DAERAH JAMBI
1
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH JAMBI
I. PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
1. POJOK DOTS
Pojok DOTS adalah sarana bagi tenaga kesehatan untuk memberikan sosialisasi
kepada masyarakat tentang penyakit tuberculosis (TB). Sampai saat ini penyakit TB
belum bisa diberantas dari muka bumi, bahkan pada Negara berkembang -seperti
Indonesia- prevalensinya masih tinggi yaitu 220 per 100.000 penduduk pertahun. Di
Indonesia, setiap 4 menit ada 1 orang yang meninggal karena TB dan setiap menit ada 1
orang yang terinfeksi baru oleh kuman TB. Jika tidak diobati, pasien TB akan
menularkan kuman TB kepada 10 orang di sekitarnya dalam waktu 1 tahun.
DOTS (Directly Observed Treatment Shortcourse) adalah strategi penyembuhan
TB jangka pendek dengan pengawasan langsung yang telah direkomendasikan oleh
WHO sejak tahun 1993. DOTS adalah strategi yang paling efektif saat ini untuk
menangani pasien TB, dengan tingkat kesembuhan bahkan sampai 95 persen. Dalam
strategi ini ada tiga tahapan penting, yaitu mendeteksi pasien, melakukan pengobatan,
dan melakukan pengawasan langsung.
Tingkat deteksi yang rendah mungkin disebabkan sosialisasi penyakit TB oleh
tenaga kesehatan yang masih bersifat pasif, menunggu pasien datang ke unit pelayanan
kesehatan seperti puskesmas dan BKPM. Hal ini dimaklumi mengingat alokasi dana
untuk peran aktif ini belum ada. Bahkan, untuk pasien putus obat yang seharusnya
dilacak pun masih belum dilakukan sepenuhnya oleh tenaga kesehatan. Padahal angka
putus obat (default) di Indonesai juga masih tinggi. Dengan adanya peringatan hari TB
se-dunia setiap tanggal 24 maret, semoga masyarakat akan memberikan perhatian lebih
kepada penderita TB.
2
Penanggulangan Tuberkulosis merupakan program nasional yang harus
dilaksanakan di seluruh Unit Pelayanan Kesehatan termasuk Rumah Sakit. DOTs
Merupakan strategi penanggulangan Tuberkulosis di Rumah Sakit melalui pengobatan
jangka pendek dengan pengawasan langsung. Khusus bagi pelayanan pasien
tuberkulosis di Rumah Sakit dilakukan dengan strategi DOTS. Pojok DOTs adalah
tempat untuk konsultasi pasien TB.
Hal ini memerlukan pengelolaan yang lebih spesifik, karena dibutuhkan kedisplinan
dalam penerapan semua standar prosedur operasional yang ditetapkan, disamping itu
perlu adanya koordinasi antar unit pelayanan dalam bentuk jejaring serta penerapan
standar diagnosa dan terapi yang benar, dan dukungan yang kuat dari jajaran direksi
rumah sakit berupa komitmen dalam pengelolaan penanggulangan TB.
Fokus utama DOTS adalah penemuan dan penyembuhan pasien, prioritas
diberikan kepada pasien TB tipe menular. Strategi ini akan memutuskan penularan TB
dan dengan demikian menurunkan insidens TB di masyarakat. Menemukan dan
menyembuhkan pasien merupakan cara terbaik dalam upaya pencegahan penularan TB.
Sejarah upaya penanggulangan TB dimulai pada awal tahun 1990-an WHO dan
IUALTD (International Union Against Tb and Lung Diseases) telah mengembangkan
strategi penanggulangan TB yang dikenal sebagai strategi DOTS, dan telah terbukti
sebagai strategi penanggulangan yang secara ekonomis paling efektif (cost efective).
Strategi DOTS terdiri dari 5 komponen kunci:
a. Komitmen politis
b. Pemeriksaan dahak mikroskopis yang terjamin mutunya
c. Pengobatan jangka pendek yang standar bagi semua kasus TB dengan tatalaksana
kasus yang tepat, termasuk pengawasan langsung pengobatan.
d. Jaminan ketersediaan OAT yang bermutu.
e. Sistem pencatatan dan pelaporan yang mampu memberikan penilaian terhadap hasil
pengobatan pasien dan kinerja program secara keseluruhan.
Strategi DOTS di atas telah dikembangkan oleh kemitraan global dalam penanggulangan
TB (stop TB partnership) dengan memperluas strategi DOTS sebagai berikut:
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Tujuan Umum : sebagai sarana pengetahuan kepada keluarga ataupun pasien yang
terduga ataupun terdiagnosa. Tujuan pembangunan Tempat pengambilan sputum
adalah agar hasil pemeriksaan sputum yang diambil memenuhi standar sputum yang
dapat diperiksa.
2. Tujuan Khusus:
a. Pojok DOTS
1) Untuk meningkatkan jejaring TB antar unit pelayanan kesehatan di Rumah Sakit
bhayangkara
2) Memberikan edukasi dan memberdayakan masyarakat agar ikut menjadi kader
aktif dalam penanggulangan TB.
3) Menurunkan angka insidensi TB karena masyarakat telah mengetahui penularan
dan pencegahannya.
4) Meningkatkan tingkat deteksi penderita TB oleh petugas kesehatan dan
masyarakat khusus nya dilingkungan Rumah Sakit Bhayangkara
5) Meningkatkan angka kesembuhan dan menurunkan angka kematian karena TB
4
b. Tempat pengambilan sputum dahak
a) Menyediakan tempat bagi petugas ataupun penderita untuk pengambilan sampel
sputum dahak
b) Memperkecil bahaya penularan yang mengandung bakteri TB (Mycobacterium
tuberculosis)
C. RUANG LINGKUP
1.Pendahuluan
2.Pelaksanaan
3.Organisasi
4.Pembiayaan
5.Penutup
II. PELAKSANAAN
Kegiatan Pembangunan pojok DOTS dan tempat pengambilan sputum dahak dalam rangka
meningkatkan pelayanan dan fasilitas Rumah Sakit bhayang kara dalam memberikan
pelayanan yang prima. Pembangnuan ini akan dilaksanakan pada awal bulan 2016.
III. ORGANISASI
A. KEPANITIAAN
1. Penasehat : dr.Ikaliua Sp.P
2. Penanggung Jawab : Kepala Rumah Sakit Tk. III BHAYANGKARA
KOMPOL Wahono Edhi P. Sp.PD
3. Ketua : dr.Hj Zaitun Rahmawati
4. Pelaksana : Pihak ketiga
5
IV. PEMBIAYAAN
Kegiatan pembangunan pojok DOTS dan ruang pengambilan sample dahak memerlukan
dana Rp.75.000.000.
(Tujuh Puluh Lima Juta Rupiah). Berasal dari dana Rumah Sakit Bhayangkara
V. PENUTUP
Demikianlah rencana kegiatan pembangunan pojok DOTS dan ruang pengambilan
sputum dahak yang akan dilaksanakan untuk dijadikan bahan pertimbangan pimpinan dan
pedoman bagi panitia.
6
KEPOLISIAN NEGARA REPUBLIK INDONESIA
DAERAH JAMBI