Anda di halaman 1dari 34

KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI

RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN


Jalan Perintis Kemerdekaan Km.10 Tamalanrea, Makassar 90245
Website: www.rs.unhas.ac.id Email: info@rs.unhas.ac.id Tlp. (0411) 591331 Fax.(0411) 591332

PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN


NOMOR:

Tentang
PEDOMAN PENGORGANISASIAN TIM TB DOTS
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN

DIREKTUR RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN

Menimbang : a. Bahwa dalam upaya untuk meningkatkan


keselamatan pasien dan mutu pelayanan Rumah
Sakit Unhas, maka diperlukan penyelenggaraan
pelayanan TB dengan stategi DOTS

b. bahwa untuk memberikan acuan bagi rumah sakit


dalam memberikan pelayanan TB di Rumah Sakit
Unhas agar dapat terlaksana dengan baik,
diperlukan adanya peraturan direktur tentang
pedoman pelayanan TB dengan strategi DOTS

c. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana


dimaksud dalam dalam huruf a dan b, perlu
ditetapkan Peraturan Direktur Utama tentang
Pedoman Pelayanan TB dengan strategi DOTS

Mengingat : 1. Undang- Undang Republik Indonesia Nomor


36 Tahun 2009 Tentang Kesehatan (Lembaran
Negara Republik Indonesia Tahun 2009 No.114,
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia No.
5063);
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang
Rumah Sakit (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2009 Nomor 153, Tambahan Lembaran
Negara Republik Indonesia Nomor 5072);
3. Undang- Undang Nomor 29 Tahun 2004
Tentang Praktik Kedokteran (Lembaran Negara
Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran
Nomor 4431);
4. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 364/Menkes/SK/V/2009 Tentang
Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis;
5. Keputusan Menteri Kesehatan Republik
Indonesia Nomor 129/Menkes/SK/II/2008 Tentang
Standar Pelayanan Minimal di Rumah Sakit;
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN
Jalan Perintis Kemerdekaan Km.10 Tamalanrea, Makassar 90245
Website: www.rs.unhas.ac.id Email: info@rs.unhas.ac.id Tlp. (0411) 591331 Fax.(0411) 591332

6. Surat Edaran Menteri Kesehatan Nomor


884/Menkes/VII/2007 tentang Ekspansi
Tuberkulosis Strategi DOTS di RS dan Balai
Kesehatan/Pengobatan Penyakit Paru;
7. Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Pelayanan
Medik Nomor YM.02.08/III/673/07 tentang
Penatalaksanaan Tuberkulosis di Rumah Sakit;

MEMUTUSKAN :

Menetapka
n

Kesatu PERATURAN DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT


UNIVERSITAS HASANUDDIN TENTANG PEDOMAN
PELAYANAN TB DENGAN STRATEGI DOTS DI RUMAH
SAKIT UNHAS
Kedua : Bahwa pedoman pelayanan TB dengan strategi DOTS
Rumah Sakit Unhas sebagaimana tercantum dalam
lampiran peraturan ini.
Ketiga : Pembinaan dan pengawasan penyelengaraan pelayanan TB
dengan strategi DOTS di Rumah Sakit Unhas dilaksanakan
oleh Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan dan
Direktur Pelayanan Penunjang
Keempat : Peraturan ini berlaku sejak tanggal ditetapkannya, dan
apabila di kemudian hari ternyata terdapat kekeliruan
dalam penetapan ini akan diadakan perbaikan
sebagaimana mestinya

BAB I

KETENTUAN UMUM

Pasal 1

1. Rumah Sakit adalah Rumah Sakit Universitas Hasanuddin yang

disingkat Rumah Sakit Unhas


KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN
Jalan Perintis Kemerdekaan Km.10 Tamalanrea, Makassar 90245
Website: www.rs.unhas.ac.id Email: info@rs.unhas.ac.id Tlp. (0411) 591331 Fax.(0411) 591332

2. Pelayanan TB dengan strategi DOTS adalah salah satu proses

utama dalam penanggulangan penyakit TB.

3. Tim Pelayanan TB dengan strategi DOTS merupakan unit

pelayanan penunjang dalam struktur organisasi…….

4. Pasien adalah orang yang akan mendapatkan pelayanan TB

dengan strategi DOTS atas rujukan dari dokter.

5. Koordinator pelayanan……

6. Direktur adalah Direktur Rumah Sakit Unhas

BAB II

MAKSUD DAN TUJUAN

Pasal 2

Pedoman pelayanan TB dengan strategi DOTS bertujuan

meningkatkan kualitas dan produktivitas pelayanan dengan

meningkatnya pelayanan pasien TB yaitu skrining penyakit,

diagnosis, prognosis dan pemberian terapi, serta mencegah

terjadinya penularan TB.

BAB III

PENYELENGGARAAN

Pasal 3

(1) Penanggulangan TB diselenggarakan secara terpadu,

komprehensif dan berkesinambungan.


KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN
Jalan Perintis Kemerdekaan Km.10 Tamalanrea, Makassar 90245
Website: www.rs.unhas.ac.id Email: info@rs.unhas.ac.id Tlp. (0411) 591331 Fax.(0411) 591332

(2) Penyelenggaraan pelayanan TB dengan strategi DOTS di

Rumah Sakit diperuntukkan secara umum bagi seluruh unit

rumah sakit dan secara khusus untuk unit TB DOTS di

Rumah Sakit Universitas Hasanuddin.

BAB IV

RUANG LINGKUP

Pasal 5

Ruang lingkup pelayanan TB dengan strategi DOTS Rumah Sakit

Unhas adalah sebagai berikut :

1. Poli Paru yang didalamnya terdapat poli DOTS dengan


pelayanan yang berlangsung selama 5 hari kerja dari
pukul 07.30 WITA sampai pukul 16.00 WITA dengan
pelayanan dan fasilitas lengkap yang melayani pasien
dengan terduga TB dan pasien TB.
2. Penanggulangan TB secara terpadu, komprehensif dan
berkesinambungan.
3. Penanggulangan TB nacional yaitu eliminasi pada tahun
2035 dan indonesia bebas TB tahun 2050.

BAB V
ORGANISASI
Pasal 6
(1) Tim TB langsung dibawahi oleh Direktur Pelayanan Medik
dan Keperawatan Rumah Sakit
(2) Koordinator unit TIM TB bertanggung jawab langsung
kepada Direktur Pelayanan Medik dan Keperawatan Rumah
Sakit
(3) Sekretaris dan anggota tim TB bertanggung jawab langsung
kepada tim TB dan berlaku sebagai mitra.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN
Jalan Perintis Kemerdekaan Km.10 Tamalanrea, Makassar 90245
Website: www.rs.unhas.ac.id Email: info@rs.unhas.ac.id Tlp. (0411) 591331 Fax.(0411) 591332

(4) Anggota dan tim TB bermitra untuk mengkoordinasikan


setiap unit pelayanan.
(5) Setiap anggota berdiri mandiri dan aktif untuk membuat,
melaksanakan dan menerapkan program kerja tim TB di
bagian/unit masing – masing kerja.
(6) Setiap anggota tim TB berkewajiban membuat identifikasi
kebutuhan pelayanan dan menyarankan program kerja
yang sesuai serta bertanggungjawab langsung kepada ketua
tim.
(7) Hasil dari identifikasi kebutuhan kebutuhan pelayanan
dianalisa dan diolah di tim TB untuk selanjutnya ditindak
lanjuti dan diterapkan oleh unit pelayanan terkait.
(8) Ada jalur kordinasi (kerjasama) antara tim TB dengan PPI,
patient safety dan K3 RS terkait penyelenggaraan program
TB di rumah sakit.

