Anda di halaman 1dari 21

SAP TERAPI BERMAIN MEWARNAI

UNTUK USIA 4 - 6 TAHUN


RSUD SURAKARTA

Disusun Oleh :
1. EGA SAPUTRA (S17018)
2. IKE NUROHMA (S17130)
3. VEGA AYU L (S17210)

PROGAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


STIKES KUSUMA HUSADA
SURAKARTA
2019
SAP TERAPI BERMAIN

A. LATAR BELAKANG
Bermain adalah salah satu aspek penting dari kehidupan anak dan salah satu alat paling
penting untuk menatalaksanakan stres karena hospitalisasi menimbulkan krisis dalam
kehidupan anak, dan karena situasi tersebut sering disertai stress berlebihan, maka anak-anak
perlu bermain untuk mengeluarkan rasa takut dan cemas yang mereka alami sebagai alat
koping dalam menghadapi stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional dan
kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga
terhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah sakit (Wong, 2009)
Menurut Erna, dkk. 2019. Hasil penelitian mereka tentang Pengaruh Terapi Bermain
dalam Menurunkan Kecemasan Pada Anak Sebagai Dampak Hospitalisasi di RSUD
Ambarawa, menunjukkan bahwa rata-rata kecemasan sebelum dilakukan terapi bermain di
RSUD Ambarawa didapatkan bahwa nilai rata-rata sebesar 20.77, nilai minimum 5, nilai
maksimum 34, dan standart deviasi 8.310 sedangkan kecemasan setelah dilakukan terapi
bermain di RSUD Ambarawa didapatkan bahwa nilai rata-rata sebesar 14.87, nilai minimum
7, nilai maksimum 24 dan standart deviasi 5.290. Hasil penelitian ini adalah ada pengaruh
terapi bermain terhadap penurunan kecemasan anak sebagai dampak hospitalisasi di RSUD
Ambarawa. Penelitian ini menyarankan kepada perawat di rumah sakit agar tetap melakukan
terapi bermain pada anak yang mengalami hospitalisasi.
Terapi bermain yang akan dilaksanakan yaitu plastisin,ular tangga dan mewarnai.
Alasan memilih kami memilih terapi bermain plastisin ,ular tangga dan mewarnai adalah
untuk mengembangkan motorik halus, keterampilan kognitif dan kemampuan berbahasa.
Terapi bermain dengan menggunakan lilin sangat tepat karena tidak membutuhkan energi
yang besar untuk bermain, permainan ini juga dapat dilakukan diatas tempat tidur anak,
sehingga tidak mengganggu dalam proses pemulihan dan penyembuhan kesehatan anak
(Zahra, 2014). Permainan ular tangga dapat meningkatkan perkembangan bahasa anak. Hal
ini dibuktikan dari hasil penelitian yang menunjukkan bahwa anak pra sekolah mengalami
peningkatan perkembangan bahasa menjadi normal setelah diberikan terapi bermain ular
tangga berjumlah 14 responden (arifin,2011) . Terapi bermain terapi permainan yang kreatif
untk menggurangi stress dan kecemasan serta meningkatkan komunikasi pada anak
(Wong,2009)
B. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan tindakan program bermain program bermain pada anak usia
sekolah selama kurang lebih menit 45 di harapkan anak dapat mengeskspresikan
perasaannya dan menurunkan kecemasannya serta dapat melanjutkan tumbuh kembang
anak secara normal.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Dengan mengikuti terapi bermain, diharapkan dapat:
1) Melatih kemampuan kognitif anak.
2) Melatih kemampuan motorik halus anak.
3) Melatih kemampuan sosial personal anak.
4) Melatih kemampuan berbahasa anak.

C. JENIS PERMAINAN
Permainan yang digunakan adalah mewarnai.

D. MEDIA
Gambar dan pensil warna

E. METODE
1. Ceramah
2. Bermain bersama
3. Diskusi

F. PESERTA
1. Anak usia sekolah (4-6 tahun)
2. Anak yang dirawat di ruang Anggrek RSUD Surakarta
3. Tidak mempunyai keterbatasan (fisik atau akibat terapi lain) yang dapat menghalangi
proses terapi bermain. Contoh : GEA, DHF, Thalasemia.
4. Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai.
5. Anak yang mau berpartisipasi dalam terapi bermain.
G. SETTING TEMPAT

