Anda di halaman 1dari 6

Patofisiologi COVID-19

 Coronavirus berasal dari banyak spesies hewan liar paling banyak pada spesies
kelelawar, sama dengan MERS dan SARS
 Penyebaran COVID-19 terjadi dari orang ke orang (person-to-person). Paling banyak
ditularkan saat orang yang terinfeksi COVID-19 batuk, bersin, yang menginfeksi
orang sehat.
 Kasus Coronavirus jenis baru ini berawal dari Provinsi Wuhan, Cina. Dimana warga
Wuhan sering mengonsumsi hewan liar yang tersedia bebas di pasar-pasar di Wuhan.

Manifestasi / gejala klinis


Gejala orang dengan COVID-19 mulai dari gejala ringan dan berat yang muncul 2-14 hari
setelah orang tersebut terinfeksi COVID-19. Gejala yang ditemukan berupa demam, batuk
kering dan sesak nafas.
Perawat adalah salah satu tenaga kesehatan terdapan yang berperan dalam proses
penyembuhan pasien dengan COVID-19. Dalam melaksanakan praktik sebagai perawat wajib
memberikan asuhan keperawatan (askep). Berikut Askep pada pasien COVID-19
Asuhan keperawatan pada pasien dengan COVID-19
PENGKAJIAN
Pada pasien yang dicurigai COVID-19 (memiliki 3 gejala utama demam, batuk dan sesak)
perlu dilakukan pengkajian:
 Riwayat perjalanan: Petugas kesehatan wajib mendapat secara rinci riwayat
perjalanan pasien saat ditemukan pasien demam dan penyakit pernapasan akut.
 Pemeriksaan fisik: Pasien yang mengalami demam, batuk dan sesak napas dan telah
melakukan perjalanan ke Negara atau Daerah yang telah ditemukan COVID-19 perlu
dilakukan isolasi kurang lebih 14 hari.

DIAGNOSIS KEPERAWATAN
Hasil pengkajian dan respon yang diberikan pasien, paling banyak diagnosis keperawatan
yang diangkat pada COVID-19 adalah
 Infeksi berhubungan dengan kegagalan untuk menghindari patogen akibat paparan
COVID-19
 Hipertermia berhubungan dengan peningkatan laju metabolisme
 Pola napas tidak efektif terkait dengan adanya sesak napas
 Kecemasan terkait dengan etiologi penyakit yang tidak diketahui
Tujuan dan kriteria hasil
 Cegah penyebaran infeksi
 Pelajari lebih lanjut tentang penyakit dan penatalaksanaannya
 Kontrol suhu tubuh
 Frekuensi napas kembali normal
 Kecemasan menurun

INTERVENSI KEPERAWATAN COVID-19


Berikut intervensi keperawatan yang dapat dilakukan pada pasien dengan COVID-19
 Monitor vital sign: Pantau suhu pasien; infeksi biasanya dimulai dengan suhu tinggi;
monitor juga status pernapasan pasien karena sesak napas adalah gejala umum covid-
19. Perlu juga untuk dipantau saturasi oksigen pasien karena sesak napas berhubungan
dengan kejadian hipoksia
 Maintain respiratory isolation: Simpan tisu di samping tempat tidur pasien; buang
sekret dengan benar; menginstruksikan pasien untuk menutup mulut saat batuk atau
bersin (menggunakan masker) dan menyarankan pengujung (siapa saja yang
memasuki ruang perawatan) tetap menggunakan masker atau batasi/hindari kontak
langsung pasien dengan pengunjung.
 Terapkan hand hygiene: Ajari pasien dan orang yang telah kontak dengan pasien
cuci tangan pakai sabun dengan benar
 Manage hyperthermi: Gunakan terapi yang tepat untuk suhu tinggi untuk
mempertahankan normotermia dan mengurangi kebutuhan metabolisme
 Edukasi: Berikan informasi tentang penularan penyakit, pengujian diagnostik, proses
penyakit, komplikasi, dan perlindungan dari virus.

