Anda di halaman 1dari 22

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

DIARE DAN PENANGANAN PERTAMA DIARE

Disusun oleh :

1. Aditya Wahyu Kurniawan (113119034)


2. Nuning Rahayu (113119044)
3. Munif Nur Secha (113119021)
4. Puput Irna Aqdia (113119013)
5. Evelyna Romadhon (113119040)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN (STIKES)
AL IRSYAD AL ISLAMIYYAH CILACAP
2019
SATUAN ACARA PENYULUHAN

DIARE DAN CARA MENCUCI TANGAN

Pokok Bahasan : Perawatan Anak Dengan Diare

Sub Pokok Bahasan : Diare dan Cara Mencuci Tangan

Sasaran : Keluarga Pasien

Tempat : Ruang Aster RSU Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto

Tanggal Pelaksanaan : Selasa ....November 2019

Waktu : 10.00- Selesai

Durasi : 30 menit

Penyaji : Mahasiswa Profesi Ners STIKES Al Irsyad Al Islamiyyah

Cilacap

A. Latar Belakang

Menurut data World Healt Organization (WHO) Pada tahun 2009 diare

penyebab no 1 kematian balita dan anak usia pra sekolah di dunia, dan

UNICEF melaporkan tiap detik satu anak meninggal karena diare. Hal ini

banyak terjadi di negara-negara berkembang seperti indonesia karena

buruknya perilaku hygine perorangan dan sanitasi masyarakat yang

dipengaruhi oleh rendahnya tingkat sosial, ekonomi dan pendidikan

(Eviyaniti 2014)

Penyakit diare masih merupakan masalah kesehatan masyarakat

dinegara berkembang seperti indonesia, karena morbiditas dan

mortalitasnya yang masih tinggi. Survey morbiditas yang dilakukan oleh


subdit diare, departemen kesehatan dari tahun 2000-2010 terlihat

kecenderungan insiden naik. Pada tahun 2000 IR Penyakit diare 301/1000

penduduk, pada tahun 2003 naik menjadi 374/1000 penduduk, ditahun 2006

naik menjadi 423/1000 penduduk, ditahun 2010 menjadi 411/1000

penduduk. (Depkes RI, 2011).

Menurut Ramaiah (2005 dalam Purnomo 2016), tingginya angka

kejadian diare anak disebabkan oleh banyak faktor faktor-fakto yang

meningkatkan resiko diare yaitu: sanitasi yang buruk, fasilitas kebersihan

yang kurang, kebersihan pribadi yang buruk, tidak mencuci tangan sebelum

dan sesudah makan dan setelah buang air.

Mencucitangan dengan sabun merupakan salah satu upaya pencegahan

penyakit. Hal ini dikarenakan tangan merupakan pembawa kuman

penyebab penyakit. Resiko penularan penyakit dapat berkurang dengan

adanya peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat, seperti mencuci tangan

dengan sabun pada waktu penting, kebiasaan mencuci tangan harus

dibiasakan dari kecil. Anak-anak merupakan agen perubahan untuk

memberikan edukasi baik untuk diri sendiri dan lingkunganya sekaligus

mengajarkan pola hidup bersih dan sehat Depkes RI (2011 Dalam Purnomo

2016)

B. Tujuan Intruksional Umum

Setelah dilakukan penyuluhan diare dan cara mencuci tangan selama ± 60

menit, diharakan dapat diaplikasikan dalam kehidupan sehari–hari.

Sehingga akan terjadi perubahan prilaku kesehatan pada pasien kearah yang

lebih positif.
C. Tujuan Intruksional Khusus

Setelah dilakukan penyuluhan tentang diare dan cara mencuci tangan

selama ± 60 menit, diharapkan keluarga pasien dan pasien mampu:

1. Pasien dan keluarga pasien mengetahui penyebab, cara pencegahan dan

penanganan diare dalam kehidupan sehari-hari.

2. Meningkatkan pemahaman mengenai kebersihan lingkungan yang sehat.

3. Dapat melakukan atau menerapkan cara mencuci tangan yang benar

dalam kehidupan sehari-hari.

