Anda di halaman 1dari 33

MAKALAH CANDIDIASIS

System Integumen Dalam Keperawatan

Disusun Oleh:

ASRI TETRA HAPSARI 88150002

YOSSI PRASETIA 88150007

MUHAMMAD ZAENAL ARIFIN 88150008

FAKULTAS ILMU KEPERAWATAN

UNIVERSITAS BSI BANDUNG

T.A 2017/2018

BANDUNG
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
berkat limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga penulis dapat menyusun
makalah ini yang berjudul “Candidiasis”.

Penulis menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan


dan tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak,
untuk itu dalam kesempatan ini penulis menghaturkan rasa hormat dan
terimakasih yang sebesar – besarnya kepada semua pihak yang membantu dalam
pembuatan makalah ini.

Akhir kata semoga makalah ini dapat memberikan manfaat kepada para
pembaca. Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
baik dari bentuk penyusunan maupun materinya. Untuk itu kami mengharapkan
kritik dan saran dari pembaca. Atas kritik dan sarannya penulis mengucapkan
terimakasih.

Bandung, Oktober 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ......................................................................................................... i

DAFTAR ISI....................................................................................................................... ii

BAB I .................................................................................................................................. 1

PENDAHULUAN .............................................................................................................. 1

1.1 Latar Belakang .................................................................................................... 1

1.2 Tujuan ................................................................................................................. 2

1.3 Rumusan Masalah ............................................................................................... 2

BAB II................................................................................................................................. 3

TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................... 3

2.1 Definisi ................................................................................................................ 3

2.2 Klasifikasi ........................................................................................................... 3

2.3 Etiologi ................................................................................................................ 8

2.5 Patofisiologi ...................................................................................................... 12

2.6 Komplikasi ........................................................................................................ 13

2.7 Pemeriksaan Penunjang .................................................................................... 13

2.8 Penatalaksanaan ................................................................................................ 13

BAB III ............................................................................................................................. 16

ASUHAN KEPERAWATAN........................................................................................... 16

3.1 Pengkajian ......................................................................................................... 16

BAB IV ............................................................................................................................. 29

PENUTUP ........................................................................................................................ 29

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................... 30

ii
iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Candida adalah salah satu jenis jamur yang banyak tumbuh dan
berkembang di daerah beriklim tropis, termasuk di Indonesia. Candida
dapat ditemukan di tanah, buah-buahan, air, dan kotoran binatang
(Gandahusada et al.,2006). Candida normal berada di kulit, membran
mukosa, dan gastrointestinal (Irianto, 2013). Beberapa jamur komensal
yang berada di tubuh manusia termasuk Candida dapat menginfeksi tubuh
host-nya dan menjadi infeksi oportunistik.

Infeksi akibat Candida sp disebut dengan kandidiasis. Kandidiasis


terdapat diseluruh dunia dan dapat terjadi pada semua umur, baik laki-laki
maupun perempuan (Kuswadji, 2007). Kandidiasis pertama kali
dikenalkan oleh Hipocrates pada tahun 377 sebelum Masehi, dengan
melaporkan adanya lesi oral yang kemungkinan disebabkan oleh jamur
genus Candida. Terdapat 150 jenis jamur dalam famili Deutromycetes dan
tujuh diantaranya adalah C. alb, Candida tropicalis, Candida parapsilosi,
Candida krusei, Candida kefyr, Candida glabrata, dan Candida
guilliermondii.C.albmerupakan jamur terbanyak yang terisolasi dalam
tubuh manusia sebagai flora normal dan merupakan salah satu penyebab
infeksi oportunistik (Farah et al, 2010).

Peningkatan prevalensi kandidiasis dapat disebabkan oleh beberapa


faktor predisposisi. Faktor predisposisi utama adalah rendahnya daya
tubuh pejamu seperti penderita HIV/AIDS, pasien yang menjalani terapi
obat-obatan spektrum luas dalam jangka panjang, pasien yang menjalani
transplantasi organ tubuh, pemakaian protesa yang menyebabkan iritasi

1
kronik,perokok berat dan penderita gizi buruk yaitu dengan adanya
defesiensi protein (Krishnan, 2012).
Kandidiasis dapat menyerang semua umur, baik pria maupun wanita.
Terdapat sekitar 30-40% C. alb pada rongga mulut orang dewasa sehat,
45-65% pada anak-anak sehat, 45% pada neonatus, 50-65% pada pasien
yang memakai protesa lepasan, 65-88% pada orang yang mengkonsumsi
obat-obatan spektrum

1.2 Tujuan
1. Mengetahui definisi dari kandidiasis
2. Mengetahui klasifikasi kandidiasis
3. Mengetahui etiologi dari kandidiasis
4. Mengetahui manifestasi klinis kandidiasis
5. Mengetahui patofisiologi kandidiasis
6. Mengetahui pemeriksaan penunjang pada klien dengan kandidiasis
7. Mengetahui penatalaksanaan serta pencegahan pada kandidiasis
8. Mengetahui komplikasi yang dapat terjadi pada klien dengan
kandidiasis
9. Mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan kandidiasis

1.3 Rumusan Masalah


1. Apakah definisi dari kandidiasis?
2. Bagaimana klasifikasi kandidiasis?
3. Apakah etiologi dari kandidiasis?
4. Bagaimana manifestasi klinis kandidiasis?
5. Bagaimana patofisiologi kandidiasis?
6. Apakah pemeriksaan penunjang pada klien dengan kandidiasis?
7. Bagaimana penatalaksanaan serta pencegahan pada kandidiasis?
8. Apa sajakah komplikasi yang dapat terjadi pada klien dengan
kandidiasis?
9. Bagaiman asuhan keperawatan pada klien dengan kandidiasis?