Leader

Anak dan orang tua Anak dan orang tua

Vasilitator Anak dan orang tua Vasilitator

Observer

H. WAKTU PELAKSANAAN
1. Hari/tanggal : jumat, 8 November 2019
2. Waktu : 10.00 – 10.30 WIB
3. Tempat : Tempat Bermain Bangsal Anggrek RSUD Surakarta

I. PENGORGANISASIAN
1. Struktur Organisasi
a. Leader : Ega Saputra
b. Fasilitator : Ike nurohma
c. Observer : Vega Ayu L
2. Uraian tugas
a. Leader
1) Menjelaskan tujuan bermain
2) Mengarahkan proses kegiatan pada anggota kelompok
3) Menjelaskan aturan bermain pada anak
4) Mengevaluasi perasaan setelah pelaksanaan
b. Fasilitator
1) Menyiapkan alat-alat permainan
2) memberi motivasi kepada anak untuk mendengarkan apa yang sedang dijelaskan
3) memfasilitasi anak saat permainan berlangsung
4) Mempertahankan kehadiran anak
5) Mencegah gangguan/hambatan terhadap anak baik luar maupun dalam
c. Observer
1) Mencatat dan mengamati respon klien secara verbal dan non verbal
2) Mencatat seluruh proses yang dikaji dan semua perubahan perilaku
3) Mencatat dan mengamati peserta aktif dari program bermain

J. RENCANA PELAKSANAAN
No. Kegiatan Waktu Subyek Terapi
1. Persiapan :
1. Menyiapkan ruangan H-1 kegiatan Ruangan, alat, anak dan
2. Mengundang anak dan keluarga H-1 kegiatan keluarga siap
3. Menyiapkan alat-alat : 10 menit
- Pensil warna
- kertas bergambar

2 Pembukaan :
1. Mengucapkan salam dan 5 menit 1) Mendengarkan
memperkenalkan diri kontrak
2. Anak diajak 2) Mendengarkan
memperkenalkan diri tujuan dari
3. Menyampaikan tujuan dan penyuluhan
maksud dari kegiatan 3) Mendengarkan
4. Menjelaskan kontrak waktu kontrak.
dan mekanisme kegiatan 4) Mendengarkan
bermain. instruksi
5. Menjelaskan cara bermain
plastisin,cara bermain ular
tangga, mewarnai
3. Pelaksanaan :
1. Mengajak anak mewarnai, 30 Menit
tahapannya : Bermain bersama
a. Anak diberikan buku dengan antusias.
mewarnai dan pensil warna
b. Anak diperkenalkan dan
ditanya gambar-gambar apa
saja yang ada di buku
gambar
c. Anak diminta menyebutkan
dan mengenali bagian-
bagian gambar
d. Anak diminta mewarnai
gambar dalam buku
tersebut dengan
menggunakan pensil warna
e. Anak harus menyekesaikan
tindakan mewarnai dengan
lengkap.
(Fariz, 2009).
2. Fasilitator mendampingi anak
dan memberikan motivasi
kepada anak.
3. Menanyakan kepada anak
apakah sudah selesai dalam
bermain plastisin, ular tangga
dan mewarnai.
4. Memberitahu anak bahwa
waktu yang diberikan telah
selesai.
5. Memberikan pujian terhadap
anak yang mampu menyusun
sampai selesai.
4. Evaluasi :
1. Melakukan review 10 Menit Anak mendengarkan
pengalaman bermain dan merespon dengan
2. Mengidentifiasi kejadian yang menjawab kesan dan
berkesan selama bermain pengalamannya selama
3. Menganalisis kesan yang bermain ular tangga
didapat oleh anak
4. Menyimpulkan kegiatan acara

K. KRETERIA EVALUASI
1. Evaluasi struktur
1) Kesiapan media dan tempat
2) Penyelenggaraan terapi bermain dilakukan di tempat bermain Ruang Anggrek RSUD
SURAKARTA
3) Pengorganisasian penyelenggaraan terapi bermain dilakukan sebelum terapi bermain
dilaksanakan.
2. Evaluasi proses
1) Leader dapat memimpin jalannya permainan, dilakukan dengan tertib dan teratur
2) Fasilitator dapat memfasilitasi dan memotivasi anak dalam permainan
3) 100 % anak dapat mengikuti permainan secara aktif dari awal sampai akhir
3. Evaluasi Hasil
1) Peserta memahami permainan yang telah dimainkan.
2) Anak telah belajar memecahkan masalah melalui eksplorasi alat mainannya
3) Anak dapat mengembangkan hubungan social, komunikasi dan belajar untuk sabar dan
saling menghargai.
4) Anak merasa terlepas dari ketegangan dan stress selama hospitalisasi, anak dapat
mengalihkan rasa sakitnya pada permainannya(distraksi dan relaksasi)
5) Anak dapat berintraksi dengan anak lain dan perawat.
6) Jumlah peserta minimal 3 orang
L. DAFTAR HADIR
No. Nama Anak Kamar

1.