D. Kriteria Klien

Seluruh orang tua bayi dan anak yang memiliki masalah Diare di Ruang

Aster RSU Prof Dr.Margono Soekarjo Purwokerto

E. Uraian Struktur Kelompok

1. Leader:

2. Co. Leader :

3. Penyaji :

4. Fasilitator :

5. Observer:

Adapun uraian tugas pelaksana adalah sebagai berikut:

1. Leader

a. Membuka acara

b. Menyampaikan tujuan dilakukannya pendidikan kesehatan

c. Menyampaikan aturan kegiatanpendidikan kesehatan

d. Menutup acara
2. Co Leader

a. Menjadi role model

b. Mengambil alih posisi leader jika posisi leader pasif

c. Mengingatkan leader jika kegiatannya menyimpang atau ada

kegiatan terlupakan

d. Menciptakan situasi dan suasana yang memungkinkan klien

termotivasi untuk ikut serta dalam pendidikan kesehatan.

e. Mengarahkan proses pendidikan kesehatan kearah tujuan dengan

cara memotivasi pada anggota kelompok untuk terlibat dalam

kegiatan

3. Penyaji

a. Menyampaikan materi sesuai tujuan pendidikan kesehatan

b. Menjadi role model pada saat kegiatan

c. Menciptakan situasi dan suasana yang memungkinkan klien

termotifasi untuk mengikuti pendidikan kesehatan

d. Mengarahkan proses pendidikan kesehatan kearah pencapaian

tujuan dengan cara memotivasi klien untuk aktif dalam kegiatan

pendidikan kesehatan

4. Fasilitator
a. Memfasilitasi klien dalam kegiatan pendidikan kesehatan

b. Mempertahankan keikutsertaan klien dalam kegiatan

c. Mencegah gangguan atau hambatan terhadap jalannya kegiatan

d. Memberi stimulus pada klien yang kurang aktif

e. Ikut serta dalam kegiatan kelompok dan berperan sebagai role

model bagi klien sebagai proses pendidikan kesehatan

5. Observer

a. Mencatat serta mengamati proses jalannya pendidikan kesehatan


yang dilakukan oleh leader, co leader, fasilitator dan klien (dicatat
pada format yang tersedia)

b. Memberikan umpan balik terhadap proses kegiatan mulai dari


persiapan sampai acara selesai

c. Menyampaikan hasil observasi pada kelompok

F. Setting Tempat
: LCD Proyektor

: Leader/Co Leader

: Penyaji

: Responden

: Fasilitator

: Observer
G. Metode

1. Ceramah

2. Demonstrasi

3. Tanya Jawab

H. Media

1. Leaflet

2. LCD/Proyektor presentasi

3. Handscrub

I. Materi Terlampir

1. Definisi Diare

2. Penyebab Diare

3. Gejala Diare

4. Jenis-jenis Diare

5. Cara penularan Diare

6. Nutrisi yang baik bagi penderita diare

7. Akibat Diare

8. Cara penanganan Diare

9. Pencegahan diare

10. Cara mencuci tangan

11. Momen cuci tangan

12. 6 langkah mencuci tangan


J. Kegiatan Penyuluhan

No Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Waktu

1 Pembukaan

1. Moderator memberikan salam 1. Menjawab salam

2. Moderator memperkenalkan 2. Mendengar dan

anggota penyuluh Memperhatikan

3. Moderator menjelaskan tentang 3. Mendengar dan

topik penyuluhan Memperhatikan 5 Menit

4. Moderator membuat kontrak 4. Mendengar dan

5. Moderator menjelaskan tujuan Memperhatikan

penyuluhan 5. Mendengar dan

Memperhatikan

2 Pelaksanaan

1. Menggali pengetahuan peserta 1. Mengemukakan

tentang pengertian diare pendapat

2. Memberikan reinforcement dan 2. Mendengar dan

meluruskan konsep Memperhatikan

3. Menjelaskan tentang pengertian 3. Mendengar dan

diare Memperhatikan

4. Menggali pengetahuan tentang 4. Mengemukakan

penyebab diare pendapat

5. Menjelaskan tentang penyebab 5. Mendengar dan 20 Menit

Diare Memperhatikan
6. Menjelaskan tentang tanda dan 6. Mendemonstrasika

gejala diare n 6 langkah cuci

7. Menjelaskan penatalaksanaan tangan

penyakit diare 7. Mendengar dan

8. Menjelaskan tentang jenis Diare Memperhatikan

9. Menjelaskan tentang cara

penularan diare

10. Menjelaskan tentang nutrisi yang

baik bagi penderita diare

11. Menjelaskan tentang akibat diare

12. Menjelaskan tentang cara

penanganan diare

13. Menjelaskan tentang upaya

pencegahan diare pada anak dan

bayi dengan :

 selalu mencuci tangan sebelum

dan setelah makan. Anak harus

diajarkan untuk mencuci tangan

sedangkan bayi harus sering dilap

tangannya.

