PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa, dan sosial yang
memungkinkan setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomis. Pemeliharaan
kesehatan adalah upaya penaggulangan dan pencegahan gangguan kesehatan yang
memerlukan pemeriksaan, pengobatan dan/atau perawatan termasuk kehamilan dan
persalinan. Salah satu tujuan nasional adalah memajukan kesejahteraan bangssa, yang
berarti memenuhi kebutuhan dasar manusia, yaitu pangan, sandang, pangan, pendidikan,
kesehatan, lapangan kerja dan ketenteraman hidup.
Tujuan pembangunan kesehatan adalah tercapainya kemampuan untuk hidup sehat
bagi setiap penduduk, jadi tanggung jawab untuk terwujudnya derajat kesehatan yang
optimal berada di tangan seluruh masyarakat Indonesia, pemerintah dan swasta bersama-
sama. Salah satu usaha pemerintah dalam menyadarkan masyarakat tentang hidup sehat dan
pelaksanaanya bagaimana cara hidup sehat adalah dengan cara melakukan pendidikan
kesehatan yang tidak hanya didapat dibangku sekolah tapi juga bisa dilakukan dengan cara
penyuluhan oleh tim medis.
Pembangunan kesehatan merupakan bagian integral dari pembangunan nasional.
Dalam konstitusi Organisasi Kesehatan Dunia tahun 1948 disepakati antara lain bahwa
diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya adalah hak yang fundamental bagi
setiap orang tanpa membedakan ras, agama, politik yang dianut dan tingkat sosial
ekonominya. Program pembangunan kesehatan yang dilaksanakan telah berhasil
meningkatkan derajat kesehatan masyarakat secara cukup bermakna, walaupun masih
dijumpai berbagai masalah dan hambatan yang akan mempengaruhi pelaksanaan
pembangunan kesehatan. Oleh karena itu diperlukan adanya reformasi di bidang kesehatan
untuk mengatasi ketimpangan hasil pembangunan kesehatan antar daerah dan antar
golongan, derajat kesehatan yang masih tertinggal dibandingkan dengan negara-negara
tetangga dan kurangnya kemandirian dalam pembangunan kesehatan.
1
2. Mengetahui pengertian, visi, misi, tujuan, sasaran, ruang lingkup, strategi dan
metode promosi kesehatan.
3. Megetahui tatanan pelaksanaan dan peran promosi kesehatan terhadap kesehatan
masyarakat
2
BAB II
APLIKASI ASUHAN KEPERAWATAN
Jadi, dapat disimpulkan dari kutipan tersebut diatas bahwa Promosi Kesehatan adalah
proses untuk meningkatkan kemampuan masyarakat dalam memelihara dan meningkatkan
kesehatannya. Selain itu untuk mencapai derajat kesehatan yang sempurna, baik fisik, mental,
dan sosial, maka masyarakat harus mampu mengenal serta mewujudkan aspirasinya,
kebutuhannya, dan mampu mengubah atau mengatasi lingkungannya (lingkungan fisik, sosial
budaya dan sebagainya).
3
B. Promosi Kesehatan di Rumah Sakit
Rumah sakit merupakan salah satu institusi kesehatan. Dimana, institusi kesehatan itu
sendiri adalah sarana yang diselenggarakan oleh pemerintah/swasta atau perorangan yang
digunakan untuk kegiatan pelayanan kesehatan bagi masyarakat. Salah satu bentuk promosi
kesehatan di rumah sakit adalah penerapan PHBS.
Dalam mengembangkan promosi kesehatan di rumah sakit, ada beberapa prinsip dasar
yang perlu diperhatikan yaitu :
4
1. Pesan kesehatan yang terkait dengan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
Meliputi :
C. PRINSIP DASAR
5
promosi kesehatanseperti telah diuraikan sebelumnya, rumah sakit adalah termasuk tatanan
institusipelayanan kesehatan.
6
(pencegahan) dan promotif (peningkatan) kesehatannya,utamanya terkait dengan
penyakit yang telah dialami.
Sasaran promosi kesehatan rumah sakit adalah masyarakat rumah sakit, yang
dikelompokkan menjadi kelompok orang yang sakit (pasien), kelompok orang yang sehat
(keluarga pasien dan pengunjung rumah sakit), dan petugas rumah sakit.