2
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi
Suatu penyakit akut atau subakut, disebabkan jamur intermediat yang
menyerang kulit, kuku, selaput lendir, dan alat-alat dalam.

Kandidiasis adalah suatu infeksi jamur yang disebabkan oleh candida.


Candida merupakan mikroflora normal pada rongga mulut, mikroorganisme ini
mencapai 40-60 % dari populasi (Silverman S, 2001).

Kandidiasis adalah infeksi atau penyakit akibat jamur Candida, khususnya


C. albicans. Penyakit ini biasanya akibat debilitasi (seperti pada penekan imun
dan khususnya AIDS), perubahan fisiologis, pemberian antibiotika
berkepanjangan, dan hilangnya penghalang (Stedman, 2005).

Kandidiasis adalah infeksi yang disebabkan oleh jamur Candida sp.


Kandidiasis merupakan infeksi oportunistik dengan insidensi tertinggi
(Nasronudin, 2008). Kandidiasis bersifat oportunistik, artinya, infeksi tersebut
disebabkan oleh organisme yang sebenarnya merupakan flora normal di kulit,
saluran cerna, dan saluran kemih, namun dapat menjadi patogen pada host
yang imunokompromis (Kayser et al, 2005).

2.2 Klasifikasi
Berbagai jenis kandidiasis mempunyai ciri khas yang bergantung pada
alat-alat yang terkena. (Conant, 1971dalam Siregar, 2005) membagi
kandidiasis dalam beberapa kelompok meliputi: kandidiasis selaput lendir,
kandidiasis kutis, dan reaksi id.
1. Kandidiasis selaput lendir, misalnya:
a. Kandidiasis oral Disebut juga “Oral trush”,

3
Memberi gambaran klinis berupa stomatitis akut. Pada selaput lendir
mulut tampak bercak-bercak putih kekuninggan yang timbul dari dalam
selaput lendir yang merah yang disebut membran palsu.membran palsu
ini dapat meluas sampai menutupi lidah dan palatum mole.
Kandidiasis oral pada mukosa bibir, tampak bercak-bercak berupa
membran palsu Lesi-lesi ini dapat juga terlepas dari selaput lendir
sehingga dasarnya tampak merah dan mudah berdarah. Penderita selalu
mengeluh sakit, terutama bila waktu tersentuh makanan. Kandidiasis oral
ini banyak diderita oleh bayi baru lahir. penderita penyakit manahun
yang mendapat antibiotik dalam waktu lama, atau penderita keganasan
yang mendapat obat sitostatik atau pengobatan dengan radiasi.
b. Perlece
Kelainan tampak pada kedua sudut
mulut, yang terjadi perlunakan kulit yang
mengallami erosi. Dasarnya merah dan
bibir menjadi pecah- pecah, kemudian
terjadi fisura pada kedua sudut mulut.
Faktor predisposisi yang dapat menimbulkan penyakit ini ialah
kekurangan vitamin B2 (riboflavin), pada orang tua yang tidak dapat
menutup mulutnya dengan baik hingga air liur keluar terus. Hal ini akan
menyebabkan maserasi kedua sudut mulut.
c. Kandidiasis vaginitis dan vulvovaginitis
Vaginitis karena kandida selalu disertai
oleh vulvovaginitis. Hal ini disebabkan
terjadi kontak langsung dari sekret-sekret
vagina yang mengalami infeksi sehingga
daerah vulva ikut mengalami infeksi. Pada
mukosa vagina terlihat ada bercak putih kekuningan, meninggi dari
permukaan, yang disebut vaginal trush. Bercak-bercak ini terdiri dari
gumpalan jamur kandida, jaringan nekrotik, dan sel-sel epitel. Dari liang
vagina keluar sekret vagina yang mulala encer kemudian menjadi kental
dan pada keadaan yang menahun tampak seperti butir-butir tepung yang

