Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pemeliharaan
kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang
memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan
persalinan. Salah satu tujuan nasional adalah memajukan kesejahteraan bangssa, yang
berarti memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu pangan, sandang, pangan, pendidikan,
kesehatan, lapangan kerja dan ketenteraman hidup.
Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat
bagi setiap penduduk, jadi tanggung jawab untuk terwujudnya derajat kesehatan yang
optimal berada di tangan seluruh masyarakat Indonesia, pemerintah dan swasta bersama-
sama. Salah satu usaha pemerintah dalam menyadarkan masyarakat tentang hidup sehat dan
pelaksanaanya bagaimana cara hidup sehat adalah dengan cara melakukan pendidikan
kesehatan yang tidak hanya didapat dibangku sekolah tapi juga bisa dilakukan dengan cara
penyuluhan oleh tim medis.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional.
Dalam konstitusi Organisasi Kesehatan Dunia tahun 1948 disepakati antara lain bahwa
diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya adalah hak yang fundamental bagi
setiap orang tanpa membedakan ras, agama, politik yang dianut dan tingkat sosial
ekonominya. Program pembangunan kesehatan yang dilaksanakan telah berhasil
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara cukup bermakna, walaupun masih
dijumpai berbagai masalah dan hambatan yang akan mempengaruhi pelaksanaan
pembangunan kesehatan. Oleh karena itu diperlukan adanya reformasi di bidang kesehatan
untuk mengatasi ketimpangan hasil pembangunan kesehatan antar daerah dan antar
golongan, derajat kesehatan yang masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara
tetangga dan kurangnya kemandirian dalam pembangunan kesehatan.

1.2 Tujuan penulisan


a. Tujuan umum
Mahasiswa mampu mengetahui tentang konsep dasar promosi kesehatan.
b. Tujuan khusus
1. Mengetahui sejarah promosi kesehatan

1
2. Mengetahui pengertian, visi, misi, tujuan, sasaran, ruang lingkup, strategi dan
metode promosi kesehatan.
3. Megetahui tatanan pelaksanaan dan peran promosi kesehatan terhadap kesehatan
masyarakat

2
BAB II
APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN

2.1 PEMBAHASAN UMUM

A. Pengertian Promosi Kesehatan

Promosi kesehatan/pendidikan kesehatan merupakan cabang dari ilmu kesehatan yang


mempunyai dua sisi, yakni sisi ilmu dan sisi seni. Dilihat dari sisi seni, yakni praktisi atau
aplikasi pendidikan kesehatan adalah merupakan penunjang bagi program-program kesehatan
lain. Ini artinya bahwa setiap program kesehatan yang telah ada misalnya pemberantasan
penyakit menular/tidak menular, program perbaikan gizi, perbaikan sanitasi lingkungan,
upaya kesehatan ibu dan anak, program pelayanan kesehatan dan lain sebagainya sangat perlu
ditunjang serta didukung oleh adanya promosi kesehatan.

Promosi kesehatan bukanlah hanya proses penyadaran masyarakat atau pemberian


dan peningkatan pengetahuan masyarakat tentang kesehatan semata, akan tetapi di dalamnya
terdapat usaha untuk dapat memfasilitasi dalam rangka perubahan perilaku masyarakat.
Dalam hal ini organisasi kesehatan dunia WHO telah merumuskan suatu bentuk definisi
mengenai promosi kesehatan : “Health promotion is the process of enabling people to
increase control over, and improve, their health. To reach a state of complete physical,
mental, and social, well-being, an individual or group must be able to identify and realize
aspirations, to satisfy needs, and to change or cope with the environment“. (Ottawa
Charter,1986).

Jadi, dapat disimpulkan dari kutipan tersebut diatas bahwa Promosi Kesehatan adalah
proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental,
dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya,
kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial
budaya dan sebagainya).

3
B. Promosi Kesehatan di Rumah Sakit

Rumah sakit merupakan salah satu institusi kesehatan. Dimana, institusi kesehatan itu
sendiri adalah sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah/swasta atau perorangan yang
digunakan untuk kegiatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Salah satu bentuk promosi
kesehatan di rumah sakit adalah penerapan PHBS.

Promosi kesehatan di rumah sakit merupakan upaya untuk memberdayakan pasien,


masyarakat pengunjung, dan petugas agar tahu, mau, dan mampu mempraktikkan perilaku
hidup bersih dan sehat serta berperan aktif dalam mewujudkan intitusi kesehatan ber-PHBS.

PHBS di Pelayanan Kesehatan khususnya di rumah sakit sangat diperlukan sebagai


salah satu upaya untuk mencegah penularan penyakit, infeksi nosokomial dan mewujudkan
Institusi Kesehatan yang sehat. Oleh karena itu, sudah seharusnya semua pihak ikut
rnemelihara, menjaga dan mendukung terwujudnya Institusi Kesehatan Sehat.

