Anda di halaman 1dari 12

PANDUAN

PELAYANAN TB DOTS
RUMAH SAKIT ISLAM
NAMIRA
Jln. KH. Ahmad Dahlan No.17 Selong, Lombok Timur - NTB
RUMAH SAKIT ISLAM NAMIRA
No Izin : 503/293/PMPTSP-RS/01/2021
JL.KH. Ahmad Dahlan NO 17 Pancor Lombok Timur
Telp (0376)21004 fax (0376)22693
Bismillahirrahmanirrahim

TENTANG

PANDUAN PELAYANAN TB DOTS


DI RUMAH SAKIT ISLAM NAMIRA

Direktur Rumah Sakit Islam Namira dengan senantiasa mempohon bimbingan, lindungan
dan ridho Allah SWT :
MENIMBANG : a. bahwa dalam upaya meningkatkan mutu pelayanan kesehatan
Rumah Sakit Islam Namira Lombok Timur, perlu disusun
Pedoman Pelayanan TB-DOTS ;
b. Bahwa dalam upaya memberikan pelayanan TB-DOTS di
Rumah Sakit Islam Namira, maka diperlukan adanya kebijakan
Direktur RS sebagai landasan bagi seluruh penyelenggara dan
pelaksana pelayanan kesehatan khususnya yang terlibat
dalam pelayanan penanggulangan TB di Rumah Sakit Islam
Namira;

MENGINGAT : 1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 36 tahun 2009


tentang Kesehatan;
2. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit;
3. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 29 tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 32 tahun
1996 tentang Tenaga Kesehatan;
5. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
290/MENKES/PER/III/2008 tentang Persetujuan Tindakan
Kedokteran;
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
340/MENKES/PER/III/2010 tentang Klasifikasi Rumah Sakit;
8. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1438/MENKES/PER/IX/2010 tentang Standar Pelayanan
Kedokteran;
9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
67/MENKES/PER/XII/2016 tentang Penanggulangan
Tuberkulosis;
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
11/MENKES/PER/II/2017 tentang Keselamatan Pasien;
11. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
129/MENKES/SK/II/2008 Tentang Standar Pelayanan Minimal
Rumah Sakit;
12. Keputusan Menteri Kesehatan republik Indonesia Nomor :
856/Menkes/SK/IX/2009 tentang Standar TB-DOTS Rumah
Sakit;
13. Fatwa DSN-MUI Nomor : 107/DSN-MUI/X/2016 tentang
Pedoman Penyelenggaraan Rumah Sakit Berdasarkan Prinsip
Syariah;
14. Keputusan Ketua Pengurus Yayasan Rumah Sakit Islam
Namira Pancor Nomor : 005/SK/YRSNP/VIII/2015 tentang
Pemberlakuan Struktur Organisasi Rumah Sakit Islam Namira;
15. Keputusan Ketua Pengurus Yayasan Rumah Sakit Islam
Namira Pancor Nomor : 005/SK/YRSNP/VI/2017 tentang
Pengangkatan dr. H. Utun Supria, M.Kes, sebagai Direktur
Rumah Sakit Islam Namira terhitung mulai 1 Juli 2017sampai
dengan 30 Juni 2020;
16. Keputusan Direktur Rumah Sakit Islma Namira Nomor :
1186/KBJ/RSI-N/XI/2018 tentang Kebijakan Pemberlakuan
Buku Wajib Rumah Sakit Syariah;
17. Pengesahan Yayasan berdasarkan Keputusan Menteri Hukum
dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia Nomor : AHU-
0020620.AH.01.12 tanggal 08 November 2017 tentang
Perubahan Data Pengesahan Akta Pendirian Yayasan Rumah
Sakit Islam Namira Pancor disingkat YRSNP ( yang di dasari
oleh Akta Notaris Fanniyah SH Nomor 006 tanggal 07
November 2017).
18. Keputusan Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Kabupaten Lombok Timur Nomor
2049/503/PM.II.50.A8/04/2018 tanggal 12 April 2018 tentang
Izin Operasional Rumah Sakit
19. Keputusan Menteri Kesehatan RI ( di tanda tangani Dirjen BUK
Akmal Taher an Menkes RI )No.HK.02.03/i/0347/2013 tanggal
19 Februari 2013 tentang Penetapan Kelas Rumah Sakit
Umum Islam Namira Provinsi Nusa Tenggara Barat ( sebagai
Rumah Sakit Umum Kelas D)
MEMUTUSKAN

MENETAPKAN
KESATU : PERATURAN DIREKTUR RUMAH SAKIT ISLAM NAMIRA
LOMBOK TIMUR TENTANG PEDOMAN PELAYANAN TB-DOTS

KEDUA : Memberlakukan Kebijakan PelayananTB DOTS sesuai Lampiran


Peraturan ini.