4
halus. Di dalam gumpalan sekret ini terdapat elemen-elemen kandida dan
epitel, dan secara kontinuitatum menyebabkan infeksi di daerah vulva
senhingga terjadi vulvovaginitis.
Labia minora dan mayora membengkak dengan ulkus-ulkus kecil
bewarna merah disertai dengan daerah yang erosi. Kelainan ini dapat
menjalar sampai ke kulit sekitarnya hingga seluruh kulit lipat paha dan
perineum menjadi merah, bengkak, erosi, dan terdapat lesi-lesi satelit.
Penderita selalu merasa gatal, panas, dan sakit pada waktu buang air kecil.
Faktor predisposisi untuk timbulnya vulvovaginitis adalah kegemukan.
Diabetes militus, higiene yang kurang, infeksi kronis di dalam vagina dan
serviks, serta pengaruh obat-obat antihamil dan kehamilan.
d. Kandidiasis balantis dan balanoptisis
Sering terjadi pada pria yang tidak
dikhitan, di mana glans penis tertutup
terus oleh preputium. Balantits
tampak berupa bercak-bercak eritema
dan erosi pada glan penis dan sering
disertai dengan pustulasi. Kelainan ini
dapat meluas sampai sokrotum, perineum, dan kulit di lipat paha, yang
terlihat daerah-daerah eritematosa dan lesi-lesi satelit disertai rasa gatal
dan rasa sakit atau panas.Faktor predisposisi ialah tidak dikhitan,
kegemukan, peminum alkohol, hiperhidrosis, diabetes militus, penderita
penyakit kronis atau keganasan dan pemakai obat-obat antibiotik atau
sitostatik.
e. Kandidiasis mukokutan kronis
Biasanya banyak ditemukan pada anak-anak dan penderita yang
mengalami bermacam-macam defisiensi. Kelainan-kelainan yang timbul
berupa bercak-bercak pada daerah-daerah mukokutan, erosi, dan pada
perasaan timbul rasa panas dan gatal. Penyakit ini merupakan infeksi
persisten oleh kandida yang mengenai yang resistensi terhadap semua
pengobatan topikal karena penyakit ini sering disertai dengan infeksi

5
bakteri lain, dan karena adanya gangguan imunologik yang bersifat
herediter.
2. Kandidiasis kutis meliputi:
a. Lokalisata: intertriginosa dan daerah perianal
1) Kandidiasis intertriginosa
Lesi-lesi timbul pada tempat
predileksi, yaitu daerah-daerah lipatan
kulit, seperti ketiak, bawah payudara,
lipat paha, intergluteal, antara ari-jari
tangan dan jari-jari kaki, sekitar pusat,
dan lipat leher. Kelainan yang tampak
berupa kemerahan kulit yang terbatas
tegas, erosi dan berisik. Lesi-lesi
tersebut sering dikelilingi oleh lesi-lesi
satelit berupa vesikel-vesikel dan
pustula milier, yang bila memecah meninggalkan daerah-daerah yang
erosi dan selanjutnya dapat berkembang menyerupai lesi-lesi
primernya.
Kelainan pada sela-sela jari sering ditemukan pada orang yang
banyak berhubungan dengan air, seperti tukang cuci atau petani
sawah, orang-orang yang memakai kaus dan sepatu terus-menerus.
Kandidiasis pada kaki dan sela-sela jari ini sering dikenal “kutu air”.
Kulit di sela-sela jari menjadi lunak, terjadi maserasi dan dapat
mengelupas menyerupai kepala susu. Faktor predisposisi kandidiasis
intertriginosa ini ialah diabetes melitus, kegemukan , banyak keringat,
pemakaian obat-obat antibiotik, kortikosteroid. Sitostatik, dan
penyakit-penyakit yang menyebabkan daya tahan tubuh menurun.
2) Kansdidiasis perianal
Infeksi kandida pada kulit
sekitar anus, yang banyak ditemukan
pada bayi-bayi, dikenal sebagai
kandidiasis popok ( Diaper rash). Hal

6
ini sering disebabkan oleh popok basah yang tidak segera diganti
sehingga menyebabkan iritasi kulit sekitar genitalia dan anus.
Popok yang basah menyebabkan maserasi kulit, dan karena adanya
lubang-lubang alamiah (anus) yang banyak mengandung kandida
maka dapat tumbuh dengan subur dan terjadilah kandidiasis perinal
dan kandidiasis popok.Kulit di sekitar anus, lipat paha, kemaluan,
perineum, dan lipat pantat menjadi merah, erosi, dan bersisik halus
putih.Pemakaian antibiotik dan kortokosteroid dapat menjadi
faktor yang mempermudah terjadinya infeksi kandida di daerah-
daerah ini.
b. Kandidiasis kutis generalisata
Lesi terdapat pada glabrous skin. Biasanya daerah intertriginosa ikut
terkena, seperti lipat payudara, intergluteal, umblikus, ketiak, lipat paha,
sering disertai glossitis, stomatitis, dan paronikia. Kelainan dapat berupa
eksematoid yang disertai vesikel-vesikel dan pusrula-pustula milier yang
generalisata.
c. Kandidiasis kutis granulomatosa
Bentuk ini sering menyerang anak-anak.Lesi berupa papul merah
yang ditutupi oleh krusta yang tebal bewarna kuning kecoklatan dan
melekat erat pada dasarnya, membentuk granuloma menyerupai tanduk.
Lokasi tersering adalah pada muka, kepala, tungkai dan di dalam rongga
faring. Otomikosis ialah infeksi jamur di ddalam liang telinga yang dapat
disebabkan oleh Candida albicans. Dikatakan bahwa 28,3% dari
otomikosis disebabkan oleh kandida.
3. Reaksi id
Kandidiasis id (kandididid) merupakan reaksi alergi dari kandida. Infeksi
kandida dari suatu tempat dapat memberikan reaksi alergi di tempat lain.
Kelainan-kelainan yang timbul berupa vesikel-vesikel steril yang keras,
sangat gatal, terutama terdapat di telapak kaki dan tangan, sepanjang jari-jari
atau tempat-tempat lain. Apabila vesikel ini pecah terjadi skuamasi atau kulit
yang mengelupas.Kelainan alergi ini tidak dapat disembuhkan selama

7
penyakit primernya belum sembuh. Biasanya infeksi primer dapat
disembuhkan dalam usus, vagina, atau sela-sela jari kaki dan tangan.

