Anda di halaman 1dari 59

ABSOLUT, RASIO,

PROPORSI DAN RATE


UMUM
Pada akhir perkuliahaan mahasiswa diharapkan mampu
menyebutkan dan menjelaskan ukuran – ukuran kesakitan
dan kematian /ukuran frekwensi penyakit.

KHUSUS
1. Mahasiswa mampu menyebutkan dan menjelaskan
Ukuran frekwensi penyakit (Rasio,Proporsi dan Rate)
2. Mahasiswa mampu menyebutkan dan menjelaskan Angka
Insiden dan penggunaannya
3. Mahasiswa mampu menyebutkan dan menjelaskan Angka
Prevalens dan penggunaannya.
Dokter klinik:
me-tap dx -- alat bantu (ukur Hb dlm gr%, tek drh dlm
mm hg, kadar kolesterol dlm mg per 100 ml,dll)

Ukuran2 ini u mtapkan? px punya masalah/tdk? -- tx sesuai


masalah.

Dr klinik hanya berurusan dg or sakit (pembilang saja), PH


bertanggungjawab pd semua peddk (sakit-sehat/pembilang dan
penyebut)

Ex.laporn kx: “ masalah tbc, gambaran dari 500 kasus”

- lap epid: “angka insiden tbc di Prop.”X” 9 per 1000 pddk,


kelompok pddk sosek rendah mempunyai angka insiden 10 kl >
tinggi dibanding pddk sosek menengah”
Dr public health:

Me-tap dx/ masalah perlu ukuran/indikator : Rate


= angka/tingkat

Uk. kesakitan = morbidity rate


Uk. kematian = mortality rate

Rate = jumah kejadian (penyakit, kematian, kelahiran,dll)


penduduk yg terancam dari kejadian tsb
 Angka absolut : juga dipakai u kepentingan
manajemen,misal u merencanakan keperluan obat
di s ‘ wilayah.

 Contoh : bila lap.kasus tbc di s’ Kab.X jml 350 or


dalam satu tahun, oleh Ka.Dkes Kab X bisa u
merencanakan kebutuhan obat tbc dalam satu
tahun.
 Bila 10% dari kasus tbc tsb perlu dirawat di RS,
maka lap. ini bisa dipakai Ka.RS u merencanakan
kebutuhan obat, TT, jml perawat, dan kebut lain
yg dipersiapkan u kepentingan perawatan
penederita tbc di RS.
 ANGKA ABSOLUT/FREKUENSI

 RASIO

 PROPORSI

 RATE:
 RISK
 PREVALEN
 ANGKA INSIDEN
 Sebagai dokter klinik:

1. Diagnosa pasien RISK

2. Penentuan therapi Kesakitan PREVALENS


ANGKA INSIDEN

3. Prognosa
SURVIVAL RATE
4. Kecenderungan Kematian
CASE FATALITY
RATE
 Sebagai dokter yang berorientasi
publik
1. Diagnosa masalah kesehatan
2. Evaluasi suatu intervensi/program
3. Manajemen program
4. Membandingkan status kesehatan

Rasio, Proporsi, Rate: insiden dan prevalen


 Merencanakan logistik Ok
 Mengetahui masalah kesehatan masyarakat
 Menilai keberhasilan program
 Meneliti kausa penyakit
 Perbandigan antara dua nilai (X:Y)
 Pembilang (numerator) dan penyebut
(denominator) saling independen.
 Pembilang tidak ada di penyebut.
 Contoh:
 Sex ratio
 Dependency ratio
 Maternal mortality ratio
X
 Child woman ratio
 Proportionate mortality ratio Y
PROPORSI
• Pembilang ada di penyebut, dinyatakan dlm
% atau pecahan.
• Contoh:
– Proporsi pemakai IUD dari seluruh akseptor
KB
– Proporsi penderita diare dari seluruh
pengunjung klinik X
(X+Y)
Tabel berikut disajikan contoh rasio dan proporsi.
Berapa perbandingan (rasio) px influensa dg px tbc, dan
berapa proporsi px influensa dari semua px yg
brkunjung ke Pusk “X”?
No Jenis Penyakit Jumlah
penderita
1 Inluensa 5500
2 Diare (penyebab tidak jelas) 1100
3 Tb paru 200
4 Bronkitis kronik 500
5 Campak 300
6 Anemia 900
7 Kolera 200
8 Eksema 600
9 Bisul dan sakit kulit lainnya 900
10 Semua jenis penyakit 10.200
“RATE”
• Adalah proporsi yg harus memenuhi bbrp
persyaratan, dimana penyebutnya adalah
penduduk “at risk”
• Contoh:
– Crude death rate
X
– Cause specific death rate
– Infant mortality rate
X+Y
– Maternal mortality rate
– Crude birth rate
SYARAT “RATE”
Pembilang / Penyebut, Konstanta, Waktu
1 2 5 4 3
1. Pembilang dan penyebut kharakteristiknya
sama
2. Penyebut adalah penduduk at risk (berisiko)
3. Dinyatakan dalam satuan waktu
4. Dinyatakan dalam konstanta bilangan bulat
kelipatan 10 (100,1000, 100000, dst)
5. Penyebutnya penduduk daerah geografis
tertentu
Ada perkecualiaan, penyebut bukan pddk suatu daerah
geografis tertentu, tetapi jml kelahiran hidup atau lainnya:

