Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH TERAPI KOMPLEMENTER JOURNALING

Tugas ini disusun untuk memenuhi nilai Mata Kuliah Keperawatan Komplementer Dasar

Dosen pengampu :
Devita Anugrah A, S.Kep., Ns.,MKM
Disusun oleh kelompok : 7
1. Juana Dian Primayantie (202202027)
2. Kharisma Adiyatmaning Rizky (202202028)
3. Laura Reyneldis Eleonora A.C (202202029)
4. Muhlis Adi Setiawan (202202033)

PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BHAKTI HUSADA MULIA

MADIUN

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, karena atas rahmat-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penulisan makalah ini
yang berjudul "Terapi Journaling”.

Dalam penulisan makalah ini kami selaku penyusun menyampaikan ucapan terimakasih
yang sebesar – besarnya kepada pihak – pihak yang telah membantu dari segi dukungan baik
moral maupun spiritual terutama kepada yang terhormat lbu Devita Anugrah A, S.Kep.,
Ns.,MKM selaku dosen pengampu mata kuliah Keperawatan Komplementer Dasar.

Kami sebagai penyusun menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan,
oleh karena itu pada kesempatan ini pula, penyusun sangat mengharapkan kritik dan saran yang
bersifat membangun dari semua pihak demi kesempurnaan hasil pada kegiatan – kegiatan
selanjutnya. Akhir kata semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak. Terimakasih.

Madiun, 11 Oktober 2023

Kelompok 7

iii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................... ii

DAFTAR ISI.............................................................................................................. iii

BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................... 1

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1


1.2 Rumusan Masalah .............................................................................. 2
1.3 Tujuan ................................................................................................ 2
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................... 3
2.1 Definisi Terapi Journaling .................................................................. 3
2.2 Jenis-Jenis Terapi Journaling ............................................................. 3
2.3 Manfaat Terapi Journaling ................................................................. 5
2.4 Indikasi Terapi Journaling…………………………………………...6
2.5 Kontra Indikasi Terapi Journaling …………………………………. 6
2.6 SOP Terapi Journaling ……………………………………………... 7

BAB III PICO ……………………………………………………………………..9

BAB IV PENUTUP ………………………………………………………………. 18


3.1 Kesimpulan …………………………………………………………18
3.2 Saran ………………………………………………………………..18
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………..19

iii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Terapi Komplementer akhir-akhir ini menjadi isu di banyak negara. Masyarakat
menggunakan terapi ini dengan alasan keyakinan, keuangan, reaksi obat kimia dan
tingkat kesembuhan. Perawat mempunyai peluang terlibat dalam terapi ini, terapi
memerlukan dukungan hasil-hasil penelitian (evidence-based practice). Pada dasarnya
terapi komplementer telah didukung berbagai teori seperti teori Nightingale, Roger,
Leininger, dan teori lainnya. Terapi komplementer dapat digunakan di berbagai level
pencegahan, perawat dapat berperan sesuai kebutuhan klien.

Terapi menulis atau yang disebut terapi Journaling merupakan salah satu bagian
dari terapi komplementer yaitu Mind-Body Therapy yang merupakan terapi yang
berfokus pada pikiran dan tubuh. Terapi ini menciptakan keseimbangan pikiran, emosi
dan pernafasan guna menimbulkan suatu penyembuhan. Terapi menulis sendiri banyak
memiliki manfaat salah satunya untuk memperbaiki kesehatan fisik dan psikologis
melalui pengungkapan pengalaman atau peristiwa yang tidak menyenangkan, stress
atau emosional melalui tulisan. Menurut Pennebeker (dalam Samsusdin, 2018)
menyatakn bahwa salah satu manfaat dari terapi menulis ini adalah merubah sikap dan
perilaku, meningkatkan kreatifitas, memori, motivasi, dan berbagai hubungan antara
kesehatan dan perilaku.

Terapi Menulis adalah suatu aktivitas menulis yang mencerminkan refleksi dan
ekspresi klien baik itu karena inisiatif sendiri atau sugesti dari seorang terapis atau
peneliti (Wright, dalam Susilowati 2011). Pusat dari terapi menulis lebih pada proses
selama menulis daripada hasil dari menulis itu sendiri sehingga penting bahwa menulis
adalah suatu aktivitas yang personal, bebas kritik, dan bebas dari aturan bahasa seperti
tata bahasa, sintaksis, dan bentuk (Bolton, dalam Susilowati 2011).

