permenkes  Cakupan K4 95%
penduduk (tetap & ada di kantor  Status Kesehatan : data kematian;  Ini yang dulu ya
camat) kunjungan kesakitan; pola 10 Penyakit  SPM (standar pelayanan minimal)
 Data yang dianalisa: apa yang kita terbesar yang ditemukan.  setiap berapa tahun dievaluasi
kerjakan di puskes dari program2  Kejadian Luar Biasa (KLB), pada W1.  Kalau sekarang: SPM berdasarkan
yg ada  IT PUSKESMAS  Sekarang puskesmas pusing Permenkes No. 4 Tahun 2019.
keseluruhan sebagai ujung tombak  walaupun o Semua target itu 100%,
 Data lain: setelah kerja udah jadi pandemi COVID tapi ada beberapa yg tidak
 Sumber & Analisa  Cakupan Program Pelayanan Kesehatan o Untuk K4, Linakes
 Data itu berdasarkan penilaian 1(satu) tahun terakhir ditiap (Persalinan dg tenaga
kinerja desa/kelurahan. kesehatan), K1  yang ini
 Mungkin sebagai pengganti, kepala  Hasil survei , oleh Puskesmas atau pihak 100%
sudah ada & pernah operasional lain. o K1: kunjungan ANC
o B. Target program  2. Metode Pengumpulan Data (antenatal care)
o C. Menyusun rencana usulan kegiatan: ada 5 o Penentuan  10 T: cari
langkah o Format
 Identifikasi Masalah o Pengumpulan
o Puskesmas menentukan sendiri berdasarkan  Pencapaian: juga berupa persen, berarti o Tentukan metode penentuan prioritas masalah yg
Standar Pelayanan Minimal (SPM) yg ditentukan belum mencapai 100% dipilih olehTim, misal metode Matriks USG
Pusat/Propinsi.  Kesenjangan o Buat matriks, misalnya masalah ada 4
o Target dg cara perkiraan matematis thd  Bentuknya angka, tidaklah o Isi nilai dg : semua anggota pok, rerata, isi
kemungkinan pencapaian program mempengaruhi apa yang mau kita o Isi nilai total setiap masalah dg perkalian nilai
o Target dpt berdasarkan Prestasi yg pernah dicapai cari, berdasarkan PTP kriteria (U)x(S)x(G)
Puskesmas .  Contoh:  U: urgency
 Langkah nentui target: o Target 100%, pencapaian:  S: seriousness
o Identifikasi target Puskesmas yg telah ditetapkan 40%  G: growths/pertumbuhan
oleh Dinas Kesehatan Kab/Kota, utk Program apa o Kesenjangan adl 60% o Tuliskan Urutan Prioritas dari Total Nilai yang
dan berapa.  Mana yang kita prioritaskan? terbesar sampai yang terkecil.(1,2,3)
o Identifikasi Target yg harus ditentukan oleh Bukanlah yang kecil/besar di  Masalah 1,2,3,4: CDR, K4, Linakes, Penimbangan Balita
Puskesmas : utk Program apa; htg bdsrkan SPM yg kesenjangan, tapi kita tetep isi o Urgency, S, G
ditetapkan. o Siapkan Format Cakupan Program Pelayanan  Pakai skor 1-5 masing2 USG.
o Identifikasi Target yang harus ditentukan ber dsr Upaya Kesehatan Wajib o Urgency: masalah sangat mendesak untuk kita
kan perkiraan matematis utk Program apa dan o Isi kolom Program dg Upaya Kesehatan Wajib laksanakan
berapa perkiraan Target nya. (UKW)  Contoh: kapan dia 5, kapan 1?
o Identifikasi Target yg bisa ditentukan ber dsr kan  Contoh: K4, K1, Linakes, CDR  5: paling tinggi; 1: paling rendah
hsl yg pernah di capai Puskesmas : o Isi kolom Target dg hsl Pemantauan Target  5: paling tinggi: kalau tak segera
 utk Program apa; Puskesmas utk setiap Program dilaksanakan akan menyebabkan
 berapa Target ygpernah dicapai;  Ada tools: PWS (Pemantauan Wilayah kematian (Di buku dr Asmarani)
 berapa Target sekarang Setempat)  ada Kuliahnya: harus dihitung  5 : Bila tidak ditanggulangi segera,
 1. Langkah identifikasi masalah pakai grafik akan berakibat kematian
o Siapkan tabel: o Isi kolom Pencapaian dg hsl Pencapaian yg  4 : Bila tidak ditanggulangi
 Masalah paling kiri: program apa saja merupakan rekap dari seluruh Desa/lurah segera akan ada komplikasi
 Isi aja K4, CDR TB, penimbangan  Kalau di pedesaan: desa (Desa A, B, C, D, E)  3 : Bila tidak ditanggulangi
balita  Kalau di kota: lurah (Kelurahan A, B, C, D, E) segera akan berakibat
 Harus tau dulu program UK wajib o Isi kolom Kesenjangan, jika kurang  itu adalah  2 : Bila tidak segera
(UKW), upaya pengembangan masalah ditanggulangi tidak menjadi berat
kesehatan  Kalau udah 100% atau lebih  tak usah  1 : Bila tidak ditanggulangi
 Target: berupa angka2 dikumpulkan jadi identifikasi masalah tidak menimbulkan kematian
 TB CDR: 70%  Misal yg kita capai banyak: belasan, sampai o Seriousness:
 Tapi untuk yang lain K1, K4 semua 20-30, tapi kita kumpulkan n = 5  supaya  Contoh: TB dengan K4 (kunjungan ke 4
100%  buka Permenkes No. 4 th bisa memprioritaskan salah satu saja ANC)
2019 tentang Standar Pelayanan o Identifikasi masalah –masalah tsb kemungkinan  Kalau K4 tidak dilaksanakan oleh
Minimal (SPM)  DOWNLOAD ada beberapa masalah ibu hamil  komplikasi persalinan
sendiri o Tuliskan semua masalah  Nilai S berapa? dengan cara kita
 MATERI BU ASMARANI  2. Langkah menentukan Prioritas Masalah  tools: USG sebagai pimpinan
seluruhnya ada di Permenkes No. o Buat Nomor Utk setiap masalah yang puskesmas/supervisor 
44 Tahun 2016 tentang teridentifikasi, misal nya….. BRAINSTORMING, asal kita jelaskan
Manajemen Puskesmas.  n tulis aja ada berapa 4 misal nanti mereka akan sepakat waktu
voting
 Contoh: TBC:  Dipilih total yang sudah dikalikan mana  PKP  khususnya PWS-KIA (pemantauan wilayah
 Penyebab adl M. Tbc yang paling besar?  BUAT NARASI setempat- kesehatan ibu anak)
 Penyakit kronik  mungkinkah sebagai 1 kalimat dg bunyi 4 W + 1 H o PWS-KIA adalah penunjang (tools) PKP (penilaian
urgensi 5 (menyebabkan mati  Apa masalahnya? K4, CDR kinerja puskesmas)
kalau mendesak)?  Berapa persen? IT-14 Sistem Kesehatan Nasional-EMA
 Dibandingkan dg K4? Urgensi  Dimana tempatnya?  Sistem kesehatan
 Karena latar belakang staff kita berbeda   Kenapa? o Penyedia layanan kesehatan dan dari semacam
kalau kita menyampaikan secara sederhana  4. Langkah Mencari Akar Penyebab Masalah supply side & demand side
& mudah diterima dg latar belakang o Fishbone (Ishikawa) o Setiap wilayah serta negara & organisasi yang
apapun  mengerti kalau TBC itu kronis,  Atas: Man, method, money melahirkan sumber daya dalam bentuk manusia
jadi urgensi dk tinggi  Bawah: Material, environment maupun material
 CONTOH GROWTH: o Ada syarat: tidak boleh menyalahkan masyarakat, o Wujud/metode penyelenggaraan pembangunan
 Tapi kalau TBC dibiarkan  mudah petugas (caranya kenapa? selama ini salah) kesehatan yang memadukan berbagai upaya dalam
menular (harus pakai masker n95): o Ada akar yang panahnya menuju ke garis ini 1 langkah untuk menjamin tercapainya tujuan
AIRBORNE DISEASE  Growth nya tinggi o Apa yang menyebabkannya lagi (akar kecil lagi) pembangunan kesehatan
(yang cocok 5), Urgensi: 1  5. Langkah Menyusun RUK  Kita punya pelayanan kesehatan primer,
o Contoh seriousness: o Kegiatan diisi dg keg dari Paket Program dlm upaya rujukan/sekunder, tersier
 Penimbangan balita: mencapai tujuan Program  Pengaturan dimulai dari SKN ini.