IMR = Jml kematian bayi usia < 1 th dlm 1 tahun


Jml bayi lahir hidup selama tahun yg sama X 1000

NMR= Jml kematian bayi usia < 28 hari dlm 1 tahun


Jml bayi lahir hidup selama tahun yg sama X 1000

FMR= Jml kematian fetus ( bayi lahir mati dlm 1 th


Jml bayi LH dan LM selama tahun yg sama X 1000

CFR= Jml penderita yg mati pd kurun waktu tertentu


Rate adalah proporsi tetapi tidak semua
proporsi adalah rate.
 Cause specific death rate karena penyakit
demam berdarah
 Case fatality rate* penyakit demam berdarah.
Rate = laju, ukuran yg menunjukkan
kecepatan kejadian.

Istilah dalam persentase.


Kejadian penyakit dibedakan 2 jenis :
* Angka insiden (kasus baru) 
mengetahui etiologi penyakit.
* Angka prevalensi (kasus baru +lama)
- Definisi (apa?)
- Cara mengukur
- Untuk apa (kegunaan)
 Angka insiden: proporsi penduduk yang
sebelumnya tidak menderita suatu penyakit
lalu menjadi sakit pada kurun waktu
tertentu, terhadap penduduk “at risk” yang
diamati.

 Angka prevalen: proporsi penduduk yang sakit


pada suatu titik waktu terhadap penduduk
“at risk” yang diperiksa.
 Angka Insiden adalah ukuran kesakitan dan
kematian yg dipakai untuk mengukur:
 * besarnya kemungkinan (probabilitas) terjadinya
suatu penyakit pd sekelompok peddk yg
sebelumnya tdk menderita penyakit tsb pd suatu
kurun waktu tertentu/.
500 orang
1/1/05 31/12/05
 Insiden : kejadian (kasus) penyakit yg
baru saja memasuki fase klinik dlm
riwayat alamiah peny.

 Ukuran frek. insidensi ada 2 macam :


* Insidensi kumulatif
* Laju insidensi
 Adalah parameter yg menunjukkan taksiran
probabilitas (risiko, risk) sesorang u terkena
peny.(atau u hidup) dlm suatu jangka waktu.
 CI merp. Proporsi orang yg terkena
peny.diantara penduduk yg berisiko terkena
peny. tsb. Rumus sbb:

 CI = Jml or. yg terkena peny. dlm suatu jangka waktu

Jml semua or. dlm risiko u terkena peny.dlm jk waktu itu.


Contoh :
 Attack “ rate “(risk) keracunan makan tempe bongkrek
 Risiko kejang demam sj lahir – usia 6 bulan
 Angka kematian kasus (case fatality “rate” = risk) u tbc
 Probabilitas hidup dalam setahun post dx.ca paru.
 Risiko dlm 5 th terkena PJK pd pria usia 50 th.

Kegunaan IK/CI :
1. Ukuran alternatif laju insidensi( ID) dlm mempelajari
etiologi penyakit.
2. Mengetahui risiko populasi u mengalami prognosis
(akibat lanjut peny.)
3. Menget. kelompok populasi yg memerlukan intervensi
kese.
 Proporsi individu yang terkena Penyakit diantara
semua orang yang berisiko penyakit tsb

Numerator dan denominator adalah individu yang


bebas dari penyakit pada saat observasi dimulai

Nilai berkisar antara 0 sampai dengan 1

Penting: Tentukan spesifik periode tertentu


(risiko seumur hidup sebesar 1% masih dapat
diterima, risiko selama 1 tahun sebesar 1%
sangat tinggi)
 Denominator : populasi yang berisiko terkena
penyakit dan tidak mengandung komponen waktu.
 “Population At Risk” Cervix Cancer

