MAKALAH
Untuk memenuhi tugas matakuliah
Keperawatan Komplementer
yang dibina oleh Ibu Dra. Goretti Maria Sindarti, M. Kes.
Oleh
Kelompok 6 Kelas 2B
1. Yulif Prakoso (P17210183078)
2. Reina Catur Ningtyas (P17210183080)
3. Indriani (P17210183081)
4. Ilma Amalia (P17210183085)
5. Novita Eka Susilowati (P17210183087)
6. Antan Febriana Dewi (P17210183088)
Syukur Alhamdulillah kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayah yang
telah diberikan-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan makalah yang
berjudul “Terapi Komplementer Journaling”. Penulisan makalah ini disusun
untuk memenuhi tugas matakuliah Keperawatan Komplementer di Politeknik
Kesehatan Malang.
Pada kesempatan ini penyusun mengucapkan terima kasih kepada semua
pihak yang telah membantu menyelesaikan makalah ini kepada:
1. Ibu Dra. Goretti Maria Sindarti, M. Kes., selaku dosen pembimbing matakuliah
Keperawatan Komplementer.
2. Orang tua penulis yang telah memberi motivasi baik finansial maupun
spiritual.
3. Teman-teman yang telah memberi dukungan dalam pembuatan makalah.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan. Untuk itu kami tetap mengharap kritik dan saran yang bersifat
membangun demi peningkatan makalah ini.
Penyusun
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....................................................................................
1
1.2 Rumusan Masalah...............................................................................
2
1.3 Tujuan Penelitian.................................................................................
2
1.4 Manfaat................................................................................................
2
BAB IV PENUTUP
4.1 Kesimpulan..........................................................................................
29
4.2 Saran....................................................................................................
30
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
1.3.1 Tujuan Umum
Untuk mengetahui “Implementasi Terapi Komplementer Journaling”.
1.3.2 Tujuan Khusus
Tujuan khusus dalam penelitian ini antara lain sebagai berikut :
a. Untuk mengetahui pengertian Journaling Therapy
b. Untuk mengetahui macam-macam Journaling Therapy
c. Untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi Journaling Therapy
d. Untuk mengetahui manfaat Journaling Therapy
e. Untuk mengetahui cara kerja Journaling Therapy
1.4 Manfaat
1.4.1 Ilmu Pengetahuan/Metodologi
Dapat memberikan wawasan yang luas mengenai implementasi
terapi journaling atau terapi menulis yang dapat diimplementasikan
untuk mengurangi stress, depresi atau masalah lain.
1.4.2 Bagi keluarga pasien
Diharapkan dapat menjadi sumber informasi bagi keluarga yang
menderita stres, depresi, atau masalah berat sehingga keluarga pasien
mengerti tentang penerapan terapi journaling sebagai metode
penyelesaian.
1.4.3 Bagi Peneliti
Dapat memberikan tambahan informasi, pengetahuan, dan bahan
referensi untuk perkembangan ilmu pengetahuan khususnya mengenai
terapi komplenter journaling. Penulisan ini dapat digunakan sebagai bahan
acuan untuk pendidikan D3 Keperawatan dalam upaya meningkatkan
mutu pendidikan di masa yang akan datang.
BAB II
PEMBAHASAN
c. Menulis Surat
Seseorang dalam terapi diminta untuk menulis surat kepada seseorang tentang
berbagai masalah yang dia alami. Orang dapat memilih untuk menulis kepada siap
a pun, termasuk orang yang mereka kenal, menulis untuk diri mereka sendiri , ata
u seseorang yang telah merasa kehilangan. Sebagai contoh, seseorang mungkin m
enulis surat kepada orang tua yang meninggal untuk memberitahu mereka apa yan
g sedang dia alami.