Sasaran Promosi kesehatan di rumah sakit adalah :

 Pasien (penderita) pada berbagai tingkat penyakit


 Kelompok atau individu yang sehat (keluarga pasien dan pengunjung)
 Petugas Kesehatan / karyawan yang bekerja di rumah sakit

Dalam mengembangkan promosi kesehatan di rumah sakit, ada beberapa prinsip dasar
yang perlu diperhatikan yaitu :

1. Promosi kesehatan di rumah sakit dikhususkan bagi individu-individu yang sedang


memerlukan pengobatan atau perawatan di rumah sakit
2. Promosi kesehatan di rumah sakit pada prinsipnya adalah pengembangan pengertian
atau pemahaman pasien dan keluarganya terhadap masalah kesehatan atau penyakit
yang dideritanya
3. Promosi kesehatan di rumah sakit juha mempunyai prinsip pemberdayaan pasien dan
keluarganya dalam kesehatan
4. Promosi kesehatan di rumah sakit pada prinsipnya adalaah penerapan proses belajar
kesehatan di rumah sakit

Materi Promosi kesehatan di rumah sakit adalah sebagai berikut :

4
1. Pesan kesehatan yang terkait dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
Meliputi :

 Makan dengan menu/susunan makanan dengan gizi yang seimbang


 Aktifitas fisik secara rutin, termasuk olahraga
 Tidak merokok/minum minuman keras
 Mengendalikan stress
 Istirahat yang cukup

2. Pesan kesehatan yang terkait dengan pencegahan serangan penyakit


Meliputi :

 Gejala atau tanda-tanda penyakit


 Penyebab penyakit
 Cara penularan penyakit
 Cara pencegahan penyakit

3. Pesan kesehatan yang terkait dengan proses penyembuhan dan pemulihan


Meliputi :

 Diet terhadap pantangan dari suatu penyakit


 Pengetahuan tentang pola hidup sehat

C. PRINSIP DASAR

Promosi kesehatan bukan hanya diperlukan dalam pelayanan preventif danpromotif


saja, melainkan juga diperlukan pada pelayanan kuratif dan rehabilitatif atau pelayanan
rumah sakit. Memang secara konsep, promosi kesehatan di rumahsakit (RS) adalah sama
dengan promosi kesehatan pada pelayanan preventif danpromotif atau yang disebut dengan
pelayanan kesehatan masyarakat.Perbedaannya hanya terletak pada sasarannya saja. Sasaran
promosi kesehatanmasyarakat adalah kelompok orang yang sehat, sedangkan sasaran
promosikesehatan di rumah sakit utamanya adalah orang yang sakit (pasien) dan jugaorang
yang sehat atau keluarga pasien.Ditinjau dari tempat pelaksanaan atau tatanan (setting)

5
promosi kesehatanseperti telah diuraikan sebelumnya, rumah sakit adalah termasuk tatanan
institusipelayanan kesehatan.

Dengan demikian maka promosi kesehatan ini adalahpromosi kesehatan yang


dikembangkan di rumah sakit dalam rangka untuk membantu orang sakit atau pasien dan
keluarganya agar mereka dapat mengatasimasalah kesehatannya, khususnya mempercepat
kesembuhan dari penyakitnya. Dari segi psikososial orang yang sedang sakit atau keluarga
dari orang yang sakitadalah dalam kondisi ketidakenakan: rasa sakit, kekhawatiran,
kecemasan,kebingungan, dan sebagainya. Oleh sebab itu, mereka ini sangat
memerlukanbantuan bukan saja pengobatan, tetapi bantuan lain seperti informasi, nasihat,
danpetunjuk-petunjuk dari para petugas rumah sakit berkaitan dengan masalahkesehatan atau
penyakit yang mereka alami. Dalam mengembangkan promosi kesehatan rumah sakit,
beberapa prinsipdasar yang perlu diperhatikan adalah sebagai berikut:

a. Promosi kesehatan di rumah sakit dikhususkan untuk individu-individu


yangsedang memerlukan pengobatan dan/atau perawatan di rumah sakit. Disamping itu,
promosi kesehatan di rumah sakit juga ditujukan kepada pengunjung rumah sakit, baik
pasien rawat jalan, maupun keluarga pasienyang mengantar atau menemani pasien di
rumah sakit. Keluarga pasien jugaperlu diperhatikan dalam promosi kesehatan di rumah
sakit, karena keluargapasien diharapkan dapat membantu atau menunjang proses
penyembuhan danpemulihan keluarganya yang sakit (pasien).

b. Promosi kesehatan di rumah sakit pada prinsipnya adalah pengembanganpengertian


atau pemahaman pasien dan keluarganya terhadap masalahkesehatan atau penyakit
yang dideritanya. Pasien dan keluarganya harusmengetahui hal-hal yang terkait
dengan penyakit yang dideritanya seperti:penyebab penyakit tersebut, cara penularan
penyakit (bila penyakit menular),cara pencegahannya, proses pengobatan yang tepat
dan sebagainya. Apabilapasien atau keluarga pasien memahami penyakit
yang dideritanya, diharapkanakan membantu mempercepat proses penyembuhan,
dan tidak akan terserangoleh penyakit yang sama.

c. Promosi kesehatan di rumah sakit juga mempunyai prinsip pemberdayaanpasien dan


keluarganya dalam kesehatan. Hal ini dimaksudkan, apabila pasiensudah sembuh
dan kembali ke rumahnya, mereka mampu melakukan upaya-upaya preventif

6
(pencegahan) dan promotif (peningkatan) kesehatannya,utamanya terkait dengan
penyakit yang telah dialami.

d. Promosi kesehatan di rumah sakit pada prinsipnya adalah penerapan


“proses belajar” kesehatan di rumah sakit. Artinya semua pengunjung rumah
sakit,baik pasien maupun keluarga pasien memperoleh pengalaman atau
“pembelajaran” dari rumah sakit, bukan saja melalui informasi atau nasihat-nasihat
dari para petugas rumah sakit, tetapi juga dari apa yang dialami,didengar, dan dilihat
di rumah sakit. Penampilan rumah sakit yang bersih,nyaman, aman, dan teduh, serta
penampilan para petugas rumah sakit,terutama dokter dan perawat, yang bersih dan
rapi, ramah, murah senyum, dansebagainya, rumah sakit yang membelajarkan pasien
atau keluarga pasiententang kesehatan

D. SASARAN PROMOSI KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

Sasaran promosi kesehatan rumah sakit adalah masyarakat rumah sakit, yang
dikelompokkan menjadi kelompok orang yang sakit (pasien), kelompok orang yang sehat
(keluarga pasien dan pengunjung rumah sakit), dan petugas rumah sakit.