2.3 Etiologi
Penyebab utama kandidiasis ialah Jamur Candida albicans. Spesies lain
seperti Candida krusei, Candida stellatoidea, Candida tropicalis, Candida
pseudotropicalis, dan Candida parapsilosis, umumnya bersifat apatogen.
Kandida adalah tanaman yang termasuk ke dalam kelompok jamur (Siregar,
2005).
Menurut Lodder, 1970 (dalam Siregar, 2005), taksonomi kandida adalah:
1. Termasuk kedalam kelompok Fungi imperfecti atau Deutromycota.
2. Famili : Cryptococcaccae
3. Subfamili : Candidoidea
4. Genus : Candida Spesies
Sel-sel jamur kandida berbentuk bulat, lonjong, atau bulat lonjong dengan
ukuran 2-5µ x 3-6µ sampai 2-5,5µ x 5-28,5µ. Berkembang biak dengan
memperbanyak diri dengan spora yang tumbuh dari tunas, disebut blastospora.
(Siregar, 2005).
Kandida dapat dengan mudah tumbuh di dalam media Sabauroud dengan
membentuk koloni ragi dengan sifat-sifat khas, yakni: menonjol dari
permukaan medium, permukaan koloni halus, licin, bewarna putih kekuning-
kuningan, dan berbau ragi. Jamur kandida dapat hidup di dalam tubuh manusia,
hidup sebagai parasit atau saprofit, yaitu di dalam alat percernaan, alat
pernapasan, atau vagina orang sehat. Pada keadaan tertentu, sifat kandida ini
dapat berubah menjadi patogen dan dapat menyebabkan penyakit yang disebut
kandidiasis atau kandidosis. (Siregar, 2005) Penyebab kandidiasis ini adalah
jamur jenis Candida. Jamur jenis ini adalah jamur yang sangat umum terdapat
di sekitar kita dan tidak berbahaya pada orang yang mempunyai imun tubuh
yang kuat.
Candida ini baru akan menimbulkan masalah pada orang-orang yang
mempunyai daya tahan tubuh rendah, misalnya penderita AIDS, pasien yang
dalam pengobatan kortikosteroid dan tentu saja bayi yang system imunnya
belum sempurna. Jamur Candida ini adalah jamur yang banyak terdapat di

8
sekitar kita, bahkan di dalam vagina ibu pun terdapat jamur candida. Bayi bias
saja mendapatkan jamur ini dari alat-alat seperti dot dan kampong atau bias
juga mendapatkan candida dari vagina ibu ketika persalinan. Selain itu,
kandidiasis oral ini juga dapat terjadi akibat keadaan mulut bayi yang tidak
bersih karena sisa susu yang diminum tidak dibersihkan sehingga akan
menyebabkan jamur tumbuh semakin cepat.
Faktor-faktor yang mempermudah terjadinya candida pada seseorang
digolongkan dalam dua kelompok :
1. Faktor endogen
a. Perubahan fisiologi tubuh yang terjadi pada :
- Kehamilan, terjadi perubahan di dalam vagina
- Obesitas, kegemukan menyebabkan banyak keringat, mudah terjadi
maserasi kulit, memudahkan infestasi candida.
- Endokrinopatti, gangguan konsentrasi gula dalam darah, yang pada
kulitakan menyuburkan pertumbuhan candida
- Penyakit menahun, seperti tuberculosis, lupus eritematosus,
karsinomadan leukemia
- Pengaruh pemberian obat-obatan, seperti antibiotic, kortikosteroid dan
sitostatik
- Pemakaian alat-alat di dalam tubuh, seperti gigi palsu, infus dan
kateter.
b. Umur Orang tua dan bayi lebih mudah terkena infeksi karena status
iRmunologinya tidak sempurna.
c. Gangguan imunologis Pada penyakit genetic seperti Atopik dermatitis,
infeksi candida mudah terjadi.
2. Factor eksogen
a. Iklim panas dan kelembaban menyebabkan banyak keringat terutama
pada lipatan kulit, menyebabkan kulit maserasi, dan ini mempermudah
invasi candida.
b. Kebiasaan dan pekerjaan yang banyak berhubungan dengan air
mempermudah invasi candida.

9
c. Kebersihan dan kontak dengan penderita. Pada penderita yang sudah
terkena infeksi (kandidiasis di mulut) dapat menularkan infeksi kepada
pasangannya melalui ciuman. Kedua factor eksogen dan endogen ini
dapat berperan menyuburkan pertumbuhan candida atau dapat
mempermudah terjadinya invasi candida ke dalam jaringan tubuh.