2. Pelaksanaan Terapi
Terapi menulis ekspresif dilaksanakan sebanyak tiga sesi dalam tiga kali perte
muan pada tiga hari berturut-turut. Pada sesi pertama, terapi menulis ekspresif dila
ksanakan selama 115 menit (1 jam 55 menit), sedangkan pada sesi kedua dan keti
ga dilaksanakan selama 70 menit ( 1 jam 10 menit).
3. Persyaratan Terapis
Adapun persyaratan terapis menulis ekspresif berikut :
a) Memiliki latar pendidikan profesi psikologi
b) Memiliki pegalaman melakukan terapi khususnya terapi menulis ekspresif
c) Sekurang-kurangnya memiliki pengalaman sebagai ko terapis pada terapi
menulis ekspresif
d) Memahami konsep-konsep terapi
e) Memahami karakteriktik dan pengetahuan yang berkaitan dengan depresi
f) Memahami dinamika kelompok
Terapis dibantu ko terapis yang bertugas membantu terapis dalam pelaksanaan ter
api. Adapun persyaratan ko terapis :
a) Mahasiswa/S1 psikologi
b) Memiliki pengetahuan mengenai depresi
c) Memiliki pengetahuan mengenai terapi menulis ekspresif
d) Memiliki pengalaman dalam pendampingan remaja
Manfaat dari terapi menulis ini sangat banyak memberikan dampak yang
positif bagi psikis maupun fisik. Metode ini mampu untuk memberikan pengaruh
yang baik bagi kesejahteraan psikis seseorang sehingga mampu untuk mengurangi
kecemasan, perbaikan suasana hati, dan menurunkan ketegangan sehingga dalam
jangka panjang memberikan dampak yang baik bagi kesehatan tubuh dan
mengurangi resiko terkena penyakit dalam.
Tujuan akhir yang ingin dicapai adalah partisipan secara bebas bisa
mengekspresikan perasaannya, meningkatkan kepercayaan diri, meningkatkan
kemampuan merefleksi diri, meningkatkan keterampilan menulis, membuat
partisipan menjadi lebih terbuka, spontan dan menerima diri apa adanya
(Pennebaker, 1997)
a. Recognation/Initial writing
Tahapan ini merupakan tahapan pembuka untuk menuju sesi menulis. Tahap
ini bertujuan untuk membuka imajinasi, memfokuskan pikiran, relaksasi dan
menghilangkan ketakutan yang mungkin muncul pada diri klien, serta
mengevaluasi kondisi mood atau konsentrasi klien.
Pada tahap ini klien diberikan kesempatan untuk menulis secara bebas kata-
kata, frase, atau mengungkapkan hal lain yang muncul dalam pikiran, segala apa
yang ia ingin tumpahkan tanpa perencanaan dan arahan. Selain menulis, sesi ini
juga dapat dimulai dengan pemanasan, gerakan sederhana, atau memutar suatu
instrumen. Tahap ini klien diberikan waktu 10 menit untuk menulis bebas.
Kemudian konselor juga bisa mengarahkan konseli untuk menulis tentang
perasaannya tentang lingkungan, keluarga, teman-teman, kampus serta
perkuliahan selama 10 menit. Lihat ekspresi klien apakah menunjukkan ekpresi
sedih, raut muka murung ketika dalam proses menulis.
Tahapan ini berlangsung selama 3 hari juga dengan tujuan untuk
memaksimalkan pemahaman konseli tentang apa yang ia tuliskan sekaligus
menyadarkan usaha apa saja yang telah dilakukan oleh konseli di masa sekarang
untuk mencapai harapannya di masa depan.
b. Examination/writing exercise
Tahap ini bertujuan untuk mengeksplor reaksi klien terhadap suatu situasi
tertentu. Merupakan tahap dimana proses menulis dilakukan. Instruksi yang
diberikan bervariasi sekitar 10-20 menit setiap sesi. Jumlah pertemuan sekitar 3-5
sesi.
Cakupan topik penulisan juga dapat diperluas menjadi peristiwa emosional ya
ng lebih umum atau peristiwa spesifik yang dialami individu seperti saat di diagno
sa mengalami suatu penyakit kronis, kehilangan pekerjaan, atau masuk perguruan
tinggi.
