Anda di halaman 1dari 6

PANDUAN SWAMEDIKASI GEJALA COVID PADA PASIEN ISOLASI

MANDIRI

Afifatuljannah 34190282
Prodi Farmasi
STIKes Surya Global Yogyakarta
I. Pendahuluan
Virus merupakan salah satu penyebab penyakit menular yang perlu diwaspadai.
Dalam 20 tahun terakhir, beberapa penyakit virus menyebabkan epidemi seperti severe
acute respiratory syndrome coronavirus (SARS-CoV) pada tahun 2002-2003, influenza
H1N1 pada tahun 2009 dan Middle East Respiratory syndrome (MERS-CoV) yang
pertama kali teridentifikasi di Saudi Arabia pada tahun 2012.
Pada tanggal 31 Desember 2019, Tiongkok melaporkan kasus pneumonia misterius
yang tidak diketahui penyebabnya. Dalam 3 hari, pasien dengan kasus tersebut berjumlah
44 pasien dan terus bertambah hingga saat ini berjumlah jutaan kasus. Pada awalnya data
epidemiologi menunjukkan 66% pasien berkaitan atau terpajan dengan satu pasar seafood
atau live market di Wuhan, Provinsi Hubei Tiongkok. Sampel isolat dari pasien diteliti
dengan hasil menunjukkan adanya infeksi coronavirus, jenis betacoronavirus tipe baru,
diberi nama 2019 novel Coronavirus (2019-nCoV). Pada tanggal 11 Februari 2020,
World Health Organization memberi nama virus baru tersebut SARS-CoV-2 dan nama
penyakitnya sebagai Coronavirus Disease 2019 (COVID-19). Virus corona ini menjadi
patogen penyebab utama outbreak penyakit pernapasan. Virus ini adalah virus RNA
rantai tunggal (single-stranded RNA) yang dapat diisolasi dari beberapa jenis hewan,
terakhir disinyalir virus ini berasal dari kelelawar kemudian berpindah ke manusia.Pada
mulanya transmisi virus ini belum dapat ditentukan apakah dapat melalui antara manusia-
manusia. Jumlah kasus terus bertambah seiring dengan waktu. Akhirnya dikonfirmasi
bahwa transmisi pneumonia ini dapat menular dari manusia ke manusia. Pada tanggal 11
Maret 2020, WHO mengumumkan bahwa COVID-19 menjadi pandemi di dunia.
Sejak diumumkan pertama kali ada di Indonesia, kasus COVID19 meningkat
jumlahnya dari waktu ke waktu sehingga memerlukan perhatian. Pada prakteknya di
masa pandemi, tatalaksana COVID-19 diperlukan kerjasama semua profesi untuk
menanganinya. Diperlukan panduan tatalaksana yang sederhana dan mudah
dimengertidan diterapkan oleh semua pihak di seluruh Indonesia. Oleh karena itu 5
organisasi profesi yaitu PDPI, PERKI, PAPDI, PERDATIN dan IDAI mengeluarkan
buku Pedoman Tatalaksana COVID-19. Semoga buku ini dapat membantu tenaga medis
khususnya dokter-dokter yang menangani kasus COVID-19 dalam praktek di fasilitas
pelayanan kesehatan di Indonesia.
II. Isi
Saat ini, pusat pelayanan kesehatan dan tenaga medis tengah kewalahan.
Sementara itu, hasil tes swab PCR bisa memerlukan waktu berhari-hari untuk sampai
ke tangan. Apapun hasil tesnya, berdasarkan klasifikasi kasus COVID-19 yang lama
atau yang baru, pasien disarankan untuk mengisolasi diri di rumah dan merawat diri
sendiri sejak saat pelaksanaan tes. Ini akan membebaskan rumah sakit dari orang yang
potensial menularkan COVID-19 dan memungkinkan mereka mengalokasikan sumber
daya hanya untuk orang-orang yang dalam keadaan kritis dan benar-benar
membutuhkan perawatan medis.  
Bagi mayoritas penderita tanpa komorbiditas dan di luar kelompok usia manula,
gejala-gejala COVID-19 lebih menyerupai infeksi virus pernapasan pada
umumnya dan besar kemungkinan untuk sembuh dari penyakit ini tanpa perawatan
intensif. Berbagai studi juga memberikan rasio orang terinfeksi COVID-19 tanpa
gejala (asimtomatik) yang beragam (bahkan setinggi 80%!). 
Protokol isoman covid-19 (Kemenkes)