2.4 Manifestasi Klinis


Secara klinis kandidiasis dapat menimbulkan penampilan yang berbeda,
pada umumnya berupa lesi ± lesi putih atau area eritema difus (Silverman,
2001). Manifestasi klinis yang terlihat bervariasi tergantung dari bagian tubuh
mana yang terkena, dapat dilihat sebagai berikut :
1. Kandidiasis intertriginosa : Kelainan ini sering terjadi pada orang-orang
gemuk, menyerang lipatan-lipatan kulit yang besar. Lesi di daerah lipatan
kulit ketiak, lipatpaha, intergluteal, lipat payudara, antara jari tangan atau
kaki, glans penis danumbilikalis, berupa bercak yang berbatas tegas,
bersisik, basah dan eritematosa. Lesi tersebut dikelilingi oleh satelit berupa
vesikel-vesikel dan pustul-pustul kecil atau bula yang bila pecah
meninggalkan daerah yang erosif dengan pinggir yang kasar dan
berkembang seperti lesi primer.
2. Kandidiasis perianal : Lesi berupa maserasi seperti infeksi dermatofit tipe
basah. Penyakit ini menimbulkan pruritus ani.
3. Kandidiasis kutis generalisata : Lesi terdapat pada glabrous skin, biasanya
juga pada lipat payudara, intergluteal dan umbilikus. Sering disertai
glositis, stomatitis danparonikia. Lesi berupa ekzematoid, dengan vesikel-
vesikel dan pustul-pustul. Penyakit ini sering terdapat pada bayi, mungkin
karena ibunya menderita kandidiasis vagina atau mungkin karena
gangguan imunologik.
4. Paronikia dan onikomikosis : infeksi jamur pada kuku dan jaringan
sekitarnya ini menyebabkan rasa nyeri dan peradangan sekitar kuku.
Kadang-kadang kuku rusak danmenebal. Hal ini sering diderita oleh
orang-orang yang pekerjaannya berhubungan dengan air.

10
5. Diaper rush : sering terdapat pada bayi yang popoknya selalu basah dan
jarang diganti yang dapat menimbulkan dermatitis iritan, juga sering
diderita neonatus sebagai gejala sisa dermatitis oral dan perianal.
6. Kandidisiasis kutis granulomatosa : Kelainan ini merupakan bentuk yang
jarang dijumpai. Manifestasi kulit berupa pembentukan granuloma yang
terjadi akibat penumpukan krusta serta hipertrofi setempat. Kelainan ini
banyak menyerang anak-anak, lesi berupa papul kemerahan tertutup krusta
tebal berwarna kuning kecoklatan dan melekat erat pada dasarnya. Krusta
ini dapat menimbulkan tanduk sepanjang 2 cm, lokasinya sering terdapat
di muka, kepala, kuku, badan, tungkai, dan faring.
7. Thrush merupakan infeksi jamur di dalam mulut. Bercak berwarna putih
menempel pada lidah dan pinggiran mulut, sering menimbulkan nyeri.
Bercak ini bisa dilepasdengan mudah oleh jari tangan atau sendok. Thrush
pada dewasa bisa merupakan pertanda adanya gangguan kekebalan,
kemungkinan akibat diabetes atau AIDS. Pemakaian antibiotik yang
membunuh bakteri saingan jamur akan meningkatkan kemungkinan
terjadinya thrush.
8. Perléche merupakan suatu infeksi Candida di sudut mulut yang
menyebabkan retakan dan sayatan kecil. Bisa berasal dari gigi palsu yang
letaknya bergeser dan menyebabkan kelembaban di sudut mulut sehingga
tumbuh jamur.
9. Infeksi vagina (vulvovaginitis) sering ditemukan pada wanita hamil,
penderita diabetes atau pemakai antibiotik. Gejalanya berupa keluarnya
cairan putih atau kuning dari vagina disertai rasa panas, gatal dan
kemerahan di sepanjang dinding dan daerah luar vagina.
10. Infeksi penis sering terjadi pada penderita diabetes atau pria yang mitra
seksualnya menderita infeksi vagina. Biasanya infeksi menyebabkan ruam
merah bersisik (kadang menimbulkan nyeri) pada bagian bawah penis

11
2.5 Patofisiologi

WEB OF CAUTION (WOC)

Penggunaan kortikosteroid dan antibiotik yang


System imun turun RESIKO INFEKSI
tak terkontrol, immunodefisiensi

Gangguan keseimbangan flora


Pertumbuhan jamur normal di mulut (candida
yang tak terkontrol albicans)

KERUSAKAN INTEGRITAS KULIT

Menyerang system imun Timbul bercak


Proses infeksi
putih di mulut

Kandidiasis oral

Nyeri pada mulut


Menggumpal menutup
permukaan lidah
Nafsu makan
turun Candida bermetastase
Menghambat implus
syaraf pengecap
Ketidakseimbangan Ke faring
nutrisi : kurang dari
kebutuhan tubuh Tidak dapat
Nyeri pada faring
mengecap rasa

Proses peradangan
Gejala makin berat

Suhu tubuh Peningkatan hormon


prostatglandin, bradikinin, Bercak kemerahan
histamin dengan eksudat
Hipertermi berwarna putih

Nyeri Akut

12
2.6 Komplikasi
Komplikasi terjadi jika kandidiasis menyebar ke organ-organ
(disseminated candidiasis), menimbulkan mikroabses di ginjal, jantung,
selaput dan jaringan otak, serta sumsum tulang. kerusakan pada paru
menimbulkan bronkiektasi.

