Anda di halaman 1dari 6

LAMPIRAN KEPUTUSAN DIREKTUR RS SANTA

ANNA NOMOR 113C.PERDIR.SA.TBDOTS.II.2018

TENTANG PROGRAM KERJA TB DOTS

PROGRAM KERJA TB DOTS

A. PENDAHULUAN
Untuk menanggulangi masalah TB, strategi DOTS harus diterapkan pada seluruh
unit pelayanan kesehatan terutama Rumah Sakit. Dengan mengikutsertakan secara aktif
semua pihak dalam kemitraan yang besinergi untuk penanggulangan. Pencegahan dan
pengendalian infeksi TB bertujuan intuk mengurangi penularan TB dalan suatu populasi.
Dasar pencegahan infeksi adalah diagnosis dini cepat tata laksana TB yang adekuat.
Tujuan pengendalian dan pencegahan infeksi untuk mengurangi penularan TB dan
melindungi petugas kesehatan , pengunjung dan pasien dari penularan TB. Di tingkat
global, stop TB partnership adalah sebagai bentuk kemitraan global dan mendukung
negara-negara untuk meningkatkan upaya pemberantasan TB, mempercepat penurunan
angka kematian dan kesakitan akibat TB, serta penyebab TB di seluruh dunia.
Strategi DOTS terdiri dari lima komponen yaitu:
1. Komitmen politis dan para pengambil keputusan, termasuk dukungan dana
2. Diagnosis TB dengan pemeriksaan dahak secara mikroskopis secara langsung
3. Pengobatan dengan panduan OAT jangka pendek dengan pengawasan langsung oleh
Pengawas Menelan Obat (PMO)
4. Kesinambunganpersediaan Obat Anti Tuberculosis (OAT) jangka pendek untuk
pasien
5. Pencatatan dan pelaporan yang baku untuk memudahkan pemantauan dan evaluasi
program TB

B. LATAR BELAKANG
Tuberkulosis (TB) adalah suatu penyakit yang menular, disebabkan oleh kuman
mycobacterium tuberculosis. Sumber penularan adalah dahak yang mengandung sumber
Tb. Gejala umum TB pada orang dewasa adakah batuk yang terus menerus selama 2
minggu atau lebih bila tidak diobati maka selama 5 tahun sebagian besar (90%) pasien
akan meninggal.
Obat anti tuberkulosis (OAT) yang digunakan adalah obat jangka pangjang
dengan steptomisin, INH, Pan Amino Salistic Acid (PAS) selam satu sampai dua tahun,
selanjutnya sejak 1987 hanya digunakan obat jangka pendek kombipak yangterdiri dari
INR, Rifampisin dana ethambutol dan perzinamide selama 6 bulan.
Kemudian pada tahun 1999-2001 mulai dilakukan ujicoba penggunaan obat
dalam kombinasi dosis tetap (KDT) di awasi setelah tahun 2001 DAT KDT mulai
digunakan di beberapa provinsi di Indonesia (Jawa Barat, Jawa tengah, Jawa Timur, dan
Sulawesi) dan mulai tahun 2007 , DAT KDT digunakan secara rasional.
Mulai tahun 1995, program pengendali TB mengadopsi strategi DOTS atau
Directly observed treatmetnt shortcause, yang dikombinasikan oleh WHO. Stretegi dots
telah dibuktikan dan berbagai uji coba lapangan dapat memberikan angka kesembuhan
yang tinggi. Bank dunia menyatakan strategi DOTS merupakan strategi kesehatan yang
paling Cost Effective seorang petugas di failitas pelayanan kesehatan dalam melaksanakan
tugasnya seharusnya mempunyai pengetahuan tentang tuberkulosis, program pengendalian
TB, serta hal-hal yang mendukung terselenggaranya pelayanan pngendakian TB.

C. TUJUAN
1. Tujuan Umum
a. Menurunkan angka kesakitan dan kematian akibat TB dalam rangka pencapaian
tujuan pembangunan kesehatan untuk meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.
2. Tujuan Khusus
a. Meningkatkan dan memperluas pemanfaatan strategi/ menghentikan akses
terhadap diagnosis yang akurat dan pengobatan yang efektif dengan akselerasi
pelaksanaan DOT mencapai target global dalam pengalian TB dan
meningkatkan kotersedial , keterjangkauan dan kualitas obat anti TB.
b. Menyusun strategi menghadapi berbagai tantangan dengan cara mengadaptasi
DOTS mencegah /menangani TB dengan resistensi OAT (MDR-TB) dan
menurunkan dampak TB/HIV.
c. Mempercepat upaya eliminasi TB dengan cara, meningkatkan penelitian dan
pengembangan berbagai alat diagnostik. Obat dan vaksin baru serta
meningkatkan penerapan metode dalam menjamin pemanfaatan dan
keterjangkauannya.