Sasaran promosi kesehatan di rumah sakit bukan hanya orang sakit atau pasiendan
keluarga pasien saja, tetapi juga rumah sakit. Oleh sebab itu, promosikesehatan di rumah
sakit mempunyai bermacam-macam tujuan sesuai dengansasaran-sasaran tersebut, yakni
tujuan bagi pasien, keluarga pasien, dan tujuanbagi rumah sakit itu sendiri.
1. Bagi pasien:
a. Mengembangkan perilaku kesehatan (healthy behavior )
Promosi kesehatan di rumah sakit mempunyai tujuan untuk mengembangkan
pengetahuan, sikap, dan perilaku (praktik) tentangkesehatan, khususnya yang terkait
dengan masalah atau penyakit yangdiderita oleh pasien yang bersangkutan.
Pengetahuan atau pengertian yangperlu diberikan atau dikembangkan untuk pasien
adalah pengetahuantentang penyakit yang diderita pasien, mencakup: jenis penyakit,
7
tanda-tanda atau gejala penyakit, penyebab penyakit atau bagaimana prosesterjadinya
penyakit, bagaimana cara penularan penyakit (bila penyakittersebut menular), dan
bagaimana cara mencegah penyakit tersebut.
Darisegi perilaku atau praktik yang harus dilakukan atau dianjurkan kepadapasien
adalah tindakan yang harus dilakukan untuk terhindar ataumencegah penyakit
tersebut. Apabila pengetahuan, sikap, dan perilaku inidipunyai oleh pasien, maka
pengaruhnya, antara lain:
2) Mempercepat kesembuhan dan pemulihan pasien.
3) Mencegah terserangnya penyakit yang sama atau
mencegahkekambuhan penyakit.
4) Mencegah terjadinya penularan penyakit kepada orang lain,
terutamakeluarganya.
5) Menyebarluaskan pengalamannya tentang proses penyembuhan kepadaorang
lain, sehingga orang lain dapat belajar dari pasien tersebut.
8
Dalammewujudkan lingkungan psikososial ini, keluarga sangat pentingperanannya.
Oleh karena itu, promosi kesehatan perlu dilakukan juga bagikeluarga pasien.
b. Keluarga tidak terserang atau tertular penyakit:Dengan melakukan promosi
kesehatan kepada keluarga pasien, merekaakan mengetahui dan mengenal penyakit
yang diderita oleh anggotakeluarganya (pasien), cara penularan, dan cara
pencegahannya. Keluargapasien tentunya akan berusaha untuk menghindar agar
tidak terkenapenyakit atau tertular penyakit seperti yang diderita oleh anggota
keluargayang sakit tersebut.
c. Membantu agar tidak menularkan penyakitnya ke orang lain:Keluarga pasien yang
telah memperoleh pengetahuan tentang penyakit dancara-cara penularannya, maka
keluarga tersebut diharapkan dapat membantu pasien atau keluarganya yang sakit
untuk tidak menularkanpenyakitnya kepada orang lain, terutama kepada tetangga
atau temandekatnya.
9
b. Meningkatkan citra rumah sakit:Penerapan promosi kesehatan di rumah sakit
diwujudkan dalammemberikan informasi-informasi tentang berbagai
masalah kesehatan ataupenyakit dan masing-masing dengan jenis pelayanannya. Di
masing-masing titik pelayanan rumah sakit disediakan atau diinformasikan
tentanghal-hal yang berkaitan dengan proses penyembuhan pasien. Di tempatloket
pendaftaran, di ruang tunggu, di tempat pemeriksaan, di tempatpengambilan obat, di
ruang perawatan, dan sebagainya, selalu dilakukan penjelasan atau pemberian
informasi terkait dengan apa yang harusdiketahui dan dilakukan oleh pasien. Oleh
sebab itu, promosi kesehatan inidapat memberikan kesan kepada pasien dan
keluarga pasien bahwa rumahsakit tersebut pelayanannya baik.
Pada waktu pasien akan menjalani perawatan di rumah sakit atau pasien yangakan
berobat jalan di rumah sakit, sudah tentu pasien akan melewati serangkaian prosedur yang
telah ditentukan oleh rumah sakit tersebut. Misalnya, untuk pasien rawat jalan prosedur yang
dilalui sekurang-kurangnya adalah:
a. Pendaftaran
b. Masuk ke ruang tunggu
c. Masuk ke ruang pemeriksaan
d. Ke apotek atau tempat pengambilan obat.