 Kalau ada gizi buruk  Pak camat o Tujuan diisi dg tujuan keg Program  Sistem
ditegur bupati/walikota (tak boleh o Sasaran adalah jml populasi, atau area wil o Suatu keterkaitan diantara elemen-elemen yang
ada gizi buruk apalagi sampai o Target yang ingin dicapai program membentuk dalam pada tertentu untuk mencapai
meninggal  berarti serius) o Besar biaya sbg acuan adl aperaturan Daerah tujuan tertentu  organisasi berjalan
 Keracunan karena air bersih: o Sumber Pembiayaan Pem/Swasta/Masy atau o Interpretasi atas 2 prinsip:  saling keterkaitan
 Tapi kalau memang bersih tidak Fungsional Puskesmas antar komponen untuk mempunyai tujuan tertentu
menyebabkan kematian   Elemen
nyebabke politis IT-13 Supervisi-ASM  Interkoneksi
 Isi nya kapan 1-5?  Supervisi: kita sebagai kepala puskesmas harus melihat dari  Sistem kesehatan diharapkan mencapai tujuan
o Total ke bawah dikalikan  U x S x G atas pembangunan kesehatan:
o Tidak mungkin 5 semua, dan juga tak mgkin 1 o Super: atas o Meningkatkan kesadaran, kemauan, kemampuan
semua  ada varian o Vision: melihat hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud
 3. Langkah Merumuskan Masalah  Berarti ada pengawasan  agar setiap pelaksanaan tidak derajat kesehatan masyarakat yang optimal (UU
o Masalah yang menjadi Prioritas, dilakukan melenceng No. 36 th 2009)
o Pengkajian :  Kapan melaksanakan? Sepanjang waktu  Tujuan pembangunan nasional (UUD 1945 alinea ke-4)
 Apa masalah tersebut ?  Pelaksana adalah supervisor o Melindungi segenap bangsa Indonesia & seluruh
 Siapa yang Terkena ? o Bagaimana cara menjadi supervisor efektif? tumpah darah, Memajukan kesejahteraan umum,
 Berapa besar masalah tersebut (dlm  Semua staff di bawah puskesmas  dievaluasi mencerdaskan kehidupan bangsa & ikut
jumlah nominal) dlm persen/dlm luas o Kapan membicarakan hasil evaluasi? Lokakarya melaksanakan ketertiban dunia berdasarkan
wilayah yg terkena tsb. mini perdamaian abadi dan keadilan sosial
 Dimana lokasi terjadinya ?  Lokakarya Mini  SKN
 Bilamana kurun wkt tertentu (musim) o Lokmin bulanan: lintas program o Pengelolaan kesehatan yang diselanggarakan oleh
o 4W,1H : What, Who, Berapa besar masalahnya o Lokmin tribulanan: lintas sektor semua komponen bangsa Indonesia secara terpadu
(Why), Where, How (tatalaksananya)
& saling mendukung guna menjamin tercapainya  Sebagai leader harus tahu apa yang setinggi2nya & kualitas sumber daya Indonesia
derajat kesmas yang setinggi-tingginya menjadi pedoman se Indonesia sehat & produktif
 Pengelolaan kesehatan: sumber daya o Tujuan pembangunan kesehatan:  Sejarah
 Komponen bangsa: pemerintah,  Meningkatkan kesadaran, kemauan, o Dimulai tahun 1982 : pembuatan SKN: ada
masyarakat, dunia usaha (3 komponen  kemampuan kepmenkes no. 99A tahun 1982
mengelola kesehatan)  Pengetahuan itu tidak semua orang  Berbagai kendala, hambatan, peluang
 Indikator derajat kesmas: indikator mengetahui menjadi perhatian
pembangunan manusia (IPD: index people  Kita harapkan dia menyadari  o Dibuat lagi pada tahun 2002-2003
development) kemudian kemauan, dg kemauan o UU kesehatan No. 36 tahun 2009
 Negara di dunia sepakat bahwa yg ada  kita harapkan mampu  Perbandingan untuk masalah kita
ada indikator pendidikan, hidup sehat bgi stiap org   Dulu: penyakit menular menonjol,
kesehatan, ekonomi tercapai derajat kesmas  sekarang: penyakit menular menurun tp ad
 Untuk bidang kesehatan: AKI, AKB, setinggi2nya penyakit baru: HIV, rotavirus, penyakit tak
status gizi balita, umur harapan  Proses ini perlu persiapkan di menular meningkat hingga 60%
hidup (4 indikator pada Indeks masyarakat se Indonesia  2004-2015  subsistem:
pembangunan manusia) o Rencana Pembangunan Kesehatan o 2004: ada 6 subsistem
 SKN (PP No. 72 th 2012)  Paradigma Nasional (Pancasila, UUD 1945)  Sediaan farmasi
o Pendahuluan  Permasalahan yang berdasar  Alat kesehatan & makanan
o Maksud & kegunaan SKN pengembangan kesehatan  Masih dimasukan dalam obat &
o Landasan SKN  Ketidakpastian hukum perbekalan 2 diatas
o Bentuk pokok SKN:  Perilaku masyarakat yg belum baik o 2009:
 Tujuan  Lingkungan masih byk blm  Karena IT sudah terkomputerisasi  dibuat
 Kedudukan mendukung manajemen & informasi kesehatan
 Subsistem  Status rawan pangan & gizi o 2012:
 Tatahubungan  Akses layanan publik belum  Dilengkapi karena sumber data kita masih
o Cara penyelenggaraan SKN optimal (terutama perifer) minimal  dilengkapi no. 2 yaitu penelitian
o Dukungan penyelenggaraan SKN  Sumber data kesehatan terbatas & pengembangan kesehatan
o Ringkasan o SEMUA ini dimasukkan  No. 6 Pemberdayaan masyarakat
o Penutup dalam rencana jangka  Peraturan kesehatan ini tidak bisa
 BAB I: Pendahuluan panjang kesehatan & SKN berdiri sendiri, tentu harus dibantu
o Latar belakang mengapa ada perubahan dalam  Perlunya dukungan lingkungan strategis, masyarakat
sistem kesehatan nasional ideologi, politik, eko, sosbud & pertahanan  CONTOH Pemberdayaan
o Tujuan nasional bangsa Indonesia sesuai UUD 1945 keamanan masyarakat:
o Pembangunan kesehatan menghadapi berbagai  Kondisi global  acuan dlm penetapan o Masyarakat bisa
masalah  perlu pemantauan & percepatan SKN membantu kegiatan
melalui SKN sbg pengelola kesehatan  Regional  dilihat IT kebijakan kesehatan seperti:
o Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional: kesehatan Posyandu
 Terakhir tahun 2005-2025  Nasional o Tugas masyarakat di
 Rencana jangka panjang di bid.kesehatan  Lokal posyandu: meja 1,2,3:
 Sudah ada sistem, pola  tinggal o Dengan hambatan permasalahan dukungan ini kita KADER
dibawa melaksanakan harapkan semuanya bisa kita lihat apa yang harus o Cnth lain: Posbindu
kita laksanakan melalui SKN  derajat kesehatan (kader), UKS (dokter kecil)
 DISAMPAIKAN BU o Meningkatkan investasi kesehatan untuk  Perkembangan global (WHO) sdg
MARIANA keberhasilan pembangunan nasional menghadapi COVID  pertimbangan utk
 Subsistem:  Dalam layanan primer, sekunder, tersier SKN berikutnya baik regional, nasional,
o Upaya kesehatan perlu sarana prasarana agar disesuaikan maupun lokal yg sifatnya dinamis
o Penelitian & pengembangan kesehatan dengan teknologi yang diperlukan untuk o Era globalisasi merupakan peluang & tantangan
 Di setiap institusi pendidikan/litbang ada pelayanan tersebut pembangunan kesehatan
penelitian o Dokumen kebijakan pengelolaan kesehatan sebagai  Teknologi lebih mudah
o Pembiayaan kesehatan  dr. AZS acuan dalam penyelenggaraan pembangunan o Komitmen internasional
o Sumber daya manusia kesehatan kesehatan  Hingga tahun 2015: MDGs (Millenium
 Pelatihan-pelatihan, peningkatan kualitas,  Landasan: develoment goals)
PPSDN (sekolah-sekolah) o Landasan idiil: Pancasila  Sekarang: SDGs (sustainable development
o Sediaan farmasi alat kesehatan & makanan o Landasan konstitusional: UUD 45: pasal 28 & 34 goals), asian charter, climate change
o Manajemen informasi & regulasi kesehatan o Landasan operasional: UU No. 36 th 2009 o Komitmen nasional: revitalisasi pelayanan
 Regulasi ini diharapkan berhubungan  Ketentuan peraturan perundangan lainnya kesehatan dasar
dengan PMK: PMK No. 43 th 2019 yg berkaitan dg penyelenggaraan SKN &  BAB III: Azas SKN: (dasar pembangunan kesehatan bisa
 Maksud & tujuan SKN pembangunan kesehatan dibaca di Perpres No. 72 th 2012)
 Menyesuaikan SKN 2009  Dasar membuat SKN adalah UU no. 36 ini o perikemanusian
 Ada perubahan & tantangan baik internal  Pengelolaan kesehatan disebutkan oleh pemerintah, o pemberdayaan & kemandirian
maupun external pemda/masyarakat melalui pengelolaan administrasi o adil merata
o Menjadi pedoman bagi pengelolaan kesehatan bagi kesehatan, informasi, sumber daya, upaya kesehatan, o keutamaan & manfaat
pemerintah pusat/daerah atau masyarakat itu peran serta, pemberdayaan masyarakat, ilmu pengetahuan  Dasar SKN: ada 12
sendiri teknologi, serta peraturan menteri kesehatan secara o Perikemanusiaan
o Mempertegas makna pembangunan kesehatan  terpadu yang saling mendukung guna mencapai derajat o Keseimbangan
sesuai dg tujuan pembangunan kesehatan: kesehatan yang setinggi-tingginya o Manfaat
 Untuk memenuhi hak asasi manusia o Pengelolaan kesehatan dilakukan secara berjenjang o Perlindungan
o Memperjelas penyelenggaraan pembangunan dari pusat ke daerah o Keadilan
kesehatan o Pengelolaan kesehatan termasuk dalam SKN o Penghormatan HAM
 Punya visi, misi, rencana pembangunan  Semua ini mengacu pd UU No. 36 o Sinergisme dan kemitraan yg dinamis
jangka panjang bid.kesehatan  BAB II: Perkembangan & tantangan SKN o Komitmen & tata pemeriintahan baik
o Memantapkan kemitraan & kepemimpinan yang o Derajat kesmas selama ini belum optimal, o Legalitas
transformatif permasalahan yg ada di masyarakat? o Antisipatif & proaktif
 SKN punya azas kemitraan: ada 3:  COVID o Gender & non diskriminatif
 Saling terbuka  Gizi buruk, stunting (37%), TBC o Kearifan lokal
 Saling setara  Indikator dlm pembangunan bid.