2.7 Pemeriksaan Penunjang

1. Laboratorium : ditemukan adanya jamur candida albicans pada swab


mukosa
2. Pemeriksaan endoskopi : hanya diindikasikan jika tidak terdapat perbaikan
dengan pemberian flukonazol.
3. Dilakukan pengolesan lesi dengan toluidin biru 1% topikal dengan swab
atau kumur.
4. Diagnosa pasti dengan biopsi

2.8 Penatalaksanaan
1. Menghindari atau menghilangkan faktor predisposisi.
2. Topikal
Obat topical untuk kandidiasis meliputi:
a. Larutan ungu gentian ½-1% untuk selaput lendir, 1-2% untuk kulit,
dioleskan sehari 2 kali selama 3 hari,
b. Nistatin: berupa krim, salap, emulsi,
c. Amfoterisin B,
d. Grup azol antara lain:
1) Mikonazol 2% berupa krim atau bedak
2) Klotrimazol 1% berupa bedak, larutan dan krim
3) Tiokonazol, bufonazol, isokonazol
4) Siklopiroksolamin 1% larutan, krim
5) Antimikotik yang lain yang berspektrum luas
3. Sistemik
a. Tablet nistatin untuk menghilangkan infeksi fokal dalam saluran cerna,
obat ini tidak diserap oleh usus.

13
b. Amfoterisin B diberikan intravena untuk kandidosis sistemik
c. Untuk kandidosis vaginalis dapat diberikan kotrimazol 500 mg per
vaginam dosis tunggal, sistemik dapat diberikan ketokonazol 2 x 200
mg selama 5 hari atau dengan itrakonazol 2 x 200 mg dosis tunggal atau
dengan flukonazol 150 mg dosis tunggal.
d. Itrakonazol bila dipakai untuk kandidosis vulvovaginalis dosis untuk
orang dewasa 2 x 100 mg sehari selama 3 hari.
4. Khusus
a. Kandidiasis intertriginosa : pengobatan ditujukan untuk menjaga kulit
tetap kering dengan penambahan bedak nistatin topikal, klotrimazol
atau mikonazol 2 kali sehari. Pasien dengan infeksi yang luas
ditambahkan dengan flukonazol oral 100 mg selama 1-2 minggu atau
itrokonazol oral 100 mg 1-2 minggu.
b. Diaper disease : Mengurangi waktu area diaper terpapar kondisi panas
dan lembab. Pengeringan udara, sering mengganti diaper dan selalu
menggunakan bedak bayi atau pasta zinc oxide merupakan tindakan
pencegahan yang adekuat. Terapi topikal yang efektif yaitu dengan
nistatin, amfoterisin B, mikonazol atau klotrimazol.
c. Paronikia : pengobatan dengan obat topikal biasanya tidak efektif tetapi
dapat dicoba untuk paronikia kandida yang kronis. Solusio kering atau
solusio antifungi dapat digunakan.Terapi oral yang dianjurkan dengan
itrakonazol atau terbinafin.15
Grup azole adalah obat antimikosis sintetik yang berspektrum luas.
Termasuk ketokonazol, mikonazol, flukonazol, itrakonazol dan
ekonazol. Mekanisme kerja dari grup azole adalah menghambat sintesis
dari ergosterol mengubah cairan membran sel dan mengubah kerja
enzim membran. Hasilnya dalam penghambatan replikasi dan
penghambatan transformasi bentuk ragi ke bentuk hifa yang merupakan
bentuk invasive dan patogenik dari parasit.
Nistatin dan amfoterisin adalah polyene yang aktif melawan
beberapa fungi tapi hanya bekerja sedikit pada sel mamalia dan tidak

14
bekerja pada bakteri. Obat ini mengikat membrane sel dan menghalangi
fungsi permeabilitas dan transport.
Terbinafine adalah alinamine yang merupakan fungisida jangkauan
yang luas pada kulit pathogen. Obat ini menghambat epoxidase yang
terlibat dalam sintesis ergosterol dari bagian dinding sel jamur.

15
BAB III

ASUHAN KEPERAWATAN

3.1 Pengkajian
1. SYSTEM KARDIOVASKULER
Tidak ada nyeri dada
2. SYSTEM PERNAFASAN
Respirasi normal, nadi normal
3. SYSTEM INTEGUMENT
Turgor tidak elastis, terasa gatal dan mukosa oral adanya lesi (daerah
lipatan), pecah-pecah dan kemerahan pada sudut mulut. Nyeri dan
peradangan sekitar kuku.
Bercak berwarna putih menempelpada lidah dan pinggiran mulut, sering
menimbulkan nyeri
4. SYSTEM MUSCULOSKELETAL
Badan terasa lemas dan sulit untuk bergerak karena kurang asupan nutrisi
5. SYSTEM PERSYARAFAN
Kadang-kadang nyeri pada bagian mulut atau bagian lain yang terinfeksi
dan kesadaran penuh
6. SYSTEM REPRODUKSI
- Infeksi vagina (vulvovaginitis) pada wanita hamil, penderita diabetes
atau pemakai antibiotik. Gejala : cairan putih atau kuning dari vagina
disertai rasa panas, gatal dan kemerahan di sepanjang dinding dan
daerah luar vagina.
- Infeksi penis pada penderita diabetes atau pria yang mitra seksualnya
menderita infeksi vagina. Gejala : ruam merah bersisik (kadang
menimbulkan nyeri) pada bagian bawah penis
7. AKTIVITAS / ISTIRAHAT
Gejala : Perubahan pola tidur