0-
25thn
Laki
2 26-69
thn Pop at
Risk Ca
+70 Cx
thn
 Syarat digolongkan berisiko :

1. Tidak sedang/telah terjangkit penyakit yg diteliti


2. Tidak imun terhadap penyakit yg diteliti
3. Memiliki organ sasaran yg masih intak
4. Hidup
5. Masih dalam jangkauan pengamatan
Contoh :

 Attack “Rate” keracunan tempe


 Risiko kejang demam sejak lahir-6 tahun
 Case fatality “rate” Tuberculosa
 Risiko dlm 5 tahun untuk terkena PJK pd pria
Indonesia umur 50 tahun
 Framingham study : dari 798 laki-laki umur 30-39
tahun diobservasi dalam periode 12 tahun,
didapatkan 40 orang menderita CHD.
 Berapa Insiden Kumulatif dlm periode tsb ?
40/798 = 5%
 Apa artinya hasil yang didapat ?
risiko laki-laki terkena CHD untuk 12
tahun ke depan 5%
 Attack Rate :
Adalah angka kejadian serangan yang terjadi
diantara orang yang berisiko terkena serangan
tersebut

 Secondary Attack Rate


Adalah angka kejadian serangan dimana
denominatornya adalah orang yang berisiko
terserang pada hari pertama dikurangi dengan
orang yang telah terserang pada hari pertama.
Keluarga A Keluarga B Keluarga C

= Kasus kedua = Sehat = Kebal


= Kasus pertama

Hitunglah Secondary Attack Rate ?


 Laju insidensi (incidence rate, incidence density) :
ukuran yg menunjukkan kecepatan kejadian (baru)
peny. pd populasi. IR / ID merp. proporsi antara
jml orang yg menderita peny. dan jml or dlm risiko
x lamanya ia dlm risiko
jml kasus baru penyakit
 ID =
Jml or dlm risiko X lamanya masing2 dlm risiko
Cara mendapatkan angka insiden

1.Melakukan pengamatan langsung pada


sekelompok penduduk (data primer).

2.Memperkirakan dengan memakai data


sekunder.

3.Memperkirakan dengan memakai data


angka prevalen dan lama rata-rata
sakit (durasi). Rumus: P = I x d
Sampel
500 pdd
x
at risk x
x
1/1/92 30/3/92 30/6/92 30/9/92 31/12/92
Pembilang angka insiden:
 Jumlah penduduk yang menjadi sakit pada

periode waktu tertentu


 Jumlah kejadian penyakit pada kurun waktu

tertentu (penyakit-penyakit akut & tidak


memberi kekebalan)
Penyakit Gonore

Kasus 1

Kasus 2

Kasus 3

Kasus 4

1/1/90
1500 penduduk “at risk” 31/12/90
AI dg pembilang jml orang

• AI = 4 / 1500 x 1000 = 2,7 / 1000 pdd.


• Interpretasi: besarnya kemungkinan
bagi seseorang untuk menderita/
terkena GO = 0,003 (2,7/ 1000 pddk)
• Kegunaan:
Mengungkapkan etiologi penyakit
Manajemen.
AI dg pembilang jml kejadian

• AI = 14 / 1500 x 1000 = 9,3 / 1000 pdd.


• Interpretasinya: jumlah kejadian GO
yang mungkin terjadi pada 1000
penduduk ialah 9,3 kejadian.
• Kegunaan:
Hanya untuk manajemen.
PEMBILANG
Yang terkena penyakit  Posyandu,
Puskesmas, Puskesmas pembantu, RS, RSUP,
Laboratorium (Pemerintah dan swasta), Swasta
(Dokter, paramedis)
Kapan dikatakan mulai sakit?
 Mulai ada gejala penyakit
 Diagnosis mulai ditegakkan
 Pada saat dilaporkan
 Pada waktu masuk rumah sakit.
PENYEBUTNYA
= Penduduk wilayah tersebut pada
waktu tersebut

1. Sensus penduduk.
2. Estimasi jumlah penduduk dari angka
pertumbuhan dan hasil sensus.
3. Registrasi penduduk atau vital statistik.
 Pada PEMBILANG:
 Tidak datang
 Sudah sakit sebelum periode
waktu penetapan angka
insiden
 Akurasi diagnosis penyakit.
Sumber “bias” pada data sekunder
• Pada PENYEBUT:
– Penduduk yang tidak “at risk”
termasuk di dalamnya.
– Penduduk yang sudah sakit
sebelumnya termasuk.
– Bila memakai registrasi
penduduk  kurang akurat.
Prevalensi tergantung dari:
1.Jumlah penderita di masa lalu (insiden di
waktu lalu).
2.Lama sakit (durasi).