BAB VI
PEMBINAAN DAN PENGORGANISASIAN
Pasal 7
(1) Direktur Utama, Direktur Pelayanan Penunjang Sarana Medis
dan Kerjasama, Kepala Bidang Sarana medis, dan Satuan Mutu
(2) Pembinaan dan pengawasan sebagaimana dimaksud diarahkan
untuk:
a. Melindungi pasien dalam penyelenggaraan pelayan TB dengan
strategi DOTS yang dilakukan tenaga kesehatan;
b. Mempertahankan dan meningkatkan mutu pelayanan TB
dengan strategi DOTS sejalan dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi kedokteran; dan
c. Memberikan kepastian hukum bagi pasien dan tenaga
kesehatan.
(3) Pengawasan penyelenggaraan pelayanan kesehatan dapat
dilakukan secara eksternal maupun internal.

BAB VII
PENUTUP
Pasal 9
Peraturan Direktur ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN
Jalan Perintis Kemerdekaan Km.10 Tamalanrea, Makassar 90245
Website: www.rs.unhas.ac.id Email: info@rs.unhas.ac.id Tlp. (0411) 591331 Fax.(0411) 591332

Agar setiap orang mengetahuinya, memerintahkan pengundangan

Rektor dengan penempatannya

Ditetapkan di : Makassar
Pada tanggal : Desember 2019
Direktur Utama
Rumah Sakit Universitas Hasanuddin

Prof. DR.dr.Syafri K. Arief, Sp An (K),


KAKV
NIP. 196705241995031001
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN
Jalan Perintis Kemerdekaan Km.10 Tamalanrea, Makassar 90245
Website: www.rs.unhas.ac.id Email: info@rs.unhas.ac.id Tlp. (0411) 591331 Fax.(0411) 591332

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Rumah sakit merupakan salah satu bentuk sarana kesehatan,
baik diselenggarakan oleh pemerintah atau masyarakat yang
berfungsi untuk melakukan upaya pelayanan kesehatan dasar atau
kesehatan rujukan atau juga upaya pelayanan kesehatan
penunjang. Keberhasilan suatu rumah sakit dalam menjalankan
fungsinya ditandai dengan adanya peningkatan mutu pelayanan
rumah sakit.
Akreditasi Rumah Sakit adalah suatu pengakuan yang diberikan
oleh pemerintah pada Rumah Sakit karena telah memenuhi standar
yang ditentukan. Dengan adanya akreditasi diharapkan akan
mengurangi pelayanan yang sub standar di rumah sakit, akan
memicu meningkatkat kemampuan kompetitif yang professional
dalam pelayanan.
Salah satu jenis pelayanan yang wajib disediakan oleh rumah
sakit menurut permenkes No.129 Tahun 2008 tentang Standar
Pelayanan Minimal Rumah Sakit adalah Pelayanan TB. Untuk
mengendalikan masalah TB, strategi DOTS harus dieskpansi dan
diakselerasi pada seluruh unit pelayanan kesehatan dan berbagai
institusi terkait termasuk RS, dengan mengikutsertakan secara aktif
semua pihak dalam kemitraan yang bersinergi untuk pengendalian
TB. Pelayanan TB dengan strategi DOTS merupakan salah satu
pelayanan yang dimiliki oleh RS Unhas. Pelayanan ini dilengkapi
dengan fasilitas lengkap, pelayanan cepat, tenaga professional.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN
Jalan Perintis Kemerdekaan Km.10 Tamalanrea, Makassar 90245
Website: www.rs.unhas.ac.id Email: info@rs.unhas.ac.id Tlp. (0411) 591331 Fax.(0411) 591332

B. Tujuan Pedoman
Pedoman Pelayanan TB dengan strategi DOTS ini bertujuan
untuk meningkatkan kualitas dan produktivitas pelayanan dengan
sasaran :
1. Meningkatnya pelayanan TB yaitu untuk skrining penyakit,
diagnosis, prognosis, dan monitoring terapi pasien TB serta turut
serta dalam memutus rantai penularan TB.
2. Meningkatnya manajemen pelayanan TB DOTS dan kompetensi
Sumber Daya Manusia (SDM).
3. Berkembangnya jenis pelayanan sesuai keperluan dan kemajuan
teknologi.
4. Meningkatnya fasilitas pendidikan, pelatihan, penelitian.
5. Meningkatnya kemitraan yang saling menguntungkan.

C. Ruang Lingkup Pelayanan


Ruang lingkup pelayanan TB dengan strategi DOTS meliputi :
1. Poli paru yang mencakup poli DOTS, dengan pelayanan berlangsung
5 hari kerja (Senin sampai Jumat) mulai pukul 07.30 WITA sampai
pukul 16.00 WITA dengan pelayanan dan fasilitas lengkap yang
melayani pasien terduga TB dan pasien terdiagnosa TB.
2. Batasan Operasional
a. Tuberculosis adalah penyakit menular langsung yang disebabkan
oleh kuman MTB (mycobacterium Tuberculosis). Sebagian besar
kuman TB menyerang paru, tetapi dapat juga mengenai organ lain.
b. DOTS (Directly Observe Treatment Shortcourse) merupakan strategi
penanggulangan Tuberkulosis di rumah sakit melalui pengobatan
jangka pendek dengan pengawasan langsung.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN
Jalan Perintis Kemerdekaan Km.10 Tamalanrea, Makassar 90245
Website: www.rs.unhas.ac.id Email: info@rs.unhas.ac.id Tlp. (0411) 591331 Fax.(0411) 591332

D. Landasan Hukum
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009 tentang
Kesehatan (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2009
No.144, Tambahan Lembaran Negara RI Nomor 5063);
2. Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah Sakit
(Lembaran Negara RI Tahun 2004 No.153, Tambahan Lembaran
Negara RI Nomor 5072);
3. Undang-Undang Nomor 29 Tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran
(Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 116, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 4431);
4. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 364/Menkes/SK/V/2009
tentang Pedoman Nasional Penanggulangan Tuberkulosis.
5. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 129/Menkes/SK/II/2008
tentang Standar Pelayanan Minimal di Rumah Sakit.
6. Keputusan Menteri Kesehatan Nomor 1333/Menkes/SK/XII/1999
tentang Standar Pelayanan Rumah Sakit.
7. Surat Edaran Menteri Kesehatan Nomor 884/Menkes/VII/2007
tentang Ekspansi Tuberkulosis Strategi DOTS Di Rumah Sakit dan
Balai Kesehatan/Pengobatan Penyakit Paru.
8. Surat Edaran Direktur Jenderal Bina Pelayanan Medik Nomor
YM.02.08/III/67/III/673/07 tentang Penatalaksanaan Tuberkulosis
Di Rumah Sakit.