10
Pembayaran di kasir, dan seterusnya.Di tempat-tempat atau bagian-bagian tersebut
idealnya merupakan tempat-tempat untuk dilaksanakan promosi atau penyuluhan kesehatan,
terkait denganpelayanan yang diberikan. Namun demikian tidak semua titik pelayanan
tersebutefektif untuk dilakukan promosi kesehatan. Tempat-tempat atau bagian-
bagianpelayanan rumah sakit yang potensial dilakukan promosi kesehatan, antara lainsebagai
berikut:
1. Di ruang tunggu
Di ruang tunggu adalah tempat yang baik untuk melakukan promosi danpenyuluhan
kesehatan. Karena pada umumnya, di ruang itulah pasien ataupara pengantar berkumpul
dalam waktu yang ralatif lama untuk menunggugiliran pemeriksaan atau memperoleh obat.
Di ruang ini dapat dilakukanpenyuluhan kesehatan langsung atau ceramah kesehatan, ataupun
penyuluhankesehatan tidak langsung misalnya menggunakan rekaman radio kaset atauvideo
kaset.
Pasien atau para pengantar pasien umumnya merasa jenuh padasaat menunggu
giliran, sehingga waktu tersebut sangat baik bila digunakanuntuk memberikan informasi-
informasi atau pesan-pesan kesehatan agarmencegah kegelisahan dan kejenuhan pasien atau
keluarga pasien.Di samping itu, di ruang tunggu juga disediakan leaflet-leaflet atau
selebaran-selebaran yang dapat dibaca oleh pasien atau keluarga pasien. Leaflet atauselebaran
berisikan pesan-pesan atau informasi-informasi terkait denganpenyakit-penyakit
tertentu. Demikian pula dinding-dinding ruang tunggu perluditempel poster-poster yang
berisikan pesan-pesan kesehatan.
2. Di kamar periksa
Di kamar periksa dokter, dokter gigi atau bidan, merupakan tempat dankesempatan
yang baik memberikan pesan-pesan kesehatan, khususnya yangterkait dengan masalah
kesehatan ataupun penyakit pasien. Sambil memeriksapasien atau setelah selesai memeriksa
pasien, petugas kesehatan atau dokterdapat menjelaskan tentang penyakit yang diderita
pasien, penyebabnya,perjalanan penyakitnya, cara penularannya, cara pencegahannya,
danpengobatan yang diberikan.
Pasien dalam kondisi sakit dan ingin segerasembuh dari penyakitnya, apabila
diberikan pesan-pesan, informasi-informasi,atau anjuran-anjuran yang berkaitan dengan
penyakitnya, akan lebih mudahmematuhi atau menjalankannya dibanding mereka yang dalam
11
keadaan sehat.Untuk menunjang promosi dan penyuluhan kesehatan pada kesempatan-
kesempatan tersebut, seyogyanya ruang periksa dilengkapi dengan alat-alatperaga atau
gambar-gambar terkait dengan penyakit tertentu. Misalnya:kerangka manusia, pantom,
gambar-gambar anatomi tubuh, gambar jenis-jenismakanan bergizi, skema perjalanan suatu
penyakit, dan sebagainya.
Istilah atau nama “rumah sakit” di Indonesia memang tidak menguntungkan dari
segi promosi kesehatan. Karena rumah sakit yang merupakan terjemahan daribahasa Belanda
memberikan kesan yang tidak menyenangkan, menyeramkan,sakit, tidak enak, dan tidak
nyaman. Di negara-negara maju, rumah sakit disebut Hospital atau keramahtamahan,
sehingga bertentangan dengan kesan rumah sakitseperti disebutkan di atas. Oleh sebab itu
promosi kesehatan rumah sakitseyogyanya menciptakan kesan rumah sakit tersebut menjadi
tempat yangmenyenangkan, tempat untuk beramah tamah, dan sebagainya. Untuk
mengubahkesan tersebut seyogyanya bentuk atau pola promosi kesehatan
dapatdiklasifikasikan menjadi:
1. Pemberian contoh
12
a. Bangunan dan lingkungan rumah sakit yang bersih dan rapi. Cat
bangunanrumah sakit tidak harus putih seperti biasanya atau pada
umumnya.Ruangan atau kamar perawatan dapat menggunakan cat yang
warna-warni.Dari hasil penelitian mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat
UI,membuktikan bahwa pasien yang dirawat di ruangan yang dicat
berwarna,lebih cepat sembuh dibandingkan pasien yang dirawat di ruangan
yanghanya bercat putih.