 BAB IV: Bentuk pokok SKN
 Saling menunjang kesehatan: AKI, AKB, gizi, harapan hiduo
o Tujuan
 Diharapkan menunjang kepemimpinan  Yang masih meningkat adl harapan
o Kedudukan
o Melaksanakan pemerataan upaya kesehatan yang hidup (lebih baik)
o Subsistem
terjangkau & bermutu  Yg 3 tdi masih masalah, belum
o Tatahubungan antar subsistem dg lingkungan
 Punya layanan primer dlm btk puskesmas sesuai harapan, upaya percepatan
 Kedudukan SKN
 mungkin di perifer ada kendala akses, di diharapkan melalui perbaikan SKN
o Suprasistem SKN adl sistem ketahanan nasional
kota tidak mnjd kendala lagi o Perubahan lingkungan strategis
o Kedudukan SKN dalam sistem nasional lain 
 Juga bermutu: diakreditasi tiap 3 th
kesehatan ini tgg jwb semua sektor
o Kedudukan SKN Terhadap penyelenggaraan terselenggaranya pembangunan kesehatan guna o Berhubungan dg jumlah & jenis, kualitas,
pembangunan kes di daerah merupakan acuan meningkatkan derajat kesmas setinggi2nya perencanaan, pengadaan, daya guna, bina
 Daerah: provinsi (34 masing2 punya sistem  Subsistem Penelitian & Pengembangan kesehatan pengawasan mutu
kesehatan daerah  disesuaikan dg o Untuk mendapatkan dan mengisi kekosongan data o Pemerintah memerlukan SDM: dr, perawat, bidan
permasalahan & tantangan di daerah serta kesehatan dasar dan/atau data kesehatan yang  dilakukan pembinaan utk pembentukan baik itu
kearifan lokal  ciri khas masing2) berbasis bukti perlu diselenggarakan kegiatan jenis, jumlah & kualifikasinya utk UKM & UKP 
 BAB V: Cara penyelenggaraan SKN penelitian dan pengembangan menunjang tersedianya SDM
o Subsistem upaya kesehatan o Penelitian dan pengembangan kesehatan  Subsistem sediaan farmasi, alat kesehatan & makanan
o Subsistem penelitian & pengembangan dikoordinasikan penyelenggaraannya oleh o Menjamin aspek keamanan, khasiat, kemanfaatan
o Subsistem pembiayaan kesehatan Pemerintah. & mutu sediaan farmasi, alat kesehatan & makanan
o Subsistem SDM kesehatan  Kalau di pusat: penelitian & pengembangan yang beredar
o Subsistem sediaan farmasi, alat kesehatan, di bid. kesehatan o Ketersediaan, pemerataan, dan keterjangkauan
makanan  Pemeriksaan PCR pada awal COVID obat, terutama obat esensial.
o Subsistem Manajemen Informasi & regulasi kemaren dikirim ke litbangkes, sekarang o Perlindungan masyarakat dari penggunaan yang
kesehatan sudah bisa dilakukan di lab daerah (BBLK) salah dan penyalahgunaan obat.
o Subsistem pemberdayaan masyarakat  Subsistem pembiayaan kesehatan o Penggunaan obat yang rasional.
 Subsistem upaya kesehatan o Menghimpun upaya penggalian, pengalokasian, o kemandirian di bidang farmasi
o UKM (upaya kes masy) pembelajaan, sumber daya keuangan secara  Jenis, jumlah, merata, sustained,
 Pelaksana: pemerintah, swasta/UKBM terpadu dan saling mendukung guna mencapai keberlanjutan, jaminan mutu  utk UKM &
 Cth upaya kes o/ Pemerintah: derajat kesehatan setingginya UKP
puskesmas, germas, edukasi, o Sumber:  Subsistem manajemen informasi & regulasi
penyediaan air bersih  Pemda, Pem pusat, swasta, organisasi o Peranan informasi sgt penting: data informasi,
 Cth upaya kes o/ swasta/UKBM: masyarakat, dan masyarakat itu sendiri teknologi utk upaya kesehatan
posyandu  Masyarakat: bisa bantu posyandu, o Data didapat dari pelayanan kesehatan: puskes &
o Tingkat primer: puskesmas menyiapkan sarana prasarana RS untuk rencana selanjutnya
o Sekunder (2): dinas o Pemerintah: barang2 pabrik public good adl tggung o Permasalahan tahun sebelumnya bisa diantisipasi
kesehatan kab/kota jwb pemerintah untuk tahun mendatang  perlu manajemen
o Tersier (3): dinkes provinsi,  Pelayanan kesehatan perorangan: privat informasi & regulasi
institusi kesehatan lainnya  Kecuali pembiayaan untuk masy miskin &  Subsistem pemberdayaan masyarakat
o UKP (upaya kes perorangan) tdk mampu menjadi tgg jwb pemerintah o Menghimpun berbagai upaya perorangan,
 Mengobati pasien: bisa pemerintah/swasta o UKM: masyarakat & pemerintah kelompok & masyarakat bidang kesehatan secara
 Cth pemerintah: puskesmas, o UKP: terpadu & saling mendukung guna menjamin
laboratorium  Penduduk miskin ditanggung pemerintah derajat kesehatan yang setinggi2nya
o Tingkat primer: praktik  Penduduk mampu: o Diharapkan ada pemberdayaan perorangan: setiap
nakes  Jamkes orang yg tau kesehatan bisa menjadi contoh
o Sekunder: RS C & B  Jam kes yg sifatnya sukarela perilaku/sikap bid.kesehatan: spt tdk merokok,
o Tersier: RS tipe A & B  Subsistem SDM PHBS
o secara terpadu dan saling mendukung guna o Menghimpun berbagai upaya perencenaan,  Keluarga: menjalankan pola PHBS,
menjamin tercapai nya derajat kesehatan pendidikan & pelatihan, pendayagunaan secara melaksanakan germas hidup sehat
masyarakat setinggi-tingginya terpadu & saling mendukung guna mencapai  Masyarakat: contoh teladan PHBS
o Tujuan: terselenggara upaya kesehatan yang adil, derajat kesehatan  BAB V.1: penyelenggaraan SKN
merata, terjangkau dan bermutu untuk menjamin
o Perlu penerapan prinsip, koordinasi, integrasi,  Didukung Lingkungan kondusif :  Tidak begitu peduli dengan administrasi,
sinkronisasi  tidak bisa lepas dari subsistem menyangkut ideologi, politik, ekonomi, tapi tanda kita sudah bekerja adalah
lainnya sosial, budaya, pertahanan dan keamnaan catatan
o Perlu komitmen tinggi & dukungan kerja sama baik baik nasional, regional,maupun global yg  Ketika visite/periksa pasien 
pelaku ditunjang oleh penyelenggaraan berdampak terhadap pembangunan mempunyai catatan lengkap 
pembangunan kesehatan yang baik kesehatan data yg diperlukan u/ penelitian
o Adanya kepastian hukum dalam bentuk penetapan  BAB VI: Manajemen Penyelenggaraan SKN selanjutnya
berbagai perpu sesuai  kalau udah menetapkan o Masukan/Input o Pelayanan merupakan kegiatan dinamis berupa
pedoman  peraturan yg ada di bwhny harus  Tanpa adanya input tentunya membantu menyiapkan, menyediakan dan
mengacu pd SKN pelayanan/proses tidak terlaksana memproses, serta membantu keperluan orang lain.