1
Terapi menulis terbukti efektif menurunkan masalah kesehatan yang berhubungan
dengan psikologis. Hal ini dapat dibuktikan oleh Bapak B.J Habibie, setelah ditinggal
oleh istrinya beliau merasa depresi hingga akhirnya jatuh sakit. Saat itu dokter
menyarankan beberapa solusi dan beliau memilih terapi menulis sebagai
pengobatannya selain dari terapi medis, dari situ beliau merasa lebih baiik dan perasaan
gelisah atau depresinya menjadi berkurang. Selain itu terapi menulis juga dapat
menurunkan stress, meningkatkan sistem imun, menurunkan tekanan darah,
mempengaruhi mood, merasa lebih bahagia dan ampuh dalam mengurangi tanda tanda
depresi.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa definisi dari terapi journaling?
2. Apa jenis jenis dari terapi journaling?
3. Apa manfaat dari terapi journaling?
4. Bagaimana Standar Operasional Prosedur dari terapi journaling?
5. Apa indikasi dari terapi journaling?
6. Apa kontra indikasi dari terapi journaling?

1.3 Tujuan

1. Untuk mengetahui pengertian dari terapi journaling.


2. Untuk mengetahui jenis jenis dari terapi journaling.
3. Untuk mengetahui manfaat dari terapi journaling.
4. Untuk mengetahui standar operasional prosedur dari terapi journaling.
5. Untuk mengetahui indikasi dari terapi journaling.
6. Untuk mengetahui kontra indikasi dari terapi journaling.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Terapi Journaling


Journaling therapy atau terapi menulis adalah sebuah terapi yang menggunakan
penulisan yang bersifat ekspresif untuk mengungkapkan suatu perkara yang terpendam.
Dalam seting klinis , terapi menulis pengalaman emosional atau menulis ekspresif dapat
diartikan sebagai suatu terapi dengan aktivitas menulis mengenai pikiran dan perasaan
yang mendalam terhadap pengalaman-pengalaman yang berkaitan dengan kejadian -
kejadian yang menekan atau bersifat traumatik. (Pennebaker, 1997 Pennebaker &
Chung, 2007).
Pusat dari terapi menulis lebih pada proses selama menulis dari pada hasil dari
menulis itu sendiri sehingga penting bahwa menulis adalah suatu aktivitas yang
personal, bebas kritik, dan bebas dari aturan bahasa seperti tata bahasa, sintaksis, dan
bentuk (Bolton, 2004). Oleh karena itu, menulis dapat disebut sebagai bentuk terapi
yang menggunakan teknik sederhana, murah, dan tidak membutuhkan umpan balik.
(Pennebaker, 1997 Pennebaker & Chung , 2007 dalam devita, 2023).
Menulis memiliki suatu kekuatan tersendiri karena menulis adalah suatu bentuk
eksplorasi dan ekspresi area pemikiran, emosi dan spiritual yang dapat dijadikan
sebagai suatu sarana untuk berkomunikasi dengan diri sendiri dan mengembangkan
suatu pemikiran serta kesadaran akan suatu peristiwa (Bolton, 2004).

2.2 Jenis-Jenis Terapi Journaling


Ada banyak cara kreatif dan efektif yang menulis jurnal dapat digunakan dalam
pengobatan. Beberapa teknik ini dapat digunakan sesekali, seperti dalam penulisan
jurnal terapeutik, atau untuk seluruh rangkaian perawatan, seperti dalam terapi jurnal
Berikut adalah macam-macam terapi jurnal :

a. Menulis Bebas Lepas


Menulis bebas lepas yaitu menulis secara bebas apa yang ada dalam pikiran kita
tanpa perlu memperhatikan tata bahasa atau tata penulisannya. Curahkan saja semua
yang ada dalam pikiran dan benak kita.

3
b. Jurnal dengan Foto
Orang yang memilih foto pribadi dan menghabiskan waktu di sesi menulis
memberikan tanggapan terhadap serangkain pertanyaan tentang foto-foto. Pertanyaan
dapat mencakup hal-hal seperti "Apa yang anda rasakan ketika anda melihat foto - foto
ini?" atau "Apa yang ingin anda sampaikan kepada orang-orang, tempat, atau benda-
benda yang ada dalam foto ini?"

c. Menulis Surat
Seseorang dalam terapi diminta untuk menulis surat kepada seseorang tentang
berbagai masalah yang dia alami. Orang dapat memilih untuk menulis kepada siapun,
termasuk orang yang mereka kenal, menulis untuk diri mereka sendiri, atau seseorang
yang telah merasa kehilangan. Sebagai contoh, seseorang mungkin menulis surat
kepada orang tua yang meninggal untuk memberitahu mereka apa yang sedang dia
alami.