E. TUJUAN PROMOSI KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

Sasaran promosi kesehatan di rumah sakit bukan hanya orang sakit atau pasiendan
keluarga pasien saja, tetapi juga rumah sakit. Oleh sebab itu, promosikesehatan di rumah
sakit mempunyai bermacam-macam tujuan sesuai dengansasaran-sasaran tersebut, yakni
tujuan bagi pasien, keluarga pasien, dan tujuanbagi rumah sakit itu sendiri.

1. Bagi pasien:
a. Mengembangkan perilaku kesehatan (healthy behavior )
Promosi kesehatan di rumah sakit mempunyai tujuan untuk mengembangkan
pengetahuan, sikap, dan perilaku (praktik) tentangkesehatan, khususnya yang terkait
dengan masalah atau penyakit yangdiderita oleh pasien yang bersangkutan.
Pengetahuan atau pengertian yangperlu diberikan atau dikembangkan untuk pasien
adalah pengetahuantentang penyakit yang diderita pasien, mencakup: jenis penyakit,

7
tanda-tanda atau gejala penyakit, penyebab penyakit atau bagaimana prosesterjadinya
penyakit, bagaimana cara penularan penyakit (bila penyakittersebut menular), dan
bagaimana cara mencegah penyakit tersebut.
Darisegi perilaku atau praktik yang harus dilakukan atau dianjurkan kepadapasien
adalah tindakan yang harus dilakukan untuk terhindar ataumencegah penyakit
tersebut. Apabila pengetahuan, sikap, dan perilaku inidipunyai oleh pasien, maka
pengaruhnya, antara lain:
2) Mempercepat kesembuhan dan pemulihan pasien.
3) Mencegah terserangnya penyakit yang sama atau
mencegahkekambuhan penyakit.
4) Mencegah terjadinya penularan penyakit kepada orang lain,
terutamakeluarganya.
5) Menyebarluaskan pengalamannya tentang proses penyembuhan kepadaorang
lain, sehingga orang lain dapat belajar dari pasien tersebut.

b. Mengembangkan perilaku pemanfaatan fasilitas kesehatan (health


seekingbehavior )
Pengetahuan, sikap, dan praktik (perilaku) pemanfaatan secara tepat olehpasien akan
mempercepat proses penyembuhan. Bagi pasien yang kurangpengetahuan tentang
penyakit yang diderita, kadang-kadang mencaripengobatan yang tidak tepat misalnya
ke dukun atau para-normal,sehingga dapat memperpanjang proses penyembuhan.
Oleh sebab itu,promosi kesehatan terhadap pasien dengan memberikan pengetahuan
yangbenar tentang penyakit, terutama cara penyembuhannya maka pasien
akanmencari penyembuhan dengan tepat.

2. Bagi keluarga:Keluarga adalah merupakan lingkungan sosial yang paling dekat


denganpasien. Proses penyembuhan dan terutama pemulihan terjadi bukan
hanyasemata-maka karena faktor rumah sakit, tetapi juga faktor keluarga. Olehsebab
itu, promosi kesehatan bagi keluarga pasien penting karena dapat:
a. Membantu mempercepat proses penyembuhan pasien:Dalam proses penyembuhan
penyakit, bukan hanya faktor obat dan terapilain saja, tetapi juga faktor psikologis
dari pasien. Lebih-lebih penyakittidak menular seperti jantung koroner, hipertensi,
diabetes mellitus,penyakit jiwa, dan sebagainya, faktor psikososial sangat berperan.

8
Dalammewujudkan lingkungan psikososial ini, keluarga sangat pentingperanannya.
Oleh karena itu, promosi kesehatan perlu dilakukan juga bagikeluarga pasien.
b. Keluarga tidak terserang atau tertular penyakit:Dengan melakukan promosi
kesehatan kepada keluarga pasien, merekaakan mengetahui dan mengenal penyakit
yang diderita oleh anggotakeluarganya (pasien), cara penularan, dan cara
pencegahannya. Keluargapasien tentunya akan berusaha untuk menghindar agar
tidak terkenapenyakit atau tertular penyakit seperti yang diderita oleh anggota
keluargayang sakit tersebut.
c. Membantu agar tidak menularkan penyakitnya ke orang lain:Keluarga pasien yang
telah memperoleh pengetahuan tentang penyakit dancara-cara penularannya, maka
keluarga tersebut diharapkan dapat membantu pasien atau keluarganya yang sakit
untuk tidak menularkanpenyakitnya kepada orang lain, terutama kepada tetangga
atau temandekatnya.

