Anda di halaman 1dari 14

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP) TERAPI BERMAIN MEWARNAI

GAMBAR PADA ANAK SLB


DI SLB CENTRA PK-PLK KOTA CIMAHI

Di Susun Oleh :
Susilo Teguh F
Muhamad Ridwan
Mega Ayuning .L
Dara Fitria N
Dessy Nur
Siti Hartina
Sarah Anjani

STIKES JENDERAL ACHMAD YANI CIMAHI


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN TERAPI BERMAIN

POKOK BAHASAN : Terapi bermain “Mewarnai Gambar”

SUB POKOK BAHASAN : Mewarnai Gambar Buah


WAKTU : 30 Menit Jam 09.00 WIB

HARI/TANGGAL : Jumat, 06 Desember 2019


TEMPAT : SLB
SASARAN : Anak SLB

A. Latar Belakang
Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang tua
yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak bermain akan membuat anak
menjadi malas bekerja dan bodoh. Anggapan ini kurang bijaksana, karena
beberapa ahli psikolog mengatakan bahwa permainan sangat besar pengaruhnya
terhadap perkembangan jiwa anak.
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang secara sukarela
untuk memperoleh kesenangan atau kepuasan, tanpa mempertimbangkan hasil
akhir (Suhendi, 2001). Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat
melakukan atau mempraktekkan ketrampilan, memberikan ekspresi terhadap
pemikiran, menjadi kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku
dewasa (Aziz A, 2005). Jadi kesimpulannya bermain adalah cara untuk
memperoleh kesenangan agar anak dapat kreatif dan mengekspresikan pikiran,
tanpa mempertimbangkan hasil akhir.
Setelah mendapatkan gambaran dari kelompok sebelumnya dan
didiskusikan dengan kelompok, kegiatan bermain yang akan dilakukan pada
anak-anak di SLB sebanyak ± 70 orang. Klasifikasi terapi yang akan dilakukan
merupakan terapi motorik halus yaitu dengan permainan mewarnai sebuah
gambar yang diberikan. Sehingga sasaran dalam permainan tersebut dapat
dilakukan pada semua usia yang berada di SLB.
B. Tujuan

1. Tujuan Umum

Setelah dilakukan terapi bermain selam 30 menit, anak dapat mengikuti terapi
motoric halus metode mewarnai yang diberikan.

2. Tujuan Khusus

Setelah dilakukan terapi bermain selam 30 menit anak mampu :

a. Anak dapat lebih mengenal warna

b. Anak dapat mengenali bentuk

c. Mengembangkan imajinasi pada anak

d. Meningkatkan koordinasi anak

C. Metode dan Media

1. Metode

Bermain dengan anak mewarnai gambar yang telah disebutkan dan


didiskripsikan.
2. Media
 Crayon
 Kertas bergambar
 Lembar penilaian

D. Kegiatan

1. Pengorganisasian

Penanggung jawab : Siti Hartina

Moderator : Sarah Anjani


Observer : Dara Fitria N

Pemimpin bermain : Muhamad Ridwan

Fasilitator : Dessy Nur Patimah

Mega Ayuning Lestari

2. Setting tempat (gambar / denah ruangan)

Keterangan :

: Pemimpin bermain

: Moderator

: Observer

: Fasilitator

: Anak
3. Kegiatan bermain

No Waktu Kegiatan Peserta


1. 5 menit Pembukaan :

1. Membuka kegiatan dengan  Menjawab salam


 Mendengarkan
mengucapkan salam.  Memperhatikan
2. Memperkenalkan diri  Memperhatikan
3. Menjelaskan tujuan dari terapi

bermain
4. Kontrak waktu anak
5. Menjelaskan jenis permainan

yang akan dilakukan


2. 20 menit Pelaksanaan :

1. Menjelaskan tata cara  Memperhatikan

pelaksanaan terapi bermain

mewarnai kepada anak


2. Memberikan kesempatan
 Antusias saat
kepada anak untuk bertanya
menerima peralatan
jika belum jelas
 Memulai untuk
3. Membagikan kertas
mewarnai gambar
bergambar dan crayon
 Mendengarkan
4. Fasilitator mendampingi anak
 Memperhatikan
dan memberikan motivasi

kepada anak
5. Menanyakan kepada anak

apakah telah selesai

mewarnai gambar
6. Memberitahu anak bahwa

waktu yang diberikan telah


selesai
7. Memberikan pujian terhadap

anak yang mampu mewarnai

gambar sampai selesai


3. 10 menit Evaluasi :