Di tahap ini merupakan tahapan konseli akan menulis dengan tema-tema
tertentu yang sudah direncanakan oleh konselor. Tahapan ini bertujuan untuk
mengeksplor reaksi klien terhadap situasi tertentu. Konselor bisa membagikan 3
tema dalam tahapan ini, tema tersebut misalnya terdiri dari; masa lalu, masa
sekarang, dan masa depan.
c. Juxtaposition/Feedback
Tertentu
Latar Belakang :
Kekerasan merupakan suatu tindakan yang berujung pada adanya
pelanggaran hak asasi manusia, atau secara lebih khusus berujung pada
pelanggaran yang menghalangi manusia untuk memenuhi kebutuhan
dasarnya, seperti pemenuhan rasa aman. Meskipun semua orang pernah
mengalami kekerasan, namun kasus kekerasan lebih banyak menimpa
perempuan.
Pembahasan:
Tingkat depresi sebelum dilakukan pelaksanaan prosedur terapi menulis
Sebelum dilakukan prosedur terapi menulis klien merasa marah, takut, dan
malu, dimana perasaan itu masih dipendam oleh korban. Klien tampak
menunjukkan gejala-gejala depresi seperti perasaan sedih, rasa putus asa,
menyalahkan diri sendiri, perilaku menunjuk pada pengunduran diri terhadap
hubungan sosial dan keinginan menghukum diri, seperti keinginan untuk lari,
bersembunyi dan bunuh diri. Kien masih tidak mau menceriitakan
pengalamannya kepada orag lain atau orang terdekatnya.
Tingkat depresi setelah dilakukan pelaksanaan prosedur terapi menulis
Klien mengalami penurunan tingkat depresi serta penurunan kategori dari
yang berat menjadi sedang, sedang menjadi ringan, atau dari yang ringan
menjadi normal dan juga sedang menjadi normal.
Klien mengaku mengalami perubahan lebih baik secara emosi yang
ditandai dengan adanya perasaan senang, tenang, lega, dan ringan setiap kali
selesai sesi menulis. Klien juga menyatakan munculnya perasaan optimis
pada dirinya dalam menghadapi masa depan dan dalam menghadapi masalah
yang tengah dihadapinya, serta menjadi lebih mampu untuk mengambil
pelajaran dari pengalaman yang telah lalu.
Pengaruh Terapi Menulis terhadap Penurunan Depresi
Hasil penelitian menunjukkan ada pengauh penurunan tingkat depresi
pada perempuan korban kekerasan setelah dilakukannya prosedur terapi
menulis.
Pennebaker (dalam Godsay, 2016), menyatakan bahwa ketika seseorang
mengalami depresi biasanya seseorang tsb mengalami gangguan susah tidur,
tidak nafsu makan, merasa mudah letih yang mana akan menggangu sistem
kekebala tubuhnya. Maka, denga aktivitas menulis sel-sel kekebalan tubuh
yang dikenal dengan T-lymphocytes bisa diperkuat, sehingga dapat
menurunkan simpom-simptom depresinya seperti tidur menjadi terkontrol,
nafsu makan baik, dan akan merasa lebih semngat dan optimis.
Penulisan yang ekspresif membuat orang mengevaluasi kembali
kehidupan mereka. Menuliskan peristiwa-peristiwa yang penuh tekanan,
peristiwa-peristiwa yang menimbulkan trauma, membantu seseorang untuk
lebih memahami momen tersebut.
BAB IV
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Terapi jurnal dikenal sebagai tulisan terapeutik dan kadang-kadang disebut
sebgai tulisan ekspresif, dapat menjadi sarana yang kuat dan sangat efektif untuk
meningkatkan kesehatan mental, emosional, dan bahkan fisik. Meskipun terapi
jurnal kadang-kadang digunakan dalam kombinasi dengan terapi bicara
tradisional, ada beberapa psikoterapis yang mengkhususkan diri dalam pendekatan
terapeutik yang unik ini.