3. Bagi Rumah Sakit


Banyak orang berpendapat bahwa promosi kesehatan di rumah sakit dapatmerugikan
rumah sakit itu sendiri. Alasan mereka, karena promosi kesehatandi rumah sakit
merepotkan, menambah tenaga, waktu, dan biaya. Di sampingitu apabila pasien cepat
sembuh karena promosi kesehatan maka pendapatanrumah sakit akan menurun.
Memang ini logika yang mungkin benar, tetapiterlalu sederhana. Pengalaman-
pengalaman dari rumah sakit yang telahmelaksanakan promosi kesehatan (dulu
penyuluhan kesehatan) justrumembuktikan bahwa promosi kesehatan di rumah sakit
ini mempunyaikeuntungan bagi rumah sakit itu sendiri antara lain:

a. Meningkatkan mutu pelayanan rumah sakit:Dengan meningkatnya tuntutan


masyarakat terhadap pelayanan kesehatan,khususnya rumah sakit, maka pasien
mengunjungi rumah sakit tidak sekedar untuk memperoleh perawatan atau
pengobatan saja, tetapi jugaingin pelayanan yang berkualitas, yang nyaman dan yang
ramah. Pasieningin pelayanan yang holistik bukan hanya pelayanan fisik, tetapi
jugapelayanan psikososial. Promosi kesehatan pada prinsipnya adalah salahsatu
bentuk pelayanan psikososial. Oleh sebab itu, penerapan promosikesehatan di rumah
sakit adalah merupakan upaya meningkatkan muturumah sakit.

9
b. Meningkatkan citra rumah sakit:Penerapan promosi kesehatan di rumah sakit
diwujudkan dalammemberikan informasi-informasi tentang berbagai
masalah kesehatan ataupenyakit dan masing-masing dengan jenis pelayanannya. Di
masing-masing titik pelayanan rumah sakit disediakan atau diinformasikan
tentanghal-hal yang berkaitan dengan proses penyembuhan pasien. Di tempatloket
pendaftaran, di ruang tunggu, di tempat pemeriksaan, di tempatpengambilan obat, di
ruang perawatan, dan sebagainya, selalu dilakukan penjelasan atau pemberian
informasi terkait dengan apa yang harusdiketahui dan dilakukan oleh pasien. Oleh
sebab itu, promosi kesehatan inidapat memberikan kesan kepada pasien dan
keluarga pasien bahwa rumahsakit tersebut pelayanannya baik.

c. Meningkatkan angka hunian rumah sakit (BOR)Dari pengalaman rumah


sakit yang telah melaksanakan promosi kesehatan,menyatakan bahwa kesembuhan
pasien menjadi lebih pendek darisebelumnya. Hal ini berarti bahwa promosi
kesehatan dapatmemperpendek hari rawat pasien, yang akhirnya meningkatkan “
turnover ”. Dengan menurunnya hari rawat pasien ini dapat membawa
dampak bahwa rumah sakit yang bersangkutan baik, karena pasien yangdirawatnya
cepat sembuh, yang berarti meningkatkan pamor rumah sakittersebut. Selanjutnya
akan berakibat meningkatkan angka hunian rumahsakit tersebut
( Board Occupancy Rate), sebagai salah satu indikatorpelayanan rumah sakit yang
baik.

F. TEMPAT DAN KESEMPATAN PROMOSI KESEHATAN DI RUMAHSAKIT

Pada waktu pasien akan menjalani perawatan di rumah sakit atau pasien yangakan
berobat jalan di rumah sakit, sudah tentu pasien akan melewati serangkaian prosedur yang
telah ditentukan oleh rumah sakit tersebut. Misalnya, untuk pasien rawat jalan prosedur yang
dilalui sekurang-kurangnya adalah:

a. Pendaftaran
b. Masuk ke ruang tunggu
c. Masuk ke ruang pemeriksaan
d. Ke apotek atau tempat pengambilan obat.

10
Pembayaran di kasir, dan seterusnya.Di tempat-tempat atau bagian-bagian tersebut
idealnya merupakan tempat-tempat untuk dilaksanakan promosi atau penyuluhan kesehatan,
terkait denganpelayanan yang diberikan. Namun demikian tidak semua titik pelayanan
tersebutefektif untuk dilakukan promosi kesehatan. Tempat-tempat atau bagian-
bagianpelayanan rumah sakit yang potensial dilakukan promosi kesehatan, antara lainsebagai
berikut:

1. Di ruang tunggu

Di ruang tunggu adalah tempat yang baik untuk melakukan promosi danpenyuluhan
kesehatan. Karena pada umumnya, di ruang itulah pasien ataupara pengantar berkumpul
dalam waktu yang ralatif lama untuk menunggugiliran pemeriksaan atau memperoleh obat.
Di ruang ini dapat dilakukanpenyuluhan kesehatan langsung atau ceramah kesehatan, ataupun
penyuluhankesehatan tidak langsung misalnya menggunakan rekaman radio kaset atauvideo
kaset.

Pasien atau para pengantar pasien umumnya merasa jenuh padasaat menunggu
giliran, sehingga waktu tersebut sangat baik bila digunakanuntuk memberikan informasi-
informasi atau pesan-pesan kesehatan agarmencegah kegelisahan dan kejenuhan pasien atau
keluarga pasien.Di samping itu, di ruang tunggu juga disediakan leaflet-leaflet atau
selebaran-selebaran yang dapat dibaca oleh pasien atau keluarga pasien. Leaflet atauselebaran
berisikan pesan-pesan atau informasi-informasi terkait denganpenyakit-penyakit
tertentu. Demikian pula dinding-dinding ruang tunggu perluditempel poster-poster yang
berisikan pesan-pesan kesehatan.

2. Di kamar periksa

Di kamar periksa dokter, dokter gigi atau bidan, merupakan tempat dankesempatan
yang baik memberikan pesan-pesan kesehatan, khususnya yangterkait dengan masalah
kesehatan ataupun penyakit pasien. Sambil memeriksapasien atau setelah selesai memeriksa
pasien, petugas kesehatan atau dokterdapat menjelaskan tentang penyakit yang diderita
pasien, penyebabnya,perjalanan penyakitnya, cara penularannya, cara pencegahannya,
danpengobatan yang diberikan.