o Dilakukan melalui situs perencanaan, pelaksanaan, o Proses o Kesehatan menurut WHO 1974 adalah suatu
dan pengendalian serta pengawasan & o Luaran keadaan sejahtera sempurna yang lengkap,
dipertanggungjawabkan secara sistematis, o Outcome/dampak meliputi: kesejahteraan fisik, mental dan social.
berjenjang & berkelanjutan  Disertai lingkungan kondusif difasilitasi Bukan semata-mata bebas dari penyakit dan/atau
o Pelaku: masyarakat, pemerintah, badan legislatif, kebijakan kelemahan.
badan yudikatif IT-15 Sistem Pelayanan Kesehatan-EMA  Pengertian pelayanan kesehatan
 Legislatif: perundangan  Subsistem yang keberapa? No. 1: Subsistem upaya o setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau
 Pemerintah: melaksanakan kesehatan secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk
 Yudikatif: pengawasan  Referensi: Buku Prof Azrul Azwar memelihara dan meningkatkan kesehatan,
o Menerapkan pendekatan kesisteman yaitu cara  Outline: mencegah dan menyembuhkan penyakit, serta
berpikir dan bertindak yg logis, sistematis, o Pengertian memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga,
komprhensif, dan holistik dalam menyelenggarakan o Kegiatan kelompok ataupun masyarakat.
pembangunan kesehatan o Jenis pelayanan kesehatan  Sistem pelayanan kesehatan
 Input: subsistem pembiayaan kesehatan o Perbedaan pelayanan kesehatan o kesatuan yang utuh dan terpadu dari berbagai
(dana/money), SDM (man), sediaan farmasi o Syarat pokok upaya/kegiatan kesehatan, yang diselenggarakan
makanan (material) & alat kesehatan o Stratifikasi dalam suatu negara.
(method) o Pelayanan Kesehatan Kedokteran  Kegiatan dalam subsistem pelayanan kesehatan
 5 M: Man, material, money, o Pelayanan Kesehatan Masyarakat o Kegiatan yang berhubungan langsung dengan
method, machine  Pengertian penerapan ilmu dan teknologi kedokteran.
 Proses : o Sistem adalah suatu kesatuan yang utuh dan Kegiatan-kegiatan seperti ini disebut Pelayanan
 subsistem upaya kesehatan terpadu dari berbagai elemen yang berhubungan Kesehatan (health services)
(melaksanakan kegiatan), serta saling mempengaruhi yang dengan sadar o Kegiatan-kegiatan yang tidak berhubungan
 subsistem pemberdayaan dipersiapkan untuk mencapai tujuan yang telah langsung dengan kesehatan, tetapi mempunyai
masyarakat (membantu dlm btk ditetapkan dampak terhadap kesehatan . Kegiatan ini dikenal
kader di posyandu),  Sistem kesehatan, sistem pendidikan, dengan “health related activity”
 subsistem litbang (penelitian & sistem pengelolaan  Jenis pelayanan kesehatan
pengembangan),  Ada input, proses, output  dipelajari o Pelayanan kedokteran
 manajemen dan informasi pada bidang administrasi  Ditandai dengan cara pengorganisasian
kesehatan  Suatu kegiatan ada perencanaan, yang dapat bersifat sendiri (solo practice)
 Keluaran : terselenggaranya pembangunan pelaksanaan, penggerakkan, penilaian  atau secara bersama-sama dalam satu
kesehatan yang berhasil guna, berdaya dinilai dalam bentuk kinerja organisasi (institution),
guna, bermutu,merata, dan berkeadilan
 Tujuan utamanya menyembuhkan penyakit  Dapat menarik perhatian masyarakat o Pelayanan kesehatan tk kedua (secondary
dan memulihkan kesehatan, misalnya dengan penyuluhan kesehatan. health services) yi yankes lebih lanjut bersifat
 Sasarannya adalah perseorangan dan  Menjalankan fungsi dgn mengorganisir rawat inap untuk pelaksanaannya dibutuhkan
keluarga masy dan mendapat dukungan UU tenaga spesialis
 Tenaga pelaksananya :dokter.  Penghasilan berupa gaji dari pemerintah o Pelayanan kesehatan tk ketiga (tertiary health
 Perhatian utamanya :peyembuhan  Bertanggung jawab ke seluruh masy services)yi : yankes lebih kompleks dan diperlukan
penyakit  Tidak bisa membedakan lapisan tenaga subspesialis,
 Sasaran utamanya perseorangan atau masy, biasanya berhub dg wil kerja  Sekarang sudah program jaminan
keluarga (kelurahan, kecamatan) kesehatan  tentunya pelayanan harus
 Kurang memperhatikan efisiensi  Dapat memonopoli upaya kesehatan sesuai
 Tidak boleh menarik perhatian karena  Menghadapi berbagai persoalan  Tidak bisa langsung ketiga  ada urutan
bertentangan dengan etika kedokteran kepemimpinan.  Sistem rujukan
 Tidak boleh pasang iklan  Berhub. dg institusi tentunya ad o Rujukan kes perorangan (UKP)
 Menjalankan fungsi perseorangan dan pimpinan: ada waktunya stlh rotasi  Masyarakat: Posyandu, UKBM
terikat dengan UU antar pimpinan (pengaturan  Strata 1: Dokter praktek swasta, bidan
 Harus punya tanda registrasi kalau pemegang wilayah/penanggung praktek swasta, puskesmas
mau praktek mandiri jwb: Kepala Dinas &  Strata 2: RSUD Kab/kota
 Penghasilan dari imbalan jasa. Walikota/Bupati)  Strata 3:RS pusat kota tipe A & B
 Bertanggung jawab hanya kepada  Syarat Pokok Pelayanan Kes o Rujukan kes mas (UKM)
penderita o Tersedia (available), berkesinambungan  Masyarakat: UKBM: posyandu, posbindu
 Tidak dapat memonopoli upaya kes dan (continuous) Semua jenis pelayanan tersedia setiap  Strata 1: Puskesmas
bahkan mendapat saingan saat  Strata 2: Dinkes kab/kota
 Masalah administrasi sederhana o Dapat diterima (acceptable) bersifat wajar  Strata 3: Dinkes provinsi
o Pelayanan kesmas (appropriate)  Strata pelayanan kes
 Ditandai dengan cara pengorganisasian o Mudah dicapai (accessible) lokasi yankes. o Pelayanan kes dasar
secara bersama-sama dalam suatu o Mudah dijangkau (affordable) ,biaya  Puskesmas
organisasi  BPJS  ditanggung pemerintah  Jejaring:
 Tujuan memelihara dan meningkatkan o Bermutu (quality) yi menunjukkan pada tingkat  Puskesmas pembantu
kesehatan serta mencegah penyakit, kesempurnaan yankes pada pemakai jasa o Jejaring puskes yg krn
 Lebih dominan pada promotif pelayanan dan penyelenggaraannya sesuai dengan kendala jarak dibgun
(meningkatkan kes) & preventif kode etik o Petugas: perawat, bidan,
(mcgh peny)  Stratifikasi pelayanan kes administrasi
 Sasarannya adalah kelompok dan o Pelayanan kesehatan tk pertama (primary o Tiap bulan tetap
masyarakat. health services)yi : yankes bersifat pokok yg sangat melaporkan data-data
 Tenaga pelaksananya terutama ahli kes- dibutuhkan masy serta mempunyai nilai strategis pelayanan ke puskes
mas untuk meningkatkan derajat kesmas  Puskesmas keliling (ambulans
 (dokter jg)  Pelayanan kes tk pertama ada yg esensial dilengkapi dg tenaga, dtg ke masy
 Perhatian utamanya :pencegahan peny (pokok) & pengembangan yg aksesny jauh, dijadwalkan)
 Sasaran utamanya : seluruh masyarakat  Yang pokok Harus dipenuhi seluruh o Pos UKK (upaya kes kerja):
 Selalu berupaya mencari cara efisien. puskesmas seluruh Indonesia ada perusahaan/pabrik yg
 Karena lingkup > luas (apakah  Kalo pengembangan tgt perlu pemeriksaan kes
kecamatan, kelurahan? memiliki kemampuan puskes masing2 (krjsm dg puskes)
pola ttt sehingga efisien)
o Juga melaporkan ke puskes o Pemerintah  Diselenggarakan oleh kelompok satu
 semua terkoordinir di  Penghematan dana macam pelayan kedokteran atau lebih dari
puskes  Lebih efisien satu macam
 Puskes lain/pelayanan kes lain di wil kerja  Kalau langsung rujuk ke 2 : biaya > o Cara penyelenggara pelayanan
puskes tsb besar, kalau bisa di layanan primer  Pelayanan rawat jalan
 FKTP yg lain, jejaring BPJS  Memperjelas sistem pelayanan kesehatan  Pelayanan rawat jalan dan rawat inap
o Pelayanan kes rujukan  Data yg didpt di layanan primer o Macam pelayanan yang diselenggarakan
 Dilaksanakan di RS mencerminkan apa yang terjadi di  Menyediakan 1 macam pelayanan
 Rujukan pelayanan kes masyarakat kedokteran
o Rujukan kesehatan o Masyarakat  Menyediakan > 1 pelayanan kedokteran.