Banyak orang yang menemukan bahwa terapi jurnal juga sangat
menguntungkan, belum lagi terapi ini juga tidak memerlukan banyak biaya.
Mereka mungkin telah membaca atau mendengar hal itu, atau secara kebetulan
menemukan efek terapeutiknya ketika mereka mulai menuliskan pikiran dan
perasaan terdalam mereka.
4.2 Saran
1. Terapi menulis ini sangat bagus untuk mengawal keadaan emosi yang negatif
jadi diharapkan selanjutnya bisa dikembangkan dengan lebih baik lagi. Terapi ini
juga sangat sesuai digunakan untuk individu yang mempunyai tipe introvet jadi
dengan adanya terapi menulis ini bisa menjadi wadah untuk menungkapkan
perasaan yang terpendam.
2. Terapi menulis ini juga sangat dianjurkan untuk dilakukan oleh semua
kalangan kerana dengan adanya terapi ini individu dapat melakukan self healing
sekaligus melihat dengan mata kasar lewat bacaan tentang perihal masalah sendiri
yang telah dituliskan sekaligus merefleksikan point negatif menjadi positif.
3. Terapi menulis ini juga diharapkan supaya bisa digunakan oleh para konselor
yang bertugas sekolah ataupun pesantren sebagai media untuk mendekati
sekaligus memahami permasalahan yang dihadapi oleh pelajar.
DAFTAR RUJUKAN
POLTEKKES KEMENKES
No. Dokumen :
MALANG
STANDAR OPERASIONAL No. Revisi :
PROSEDUR 00
Tanggal Terbit :
TERAPI MENULIS / JOURNALING
THERAPY Halaman :
Pengertian Terapi journaling atau terapi menulis adalah suatu terapi dengan aktivitas
menulis mengenai pikiran dan perasaan yang mendalam terhadap pengalaman-
pengalaman yang berkaitan dengan kejadian-kejadian yang menekan atau
bersifat traumatik (Pennebaker, 1997; Pennebaker & Chung, 2007).
Indikasi 1. Pasien dengan kondisi kecemasan, stress, depresi
2. Pasien dengan sikap dan perilaku aneh
3. Pasien dengan pengguna obat yang mengandung bahan kimia
4. Pasien dengan penyakit tertentu
5. Pasien dengan gangguan hubungan sosial
Tujuan 1. Menurunkan stress, meningkatkan sistem imun, menurunkan tekanan darah,
meningkatkan mood, merasa lebih bahagia, dan ampuh dalam mengurangi
tanda-tanda depresi.
2. Merubah sikap dan perilaku, meningkatkan kreatifitas, memori, motivasi,
dan berbagai hubungan antara kesehatan dan perilaku.
3. Membantu mengurangi penggunaan obat-obatan yang mengandung bahan
kimia.
4. Mengurangi intensitas untuk pergi ke dokter atau tempat terapi.
5. Hubungan sosial semakin baik degan masyarakat.
Persiapan alat Alat-alat:
1. Kertas A4 20 lembar
2. Bolpoint 1 buah
3. Musik instrument dan speak box
Pra Orientasi Pra Orientasi
1. Mengevaluasi diri (fantasi dan rasa takut diri)
2. Menganalisis kekuatan dan keterbatasan profesional diri sendiri
3. Mengumpulkan data tentang klien
4. Merencanakan untuk pertemuan pertama dengan klien
Orientasi Persiapan pasien
1. Memberikan salam
2. Menyebut/menanyakan nama pasien
3. Mengenalkan diri dan instansi
4. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan
5. Menanyakan persetujuan dan kesiapan pasien sebelum melakukan tindakan
6. Membawa dan meletakkan alat di dekat pasien.
Orientasi Persiapan lingkungan
1. Menutup pintu dan menjaga privasi klien.