d. Catatan Jurnal Berwaktu


Teknik yang bagus untuk digunakan dengan mereka yang kesulitan untuk
memusatkan pikiran mereka. Terapis dan orang yang melakukan terapi memutuskan
topik umum dan kemudian orang dalam terapi memiliki waktu singkat, biasanya 5-10
menit, untuk menulis tentang hal dengan topik yang sudah ditentukan tersebut.

e. Membuat 100 daftar


Terapis meminta orang dalam terapi untuk mendaftar 100 item yang berhubungan
dengan tema atau topik yang dipilih. Proses ini kemungkinan besar akan menghasilkan
pengulangan item atau pola tertentu yang akan ditinjau dan dibahas oleh terapis dan
individu.
Contohnya yaitu : Daftar 100 Hal yang membuat saya sedih, 100 alasan untuk bangun
pagi hari, 100 hal yang saya cinta, atau 100 Hal yang saya ingin lakukan dengan hidup
saya.

4
2.3 Manfaat Terapi Journaling
Manfaat terapi menulis menurut Baikie dan Wilhiem yang dikutip oleh Zahro,
menulis pengalaman atau peristiwa traumatik, stres atau emosional dapat memperbaiki
kesehatan fisik dan psikologis. Selain itu, terapi menulis juga dapat digunakan sebagai
intervensi jangka pendek bagi orang orang dengan gejala stres, kecemasan dan depresi.

Secara kognitif, Expressive Writing mampu untuk membantu individu mengingat


dan sekaligus meningkatkan kapasitas otak. Menurut Pennebeker dan Chung yang
dikutip Marieta, Expressive Writing memiliki beberapa tujuan yaitu :
1. Merubah sikap dan perilaku, memingkatkan kreativitas, memori, motivasi, dan
berbagai hubungan antara kesehatan dan perilaku.
2. Membantu mengurangi penggunaan obat-obatan yang mengandung bahan kimia.
3. Mengurangi intensitas untuk pergi ke dokter atau tempat terapi.
4. Hubungan sosial semakin baik dengan masyarakat.

Dalam hal ini sepadan dengan yang dikatakan Fikri, dengan Expressive Writing
dapat dijadikan sebagai media untuk penyembuhan sekaligus peningkatan kesehatan
mental. Secara umum, manfaat diantaranya ialah :
1. Meningkatkan pemahaman bagi diri sendiri maupun orang lain.
2. Meningkatkan kreativitas, ekspresi dan harga diri.
3. Memperkuat kemampuan komunikasi dan interpersonal.
4. Mengekspresikan emosi yang berlebihan (katarsis) yang menurunkan ketegangan.
5. Meningkatkan kemampuan individu dalam menghadapi masalah dan beradaptasi.
Jadi dapat dijelaskan dari penelitian sebelumnya membuktikan bahwa menuliskan
pengalaman emosional mempunyai manfaat yang besar sebagai media terapeutik
dalam beberapa pemasalahan klinis.

Terapi menulis ini juga mampu untuk mengubah perilaku seseorang yang pada
awalnya negatif menjadi positif contoh seperti individu yang telah bangkit dari
kesedihan yang mendalamnya karena telah membuka diri ketika menuliskan segala
emosinya ke dalam sebuah penulisan sehingga individu tersebut lebih mampu untuk
melakukun perubahan diri menjadi lebihı baik sekaligus menjalani kehidupan yang lebih
positif.

5
Manfaat dari terapi menulis ini sangat banyak memberikan dampak yang positif
bagi psikis maupun fisik. Metode ini mampu untuk memberikan pengaruh yang baik
bagi kesejahteraan psikis seseorang sehingga mampu untuk mengurangi kecemasan,
perbaikan suasana hati, dan menurunkan ketegangan sehingga dalam jangka panjang
memberikan dampak yang baik bagi kesehatan tubuh dan mengurangi resiko terkena
penyakit dalam.

2.4 Indikasi Terapi Journaling


1. Terapi menulis ini sangat bagus untuk mengawal keadaan emosi yang negatif jadi
diharapkan selanjutnya bisa dikembangkan dengan lebih baik lagi. Terapi ini juga sangat
sesuai digunakan untuk individu yang mempunyai tipe introvet jadi dengan adanya
terapi menulis ini bisa menjadi wadah untuk menungkapkan perasaan yang terpendam.
2. Terapi menulis ini juga sangat dianjurkan untuk dilakukan oleh semua kalangan kerana
dengan adanya terapi ini individu dapat melakukan self healing sekaligus melihat dengan
mata kasar lewat bacaan tentang perihal masalah sendiri yang telah dituliskan sekaligus
merefleksikan point negatif menjadi positif.
3. Terapi menulis ini juga diharapkan bisa digunakan oleh para konselor yang bertugas di
sekolah ataupun pesantren sebagai media untuk mendekati sekaligus memahami
permasalahan yang dihadapi oleh pelajar.