16
Tanda :Tidur kurang, mata tampak mengantuk, sklera berwarna putih
kemerahan, garis hitam dibawah mata
8. SIRKULASI
Tanda : Timbul bercak putih pada mulut dan kemerahan pada kulit yang
terinfeksi
9. INTEGRITAS EGO
Gejala : Perasaan cemas dan takut. Putus asa dan tidak berdaya
Tanda : Ansietas, murung, menarik diri
10. MAKANAN / CAIRAN
Gejala : Ketidakmampuan mengkonsumsi makanan secara adekuat,
Anorexia, Kehilangan nafsu makan karena nyeri, Diindikasi kan
infeksi sudah menyebar sampai esofagus sehingga terjadi
gangguan menelan pula.
Tanda : Porsi makan sedikit, penurunan berat badan, turgor kulit buruk.
11. KEAMANAN
Gejala : Riwayat defisiensi imun, Kulit lecet / kemerahan, Lesi kulit /
ulkus pada kulit, Riwayat berulangnya infeksi jamur.

17
3.2 Analisa Data

NO DATA ETIOLOGI MASALAH


1 DS : Pasien mengeluh nyeri Gangguan keseimbangan flora normal di mulut (candida
pada area kulit di albicans)
mulut. ↓
DO : Pertumbuhan jamur yang tak terkontrol
- Pasien terlihat kesaitan ↓
- Terlihat ada lesi diarea Menyerang system imun (Proses infeksi)
mulut ↓
- Pasien terlihat Kandidiasis oral
Nyeri Akut
melindungi area nyeri ↓
Menggumpal menutup permukaan lidah

Menghambat implus syaraf pengecap

Gejala makin berat

Bercak kemerahan dengan eksudat berwarna putih

19

Nyeri Akut

2 DS : Pasien mengatakan Gangguan keseimbangan flora normal di mulut (candida


bahwa ia demam albicans)
DO : ↓
- Kulit teraba hangat Pertumbuhan jamur yang tak terkontrol
- Suhu tubuh meningkat ↓
- Kulit kemerahan Menyerang system imun (proses infeksi)

Timbul bercak putih di mulut
Hipertermi

Kandidiasis oral

Proses peradangan

Peningkatan hormon prostatglandin, bradikinin, histamin

Suhu tubuh ↑

20

Hipertermi

3 DS : Pasien mengatakan Gangguan keseimbangan flora normal di mulut (candida


nafsu makan albicans)
menurun ↓
DO : Pertumbuhan jamur yang tak terkontrol
- Pasien mengeluh tidak ↓
nafsu makan Menyerang system imun (proses infeksi)
- Pasien mengeluh tidak ↓
Ketidakseimbangan nutrisi :
mampu memakan Timbul bercak putih di mulut
kurang dari kebutuhan tubuh
makanan ↓
- BB menurun Kandidiasis oral
- Terdapat lesi didaerah ↓
mulut Nyeri pada mulut

Nafsu makan turun

Ketidakseimbangan nutrisi : kurang dari kebutuhan tubuh

21
4 DS : Gangguan keseimbangan flora normal di mulut (candida
DO : albicans)

Pertumbuhan jamur yang tak terkontrol

KERUSAKAN INTEGRITAS
Menyerang system imun
KULIT

Proses infeksi

Timbul bercak putih di mulut

KERUSAKAN INTEGRITAS KULIT

3.4 Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera biologi (infeksi)


2. Hipertermia berhubungan dengan penyakit
3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan kurang asupan makanan

22
4. Kerusakan integritas kulit berhubungan dengan imunodefisiensi

3.5 Intervensi

PERENCANAAN
NO DATA
TUJUAN DAN KH INTERVENSI

23
1 Nyeri akut berhubungan Tupan : Setelah diberikan asuhan Mandiri
dengan agen cedera biologi keperawatan ...x24 jam Nyeri klien 1.Kaji keluhan nyeri, perhatikan lokasi, intensitas (skala
(infeksi) teratasi 0-5), frekuensi, dan
DS : Pasien mengeluh nyeri waktu. Menandai gejala nonverbal
pada area kulit di Tupen : Setelah diberikan asuhan misalnya gelisah, takikardia, dan
mulut. keperawatan ....x 24 jam diharapkan meringis.
DO : nyeri pasien dapat 2.Dorong pengungkapan perasaan.
- Pasien terlihat kesaitan berkurang/ hilang dengan kriteria hasil 3.Berikan aktivitas hiburan, mis :
- Terlihat ada lesi diarea : membaca, berkunjung, dll
mulut •Pasien menunjukkan ekspresi wajah 4.
- Pasien terlihat rileks Lakukan tindakan paliatif, mis :
melindungi area nyeri •Pasien dapat tidur atau beristirahat pengubahan posisi, massase, rentang
secara adekuat gerak pada sendi yang sakit
•Pasien menyatakan nyerinya 5.
berkurang dari skala 5-3 Instruksikan pasien/ dorong untuk
•Pasien tidak mengeluh kesakitan menggunakan visualisasi/ bimbingan
imajinasi, relaksasi progresif, teknik
nafas dalam
-