b. Kamar mandi dan WC harus bersih dan tidak menimbulkan bau tidak enak,
tetapi justru berbau wangi. Air bersih seharusnya mengalir denganlancar dan
cukup sebagai sarana untuk kebersihan kamar mandi dan WC.
c. Tersedianya tempat sampah dimana-mana, baik di luar ruangan maupun
didalam ruangan, rumah sakit yang kurang menyediakan tempat sampahyang
cukup, berarti tidak menjadikan rumah sakit itu kondusif untuk berperilaku
bersih bagi pasien dan pengunjung lainnya.
d. Tersedianya taman hidup atau kebun di sekitar rumah sakit. Taman yangindah
atau kebun bunga di rumah sakit dapat menghilangkan kesan yangkering,
sakit, yang kurang ramah, dan formal seperti perkantoran. Tamandi rumah
sakit akan menimbulkan kesan yang sejuk, sehat, senyum, dan ramah.
e. Petugas atau karyawan rumah sakit sangat penting untuk menimbulkankesan
kesehatan, kebersihan, dan kesan keramahtamahan. Oleh sebab itu,kebersihan
dan cara berpakaian petugas rumah sakit, terutama dokter danperawat yang
secara langsung berkontak dengan pasien adalah perlu dijagadan
dipertahankan supaya tetap bersih dan rapi.
2. Penggunaan media
13
ruang rawat inap. Khusus media elektronik yang digunakan diruang-ruang rawat antara lain
penggunaan sound system yang dikendalikandari ruang tertentu dapat menyampaikan pesan-
pesan dalam rangka prosespenyembuhan pasien di ruang rawat. Di samping itu, melalui
media elektronik ini juga dapat digunakan untuk program musik, dan siraman rohani
untuk menghibur dan memperkuat iman para penderita atau pasien.
Kewajiban pasien yang diatur dalam Pasal 53 Undang-undang No. 29 Tahun 2004
tentang Praktik Kedokteran ini adalah:
14
1. Di setiap SMF/Instalasi ditunjuk koordinator (penanggung jawab promosi
kesehatan) dengan SK Direktur Utama
2. Program kerja masing-masing SMF/Instalasi
3. Rencana penyuluhan kelompok masing-masing SMF/Instalasi
4. Pedoman Promosi Kesehatan di buat di Instalasi Promosi Kesehatan
5. SOP edukasi di buat di Instalasi Promosi Kesehatan
Sehingga pemberi edukasi mengetahui apakah pasien dan keluarga bersedia dan maupun
untuk belajar hasil penilaian didokumentasikan dalam rekam medis.
15
1. Edukasi kepada pasien dan keluarga mencakup topik-topik/materi yang berkaitan
dengan perawatan pasien, dengan menggunakan materi dan proses yang sudah
standar/seragam untuk seluruh unit dilingkungan RSHS
2. Topik/materi tersebut adalah diantaranya: Penggunaan obat secara aman dan efektif
untuk semua obat yang dikosumsi pasien; Penggunaan peralatan medis secara aman
dan efektif; Interaksi yang mungkin terjadi antara obat-obatan resep dengan obat-
obatan lain; Diet dan gizi; Manajemen nyeri; Teknik-teknik rehabilitasi, dll.
1. Pasien dan keluarga dianjurkan untuk berpartisipasi dalam proses perawatan dengan
berani bicara dan mengajukan pertanyaan kepada pemberi pelayanan
(dokter/perawat/petugas gizi dll) terjadi interkasi antara pemberi pelayanan dengan
pasien dan keluarga.