 Berhubungan dg teknologi  Meringankan biaya pengobatan (lengkap, tidak lengkap )
 Muntah berak/keracunan di  Puskesmas biasanya terletak di o Dari penggunaan kemajuan ilmu dan tehnologi
perusahaan tertentu lapor di dinas wilayah kerja dekat masyarakat   Pelayanan kedokteran tradisional
kesehatan utk pemeriksaan sampel akses lebih mudah & biaya lebih  Pelayanan kedokteran modern
makanan yang mengalami ringan  Konsultasi online: halodoc
keracunan tsb  Memudahkan mdp pelayanan pengobatan o Tingkat pendidikkan dan keahlian tenaga pelaksana
 Sarana o Health provider  Tidak mendapat pendidikan kedokteran
 bilamana sarana & prasarana di  Jenjang karier nakes modern
puskes ada kendala/tidak ada &  Tidak ada dr spesialis di primer, utk  Dilaksanakan oleh paramedis
perlu pemeriksaan  rujuk ke kota Plg ad bebrp puskes ad  Pelayanan di puskesmas terpencil
dinkes spesialis (puskes perkotaan) & sgt terpencil (pelimpahan
 Berhubungan karena puskesmas  Meningkatkan pengetahuan & kewenangan apabila dilaksanakan
kekurangan sarana, rujuk ke dinkes keterampilan petugas kes paramedis)
 Operasional  Ada rujuk balik: menambah  Dilaksanakan oleh dokter umum
 Perlu dirujuk ke dinkes, karena pengetahuan & keterampilan  Dilaksanakan oleh dokter spesialis dan
kurang tenaga/sarana  minta  Pelayanan kedokteran dokter umum
bantuan ke dinkes utk penanganan o Pelayanan Kedokteran (medical services) Adalah o Peranan dalam penyembuhan
 Contoh: bencana, keracunan pelayanan kesehatan yang tujuan utamanya  Peranan langsung : praktek dokter, rumah
o Rujukan medik penyembuhkan penyakit (kuratif) dan pemulihkan sakit.
 Pasien kesehatan, dengan sasaran utamanya  Peranan tidak berhubungan langsung (non
 Berhubungan dg pemeriksaan ttt, perseorangan dan atau keluarga. clinical services) : labor, apotik, radiologi
krn tdk ad spesialis di puskes   Penyakit tertentu hub dg genetik,  Jenis pelayanan kedokteran
rujuk ke tk 2  3 penularan peny dri serumah, atau hal lain o Pelayanan rawat jalan
 Pengetahuan perlu peran serta keluarga utk membantu o Pelayanan gawat darurat
 Tk kedua bisa memberi ttg materi penyembuhan pasien  peran keluarga o RS  dr AZS
pelatihan ke pertama penting (kedokteran keluarga) o Pelayanan dokter keluarga  di blok 27
 Puskesmas minta RS ttg  Macam pelayanan kedokteran  Pelayanan rawat jalan
pengetahuan yg berhub dg o Jumlah tenaga pengelola o Sarana dan prasarana lebih sederhana, murah dan
permslhan kesehatan (COVID)  Diselenggarakan oleh 1 orang lebih banyak didirikan.
 Laboratorium  Pelayanan dokter mandiri o Kebijakan pemerintah yang mendukung.
 Keterbatas puskes  rujuk lab
 Manfaat sistem rujukan
o Tingkat kesadaran masyarakat makin meningkat o Tujuan : live saving, tetapi digunakan P3 (first aid)  BPJS  kalau ada permasalahan kesehatan
terhadap yankes, pemeliharan kes dan peningkatan dan pelay RJ yg hrs ditanggulangi segera: trauma,
kesehatan.  RWT JALAN APABILA Poli tutup  lgsg ke kecelakaan  bisa pakai asuransi  tak
 Pelayanan kesehatan Dalam bentuk IGD  menimbulkan beban ke IGD ada kendala biaya
pengobatan o Pelayanan penyaringan untuk kasus yang perlu  Rumah Sakit  Dr AZS: PMK No. 3 th 2020
 Pemeliharaan & peningkatan kesehatan pelay rawat inap intensif o institusi pelayanan kesehatan yang
sasarannya pd org sehat  diharapkan bisa o Pelayanan informasi medis darurat menyelenggarakan pelayanan kesehatan
menjaga kes (diet, gizi seimbang, olahraga);  Kalau ada kecelakaan  keluarga bertanya perorangan secara paripurna yang menyediakan
melakukan control/cek kesehatan ke IGD pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat
o Kemajuan ilmu dan tehnologi kedokteran yang o Masalah : darurat
dapat melakukan tindakan yang dapat dilayani dgn  Pembiayaan : pengelolaan UGD >>, ketidak  Jenis pelayanan
rawat inap siapan masy dgn dana o a. Rumah Sakit umum
 Pelayanan yg berhub dg tindakan  perlu  Beban kerja : peningkatan jenis pelayanan  Pelayanan medik (umum,spesialis,subSp)
rawat di RS 2 hari/3 hari, tapi saat ini dg RJ di IGD, sehingga untuk pasien GD << dan penunjang medik
kemajuan teknologi tentunya bisa 1 day  Poli tutup, yg perlu pertolongan  Pelayanan keperawatan dan kebidanan;
service (lgsg pulang) pertama dtg juga  beban kerja  Pelayanan nonmedik
o Utilasi RS terbatas sehingga Rs mengembangkan  Faktor kunjungan IGD meningkat o b. Rumah Sakit khusus
pelay RJ (rwt jln). o Tidak tersedia layanan RJ terutama hari libur  RSIA, RS kanker, RS jiwa, RS mata, RS gigi
 Pasien dg tindakan bs lgsg pulang, dengan o Dokter merujuk pasien ke IGD untuk tindakan mulut, RS paru, RS khusus stroke di Padang
mengembangkan rwt jalan  menghemat  Dokter praktek swasta krn keterbatasan (krn HT cukup tinggi)
dana, lebih cepat, tdk perlu Sumber daya lgsg ke IGD, misal: trauma kapitis  satu jenis penyakit tertentu berdasarkan
lebih byk.  Ada pasien datang ke dokter pribadi tapi disiplin ilmu, golongan umur, organ, jenis
 Bentuk Pelayanan RJ dokter merujuk ke IGD karena mungkin penyakit, atau kekhususan lainnya.
o Pelayanan RJ oleh Rumah Sakit perlu tindakan, apa alasan merujuk ke IGD?  pelayanan medik dan penunjang
 Pelayanan IGD (tujuan: live saving) tetapi Trauma kepala  khawatir ada keluhan medik;
P3 (pertolongan pertama), Pely RJ lain yg blm bs ditgni (rontgen, EEG)  pelayanan keperawatan dan/atau
 IGD biasanya P3 kalau rawat jalan o Penderita karena untuk penghematan langsung ke kebidanan;dan
udah tutup IGD  pelayanan nonmedik
 Pelayanan Rawat jalan paripurna (lengkap:  Trauma/hal lain, kdg dokter praktek tidak  Klasifikasi: berhubungan dg jumlah tempat
dari pemeriksaan + penunjang) menyiapkan alat atau waktu blm tersedia tidur, jenis pelayanan
 Pelayanan Rujukan  lgsg ke IGD  Rumah Sakit umum kelas A;
 Menyiapkan spesialis & konsultan o Asuransi menanggung bila diselenggarakan IGD  Rumah Sakit umum kelas B;
 Pelayanan bedah jalan  Upaya pemecahan masalah  Rumah Sakit umum kelas C; dan
o Pelayanan RJ oleh klinik mandiri o Meningkatkan kegiatan pendidikan kesmas  Rumah Sakit umum kelas D.
