Disusun Oleh:
1. Lisa Dewi Nandikasari (010116A051)
2. Rara Dwi Vega P.S (010116A066)
3. Tri Marheni (010116A079)
4. Umi Khabibahtul F (010116A083)
5. Wahyu Farhatun N (010116A085)
i
KATA PENGANTAR
ii
DAFTAR ISI
iii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Untuk mencapai perkembangan tumbuh kembang anak yang optimal perlu
diperhatikan beberapa aspek perkembangan, yakni sensori, motorik,
komunikas bahasa dan bicara, kognitif, kreativitas seni, urusan diri, emosi
sosial, kerjasama, leadership, seperti moral dan spiritual.
Dimana perkembangan itu berkaitan dengan perkembangan otak anak juga,
jika melihat dari perkembangan.
Otak terbagi menjadi 2 sisi, yakni otak kiri (hardskill 10%) spesific
competence yakni berhubungan dengan logika,berhitung,rasional,dan
merencanakan.otak kanan soft skill 90% basic competemciens sensitifenes
,self controling fision,comunication ,risk taking dan continual learning. Dalam
tahap perkembangan tumbuh kembang anak ,anak berusia 1 bulan seharusnya
sudah bisa untuk berjalan di tuntun ,makan dengan sendok ,di panggil datang
,dan bicara lebih dari 8 kata.usia 18 bulan sudah bisa naik tangga di bantu,susn
balok 6 dan mengikuti mimik. Anak usia 1-2 tahun cenderung gerakan nya
memakai otot-otot besar,bergerak dengan banyak komponen tubuh dan dapat
merangsang ogsigenasi otak. Dan untuk mengetahui anak sudah siap jalan atau
belum dapat di lihat dari reflek jinjit (plantar reflek) yang mulai hilang,atau
sudah dapat melakukan koordinasi komplek .
1
B. Rumusan Masalah
1. Mengetahui perkembangan anak pada usia pra sekolah
2. Mengetahui asuhan keperawatan jiwa pada anak usia pra sekolah
C. Tujuan
Makalah ini membahas tentang bagaimana anak perkembangan pada usia
pra sekolah dengan makalah ini pendidik dapat memahami dan
mengaplikasikan beberapa dari teori/pendekatan perkembangan anak pada
usia pra sekolah.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. Definisi Keluarga
Menurut Bailon dan Maglaya, keluarga merupakan dua atau lebih individu
yang hidup dalam satu rumah tangga karena adanya hubungan darah, perkawinan,
atau adopsi. Mereka saling berinteraksi satu dengan yang lain, mempunyai peran
masing-masing dan menciptakan serta mempertahankan suatu budaya.
Anak usia pra sekolah merupakan fase perkembangan individu sekitar 3-6
tahun, ketika anak mulai memiliki kesadaran tentang dirinya sebagai pria dan
wanita, dapat mengatur diri dalam buang air (toilet training) dan mengenal
beberapa hal yang dianggap berbahaya atau mencelakakan dirinya (Yusuf, 2015).
Perkembangan anak dipengaruhi oleh lingkungan, dimana keadaan normal atau
tidak normal dipengaruhi oleh konflik pribadi individu dan hubungan individu
dengan masyarakatnya. Ada beberapa macam perkembangan umum pada anak
usia pra sekolah adalah :
1. Perkembangan fisik
Perkembangan fisik merupakan dasar bagi kemajuan perkembangan
berikutnya.dengan meningkatnya pertumbuhan tubuh, baik menyangkut berat
badan dan tinggi badan, maupun kekuatannya memungkinkan anak dapat
3
lebih mengembangkan keterampilan fisiknya dan eksplorasi terhadap
lingkungannya dengan tanpa bantuan dari orang tuanya. Perkembangan
sistem syaraf pusat memberikan kesiapan keadaan anak untuk lebih
meningkatkan pemahaman dan penguasa terhadap tubuhnya. Proporsi tubuh
anak berubah secara dramatis, tulang kakinya tumbuh dengan cepat, namun
pertumbuhan tengkoraknya tidak secepat usia sebelumnya. Pertumbuhan
tulang-tulangnya semakin besar dan kuat, pertumbuhan giginya semakin
lengkap dan komplit sehingga dia sudah menyenangi makanan padat. Untuk
perkembangan fisik anak sangat diperlukan gizi yang cukup, baik protein,
vitamin dan mineral serta karbohidrat (Yusuf, 2015).