2.5 Kontra Indikasi Terapi Journaling


Journaling keperawatan umumnya aman untuk dilakukan. Namun, ada beberapa
kondisi yang dapat menjadi kontraindikasi journaling keperawatan, antara lain:
1. Gangguan mental yang serius
Journaling dapat menjadi pemicu bagi orang dengan gangguan mental yang
serius, seperti skizofrenia atau gangguan bipolar. Jika Anda memiliki gangguan mental
yang serius, sebaiknya konsultasikan dengan terapis atau konselor sebelum memulai
journaling.
2. Trauma yang belum terselesaikan
Journaling tentang trauma yang belum terselesaikan dapat menyebabkan gejala
kecemasan atau depresi yang memburuk. Jika Anda memiliki trauma yang belum
terselesaikan, sebaiknya konsultasikan dengan terapis atau konselor sebelum memulai
journaling.

6
2.6 SOP Terapi Jornaling

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR EXPRESSIVE


WRITING THERAPY
Pengertian Menulis pengalaman emosional dapaat diartikan dengan
melahirkan pikiran atau perasaan yang pernah dialami yang
menyentuh perasaaan dengan tulisan.
Tujuan 1. Meningkatkan kesehatan psikologis
Prosedur PERSIAPAN
1. Salam
2. Perkenalkan diri
3. Sampaikan maksud dan tujuan
4. Alat

Kertas HVS
Alat tulis (Bolpoint)
Bila diinginkan, dapat dilakukan sambil mendengarkan musik
ringan.
5. Lingkungan
Atur lingkungan senyaman dan setenang mungkin agar klien
mudah berkonsentrasi.

PELAKSANAAN
Tahap Recognition/Initial write
6. Instruksikan klien untuk duduk dengan tenang dan rileks
7. Instruksikan klien untuk memfokuskan pikiran dan
membayangkan apa saja hal yang muncul di fikirannya
8. Anjurkan klien untuk menuliskan kata-kata atau frasa apa
saja yang muncul dalam pikirannya
9. Bantu klien lebih rileks lagi (rilekskan pikiran dengan
latihan nafas dalam, gerakan sederhana, atau memutar
instrumen)
10. Beri waktu klien untuk merilekskankurang lebih selama 6
menit.

Tahap Examination/writing exercise


11. Instruksikan klien untuk mulai menulis pengalaman
emosionalnya (tulisan dapat berupa peristiwa emosional,
peristiwa masa lalu, maupun peristiwa yan
mendatang).Contoh kalimat instruksi
12. Beri waktu selama 10-30 menit untuk klien menulis
13. Menjelang akhir waktu, anjurkan klien membaca kembali
tulisannya (klien dapat mengoreksi,ataupun
menyempurnakannya).

Tahap Juxtaposition/Feedback
14. Anjurkan klien membaca kembali tulisannya bila perlu
disempurnakan dan didiskusikan dengan orang terdekat.

7
15. Tanyakan perasaan klien setelah sesi menulis

Tahap Aplication to the self


16. Tanyakan kepada klien tentang kesulitan dan hambatan
yang dirasakan klien selama sesi menulis.

Perhatian :
17. Untuk mencapai hasil yang optimal dibutuhkan konsentrasi
yang penuh.
18. Selama terapi, usahakan tetap menulis sampai waktu yang
disediakan habis.
19. Lakukan prosedur ini minimal 3 sesi.
Terminasi Ucapkan salam