 Klinik mandiri sederhana (dokter umum,  Edukasi ke masy Melalui posyandu,  Pelayanan Kesmas  Dr asmarani, bu mariana, dr emma
spesialis, BPS) puskesmas, atau waktu kunjungan o bagian dari pelayanan kesehatan dengan tujuan
 BPS: bidan praktek swasta masyarakat untuk meningkatkan kesehatan dan mencegah
 Klinik mandiri Institusi (kelompok, o Menambah jumlah sarana kes rawat jalan penyakit dengan sasaran utamanya masyrakat
Poliklinik, BKIA, Puskesmas)  Lebih mendekatkan pelayanan yg ad di dengan mengikut sertakan potensi masyarakat
 Dokter spesialis praktek bersama masyarakat KLASIFIKASI RS: PMK No. 3 th 2020-EMA
 Pelayanan gawat darurat o Meningkatkan cakupan Asuransi ( pembayaran  UU ttg RS: UU No. 44 th 2009
praupaya.  Yang baru berhub dg klasifikasi & perizinan
o Klasifikasi: RS A, B, C, D  rekomendasi asosiasi RS serta  Anggaran masyarakat
o Klasifikasi RS diatur Peraturan Menteri Kesehatan organisasi profesi terkait  Bantuan dari dalam & luar negeri
 RS khusus: A, B, C  SK dari menteri  Gabungan antara anggaran pemerintah &
 Tentang klasifikasi RS yang lama: 2010  Klasifikasi masyarakat
 Yang baru:  Berdasarkan jumlah tempat tidur o Biaya kesehatan adalah besarnya dana yg
o Menyesuaikan kondisi lapangan, era globalisasi  Sarana prasarana disediakan utk menyelenggarakan berbagai upaya
 Kelas RS: menggambarkan kompetensi/kemampuan  SDM kesehatan yg diperlukan o/ perorangan,
pelayanan RS diatur batas minimal & maksimal masing2  Peralatan keluarga/kelompok, dan masyarakat
kelas: ada lampiran & pengaturannya  Klasifikasi berdasar jumlah tempat tidur o Fs pembiayaan kes:
 Konsep klasifikasi RS: PMK No. 3 th 2020 o RS Umum  Penggalian dana utk upaya kes mas
o Dasar kelas RS berdasarkan  Kelas A: min. 250  Pengalokasian dana dari sumber
 jumlah tempat tidur  Kelas B: min. 200 pemerintah/masy
 Pelayanan yg diberikan  Kelas C: 100  Pembelanjaan utk pemeliharaan kes mas
 SDM  Kelas D: 50  Health provider (penyedia pelayanan kes)
 Bangunan o RS khusus o Pembiayaan kes adl besarnya dana bagi penyedia
 Prasarana  Kelas A: 100 pelayanan kes lebih menunjuk kepada seluruh
 Peralatan  Kelas B: 75 biaya investasi & operasional
 Klasifikasi perizinan penyelenggaraan & pembinaan:  Kelas C: 25  Pelayanan:
berhubungan dengan kepemilikan:  Berdasarkan atas pelayanan, SDM, o Pemakaian pelayanan besarnya dana bagi pemakai
o Pemerintah: bangunan prasarana, peralatan jasa pelayanan lebih menunjuk kepada jumlah uang
 Pemerintah pusat:  Pelayanan kesehatan RS yang harus dikeluarkan utk dpt memanfaatkan
 UPT instansi yg bertgs di bid o Medik & penunjang suatu upaya kesehatan
kesehatan, instansi tertentu dg o Pelayanan keperawatan kebidanan  Tujuan:
pengelolaan BLU o Non medik o Sebagai splitting : meratakan besaran risiko biaya
 Cth: RS umum pusat, BBLK  Diharapkan pelayanan lebih lengkap  sepanjang waktu  merata di setiap individu
 Pemerintah daerah: kesehatan paripurna o Risk pulling: menghitung & menjaga,
 Pengelolaan dg sistem BLUD  Kalau RS baru dibuka: mengakumulasikan risiko suatu kesakitan dg biaya
 Cth: untuk provinsi punya RS o Izin operasional selama 5 th diajukan oleh yg mahal antar individu dalam suatu komunitas
daerah Siti Fatimah pimpinan RS  Splitting: menyebarkan risiko
 Untuk kota Plg: RS Bari IT-16 Sistem Pembiayaan Kesehatan-AZS  Pulling: mengumpulkan
o Swasta  Outline: o Connection between health & poverty:
 Bentuk RS o Sistem pembiayaan kesehatan  Stunting, TBC
o Statis/permanen o Pembiayaan kesehatan di Indonesia  Org miskin mampu mendapat pelayanan
o Bergerak: pesawat, bus, kapal laut, gerbong kereta o Asuransi kesehatan wajib & komersil kes yg layak sesuai std dan kebutuhan
api, kontainer, RS lapangan o Sistem jaminan sosial nasional o Fundamental importance of health
 Jenis RS: o BPJS  Kesehatan merupakan keb dsr dimana
o RS umum o JKN individu tidak dapat menikmati kehidupan
o RS khusus  Pembiayaan kesehatan tnp status kes yg baik
 Rawat inap: 40% dari tempat tidur o Salah satu bidang dari ekonomi kesehatan (health  Faktor2 yg mempengaruhi biaya kes
 Ditetapkan oleh menteri merupakan o Demografi
economy)
penggabungan jenis yang terkait ilmunya o Sumber: o Sosek
  Anggaran pemerintah o Lingkungan
o Faktor2 lain  Dipakai BPJS  Berbasis pd kepesertaan sukarela utk
 Faktor2 yg mempengaruhi scr sederhana:  Sistem pembiayaan dg pendekatan pemenuhan keinginan (demand)
o Model epidemiologi asuransi, mempunyai perbedaan utama perorangan yg beragam
 Agen dimana individu tdk menganggung biaya  DEMAND: PERMINTAAN
 Penyakit langsung pelayanan kes tsb  Perbedaan Asuransi sosial & komersil
 Misal: COVID lebih kuat  Sistem pembiayaan kes di Indonesia o Asuran sosial:
 Host o Fee for service (out of pocket)  Kepesertaan: wajib
 Kita sbg penjamu o Health insurance  Sifat gotong royong antar golongan lebih
 Host lebih rentan terjadiny  BPJS luas
penyakit  Asuransi komersil  Mudah mensubsidi yg tua, yg kaya
 Lingkungan  Asuransi kes: mensubsidi miskin, yg sehat
o Siklus Bloom o Asuransi kes sosial mensubsidi yg sakit
 Genetik  Menjamin akses semua org yg perlu  Paket jaminan/benefit sama utk semua
 Perilaku pelayanan kes tnp memedulikan status peserta
 Paling besar ekonomi atau usianya  Keadilan sosial
 COVID 19: physical distancing sgt  Prinsip:  Pemenuhan kebutuhan medis (NEEDS)
menentukan kes dlm suatu  Keadilan sosial (social equity, social o Asuransi komersil
komunitas justice) yg mjd falsafah hidup  Kepesertaan:
 Pelayanan kesehatan semua org di dunia  Sifat gotong royong hanya antara sehat &
 Lingkungan  NEED: KEBUTUHAN sakit
 Model sistem pembiayaan kes  Keunggulan:  Premi proporsional thd upah dlm hrg
o Direct payment by patient (out of pocket):  Tidak terjadi seleksi bias tertentu
langsung membayar pasien  Redistribusi/subsidi silang luas  Bervariasi dg premi yg dibayar
 Setiap individu menanggung secara  Administrasi sederhana  Contoh: pd org yg merokok merup
langsung besaran biaya pelayanan kes  Biaya adm murah fakt risiko tinggi utk inf paru 
sesuai dg tingkat penggunaannya  Pengaturan dari fasilitas lebih biaya > tinggi
o User payment seragam  Keadilan individual
 Membayar secara langsung biaya  Memungkinkan pengendalian dg  Pemenuhan permintaan medis (DEMAND)
pelayanan kes baik pelayanan kes buying power  Sifat gotong royong dalam asuransi ada 2:
pemerintah maupun swasta secara flat rate  Memungkinkan peningkatan o Adverse reaction
dimana besaran biaya per episode sakit pemeratan pendapatan  Tidak disukai
tetap dokter/faskes  Misal merokok: premi lebih besar di
o Saving based  Memungkinkan semua penduduk asuransi komersil,
 Mendapatkan bantuan dalam pengelolaan, tercakup (Universal rate) o Favorable selection
pengumpulan dana (safety) & penggunaan  Kelemahan  Kalau di asuransi sosial bisa ikut semua
bilamana membutuhkan pelayanan kes  Pilihan terbatas  Sistem jaminan sosial nasional: ada 5:
o Informal  Manajemen krg kreatif/reponsif o Jamkes:
 Pembayaran yg dilakukan individu pd  Pelayanan seragam  Jaminan kecelakaan kerja
provider kes formal (dokter, bidan) tetapi  Penolakan faskes  Jaminan hari tua
jg pd provider kes lain (mantri, pengobatan o Asuransi kes komersil  Jaminan pensiun
tradisional)  Jaminan kematian
o Insurance based  Dari BPJS/SJSN secara legislasi pilar
pertama:
o UUD 1945 Amandemen,  Misal: Tonsilektomi  Overeating, drug, feeding
o UU No. 40 th 2004 ttg SJSN  sudah ada yg mau dibayarkan  Environment
o UU No. 24 th 2011 ttg BPJS berapa?  Work environment, ambient
o Manajemen informasi  1 paket dari dr THT environment
o Budaya asuransi sosial  Kalau perdarahan/ Hb kurang   Determinants of health
 JKN harus ditransfusi dulu (maka paket o You look circle around, you can see that these are
oPrinsip: berbeda lagi) determinants of health
 Kegotongroyongan IT-17 Overview of Occupational & Environmental Health o Biology & genetics
 Yang sehat membantu yg skt, yg  The scope of public health: Prof Winslow (Yale University) o Healthy child development
muda membantu yg tua, yg kaya  Definition of Public Health  Stunting
membantu yg miskin o Sanitation of the environment  Triangle
 Nirlaba o Control of communicable disease o Agent
 Tidak mencari laba  Definition of public health/ the scope of public health o Host
 Portabilitas o Public health is combination of science, practical o Environment (more detail)
 Apabila peserta pindah ke suatu skills, belief directed to the maintance &  Shelter, altitude, humidity, sanitation, food
daerah  masih bisa improvement of the health of people supply, water supply, temperature,
menggunakan JKN o Goals of public health determined by: overcrowding
 Apabila sakit di daerah lain bisa  Values of society  Altitude: ketinggian
lgsg ke IGD (Mobile)  Child abuse o Altitude, attitude, latitude,
 Kepesertaan wajib  Violence on women magnitude  differentiate
 Diharapkan semua penduduk  Knowledge  3 areas of prevention:
mengikuti JKN  Telemedicine o Primary prevention
 Dana amanat  Water purification  Working with healthy people  so they are
 Hasil pengelolaan dana sosial transparan  Vaccination going always in the healthy state & high