KETIGA : Pembinaan dan pengawasan penyelenggaraan Pelayanan TB-


DOTSRumah Sakit Islam Namiradilaksanakan oleh Direktur Rumah
Sakit Islam Namira.

KEEMPAT : Peraturan Direktur ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dengan


ketentuan bahwa segala sesuatunya akan disesuaikan
sebagaimana mestinya, bila kemudian hari ternyata terdapat
kesalahan dalam peraturan ini.

Ditetapkan di : Lombok Timur


Pada tanggal : 18 September 2022 M
21 Safar1444 H

RumahSakit Islam Namira


Lombok Timur

dr. Burhanuddin Hamid, MARS.


Direktur

TEMBUSAN Yth :
1. KetuaYayasan RSIN PANCOR;
2. Ketua Komite Medik RSIN PANCOR;
3. Ketua Komite Keperawatan RSIN PANCOR;
4. Arsip.
DAFTAR ISI

BAB I DEFINISI.................................................................................................................... 1

BAB II RUANG LINGKUP.....................................................................................................2

BAB III TATA LAKSANA.......................................................................................................3

A. TatalaksanaPelayanan TB DOTS
3.1 Dukungan dan operasional strategi DOTS di RS.........................................3
3.2 Strategi DOTS di RS...................................................................................4
B. Alur Pelayanan TB DOTS.....................................................................................

BAB IV DOKUMENTASI.......................................................................................................12

BAB V PENUTUP................................................................................................................. 13
Lampiran Peraturan Direktur Rumah Sakit Islam Namira
Nomor : 82/PAD-PEL/AKR/DIR/RSI-N/IX/2022
Tanggal : 10 September 2022
Tentang : Panduan Pelayanan TB DOTS di Rumah Sakit Islam Namira

BAB I
DEFINISI

Tuberkulosis paru (TB paru) adalah penyakit infeksi pada paru yang disebabkan
oleh kuman Mycobacterium tuberculosis (M. tb) yang ditemukan pada tahun 1882
oleh Robert Koch. Kuman ini tumbuh lambat dan membelah diri setiap 18 – 24 jam
pada suhu yang optimal. Kuman M.tb tumbuh dan berkembang biak pada tekanan
O2 140 mmH2O di paru. Kuman M.tb berbentuk agak bengkok atau berbentuk
batang lurus dan pada biakan invitro mempunyai ukuran panjang 1 – 4 mm dan tebal
0,3 – 06 mm. Basil TB di jaringan pejamu yang sakit mempunyai bentuk karakteristik
yang berbeda. Bila M.tb ditanam / dibiak pada sel manusia maka tampak lebih
panjang dan lebih bengkok. Penularan biasanya melalui udara yaitu dengan inhalasi
droplet nuklei yang mengandung M.tb. Droplet nuklei berasal dari penderita TB paru
atau TB laring ketika bersin, batuk, bicara atau menyanyi. Droplet nuklei yang
berukuran 1 – 5 mikron dapat menembus sistem mukosilier saluran napas sehingga
dapat mencapai dan bersarang di bronkus dan alveoli membentuk sarang
pneumonik yang disebut lesi primer. Terjadinya infeksi paru tergantung pada
konsentrasi droplet nuklei, lamanya pajanan, virulensi bakteri dan kemampuan
fagosit makrofag alveolar. Makrofag di dalam alveoli akan memfagositosis sebagian
kuman TB tetapi belum mampu membunuhnya sehingga kuman TB di dalam
makrofag umumnya tetap dapat hidup dan berkembang biak (multiplikasi kuman).
Kuman TB yang menyebar melalui saluran limfe mencapai kelenjar limfe regional
sedangkan yang melalui aliran darah akan mencapai berbagai organ tubuh.
Mekanisme imun yang utama pada TB adalah respons imun nonspesifik maupun
spesifik terhadap antigen yang berasal dari kuman TB. Kuman TB hidup sebagai
parasit intrasel, sehingga daya pertahanan tubuh yang terpenting terhadap kuman
tersebut dilakukan oleh cellular mediated immunity (CMI) dan delayed type
hypersensitivity (DTH). Respons CMI akan menimbulkan akumulasi dan aktivasi
makrofag melalui sel limfosit T spesifik, sedangkan DTH akan menghasilkan
kerusakan jaringan. Sebagian besar penderita TB paru primer sembuh dan
membentuk granuloma. Granuloma terbentuk bila penderita memiliki respons imun
yang baik walaupun sebagian kecil mikrobakterium hidup dalam granuloma dan
menetap di tubuh manusia dalam jangka waktu yang lama. Granuloma membatasi
penyebaran dan multiplikasi kuman. Biasanya 2 – 10 minggu setelah terinfeksi M.tb,
respons imun akan menghambat multiplikasi dan penyebaran basil TB lebih lanjut,
tetapi beberapa berada dalam keadaan dorman dan tetap hidup selama beberapa
tahun. Hal ini disebut sebagai infeksi TB laten dan biasanya uji tuberkulin positif
tetapi tidak ada gejala TB aktif dan tidak infeksius. Kuman dari 10% individu yang
terkena infeksi TB primer akan berkembang menjadi TB aktif dalam beberapa bulan
atau beberapa tahun setelah infeksi