P≈Ixd
Hanya untuk penyakit kronis saja.
Cara 3: Dengan formula
Kalau I dan d stabil dalam waktu yang lama maka:

P≈Ixd P=Ixd
d tidak stabil bila ditemukan obat atau
teknologi pengobatan yang baru

I tidak stabil bila ditemukan teknologi


pencegahan dan pengobatan yang efektif
 Adalah penduduk “at risk”
 Tidak “at risk”:
 Sudah pernah sakit lalu kebal
 Mendapat imunisasi
 Sudah sakit dan masih sakit saat angka insiden
diukur
 Mati
 “Lost to follow up”
PENDUDUK MANA DIPAKAI PENYEBUT?

MATI

PINDAH

SEMBUH
PENDUDUK MANA DIPAKAI PENYEBUT?

• Penduduk rata-rata.
• Penduduk awal + akhir dibagi 2.
• Penduduk pertengahan tahun atau
pertengahan masa pengukuran
• “Person years”  paling akurat, karena
lama pengamatan masing-masing individu
diperhitungkan.
Januari Pebuari Maret April Mei Juni
A
B
C
D
E
F
G
ANGKA PREVALEN
- Point Prevalen
- Period Prevalen

500 orang
1/1/90 1/6/90 31/12/90
POINT PREVALEN

• PROPORSI penduduk yang sedang menderita suatu


penyakit pada SATU TITIK WAKTU pengamatan.

• Jumlah kasus yang ada pada titik (saat) tersebut


dibagi penduduk yang diperiksa.
ANGKA PREVALEN  ETIOLOGI
• Tidak menyatakan risiko.
• Hubungan temporal tidak terpenuhi

1/1/90 1/5/90 1/9/90 31/12/90

1500 penduduk “at risk”


PERIOD PREVALEN RATE
• Jumlah kasus yang sedang sakit pada pemeriksaan
awal + kasus baru pada kurun waktu tertentu
dibagi populasi rata-rata.

INSIDEN

POINT PREVALEN
PERIOD PREVALENCE RATE

• Ukuran ini jarang dipakai.


• Hanya dipakai untuk penyakit-penyakit
dengan onset yang susah diketahui dan
kumat-kumatan, misalnya psikosis.
• Bila hanya ditulis angka prevalens saja maka
yang dimaksud adalah “point prevalence”.
P=I x D
Insidensi

Prevalensi
Prevalensi meningkat, bila :
 Durasi penyakit yang lama

 Pemanjangan usia penderita tanpa terapi

 Meningkatnya kasus baru

 Peningkatan sarana diagnostik

Prevalensi menurun , bila :


 Durasi penyakit lebih pendek

 Fatalitas kasus meningkat

 Menurunnya kasus baru

 Meningkatnya tingkat kesembuhan


Rate Tipe Numerator Denominator

Mortality Rate Incidence Jmlh kematian krn Populasi total


penyakit
Morbidity Rate Incidence Kasus baru penyakit Populasi total yang
non fatal berisiko
Infant Mortality Incidence Jmlh kematian dlm 1 1000 kelahiran
Rate thn anak yg berumur < hidup
1 thn
Case Fatality Incidence Jmlh kematian krn Jmlh kasus
Rate penyakit penyakit tsb

Maternal Incidence Kematian yg terkait 100000 kelahiran


Mortality Rate dgn kehamilan ibu hidup
KEGUNAAN ANGKA INSIDEN DAN PREVALEN

Angka insiden Angka prevalen

Risiko menjadi sakit


Proporsi yang sakit (suatu saat)
(kurun waktu)
Untuk penyakit akut
Untuk penyakit kronis saja
/kronis
Gunanya: Gunanya:
- Etiologi - Manajemen (perencanaan &
- Manajemen eva.prog)
(perencanaan & eva.prog) - Etiologi
Prevalence bermanfaat untuk:
• Perencanaan Pelayanan Kesehatan

• Membuat proyeksi kedepan

• Estimasi perubahan penyakit yang

mengkhawatirkan dalam masa yang akan


datang
 Laporan Penyakit Menular, Cancer registry
 Data pada Asuransi
 Rumah Sakit, Klinik-klinik swasta
 Industri : angka ketidakhadiran
 Pemeriksaan kesehatan PNS
 Survey morbidity

Anda mungkin juga menyukai