 Kendala asuransi kes:  The ability to resolve public health productivity possible and they don’t fall
o Moral hazard: penyalahgunaan sistem asuransi itu problems into sick
sendiri  Category of etiology disease in human o Secondary prevention
 Bisa dari peserta, faskes, badan pelayanan o Basically there are 3 groups of etiology in man:  Clinical care: dealing with sick people, sick
yg tak sesuai dg tatacara yg ada  Genetic make-up: age, sex, hereditary people may:
 Contoh dari pasien: bukan peserta JKN tapi factor  recover
menggunakan kartu tsb utk org lain  There is not much you can do,  disabled
berobat (yg tak ada kartu) because it rooted from genetic  die
 Dari faskes: agak berbelit dalam pelayanan make-up for person o Tertiary prevention
kes di faskes tsb (fotocopy)  LIHAT  Ex: Aging, not much you can do  People with disabilities & try to rehabilitate
HANDOUT about it, but you will old, & so so we still can probably have intelectuality,
 Dari badan pelayanan kes itu sendiri many disease like diabetes, physical ability which is left & still be
 Asuransi: osteoporosis all these things functional & probably useful
o Asuradur: BPJS kes  For female more susceptible to  Definition of occupational & environmental health
o Peserta: bapel/faskes, premi yg diberi peserta osteoporosis or breast cancer o The multidisciplinary approach to the recognition,
o DRG: Diagnostic relative group: di BPJS ada  For male more susceptible to diagnosis, treatment and prevention & control of
 Perhitungan dari data menurut diagnosis prostate cancer/BPH disease, injuries, and other adverse health
 digrupkan  Behavior condition resulting from hazardous exposure in
the workplace, home, or community (Book: LeVian o Law o Sustainable cities & communities
Wickman)  Development of appropriate legislation to o Responsible consumption & production
o WHO: Environmental health who divides into protect public health o Climate action
environmental health as those aspects of human  Example: PSBB (large scale social limitation: o Life below water
health including quality of life determine by Pembatasan sosial dalam skala besar), In o Life on land
physical, biological, social & psychosocial factors in Malaysia: movement controlled orders: o Peace, justice & strong institutions
the environment also refers the theory & practice MCO o Partnership for the goals
of assesing, correcting, controlling & preventing  Regulation related to air pollution & water  Which one is related to health from this 17 item?
this factors in the environment that potentially can supply o All of 17 items are related to health, there is
adversely affect the health of person & future  Global environmental challenges for 21st century nothing that’s not related to health
generation o Global warming o Some may be direct or indirect
o Environmental health is the branch of public health o Inequalities between industrial & non industrial  Human driving factor
that is concern with all aspects of natural & built countries o Population & urbanization
environment that may affect human health, it also o Population growth  Population: In comparison like Malaysia,
refers to theory & practice of assesing & controlling o Social economic & political inequalities nationally the population in Malaysia is much less
practice in the environment that can potentially o Deforestation than Indonesia the number of population
affect health o Water supplies or shortage so, the need of the people is tremendous in
 Difference between natural & built o Food production & distribution terms if the population is increased
environment? o Energy & resource depletion (Indonesia)
 Natural: Beaches, mountains o Soil erosion or desertification  Urbanization: as people get urbanized than
 Built: industries, mining, home of o Air pollution you need more services for people
faeces o Chemical or toxic waste including health services
 Topics in environmental medicine o War/Nuclear treats/Terrorism/ Armament cost o Poeverty & inequity
o Environmental epidemiology o Ozone depletion o Technological & scientific development
 Association between exposure to o Economic growth o Political & economic system
environmental agents & subsequence o Cultural values
 How is the world response to global env
development of disease
challenges? Apparently the world  The breakdown of global burden of environmentally
 Example: water supply is somehow related
responding to this issues by looking at related disease
with water-borne disease
sustainable development goals (SDGs)  o Environmental qualities like water supply
o Environmental toxicology
answer of the response to the earth/global o Diarrhea almost 30% (1/3)  Acute respiratory 
 Causal mechanism between exposure & community to 21st century Injuries (ambient (home)/ workplace)
subsequence development of disease
 SDGs  Mudik killing thousand of people because
 Going to talk about chemicals
o No poverty traffic injuries
o Environmental engineering
o Zero hunger o Malaria  cardiovascular events
 Factors that govern & reduce exposure
o Good health & well being o Managing environmental health is extremely
 Example: Construct water supply
o Quality education important from the perspective of public health
treatment (Water purification: produce
o Gender equality  The risk transition
domestic water supply for drinking &
o Clean water & sanitation o The process by which societies change exposure
sanitary), sewage treatment plant, septic
tank, housing o Affordable & clean energy from traditional to modern
o Preventive medicine o Decent work & economic growth o Modernization is associated with economic
 Factor that govern & reduce disease o Industry innovation & infrastructure development & some associated with public health
development o Reduce inequalities
o This can be a problem if the transition is not well o Climate change, ozone depletion in the o Society that innovation but also cooperation, stress
managed as they can be an overlap traditional- stratosphere and trans-boundary pollution and equity
modern hazard  60% of population improve sanitation  The qualities of healthy city (WHO: Tulchinsky and
 Example traditional: malnutrition is still o It’s a bit better, but not as good what we expected Varavikova)
around o The presentation of the people with improved o A safe clean physical environment
 Starvation in muara enim in sanitation in urban area is 80% o A stable ecosystem sustainable in the long term
newspaper (Still around)  In rural area 50% o A strong supportive non exploitive community
 Example modern: but we also have o Compared to Malaysia: o A high level of participation or controlled by the
cardiovascular events (stroke), injuries due  On the above is around 90%, and in the public over decisions affecting their lives & well
to traffic rural areas is 60% being
 Traditional hazard o Definitely a problem of sanitation here in Indonesia o Meeting basic needs: food, water, shelter, income,
o Lack of access to safe drinking water  Potential association between exposure & health safety, and work for all cities people
o Inadequate or poor quality housing & shelter o Group of diseases which are related to exposure & o A wide variety of experiences and resources for
o Inadequate basic sanitation, household & environment contact, interaction & communication
community o Pollutant air, excreta disposal, pollutant water, o A diverse, vital & innovative city
o Food contamination with pathogen, Dietary pollutant food, housing & global environment o Connection with past, cultural, biological herritage
deficiency o Picture: How this environmental factors are related o A form compatible with these objectives
o Indoor air pollution from cooking & heating using to the particular disease o An optimum level of public health & medical
biomass fuel (Wood, animal dunk, and crop  Is the cardiopulmonary disease related to services
residues) environment? Yes to environmental o High health status, positive health, low level of
o Disease vectors, mainly insects & rodents pollution, especially particulate matter disease
o Inadequate solid waste disposal  Chronic respiratory disease? Yes, like  Very Direct & clear For example item no. 5:
o Occupational injury hazards in agriculture & asthma, is very much related to unhealthy meeting basic needs: food, water, shelter,
cottage industries housing income, safety & work for all cities people
o Natural disasters including floods, droughts and  Tuberculosis also related to unhealthy  Bit remote connection, but still important
earthquakes housing as no. 8: connection with past, cultural, and
 Modern hazard  Malaria is related to many factors biological herritage
o Water pollution from populated areas or intensive including: global warming  Example: Museum  connection
agriculture  Changes in the temperature  the with past
o Urban air pollution from motor cars, coal power habitat of mosquito is going to be  Biological herritage: making
stations & industry, traffic accidents changed either increased/reduced pempek