2.
3.
4.
M. DAFTAR PUSTAKA

Diana Mutiah. 2010. Psikologi Terapi Bermain Pada Anak Usia Dini. Jakarta : EGC

Wong, Donna L. 2009. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, Edisi 4. Jakarta : EGC.

Supartini Y. 2009. Konsep keperawatan anak. Jakarta: EGC.

Setiawati, Erna. Dkk. 2019. Pengaruh Terapi Bermain dalam Menurunkan Kecemasan Pada
Anak Sebagai Dampak Hospitalisasi di RSUD Ambarawa. Indonesian Journal of
Midwivery. Volume 2 (1) : 17-22

Fariz.2009. Manfaat Belajar Menggambar dan Mewarnai Bagi Anak. Jurnal Keperawatan :
Upaya Menurunkan Tingkat Stress Hospitalisasi Dengan Aktivitas Mewarnai
Gambar Pada Anak Usia 4-6 Tahun Di Ruang Anggrek RSUD Gambiran Kediri :
Universitas Nusantara PGRI Kediri.
Lampiran 1
LAMPIRAN MATERI KONSEP BERMAIN

A. Pengertian Bermain
Menurut Diana (2010) Bermain adalah kegiatan yang sangat penting bagi perkembangan
dan pertumbuhan anak. Bermain harus dilakukan atas inisiatif anak dan keputusan anak itu
sendiri. Bermain harus dilakukan dengan rasa senang, sehingga semua kegiatan bermain yang
menyenangkan dan menghasilkan proses bermain pada anak.
Anak-anak belajar melalui permainan. Pengalaman bermain yang menyenangkan dengan
bahan, benda, anak lain,dan dukungan orang dewasa membantu anak-anak berkembang secara
optimal. (Muttiah. 2010)
Bermain adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial dan bermain
merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain, anak akan berkata-kata,
belajar memnyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat dilakukan, dan
mengenal waktu, jarak, serta suara (Wong, 2009).

