Disusun oleh :
Durasi : 30 menit
Cilacap
A. Latar Belakang
Menurut data World Healt Organization (WHO) Pada tahun 2009 diare
penyebab no 1 kematian balita dan anak usia pra sekolah di dunia, dan
UNICEF melaporkan tiap detik satu anak meninggal karena diare. Hal ini
(Eviyaniti 2014)
penduduk, pada tahun 2003 naik menjadi 374/1000 penduduk, ditahun 2006
yang kurang, kebersihan pribadi yang buruk, tidak mencuci tangan sebelum
adanya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti mencuci tangan
mengajarkan pola hidup bersih dan sehat Depkes RI (2011 Dalam Purnomo
2016)
Sehingga akan terjadi perubahan prilaku kesehatan pada pasien kearah yang
lebih positif.
C. Tujuan Intruksional Khusus
D. Kriteria Klien
Seluruh orang tua bayi dan anak yang memiliki masalah Diare di Ruang
1. Leader:
2. Co. Leader :
3. Penyaji :
4. Fasilitator :
5. Observer:
1. Leader
a. Membuka acara
d. Menutup acara
2. Co Leader
kegiatan terlupakan
kegiatan
3. Penyaji
pendidikan kesehatan
4. Fasilitator
a. Memfasilitasi klien dalam kegiatan pendidikan kesehatan
5. Observer
F. Setting Tempat
: LCD Proyektor
: Leader/Co Leader
: Penyaji
: Responden
: Fasilitator
: Observer
G. Metode
1. Ceramah
2. Demonstrasi
3. Tanya Jawab
H. Media
1. Leaflet
2. LCD/Proyektor presentasi
3. Handscrub
I. Materi Terlampir
1. Definisi Diare
2. Penyebab Diare
3. Gejala Diare
4. Jenis-jenis Diare
7. Akibat Diare
9. Pencegahan diare
1 Pembukaan
Memperhatikan
2 Pelaksanaan
diare Memperhatikan
Diare Memperhatikan
6. Menjelaskan tentang tanda dan 6. Mendemonstrasika
penularan diare
penanganan diare
bayi dengan :
tangannya.
anak
cuci tangan
pertanyaan
3 Penutup
4. Menjawab salam
K. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan media yang akan digunakan ( leaflet, LCD)
b. Persiapan tempat yang akan digunakan
c. Kontrak waktu
d. Persiapan Satuan Acara Penyuluhan
2. Evaluasi Proses
a. Selama penyuluhan peserta memperhatikan penjelasan yang
disampaikan
b. Selama penyuluhan peserta aktif bertanya tentang penjelasan
yang disampaikan
c. Selama penyuluhan peserta aktif menjawab pertanyaan yang
diajukan
3. Evaluasi Hasil Akhir
Diharapkan peserta penyuluhan dapat:
a. Mengetahui pengertian Diare
b. Mengetahui penyebab diare
c. Mengetahui cara pencegahan diare
d. Mengetahui dampak dari diare.
e. Dapat mendemonstrasikan 6 langkah cuci tangan dengan benar
4. Evaluasi Materi
a. Apa itu Diare?
b. Apa saja penyebab diare?
c. Bagaimana cara pencegahan diare?
d. Apa saja dampak dari diare?
e. Bagaimana cara 6 langkah cuci tangan yang benar?
Lampiran
Materi
A. Diare
1. Definisi Diare
Diare merupakan suatu kondisi dimana frekuensi buang air besarnya
abnormal yakni lebih dari 3 kali/hari dengan konsistensi tinja yang encer.
Diare yakni suatu penyakit dimana tinja berubah menjadi lembek atau
cair yang terjadi lebih dari 3 kali dalam 24 jam.
Menurut WHO (1999), diare adalah buang air besar lebih dari 3
kali/hari dengan perubahan konsistensi tinja yang cair dengan atau tanpa
darah.
Menurut Depkes RI (2005), diare merupakan suatu penyakit dengan
adanya perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai cair
dengan frekuensi lebih dari 3 kali/hari.
2. Penyebab Diare
Penyakit diare disebabkan karena adanya rangsangan terhadap saraf
otonom di dinding usus, sehingga menimbulkan reflek mempercepat
gerakan peristaltik usus. Rangsangan tersebut dapat ditimbulkan oleh:
a. Infeksi bakteri pathogen, Escherichia colli yang ditularkan melalui
perantara hewan, kuman yang berada didalam makanan dan air, dan
tidak mencuci tangan saat mau makan.
b. Infeksi kuman thypus dan kolera.
c. Infeksi virus, seperti influenza perut.
d. Penyakit cacing gelang, cacing pita, dan cacing lainnya.
e. Keracunan makanan dan minuman.
f. Gangguan gizi.
g. Pengaruh dari enzim tertentu.
h. Penyebab lainnya dapat berupa kondisi psikologis yang tidak stabil,
makanan yang merangsang gerakan peristaltik usus, makanan pedas,
dan lain-lain.
3. Gejala Diare
a. Buang air besar terus menerus disertai rasa mulas berkepanjangan
pada perut.
b. Terjadi dehidrasi dan mual muntah.
c. Nafsu makan berkurang.
d. Warna tinja kehijauan akibat tercampurnya cairan empedu.
e. Demam tinggi.
f. Lelah dan lemas, karena banyak kehilangan potassium (kalium).
g. Merasa haus, karena banyak cairan yang hilang.
h. Gejala lainnya, seperti pegal pada punggung dan perut berbunyi.
i. Gejala pada anak: frekuensi buang air besar setiap 4-6 jam sekali,
konsistensi cair dan berbau, demam, mulut kering, buang air kencing
berkurang, sering ngantuk, lemas, menangis lirih, mata cekung,
muntah atau gumoh, dan atau ada bercak darah dalam tinja.
