DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 1
ADELIA TARIGAN 19.11.003
AFRISYAH RANI 19.11.005
DEVINA FIRNANDA 19.11.030
ELVINA DAMAYANTI 19.11.037
ESTER THERESIA YANTI BR SIANTURI 19.11.040
FESTARIA BR GINTING 19.11.043
KRISTINA MONITA 19.11.057
NISA ARIYANI SIREGAR 19.11.071
NUR TRIANI 19.11.076
SITI SUHARNI 19.11.110
Apa itu virus corona?
Merupakan keluarga besar virus yang menyebabkan penyakit mulai dari gejala ringan
sampai berat. Virus corona adalah zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia).
Terdapat 4 genus: Alphacoronavirus, Betacoronavirus, Gammacoronavirus, and
Deltacoronavirus
Alphacoronavirus dan Betacoronavirus hanya menginfeksi mamalia (termasuk
manusia), Gammacoronavirus menginfeksi unggas dan Deltacoronavirus
menginfeksi unggas dan mamalia
Ada setidaknya dua jenis coronavirus yang diketahui menyebabkan penyakit yang
dapat menimbulkan gejala berat seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS-
CoV) dan Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS-CoV).
SARS CoV2 adalah virus jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya
pada manusia dan menyebabkan Coronavirus Disease 2019 (COVID-19).
APA ITU COVID – 19 ?
Coronavirus berasal dari banyak spesies hewan liar paling banyak pada spesies
kelelawar, sama dengan MERS dan SARS
Penyebaran COVID-19 terjadi dari orang ke orang (person-to-person). Paling
banyak ditularkan saat orang yang terinfeksi COVID-19 batuk, bersin, yang
menginfeksi orang sehat.
Kasus Coronavirus jenis baru ini berawal dari Provinsi Wuhan, Cina. Dimana
warga Wuhan sering mengonsumsi hewan liar yang tersedia bebas di pasar-pasar
di Wuhan.
MANIFESTASI / GEJALA KLINIS
• Manifestasi klinis pasien COVID-19 memiliki spektrum yang luas, mulai dari tanpa gejala
(asimtomatik), gejala ringan, pneumonia, pneumonia berat, ARDS, sepsis, hingga syok sepsis
• Gejala ringan didefinisikan sebagai pasien dengan infeksi akut saluran napas atas tanpa
komplikasi, bisa disertai dengan demam, fatigue, batuk (dengan atau tanpa sputum),
anoreksia, malaise, nyeri tenggorokan, kongesti nasal, atau sakit kepala. Pasien tidak
membutuhkan suplementasi oksigen. Pada beberapa kasus pasien juga mengeluhkan diare
dan muntah.
• Pasien COVID-19 dengan pneumonia berat ditandai dengan demam, ditambah salah satu dari
gejala:
1. frekuensi pernapasan >30x/menit
2. distres pernapasan berat, atau
3. saturasi oksigen 93% tanpa bantuan oksigen. Pada pasien geriatri dapat muncul gejala-gejala
yang atipikal.
Sebagian besar pasien yang terinfeksi SARS-CoV-2 menunjukkan gejala-gejala pada sistem
pernapasan seperti demam, batuk, bersin, dan sesak napas.
