Anda di halaman 1dari 13

PAKET SATUAN ACARA BERMAIN

TERAPI BERMAIN MEWARNAI

IRNA IV RUANG 7A

RSUD Dr.SAIFUL ANWAR MALANG

2018
LEMBAR PENGESAHAN
PAKET PENYULUHAN TERAPI BERMAIN MEWARNAI

RSUD dr. SAIFUL ANWAR MALANG


Tanggal 31 Januari 2018

Oleh:
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Banyuwangi
1. Mohammad Solihin
2. Mutia Afarida
3. Ulfaatin Mega R. N. H
4. Elmi Nur Hidayatin

Mengetahui,

Pembimbing Institusi Pembimbing Lahan

( ) ( )

Karu Ruang 7A

( )
SATUAN ACARA BERMAIN
TERAPI BERMAIN MEWARNAI

Judul : Terapi bermain mewarnai


Tanggal pelaksanaan : Rabu, 31 Januari 2018
Waktu : 45 menit
Tempat : Di Ruang bermain IRNA IV
Peserta : Anak usia pra sekolah (3-6 tahun)
Penyuluh : Mahasiswa Profesi SI Keperawatan STIKES Banyuwangi

A. Latar Belakang.
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak
secara optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas
bermain ini tetap dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak.
Pada saat dirawat di rumah sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang
sangat tidak menyenangkan, seperti marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri.
Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi yang dialami anak karena
menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah sakit. Untuk itu,
dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang
dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan dapat mengalihkan
rasa sakitnya pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya
melakukan permainan. Tujuan bermain di rumah sakit pada prinsipnya adalah
agar dapat melanjutkan fase pertumbuhan dan perkembangan secara optimal,
mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat beradaptasi lebih efektif terhadap
stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional, dan kesejahteraan anak
seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada
saat anak sakit atau anak di rumah sakit (Wong, 2009).
Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2003 didapatkan jumlah anak
usia toddler (1-3 tahun) di Indonesia adalah 13,50 juta anak. Anak-anak pada
usia toddler dapat memainkan sesuatu dengan tangannya serta senang bermain
dengan warna, oleh karena itu bermain dengan mewarnai bisa menjadi alernatif
untuk mengembangkan kreatifias anak dan dapat menurunkan tingkat kecemasan
pada anak selama dirawat. Mewarnai dapat menjadi salah satu media bagi
perawat untuk mampu mengenali tingkat perkembangan anak.
Dinamika secara psikologis menggambarkan bahwa selama anak bermain
dengan sesuatu yang diwarnai sesuai dengan imajinasi anak akan membantu anak
untuk menggunakan tangannya secara aktif sehingga merangsang motoric
halusnya. Oleh karena sangat pentingnya kegiatan bermain terhadap tumbuh
kembang anak dan untuk mengurangi kecemasan akibat hospitalisai, maka akan
dilaksanakan terapi bermain pada anak usia toddler dengan cara membuat kreasi
dengan mewarnai gambar.
B. Tujuan
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah mengikuti terapi bermain menggambar dapat meminimalkan dampak
hospitalisasi pada anak sehingga dapat mempercepat proses kesembuhan anak.

2. Tujuan Instruksional Khusus


a. Meningkatkan aspek afektif anak, yakni anak dapat memperhatikan
instruksi yang diberikan oleh leader dan kooperatif dalam berlangsungnya
kegiatan.
b. Melatih meningkatkan aspek kognitif anak dalam hal mengenal warna
c. Meningkatkan aspek motorik, yakni dengan kerapian saat menggambar
dan pewarnaan gambar yang penuh.
d. Anak dapat meningkatkan sosial personal, mencakup mampu mengenal
gambar dan dapat menceritakan kembali gambar yang digambar.

C. Sasaran
Sasaran terapi bermain adalah anak pra sekolah (3-6 Tahun)
D. Media
Buku gambar, pensil warna
E. Metode
Demonstrasi
F. Materi terapi bermain mewarnai (Terlampir)
a. Mengetahui dan memahami pengertian bermain
b. Mengetahui dan memahami pengertian mewarnai
c. Mengetahui dan memahami maanfaat mewarnai
e. Srategi Pelaksanaan.