BAB II
STANDAR KETENAGAAN

A. Kualifikasi Sumber Daya Manusia


Sumber Daya Manusia (SDM) yang bekerja di dalam pelayanan
TB DOTS cukup beragam, baik profesi maupun tingkat
pendidikannya.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN
Jalan Perintis Kemerdekaan Km.10 Tamalanrea, Makassar 90245
Website: www.rs.unhas.ac.id Email: info@rs.unhas.ac.id Tlp. (0411) 591331 Fax.(0411) 591332

Pelayanan TB DOTS RS Unhas diketua oleh seorang Ketua Tim.


Ketua Tim bertanggung jawab dalam perencanaan, pelaksanaan,
pengawasan, pengendalian dan evaluasi terkait pelaksanaan
program TB di RS Unhas.
Adapun Tugas pokoknya adalah merencanakan,
mengembangkan, mengkoordinasikan, menyelenggarakan dan
melakukan monitoring evaluasi program TB di RS Unhas dengan
seluruh instalasi/ unit kerja lainnya serta merumuskan
kebijakan terkait TIM TB.
Kualifikasi sumber daya manusia yang ada dalam pelayanan TB
DOTS Rumah Sakit Unhas :

No Jabatan Kriteria
1 Dokter Bersetifikat pelatihan TB
DOTS
Minimal dokter umum
2 Perawat Minimal berijazah D3
Keperawatan
3 Laboratorium Minimal berijazah analis
4 Apotik Minimal berijazah D3
Farmasi

B. Distribusi Ketenagaan
Untuk distribusi ketenagaan di setiap instalasi ada satu
perwakilan di tiap ruang perawatan dan bergabung dalam tim TB
DOTS. Untuk waktu kerja masing-masing anggota tim ini
disesuaikan dengan kondisi masing-masing instalasi dimana
petugas /tim TB DOTS bekerja.

BAB III
STANDAR FASILITAS
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN
Jalan Perintis Kemerdekaan Km.10 Tamalanrea, Makassar 90245
Website: www.rs.unhas.ac.id Email: info@rs.unhas.ac.id Tlp. (0411) 591331 Fax.(0411) 591332

A. Denah Ruang
Pelayanan TB DOTS di RS Unhas dilakukan di poli paru.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN
Jalan Perintis Kemerdekaan Km.10 Tamalanrea, Makassar 90245
Website: www.rs.unhas.ac.id Email: info@rs.unhas.ac.id Tlp. (0411) 591331 Fax.(0411) 591332

B. Standar Fasilitas
Fasilitas yang dapat digunakan oleh Tim DOTS RS Unhas adalah:
1. Ruang DOTS (Poli DOTS) memiliki fasilitas ruang pelayanan
a. Pintu masuk pelayanan dari luar parker Pojok DOTs
b. Ruang penerimaan
c. Ruang Tunggu
d. Ruang pendaftaran
e. Ruang Pemeriksaan
f. Toilet
g. Wastafel
h. Ruang berdahak
2. Ruang Tunggu
a. Ruang tunggu berada di depan ruang pemeriksaan
b. Di ruang tunggu tersedia :
1) Materi KIE : poster, leaflet, brosur TB, Perilaku hidup sehat
2) Informasi konseling dan testing
3) Tempat sampah, tissue
4) Buku catatan Registrasi
5) Meja dan kursi
6) Kalender
c. Jam pelayanan Poli DOTS
Jam pelayanan Pojok DOTS dilayani setiap hari Senin-Jumat
dari jam 07.30 sampai dengan jam 16.00 wita
d. Ruang Pemeriksaan
Ruang pemeriksaan disediakan senyaman mungkin dan
bersih dan terjaga ventilasinya terpasang AC, 1 meja dan 3
kursi (Tempat duduk bagi klien pemeriksa dan pengantar
klien.
e. Ruang petugas
Berisi :
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN
Jalan Perintis Kemerdekaan Km.10 Tamalanrea, Makassar 90245
Website: www.rs.unhas.ac.id Email: info@rs.unhas.ac.id Tlp. (0411) 591331 Fax.(0411) 591332

1) Meja dan kursi


2) Tempat pemeriksaan fisik
3) Stetoskop dan tensimeter
4) Blangko resep
5) Alat timbangan badan
6) Buku Register
7) Kartu Pasien
8) Lemari tempat menyimpan obat OAT
9) Lemari arsip / lemari dokumen yang dapat dikunci
f. Prasarana
1) Aliran Listrik
Diperlukan untuk penerangan yang cukup baik, untuk
membaca, menulis serta untuk eksaufan, kipas angin
untuk sirkulasi udara.
2) Air
Diperlukan air mengalir untuk menjaga kebersihan
ruangan dan mencuci tanganserta membersihkan alat-alat
3) Sambungan Telepon
Diperlukan terutama untuk komunikasi dengan layanan
lain yang terkait
4) Pembuangan
Limbah Padat dan Limbah Cair Mengacu kepada pedoman
kewaspadaan transmisi di pelayanan kesehatan tentang
pengolahan limbah
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN
Jalan Perintis Kemerdekaan Km.10 Tamalanrea, Makassar 90245
Website: www.rs.unhas.ac.id Email: info@rs.unhas.ac.id Tlp. (0411) 591331 Fax.(0411) 591332

BAB IV

TATA LAKSANA PELAYANAN

A. Jenis Pelayanan
Didalam menerapkan pelayanan TB dengan strategi DOTS
dibutuhkan keterlibatan pimpinan rumah sakit dalam pengendalian
tuberkulosis dan harus dibentuk suatu jejaring kerja yang kuat agar
tujuan kebijakan pengendalian tuberkulosis di RS Unhas tercapai.
Penerapan strategi DOTS di Rumah Sakit perlu segera
dikembangkan secara selektif dan bertahap.
Pemberian pelayanan DOTS dapat dilakukan di Poli DOTS di
rumah sakit oleh personil medis yang berkompetensi di bidang
tersebut, terutama instalasi rawat jalan, maupun di instalasi
pendukung, penunjang medis, farmasi dan lain-lain.
B. Langkah – Langkah
1. Membuat komitmen yang kuat dari pihak manajemen rumah
sakit (pimpinan rumah sakit) dan tenaga medis (dokter umum
dan spesialis) serta paramedis dan seluruh petugas terkait.
2. Menyiapkan tenaga medis, paramedis, laboratorium, rekam
medis, petugas administrasi, farmasi untuk dilatih DOTS.
3. Membentuk Tim DOTS di rumah sakit yang meliputi unit-unit
terkait dalam penetapan strategi DOTS di rumah sakit.
4. Menyediakan tempat untuk unit DOTS di dalam rumah sakit,
sebagai tempat koordinasi dan pelayanan terhadap pasien
tuberkulosis secara komprehensif (melibatkan semua unit di
rumah sakit yang menangani pasien tuberkulosis).
5. Menyediakan tempat penyimpanan paket-paket OAT di ruang
DOTS.
6. Menyiapkan laboratorium untuk pemeriksaan mikrobiologis
dahak sesuai standar disertai ruang berdahak.
7. Menggunakan format pencatatan sesuai dengan program
tuberkulosis nasional untuk memantau penatalaksanaan pasien.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN
Jalan Perintis Kemerdekaan Km.10 Tamalanrea, Makassar 90245
Website: www.rs.unhas.ac.id Email: info@rs.unhas.ac.id Tlp. (0411) 591331 Fax.(0411) 591332