Tatalaksana medis
Penatalaksanaan COVID-19 tergantung pada tingkat keparahan penyakitnya. Pada pasien
dengan gejala ringan, isolasi dapat dilakukan secara mandiri. Pada pasien dengan penyakit
berat atau risiko pemburukan, maka perawatan di fasilitas kesehatan diperlukan. Terapi
Suportif untuk Gejala Ringan
Pada pasien COVID-19 dengan gejala ringan, isolasi dapat dilakukan di rumah. Pasien
disarankan untuk menggunakan masker terutama saat melakukan kontak dengan orang
lain. Beberapa terapi suportif, seperti antipiretik, antitusif, dan ekspektoran dapat
digunakan untuk meringankan gejala pasien
Asuhan keperawatan
Pengkajian Keperawatan
pengkajian yang dilaksanakan untuk mengumpulkan informasi dari pasien, membuat data dasar
tentang pasien, dan membuat catatan tentang respons kesehatan pasien. Pengkajian yang
komprehensif atau menyeluruh, sistematis yang logis akan mengarah dan mendukung pada
identifikasi masalah-masalah pasien. Masalah-masalah ini dengan menggunakan data penkajian
sebagai dasar formulasi yang dinyatakan sebagai diagnosa keperawatan. Adapun Pada pasien
yang dicurigai COVID-19 (memiliki 3 gejala utama demam, batuk dan sesak) perlu dilakukan
pengkajian:
1. Riwayat perjalanan: Petugas kesehatan wajib mendapat secara rinci riwayat perjalanan pasien
saat ditemukan pasien demam dan penyakit pernapasan akut.
2. Pemeriksaan fisik: Pasien yang mengalami demam, batuk dan sesak napas dan telah
melakukan perjalanan ke Negara atau Daerah yang telah ditemukan COVID-19 perlu
dilakukan isolasi kurang lebih 14 hari.
Pemeriksaan Diagnostik
Hasil laboratorium pasien COVID-19 yang dirawat di icu menunjukkan adanya leukopenia,
lymphopenia, leukocytosis, peningkatan D-dimer, lactate dehydrogenase dan ferritin, serta
rocalcitonin normal atau rendah. Hasil-hasil laboratorium ini erat hubungannya dengan
prognosis yang tidak bagus.
Hasil Imaging/ Rontgen thorax tidak menunjukkan adanya perbedaan significant pada
COVID-19 ringan atau sedang. Penggunaan diagnostic computed tomography (CT) umum
dilakukan
Diagnosa Keperawatan
Bersihan Jalan Napas tidak efektif,
Kerusakan Pertukaran Gas,
Pola Napas tidak Effective,
Risiko Infeksi,
Nyeri Acute,
Intoleransi Aktivitas,
Hipertermia,
Risiko Defisit Volume Cairan
Intervensi Keperawatan
Berikan oksigen terapi dengan target saturasi perifer 90-96%
Ventilasi mekanik
Yang harus dicermati pada Tindakan Intubasi :
a) Batasi staf yang akan terlibat, namun tetap memperhatikan keselamatan pasien.
Gunakan APD lengkap dengan respirator N95
b) Direkomendasikan intubasi dilakukan oleh staf yang terlatih dan memiliki pengalaman
dalam manajemen jalan napas untuk meminimalkan resiko transmisi.
Pemantauan AGD
Terapi Farmakologi
Pemeliharaan jalan nafas (suctioning)
Pencegahan VAP
Dukungan Nutrisi
Monitor semua sistem terhadap respon terapi dan potensial komplikasi
Intervensi Keperawatan
Monitor vital sign: Pantau suhu pasien; infeksi biasanya dimulai dengan suhu tinggi; monitor
juga status pernapasan pasien karena sesak napas adalah gejala umum covid19. Perlu juga
untuk dipantau saturasi oksigen pasien karena sesak napas berhubungan dengan kejadian
hipoksia
Maintain respiratory isolation: Simpan tisu di samping tempat tidur pasien; buang sekret dengan
benar; menginstruksikan pasien untuk menutup mulut saat batuk atau bersin (menggunakan
masker) dan menyarankan pengujung (siapa saja yang memasuki ruang perawatan) tetap
menggunakan masker atau batasi/hindari kontak langsung pasien dengan pengunjung.
Terapkan hand hygiene: Ajari pasien dan orang yang telah kontak dengan pasien cuci tangan
pakai sabun dengan benar
Manage hyperthermi: Gunakan terapi yang tepat untuk suhu tinggi untuk mempertahankan
normotermia dan mengurangi kebutuhan metabolisme
Edukasi: Berikan informasi tentang penularan penyakit, pengujian diagnostik, proses penyakit,
komplikasi, dan perlindungan dari virus.
Evaluasi