8
BAB III
PICO

1. Judul jurnal : EXPRESSIVE WRITING MENINGKATKAN SELF-ESTEEM PECANDU


NARKOBA DI PROGRAM REHABILITASI BNN BADDOKA

NO. POLA ANALISA ANALISA JURNAL BERDASARKAN PICO

1. Patient/problem (P) Problem :


World Health Organization (WHO) (2016) menjelaskan
individu atau pecandu akan mengalami gejala mental seperti
kegelisahan, depresi, agresivitas, kehilangan nafsu makan, dan
gangguan tidur. Selain berdampak pada permasalahan fisik dan
psikologis, penggunaan narkoba juga berdampak pada
perkembangan kepribadian individu yaitu self-esteem.
Populasi/Patient:
Partisipan dalam penelitian ini melibatkan 8 partisipan dengan
kriteria, yaitu pecandu narkoba di program rehabilitasi BNN
Baddoka, laki-laki 13-40 tahun, mampu melahirkan pikiran atau
perasaan dengan tulisan ekspresif, senang menyampaikan
pendapat dengan cara menulis.
2. Intervention (I) Prosedur intervensi journaling/expressive writing diawali
dengan pemberian penjelasan mengenai dan waktu pemberian
intervensinya. Setelah itu dilanjutkan dengan pembagian kertas
hvs kosong dan pulpen kepada partisipan. Setelah semua
partisipan mendapatkan kertas dan pulpen, peneliti
membacakan instruksi expressive writing dan memberi tahu
durasi intervensi yaitu selama 30 menit. Intervensi diberikan
selama empat hari berturut-turut dengan durasi 30 menit setiap
harinya. Pada hari pertama sebelum diberikan intervensi,
seluruh partisipan diukur self-esteemnya baru kemudian
diberikan intervensi. Di hari kedua dan ketiga, partisipan hanya
menulis saja dengan durasi 30 menit tanpa kegiatan lainnya.
Hari keempat partisipan diberi intervensi expressive writing
kembali, kemudian partisipan kembali diukur selfesteemnya.
Setelah itu seluruh partisipan diminta mengikuti sesi
wawancara yang dilakukan oleh peneliti.

3. Comparator (C) Hasil penelitian ini sejalan dengan Skager dan Kerst (1989)
bahwa pendekatan alternatif untuk mengukur self-esteem
individu adalah dengan memberikan metode untuk
menggambarkan diri secara keseluruhan yaitu melalui
expressive writing/journaling.

9
4. Outcome (O) Hasil uji hipotesis penelitian mengenai pengaruh journaling
/expressive writing dalam meningkatkan self-esteem pecandu
narkoba di program rehabilitasi BNN Baddoka dengan
menggunakan uji Wilcoxon menunjukkan hasil nilai
signifikansi sebesar p = 0,026 (p < 0,05). Hal ini memiliki
pengaruh dan peningkatan dalam wawancara, sebanyak 50%
pasien pecandu narkoba yang mengerti dan mengenal dirinya
sendiri, 37,5% pasien pecandu narkoba yang mengakui adanya
penyesalan dan 87,5% pasien pecandu narkoba yang merasa
lega setelah menulis dalam empat hari.

10
2. Judul jurnal : EFEK MENULIS EKSPRESIF TERHADAP KUALITAS HIDUP PADA PASIEN
KANKER
NO. POLA ANALISA ANALISA JURNAL BERDASARKAN PICO

1. Patient/problem (P) Problem :


Permasalah penyakit kanker yang termasuk penyakit kronis
sangat mempengaruhi status emosional dan perubahan aktivitas
sehari-hari sehingga menimbulkan masalah fisiologis dan
psikologis, kondisi tersebut juga dapat mempengaruhi kualitas
hidup. Dari 768 pasien kanker, 82,3% dari mereka memiliki
skor kualitas hidup yang rendah. Pasien kanker mengalami
banyak gejala yang mempengaruhi kualitas hidup mereka,
sehingga dibutuhkan intervensi manajemen gejala yang akan
memberdayakan pasien untuk memiliki rasa kontrol yang lebih
besar atas penyakit dan pengobatan mereka serta untuk
meningkatkan kualitas hidup
Populasi/Patient:
Sebagian besar sampel adalah wanita, mengingat pasien
didominasi oleh kanker payudara yaitu sebanyak 648 orang.
2. Intervention (I) Pada studi yang pernah dilakukan petunjuk penulisan
dimasukkan ke dalam amplop besar bersegel buram, yang diberi
label 1, 2, atau 3. Peserta yang diberi kartu 1 akan berada dalam
kondisi 1 dan akan menerima petunjuk penulisan yang terdapat
di dalam amplop berlabel 1 , demikian pula peserta yang diberi
kartu 2 atau 3. Partisipan diminta untuk menulis tentang
perasaan dan pemikiran terdalam mereka terkait pengalaman
kanker payudara mereka pada minggu ke-1, stres dan strategi
koping mereka untuk mengatasi stres pada minggu ke-2, pikiran
dan perasaan positif mereka mengenai pengalaman terkait
kanker payudara pada minggu ke3. Mereka diminta untuk
menulis secara mandiri tanpa berbicara dengan orang lain dan
menyelesaikan satu tugas menulis dalam seminggu
(pengungkapan emosi, penilaian kognitif, pencarian manfaat,
dan melihat ke masa depan) selama empat hari berturut-turut,
jika seorang peserta keluar dari rumah sakit sebelum menulis
ekspresif selesai, peserta tersebut dapat menyelesaikan latihan
menulis di rumah. Intensitas dan durasi intervensi menulis
ekspresif yang dilakukan terdapat perbedaan variasi. Menulis
terus menerus hingga 30 menit atau sampai mereka
menyelesaikan 1 halaman tulisan yang dilakukan 1 minggu
sekali selama 3 minggu. Menulis ekspresif selama 30 menit di
rumah setiap 1 minggu selama 4 minggu. Menulis selama 20
menit tanpa berbicara dengan orang lain dan menyelesaikan 1
tugas menulis dalam 1 minggu selama 4 hari berturut-turut.