8. Menyediakan biaya operasional dalam pengadaan sarana dan


prasarana penunjang penerapan DOTS di rumah sakit.
C. Kebijakan Strategi DOTS di RSIA Respati
1. Penanggulangan Tuberkulosis (TB) di Rumah Sakit Unhas
dilaksanakan dengan menggunakan strategi DOTS.
2. Rumah Sakit Unhas membentuk Tim DOTS Rumah Sakit yang
menjalankan fungsinya dalam penanggulangan TB.
3. Rumah Sakit Unhas menyediakan sarana dan prasarana yang
memenuhi standar yang menunjang kegiatan tim DOTS Rumah
Sakit dalam menjalankan penanggulangan TB.
4. Tata laksana pasien TB di Rumah Sakit Unhas sesuai dengan
pedoman program penanggulangan tuberkulosis nasional yang
konsisten dengan rekomendasi WHO serta International Standar
for Tuberculosis Care (ISTC) sebagai standar pelengkapnya.
5. Penemuan dan pengobatan kasus TB di Rumah Sakit Unahs
dilaksanakan di instalasi rawat jalan maupun instalasi gawat
darurat.
6. Penanggulangan TB di RS Unhas dilaksanakan dengan
penggalangan kerja sama di dalam RS Unhas melalui jejaring
internal rumah sakit
7. Selain jejaring internal, penggalangan kerja sama dalam
penanggulangan TB juga dilakukan diluar Rumah Sakit Unhas
melalui jejaring eksternal, yaitu dengan Dinas Kesehatan Kota
Makassar , dan instansi layanan kesehatan lain baik pemerintah
maupun swasta.
8. Melaksanakan pelatihan untuk meningkatkan kemampuan
teknis tim DOTS Rumah Sakit Unhas sesuai standar.
9. Melaksanakan fungsi rujukan TB DOTS pada Rumah Sakit
sesuai dengan kebijakan yang berlaku.
10. Memberikan pelaporan ke direktur setiap tiga bulan dan ke
Dinas setiap bulannya.
D. Pembentukan Jejaring
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN
Jalan Perintis Kemerdekaan Km.10 Tamalanrea, Makassar 90245
Website: www.rs.unhas.ac.id Email: info@rs.unhas.ac.id Tlp. (0411) 591331 Fax.(0411) 591332

1. Rumah sakit memiliki potensi yang besar dalam penemuan


pasien tuberkulosis (case finding), namun memiliki keterbatasan
dalam menjaga keteraturan dan keberlangsungan pengobatan
pasien (case holding) jika dibandingkan dengan Puskesmas.
Karena itu perlu dikembangkan jejaring rumah sakit, baik
internal maupun eksternal.
2. Suatu sistem jejaring dapat dikatakan berfungsi secara baik
apabila angka default (default rate) < 5% pada setiap rumah sakit.
E. Jejaring Internal Rumah Sakit
1. Jejaring internal adalah jejaring yang dibuat di dalam rumah
sakit yang meliputi seluruh unit yang menangani pasien
tuberculosis baik rawat jalan maupun IGD. Koordinasi kegiatan
dilaksanakan oleh Tim DOTS rumah sakit. Tim DOTS rumah
sakit mempunyai tugas perencanaan, pelaksanaan, monitoring
serta evaluasi kegiatan DOTS di rumah sakit.
2. Unit Poli DOTS berfungsi sebagai tempat penanganan seluruh
pasien tuberkulosis di rumah sakit dan pusat informasi tentang
tuberkulosis. Kegiatannya juga meliputi konseling, penentuan
klasifikasi dan tipe, kategori pengobatan, pemberian OAT,
penentuan PMO, follow uphasil pengobatan dan pencatatan.
3. Berikut digambarkan jejaring internal RS :

JEJARING INTERNAL RUMAH SAKIT UNHAS

Direktur
Wakil Direktur Pelayanan Medik

TIM DOTS
UNIT DOTS
4. Fungsi masing-masing unit dalam jejaring internal RS :
Laboratorium
Poli Umum
PPI Radiologi
Poli Spesialis
Farmasi
UGD
Rekam Medis
Rawat Inap
PKRS
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN
Jalan Perintis Kemerdekaan Km.10 Tamalanrea, Makassar 90245
Website: www.rs.unhas.ac.id Email: info@rs.unhas.ac.id Tlp. (0411) 591331 Fax.(0411) 591332

a. Unit/ Tim Poli DOTS berfungsi sebagai tempat penanganan


seluruh pasien tuberkulosis di rumah sakit dan pusat
informasi tentang tuberkulosis. Kegiatannya juga meliputi
konseling, penentuan klasifikasi dan tipe, kategori pengobatan,
pemberian OAT, penentuan PMO, follow up hasil pengobatan
dan pencatatan.
b. Poli umum, UGD, dan poli spesialis berfungsi menjaring pasien
tuberkulosis, menegakkan diagnosis dan mengirim pasien ke
unit Poli DOTS RS.
c. Rawat inap berfungsi sebagai pendukung unit Poli DOTS
dalam melakukan penjaringan tersangka serta perawatan dan
pengobatan.
d. Laboratorium berfungsi sebagai sarana diagnostik.
e. Radiologi berfungsi sebagai sarana penunjang diagnostik.
f. Farmasi berfungsi sebagai unit yang bertanggung jawab
terhadap ketersediaan OAT.
g. Rekam medis/petugas administrasi berfungsi sebagai
pendukung unit Poli DOTS dalam pencatatan dan laporan
h. PMKRS berfungsi sebagai pendukung unit poli DOTS dalam
kegiatan penyuluhan.
i. PPI berkoordinasi dengan Tim Poli DOTS RS dalam
pengendalian infeksi TB.
j. Jejaring internal berkoordinasi dengan jejaring eksternal yang
berada di luar Rumah Sakit.
F. Jejaring Eksternal
1. Jejaring eksternal adalah jejaring yang dibangun RS Unhas
dengan instansi layanan kesehatan lain baik pemerintah maupun
swasta, yang terkait dalam program pengendalian tuberkulosis,
termasuk penanganan pasien TB-MDR, TB-HIV dan difasilitasi
oleh Dinas Kesehatan Kota Makassar.
2. Tujuan jejaring eksternal :
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN
Jalan Perintis Kemerdekaan Km.10 Tamalanrea, Makassar 90245
Website: www.rs.unhas.ac.id Email: info@rs.unhas.ac.id Tlp. (0411) 591331 Fax.(0411) 591332

