LATAR BELAKANG
Imunisasi yang telah diperoleh pada waktu bayi belum cukup untuk melindungi terhadap
penyakit PD3I (Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi) sampai usia anak sekolah.
Oleh karena itu, pemerintah menyelenggarakan imunisasi ulangan pada anak usia sekolah dasar
atau sederajat (MI/SDLB) yang pelaksanaannya serentak di Indonesia dengan nama Bulan
Imunisasi Anak Sekolah (BIAS). Program BIAS dilakukan berdasarkan program pemerintah dan
survey mawas diri masyarakat Wilayah kerja Puskesmas Eromoko 1.
PERMASALAHAN
PELAKSANAAN
- Memonitoring daftar nama siswa/i yang tidak dapat mengikuti imunisasi dalam program
BIAS di sekolah
- Melaporkan hasil kegiatan kepada penanggung jawab program terkait mengenai siswa/i yang
belum mendapatkan vaksin agar dapat diberiksan vaksin di puskesmas pada waktu yang telah
ditentukan
JUDUL
Coronavirus adalah keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala
ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan
penyakit yang dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome
(MERS) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS). Coronavirus Disease 2019 (COVID-
19) adalah penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia. Virus
penyebab COVID-19 ini dinamakan Sars-CoV-2. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan
antara hewan dan manusia). Penelitian menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing
luwak (civet cats) ke manusia dan MERS dari unta ke manusia. Adapun, hewan yang menjadi
sumber penularan COVID-19 ini masih belum diketahui (Kemenkes, 2020)Tanda dan gejala
umum infeksi COVID-19 antara lain gejala gangguan pernapasan akut seperti demam, batuk dan
sesak napas. Masa inkubasi rata-rata 5-6 hari dengan masa inkubasi terpanjang 14 hari. Pada
kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia, sindrom pernapasan akut, gagal
ginjal, dan bahkan kematian. Tanda-tanda dan gejala klinis yang dilaporkan pada sebagian besar
kasus adalah demam, dengan beberapa kasus mengalami kesulitan bernapas, dan hasil rontgen
menunjukkan infiltrat pneumonia luas di kedua paru (Kemenkes, 2020).
PERMASALAHAN
Pada 31 Desember 2019, WHO China Country Office melaporkan kasus pneumonia yang
tidak diketahui etiologinya di Kota Wuhan, Provinsi Hubei, Cina. Pada tanggal 7 Januari
2020, Cina mengidentifikasi pneumonia yang tidak diketahui etiologinya tersebut sebagai
jenis baru coronavirus (coronavirus disease, COVID-19).
Pada tanggal 30 Januari 2020 WHO telah menetapkan sebagai Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat Yang Meresahkan Dunia/ Public Health Emergency of International Concern
(KKMMD/PHEI.
Pasar merupakan salah satu tempat yang paling beresiko untuk penularan COVID-19
Meningkatnya angka penularan COVID-19 di Wonogiri
Kurangnya pengetahuan masyarakat tentang penyakit COVID-19
Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya penerapan protocol pencegahan
COVID-19 dalam kehidupan sehari-hari
PELAKSANAAN
3. Memberikan arahan cara mencuci tangan, social distancing kebersihan diri dan lingkungan
serta penggunaan masker.
Penerapan social distancing dan protocol pencegahan penularan COVID-19 di pasar Eromoko
Judul Lap. Kegiatan : Hipertensi Grade II (f6)
PESERTAHADIR
Masyarakat
LATAR BELAKANG
1995 dan 2001 cenderung meningkat. Faktor risiko penyakit Kardiovaslerantara lain
merokok, obesitas, diet rendah serat tinggi lemak dengan akibat gangguan kadar lemak
dalam darah, dan kurangnya olah raga. Diperoleh data bahwa di Indonesia terdapat 28 %
perokok pada usia 10 tahun ke atas, kurang aktivitas fisik merupakan proporsi terbanyak
yaitu 92% dari penduduk usia 15 tahun ke atas di pulau Jawa dan Bali terutama untuk
seperti yang dilansir oleh The Lancet tahun 2000 sebanyak 972 juta (26%) orang dewasa
di dunia menderita Hipertensi. Angka ini terus meningkat tajam, diprediksikan oleh
WHO pada tahun 2025 nanti sekitar 29% orang dewasa di seluruh dunia yang menderita
hipertensi.
Pada saat ini hipertensi adalah faktor risiko ketiga terbesar yang menyebabkan
kematian dini, hipertensi berakibat terjadinya gagal jantung kongestif serta penyakit
cerebrovaskuler. Penyakit ini dipengaruhi oleh cara dan kebiasaan hidup seseorang,
sering disebut sebagai the killer disease karena penderita tidak mengetahui kalau dirinya
mengidap hipertensi. Penderita datang berobat setelah timbul kelainan organ akibat
Hipertensi. Hipertensi juga dikenal sebagai heterogeneouse group of disease karena dapat
menyerang siapa saja dari berbagai kelompok umur, sosial dan ekonomi. Kecenderungan
PERMASALAHAN
Permasalahan:
I. Identitas Pasien
Nama : Tn. BS
Umur : 57 tahun
Pekerjaan : Pensiunan
II. Anamnesis
1. Keluhan Utama
Pusing
Pasien datang dengan keluhan pusing sejak 2 hari yang lalu. Pusing
dirasakan terus menerus. Pasien juga mengeluh leher terasa kencang sehingga
pasien tidak bisa tidur. Pasien merupakan pasien rutin pengobatan hipertensi
b. Riwayat DM : disangkal
4. Riwayat Kebiasaan
2. Tanda Vital
c. Pernapasan : 16 x/menit
3. Status Gizi
BB = 72 kg TB = 165 cm
2. PENATALAKSANAAN
aktifitas fisik untuk mencegah timbulnya faktor risiko menjadi lebih buruk dan
menghindari terjadi rekurensi faktor risiko.