11
Menulis selama 4 sesi 20 menit dengan jarak selama 2 minggu
(yaitu 2 sesi per minggu dengan jarak 48 jam). Menulis
setidaknya 20 menit selama 4 hari berturut-turut (4 sesi) selama
seminggu. Menulis selama 15–30 menit atau sampai selesai satu
halaman tulisan 1 minggu sekali selama 3 minggu.
3. Comparator (C) Penelitian Sohl et al., (2017) mungkin responden menganggap
intervensi penulisan ekspresif kurang berguna (perasaan kurang
optimis) sehingga bisa mempengaruhi penilaian diri pasien
terhadap hasil penelitian. Selain itu, hasil pemeriksaan
manipulasi didasarkan pada persepsi partisipan sendiri terhadap
esai mereka, yang bersifat subyektif dan mungkin bias oleh
faktor-faktor seperti ekspektasi terhadap kemanjuran penelitian.
4. Outcome (O) Hasilnya setelah dilakukan intervensi kualitas hidup (QoL)pada
kelompok intervensi menunjukkan peningkatan yang signifikan
pada 2 minggu setelah intervensi dibandingkan dengan
kelompok kontrol perbedaan rata-rata = 7,56, p<0,05. intervensi
menulis ekspresif/journaling ini tampaknya layak untuk
digunakan terhadap pasien kanker, secara umum tidak ada
konsekuensi yang merugikan dan kemungkinan aman untuk
digunakan pada pasien kanker, selain itu ada beberapa hasil
positif terkait peningkatan terhadap kualitas hidup.

12
3. Judul Jurnal : PENGARUH PEMBERIAN JOURNALING DALAM MENURUNKAN
TINGKAT STRESS KLIEN DI BALAI REHABILITASI BNN BADDOKA

NO. POLA ANALISA ANALISA JURNAL BERDASARKAN PICO


1. Patient/problem (P) Problem :
Studi ini berfokus pada individu yang sedang menjalani
rehabilitasi di pusat rehabilitasi BNN Baddoka dan merupakan
pengguna narkoba. Partisipan dipilih berdasarkan kriteria
tertentu, termasuk laki-laki, menggunakan methamphetamine,
tidak menggunakan obat psikiatri, dan memiliki tingkat stres
sedang hingga tinggi.

Populasi:
Populasi dalam penelitian ini terdiri dari klien yang sedang
menjalani rehabilitasi untuk kecanduan narkoba di Balai
Rehabilitasi BNN Baddoka.

2. Intervention (I) Intervensi dalam penelitian ini adalah penerapan psikoedukasi


tentang manajemen stres dan penggunaan jurnal sebagai teknik
terapi. Partisipan diberikan buku panduan buklet yang
mencakup bagian tentang rasa syukur, afirmasi positif, rencana
harian, dan jurnal. Setelah itu, partisipan diinstruksikan untuk
melakukan jurnal selama dua minggu.

3. Comparator (C) Artikel ini tidak menyebutkan kelompok pembanding yang


spesifik. Tampaknya ini adalah desain pre-test dan post-test, di
mana tingkat stres partisipan dinilai sebelum dan setelah
intervensi.
4. Outcome (O) Hasil yang diinginkan adalah perubahan tingkat stres di antara
partisipan setelah intervensi. Studi ini mengukur tingkat stres
menggunakan kuesioner Perceived Stress Scale. Hasil
menunjukkan bahwa beberapa partisipan mengalami perubahan
tingkat stres, sementara yang lain tidak.

13
4. Judul jurnal: PENGARUH EXPRESSIVE WRITING THERAPY TERHADAP
KECEMASAN IBU POST PARTUM DI PUSKESMAS KECAMATAN KRAMAT JATI

NO. POLA ANALISA ANALISA JURNAL BERDASARKAN PICO

1. Patient/problem (P) Problem :


Ibu postpartum biasanya mengalami masalah dari berbagai
aspek yaitu masalah fisik atapun psikis (Rahmawati, 2016).
Masalah fisik yang banyak membuat ibu post partum
mengalami kecemasan ialah kenaikan berat badan. Ibu
postpartum mengalami shock ringan dengan perubahan tubuh
yang mereka. Kecemasan yang dialami mengenai berat badan
diikuti oleh rasa tidak percaya diri akan bentuk tubuh yang
dimiliki. Sedangkan masalah psikologis yang dialami seorang
ibu postpartum yaitu meliputi kecemasan merawat bayi dan
susah tidur.