Pasien dalam kondisi sakit dan ingin segerasembuh dari penyakitnya, apabila
diberikan pesan-pesan, informasi-informasi,atau anjuran-anjuran yang berkaitan dengan
penyakitnya, akan lebih mudahmematuhi atau menjalankannya dibanding mereka yang dalam

11
keadaan sehat.Untuk menunjang promosi dan penyuluhan kesehatan pada kesempatan-
kesempatan tersebut, seyogyanya ruang periksa dilengkapi dengan alat-alatperaga atau
gambar-gambar terkait dengan penyakit tertentu. Misalnya:kerangka manusia, pantom,
gambar-gambar anatomi tubuh, gambar jenis-jenismakanan bergizi, skema perjalanan suatu
penyakit, dan sebagainya.

3. Di ruang perawatanDi ruang perawatan peran perawat sangat penting karena di


tempat ini,perawat mempunyai waktu yang relatif banyak untuk
berkomunikasi denganpasien, dibanding dengan petugas yang lain. Perawat di
ruang rawatberkewajiban untuk memberikan obat, melayani kebutuhan pasien
yang lainseperti makan, minum, membantu ke kamar mandi, dan sebagainya.
Padakesempatan-kesempatan itulah, perawat dapat menyampaikan pesan-
pesan danatau anjuran-anjuran yang harus dipatuhi oleh pasien dalam
rangkapenyembuhannya.Seorang perawat pada waktu mengambil sampel
darah, pada waktu mengukurtekanan darah pasien, dan sebagainya, dapat
sekaligus memberikanpenyuluhan kesehatan terkait dengan yang dihadapi oleh
pasien tersebut.

G. BENTUK METODE PROMOSI KESEHATAN DI RUMAH SAKIT

Istilah atau nama “rumah sakit” di Indonesia memang tidak menguntungkan dari
segi promosi kesehatan. Karena rumah sakit yang merupakan terjemahan daribahasa Belanda
memberikan kesan yang tidak menyenangkan, menyeramkan,sakit, tidak enak, dan tidak
nyaman. Di negara-negara maju, rumah sakit disebut Hospital atau keramahtamahan,
sehingga bertentangan dengan kesan rumah sakitseperti disebutkan di atas. Oleh sebab itu
promosi kesehatan rumah sakitseyogyanya menciptakan kesan rumah sakit tersebut menjadi
tempat yangmenyenangkan, tempat untuk beramah tamah, dan sebagainya. Untuk
mengubahkesan tersebut seyogyanya bentuk atau pola promosi kesehatan
dapatdiklasifikasikan menjadi:

1. Pemberian contoh

Tahap pertama yang diperlukan untuk mengubah kesan rumah sakit


yangmenyeramkan tersebut adalah dengan menampilkan bangunan fisik danfasilitas rumah
sakit itu antara lain sebagai berikut:

12
a. Bangunan dan lingkungan rumah sakit yang bersih dan rapi. Cat
bangunanrumah sakit tidak harus putih seperti biasanya atau pada
umumnya.Ruangan atau kamar perawatan dapat menggunakan cat yang
warna-warni.Dari hasil penelitian mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat
UI,membuktikan bahwa pasien yang dirawat di ruangan yang dicat
berwarna,lebih cepat sembuh dibandingkan pasien yang dirawat di ruangan
yanghanya bercat putih.
b. Kamar mandi dan WC harus bersih dan tidak menimbulkan bau tidak enak,
tetapi justru berbau wangi. Air bersih seharusnya mengalir denganlancar dan
cukup sebagai sarana untuk kebersihan kamar mandi dan WC.
c. Tersedianya tempat sampah dimana-mana, baik di luar ruangan maupun
didalam ruangan, rumah sakit yang kurang menyediakan tempat sampahyang
cukup, berarti tidak menjadikan rumah sakit itu kondusif untuk berperilaku
bersih bagi pasien dan pengunjung lainnya.
d. Tersedianya taman hidup atau kebun di sekitar rumah sakit. Taman yangindah
atau kebun bunga di rumah sakit dapat menghilangkan kesan yangkering,
sakit, yang kurang ramah, dan formal seperti perkantoran. Tamandi rumah
sakit akan menimbulkan kesan yang sejuk, sehat, senyum, dan ramah.
e. Petugas atau karyawan rumah sakit sangat penting untuk menimbulkankesan
kesehatan, kebersihan, dan kesan keramahtamahan. Oleh sebab itu,kebersihan
dan cara berpakaian petugas rumah sakit, terutama dokter danperawat yang
secara langsung berkontak dengan pasien adalah perlu dijagadan
dipertahankan supaya tetap bersih dan rapi.

2. Penggunaan media

Media promosi atau penyuluhan kesehatan di rumah sakit merupakan alatbantu


dalam menyampaikan pesan-pesan kesehatan kepada para pasien danpengunjung rumah sakit
lainnya. Media promosi yang layak digunakan dirumah sakit diantaranya dalam bentuk
cetakan: leaflet, flyer, selebaran, poster,dan spanduk, serta dalam bentuk media elektronik,
yakni radio kaset dan videokaset. Leaflet dan selebaran didistribusikan atau disediakan di
ruang-ruangtunggu, atau di lobi rumah sakit, agar mudah dijangkau oleh para
pengunjungrumah sakit.Media elektronik, baik radio kaset maupun video kaset yang berisi
pesankesehatan bagi pasien dan keluarga pasien dapat digunakan di ruang-ruangtunggu atau

13
ruang rawat inap. Khusus media elektronik yang digunakan diruang-ruang rawat antara lain
penggunaan sound system yang dikendalikandari ruang tertentu dapat menyampaikan pesan-
pesan dalam rangka prosespenyembuhan pasien di ruang rawat. Di samping itu, melalui
media elektronik ini juga dapat digunakan untuk program musik, dan siraman rohani
untuk menghibur dan memperkuat iman para penderita atau pasien.