d. Rehabilitatif dilakukan agar penderita tidak jatuh pada keadaan yang lebih buruk
kasus kronis dengan melibatkan unsur organisasi profesi, pengelola program dan
PELAKSANAAN
Terapi Non-farmakologis:
hipertensi, hanya terbatas pada faktor risiko yang dapat diubah, dengan usaha-usaha
sebagai berikut :
Terapi famakologis:
kesakitan dan kematian akibat penyakit hipertensi dengan cara seminimal mungkin
berikutnya mungkin dapat ditarnbahkan selama beberapa bulan pertama perjalanan terapi.
Pemilihan obat atau kombinasi yang cocok bergantung pada keparahan penyakit dan
c. Upaya menurunkan tekanan darah dicapai dengan menggunakan obat anti hipertensi.
seumur hidup.
- Terapi Oral:
S 1 dd 1 tab
a. Menjelaskan kepada pasien bahwa hipertensi merupakan penyakit yang tidak dapat
sembuh namun dapat dikontrol dengan modifikasi gaya hidup dan obat
b. Mengontrol faktor risiko, antara lain menurunkan kelebihan berat badan, mengurangi
asupan garam sehari-hari, menciptakan keadaan rileks, melakukan olah raga teratur
c. Meminum obat secara teratur dan kembali kontrol sebelum obat habis
d. Rujukan dilakukan bilamana terapi yang diberikan di pelayanan primer belum dapat
Apabila pasien datang untuk kontrol, dilakukan evaluasi apakah keluhan yang dialami sudah
berkurang atau belum. Memeriksa tekanan darah pasien. Ditanyakan apakah obat masih ada atau
tidak. Jika tekanan darah masih belum memenuhi sasaran setelah beberapa kali pengobatan dan
modifikasi gaya hidup yang tepat atau ditemukan komplikasi dari hipertensi, maka pasien perlu
dirujuk ke dokter spesialis.
Judul Lap. Kegiatan : Pelaksanaan Poliklinik Umum di Puskesmas Eromoko I
PESERTA HADIR
Masyarakat
LATAR BELAKANG
Balai Pengobatan umum merupakan salah satu jenis pelayanan di Puskesmas Eromoko I. BP
umum merupakan tempat untuk melayani pemeriksaan umum oleh dokter yang meliputi
observasi, diagnosa, pengobatan tanpa tinggal diruang inap pada sarana kesehatan Puskesmas.
Balai Pengobatan Umum di Puskesmas Eromoko I melayani pasien dari usia > 6 tahun. Sebagian
besar penyakit yang di keluhkan oleh pasien yaitu hipertensi, diabetes mellitus dan osteoarthritis.
Jika ada pasien yang memerlukan pemeriksaan laboratorium sederhana biasanya kita
menyarankn untuk melakukan pemeriksaan laboratorium sederhana yang meliputi : HB, asam
urat, GDS, Kolesterol Total.
PERMASALAHAN
2. Kurangnya kesadaran masyarakat akan pentingnya menerapkan perilaku hidup bersih dan
sehat (PHBS) dalam lingkungan rumah.
Dalam pelayanan ini akan dilakukan anamnesis, pemeriksaan fisik, pengobatan, dan edukasi
pasien tentang penyakit yang dideritanya. Sedangkan pasien yang tidak bisa ditangani di
Puskesmas Eromoko I akan dirujuk ke fasilitas kesehatan yang lebih tinggi.
PELAKSANAAN
Telah dilakukan kegiatan poliklinik umum di Puskesmas Eromoko I selama periode 6 Agustus
2020 – 6 November 2020. Pemeriksaan meliputi anamnesis tentang gejala utama seperti demam,
nyeri kepala, batuk, sesak, mual muntah, nyeri ulu hati, nyeri perut, nafsu makan, berak encer,
gatal, serta keluhan penyerta. Kemudian dilakukan anamnesis tentang riwayat penyakit, faktor
risiko, riwayat keluarga, dan riwayat pengobatan sebelumnya. Setelah anamnesis dilanjutkan
dengan pemeriksaan fisis berupa inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi. Dan jika diperlukan,
dilakukan pemeriksaan penunjang laboratorium.
· Pada anamnesis, didapatkan keluhan terbanyak pasien yang datang berobat ke poliklinik
umum yaitu nyeri ulu hati, nyeri sendi, demam, batuk, dan sakit kepala.
· Dari anamnesis tersebut dengan keluhan nyeri ulu hati, paling banyak dengan diagnosis
akhir dyspepsia, keluhan demam, batuk paling banyak dengan diagnosis ISPA, dan keluhan sakit
kepala paling banyak dengan diagnosis hipertensi.
· Pasien yang dirujuk ke rumah sakit sebagian besar adalah pasien yang tidak dapat
ditangani di Puskesmas seperti tumor, katarak, dan trauma.