Populasi :
2 responden dengan pendidikan terakhir SD, 5 responden
dengan Pendidikan terakhir SMP, 16 responden dengan
Pendidikan terakhir SMA, 2 responden dengan
Pendidikanterakhir D3, dan 5 orsng responden dengan
Pendidikan terakhir S1.
2. Intervention (I) Terapi ini dilakukan selama 2x dalam seminggu. Responden
diberikan kertas HVS dan diberikan waktu selama 30 menit
untuk mengisi kertas tersebut dengan kata kata yang mereka
rangkai sendiri sesuai denga napa yang sedang mereka rasakan.
Setelahnya akan dilihat melalui skor di kuesioner HARS
(Hamilton Anxiety Rating Scale), apakah ada penurunan tingkat
kecemasan pada ibu post partum. Kuesioner ini terdiri dari 14
pertanyaan dengan skor 0 = tidak ada gejala, 1 = gejala ringan,
2 = gejala sedang, 3 = gejala berat, 4 = gejala sangat berat.
Kuesioner ini berisi 14 pertanyaan dengan interpretasi nilai, jika
skor nilai kepada responden, responden berhak memutuskan
untuk bersedia atau tidak menjadi responden dalam penelitian
ini.

3. Comparator (C) Tingkat kecemasan ibu post partum berdasarkan penelitian


memiliki (mean) rata rata 14,67 pada saat sebelum diberikan
terapi (pre test). Namun pada pengukuran sesudah dilakukan
terapi (post test) memiliki rata-rata 10,97 yang artinya ada
penurunan kecemasan setelah diberikan expressive writing
therapy.

14
4. Outcome (O) Berdasarkan penelitian dengan 30 responden didapatkan bahwa
ratarata nilai kecemasan ibu post partum sebelum dilakukan
expressive writing therapy adalah 14,67 dan rata-rata nilai
kecemasan ibu post partum setelah dilakukan expressive
writing therapy adalah 10,97. Maka terdapat penurunan rata-
rata pada kecemasan ibu post partum sebelum dan sesudah
diberikan expressive writing therapy sebesar 3,70.

15
5. Judul jurnal : PENGARUH TERAPI EXPRESSIVE WRITING TERHADAP
PENURUNAN KECEMASAN SAAT UJIAN SEKOLAH (Studi Kuasi Eksperimen
Terhadap Siswa Kelas XI di SMA Negeri 59 Jakarta)
NO. POLA ANALISA ANALISA JURNAL BERDASARKAN PICO

1. Patient/problem (P) Problem :


Pada masa remaja siswa muda merasa cemas saat dihadapkan
pada suatu masalah yang mendesak, seperti mengalami
kecemasaan yang tinggi saat ujian sekolah. kecemasan
merupakan suatu keadaan relatif namun sekaligus menjadikan
tingkah laku seperti pola yang menggambarkan suatu keadaan
emosional dengan memberikan kombinasi unik dari pemikiran
dan perasaan yang tidak menyenangkan diikuti beberapa
perubahan dengan pengaktifan susunan saraf otonom.
Kecemasan ringan dapat mendorong peningkatan performa dan
tingkat kecemasan ini masih tergolong normal. Namun apabila
kecemasan sangat besar, justru akan sangat mengganggu.
Populasi/Patient:
Populasi penelitian ini adalah siswa SMA Negeri 59 Jakarta
kelas XI. Sampel terdiri dari 16 siswa berdasarkan hasil prestest
dengan kategori tingkat kecemasan yang tinggi.
2. Intervention (I) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui efektivitas layanan
expressive writing terhadap kecemasan yang akan
melaksanakan ujian pada siswa SMA Negeri 59 Jakarta yang
menjadi anggota kelompok. Jenis penelitian eksperimen yang
dilakukan adalah Quasi Experimental Design dengan bentuk
Nonequivalent Control Group Design. st. Proses terapi ini
dilakukan dalam waktu 45 menit. Populasi penelitian ini adalah
siswa SMA Negeri 59 Jakarta kelas XI. Sampel terdiri dari 16
siswa berdasarkan hasil prestest dengan kategori tingkat
kecemasan yang tinggi. Pengelompokan data penelitian
mengacu pada kriteria kategorisasi, dalam penelitian ini
diberlakukan norma kategorisasi dengan kriteria: tinggi,
sedang, dan rendah. Instrumen penelitian ini menggunakan teori
Kecemasan dari Vye et.al. yang memiliki empat pilihan
jawaban yaitu selalu (SL), sering (SR), jarang (JR), dan tidak
pernah (TP) dengan skala Likert. Item uji coba 75 butir, item
drop 13 butir dan item final 62 butir.
3. Comparator (C) Pada kelompok eksperimen, sebelum diberikan perlakuan,
seluruh anggota berada pada kategori rendah. Rata-rata skor
sebelum diberi perlakuan sebesar 142.37. Sedangkan setelah
diberikan perlakuan, ratarata skor menurun 30.25 mencapai