No Kegiatan Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Audien Metode Media

1 Pembukaan 5 1. Mengucapkan salam 1. Menjawab salam Ceramah


2. Memperkenalkan diri 2. Memperhatikan
menit
3. Menyampaikan 3. Mendengarkan
maksud dan tujuan
4. Menyampaikan pokok
4. Mendengarkan
bahasan

2 Pelaksanaan 20 1. Menjelaskan tata cara 1. Memperhatikan Demonstrasi Buku Gambar


pelaksanaan terapi dan
menit
bermain kepada anak Krayon/pensil
2. Memberikan 2. Bertanya warna
kesempatan kepada
anak untuk bertanya
jika belum jelas 3. Antusias saat
3. Membagikan bahan menerima peralatan
buku gambar dan 4. Memulai untuk
crayon mewarnai
4. Fasilitator
mendampingi anak dan 5. Menjawab
memberikan motivasi pertanyaan
kepada anak
5. Menanyakan kepada
anak apakah telah 6. Mendengarkan
selesai membentuk
sebuah benda
6. Memberitahu anak
bahwa waktu yang 7. Memperhatikan
diberikan untuk
mewarnai telah selesai
7. Memberikan pujian
terhadap anak yang
mampu mewarnai
sampai selesai
3 Penutup 10 Evaluasi Ceramah
 Memotivasi anak 1. Menceritakan
menit
untuk menyebutkan
warna yang
digunakan untuk
mewarnai 2. Gembira
 Mengumumkan
nama anak yang
dapat mewarnai
sesuai contoh 3. Gembira
 Membagikan
reward kepada
seluruh peserta

A. Struktur organisasi
1. Struktur Organisasi
a. Leader :
1) Memimpin jalannya kegiatan
2) Memberikan penjelasan mengenai peraturan kegiatan
b. Penyaji :
1) Mengenalkan beberapa gambar yang dapat diwarnai
2) Mendemonstrasikan cara mewarnai yang benar
3) Memandu peserta untuk mewarnai gambar
c. Fasilitator :
1) Membantu leader dalam mengatur kegiatan
2) Mengkondisikan peserta untuk berpartisipasi dalam kegiatan
3) Membantu peserta yang sulit mengikuti proses kegiatan
d. Observer :
1) Menilai jalannya proses kegiatan
2) Menilai peran leader, fasilitator, dan observer dalam menjalankan proses
kegiatan
3) Menilai partisipasi peserta dalam mengikuti proses kegiatan

G. Setting Tempat

Keterangan :
: leader

: fasilitator

: peserta

: observer
Lampiran Materi Satuan Acara Bermain
TERAPI BERMAIN MEWARNAI

A. Pengertian
Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk
memperoleh kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang tua
yang berpendapat bahwa anak yang terlalu banyak bermain akan membuat anak
menjadi malas bekerja dan bodoh. Anggapan ini kurang bijaksana, karena
beberapa ahli psikolog mengatakan bahwa permainan sangat besar pengaruhnya
terhadap perkembangan jiwa anak.
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan berulang-ulang secara sukarela
untuk memperoleh kesenangan atau kepuasan, tanpa mempertimbangkan hasil
akhir (Suhendi, 2016). Bermain merupakan suatu aktivitas dimana anak dapat
melakukan atau mempraktekkan ketrampilan, memberikan ekspresi terhadap
pemikiran, menjadi kreatif, mempersiapkan diri untuk berperan dan berperilaku
dewasa (Aziz A, 2017).Jadi kesimpulannya bermain adalah cara untuk
memperoleh kesenangan agar anak dapat kreatif dan mengekspresikan pikiran,
tanpa mempertimbangkan hasil akhir

B. Kategori Bermain
1. Bermain Aktif: Anak banyak menggunakan energy inisiatif dari anak sendiri.
Contoh: bermain sepak bola.
2. Bermain Pasif: Energi yang dikeluarkan sedikit, anak tidak perlu melakkan
aktivitas (hanya melihat)
Contoh: Memberikan support.

C. Ciri-Ciri Bermain
1. Selalu bermain dengan sesuatu atau benda
2. Selalu ada timbal balik interaksi
3. Selalu dinamis
4. Ada aturan tertentu
5. Menuntut ruangan tertentu

D. Klasifikasi Bermain Menurut Isi


1. Sense of pleasure play
Anak memperoleh kesenangan dari satu obyek yang ada di sekitarnya,
dengan bermain anak dapat merangsang perabaan alat, misalnya bermain air
atau pasir.
2. Skill play
Memberikan kesempatan bagi anak untuk memperoleh ketrampilan
tertentu dan anak akan melakukan secara berulang-ulang misalnya
mengendarai sepeda.
3. Dramatika play role play
Anak berfantasi menjalankan peran tertentu misalnya menjadi ayah atau
ibu.