 menjaga kebersihan makanan,

minuman dan tempat tinggal


 berikan ASI eksklusif minimal 6

bulan karena mengandung

antibodi untuk bayi

 berikan imunisasi lengkap pada

anak

14. menjelaskan pertolongan pertama

dan penanganan diare di rumah

15. menjelaskan tanda-tanda dehidrasi

16. mendemonstrasikan pembuatan

cairan gula garam.

17. Menjelaskan tentang 5 momen

cuci tangan

18. Mendemonstrasikan tentang 6

langkah cuci tangan yang benar.

19. Memberikan reinforcement pada

peserta yang mendemonstrasikan

ulang 6 langkah cuci tangan

20. Memberikan reinforcement pada

peserta yang mengajukan

pertanyaan

3 Penutup

1. Presenter menyimpulkan materi


2. Presenter mengadakan evaluasi 1. Bersama pesenter 5 Menit

tentang pengertian, penyebab, menyimpulkan

tanda dan gejala, penatalaksanaan materi

serta cara pencegahan diare 2. Menjawab

3. Moderator menyimpulkan hasil pertanyaan

diskusi 3. Mendengar dan

4. Moderator memberikan salam Memperhatikan

4. Menjawab salam

K. Evaluasi

1. Evaluasi Struktur
a. Persiapan media yang akan digunakan ( leaflet, LCD)
b. Persiapan tempat yang akan digunakan
c. Kontrak waktu
d. Persiapan Satuan Acara Penyuluhan
2. Evaluasi Proses
a. Selama penyuluhan peserta memperhatikan penjelasan yang
disampaikan
b. Selama penyuluhan peserta aktif bertanya tentang penjelasan
yang disampaikan
c. Selama penyuluhan peserta aktif menjawab pertanyaan yang
diajukan
3. Evaluasi Hasil Akhir
Diharapkan peserta penyuluhan dapat:
a. Mengetahui pengertian Diare
b. Mengetahui penyebab diare
c. Mengetahui cara pencegahan diare
d. Mengetahui dampak dari diare.
e. Dapat mendemonstrasikan 6 langkah cuci tangan dengan benar
4. Evaluasi Materi
a. Apa itu Diare?
b. Apa saja penyebab diare?
c. Bagaimana cara pencegahan diare?
d. Apa saja dampak dari diare?
e. Bagaimana cara 6 langkah cuci tangan yang benar?
Lampiran

Materi

Diare dan Penanganan Pertama Diare

A. Diare
1. Definisi Diare
Diare merupakan suatu kondisi dimana frekuensi buang air besarnya
abnormal yakni lebih dari 3 kali/hari dengan konsistensi tinja yang encer.
Diare yakni suatu penyakit dimana tinja berubah menjadi lembek atau
cair yang terjadi lebih dari 3 kali dalam 24 jam.
Menurut WHO (1999), diare adalah buang air besar lebih dari 3
kali/hari dengan perubahan konsistensi tinja yang cair dengan atau tanpa
darah.
Menurut Depkes RI (2005), diare merupakan suatu penyakit dengan
adanya perubahan bentuk dan konsistensi tinja yang lembek sampai cair
dengan frekuensi lebih dari 3 kali/hari.

2. Penyebab Diare
Penyakit diare disebabkan karena adanya rangsangan terhadap saraf
otonom di dinding usus, sehingga menimbulkan reflek mempercepat
gerakan peristaltik usus. Rangsangan tersebut dapat ditimbulkan oleh:
a. Infeksi bakteri pathogen, Escherichia colli yang ditularkan melalui
perantara hewan, kuman yang berada didalam makanan dan air, dan
tidak mencuci tangan saat mau makan.
b. Infeksi kuman thypus dan kolera.
c. Infeksi virus, seperti influenza perut.
d. Penyakit cacing gelang, cacing pita, dan cacing lainnya.
e. Keracunan makanan dan minuman.
f. Gangguan gizi.
g. Pengaruh dari enzim tertentu.
h. Penyebab lainnya dapat berupa kondisi psikologis yang tidak stabil,
makanan yang merangsang gerakan peristaltik usus, makanan pedas,
dan lain-lain.