 Selalu memakai masker dan membuang masker bekas  di tempat yang ditentukan
 Jika sakit (ada gejala demam, flu dan batuk), maka tetap di rumah. Jangan pergi
bekerja, sekolah, ke pasar atau ke ruang publik untuk mencegah penularan
masyarakat
 Manfaatkan fasilitas telemedicine atau sosial media kesehatan dan hindari
transportasi publik. Beritahu dokter dan perawat tentang keluhan dan gejala, serta
riwayat bekerja ke daerah terjangkit atau kontak dengan pasien COVID-19
 Selama di rumah, bisa bekerja di rumah. Gunakan kamar terpisah dari anggota
keluarga lainnya, dan jaga jarak 1 meter dari anggota keluarga
 Tentukan pengecekan suhu harian, amati batuk dan sesak nafas. Hindari
pemakaian bersama peralatan makan dan mandi dan tempat tidur.
 Terapkan perilaku hidup sehat dan bersih, serta konsumsi makanan bergizi,
mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir dan lakukan etika batuk dan
bersin.
 Jaga kebersihan dan kesehatan rumah dengan cairan desinfektan. Selalu berada di
ruang terbuka dan berjemur di bawah sinar matahari setiap pagi (±15-30 menit)
 Hubungi segera fasilitas pelayanan kesehatan jika sakit berlanjut seperti sesak
nafas dan demam tinggi, untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.
Selama dalam isolasi rumah, perlu memperkuat daya tahan tubuh yang akan bekerja
melawan virus ini dan menyiapkan obat-obat untuk meredakan gejala-gejala COVID-
19. Dalam artikel panduan yang kami sadur, tercantum beberapa pengobatan
alternatif/tradisional untuk meredakan gejala-gejala COVID-19. Terapi alternatif
tersebut tidak kami sertakan karena hasilnya subjektif dan kurang kuat bukti uji klinis
dan dasar ilmiahnya. Namun, bila merasa nyaman menggunakan terapi tersebut,
selama tidak ada kontra indikasi, kami tidak melarangnya.   
Sebelum mulai isolasi, sediakan beberapa obat-obatan bebas sebagai berikut:
1. Paracetamol untuk demam dan sakit kepala
2. 3Pereda batuk (Guaifenesin, Dextromethorphan)
3. Pengatur lendir (Mucolytic/Expectorant)
4. Antihistamine (untuk hidung berlendir dan sinus) untuk mencegah post-nasal
drip dan menghambat infeksi saluran pernapasan dalam
5. Obat kumur antiseptik untuk nyeri tenggorokan
6. Khusus untuk penderita asma dan alergi, siapkan obat-obatan serta inhaler standar.
Konsultasikan dengan dokter apakah perlu mengkonsumsi steroid oral atau inhaler
Begitu juga untuk pengidap komorbiditas lain seperti diabetes, kardiovaskuler, dan darah
tinggi, mereka harus tetap dalam pengobatannya kecuali disarankan sebaliknya oleh
dokter spesialis yang menanganinya sekali lagi, menekankan untuk TIDAK
mengkonsumsi obat keras bila tidak disertai resep dokter. Selain itu, hal ini bisa
menyebabkan kurangnya suplai obat bagi orang yang benar-benar membutuhkan. Bila
mengalami gejala infeksi pernapasan dalam, seperti batuk kering dan sesak napas, ada
baiknya lakukan perubahan posisi tidur dan fisioterapi yang biasa dilakukan penderita
asma dan pneumonia. Teknik pernapasan dalam (deep breathing techniques) yang biasa
digunakan penderita penyakit hambatan paru-paru kronis (COPD), meskipun belum
didukung uji klinis untuk COVID-19, mungkin bermanfaat untuk mempersiapkan paru-
paru dalam melawan infeksi dan penyakit paru pada umumnya, termasuk COVID-19.
MEMANTAU GEJALA DAN KEGIATAN HARIAN LAIN
Masyarakat yang isoman diharapkan untuk memantau gejala-gejala dan membuat catatan