a. Semua pasien tuberkulosis mendapatkan akses pelayanan Poli


DOTS yang berkualitas, mulai dari diagnosis, follow up sampai
akhir pengobatan.
b. Menjamin kelangsungan dan keteraturan pengobatan pasien
sehingga mengurangi jumlah pasien yang putus berobat.
G. Tatalaksana
1. Pelayanan Poli DOTS adalah suatu tim rumah sakit yang terdiri
dari tim medis dan non medis yang berperan dalam
menyediakan, menyampaikan informasi medis serta mengedukasi
tuberkulosis pasien rumah sakit mengenai kondisi yang
berhubungan dengan penyakit pasien tuberkulosis.
2. Pelayanan Poli DOTS di rumah sakit meliputi pelayanan di
instalasi rawat jalan, IGD, dan penunjang medis. Pelayanan tim
Poli DOTS terdiri dari pelayanan dan informasi yang
berhubungan dengan pasien dari jejaring internal Pojok DOTS
yang terintregasi. Unit-unit tersebut adalah bidang pelayanan
Medis (UPM) rumah sakit, keperawatan (perawat dan bidan),
farmasi, laboratorium, dan rekam medis.
H. Alur Penatalaksanaan Pasien Tuberkulosis di Rumah Sakit :
1. Suspek tuberkulosis atau pasien tuberkulosis datang ke poli
Umum/ IGD atau langsung ke poli spesialis (Anak dan Obgyn)
dan diinformasikan ke unit Poli DOTS RS.
2. Suspek tuberkulosis dikirim untuk dilakukan pemeriksaan
diagnostik mikroskopis sputum BTA (S-P-S) dan atau ditambah
pemeriksaan penunjang lain (laboratorium, PK, PA, radiologi, dll).
3. Hasil pemeriksaan tersebut diatas dikirim ke dokter yang
bersangkutan. Diagnosis serta penetapan klasifikasi dan tipe
pasien dilakukan oleh dokter poliklinik masing-masing atau Unit
Poli DOTS.
4. Setelah diagnosis tuberkulosis ditegakkan pasien dikirim ke Unit
Poli DOTS untuk registrasi, penentuan PMO, penyuluhan dan
pengambilan obat, pengisian kartu pengobatan tuberkulosis (TB-
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN
Jalan Perintis Kemerdekaan Km.10 Tamalanrea, Makassar 90245
Website: www.rs.unhas.ac.id Email: info@rs.unhas.ac.id Tlp. (0411) 591331 Fax.(0411) 591332

01). Bila pasien tidak menggunakan obat paket, pencatatan dan


pelaporan dilakukan di Poliklinik masing-masing dan kemudian
dilaporkan ke Unit Poli DOTS.
5. Bila ada pasien tuberkulosis di IGD, petugas bangsal
menghubungi unit Poli DOTS untuk registrasi pasien. Bila pasien
meneruskan pengobatan di rumah sakit, paket OAT dapat
diambil di Unit Poli DOTS.
6. Rujukan (pindah) dari/ ke UPK lain, berkoordinasi dengan Unit
Poli DOTS (lihat alur rujukan).
I. Rawat jalan
1. Apabila pasien rawat jalan yang datang berobat, maka di ruang
rawat jalan RS Unhas , perawat mengidentifikasi kebutuhan
informasi dan pelayanan yang dibutuhkan oleh pasien sebagai
edukasi kolaboratif yaitu pemberian pelayanan kepada pasien
yang membutuhkan informasi. Hal ini dimaksudkan untuk
memastikan informasi dan pelayanan yang diberikan kepada
pasien baik di rawat inap maupun rawat jalan,sesuai dengan
kondisi penyakitnya dan diberikan secara holistik. Maka perawat
memberikanpelayanan sesuai SPO pemberian edukasi
kolaboratif.
2. Apabila pasien datang pada saat jam kerja, maka pasien dapat
dijelaskan secara verbal dan non verbal sesuai dengan
penyakitnya.
3. Apabila pasien ini dijelaskan lebih dalam mengenai informasi
terkait penyakitnya oleh sub-unit tertentu, maka pasien
diharuskan membuat perjanjian pada hasil kerja berikutnya.
J. Rawat Inap
1. Apabila pasien berada di ruang rawat inap RS Unhas, perawat
mengidentifikasi kebutuhan pelayanan Poli DOTS yang
dibutuhkan oleh pasien sebagai pelayanan kolaboratif yaitu
pemberian pelayanan kepada pasien yang membutuhkan
informasi lebih dari satu sub-unit poli DOTS. Hal ini
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN
Jalan Perintis Kemerdekaan Km.10 Tamalanrea, Makassar 90245
Website: www.rs.unhas.ac.id Email: info@rs.unhas.ac.id Tlp. (0411) 591331 Fax.(0411) 591332

dimaksudkan untuk memastikan informasi dan pelayanan yang


diberikan kepada pasien baik di rawat inap maupun rawat jalan,
sesuai dengan kondisi penyakitnya dan diberikan secara holistik.
2. Apabila pasien dan/keluarga yang sedang dirawat di ruang rawat
inap membutuhkan informasi yang lebih dalam mengenai
perjalanan penyakit, evaluasi, rencana terapi dan lain-lain, maka
perawat dapat meminta bantuan DPJP/dokter jaga.
K. Pihak Terkait Pojok DOTS Rumah Sakit
Pihak yang banyak terlibat dalam pelayanan Poli DOTS rumah
sakit meliputi DPJP, dokter jaga, Customer Service,gizi, keperawatan
(perawat dan bidan), farmasi, Pencegahan dan Pengendalian Infeksi
(PPI) dan rekam medis yang semuanya ini saling bekerjasama demi
tercapainya pelayanan Pol DOTS yang maksimal di rumah sakit.
L. PMO
Salah satu komponen Poli DOTS adalah pengobatan panduan
OAT jangka pendek dengan pengawasan langsung untuk menjamin
keteraturan pengobatan bagi pasien TB.Untuk memantau, membina
dan menilai keteraturan serta kepatuhan pasien berobat, maka
dilakukan pengawasan langsung menelan obat (Directly Observed
Therapy - DOT) oleh Pengawas Menelan Obat (PMO) yang dapat
diterima dan dipercaya oleh pasien dan sistem kesehatan.
M. Mekanisme Rujukan dan Pindah
Prinsip : memastikan pasien tuberkulosis yang
dirujuk/pindah akan menyelesaikan pengobatannya dengan benar
di tempat lain atau sebaliknya, memastikan pasien yang
dirujuk/pindah ke RSIA Respati akan menyelesaikan
pengobatannya dengan benar di rumah sakit.
Mekanisme rujukan dan pindah pasien ke UPK lain (dalam
satu Kab/Kota)
1. Apabila pasien sudah mendapatkan pengobatan di RSIA Unhas,
maka harus dibuatkan Kartu Pengobatan TB (TB.01) di rumah
sakit.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN
Jalan Perintis Kemerdekaan Km.10 Tamalanrea, Makassar 90245
Website: www.rs.unhas.ac.id Email: info@rs.unhas.ac.id Tlp. (0411) 591331 Fax.(0411) 591332

2. Pasien yang dirujuk membawa surat pengantar atau formulir


TB.09 dengan meyertakan TB.01 dan OAT (bila telah dimulai
dibuat pengobatan).
3. Formulir TB.09 diberikan kepada pasien beserta sisa OAT untuk
disertakan kepada UPK yang dituju.
4. Rumah sakit memberikan informasi langsung (telepon atau SMS)
ke Koordinator HDL (Hospital DOTS Lingkage) tentang pasien
yang dirujuk.
5. Koordinator HDL memberikan umpan balik kepada Rumah sakit
dan wasor tentang pasien yang dirujuk.
6. Rumah sakit mendapat umpan balik (formulir TB.09) dari UPK
rujukan.
Mekanisme rujukan dan pindah dari UPK lain
1. Rumah sakit mendapat informasi dari koordinator HDL - DKK
(Hospital DOTS Lingkage Dinas Kesehatan Kota Makassar)
tentang adanya pasien TB yang akan dirujuk ke RS.
2. Pasien TB menuju ke Unit Poli DOTS untuk menunjuukan kartu
TB.01 dan menyerahkan formulir rujukan TB.09, dan OAT.
3. Tim Pojok DOTS mencatat identitas pasien TB rujukan
4. Rumah Sakit mengisi form TB.09 (lembar bagian bawah) dan
mengirimkan kembali ke UPK asal.