2. Sebaiknya Informasi/edukasi lisan ditunjang dengan materi tertulis yang berkaitan
dengan kebutuhan pasien
3. Terdapat suatu proses verifikasi terhadap pasien dan keluarga bahwa mereka telah
memahami penyuluhan yang diberikan
Standar 6: Profesional kesehatan yang merawat pasien bekerja sama untuk menyediakan
penyuluhan. Profesional kesehatan yang merawat pasien bekerja sama untuk
menyediakan penyuluhan/edukasi
16
2.2 ASUHAN KEPERAWATAN
1. Identifikasi
A. Pasien
Nama :-
Usia :-
Jenis Kelamin :-
Anak ke :-
Jumlah Saudara Kandung :-
Agama :-
Suku/Kebangsaan :-
Pendidikan :-
Alamat Rumah :-
B. Penanggung Jawab
Nama :-
Usia :-
Agama :-
Suku/Kebangsaan :-
Alamat Rumah :-
Hubungan dengan Pasien :-
Nomer Telepon :-
2. Keluhan Utama
Orang tua anak mengatakan bahwa datang ke rumah Sakit Umum dengan alasan ingin
memeriksakan kesehatan anaknya yang mengalami keluhan panas lebih dari lima hari
yang lalu sepanjang hari sebelum masuk rumah sakit, mencret-mencret encer ±4x
dalam sehari dan sudah berlangsung selama 2 hari.
17
4. Riwayat Kesehatan Masa Lalu
Meliputi pengkajian riwayat :
a) Prenatal
Kehamilan yang keberapa, tanggal lahir, gestasi (fulterm, prematur, post
matur), abortus atau lahir hidup, kesehatan selama sebelumnya/kehamilan, dan
obat-obat yang dimakan serta imunisasi.
b) Natal
Lamanya proses persalinan, tempat melahirkan, obat-obatan, orang yang
menolong persalinan, penyulit persalinan.
c) Post natal
Berat badan nomal 2,5 Kg – 4 Kg, Panjang Badan normal 49 -52 cm, kondisi
kesehatan baik, apgar score , ada atau tidak ada kelainan kongenital.
d) Feeding
Air susu ibu atau formula, umur disapih (2 tahun), jadwal makan/jumlahnya,
pengenalan makanan lunak pada usia 4-6 bulan, peubahan berat-badan,
masalah-masalah feeding (vomiting, colic, diare), dan penggunaan vitamin dan
mineral atau suplemen lain.
e) Penyakit sebelumnya
Penyebabnya, gejala-gejalanya, perjalanan penyakit, penyembuhan, kompliksi,
insiden penyakit dalam keluarga atau masyarakat, respon emosi terhadap rawat
inap sebelumnya.
f) Alergi
Apakah pernah menderita hay fever, asthma, eksim. Obat-obatan, binatang,
tumbuh-tumbuhan, debu rumah
g) Obat-obat terakhir yang didapat
Nama, dosis, jadwal, lamanya, alasan pemberian.
h) Imunisasi
Polio, hepatitis, BCG, DPT, campak, sudah lengkap pada usia 3 tahun, reaksi
yang terjadi adalah biasanya demam, pemberian serum-serum lain, gamma
globulin/transfusi, pemberian tubrkulin test dan reaksinya.
i) Tumbuh Kembang
Berat waktu lahir 2, 5 Kg – 4 Kg. Berat badan bertambah 150 – 200
gr/minggu, TB bertambah 2,5 cm / bulan, kenaikan ini terjadi sampai 6 bulan.
18
Gigi mulai tumbuh pada usia 6-7 bulan, mulai duduk sendiri pada usia 8-9
bulan, dan bisa berdiri dan berjalan pada usia 10-12 bulan.
5. Riwayat Psikososial
Anak sangat menyukai mainannya, anak sangat bergantung kepada kedua orang
tuanya dan sangat histeris jika dipisahkan dengan orang tuanya. Usia 3 tahun
(toddlers) sudah belajar bermain dengan teman sebaya.
6. Riwayat Spiritual
Anak sudah mengenal beberapa hal yang bersifat ritual misalnya berdoa.
7. Reaksi Hospitalisasi
Kecemasan akan perpisahan : kehilangan interaksi dari keluarga dan lingkungan
yang dikenal, perasaan tidak aman, cemas dan sedih
Perubahan pola kegiatan rutin
Terbatasnya kemampuan untuk berkomunikasi
Kehilangan otonomi
Takut keutuhan tubuh
Penurunan mobilitas seperti kesempatan untuk mempelajari dunianya dan
terbatasnya kesempatan untuk melaksanakan kesenangannya.