H. Pegertian Pasien, Hak Pasien dan Kewajiban Pasien

Menurut Pasal 1 Undang-undang No. 29 Tahun 2004 Tentang Praktik Kedokteran


menjelaskan definisi pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi masalah
kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan baik secara langsung
maupun tidak langsung kepada dokter atau dokter gigi. Pasien adalah seseorang yang
menerima perawatan medis, seringkali pasien menderita penyakit atau cedera dan
memerlukan bantuan dokter untuk memulihkannya. Hak-hak yang dimiliki pasien
sebagaimana diatur dalam Pasal 52 Undang-undang No.29 Tahun 2004 tentang Praktik
Kedokteran, adalah :

1. Mendapatkan penjelasan secara lengkap tentang tindakan medis;


2. Meminta pendapat dokter atau dokter gigi lain;
3. Mendapat pelayanan sesuai dengan kebutuhan medis;
4. Menolak tindakan medis; dan
5. Mendapatkan isi rekam medis.

Kewajiban pasien yang diatur dalam Pasal 53 Undang-undang No. 29 Tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran ini adalah:

1. Memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah kesehatanya


2. Mematuhi nasehat dan petunjuk dokter atau doter gigi
3. Mematuhi ketentuan yang berlaku disarana pelayanan kesehatan dan
4. Memberikan imbalan jasa atas pelayanan yang diterima

I. Standar-Standar Promosi Kesehatan Di Rumah Sakit Bagi Pasien Yaitu :


Standar 1 : Rumah sakit menyediakan penyuluhan yang mendukung partisipasi pasien
dan keluarganya dalam keputusan perawatan dan proses perawatan.

14
1. Di setiap SMF/Instalasi ditunjuk koordinator (penanggung jawab promosi
kesehatan) dengan SK Direktur Utama
2. Program kerja masing-masing SMF/Instalasi
3. Rencana penyuluhan kelompok masing-masing SMF/Instalasi
4. Pedoman Promosi Kesehatan di buat di Instalasi Promosi Kesehatan
5. SOP edukasi di buat di Instalasi Promosi Kesehatan

Standar 2 : Kebutuhan penyuluhan setiap pasien diakses dan dimasukkan ke dalam


rekam medisnya
Agar edukasi dapat dipahami dengan baik dilakukan dahulu assesment/penilaian terhadap
pasien dan keluarga meliputi :

1. Kepercayaan dan nilai-nilai agama yang dianut pasien dan keluarganya


2. Kecakapan baca tulis, tingkat pendidikan dan bahasa mereka
3. Hambatan emosional dan motivasi
4. Keterbatasan fisik dan kognitif
5. Kemauan pasien untuk menerima informasi

Sehingga pemberi edukasi mengetahui apakah pasien dan keluarga bersedia dan maupun
untuk belajar hasil penilaian didokumentasikan dalam rekam medis.

Standar 3: Penyuluhan dan pelatihan membantu memenuhi kebutuhan kesehatan pasien


yang berkesinambungan:

1. Rujukan balik pasien ke Pusat Kesehatan Masyarakat (PKM)/RS daerah disertai


dengan rujukan edukasi
2. Pembinaan ke PKM/RS daerah yang dilakukan dengan SMF
3. Perjanjian kerjasama (PKS) dengan Institusi yang relevan dengan kondisi pasien
seperti : Yayasan Tuna Rungu, Wiyata Guna dan SLB

Standar 4: Penyuluhan pasien dan keluarganya mencakup topik-topik berikut, yang


berkaitan dengan perawatan pasien : penggunaan obat-obatan yang aman, potensi
interaksi antara obat-obatan dan makanan, panduan gizi, manajemen nyeri, serta teknik-
teknik rehabilitasi.

15
1. Edukasi kepada pasien dan keluarga mencakup topik-topik/materi yang berkaitan
dengan perawatan pasien, dengan menggunakan materi dan proses yang sudah
standar/seragam untuk seluruh unit dilingkungan RSHS
2. Topik/materi tersebut adalah diantaranya: Penggunaan obat secara aman dan efektif
untuk semua obat yang dikosumsi pasien; Penggunaan peralatan medis secara aman
dan efektif; Interaksi yang mungkin terjadi antara obat-obatan resep dengan obat-
obatan lain; Diet dan gizi; Manajemen nyeri; Teknik-teknik rehabilitasi, dll.

