A. LATAR BELAKANG
Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan
merupakan suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak bermain
tidak sekedar mengisi waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya
kognitifnya dan juga emosinya karena mereka bermain dengan seluruh emosinya,
dimana dengan kesenangan ini mereka mengenal segala sesuatu yang ada
sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah berteman, kreatif dan
cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat
kesempatan bermain.
B. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mendapatkan terapi bermain selama 35 menit, anak diharapkan
setelah mengikuti permainan ini anak akan merasa relaks dan dapat
3. Metode kegiatan :
a. Memberikan stimulasi pada anak sebelum memulai permainan misal dengan
menanyakan soal warna-warna
b. Diskusi dan tanya jawab
4. Mekanisme kegiatan :
Difasilitasi oleh fasilitator dan dilaksanakan berdasarkan aturan permainan
yang telah ditentukan
5. Struktur pembagian tugas :
a. Leader : Munif Nur Secha
Tugas : Menyampaikan tujuan dan peraturan kegiatan terapi bermain
6. Setting tempat
Keterangan
: Fasilitator
: Pasien
: Observer
: Moderator
7. Proses Pelaksanaan
: Leader
E. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Anak hadir di ruangan minimal 3 orang.
b. Penyelenggaraan terapi bermain dilakukan di ruang bangsal anak
c. Pengorganisasian penyelenggaraan terapi dilakukan sesuai dengan tugas masing-
masing
2. Evaluasi Proses
a. Anak antusias dalam kegiatan mewarnai gambar.
b. Anak mengikuti terapi bermain dari awal sampai akhir
c. Tidak terdapat anak yang rewel atau malas untuk mewarnai gambar.
d. Selama proses kegiatan berlangsung anak berperan aktif dalam kegiatan.
e. Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan waktu yang telah direncanakan.
f. Setelah ikut terapi bermain diharapkan anak semakin relaks dan nyaman
A. PENGERTIAN
Dunia anak adalah dunia bermain, melalui kegiatan bermain, semua aspek
sebagai contoh dengan bermain bersama teman dan orang tua, anak akan lebih
lebih terasa empatinya , mereka juga bisa mengatasi penolakan dan dominasi,
tepat bagi anak. Usahakan memberi variasi permainan dan sangat baik jika
orangtua ikut terlibat dalam permainan, yaitu melalui kegiatan bermain sehingga
daya pikir anak terangsang untuk mendayagunakan aspek emosional, sosial, serta
khususnya motorik kasar dan halus. Misalnya, anak akan terampil akan
permainan yang dilakukan. Pada permainan ini anak diajarkan mewarnai gambar
B. FUNGSI BERMAIN
Fungsi bermain pada anak yaitu:
1. Membuang ekstra energi
2. Mengoptimalkan pertumbuhan seluruh bagian tubuh, seperti tulang, otot dan
organ-organ
3. Aktivitas yang dilakukan dapat merangsang nafsu makan anak.
4. Anak belajar mengontrol diri.
5. Berkembanghnya berbagai ketrampilan yang akan berguna sepanjang
hidupnya.
6. Meningkatnya daya kreativitas.
7. Mendapat kesempatan menemukan arti dari benda-benda yang ada disekitar
anak.
8. Merupakan cara untuk mengatasi kemarahan, kekuatiran, iri hati dan
kedukaan.
9. Kesempatan untuk bergaul dengan anak lainnya.
10. Kesempatan untuk mengikuti aturan-aturan.
11. Dapat mengembangkan kemampuan intelektualnya.
C. KATEGORI BERMAIN
1. Bermain aktif. Yaitu anak banyak menggunakan energi inisiatif dari anak
sehingga ada saat dimana anak sangat ambisius pada permainannya dan ada
dimana anak wanita bermain sesama wanita dan anak laki-laki bermain
dengan sesama laki-laki. Tipe dan alat permainan pun berbeda, misalnya
anak laki-laki suka main bola, pada anak perempuan suka bermain boneka.
4. Lingkungan
Lokasi dimana anak berada, sangat mempengaruhi pola permainan anak.
perminan.
3. Tahap bermain sungguhan, anak sudah ikut dalam perminan.
4. Tahap melamun, merupakan tahapan terakhir anak membayangkan
permainan berikutnya
G. KARAKTERISTIK DAN KLASIFIKASI BERMAIN
Karakteristik dan Klasifikasi Dari Bermain adalah sebagai berikut :
1. Solitary play
Bermain sendiri walaupun disekitarnya ada orang lain. Misalnya:
pada bayi dan toddler, dia akan asik dengan mainannya sendiri tanpamenghir
masing anak mempunyai mainan yang sama tetapi tidak ada interaksi
diteras rumah, dan berlari-lari. Hal ini banyak dialami pada anak pre school.
4. Cooperative play
Anak bermain secara bersamaan-sama, permainan sudah terorganisir dan
mulai merasa bisa, maka dia akan berusaha untuk mencoba lagi.
8. Dramatik play
Melakukan peran sesuai keinginannya atau dengan apa yang dia lihat dan
dia dengar, sehingga anak akan membuat fantasi dari permainan itu.
tetangganya sakit, dia melihat perawat dan dokter, sesampainya di rumah dia
dokter, sesuai dengan apa yang dia lihat dan dia terima tentang peran
tersebut.
H. HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM BERMAIN
1. Bermain/alat bermain harus sesuai dengan taraf perkembangan anak.
2. Permainan disesuaikan dengan kemampuan dan minat anak.
3. Ulangi suatu cara bermain sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada
https://www.academia.edu/37014401/SKRIPSI_PENGARUH_TERAPI_MEWAR
NAI_GAMBAR_TERHADAP_KECEMASAN_ANAK_PRASEKOL
AH_4_-5_TAHUN_DI_RSU_SARIMUTIARA_MEDAN_2015
diakses pada tanggal 12 November 2019