Anda di halaman 1dari 7

TERAPI AKTIVITAS KELOMPOK

TERAPI MODALITAS : TERAPI BERKEBUN

I. LATAR BELAKANG MASALAH


Semua orang akan mengalami proses menjadi tua dan masa tua merupakan hidup
manusia yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang mengalami penurunan kemampuan fisik,
mental dan social secara bertahap sampai tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi. Bagi
kebanyakan orang masa tua itu masa yang kurang menyenangkan.
Sejalan dengan semakin meningkatnya usia seseorang, maka akan terjadi perubahan - perubahan
pada tubuh manusia. Perubahan - perubahan tersebut terjadi sejak awal kehidupan hingga usia
lanjut pada semua organ dan jaringan tubuh. Keadaan demikian itu tampak pula pada semua
sistem muskuloskeletal dan jaringan lain yang ada kaitannya dengan kemungkinan timbulnya
beberapa golongan rematik (Fitriani, 2009).
Penyakit rematik merupakan penyakit yang selain menyerang sendi juga dapat menyerang organ
atau bagian tubuh lainnya. (Junaidi, 2006).
Dampak dari keadaan ini dapat mengancam jiwa penderitanya atau hanya menimbulkan
gangguan kenyamanan dan masalah yang disebabkan oleh penyakit rematik tidak hanya berupa
keterbatasan yang tampak jelas pada mobilitas hingga terjadi hal yang paling ditakuti yaitu
menimbulkan kecacatan seperti kelumpuhan dan gangguan aktivitas hidup sehari - hari tetapi
juga efek sistemik yang tidak jelas tetapi dapat menimbulkan kegagalan organ dan kematian atau
mengakibatkan masalah seperti rasa nyeri, keadaan mudah lelah, perubahan citra diri serta resiko
tinggi terjadi cidera.
Oleh karena itu perawat harus dapat memberikan terapi untuk melatih pergerakan sendi sendi
pada lansia agar tidak terjadi kekakuan sendi dan meningkatkan kelenturan sendi serta untuk
membangkitkan kreatifitas dan minat lansia untuk memanfaatkan waktu luangnya. Selain itu cara
pendekatan juga sangat penting dalam pemberian terapi.
Terapi modalitas merupakan suatu cara pendekatan agar lanjut usia dapat beradaptasi terhadap
situasi, lebih mampu merawat diri sendiri, banyak aktivitas dan lebih mandiri. Salah satu terapi
modalitas pada lanjut usia adalah terapi berkebun yaitu terapi dengan menggunakan berkebun
secara terapeutik untuk meningkatkan fungsi fisik, psikologis, kognitif, perilaku dan fungsi sosial
serta meningkatkan hubungan yang terapeutik, juga dapat memperbaiki, memelihara dan
meningkatkan status fisik dan mental.
Terapi berkebun dimulai dengan membangun hubungan dan kepercayaan serta rasa aman dan
membuat lanjut usia merasa lebih baik dengan memanfaatkan waktu luang luangnya.
Jenis terapi berkebun adalah: kegiatan bercocok tanam, mencangkok, merawat dan memelihara
tanaman sehingga energi yang di keluarkan akan menghasilkan keringat,.

II. TOPIK
Terapi modalitas : terapi berkebun

III. TUJUAN
1. Tujuan Umum
Setelah selesai mengikuti terapi modalitas : terapi berkebun dapat melatih pergerakan
mobilitas klien dan klien mampu beradaptasi terhadap situasi, lebih banyak aktivitas dan
lebih mandiri.
2. Tujuan Khusus
Setelah mengikuti terapi modalitas : terapi berkebun selama 45 menit diharapkan klien dapat:
a. Mengurangi atau mencegah terjadinya kekakuan pada sendi
b. Meningkatkan kekuatan otot dan kelenturan sendi
c. Meningkatkan kemampuan gerak klien
d. Meningkatkan interaksi sosial dengan orang lain, meningkatkan rasa kasih sayang
terhadap seseorang dan lingkungan.
e. Merasa nyaman, mengurangi stress, menurunkan depresi dan kecemasan.
f. Mengekspresikan perasaan dan melepaskan tekanan emosi yang dihadapi.
g. Meningkatkan control diri dan perasaan berharga.
h. Mengubah perilaku.
i. Mengembangkan kreatifitas.
j. Hiburan atau kegiatan yang menyenangkan.
IV. SASARAN KEGIATAN
Semua lansia di panti Tresna Werdha Natar