Standar 5: Metode Penyuluhan mempertimbangkan nilai dan preferensi pasien dan


keluarganya serta memungkinkan interaksi yang memadai antara pasien, keluarga pasien
dan staf untuk terjadinya pembelajaran

1. Pasien dan keluarga dianjurkan untuk berpartisipasi dalam proses perawatan dengan
berani bicara dan mengajukan pertanyaan kepada pemberi pelayanan
(dokter/perawat/petugas gizi dll) terjadi interkasi antara pemberi pelayanan dengan
pasien dan keluarga.
2. Sebaiknya Informasi/edukasi lisan ditunjang dengan materi tertulis yang berkaitan
dengan kebutuhan pasien
3. Terdapat suatu proses verifikasi terhadap pasien dan keluarga bahwa mereka telah
memahami penyuluhan yang diberikan

Standar 6: Profesional kesehatan yang merawat pasien bekerja sama untuk menyediakan
penyuluhan. Profesional kesehatan yang merawat pasien bekerja sama untuk
menyediakan penyuluhan/edukasi

Agar penyuluhan/edukasi berlangsung efektif maka:

1. Pemberi edukasi harus memiliki pengetahuan tentang materi yang diberikan


2. Pemberi dan penerima edukasi harus memiliki waktu yang cukup
3. Pemberi edukasi harus memiliki keterampilan dan kemampuan berkomunikasi efektif

16
2.2 ASUHAN KEPERAWATAN

1. Identifikasi
A. Pasien
Nama :-
Usia :-
Jenis Kelamin :-
Anak ke :-
Jumlah Saudara Kandung :-
Agama :-
Suku/Kebangsaan :-
Pendidikan :-
Alamat Rumah :-

B. Penanggung Jawab
Nama :-
Usia :-
Agama :-
Suku/Kebangsaan :-
Alamat Rumah :-
Hubungan dengan Pasien :-
Nomer Telepon :-

2. Keluhan Utama
Orang tua anak mengatakan bahwa datang ke rumah Sakit Umum dengan alasan ingin
memeriksakan kesehatan anaknya yang mengalami keluhan panas lebih dari lima hari
yang lalu sepanjang hari sebelum masuk rumah sakit, mencret-mencret encer ±4x
dalam sehari dan sudah berlangsung selama 2 hari.

3. Riwayat Kesehatan Sekarang


Pada umumnya anak masuk Rumah Sakit dengan keluhan buang air cair berkali-kali
baik disertai atau tanpa dengan muntah, tinja dpat bercampur lendir dan atau darah,
keluhan lain yang mungkin didapatkan adalah napsu makan menurun, suhu badan
meningkat, volume diuresis menurun dan gejala penurunan kesadaran.

17
4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Meliputi pengkajian riwayat :
a) Prenatal
Kehamilan yang keberapa, tanggal lahir, gestasi (fulterm, prematur, post
matur), abortus atau lahir hidup, kesehatan selama sebelumnya/kehamilan, dan
obat-obat yang dimakan serta imunisasi.
b) Natal
Lamanya proses persalinan, tempat melahirkan, obat-obatan, orang yang
menolong persalinan, penyulit persalinan.
c) Post natal
Berat badan nomal 2,5 Kg – 4 Kg, Panjang Badan normal 49 -52 cm, kondisi
kesehatan baik, apgar score , ada atau tidak ada kelainan kongenital.
d) Feeding
Air susu ibu atau formula, umur disapih (2 tahun), jadwal makan/jumlahnya,
pengenalan makanan lunak pada usia 4-6 bulan, peubahan berat-badan,
masalah-masalah feeding (vomiting, colic, diare), dan penggunaan vitamin dan
mineral atau suplemen lain.
e) Penyakit sebelumnya
Penyebabnya, gejala-gejalanya, perjalanan penyakit, penyembuhan, kompliksi,
insiden penyakit dalam keluarga atau masyarakat, respon emosi terhadap rawat
inap sebelumnya.
f) Alergi
Apakah pernah menderita hay fever, asthma, eksim. Obat-obatan, binatang,
tumbuh-tumbuhan, debu rumah
g) Obat-obat terakhir yang didapat
Nama, dosis, jadwal, lamanya, alasan pemberian.
h) Imunisasi
Polio, hepatitis, BCG, DPT, campak, sudah lengkap pada usia 3 tahun, reaksi
yang terjadi adalah biasanya demam, pemberian serum-serum lain, gamma
globulin/transfusi, pemberian tubrkulin test dan reaksinya.
i) Tumbuh Kembang
Berat waktu lahir 2, 5 Kg – 4 Kg. Berat badan bertambah 150 – 200
gr/minggu, TB bertambah 2,5 cm / bulan, kenaikan ini terjadi sampai 6 bulan.

18
Gigi mulai tumbuh pada usia 6-7 bulan, mulai duduk sendiri pada usia 8-9
bulan, dan bisa berdiri dan berjalan pada usia 10-12 bulan.

5. Riwayat Psikososial
Anak sangat menyukai mainannya, anak sangat bergantung kepada kedua orang
tuanya dan sangat histeris jika dipisahkan dengan orang tuanya. Usia 3 tahun
(toddlers) sudah belajar bermain dengan teman sebaya.
6. Riwayat Spiritual
Anak sudah mengenal beberapa hal yang bersifat ritual misalnya berdoa.

7. Reaksi Hospitalisasi
 Kecemasan akan perpisahan : kehilangan interaksi dari keluarga dan lingkungan
yang dikenal, perasaan tidak aman, cemas dan sedih
 Perubahan pola kegiatan rutin
 Terbatasnya kemampuan untuk berkomunikasi
 Kehilangan otonomi
 Takut keutuhan tubuh
 Penurunan mobilitas seperti kesempatan untuk mempelajari dunianya dan
terbatasnya kesempatan untuk melaksanakan kesenangannya.