N. Pelacakan Kasus Mangkir Di Rumah Sakit


Pasien dikatakan mangkir berobat bila yang bersangkutan
tidak datang untuk periksa ulang/mengambil obat pada waktu yang
telah ditentukan. Bila keadaan ini masih berlanjut hingga 2 hari
pada fase awal atau 7 hari pada fase lanjutan, maka petugas tim
Poli DOTS RS harus segera melakukan tindakan di bawah ini :
1. Menghubungi pasien langsung/PMO
2. Menginformasikan identitas dan segera dilakukan pelacakan
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN
Jalan Perintis Kemerdekaan Km.10 Tamalanrea, Makassar 90245
Website: www.rs.unhas.ac.id Email: info@rs.unhas.ac.id Tlp. (0411) 591331 Fax.(0411) 591332

3. Bila proses ini menemui hambatan, harus diberitahukan ke


koordinator jejaring Poli DOTS rumah sakit Dinas.

O. Pilihan Penanganan Pasien Berdasarkan Kesepakatan Antara Pasien


Dan Dokter
Rumah sakit mempunyai beberapa pilihan dalam penanganan
pasien tuberkulosis seperti terlihat pada bagan dibawah :

MULAI KONSULTASI PENCATATAN


PILIHAN DIAGNOSIS KLASIFIKASI PENGOBATAN
PENGOBATAN KLINIS PELAPORAN
1
2
3
4
5

Di Rumah Sakit

Di Puskesmas

Semua unit pelayanan yang menemukan suspek tuberkulosis,


memberikan informasi kepada yang bersangkutan untuk membantu
menentukan pilihan (informed decision) dalam mendapatkan
pelayanan (diagnosis dan pengobatan), serta menawarkan pilihan
yang sesuai dengan beberapa pertimbangan :
1. Tingkat sosial ekonomi pasien
2. Biaya konsultasi
3. Lokasi tempat tinggal (jarak dan keadaan geografis)
4. Biaya transportasi
5. Kemampuan rumah sakit

Pilihan Rumah Sakit menjaring suspek tuberkulosis,


1: menentukan diagnosa dan klasifikasi pasien serta
melakukan pengobatan, kemudian merujuk ke
puskesmas/UPK lain untuk melanjutkan
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN
Jalan Perintis Kemerdekaan Km.10 Tamalanrea, Makassar 90245
Website: www.rs.unhas.ac.id Email: info@rs.unhas.ac.id Tlp. (0411) 591331 Fax.(0411) 591332

pengobatan tetapi pasien kembali ke rumah sakit


untuk konsultasi keadaan klinis/periksa ulang

Pilihan Rumah Sakit, menjaring suspek tuberkulosis dan


2: menentukan diagnosis dan klasifikasi pasien,
kemudian merujuk ke puskesmas

Pilihan Rumah Sakit menjaring suspek tuberkulosis dan


3: menentukan diagnosa dan klasifikasi pasien serta
memulai pengobatan, kemudian merujuk ke
puskesmas

Pilihan Rumah Sakit menjaring suspek tuberkulosis dan


4: menentukan diagnosa dan klasifikasi pasien serta
memulai pengobatan, kemudian merujuk ke
puskesmas, saat berkonsultasi klinis, pasien
kembali ke rumah sakit

Pilihan Rumah Sakit melakukan seluruh kegiatan


5: pelayanan Poli DOTS

Hal yang penting diketahui :

Pilihan 3 : hanya disarankan untuk rumah sakit yang telah mencapai


angka konversi telah mencapai lebih dari 80%.

Pilihan 4 : hanya disarankan untuk


BAB V rumah sakit yang telah mencapai
angka sukses
LOGISTIK

A. Siklus Manajemen Logistik


KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN
Jalan Perintis Kemerdekaan Km.10 Tamalanrea, Makassar 90245
Website: www.rs.unhas.ac.id Email: info@rs.unhas.ac.id Tlp. (0411) 591331 Fax.(0411) 591332

Pengelolaan logistik meliputi fungsi perencanaan, pengadaan,


penyimpanan, distribusi dan penggunaan. Siklus ini akan berjalan
dengan baik apabila didukung oleh suatu dukungan manajemen
yang meliputi organisasi, pendanaan, sistem informasi, sumber daya
manusia, dan jaga mutu.
Rangkaian antara siklus dan dukungan manajemen ini
dipayungi oleh Kebijakan dan Aspek Hukum yang berlaku.

Gambar 5.1 Siklus Manajemen Logistik

B. Jenis Logistik Program


Dalam manajemen Program Pengendalian TB, logistik
dikelompokan menjadi dua jenis yaitu logistik OAT dan logistik non
OAT.
C. Logistik Obat Anti Tuberkulosis (OAT)
1. Sediaan OAT ini pertama ada dua macam yaitu Kombinasi Dosis
Tetap (KDT) dan Kombipak.
2. OAT KDT terdiri dari kombinasi dua (HR) atau empat jenis
(HRZE) obat dalam satu tablet yang dosisnya akandisesuaikan
dengan berat badan pasien.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN
Jalan Perintis Kemerdekaan Km.10 Tamalanrea, Makassar 90245
Website: www.rs.unhas.ac.id Email: info@rs.unhas.ac.id Tlp. (0411) 591331 Fax.(0411) 591332

3. OAT Kombipak adalah paket obat lepas yang terdiri dari Isoniasid
(H), Rifampisin (R), Pirazinamid (Z) dan Etambutol (E) yang
dikemas dalam bentuk blister.
4. Paduan OAT yang digunakan oleh Program
a. Kategori 1 : 2(HRZE)/4(HR)3
b. Kategori 2 : 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3
5. Disamping kedua kategori ini, disediakan paduan :
a. Obat sisipan (HRZE)
b. Kategori Anak: 2HRZ/4HR
6. Sejak tahun 2005 Program TB Nasional menetapkan penggunaan
KDT sebagai obat utama. Paduan OAT kombipak tetap
disediakan program sebagai pilihan pengobatan pasien dengan
efek samping berat pada penggunaan OAT KDT.
D. Logistik Non OAT
1. Alat Laboratorium : Mikroskop, Pot Dahak, Kaca sediaan, Oli
Emersi, Ether Alkohol, Tisu, lampu spiritus, ose, pipet, kertas
saring, dan lain- lain.
2. Bahan diagnostik, antara lain: Reagensia ZN, PPD RT (tuberkulin)
3. Barang cetakan, antara lain buku pedoman, Formulir Pencatatan
dan Pelaporan, booklet, brosur, poster, lembar balik, kertas, tinta
printer, map, odner, stiker dan lain-lain.
E. Manajemen Logistik Program
1. Perencanaan
Perencanaan adalah langkah pertama dalam siklus pengelolaan
logistik. Kegiatan ini meliputi proses penilaian kebutuhan,
menentukan sasaran, menetapkan tujuan dan target,
menentukan strategi dan sumber daya yang akan digunakan.
Langkah-langkah perencanaan adalah:
2. Persiapan
a. Membentuk tim perencanaan terpadu atau menggunakan tim
perencanaan terpadu yang sudah ada.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN
Jalan Perintis Kemerdekaan Km.10 Tamalanrea, Makassar 90245
Website: www.rs.unhas.ac.id Email: info@rs.unhas.ac.id Tlp. (0411) 591331 Fax.(0411) 591332