8. Aktivitas Sehari-Hari
1. Kebutuhan cairan pada usia 3 tahun adalah 110-120 ml/kg/hari
2. Output cairan :
(a) IWL (Insensible Water Loss)
(1) Anak : 30 cc / Kg BB / 24 jam
(2) Suhu tubuh meningkat : 10 cc / Kg BB + 200 cc (suhu tubuh – 36,8 oC)
(b) SWL (Sensible Water Loss) adalah hilangnya cairan yang dapat diamati,
misalnya berupa kencing dan faeces. Yaitu :
(1) Urine : 1 – 2 cc / Kg BB / 24 jam
(2) Faeces : 100 – 200 cc / 24 jam
3. Pada usia 3 tahun sudah diajarkan toilet training.
19
9. Pemeriksaan Fisik
a) Tanda-tanda vital
Suhu badan : mengalami peningkatan
Nadi : cepat dan lemah
Pernafasan : frekuensi nafas meningkat
Tekanan darah : menurun
b) Antropometri
Pemeriksaan antropometri meliputi berat badan, Tinggi badan, Lingkaran
kepala, lingkar lengan, dan lingkar perut. Pada anak dengan diare mengalami
penurunan berat badan.
c) Pernafasan
Biasanya pernapasan agak cepat, bentuk dada normal, dan tidak ditemukan
bunyi nafas tambahan.
d) Cardiovasculer
Biasanya tidak ditemukan adanya kelainan, denyut nadi cepat dan lemah.
e) Pencernaan
Ditemukan gejala mual dan muntah, mukosa bibir dan mulut kering, peristaltik
usus meningkat, anoreksia, BAB lebih 3 x dengan konsistensi encer
f) Perkemihan
Volume diuresis menurun.
g) Muskuloskeletal
Kelemahan fisik akibat output yang berlebihan.
h) Integumen
lecet pada sekitar anus, kulit teraba hangat, turgor kulit jelek
i) Endokrin
Tidak ditemukan adanya kelaianan.
j) Penginderaan
Mata cekung, Hidung, telinga tidak ada kelainan
20
k) Reproduksi
Tidak mengalami kelainan.
l) Neorologis
Dapat terjadi penurunan kesadaran.
2) Motorik Halus
Menggambat lingkaran, mencuci tangan sendiri dan menggosok gigi
3) Personal Sosial
Sudah belajar bermain dengan teman sebayanya.
11. DIAGNOSA
12. INTERVENSI
Intervensi Rasional
21
Jelaskan tentang proses penyakit anaknya,
penyebab dan akibatnya terhadap gangguan Pemahaman tentang masalah ini penting untuk
pemenuhan kebutuhan sehari-hari aktivitas meningkatkan partisipasi keluarga klien dan
sehari-hari. keluarga dalam proses perawatan klien
13. IMPLEMENTASI
DIAGNOSA WAKTU KEGIATAN
Kurang pengetahuan Mengkaji kesiapan keluarga
keluarga tentang kondisi, 10.30 klien mengikuti
prognosis dan kebutuhan pembelajaran, termasuk
terapi b/d pemaparan pengetahuan tentang
informasi terbatas, salah penyakit dan perawatan
interpretasi informasi dan anaknya.
atau keterbatasan kognitif.
Menjelaskan tentang proses
penyakit anaknya, penyebab
10.35 dan akibatnya terhadap
gangguan pemenuhan
kebutuhan sehari-hari
aktivitas sehari-hari.
Menjelaskan penanganan
22
10.40 atau tindakan yang tepat saat
terjadi situasi tersebut.
23
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Untuk mewujudkan atau mencapai visi dan misi promosi kesehatan secara efektif
dan efisien, maka diperlukan cara dan pendekatan yang strategis yaitu strategi promosi
kesehatan.
B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya kita sebagai perawat
dapat memahami tentang strategi promosi kesehatan dalam rangka memajukan kesehatan
masyarakat serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat , dan dengan promosi
kesehatan yaitu melalui penyuluhan kesehatan atau pendidikan kesehatan kita sebagai
perawat dapat mencegah berbagai penyakit.
24
DAFTAR PUSTAKA
25