BAB II
RUANG LINGKUP

Untuk meningkatkan mutu pelayanan mutu pelayanan medis TB di RSI NAMIRA


melalui penerapan strategi DOTS secara optimal dengan mengupayakan
kesembuhan dan pemulihan pasien melalui prosedur dan tindakan yang dapat
dipertanggung jawabkan serta memenuhi etika kedokteran ruang lingkup pelayanan
di RSI NAMIRA dilakukan dipojok DOTS TB yang sudah ada di rumah sakit ini.

2.1 R ua ng lingku p pelayanan DOTS TB RSI NAMIRA


2.1.1 Internal
1. pasien rawat jalan
Yaitu pasien dari unit gawat darurat dan rawat jalan RSI NAMIRA yang
memerlukan pengobatan TB .

2. Pasien rawat inap


Yaitu pasien dari rawat RSI NAMIRA yang memerlukan pengobatan TB.

3. Laboratorium
Yaitu pasien dari rawat jalan, IGD dan rawat inap yang memerlukan
pemeriksaan laboratorium

2.1.2 Eksternal
RSI NAMIRA sudah bekerjasama dengan Puskesmas Kabupaten Lombok
Timur dan RSU kota Mataram serta RSU provinsi untuk mengoptimalkan pelayanan
dan pengobatan TB.

BAB III
TATA LAKSANA

3.1 Dukungan Administrasi Dan Oprasional Penerapan Strategi DOTS Di


Rumah Sakit
Salah satu unsur penting dalam penerapan DOTS di rumah sakit adalah
komitmen yang kuat antara pimpinan rumah sakit, komite medik dan profesi lain
yang terkait termasuk administrasi dan operasionalnya. Untuk itu perlu dipenuhi
kebutuhan sumber daya manusia, sarana dan prasarana penunjang, antara lain:

1. Rumah Sakit dan dinas kesehatan setempat.


2. Sumber pendanaan diperoleh dari rumah sakit. Dibentuk tim DOTS RS yang
terdiri dari seluruh komponen yang terkait dalam penanganan pasien tuberculosis
(dokter, perawat, petugas laboratorium, petugas farmasi, rekam medik dan
PKRS).
3. Pendanaan untuk pengadaan sarana, prasarana dan kegiatan disepakati dalam
MoU antara rumah sakit.
4. Program Nasional Penanggulangan TB memberikan kontribusi dalam hal
pelatihan,OAT, mikroskop dan bahan bahan laboratorium
5. Formulir pencatatan dan pelaporan yang digunakan pada penerapan DOTS 01,
02, 03 UPK, 04,05,06,09,10 dan buku registrasi pasien tuberculosis dirumah
sakit.

3.2 Strategi DOTS di Rum a h Sakit


Untuk menanggulangi masalah TB, strategi DOTS harus di ekspansi pada
seluruh unit pelayanan kesehatan dan berbagai institute terkait termasuk rumah
sakit pemerintah dan swasta dengan mengikutsertakan secra aktif semua pihak
dalam kemitraan yang bersinegri untuk penanggulangan TB.