8. Aktivitas Sehari-Hari
1. Kebutuhan cairan pada usia 3 tahun adalah 110-120 ml/kg/hari
2. Output cairan :
(a) IWL (Insensible Water Loss)
(1) Anak : 30 cc / Kg BB / 24 jam
(2) Suhu tubuh meningkat : 10 cc / Kg BB + 200 cc (suhu tubuh – 36,8 oC)
(b) SWL (Sensible Water Loss) adalah hilangnya cairan yang dapat diamati,
misalnya berupa kencing dan faeces. Yaitu :
(1) Urine : 1 – 2 cc / Kg BB / 24 jam
(2) Faeces : 100 – 200 cc / 24 jam
3. Pada usia 3 tahun sudah diajarkan toilet training.

19
9. Pemeriksaan Fisik

a) Tanda-tanda vital
Suhu badan : mengalami peningkatan
Nadi : cepat dan lemah
Pernafasan : frekuensi nafas meningkat
Tekanan darah : menurun
b) Antropometri
Pemeriksaan antropometri meliputi berat badan, Tinggi badan, Lingkaran
kepala, lingkar lengan, dan lingkar perut. Pada anak dengan diare mengalami
penurunan berat badan.
c) Pernafasan
Biasanya pernapasan agak cepat, bentuk dada normal, dan tidak ditemukan
bunyi nafas tambahan.
d) Cardiovasculer
Biasanya tidak ditemukan adanya kelainan, denyut nadi cepat dan lemah.
e) Pencernaan
Ditemukan gejala mual dan muntah, mukosa bibir dan mulut kering, peristaltik
usus meningkat, anoreksia, BAB lebih 3 x dengan konsistensi encer
f) Perkemihan
Volume diuresis menurun.
g) Muskuloskeletal
Kelemahan fisik akibat output yang berlebihan.

h) Integumen
lecet pada sekitar anus, kulit teraba hangat, turgor kulit jelek

i) Endokrin
Tidak ditemukan adanya kelaianan.

j) Penginderaan
Mata cekung, Hidung, telinga tidak ada kelainan

20
k) Reproduksi
Tidak mengalami kelainan.

l) Neorologis
Dapat terjadi penurunan kesadaran.

10. Pemeriksaan Tingkat Perkembangan


1) Motorik Kasar
Sudah bisa naik/turun tangga tanpa dibantu, mamakai baju dengan bantuan, mulai
bisa bersepeda roda tiga.

2) Motorik Halus
Menggambat lingkaran, mencuci tangan sendiri dan menggosok gigi

3) Personal Sosial
Sudah belajar bermain dengan teman sebayanya.

11. DIAGNOSA

Dx : Kurang pengetahuan keluarga tentang kondisi, prognosis dan


kebutuhan terapi b/d pemaparan informasi terbatas, salah interpretasi
informasi dan atau keterbatasan kognitif.

Tujuan : Keluarga akan mengerti tentang penyakit dan pengobatan anaknya,


serta mampu mendemonstrasikan perawatan anak di rumah.

12. INTERVENSI

Intervensi Rasional

Kaji kesiapan keluarga klien mengikuti Efektivitas pembelajaran dipengaruhi oleh


pembelajaran, termasuk pengetahuan tentang kesiapan fisik dan mental serta latar belakang
penyakit dan perawatan anaknya. pengetahuan sebelumnya.

21
Jelaskan tentang proses penyakit anaknya,
penyebab dan akibatnya terhadap gangguan Pemahaman tentang masalah ini penting untuk
pemenuhan kebutuhan sehari-hari aktivitas meningkatkan partisipasi keluarga klien dan
sehari-hari. keluarga dalam proses perawatan klien

Jelaskan tentang penanganan yang tepat saat


Meningkatkan pemahaman dan partisipasi
terjadi situasi tersebut.
keluarga klien dalam penanganan atau tindakan
yang harus dilakukan.

Meningkatkan kemandirian dan kontrol


Ajarkan dan tunjukkan cara perawatan perineal keluarga klien terhadap kebutuhan perawatan
setelah defekasi diri anaknya

13. IMPLEMENTASI
DIAGNOSA WAKTU KEGIATAN
Kurang pengetahuan Mengkaji kesiapan keluarga
keluarga tentang kondisi, 10.30 klien mengikuti
prognosis dan kebutuhan pembelajaran, termasuk
terapi b/d pemaparan pengetahuan tentang
informasi terbatas, salah penyakit dan perawatan
interpretasi informasi dan anaknya.
atau keterbatasan kognitif.
Menjelaskan tentang proses
penyakit anaknya, penyebab
10.35 dan akibatnya terhadap
gangguan pemenuhan
kebutuhan sehari-hari
aktivitas sehari-hari.

Menjelaskan penanganan

22
10.40 atau tindakan yang tepat saat
terjadi situasi tersebut.

10.45 Mengajarkan dan tunjukkan


cara perawatan perineal
setelah defekasi

23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk mewujudkan atau mencapai visi dan misi promosi kesehatan secara efektif
dan efisien, maka diperlukan cara dan pendekatan yang strategis yaitu strategi promosi
kesehatan.
B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya kita sebagai perawat
dapat memahami tentang strategi promosi kesehatan dalam rangka memajukan kesehatan
masyarakat serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat , dan dengan promosi
kesehatan yaitu melalui penyuluhan kesehatan atau pendidikan kesehatan kita sebagai
perawat dapat mencegah berbagai penyakit.

24
DAFTAR PUSTAKA

Maulana, Herry.( 2007 ). Promosi Kesehatan. Jakarta : EGC


Notoatmodjo, Soekidjo.( 2003 ). Pendidikan dan Prilaku Kesehatan.Jakarta : Rineka Cipta.
Notoatmodjo, Soekidjo.(2007). Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku.Jakarta : Rineka
Cipta.

25

Anda mungkin juga menyukai