b. Menyiapkan data yang dibutuhkan antara lain data pasien TB


yang diobati dan jumlah logistik yang digunakan tahun
sebelumnya, data unit- unit pelayanan kesehatan,stok logistik
yang masih bisa dipakai, sumber dana.
3. Pelaksanaan
a. Menentukan jenis logistik yang dibutuhkan sesuai dengan
spesifikasi yang ditetapkan oleh Dinas.
b. Menghitung kebutuhan, khusus OAT menggunakan dua
pendekatan yaitu menggunakan metode konsumsi dan metode
morbiditas atau gabungan keduanya. Metode konsumsi
adalah penghitungan berdasarkan pemakaian tahun
sebelumnya. Metode morbiditas adalah penghitungan
berdasarkan perkiraan jumlah pasien yang akan diobati
(insidensi). Perencanaan kebutuhan setiap kategori OAT
didasarkan pada jumlah pasien yang telah diobati tahun lalu,
jumlah stok yang ada sekarang, lead time, target penemuan
kasus tahun depan.
c. Permintaan OAT dari instalasi farmasi RS ke Dinas
berdasarkan permintaan dari Poli TB DOTS.
d. Untuk kebutuhan logistik lainnya seperti mikroskop
disesuaikan dengan jumlah melakukan pemeriksaan dahak.
4. Pengadaan
Pengadaan OAT menjadi tanggung jawab rumah sakit melalui
instalasi farmasi. OAT merupakan obat yang sangat-sangat
esensial (SSE) yang harus terjamin ketersediaannya. Pengadaan
OAT baik program maupun OAT non program (resep) menjadi
tanggung jawab instalasi farmasi. Pengadaan logistik lain
menjadi tanggung jawab instalasi laboratorium dan bagian
logistik RS.
5. Penyimpanan
Penyimpanan adalah suatu kegiatan menyimpan termasuk
memelihara yang mencakup aspek tempat penyimpanan
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN
Jalan Perintis Kemerdekaan Km.10 Tamalanrea, Makassar 90245
Website: www.rs.unhas.ac.id Email: info@rs.unhas.ac.id Tlp. (0411) 591331 Fax.(0411) 591332

(Instalasi Farmasi atau gudang), barang dan administrasinya.


Dengan dilaksanakannya penyimpanan yang baik dan benar,
maka akan terpelihara mutu barang, menghindari penggunaan
yang tidak bertanggung jawab, menjaga kelangsungan
persediaan, memudahkan pencarian dan pengawasan.
Penyimpanan harus memenuhi standar yang ditetapkan, seperti:
a. Tersedia ruangan yang cukup untuk penyimpanan, tersedia
cukup ventilasi, sirkulasi udara, pengaturan suhu,
penerangan,
b. Aman dari pencurian, kebakaran atau bencana alam,
c. Keadaan bersih, rak tidak berdebu, lantai disapu dan tembok
dalam keadaan bersih.
d. Setiap penerimaan dan pengeluaran barang harus tercatat.
e. Penyimpanan obat harus disusun berdasarkan FEFO (First
Expired First Out), artinya, obat yang kadaluarsanya lebih awal
harus diletakkan didepan agar dapat didistribusikan lebih
awal.
6. Distribusi
Distribusi adalah pengeluaran dan pengiriman logistik dari satu
tempat ke tempat lainnya dengan memenuhi persyaratan baik
administratif maupun teknis untuk memenuhi ketersediaan jenis
dan jumlah logistik agar sampai di tempat tujuan. Proses
distribusi ini harus memperhatikan aspek keamanan, mutu dan
manfaat.
a. Distribusi logistik khususnya obat mengacu pada prinsip
FEFO (yang lebih dahulu akan kadaluwarsa, yang lebih
dahulu dikirim)
b. Sistem distribusi dapat dilakukan secara tarik dan dorong
(push and pull distribution). Fasilitas layanan biasanya
melakukan permintaan ke gudang (pull). Pusat ke gudang
kab/kota/provinsi melakukan pengiriman sesuai dengan
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN
Jalan Perintis Kemerdekaan Km.10 Tamalanrea, Makassar 90245
Website: www.rs.unhas.ac.id Email: info@rs.unhas.ac.id Tlp. (0411) 591331 Fax.(0411) 591332

perencanaan tahunan (push) dan khusus buffer stock


dilakukan dengan permintaan (pull)

Gambar 5.2 Alur Permintaan, Distribusi dan Pelaporan


Logistik

Penjelasan:
1) Permintaan kebutuhan OAT dari RS Jasakartini
menggunakan LPLPO (Laporan Pemakaian dan Lembar
Permintaan Obat).
2) Laporan triwulan penerimaan dan pemakaian OAT untuk
menggunakan formulir TB 13.
3) Dinas Kesehatan Provinsi akan merekapitulasi formulir
TB 13 dari Kabupaten/Kota untuk selanjutnya di berikan
kepada Kementerian Kesehatan.
4) Khusus untuk logistik Non OAT menggunakan format
standar.
7. Penggunaan
Penggunaan logistik, terutama OAT harus dilaksanakan secara
rasional, mengacu pada prosedur standar yang terdokumentasi
agar mudah diaudit.
8. Dukungan Manajemen
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN
Jalan Perintis Kemerdekaan Km.10 Tamalanrea, Makassar 90245
Website: www.rs.unhas.ac.id Email: info@rs.unhas.ac.id Tlp. (0411) 591331 Fax.(0411) 591332

Dukungan manajemen yang meliputi organisasi, pendanaan,


sistem informasi sumber daya manusia dan jaga mutu.
F. Sumber Daya Manusia
Tenaga/Petugas yang bertanggung jawab terhadap
pengelolaan Logistik Program TB adalah tenaga kefarmasian
(kualifikasinya apoteker dan atau tenaga teknis kefarmasian) dan
pengelola program TB yang berlatar belakang pendidikan kesehatan .
G. Sistem informasi
Sistem informasi antara lain meliputi kegiatan monitoring dan
evaluasi. Untuk pemantauan OAT dilakukan dengan menggunakan
Laporan Pemakaian dan Lembar Permintaan Obat (LPLPO) yang
berfungsi ganda, untuk menggambarkan dinamika logistik dan
merupakan alat pencatatan / pelaporan.
H. Pengawasan Mutu
Dilapangan, mutu OAT diperiksa melalui pemeriksaan
pengamatan fisik obat yang meliputi: keutuhan kemasan dan
wadah, penandaan/label termasuk persyaratan penyimpanan,
leaflet dalam bahasa Indonesia, nomor batch dan tanggal
kadaluarsa baik, nomor registrasi pada kemasan.
Tindak lanjut hasil pemeriksaan mutu, dapat berupa :
1. Bila OAT tersebut rusak bukan karena penyimpanan dan
distribusi, maka akan dilakukan bacth re-call (ditarik dari
peredaran).
2. Dilakukan tindakan sesuai kontrak
3. Dimusnahkan sesuai aturan yang berlaku.