V. TEMPAT
Panti Tresna Werdha Natar

VI. WAKTU
Hari : Jumat
Tanggal : 9 Desember 2016
Jam :

VII. METODE DAN ALAT BANTU


Metode
Dinamika kelompok.
Alat Bantu:
a. Tanah
b. Ember
c. Air
d. Gayung
e. Pollibag
f. Tanaman
g. Koret
h. Pacul
VIII. URAIAN STRUKTUR KELOMPOK
Pengorganisasian:
a. Leader: Andi Lambada
Tugas :
Membuka acara
Memimpin kegiatan
Memotivasi peserta
Menjelaskan tujuan terapi berkebun
Menjelaskan langkah-langkah terapi berkebun
Melaksanakan dan mengontrol jalannya terapi berkebun
Menutup acara
b. Co-Leader : Ade Sanjaya
Tugas :
Mendampingi dan membantu Leader menjalankan tugasnya
Mengambil alih tugas Leader jika Leader pasif.
c. Fasilitator : Bela Hadi, Aliya Rama Dona, Dea Andina, Dewa Ayu Vina, Atika Woro
Pratiwi
Tugas :
Mempertahankan keikutsertaan klien
Memfasilitasi dan memotivasi klien untuk ikut berkebun
d. Observer : Agit Bala Putra
Tugas :
Mencatat anggota yang pasif/aktif, respon verbal dan non verbal, kejadian penting
selama terapi berkebun
Memberikan umpan balik selama proses kegiatan dari mulai persiapan sampai
selesai
XI. LANGKAH-LANGKAH
A. PERSIAPAN
Klien diatur untuk duduk membentuk persegi
B. FASE ORIENTASI ( 5 menit)
1. Leader membuka acara.
2. Melakukan perkenalan (terapis dan klien).
3. Leader menyampaikan tujuan terapi berkebun.
4. Leader membuat validasi kontrak.
5. Co-Leader membaca tata tertib.
6. Leader di bantu Co-Leader menjelaskan langkah-langkah terapi berkebun.
C. FASE KERJA (30 menit)
Pelaksanaan terapi berkebun
1. Leader memimpin peserta dan terapis untuk mengisi pollibag dengan tanah
2. Lalu tanam benih tanaman yang akan ditanam ke dalam polibag yang sudah terisi dengan
tanah
3. Selanjutnya tutup kembali dengan tanah hingga benih tertimbun
4. Lalu di beri pupuk
5. Serta siram air secukupnya
6. Leader membuat kesimpulan.
D. FASE TERMINASI (10 menit)
1. Leader menanyakan perasaan peserta setelah mengikuti terapi berkebun.
2. Leader menanyakan / melakukan evaluasi materi.
3. Leader memberikan tugas/rencana tindak lanjut.
4. Leader membuat kontrak untuk yang akan datang
5. Leader menutup acara.
E. PERILAKU YANG DIHARAPKAN
a. Persiapan:
1. Fasilitator
Mengidentifikasi masalah yang dialami lansia sebelum terapi berkebun dilakukan.
Mengatur setting tempat/ruangan untuk terapi berkebun.
2. Lansia:
Siap untuk mengikuti terapi berkebun:
Mengetahui aturan permainan terapi berkebun
Hadir 10 menit sebelum terapi dimulai.
b. Proses
1. Terapis
Melaksanakan terapi berkebun sampai dengan selesai.
Mengantisipasi hal-hal yang tidak diinginkan
2. Lansia
Mengikuti terapi berkebun sampai dengan selesai.
Klien aktif mengikuti terapi berkebun dengan ceria.
c. Hasil
1. Fasilitator
Menjalankan tugas dengan baik sesuai rencana atau modifikasi saat acara
2. Lansia
Mengungkapkan rasa senang dan lebih santai.

F. TATA TERTIB
1. Peserta bersedia mengikuti terapi berkebun.
2. Peserta wajib hadir 10 menit sebelum acara dimulai.
3. Peserta tidak diperkenankan makan dan minum selama terapi
4. Perserta yang mengacaukan jalannya terapi akan dikeluarkan.
5. Jika ingin mengajukan pertanyaan peserta mengangkat tangan dan bicara setelah
dipersilahkan.
6. Waktu terapi dapat berubah sesuai dengan kondisi peserta
7. Peserta yang ingin keluar dari acara untuk keperluan ijin terlebih dahulu kepada
pemimpin acara.

G. PROGRAM ANTISIPASI.
1. Bila ada peserta yang melakukan kegiatan tidak sesuai dengan tujuan, fasilitator
mengingatkan dan mengarahkan.
2. Bila peserta pasif, fasilitator memotivasi untuk mengikuti kegiatan.
3. Jika peserta ingin pergi sebelum terapi berkebun selesai, fasilitator membimbingnya agar
menyelesaikan terapi
4. Bila leader bloking maka co-leader yang mengambil jalan acara

XII. PENUTUP
Demikian proposal Terapi Berkebun ini kami susun sebagai media penuntun dalan
pelaksanaan Terapi Modalitas yang akan dilaksanakan di UPTD PSLU Tresna Werdha Natar
pada praktek Keperawatan Gerontik smester V Program Studi D-III Keperawatan. Besar harapan
kami agar terapi berkebun ini berjalan dengan lancar dan dapat memberikan manfaat bagi semua
pihak terkait, terutama lansia. Atas kerjasama yang baik dan dukungannya kami mengucapkan
terima kasih.

Anda mungkin juga menyukai