EVALUASI
Tujuan keperawatan dapat dipenuhi jika dibuktikan dengan:
 Pasien dapat mencegah penyebaran infeksi
 Pasien dapat belajar lebih banyak tentang penyakit dan penatalaksanaanya
 Suhu tubuh pasien kembali normal
 Pernapasan pasien normal
 Kecemasan pasien berkurang
Data dari tim Gugus Tugas covid-19 menunjukkan, jumlah anak yang positif covid-19 hingga
13 Juli 2021 sekitar 328 ribu anak berusia 0 – 18 tahun (12,8% dari total kasus terkonfirmasi
covid-19). Adapun data Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mencatat setidaknya 1 dari 8
kasus covid-19 terjadi pada anak.
Setelah sembuh, anak pun bisa mengalami long covid. Hal ini menggambarkan gejala yang
tetap ada sampai lebih 4 minggu sejak awal gejala covid. Istilah lainnya adalah post viral
fatigue syndrome.
Hingga saat ini, dr. Sam mengatakan penyebab rasa lelah ini belum jelas. Namun diduga
karena respons peradangan terhadap kerusakan yang ditimbulkan virus. Efek peradangan ini
masih dirasakan mesk virus sudah tidak ada.
Dikutip dari Halodoc, ada beberapa gejala yang sering muncul pada anak antara lain,
kelelahan terus-menerus, esulitan berkonsentrasi, napas yang menjadi lebih pendek, dan nyeri
otot.
Untuk mengurangi gejala yang ditimbulkan dokter Sam menyarankan agar pasien
menerapkan gaya hidup sehat seperti makan bernutrisi, berolahraga, dan mengelola cemas,
stres, dan mood anak.

Berikut 13 gejala Covid-19 pada anak:


1. Demam atau meriang
2. Batuk
3. Hidung tersumbat atau pilek
4. Kehilangan indra penciuman
5. Sakit tenggorokan
6. Sesak atau kesulitan bernapas
7. Sakit perut hingga
8. Diare
9. Mual dan muntah
10. Kelelahan
11. Sakit kepala
12. Nyeri otot atau tubuh
13. Kehilangan selera makan terutama pada bayi berusia di bawah 1 tahun.

Berikut cara merawat anak yang positif Covid-19:


1. Ikut isolasi
Fresti mengatakan orang tua harus ikut menamani anak untuk isolasi. Jangan tinggalkan anak
sendiri. pastikan anak merasa aman dan nyaman.
"Selama pendampingan ini, orang tua atau pengasuh artinya ikut isolasi bersama anak. Tak
boleh keluar dan berbaur dengan orang lain terlebih dahulu," kata Fresti.

2. Nutrisi yang cukup


Pastikan anak memiliki nutrisi yang cukup selama perawatan. Anak yang masih menyusui
juga harus terus diberi ASI.
3. Menstimulasi anak
Tetap lakukan kegiatan-kegiatan menyenangkan yang menstimulasi otak dan tumbuh
kembang anak.
4. Pengobatan
Penuhi pula pengobatan untuk anak selama menjalani perawatan Covid-19. Konsultasikan
pada dokter obat dan vitamin yang dibutuhkan untuk penyembuhan.
Retno menambahkan, juga perlu disiapkan beberapa obat seperti obat demam, vitamin C 400
mg per hari untuk anak usia 4-8 tahun, sedangkan untuk anak usia 9-13 tahun maksimal
1.200 mg per hari. Kemudian, untuk anak usia 14-18 tahun maksimal 1.800 mg per hari.
Selanjutnya juga sediakan zink 20 mg per hari yang diberikan selama 14 hari isoman.
“Jangan lupa vitamin D3 untuk anak usia kurang dari tiga tahun 400 IU per hari, sedangkan
untuk anak usia di atas tiga tahun 1000 IU per hari. Remaja 2000 IU per hari, sedangkan
untuk remaja yang mengalami obesitas 5000 IU per hari,” paparnya.

Apa saja gejala COVID-19 pada anak?


Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman,
ada 3 gejala yang paling banyak dirasakan anak ketika terpapar COVID-19.
Studi ini dilakukan kepada 1.973 pasien Corona berusia di bawah 18 tahun, yang berasal dari
190 rumah sakit swasta dan fasilitas kesehatan masyarakat di berbagai wilayah Indonesia.
Disebutkan, gejala COVID-19 yang paling banyak ditemukan pada anak adalah batuk.
 Batuk: 57,4 persen
 Kelelahan: 39,7 persen
 Demam: 36,8 persen.

Selain itu, ada beberapa gejala lain yang perlu diwaspadai oleh para orang tua jika anaknya
terinfeksi virus Corona. Berikut sejumlah gejala COVID-19 pada anak.
 Meriang
 Hidung tersumbat atau pilek
 Kehilangan indra penciuman
 Sakit tenggorokan
 Sesak napas atau kesulitan bernapas
 Diare
 Mual atau muntah
 Sakit perut
 Sakit kepala
 Nyeri otot atau tubuh
 Hilangnya nafsu makan, terutama pada bayi berusia di bawah satu tahun.

Anda mungkin juga menyukai