3. Gejala Diare
a. Buang air besar terus menerus disertai rasa mulas berkepanjangan
pada perut.
b. Terjadi dehidrasi dan mual muntah.
c. Nafsu makan berkurang.
d. Warna tinja kehijauan akibat tercampurnya cairan empedu.
e. Demam tinggi.
f. Lelah dan lemas, karena banyak kehilangan potassium (kalium).
g. Merasa haus, karena banyak cairan yang hilang.
h. Gejala lainnya, seperti pegal pada punggung dan perut berbunyi.
i. Gejala pada anak: frekuensi buang air besar setiap 4-6 jam sekali,
konsistensi cair dan berbau, demam, mulut kering, buang air kencing
berkurang, sering ngantuk, lemas, menangis lirih, mata cekung,
muntah atau gumoh, dan atau ada bercak darah dalam tinja.

4. Jenis-Jenis Diare
a. Diare akut
Diare akut disebabkan karena infeksi, keracunan, alergi, reaksi obat,
atau factor psikis. Penyebab diare yang lebih sering disebabkan oleh
infeksi. Berlangsung selama kurang dari 14 hari. Diare akut dapat
mengakibatkan dehidrasi, asidosis metabolik, hipokalemia,
gangguan sirkulasi darah (hipovalemik), gangguan gizzi (mual dan
muntah), dan sebagainya.
b. Disentri
Diare yang disertai darah.
c. Diare persisten
Diare persisten disebabkan oleh penyakit non efektif pada saluran
cerna seperti penyakit kolon inflamatorik, kanker usus besar, dan
sebagainya. Berlangsung lebih dari 14 hari secara terus menerus.
d. Diare dengan masalah lain
Diare akut dan diare persisten yang mungkin disertai penyakit lain
seperti demam, gangguan gizi, dan penyakit lainnya.

5. Cara Penularan Diare


a. Finger (jari)
b. Food (makanan)
c. Fly (lalat)

6. Nutrisi Yang Baik Bagi Penderita Diare


Kondisi peristaltik usus yang tidak baik, maka perlu diberi makanan
yang lunak untuk membantu gerakan peristaltik usus. Bagi bayi nutrisi
yang diberikan hanya ASI saja, pada balita dapat diberikan ASI dan
PASI yang di encerkan oleh air.

7. Akibat Diare
a. Dehidrasi
Dehidrasi akan menyebabkan gangguan keseimbangan
metabolism tubuh yang dapat mengakibatkan kematian. Kematian
disebabkan karena penderita kehabisan asupan cairan tubuh yang
tidak seimbang dengan pengeluaran melalui muntah dan buang air
besar, meskipun berlangsung sedikit.
b. Gangguan pertumbuhan
Gangguan pertumbuhan terjadi karena asupan makanan terhenti
sementara, sedangkan pengeluaran zat gizinya terus berjalan. Jika
tidak ditangani dengan baik, diare akan menjadi kronis.
Ketidaktahuan orang tua dan penanganan yang tidak tepat, kurang
gizi pada anak dan perubahan makanan mendadak menjadi faktor
penyakit diare.
8. Cara Penanganan Diare
Diare menyebabkan kehilangan cairan dan elektrolit, sehingga
penderita diare harus mencegah dehidrasi dan diberi cairan pengganti
seperti oralit atau bisa diganti dengan cairan rumah tangga seperti kuah
sayur, air matang, teh, air tajin, atau air gula garam (oralit). Cara
membuat cairan gula garam (oralit) yakni 1 sendok teh gula pasir, ¼
sendok teh garam yang dilarutkan dalam 200 cc air matang (1 gelas).
Berikut ini pertolongan pertama pada penyakit diare:
a. Oralit
b. Infus secara intravena: NaCl 0,9% dan RL
c. Kemoterapi: terapi kausal untuk memusnahkan bakteri penyebab
diare yang menggunakan obat golongan sulfonamide atau antibiotic.
d. Obstipansia: untuk terapi simptomatis dengan tujuan untuk
menghentikan diare dengan cara menekan peristaltik usus,
menciutkan selaput usus, pemberian adsorben untuk menyerap
racun yang dihasilkan bakteri atau racun penyebab diare yang lain,
dan pemberian mucilage untuk melindungi selaput lendir usus yang
luka.
e. Spasmolitik: zat yang dapat melemaskan nyeri otot perut pada diare.
f. Probiotik: untuk meningkatkan daya tahan tubuh Lactobacillus dan
Bifidobacteria (probiotik yang dapat menghasilkan antibiotic alami
yang dapat menghambat atau mencegah pertumbuhan bakteri
pathogen).