B. Fungsi Bermain
1. Membantu Perkembangan Sensorik dan Motorik
Fungsi bermain pada anak ini adalah dapat dilakukan dengan melakukan rangsangan
pada sensorik dan motorik melalui rangsangan ini aktifitas anak dapat mengeksplorasikan
alam sekitarnya sebagai contoh bayi dapat dilakukan rangsangan taktil,audio dan visual
melalui rangsangan ini perkembangan sensorik dan motorik akan meningkat. Hal tersebut
dapat dicontohkan sejak lahir anak yang telah dikenalkan atau dirangsang visualnya maka
anak di kemudian hari kemampuan visualnya akan lebih menonjol seperti lebih cepat
mengenal sesuatu yang baru dilihatnya. Demikian juga pendengaran, apabila sejak bayi
dikenalkan atau dirangsang melalui suara-suara maka daya pendengaran di kemudian hari
anak lebih cepat berkembang.
2. Membantu Perkembangan Kognitif
Perkembangan kognitif dapat dirangsang melalui permainan. Hal ini dapat terlihat pada saat
anak bermain, maka anak akan mencoba melakukan komunikasi dengan bahasa anak,
mampu memahami obyek permainan seperti dunia tempat tinggal, mampu membedakan
khayalan dan kenyataan, mampu belajar warna, memahami bentuk ukuran dan berbagai
manfaat benda yang digunakan dalam permainan,sehingga fungsi bermain pada model
demikian akan meningkatkan perkembangan kognitif selanjutnya.
3. Meningkatkan Sosialisasi Anak
Proses sosialisasi dapat terjadi melalui permainan, sebagai contoh dimana pada usia bayi
anak akan merasakan kesenangan terhadap kehadiran orang lain dan merasakan ada teman
yang dunianya sama, pada usia toddler anak sudah mencoba bermain dengan sesamanya
dan ini sudah mulai proses sosialisasi satu dengan yang lain, kemudian bermain peran
seperti bermain-main berpura-pura menjadi seorang guru, jadi seorang anak, menjadi
seorang bapak, menjadi seorang ibu dan lain-lain, kemudian pada usia prasekolah sudah
mulai menyadari akan keberadaan teman sebaya sehingga harapan anak mampu melakukan
sosialisasi dengan teman dan orang.
4. Meningkatkan Kreatifitas
Bermain juga dapat berfungsi dalam peningkatan kreatifitas, dimana anak mulai belajar
menciptakan sesuatu dari permainan yang ada dan mampu memodifikasi objek yang akan
digunakan dalam permainan sehingga anak akan lebih kreatif melalui model permainan ini,
seperti bermain bongkar pasang mobil-mobilan.
5. Meningkatkan Kesadaran Diri
Bermain pada anak akan memberikan kemampuan pada anak untuk ekplorasi tubuh dan
merasakan dirinya sadar dengan orang lain yang merupakan bagian dari individu yang
saling berhubungan, anak mau belajar mengatur perilaku, membandingkan dengan perilaku
orang lain.
6. Mempunyai Nilai Terapeutik
Bermain dapat menjadikan diri anak lebih senang dan nyaman sehingga adanya stres dan
ketegangan dapat dihindarkan, mengingat bermain dapat menghibur diri anak terhadap
dunianya.
7. Mempunyai Nilai Moral Pada Anak
Bermain juga dapat memberikan nilai moral tersendiri kepada anak, hal ini dapat dijumpai
anak sudah mampu belajar benar atau salah dari budaya di rumah, di sekolah dan ketika
berinteraksi dengan temannya, dan juga ada beberapa permainan yang memiliki aturan-
aturan yang harus dilakukan tidak boleh dilanggar.
C. Tujuan Bermain
Melalui fungsi yang terurai diatas, pada prinsipnya bermain mempunyai tujuan sebagai
berikut :
1. Untuk melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal pada saat sakit anak
mengalami gangguan dalam pertumbuhan dan perkembangannya. Walaupun demikian,
selama anak dirawat di rumah sakit, kegiatan stimulasi pertumbuhan dan perkembangan
masih harus tetap dilanjutkan untuk menjaga kesinambungannya.
2. Mengekspresikan perasaan, keinginan, dan fantasi serta ide-idenya.
3. Mengembangkan kreativitas dan kemampuannya memecahkan masalah.
4. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat dirumah sakit.

D. Manfaat Bermain
Bermain merupakan aktivitas penting pada masa anak-anak. Berikut ini adalah bererapa
manfaat bermain pada anak-anak :
1. Perkembangan aspek fisik. Anggota tubuh mendapat kesempatan untuk digerakkan, anak
dapat menyalurkan tenaga (energi) yang berlebihan, sehingga ia tidak merasa gelisah.
2. Perkembangan aspek motorik kasar dan halus.
3. Perkembangan aspek sosial. Ia akan belajar tentang sistem nilai, kebiasaan-kebiasaan dan
standar moral yang dianut oleh masyarakat.
4. Perkembangan aspek emosi atau kepribadian. Anak mendapat kesempatan untuk
melepaskan ketegangan yang dialami, perasaan tertekan dan menyalurkan dorongan-
dorongan yang muncul dalam dirinya.
5. Perkembangan aspek kognisi. Anak belajar konsep dasar, mengembangkan daya cipta,
memahami kata-kata yang diucapkan oleh teman-temannya.
6. Mengasah ketajaman penginderaan, menjadikan anak kreatif, kritis dan bukan anak yang
acuh tak acuh terhadap kejadian disekelilingnya.
7. Sebagai media terapi, selama bermain perilaku anak-anak akan tampil bebas dan bermain
adalah sesuatu yang secara alamiah sudah dimiliki oleh seorang anak.
8. Sebagai media intervensi, untuk melatih kemampuan-kemampuan tertentu dan sering
digunakan untuk melatih konsentrasi pada tugas tertentu, melatih konsep dasar.
E. Macam - Macam Bermain
1. Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa yang
diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :
a. Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan tersebut,
memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium, meraba, menekan dan
kadang-kadang berusaha membongkar.
b. Bermain konstruksi (Construction Play)
Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-rumahan.
c. Bermain drama (Dramatic Play)
Misalnya adalah bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan teman-
temannya.
d. Bermain fisik
Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.
2. Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan mendengar.
Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif dan membutuhkan sesuatu
untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya.
Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam bermain, yaitu
apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini :
a. Kesehatan anak menurun.
b. Tidak ada variasi dari alat permainan.
c. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
d. Tidak mempunyai teman bermain.