16
112.12, dengan tiga siswa meningkat pada kategori tinggi, dan
lima siswa pada kategori sedang.

4. Outcome (O) Siswa dengan permasalahan kecemasaan saat ujian sekolah


menurun pada komponen kognitif dengan penurunan skor 244,
maka menandakan bahwa anggota kelompok mampu
menghilangkan kemungkinan-kemungkinan negative yang
muncul saat ujian sekolah dan tidak lagi meragukan
kemampuan yang ada pada dirinya. Komponen fisik dengan
penurunan skor 73 menandakan bahwa anggota kelompok
mampu mengontrol dirinya bukan hanya kognitif akan tetapi
fisik seperti menafsirkan rangsangan fisik dengan mengambil
nafas panjang untuk merenggangkan otot. Komponen perilaku
memperoleh penurunan skor sebesar 33, hal ini menunjukan
bahwa anggota kelompok mampu melibatkan perilaku atau
tidakan yang mampu mengurangi tingkat kecemasaannya.

17
BAB IV

PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Terapi jurnal dikenal sebagai tulisan terapeutik dan kadang-kadang disebut
sebagai tulisan ekspresif, dapat menjadi sarana yang kuat dan sangat efektif untuk
meningkatkan kesehatan mental, emosional, dan bahkan fisik. Meskipun terapi jurnal
kadang-kadang digunakan dalam kombinasi dengan terapi bicara tradisional, ada
beberapa psikoterapis yang mengkhususkan diri dalam pendekatan terapeutik yang unik
ini. Banyak orang yang menemukan bahwa terapi jurnal juga sangat menguntungkan,
belum lagi terapi ini juga tidak memerlukan banyak biaya. Mereka mungkin telah
membaca atau mendengar hal itu, atau secara kebetulan menemukan efek terapeutiknya
ketika mereka mulai menuliskan pikiran dan perasaan terdalam mereka.

3.2 Saran
Diharapkan untuk pembaca agar lebih memahami lagi mengenai terapi
komplementer journaling, serta bagi mahasiswa ilmu keperawatan dapat lebih
memahami berbagai jenis terapi komplementer lainnya yang bisa digunakan di dalam
pemberian tindakan keperawatan.

18
DAFTAR PUSTAKA

Kelompok 6 kelas 2B Polkesma. 2020. TERAPI KOMPLEMENTER “JOURNALING”.


Diakses 11 Oktober 2023.

Putri Ayu Hanny Setiawati. 2019. Lembar Bimbingan KTI. Diakses pada 11 Oktober 2023.

Nurfitriani Fakhri, Nurul Ain, Larissa Insana Purnama, Sonia Azzuric Abshar. 2023. Pengaruh
Pemberian Terapi Journaling Dalam Menurunkan Tingkat Stress Klien di Balai Rehabilitasi
BNN Baddoka. Diakses pada 11 Oktober 2023.

Zulfa Rufaida, Sri Wardini Puji Lestari, Dyah Permata Sari. 2018. Teori Komplementer.
Diakses pada 11 Oktober 2023.

Alvian Harisandy , Allenidekania, Giur Hargiana. 2023. EFEK MENULIS EKSPRESIF


TERHADAP KUALITAS HIDUP PADA PASIEN KANKER. Diakses pada 11 Oktober 2023.

Nurul Utami Safaruddin, Sitti Murdiana, Ahmad Ridfah. 2020. EXPRESSIVE WRITING
MENINGKATKAN SELF-ESTEEM PECANDU NARKOBA DI PROGRAM
REHABILITASI BNN BADDOKA. Diakses pada 11 Oktober 2023.

Cecilia Indri Kurniasari, Meidiana Dwidiyanti, Sri Padmasari. 2019. TERAPI KEPERAWATAN
DALAM MENGATASI MASALAH INTERAKSI SOSIAL PADA PASIEN SKIZOFRENIA:
LITERATUR REVIEW. Diakses pada 11 Oktober 2023.

19

Anda mungkin juga menyukai