Langkah langkah kemitraan:

1. Melakukan penilaian dan analisa situasi untuk mendapatkan gambaran kesiapan


rumah sakit dan dinas kesehatan setempat.
2. Mendapatkan komitmen yang kuat dari manajemen rumah sakit tenaga medis
serta para medis dan seluruh petugas terkait.
3. Menyusun nota kesepahaman antara rumah sakit dan dinas kesehatan
4. Menyiapkan tenaga medis, para medis, laboratorium, rekam medis, farmasi untuk
dilatih DOTS.
5. Membentuk tim DOTS di rumah sakit yang meliputi unit- unit terkait dalam
penerapan strategi DOTS di rumah sakit
6. Menyediakan tempat untuk tim DOTS di dalam rumah sakit sebagai tempat
koordinasi dan pelayanan terhadap pasien tuberkolosis secara konverensif
( melibatkan semua unit rumah sakit yang menangani tuberkolosis).
7. Menyediakan tempat/ rak penyimpanan OAT di ruang DOTS.
8. Menyiapkan laboratorium untuk pemeriksaan mikrobiologis dahak sesuai
standar.
9. Menggunakan format pencatatan sesuai program tuberkolosis nasional untuk
membentuk pelaksanaan pasien.
10. Menyediakan biaya operasional.
A. Alur pelayanan

Alur penatalaksana pasien tuberkolosis di RSI Namira


UPK a) Laboratorium
Lain
IGD mikrobiologi
Rawat inap
b) Radiologi
c) Patologi klinik
Pasien umum d) Patologi
anatomi
Poli spesialis

Rawat jalan

Rekam Unit DOTS


medis

IFRS

Gambar 1. Alur Pelayanan Suspek Tb Atau Pasien Tb

3.2.1 Alur Pelayanan Suspek Tb Atau Pasien Tb


1. Suspek TB atau pasien TB dapat datang ke poli umum di agnosa UGD atau
langsung ke poli spesialis (penyakit dalam, Paru, anak, saraf, kulit, bedah,
obsgyn, THT, mata, bedah saraf, urologi)
2. Suspek TB dikirim untuk dilakukan pemeriksan penunjang (laboratorium
mikrobiologi, PK, PA, dan radiologi )
3. Hasil pemeriksaaan penunjang dikirim ke dokter yang bersangkutan diagnosis
dan klasifikasi dilakukan oleh dokter poliklinik masing atau tim DOTS.
4. Setelah diagnosis TB ditegakkan pasien dikirim ke Tim DOTS untuk registrasi
(bila pasien meneruskan pengobatan di rumah sakit) penentuan PMO
penyuluhan menggunakan obat paket. Pencatatan dan pelaporan dilakukan
poliklinik masing masing dan kemudian dilaporkan ke tim DOTS
5. Konsling dan penanganan lebih lanjut dalam pengobatan
6. Rujuk (pindah) dari/ UPK lain, berkoordinasi dengan tim DOTS lihat pada
gambar alur rujukan

BAB IV

DOKUMENTASI

Pengumpulan data pemantauan dan pelaporan hasil pengawasan terhadap


klien yang terduga terdiagnosa TB dilaksanakan oleh perawat yang bertugas di
rawat jalan atau rawat inap tempat pasien di rawat yang selanjutnya di laporkan
kepada DPJP yang kemudian di kirim untuk dilakukan pemeriksaan kepada dan
dilakukan sosialisasi oleh konselor tim serta diketahui juga oleh Pimpinan atau
Direktur Rumah Sakit secara berkala.

KEGIATAN TB DOTS

1.1 Proporsi TB ekstra paru periode January- Oktober 2018


Bulan Jumlah Keterangan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
0ktober
Jumlah

1.2 Proporsi TB paru periode January- Oktober 2018


Bulan Jumlah Keterangan
Januari
Februari
Maret
April
Mei
Juni
Juli
Agustus
September
0kt0ber
Jumlah

BAB V

PENUTUP

Panduan Pelayanan TB DOTS ini dibuat dan ditetapkan sebagai panduan


bagi seluruh personil di RUMAH SAKIT ISLAM NAMIRA dalam memberikan
pelayanan serta upaya dalam pencegahan dan pengendalian infeksi di Rumah Sakit.
Bilamana ada perkembangan dan perbaikan terhadap panduan ini maka dapat
dilakukan koreksii kemajuan pelayanan di RUMAH SAKIT ISLAM NAMIRA .

Ditetapkan di : Lombok Timur


Pada tanggal : 18 September 2022 M
21 Safar1444 H

RumahSakit Islam Namira


Lombok Timur

dr. Burhanuddin Hamid, MARS.


Direktur

Anda mungkin juga menyukai