24
mengindikasikan kebutuhan untuk
intervensi dan juga tanda-tanda
perkembangan/ resolusi komplikasi.
Catatan : sakit yang kronis tidak
menimbulkan perubahan autonomik.
-
dapat mengurangi ansietas dan rasa
takut, sehingga mengurangi persepsi
akan intensitas rasa sakit.
-
memfokuskan kembali perhatian;
mungkin dapat meningkatkan
kemampuan untuk menanggulangi.
-
Meningkatkan
relaksasi/
menurunkan ketegangan otot.
-
Meningkatkan relaksasi dan

25
perasaan sehat. Dapat menurunkan
kebutuhan narkotik analgesic dimana
telah terjadi proses degenerative neuro/
motor. Mungkin tidak berhasil jika
muncul dimensia, meskipun minor.
6.
Kolaborasi dengan berikan analgesik/
antipiretik, analgesic narkotik. Gunakan
ADP (analgesic yang dikontrol pasien)
untuk memberikan analgesia 24 jam
dengan dosis prn.

2. Hipertermia berhubungan Tupan: Setelah dilakukan tindakan Fever Treatment


dengan penyakit perawatan selama ...x 24 jam masalah  Mengontrol panas
DS : Pasien mengatakan klien teratasi.  Monitor suhu minimal tiap 2 jam
bahwa ia demam Tupen: Setelah dilakukan tindakan  Monitor suhu basal secara kontinyu sesuai dengan
DO : perawatan selama ...X 24 jam, pasien kebutuhan.

26
- Kulit teraba hangat mengalami keseimbangan suhu tubuh  Monitor TD, Nadi, dan RR
- Suhu tubuh meningkat dengan kriteria hasil :  Monitor warna dan suhu kulit
- Kulit kemerahan  -Suhu tubuh dalam rentang  Monitor penurunan tingkat kesadaran
normal 35,9 C – 37,5 C  Monitor WBC,Hb, Hct
 Nadi dan RR dalam rentang  Monitor intake dan output
normal  Berikan anti piretik
 Tidak ada perubahan warna  Berikan pengobatan untuk mengatasi penyebab
kulit demam

 Tidak ada pusing  Selimuti pasien


 Lakukan Tapid sponge
 Berikan cairan intra vena
 Kompres pasien pada lipat paha, aksila dan leher
 Tingkatkan sirkulasi udara
 Berikan pengobatan untuk mencegah terjadinya
menggigil

3 Ketidakseimbangan nutrisi Tupan : Setelah dilakukan asuhan 1. Pengkajian penting dilakukan untuk mengetahui
status nutrisi pasien sehingga dapat menentukan
kurang dari kebutuhan tubuh keperawatan selama 5×24 jam diharapkan
intervensi yang diberikan.
berhubungan dengan kurang pemenuhan kebutuhan pasien tercukupi 2. Mulut yang bersih dapat meningkatkan nafsu

27
asupan makanan dengan kriteria hasil : makan
3. Untuk membantu memenuhi kebutuhan nutrisi
DS : Pasien mengatakan
 Intake nutrisi tercukupi. yang dibutuhkan pasien.
nafsu makan  Asupan makanan dan cairan 4. Informasi yang diberikan dapat memotivasi
tercukupi pasien untuk meningkatkan intake nutrisi.
menurun
 Penurunan intensitas terjadinya 5. Zat besi dapat membantu tubuh sebagai zat
DO : mual muntah penambah darah sehingga mencegah terjadinya
 Penurunan frekuensi terjadinya anemia atau kekurangan darah
- Pasien mengeluh tidak
mual muntah.
nafsu makan  Pasien mengalami peningkatan
- Pasien mengeluh tidak berat badan

mampu memakan
makanan
- BB menurun
- Terdapat lesi didaerah
mulut

28
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Kandidiasis adalah infeksi atau penyakit akibat jamur Candida,
khususnya C. albicans. Penyakit ini biasanya akibat debilitasi (seperti pada
penekan imun dan khususnya AIDS), perubahan fisiologis, pemberian
antibiotika berkepanjangan, dan hilangnya penghalang (Stedman, 2005).
Moniliasis atau kandidiasis sering disebabkan oleh 3 hal yaitu: jamur
candida albicans, keadaan hormonal (diabetes, kehamilan), dan faktor lokal
(tidak adanya gigi, gigi palsu yang tidak pas). Infeksi mulut oleh spesies
candida biasanya memunculkan kumpulan lapisan kental berwarna putih
atau krem pada membran mukosa (dinding mulut dalam).

29
DAFTAR PUSTAKA

Doengoes, Marilynn.2000.Rencana Asuhan Keperawatan.Jakarta: EGC.


Brunner 7 Suddarth vol 3 , 2002. Keperawatan Medikal Bedah, Jakarta : EGG

30

Anda mungkin juga menyukai