D. KEGIATAN POKOK DAN RINCIAN KEGIATAN


1. Kegiatan Pokok
a. Memperluas dan meningkatkan pelayanan DOTS bermutu
b. Menghadapi tantangan TB/HIV, MDR-TB, TB anak, dan kebutuhan rakyat
miskin
c. Memberdayakan masyarakat dan pasien TB
d. Penyuluhan/ pendidikan kesehatan terhadap penderita TB
2. Rincian Kegiatan
Kegiatan program pengendalian TB terdiri dari
a. Tata laksana pasien TB
b. Penemuan tersangka
c. Diagnosis
d. Pengobatan
e. Mengukur jadwal kunjungan pasie TB DOTS
f. Pencatatan & Pelaporan

E. CARA MELAKSANAKAN KEGIATAN


Tata laksana pasien TB
1. Pasien mendaftar ke bagian pendaftaran
2. Pasien Di anamnese dr Sp.PD
3. Pasien tersangka TB melakukan pemeriksaan BTA di laboratorium dengan cara:
4. Analisis melakukan penampungan sputum pasien TB dengan metode SPS
5. Analisis melakukan pewarnaan metode Ziehl Neelhsen yaitu:
a. Hidupkan Bunsen
b. Bakar Ose cincin kemudian ambil sputum lakukan di atas objek glass dengan
bentuk lonjong dengan ukuran 2x3 cm, kemudian fiksasi
c. Warnai dengan larutan carbol fuchsin 1% lalu fiksasi di bawah api bunsen,
diamkan selama 5 menit.
d. Kemudian cuci di bawah air mengalir
e. Lunturkan dengan asam alcohol 3% sampai warna merah hilang
f. Warnai dengan Methylen blue 0.1% selama 30 detik
g. Kemudian cuci di bawah air mengalir
h. Keringkan, di baca dengan mikroskop perbesar 100x
6. Bila hasil sputum (+) pasien TB diobati dengan OAT.
7. Membuat jadwal pasien TB dengan memberikan kartu TB 02 berisi jadwal
kunjungan pasien.
8. Seminggu setelah akhir bulan ke 2 diperiksa sputum ulang bila negative di beri OAT
tahap lanjutan selama 4 bulan BTA masih (+) pasien TB di kasih sisipan OAT
selama 1 bulan ketiga sputum kembali di periksa bila BTA Positif pasien dugaan
MDR Rujuk ke RSU Bahteramas, pencatatan dan penerapan pasien TB dengan
mengisi formulir pencatatan yaitu
a. Tb 01 : Jumlah pasien pasien TB yang akan di obati
b. Tb 02 : Kartu pasien yang di bawa waktu kunjungan
c. Tb 03 : Data pasien untuk 2 bulan 1 tahun
d. Tb 04 : Pencatatan laboratorium
e. Tb 05 : Jumlah pasien TB yang di obati
f. Tb 06 : Fasilitas ruangan pasien
g. TB 09 : Rujukan
h. Membuat laporan 3 bulan ke dinas kesehatan

F. SASARAN
Terlaksananya program TB DOTS di RS. Santa Anna . Pasien dengan TB dapat
terdeteksi diagnosis dan penanganan maupun pengobatan yang baik sesuai SOP Rumah
Sakit. Sehingga dapat menurunkan angka prevalensi TB dan meningkatkan angka
keberhasilan dalam penanganan dan pengobatan TB.
G. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
No Jenis Kegiatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1  Pembentukan tim DOTS
 Perencanaaan anggaran
kerja DOTS
 Pembuatan MOU Rujukan
2 Sosialisasi program kerja DOTS
3 Pelatihan sertifikasi DOTS
4 Pengusulan Sarana & Prasarana
5 Memberikan penyuluhan dan
sosialisasi pelayanan TB
6 Pencatatan, pelaporan hasil
kegiatan
7 Evaluasi Kegiatan

H. EVALUASI PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PELAPORAN


Tim DOTS menyelenggarakan monitoring dan evaluasi pelaksanaan pelayanan DOTS di
rumah sakit. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam monitoring & evaluasi:
1. Pemeriksaan mikoskopis
2. Dokter menerapkan ISTC dan SPO
3. Monitoring terhadap pasien TB untuk menyelesaikan pengobatan
4. Monitoring pelaksanaan SPO
5. Kepatuhan melaksanakan SPO jejaring internak dan eksternal
6. Rujukan pasien dan hasil umpan baliknya
7. Ketersediaan logistic OAT dan non OAT
8. Kepatuhan staf rumah sakit terhadap pelaksanaan yang di tetapkan oleh direktur
Rumah Sakit
9. Pencatatan pasien TB dengan kasus rujukan dan kasus mangkir

I. PENCATATAN, PELAPORAN , DAN EVALUASI KEGIATAN


1. Laporan dari pelaksanaan kegiatan setiap bulannnya kepada tim DOTS, komite
medic dan pimpinan Rumah Sakit.
2. Hasil laporan evaluasi kegiatan dilakukan akhir tahun.

Mengetahui
Direktur RS. Santa Anna Ketua Tim DOTS

(dr. Mario polo Widjaya, M.kes, Sp.OT) (dr. Adry Leonardy Tendean, Sp. PD)

Anda mungkin juga menyukai