1. Memotivasi anak untuk  Menceritakan

menyebutkan apa yang

diwarnai  Gembira
2. Mengumumkan nama anak

yang dapat mewarnai dengan


 Gembira
contoh
3. Membagikan reward kepada

seluruh peserta
4. 5 menit Terminasi:

1. Memberikan motivasi dan  Memperhatikan


 Gembira
pujian kepada seluruh anak  Mendengarkan

yang telah mengikuti program

terapi bermain
 Menjawab salam
2. Mengucapkan terima kasih

kepada anak dan orang tua


3. Mengucapkan salam penutup

E. Evaluasi

Pembagian tugas dalam tim

Penanggung jawab : Siti Hartina

Moderator : Sarah Anjani

Observer : Dara Fitria .N


Dessy Nur Patimah
Pemimpin Bermain : Muhammad Ridwan

Mega Ayuning Lestari


Fasilitator : Susilo Teguh Firmanto

1. Proses
 Dievaluasi apakah anak mau berpartisipasi mengikuti permainan.
 Apakah anak mau mewarnai gambar, anak mau menyebutkan nama
gambar, dan anak mau menyebutkan warna gambar tersebut yang
disebutkan pengarah.
TERAPI BERMAIN

A. Pengertian Bermain

Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk

memperoleh kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang tua

yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak bermain akan membuat anak

menjadi malas bekerja dan bodoh. Anggapan ini kurang bijaksana, karena

beberapa ahli psikolog mengatakan bahwa permainan sangat besar pengaruhnya

terhadap perkembangan jiwa anak.

Bermain adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang secara sukarela

untuk memperoleh kesenangan atau kepuasan, tanpa mempertimbangkan hasil

akhir (Suhendi, 2001). Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat

melakukan atau mempraktekkan ketrampilan, memberikan ekspresi terhadap

pemikiran, menjadi kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku

dewasa (Aziz A, 2005). Jadi kesimpulannya bermain adalah cara untuk

memperoleh kesenangan agar anak dapat kreatif dan mengekspresikan pikiran,

tanpa mempertimbangkan hasil akhir.

B. Kategori Bermain

1. Bermain Aktif : Anak banyak menggunakan energy inisiatif dari anak sendiri..

Contoh : bermain sepak bola.

2. Bermain Pasif : Energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu melakkan

aktivitas (hanya melihat). Contoh: Memberikan support.


C. Ciri-Ciri Bermain

1. Selalu bermain dengan sesuatu atau benda


2. Selalu ada timbal balik interaksi
3. Selalu dinamis
4. Ada aturan tertentu
5. Menuntut ruangan tertentu

D. Klasifikasi Bermain Menurut Isi

1. Social Affective Play


Anak belajar memberi respon terhadap respon yang diberikan oleh

lingkungan dalam bentuk permainan, misalnya orang tua berbicara

memanjakan anak tertawa senang, dengan bermain anak diharapkan dapat

bersosialisasi dengan lingkungan.


2. Sense Of Pleasure Play
Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada di sekitarnya,

dengan bermain anak dapat merangsang perabaan alat, misalnya bermain air

atau pasir.
3. Skill Play
Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan

tertentu dan anak akan melakukan secara berulang-ulang misalnya

mengendarai sepeda.

4. Dramatika Play Role Play


Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah

atau ibu.

E. Klasifikasi Bermain Menurut Karakteristik Sosial

1. Solitary Play
Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa

orang lain yang bermain disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak balita

Toddler.
2. Paralel Play
Permaianan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-

masing mempunyai mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang lainnya

tidak ada interaksi dan tidak saling tergantung, biasanya dilakukan oleh anak

pre school.

Contoh : bermain balok

3. Asosiatif Play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktivitas

yang sama tetapi belum terorganisasi dengan baik, belum ada pembagian

tugas, anak bermain sesukanya.