F. Prinsip dalam Aktivitas Bermain


Agar anak-anak dapat bermain dengan maksimal, maka diperlukan hal-hal seperti:
1. Ekstra energi, untuk bermain diperlukan energi ekstra. Anak-anak yang sakit kecil
kemungkinan untuk melakukan permainan.
2. Waktu, anak harus mempunyai waktu yang cukup untuk bermain sehingga stimulus yang
diberikan dapat optimal.
3. Alat permainan, untuk bermain alat permainan harus disesuaikan dengan usia dan tahap
perkembangan anak serta memiliki unsur edukatif bagi anak.
4. Ruang untuk bermain, bermain dapat dilakukan di mana saja, di ruang tamu, halaman,
bahkan di tempat tidur.
5. Pengetahuan cara bermain, dengan mengetahui cara bermain maka anak akan lebih terarah
dan pengetahuan anak akan lebih berkembang dalam menggunakan alat permainan tersebut.
6. Teman bermain, teman bermain diperlukan untuk mengembangkan sosialisasi anak dan
membantu anak dalam menghadapi perbedaan. Bila permainan dilakukan bersama dengan
orangtua, maka hubungan orangtua dan anak menjadi lebih akrab.

G. Faktor yang Mempengaruhi Aktivitas Bermain


Menurut Supartini (2009), ada beberapa faktor yang mempengaruhi anak dalam bermain
yaitu:
1. Tahap perkembangan anak, aktivitas bermain yang tepat dilakukan anak yaitu harus
sesuai dengan tahapan pertumbuhan dan perkembangan anak, karena pada dasarnya
permainan adalah alat stimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak.
2. Status kesehatan anak, untuk melakukan aktivitas bermain diperlukan energi bukan
berarti anak tidak perlu bermain pada saat anak sedang sakit.
3. Jenis kelamin anak, semua alat permainan dapat digunakan oleh anak laki-laki atau anak
perempuan untuk mengembangkan daya pikir, imajinasi, kreativitas dan kemampuan
sosial anak. Akan tetapi, permainan adalah salah satu alat untuk membantu anak
mengenal identitas diri.
4. Lingkungan yang mendukung, dapat menstimulasi imajinasi anak dan kreativitas anak
dalam bermain.
5. Alat dan jenis permainan yang cocok, harus sesuai dengan tahap tumbuh kembang anak.
LAMPIRAN II

MATERI TERAPI BERMAIN MEWARNAI

Mewarnai adalah proses memberi warna pada suatu media. Mewarnai gambar diartikan sebagai
proses memberi warna pada media yang sudah bergambar. Mewarnai gambar merupakan terapi permainan
yang kreatif untuk mengurangi stress dan kecemasan serta meningkatkan komunikasi pada anak (Wong,
2009).

Manfaat terapi mewarnai yaitu:

1. Memberikan kesempatan pada anak untuk bebas berekspresi dan sangat terapeutik (sebagai
permainan penyembuh/”therapeutic play”).

2. Dengan bereksplorasi menggunakan gambar, anak dapat membentuk, mengembangkan


imajinasi dan bereksplorasi dengan ketrampilan motorik halus.

3. Mewarnai gambar juga aman untuk anak usia toddler, karena menggunakan media kertas
gambar dan crayon.

4. Anak dapat mengeskpresikan perasaannya atau memberikan pada anak suatu cara untuk
berkomunikasi, tanpa menggunakan kata.

5. Sebagai terapi kognitif, pada anak menghadapi kecemasan karena proses hospitalisasi, karena
pada keadaan cemas dan stress, kognitifnya tidak akurat dan negative.

6. Bermain mewarnai gambar dapat memberikan peluang untuk meningkatkan ekspresi


emosinal anak, termasuk pelepasan yang aman dari rasa marah dan benci.

7. Dapat digunakan sebagai terapi permainan kreatif yang merupakan metode penyuluhan
kesehatan untuk merubah perilaku anak selama dirawat di rumah sakit.

Anda mungkin juga menyukai