4. Jenis-Jenis Diare
a. Diare akut
Diare akut disebabkan karena infeksi, keracunan, alergi, reaksi obat,
atau factor psikis. Penyebab diare yang lebih sering disebabkan oleh
infeksi. Berlangsung selama kurang dari 14 hari. Diare akut dapat
mengakibatkan dehidrasi, asidosis metabolik, hipokalemia,
gangguan sirkulasi darah (hipovalemik), gangguan gizzi (mual dan
muntah), dan sebagainya.
b. Disentri
Diare yang disertai darah.
c. Diare persisten
Diare persisten disebabkan oleh penyakit non efektif pada saluran
cerna seperti penyakit kolon inflamatorik, kanker usus besar, dan
sebagainya. Berlangsung lebih dari 14 hari secara terus menerus.
d. Diare dengan masalah lain
Diare akut dan diare persisten yang mungkin disertai penyakit lain
seperti demam, gangguan gizi, dan penyakit lainnya.
7. Akibat Diare
a. Dehidrasi
Dehidrasi akan menyebabkan gangguan keseimbangan
metabolism tubuh yang dapat mengakibatkan kematian. Kematian
disebabkan karena penderita kehabisan asupan cairan tubuh yang
tidak seimbang dengan pengeluaran melalui muntah dan buang air
besar, meskipun berlangsung sedikit.
b. Gangguan pertumbuhan
Gangguan pertumbuhan terjadi karena asupan makanan terhenti
sementara, sedangkan pengeluaran zat gizinya terus berjalan. Jika
tidak ditangani dengan baik, diare akan menjadi kronis.
Ketidaktahuan orang tua dan penanganan yang tidak tepat, kurang
gizi pada anak dan perubahan makanan mendadak menjadi faktor
penyakit diare.
8. Cara Penanganan Diare
Diare menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit, sehingga
penderita diare harus mencegah dehidrasi dan diberi cairan pengganti
seperti oralit atau bisa diganti dengan cairan rumah tangga seperti kuah
sayur, air matang, teh, air tajin, atau air gula garam (oralit). Cara
membuat cairan gula garam (oralit) yakni 1 sendok teh gula pasir, ¼
sendok teh garam yang dilarutkan dalam 200 cc air matang (1 gelas).
Berikut ini pertolongan pertama pada penyakit diare:
a. Oralit
b. Infus secara intravena: NaCl 0,9% dan RL
c. Kemoterapi: terapi kausal untuk memusnahkan bakteri penyebab
diare yang menggunakan obat golongan sulfonamide atau antibiotic.
d. Obstipansia: untuk terapi simptomatis dengan tujuan untuk
menghentikan diare dengan cara menekan peristaltik usus,
menciutkan selaput usus, pemberian adsorben untuk menyerap
racun yang dihasilkan bakteri atau racun penyebab diare yang lain,
dan pemberian mucilage untuk melindungi selaput lendir usus yang
luka.
e. Spasmolitik: zat yang dapat melemaskan nyeri otot perut pada diare.
f. Probiotik: untuk meningkatkan daya tahan tubuh Lactobacillus dan
Bifidobacteria (probiotik yang dapat menghasilkan antibiotic alami
yang dapat menghambat atau mencegah pertumbuhan bakteri
pathogen).
9. Pencegahan Diare
a. Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, pada bayi harus sering
di lap tanganya.
b. Menutup makanan atau minuman.
c. Mencuci dan mensterilkan botol susu pada bayi.
d. Mencuci makanan baik sayuran maupun buah-buahan sebelum
dikonsumsi.
e. Minumlah air mineral yang sudah di masak sampai matang.
f. Berikan ASI ekslusif minimal 6 bulan karena mengandung antibodi
untuk bayi
g. Berikan imunisasi anti diare (Rotarix) lengkap pada anak
h. Menjaga kebersihan diri.
i. Menjaga kebersihan lingkungan rumah, saluran air, dan sampah
dilingkungan harus dibuang pada tempatnya dan harus ditutup.
j. Jika upaya pertolongan tidak segera membaik, maka bawalah
penderita diare ke pusat pelayanan kesehatan terdekat.
k. Buang air besar tidak disembarang tempat.
b. Berikan oralite setiap kali sang anak buang air besar atau bisa
berupa kuah sop atau air tajin yang berguna untuk memacu rasa
ingin minum sang anak sehingga cairan sang anak dapat tercukupi
atau terganti
berat badan.
badan.
11. Tanda-tanda dehidrasi
Tanda-tanda dehidrasi ada 3 yaitu:
1. Dehidrasi ringan
Pada dehidrasi ringan hingga sedang sang anak tampak rewel atau
biasanya.
2. Dehidrasi sedang
kesadaran, lemah dan lesu, sukar untuk minum, pada tes cubitan
diperut turgor kulitnya kembali lambat (< 2 detik atau lebih), dan
3. Dehidrasi berat
fahlevi, rizki. 2012. Satuan Acara Penyuluhan Diare Pada Anak. STIKES
Mahardika Cirebon. http://www.scribd.com/document/84634327/satuan-
acara-penyuluhan-diare-pada-anak.html. Di akses pada tanggal 12 November
2019 pada pukul 16.35 WIB.