Di Susun Oleh :
Susilo Teguh F
Muhamad Ridwan
Mega Ayuning .L
Dara Fitria N
Dessy Nur
Siti Hartina
Sarah Anjani
A. Latar Belakang
Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang tua
yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak bermain akan membuat anak
menjadi malas bekerja dan bodoh. Anggapan ini kurang bijaksana, karena
beberapa ahli psikolog mengatakan bahwa permainan sangat besar pengaruhnya
terhadap perkembangan jiwa anak.
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang secara sukarela
untuk memperoleh kesenangan atau kepuasan, tanpa mempertimbangkan hasil
akhir (Suhendi, 2001). Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat
melakukan atau mempraktekkan ketrampilan, memberikan ekspresi terhadap
pemikiran, menjadi kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku
dewasa (Aziz A, 2005). Jadi kesimpulannya bermain adalah cara untuk
memperoleh kesenangan agar anak dapat kreatif dan mengekspresikan pikiran,
tanpa mempertimbangkan hasil akhir.
Setelah mendapatkan gambaran dari kelompok sebelumnya dan
didiskusikan dengan kelompok, kegiatan bermain yang akan dilakukan pada
anak-anak di SLB sebanyak ± 70 orang. Klasifikasi terapi yang akan dilakukan
merupakan terapi motorik halus yaitu dengan permainan mewarnai sebuah
gambar yang diberikan. Sehingga sasaran dalam permainan tersebut dapat
dilakukan pada semua usia yang berada di SLB.
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah dilakukan terapi bermain selam 30 menit, anak dapat mengikuti terapi
motoric halus metode mewarnai yang diberikan.
2. Tujuan Khusus
1. Metode
D. Kegiatan
1. Pengorganisasian
Keterangan :
: Pemimpin bermain
: Moderator
: Observer
: Fasilitator
: Anak
3. Kegiatan bermain
bermain
4. Kontrak waktu anak
5. Menjelaskan jenis permainan
kepada anak
5. Menanyakan kepada anak
mewarnai gambar
6. Memberitahu anak bahwa
diwarnai Gembira
2. Mengumumkan nama anak
seluruh peserta
4. 5 menit Terminasi:
terapi bermain
Menjawab salam
2. Mengucapkan terima kasih
E. Evaluasi
1. Proses
Dievaluasi apakah anak mau berpartisipasi mengikuti permainan.
Apakah anak mau mewarnai gambar, anak mau menyebutkan nama
gambar, dan anak mau menyebutkan warna gambar tersebut yang
disebutkan pengarah.
TERAPI BERMAIN
A. Pengertian Bermain
yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak bermain akan membuat anak
menjadi malas bekerja dan bodoh. Anggapan ini kurang bijaksana, karena
akhir (Suhendi, 2001). Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat
B. Kategori Bermain
1. Bermain Aktif : Anak banyak menggunakan energy inisiatif dari anak sendiri..
2. Bermain Pasif : Energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu melakkan
dengan bermain anak dapat merangsang perabaan alat, misalnya bermain air
atau pasir.
3. Skill Play
Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan
mengendarai sepeda.
atau ibu.
1. Solitary Play
Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa
orang lain yang bermain disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak balita
Toddler.
2. Paralel Play
Permaianan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-
masing mempunyai mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang lainnya
tidak ada interaksi dan tidak saling tergantung, biasanya dilakukan oleh anak
pre school.
3. Asosiatif Play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktivitas
yang sama tetapi belum terorganisasi dengan baik, belum ada pembagian
terorganisasi dan terencana dan ada aturan tertentu. Biasanya dilakukan oleh
meraih pensil.
2. Perkembangan Kognitif
Membantu mengenal benda sekitar (warna, bentuk kegunaan).
3. Kreatifitas
Mengembangkan kreatifitas menoba ide baru misalnya menyusun balok.
4. Perkembangan Sosial
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari
8. Komunikasi
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat
gambar diartikan sebagai proses memberi warna pada media yang sudah
anak.
b. Manfaat Mewarnai Gambar
1) Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat
halus.
3) Mewarnai gambar juga aman untuk anak usia toddler, karena
ekspresi emosinal anak, termasuk pelepasan yang aman dari rasa marah
dan benci.
7) Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan metode
rumah sakit.
j. Evaluasi Kegiatan
Evaluasi pada 12 anak yang dilakukan terapi mewarnai untuk mengasah
motoric halus, motoric kasar dan kognitif, didapatkan 8 orang anak yang mampu
mewarnai dengan rapih dan terdapat 4 orang anak yang masih kurang rapi (kurang
tegas dalam pewarnaan objek)
DAFTAR PUSTAKA
Erlita, dr. (2016). Pengaruh Permainan pada Perkembangan Anak. Terdapat pada :
Jakarta www.Pediatrik.com