E. Klasifikasi Bermain Menurut Karakteristik Sosial


1. Solitary play
Jenis permainan dimana anak bermain sendiri walaupun ada beberapa
orang lain yang bermain disekitarnya. Biasa dilakukan oleh anak balita
Toddler.
2. Paralel play
Permaianan sejenis dilakukan oleh suatu kelompok anak masing-masing
mempunyai mainan yang sama tetapi yang satu dengan yang lainnya tidak ada
interaksi dan tidak saling tergantung, biasanya dilakukan oleh anak pre
school.
Contoh : bermain balok
3. Asosiatif play
Permainan dimana anak bermain dalam keluarga dengan aktivitas yang
sama tetapi belum terorganisasi dengan baik, belum ada pembagian tugas,
anak bermain sesukanya.
4. Kooperatif play
Anak bermain bersama dengan sejenisnya permainan yang terorganisasi
dan terencana dan ada aturan tertentu. Biasanya dilakukan oleh anak usia
sekolah Adolesen.

F. Fungsi Bermain
Anak dapat melangsungkan perkembangannya
1. Perkembangan Sensorik Motorik
Membantu perkembangan gerak dengan memainkan obyek tertentu, misalnya
meraih pensil.
2. Perkembangan Kognitif
Membantu mengenal benda sekitar (warna, bentuk kegunaan).
3. Kreatifitas
Mengembangkan kreatifitas menoba ide baru misalnya menyusun balok.
4. Perkembangan Sosial
Diperoleh dengan belajar berinteraksi dengan orang lain dan mempelajari
belajar dalam kelompok.
5. Kesadaran Diri (Self Awareness)
Bermain belajar memahami kemampuan diri, kelemahan, dan tingkah laku
terhadap orang lain.
6. Perkembangan Moral
Interaksi dengan orang lain, bertingkah laku sesuai harapan teman,
menyesuaikan dengan aturan kelompok.
Contoh : dapat menerapkan kejujuran
7. Terapi
Bermain kesempatan pada anak untuk mengekspresikan perasaan yang tidak
enak, misalnya : marah, takut, benci.
8. Komunikasi
Bermain sebagai alat komunikasi terutama bagi anak yang belum dapat
mengatakan secara verbal, misalnya : melukis, menggambar, bermain peran.

G. Faktor Yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain


1. Tahap perkembangan, tiap tahap mempunyai potensi / keterbatasan
2. Status kesehatan, anak sakit  perkembangan psikomotor kognitif terganggu
3. Jenis kelamin
4. Lingkungan  lokasi, negara, kultur
5. Alat permainan  senang dapat mengguanakan
6. Intelegensia dan status sosial ekonomi

H. Tahap Perkembangan Bermain


1. Tahap eksplorasi
Merupakan tahapan menggali dengan melihat cara bermain
2. Tahap permainan
Setelah tahu cara bermain, anak mulai masuk dalam tahap permainan
3. Tahap bermain sungguhan
Anak sudah ikut dalam permainan
4. Tahap melamun
Merupakan tahapan terakhir anak membayangkan permainan berikutnya.