o Food contaminations with pesticides; poor diet in the areal coverage what we  Cultural: attraction or every august
leading to obesity called as Malarious Area. 17 we have bidar
o Tobacco smoke  Diarrheal disease: excreta disposal & water  Food Safety Issues
o Emerging and re-emerging infectious disease supply o Microbial contamination: bacteria, viruses, fungi
hazards  Healthy city o Additives
o Solid and hazardous waste accumulation o Living in a healthy place means having adequate o Pesticide residues: salted fish
o Chemical & radiation hazard following housing a secure and meaningful livelihood access o Environmental contaminance: lead in the air, food
introduction of industrial & agricultural to school, parks, and public spaces in the street side
technologies o Safety & freedom from violance, inpolluted air, soil o Natural toxin: tempe bongkrek, poisonous cassava
o Deforestation, land degradation and other major & water  Food associated with food-borne illness
ecological changes at local and regional levels o Salmonella: Eggs
o Staphylococcus : found in food handlers (the o Enhance the immunity to infection (vaccination,  Lifestyle if you are drink, unsafe sex
person that handling the food) nutrition, physical fitness)  Physical Hazards
o Clostridium  COVID 19  immunity to infections o Noise:
o Shigella  We can have from good nutrition, physical  Occupational exposure: NIHL
o Pseudomonas fitness or vaccination (still developing   Ambient Noise: nuisance
o Bacil cereus next year) o Vibration
 For Example last year we have a problem about the  Scientifically to get rid of the problem if we  Hand arm: Hand arm vibration syndrome
imported food items: have vaccine entire virus medicine  Whole body: LBP, etc
o It contains Listeria monocytogenes o Behave sensibly (drugs and alcohol, exercise, safe o Thermal: heat related disorders, stroke,
o Also in Malaysia  problem in food sanitation sex, stress management) exhaustion, cramps, syncope, frostbite
o Example here in the school of medicine people are o Satisfactory nutrition (well balance diet) o Barometric pressure: hyperbaric, aerospace
selling food but the qualities doubtful o Well born children (MCH: Maternal and childhood) medicine
 Industrialization gas  psychosocial problem o Prudent health care (cautious in adopting new o Radiation
o If you are medical doctor on duty in this place like 3 technology)  Ionizing: alpha, beta, gamma, neutron, x-
months  you are feeling of isolation, in the  Examples of Hazardous Exposure rays
middle of nowhere, especially when you have o Contamination of air, water, and soil by a factory  Non ionizing: UV, infra red, lasers,
typhoon where workers are also exposed microwave, radio
o This is the example of built environment o Agriculture workers’ application of pesticides that  Mechanical & Ergonomics hazards
 Basic requirements for a healthy environment (The most may contaminate surface and ground water o Physical injury
important in this lecture: Introduction) o Workers bringing asbestos, lead and other  Traffic
o Requirements artinya: persyaratan; ada 5: (CBT) hazardous material home on their work cloth, skin,  Workplace
o Clean air: indoor, outdoor (ambient, work hair  Home and recreation
environment) o Exposure of workers and community residents to o Ergonomics
o Safe and sufficient (fresh) water: quality, quantity, hazardous wastes that have been inappropriately  Designing workplace that can be modified
accessibility disposed of by industries or adapted to the needs of individual
 Arti fresh water: air tawar  Environmental and Occupational Health Hazards workers
o Adequate and safe food (starvation, food-borne o Natural and anthropogenic sources  Cumulative trauma disorders (CTS)
disease, junk food)  (pesticides)  OLD name Cumulative trauma
 Junk food: padang food, makanan cepat o Biological (bacteria, viruses, parasites, BBP etc.) disorder, now we know as
saji  containing too much salt & fat o Chemical hazards: heavy metals, solvents, musculoskeletal disorder
o Safe and peaceful settlements (overcrowded: drug pesticides, carcinogens  Frequency, strength, position, duration
abuse, urban violence, contagious disease) o Physical hazards: noise, vibration, thermal o Chemical hazard
o Stable global environment (cool/hot), radiation (ionization or non),  10 millions chemicals synthesized, 1% used
 Long range transport illumination commercially
 Climate change  Illumination: intensity of light  3000 chemicals enter the market annually,
o If you are going to examination then we are going o Mechanical (motor vehicles, workplace injury) 1% hazards known
to take somewehere from this factors: food, o Ergonomics: repetitive, awkward positions  Most chemicals not adequately tested on
settlements, global health, safe & peaceful  Ex: LBP (low back pain) their toxicity
settlements (housing), food sanitation, water o Psycho-social: stress, lifestyles  Inorganic: corrosive materials, metals
supply sanitation, indoor environmental  Ex: when you are living in the built  Organics: Hydrocarbons (aliphatic and
 Ways to promote good health environment such as upshore area will give aromatic), halogenated Hc, alcohols,
o Safe environment (physical, chemical, biological) you a lot of stress
glycols and derivates, organic solvents o Five major killers: respiratory infection, diarrhea, o Hearing loss (tuli akibat kebisingan tinggi)
(benzene, trichloroethylene) TB, Malaria, Measles o Muskulo-skeletal disorders (penyakit otot dan
 Pesticides (organo-chlorine, organo- o Water pollution by human excreta is the main rangka)
phosphorous, carbamate) pathway of cholera, dysentery, typhoid, hepatitis-A  Due to ergonomic stressors
 Routes of exposure through gases, liquid and solid matter and schistosomiasis o Occupational dermatoses (penyakit kulit akibat
o There are 4 ways People exposed to chemical o Environmental changes: ebola, malaria, avian flu, kerja)
hazard through: etc  It’s a little bit difference, but there are lot of similarities,
 Water supply o HIV/AIDS & re-emerged of TB one of important differences:
 Air : Inhalation  Psychosocial o In Indonesia: having lot of areas for agricultural
 Food : GI-tract o Stress: the form of the condition development which we are using pesticide  no
 Soil: GI tract and skin  Depression wonder that pesticide toxicology is important
o The chemical could be gas, liquid, solid  Suicide  Problem solving paradigm 6 steps:
o In occupational health there are 3 importants:  Substance abuse o Risk assessment
inhalation, GI tract & skin  Violence  Define the problem
o Ambient environmental health there are 4,  Psycho somatic diseases  Measure its magnitude
including food o Stressors: the cause  Understand key determinants
 Environment pulls the trigger  Family related o Risk management
o Human health & disease are determine by  Work related: Interpersonal, organizational  Develop intervention/prevention strategies
exposure  10 most related Work related diseases & injuries in US  Set policy/priorities
o These exposure may give problems because (CDC, NIOSH)  Implement and evaluate
interaction with age/time, genetic factors, but it’s o Lung disease  Student projects: SKRIPSI dengan prof tan, mbak gita, dr tri
environment that pulls the trigger o Muskuloskeletal injuries hari
 Routes of chemical hazard: routes of absorption, o Cancers o Domestic waste management
distribution and excretion of toxic substances o Severe trauma o Excreta disposals
o Skin, respiratory tract, GI tract  these are 3 ways o Cardiovascular disorders o Liquid industrial waste
most important of exposure o Disorder of reproduction o Air quality (ambient)
o Media could be: water, soil, air and drugs o Neurotoxic disorder o Noise quality (ambient)
o When you’re exposed most of the time the o Noise related hearing loss: NIHL o Water quality n Health
pollutant is going to be brought into the blood & o Dermatologic conditions o Work related diseases
metabolized in liver  metabolite  excreted to o Psychological strain & boredom o Ergonomic n MSDs
kidney, sweat or faeces  If we talk about department of environmental health: 2 o Industrial noise n NIHL
o The blood is where most of the time people are things: environmental health & occupational health o Food safety
checking availability of chemicals  Most important occupational disease in Southeast asia o Vector control n health
o Liver is extremely important because these organ (WHO) o Housing and health
which is mostly responsible for o Pneumoconioses (paru berdebu) o Indoor air quality n BRIs
metabolizing/neutralizing the toxic chemicals o Silicosis (fibrosis paru karena Silica) o Env chemical n health
 Biological hazards o Byssinosis (fibrosis paru karena debu tekstil)  a
o Plants, insects, rodents, fungi, bacteria, viruses, o Heavy metals poisoning (keracunan logam berat)
toxins, allergens  Most important is lead (Pb)
o Prion (disease producing protein particle) ‘mad o Pesticides toxicity (keracunan pestisida)
cow’  Also very important which is occupational
disease related to pesticide application

Anda mungkin juga menyukai