4. Kooperatif Play
Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang

terorganisasi dan terencana dan ada aturan tertentu. Biasanya dilakukan oleh

anak usia sekolah Adolesen.


F. Fungsi Bermain
Anak dapat melangsungkan perkembangannya
1. Perkembangan Sensorik Motorik
Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu, misalnya

meraih pensil.
2. Perkembangan Kognitif
Membantu mengenal benda sekitar (warna, bentuk kegunaan).
3. Kreatifitas
Mengembangkan kreatifitas menoba ide baru misalnya menyusun balok.
4. Perkembangan Sosial
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari

belajar dalam kelompok.


5. Kesadaran Diri (Self Awareness)
Bermain belajar memahami kemampuan diri, kelemahan, dan tingkah laku

terhadap orang lain.


6. Perkembangan Moral
Interaksi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai harapan teman,

menyesuaikan dengan aturan kelompok.


Contoh : dapat menerapkan kejujuran
7. Terapi
Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang tidak

enak, misalnya : marah, takut, benci.

8. Komunikasi
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat

mengatakan secara verbal, misalnya : melukis, menggambar, bermain peran.

G. Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain


1. Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi / keterbatasan
2. Status kesehatan, anak sakit  perkembangan psikomotor kognitif terganggu
3. Jenis kelamin
4. Lingkungan  lokasi, negara, kultur
5. Alat permainan  senang dapat menggunakan
6. Intelegensia dan status sosial ekonomi

H. Tahap Perkembangan Bermain


1. Tahap eksplorasi
Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain
2. Tahap permainan
Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap permainan
3. Tahap bermain sungguhan
Anak sudah ikut dalam permainan
4. Tahap melamun
Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan berikutnya.

I. Bermain Mewarnai Gambar


a. Definisi Mewarnai Gambar
Mewarnai adalah proses memberi warna pada suatu media. Mewarnai

gambar diartikan sebagai proses memberi warna pada media yang sudah

bergambar. Mewarnai gambar merupakan terapi permainan yang kreatif untuk

mengurangi stress dan kecemasan serta meningkatkan komunikasi pada

anak.
b. Manfaat Mewarnai Gambar
1) Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat

terapeutik (sebagai permainan penyembuh/”therapeutic play”).


2) Dengan bereksplorasi menggunakan gambar, anak dapat membentuk,

mengembangkan imajinasi dan bereksplorasi dengan ketrampilan motorik

halus.
3) Mewarnai gambar juga aman untuk anak usia toddler, karena

menggunakan media kertas gambar dan crayon.


4) Anak dapat mengeskpresikan perasaannya atau memberikan pada anak

suatu cara untuk berkomunikasi, tanpa menggunakan kata.


5) Sebagai terapi kognitif, pada anak menghadapi kecemasan karena proses

hospitalisasi, karena pada keadaan cemas dan stress, kognitifnya tidak

akurat dan negative.


6) Bermain mewarnai gambar dapat memberikan peluang untuk meningkatkan

ekspresi emosinal anak, termasuk pelepasan yang aman dari rasa marah

dan benci.
7) Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan metode

penyuluhan kesehatan untuk merubah perilaku anak selama dirawat di

rumah sakit.

j. Evaluasi Kegiatan
Evaluasi pada 12 anak yang dilakukan terapi mewarnai untuk mengasah
motoric halus, motoric kasar dan kognitif, didapatkan 8 orang anak yang mampu
mewarnai dengan rapih dan terdapat 4 orang anak yang masih kurang rapi (kurang
tegas dalam pewarnaan objek)
DAFTAR PUSTAKA

Erlita, dr. (2016). Pengaruh Permainan pada Perkembangan Anak. Terdapat pada :

http://info. balitacerdas.com. Diakses pada tanggal 25 Mei 2017

Hurlock, E B.2011. Perkembangan Anak Jilid 1. Erlangga : Jakarta

L. Wong, Donna. 2010. Pedoman Klinik Keperawatan Pediatrik Edisi 4. EGC :

Jakarta www.Pediatrik.com

Markum, dkk. 2010.Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, EGC : Jakarta

Soetjiningsih, 2011,Tumbuh Kembang Anak, EGC : Jakarta

Anda mungkin juga menyukai