9. Pencegahan Diare
a. Mencuci tangan sebelum dan sesudah makan, pada bayi harus sering
di lap tanganya.
b. Menutup makanan atau minuman.
c. Mencuci dan mensterilkan botol susu pada bayi.
d. Mencuci makanan baik sayuran maupun buah-buahan sebelum
dikonsumsi.
e. Minumlah air mineral yang sudah di masak sampai matang.
f. Berikan ASI ekslusif minimal 6 bulan karena mengandung antibodi
untuk bayi
g. Berikan imunisasi anti diare (Rotarix) lengkap pada anak
h. Menjaga kebersihan diri.
i. Menjaga kebersihan lingkungan rumah, saluran air, dan sampah
dilingkungan harus dibuang pada tempatnya dan harus ditutup.
j. Jika upaya pertolongan tidak segera membaik, maka bawalah
penderita diare ke pusat pelayanan kesehatan terdekat.
k. Buang air besar tidak disembarang tempat.

10. Pertolongan pertama dan Penanganan diare dirumah


a. Berikan Air Susu Ibu (ASI) lebih sering

b. Berikan oralite setiap kali sang anak buang air besar atau bisa

berupa kuah sop atau air tajin yang berguna untuk memacu rasa

ingin minum sang anak sehingga cairan sang anak dapat tercukupi

atau terganti

c. Meningkatkan frekuensi makan dan minum yang bertujuan untuk

memberikan gizi untuk menghindari atau mencegah kurangnya

berat badan.

d. Setelah diare terhenti, berikan asupan makanan secara ekstra

kurang lebih selama dua minggu untuk membantu pemulihan berat

badan.
11. Tanda-tanda dehidrasi
Tanda-tanda dehidrasi ada 3 yaitu:
1. Dehidrasi ringan

Pada dehidrasi ringan hingga sedang sang anak tampak rewel atau

gelisah, anak merasa kehausan dan mata tampak cekung dari

biasanya.

2. Dehidrasi sedang

Pada dehidrasi sedang, anak tampak mangalami penurnana

kesadaran, lemah dan lesu, sukar untuk minum, pada tes cubitan

diperut turgor kulitnya kembali lambat (< 2 detik atau lebih), dan

anak mengalami retensi urine.

3. Dehidrasi berat

Pada dehidrasi berat, ubun-ubun anak terlihat atau teraba cekung.

12. Manifestasi klinis dehidrasi


Berikut ini gejala atau tanda dehidrasi berdasarkan tingkatanya
(Nelson,2000).
a. Dehidrasi ringan (kehilangan cairan 2-5% dari BB semula).
1) Haus, gelisah
2) Denyut nadi 90-110x/menit, nafas normal
3) Turgor kulit normal
4) Pengeluaran urin (1300 ml/hari)
5) Kesadaran baik
6) Denyut jantung meningkat
b. Dehidrasi sedang
1) Haus meningkat
2) Nadi cepat dan lemah
3) Turgor kulit kering, membran mukosa kering
4) Pengeluaran urin berkurang
5) Suhu tubuh meningkat
c. Dehidasi berat
1) Penurunan kesadaran
2) Lemah, lesu
3) Takikardi
4) Mata cekung
5) Pengeluaran urin tidak ada
6) Hipotensi
7) Nadi cepat dan halus
8) Ektremitas dingin