harian. Rekaman gejala harian akan memberikan gambaran bagi tenaga medis untuk
menentukan tingkat perawatan yang tepat serta bagi peneliti yang masih berusaha
mempelajari virus ini. Catatan harian juga dapat di gunakan untuk mengurangi
kecemasan serta mengetahui hal-hal yang meringankan atau memperburuk gejala yang
dialami. Dengan mencatat gejala harian yang timbul, diharapkan dapat mewaspadai
gejala-gejala yang penting dan menggunakan catatan tersebut untuk membantu atau
dokter yang menangani dalam mengambil keputusan. 
Di rumah, sediakan minimal termometer. jika memungkinkan, sediakan alat lain, seperti
pengukur tekanan darah dan pengukur kadar O2 dalam darah (pulse oximeter), untuk
membantu menilai gejala-gejala yang mengindikasikan hipoksia (kondisi kekurangan
oksigen pada tubuh manusia) dengan lebih akurat. Perhatikan juga bila ada perubahan
dari hari ke hari dalam urine dan buang air besar. Gunakan obat-obatan yang sudah
siapkan untuk mengurangi gejala-gejala yang alami.
Memantau Gejala Harian dan Kesehatan Mental 
Virus SARS-CoV-2 menyerang sel tubuh melalui enzym ACE-2 yang terdapat di
membran sel-sel organ tubuh manusia. Selain paru-paru, COVID-19 seringkali
bermanifestasi pada organ-organ lain seperti ginjal, hati, dan pada beberapa kasus,
jantung dan otak. Ada lebih dari 20 gejala yang dilaporkan penderita COVID-19; ini
menegaskan kalau infeksi SARS-COV-2 bukanlah flu biasa. 
Alangkah baiknya jika mencatat gejala-gejala yang alami dalam bentuk tabel harian,
kapan munculnya, serta skala keparahan, perubahan hari ke hari (memburuk atau
membaik). Contoh catatan harian gejala bisa dilihat di sini atau di sini. Prosedur dari
Gugus Tugas COVID-19 mengharuskan pendampingan dan pengecekan pasien yang
menjalani isolasi mandiri setiap hari secara langsung atau via telepon. Pendampingan
umumnya dikoordinasikan dengan aparat dan puskesmas terdekat. Memiliki catatan
harian mengenai gejala akan sangat membantu tugas mereka dalam mengawasi.
Beberapa aplikasi dokter daring juga sudah bekerjasama dengan pemerintah untuk
melakukan pendampingan isolasi mandiri sehingga bisa dipertimbangkan sebagai
alternatif pendampingan dokter. 
III. Penutup
Saat ini, pusat pelayanan kesehatan dan tenaga medis tengah kewalahan.
Sementara itu, hasil tes swab PCR bisa memerlukan waktu berhari-hari untuk sampai
ke tangan. Apapun hasil tesnya, berdasarkan klasifikasi kasus COVID-19 yang lama
atau yang baru, pasien disarankan untuk mengisolasi diri di rumah dan merawat diri
sendiri sejak saat pelaksanaan tes. Ini akan membebaskan rumah sakit dari orang
yang potensial menularkan COVID-19 dan memungkinkan mereka mengalokasikan
sumber daya hanya untuk orang-orang yang dalam keadaan kritis dan benar-benar
membutuhkan perawatan medis.  
Daftar Pustaka
WHO. Coronavirus disease 2019 (COVID-19) [Internet]. World Health Organization. 2020
[cited 2020 Dec 01]. Available from:
https://www.who.int/emergencies/diseases/novelcoronavirus-2019
Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Pencegahan dan Pengendalian Coronavirus Disease
(COVID-19) Revisi ke-5.
PDPI, PERKI, PAPDI, PERDATIN, IDAI. Protokol Tatalaksana COVID-19. 2020.
COVID-19 (Novel Coronavirus). Dynamed. 2020 [cited 2020 Dec 01]. Available from:
https://www.dynamed.com/condition/covid-19-novel-coronavirus

Anda mungkin juga menyukai