I. Tahap Tumbuh Kembang dan Karakteristik Bermain Anak Usia Toddler


(1-3 Tahun)
1. Tahap Pertumbuhan
Perhitungan berat badan : Umur (tahun) x 2 – 8 : 2
Perhitungan panjang badan : Umur 1 tahun : 75 cm
: Umur 2 – 3 tahun = Umur (tahun) x 6 – 77
2. Tahap Perkembangan
a. Perkembangan Psikoseksual menurut Sigmeun Freud :
Fase anal (1 – 3 tahun) : daerah anal aktifitas, pengeluaran tinja
menjadi sumber kepuasan libido yang penting. Menunjukkan keakuannya,
sikap narsistik (cinta terhadap diri sendiri), dan egoistik.
Tugas utama anak : latihan kebersiahan, perkembangan bicara dan
bahasa meniru dan mengulang kata sederahana, hubungan interpersonal
anak sangat terbatas, bermain sendiri, belum bisa bermain dengan anak
lain.
b. Perkembangan Psikoseksual menurut Erikson :
Tahap ke 2 : Autonomi vs Shame and doubt
Perkembangan ketrampilan motorik dan bahasa dipelajari dari
lingkungan dan keuntungan yang ia peroleh untuk mandiri, jika orang tua
terlalu melindungi, menuntut harapan terlalu tinggi maka anak akan merasa
malu dan ragu-ragu.
c. Stimulasi dan perkembangan anak
a) Anak umur 12 – 18 bulan :
 Perkembangan anak : berjalan sendiri tidak jatuh, mengambil benda
kecil dengan jari telunjuk, mengungkapkan keinginan secara
sedehana, minum sendiri dari gelas tidak tumpah.
 Stimulasi dini : melatih anak naik turun tangga, bermain dengan
anak melempar dan menangkap bola besar kemudian kecil, melatih
anak menunjuk dan menyebut nama-nama bagian tubuh, memberi
kesempatan anak melepas pakaian sendiri.
b) Anak umur 18-24 bulan:
 Perkembangan anak: berjalan mundur 5 langkah, mencoret-coret
dengan alat tulis, menunjukkan bagian tubuh dan menyebut
namanya, meniru melakukan pekerjaan rumah tangga.
 Stimulasi dini: melatih anak berdiri dengan satu kaki, mengajari
anak menggambar bulatan, garis segi tiga dan gambar wajah,
melatih anak mengikuti perintah sederhana, melatih anak mau
ditinggalkan ibunya sementara waktu.
Anak usia toddler menunjukkan karakteristik yang khas, yaitu banyak
bergerak, tidak bias diam dan mulai mengembangkan otonomi dan
kemampuannya untuk mandiri. Oleh karena itu, dalam melakukan permainan,
anak lebih bebas, spontan, dan menunjukkan otonomi baik dalam memilih
mainan maupun dalam aktivitas bermiannya. Anak mempunyai rasa ingin tahu
yang besar. Oleh karena itu seringkali mainannya di bongkar-pasang, bahkan
dirusaknya. Untuk itu harus diperhatikan keamanan dan keselamatan anak
dengan cara tidak memberikan alat permainan yang tajam dan menimbulkan
perlukaan.
Jenis permainan yang tepat dipilih untuk anak usia toddler adalah “sollitary
play dan parallel play”. Pada anak usia 1 sampai 2 tahun lebih jelas terlihat anak
melakukan permainan sendiri dengan mainannya sendiri, sedangkan pada usia
lebih dari 2 tahun sampai 3 tahun, anak mulai dapat melakukan permainan secara
parallel karena sudah dapat berkomunikasi dalam kelompoknya walaupun belum
begitu jelas karena kemampuan berbahasa belum begitu lancer. Jenis alat
permainan yang tepat diberikan adalah boneka, pasir, tanah liat dan lilin warna-
warni yang dapat dibentuk benda macam-macam.

J. Bermain di Rumah Sakit


1. Tujuan
a. Melanjutkan tumbuh kembang selama perawatan
b. Mengembangkan kreativitas melalui pengalaman permainan yang tepat
c. Beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit atau dirawat
2. Prinsip
a. Tidak banyak energi, singkat dan sederhana
b. Mempertimbangkan keamanan dan infeksi silang
c. Kelompok umur sama
d. Melibatkan keluarga/orangtua
3. Upaya perawatan dalam pelaksanaan bermain
a. Lakukan saat tindakan keperawatan
b. Sengaja mencari kesempatan khusus
4. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
a. Alat bermain
b. Tempat bermain
5. Pelaksanaan bermain di RS dipengaruhi oleh:
a. Faktor pendukung
Pengetahuan perawat, fasilitas kebijakan RS, kerjasama Tim dan keluarga
b. Faktor penghambat
Tidak semua RS mempunyai fasilitas bermain

K. Mewarnai Gambar
Mewarnai gambar merupakan terapi permainan yang kreatif untuk
mengurangi stres dan kecemasan serta meningkatkan komunikasi pada anak.
Manfaat dari terapi bermain mewarnai adalah:
1. Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat
terapeutik (sebagai permainan penyembuh/ ”therapeutic play”).
2. Dengan menggambar berarti anak dapat mengekspresikan ”feelingnya” atau
memberikan pada anak suatu cara untuk berkomunikasi, tanpa menggunakan
kata.
3. Sebagai terapi kognitif, pada saat anak menghadapi kecemasan karena
proses hospitalisasi, karena pada keadaan cemas dan sterss, kognitifnya tidak
akurat dan negatif.
4. Mewarnai gambar dapat memberikan peluang untuk meningkatkan ekspresi
emosional anak, termasuk pelepasan yang aman dari rasa marah dan benci.
5. Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan metode
penyuluhan kesehatan untuk merubah perilaku anak selama dirawat di rumah
sakit.
DAFTAR PUSTAKA

Foster and Humsberger, 2010, Family Centered Nursing Care of Children. WB


sauders Company, Philadelpia USA

Hurlock, E B.2012. Perkembangan Anak Jilid 1. Erlangga : Jakarta

Markum, dkk. 2013.Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, EGC : Jakarta

Soetjiningsih, 2010,Tumbuh Kembang Anak, EGC : Jakarta

Whaley and Wong, 2010, Nursing Care Infanst and Children. Fourth Edition. Mosby
Year Book. Toronto Canada

Anda mungkin juga menyukai