13. Cara membuat larutan gula garam (Oralit)


a. Cuci tangan
Sebelum membuat cairan rehidrasi larutan gula garam ini, maka
pastikan bahwa tangan kita benar-benar bersih jangan sampai
minuman tercemar kuman yang malah akan membuat diare
berulang lebih cepat
b. Siapkan alat dan bahan
1) Garam dapur
2) Gula pasir
3) Air putih yang biasa diminum
4) Sendok
5) Gelas
c. Pencampurn bahan
1) Siapkan wadah bersih (teko)
2) Masukan setengah sendok teh gula pasir ke wadah
3) Tambahkan 1 liter air matang, jika anda tidak punya takaran
air bisa menggunakan 5 gelas air (setiap gelas belimbing
adalah 200ml). Pastikan hanya menggunakan air putih, tidak
boleh dicampur teh ataupun jus.
4) Aduk sampai rata. Gunakan sendok atau kocokan untuk
melarutkan bahan-bahan di atas kedalam air. Setelah satu
menit atau lebih dari pengadukan yang kuat, biasanya sudah
benar-benar terlarut. Selanjutnya oralit sudah jadi dan siap
diminum cairan oralit dapat disiapkan selama 24 jam jangan
simpan sampai lebih lama lagi
d. Dosis pemberian Oralit
1) Bayi dan anak dibawah 2 tahun
0,5 liter oralit per 24 jam diminum sedikit-sedikit, tetap
teruskan ASI dan Makan.
2) Anak usia 2-9 tahun
1 liter oralit per 24 jam diminum sedikit-sedikit atau setiap
setelah buang air besar.
3) Anak usia lebih dari 10 tahun dan dewasa
2-3 liter oralit per 24 jam diminum setiap setelah buang air
besar

B. Cara Mencuci Tangan


Mencuci tangan adalah membasuh kedua telapak tangan dengan sabun
dan air mengalir sebelum dan sesudah melakukan tindakan dengan tujuan
untuk menghilangkan kuman. Membiasakan mencuci tangan sejak dini
merupakan langkah awal untuk mencegah masuknya kuman dan resiko
tertularnya penyakit.
1. Kapan cuci tangan dengan sabun harus dilakukan
a. Sebelum Makan
b. Sebelum dan sesudah mengolah makanan
c. Sesudah dari kamar mandi atau WC
d. Setelah kontak dengan orang yang batuk atau bersin.
e. Tangan terlihat kotor
f. Setelah menangani orang sakit
2. Biasakan mencuci tangan sejak anak-anak
a. Anak-anak perlu tahu cara mencuci tangan dengan benar
b. Bantuan dan contoh yang benar merupakan elemen penting dalam
membentuk kebiasaan mencuci tangan pada anak-anak
c. Anak-anak akan belajar dari mencontoh, oleh karena itu biarkan
mereka mencontoh dari orang-orang dewasa yang merawatnya.
3. 6 Langkah Mencuci Tangan Dengan Sabun
a. Mencuci tangan dibawah air mengalir dengan sabun. Gosok
telapak tangan yang satu dengan telapak tangan satunya.
b. Telapak tangan kanan diatas punggung telapak tangan kiri dan jari
saling menyilang.
c. Gosok telapak tangan kiri dengan telapak tangan kanan dan jari
saling menyilang.
d. Punggung jari dari tangan berlawanan kiri dan kanan bergantian
e. Putar ibu jari dalam telapak tangan yang berlawanan.
f. Gosok jari di telapak tangan yang berlawanan
DAFTAR PUSTAKA

Suryono. 2008. Diare Akut. Jakarta: EGC. http://id.wikipedia.org/wiki/Diare.html.


Di akses pada tanggal 12 Novemberber 2019 pada pukul 16.00 WIB.

fahlevi, rizki. 2012. Satuan Acara Penyuluhan Diare Pada Anak. STIKES
Mahardika Cirebon. http://www.scribd.com/document/84634327/satuan-
acara-penyuluhan-diare-pada-anak.html. Di akses pada tanggal 12 November
2019 pada pukul 16.35 WIB.

Herlina, 2011. Perilaku Hidup Bersih untuk Mencegah Diare. From


http://depkes/promosi–kesehatan diakses tanggal 12 November 2019 pada Pukul
17.05 WIB
Subea D. 2010. Raih Hidup Sehat Dengan Cuci Tangan akai Sabun Hari Cuci
Tangan pakai Sabun Sedunia(HCTPS). From http://depkes.go.id diakses tanggal
12 November 2019 pada pukul 17.25 WIB
WHO, 2009, Buku Saku Pelayanan Kesehatan Anak Di Rumah Sakit, Pedoman
Bagi Rumah Sakit Rujukan Tingkat Pertama di Kabupaten/Kota
Pusat Promosi Kesehatan, Departemen Kesehatan RI, 2009, Diare

Anda mungkin juga menyukai