BAB VI
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN
Jalan Perintis Kemerdekaan Km.10 Tamalanrea, Makassar 90245
Website: www.rs.unhas.ac.id Email: info@rs.unhas.ac.id Tlp. (0411) 591331 Fax.(0411) 591332

KESELAMATAN PASIEN

A. Definisi
Keselamatan pasien (pasien safety) rumah sakit adalah suatu
sistem dimana rumah sakit membuat asuhan pasien lebih aman.
Sistem tersebut meliputi : assessmen risiko, identifikasi dan
pengelolaan hal yang berhubungan dengan risiko pasien, pelaporan
dan analisis insiden, kemampuan belajar dari insiden dan tindak
lanjutnya serta implementasi solusi untuk meminimalkan timbulnya
risiko.
Sistem tersebut diharapkan dapat mencegah terjadinya cedera
yang disebabkan oleh kesalahan akibat melaksanakan suatu
tindakan atau tidak melakukan tindakan yang seharusnya
dilakukan.

B. Tujuan
1. Terciptanya budaya keselamatan pasien di rumah sakit
2. Meningkatnya akuntabilitas rumah sakit terhadap pasien dan
masyarakat
3. Menurunnya kejadian tidak diharapkan (KTD) di rumah sakit
4. Terlaksananya program-program pencegahan sehingga tidak
terjadi pengulangan kejadian tidak diharapkan.

C. Sembilan Solusi Keselamatan Pasien di Rumah Sakit


1. Perhatikan Nama Obat, Rupa dan Ucapan Mirip (Look-Alike,
Sound-Alike Medication Names)
2. Pastikan Identifikasi pasien
3. Komunikasi secara benar saat serah terima/pengoperan pasien
4. Pastikan tindakan yang benar pada sisi tubuh yang benar
5. Kendalikan cairan elektrolit pekat (concentrated)
6. Pastikan akurasi pemberian obat pada pengalihan pelayanan
7. Hindari salah kateter dan salah sambung slang (tube)
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN
Jalan Perintis Kemerdekaan Km.10 Tamalanrea, Makassar 90245
Website: www.rs.unhas.ac.id Email: info@rs.unhas.ac.id Tlp. (0411) 591331 Fax.(0411) 591332

8. Gunakan alat injeksi sekali pakai


9. Tingkatkan kebersihan tangan (Hand hygiene) untuk pencegahan
infeksi nosokomial.
D. Pelaksanaan Keselamatan Pasien di Poli DOTS
1. Identifikasi pasien
2. Tersedianya peralatan hand hygiene
3. Tersedianya APD (masker) bagi pasien
4. Ruang berdahak yang sesuai dengan persyaratan ruang
berdahak

BAB VII

KESELAMATAN KERJA

A. Definisi
Yang dimaksud dengan pemantauan keselamatan kerja
adalah sekumpulan kegiatan yang menganalisa, menilai dan
memberikan masukkan dalam upaya menjamin terciptanya kondisi
produktivitas dapat ditingkatkan.
B. Pelaksanaan K3 di Poli DOTS
1. Terpisahnya jalur masuk dan keluar petugas dan pasien poli
DOTS.
2. Penempatan fasilitas sarana dan prasarana di ruang pelayanan
yang aman, disesuaikan dengan sirkulasi udara di poli DOTS
sehinga meminimalisir resiko paparan infeksi bagi petugas.
3. Penggunaan APD (masker, handscoen) bagi petugas.
4. Tempat pemeriksaan sputum di laboratorium mini poli DOTS di
desain (safety box) sehingga bisa melindungi petugas dari paparan
infeksi.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN
Jalan Perintis Kemerdekaan Km.10 Tamalanrea, Makassar 90245
Website: www.rs.unhas.ac.id Email: info@rs.unhas.ac.id Tlp. (0411) 591331 Fax.(0411) 591332

5. Tersedianya peralatan hand hygene.

BAB VIII

PENGENDALIAN MUTU

Strategi ekspansi dilakukan dengan prinsip pelayanan DOTS


yang bermutu dengan menerapkan lima komponen dalam strategi
DOTS (yaitu komitmen politis, pemeriksaan mikroskopis, penyediaan
OAT, tersedianya PMO serta pencatatan dan pelaporan) secara
bermutu.

Selain penerapan DOTS secara bermutu, pelayanan DOTS akan


diperluas bagi seluruh pasien TB, tanpa memandang latar belakang
sosial ekonomi, karakteristik demografi, wilayah geografi dan kondisi
klinis. Pelayanan DOTS yang bermutu tinggi bagi kelompok-kelompok
yang rentan (misalnya anak, daerah kumuh perkotaan, wanita,
masyarakat miskin dan tidak tercakup asuransi) menjadi prioritas
tinggi.

Mutu strategi DOTS mutlak harus dipertahakan sebelum


meningkatkan cakupan program. Mutu strategi DOTS mencakup segala
aspek mulai dari penemuan, diagnosis pasien, pengobatan dan
penanganan pasien (case holding), sampai pada pencatatan pelaporan.
Masing-masing aspek tersebut, perlu dinilai semua unsurnya, apakah
sudah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.

Selain itu, pelatihan merupakan salah satu upaya peningkatan


pengetahuan, sikap dan keterampilan petugas dalam rangka
meningkatkan mutu dan kinerja petugas.
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN
Jalan Perintis Kemerdekaan Km.10 Tamalanrea, Makassar 90245
Website: www.rs.unhas.ac.id Email: info@rs.unhas.ac.id Tlp. (0411) 591331 Fax.(0411) 591332

BAB IX

PENUTUP

Pedoman Pelayanan DOTS ini disusun agar dapat dijadikan


acuan dalam pengembangan kegiatan pelayanan kesehatan di RS
Unhas dan pengembangan akreditasi rumah sakit yang berhubungan
dengan promosi kesehatan. Pedoman ini merupakan bagian yang tidak
terpisahkan dengan upaya meningkatkan mutu dan kualitas pelayanan
rumah sakit.

Sebagai penutup kiranya dapat diingatkan kembali bahwa DOTS


bukanlah urusan mereka yang bertugas di unit Poli DOTS saja. DOTS
adalah tanggung jawab dari Direksi rumah sakit dan menjadi urusan
(tugas) bagi seluruh jajaran di rumah sakit. Yang paling penting
dilaksanakan dalam rangka DOTS adalah upaya-upaya pemberdayaan,
baik pemberdayaan terhadap pasien rawat jalan dan terhadap klien
rumah sakit
KEMENTERIAN RISET, TEKNOLOGI DAN PENDIDIKAN TINGGI
RUMAH SAKIT UNIVERSITAS HASANUDDIN
Jalan Perintis Kemerdekaan Km.10 Tamalanrea, Makassar 90245
Website: www.rs.unhas.ac.id Email: info@rs.unhas.ac.id Tlp. (0411) 591331 Fax.(0411) 591332

Ditetapkan di : Makassar
Pada tanggal : Desember 2019
Direktur Rumah Sakit
Universitas Hasanuddin Makassar

Prof. DR.dr.Syafri K. Arief, Sp An (K), KAKV


NIP. 196705241995031001

Poliklinik
Siti Paisah, S.Kep., Ns
Minarty Tangke, S.Kep., Ns

Anda mungkin juga menyukai