1. Perkembangan keterampilan
Ketrampilan motorik pada anak meliputi :
a. Motorik halus.
Ketrampilan menulis, menggambar sendiri, mewarnai gambar,
menggunakan gunting, bermain tanah liat atau palm, menyisir rambut,
berpakaian sendiri dan membuat kue-kue.
b. Motorik kasar
Kegiatannya antara lain melompat dan berjalan cepat, memanjat,
naik sepeda roda tiga, berenang, lompat tali, keseimbangan berjalan
diatas pagar, sepatu roda dan menari.
c. Perkembangan bahasa
Pada usia pra sekolah kemampuan melakukan gerakan dan
kemampuan berbahasa yang bertujuan semakin meningkat. Anak ingin
tahu, bertanya bermacam-macam, melakukan aktivitas atau tugas untuk
mendapatkan rasa kebiasaan. Belajar berbicara merupakan sarana
pokok dalam sosialisasi dan untuk memperoleh kemandirian. Untuk
meningkatkan komunikasi anak-anak harus meningkatkan kemampuan
untuk mengerti apa yang dikatakan orang lain.
d. Perkembangan emosional
Beberapa jenis emosi yang berkembang pada anak pra sekolah :
4
1. Takut
Pembicaraan, peniruan dan ingatan tentang pengalaman yang kurang
menyenangkan berperan penting dalam menimbulkan rasa takut.
2. Cemas
Salah satu perasaan cemas yang timbul pada anak adalah dimana
anak berada pada lingkungan yang asing, yang berbeda dengan
lingkungan tempat tinggalnya.
3. Marah
Penyebab marah yang paling umum adalah pertengkaran mengenai
permainan, tidak tercapainya keinginan dan serangan dari anak lain.
Ungkapan marah pada anak antara lain : menangis, berteriak,
menggertak, menendang, melompat-lompat atau memukul.
4. Cemburu
Anak merasa tidak senang terhadap orang lain yang dipandang telah
mencurahkan kasih sayang kepadanya. Sumber yang dapat
menimbulkan rasa cemburu selalu bersifat situasi sosial dan
hubungan dengan orang lain.
5. Gembira
Diantaranya terpenuhinya kebutuhan jasmaniah (makan dan minum),
keadaan jasmaniah yang sehat, diperolehnya kasih sayang, ada
kesempatan bergerak (bermain secara leluasa) dan memiliki mainan
yang disenanginya.
6. Kasih sayang
Anak merasa senang apabila diberi perhatian dan perlindungan
terhadap orang lain, hewan atau benda. Apaila orang tua dan
saudaranya menaruh kasih sayang kepada anak, maka diapun akan
menaruh kasih sayang kepada mereka.
7. Ingin tahu
Anak mempunyai perasaan ingin mengenal, mengetahui segala
sesuatu atau obyek-obyek, baik yang bersifat fisik atau kongkrit.
5
2. Perkembangan intelektual
Meningkatnya kemampuan intelektual terutama kemampuan berpikir
dan melihat hubungan-hubungan dengan meningkatnya kemampuan untuk
menjelajah lingkungan karena bertambah besarnya kemandirian dan
mengendalikan motorik serta meningkatnya kemampuan bertanya dengan
menggunakan kata-kata yang dapat dimengerti orang lain. Maka pengertian
anak akan orang lain, benda dan situasi meningkat dengan pesat. Anak mulai
memperhatikan hal-hal yang kecil yng tadinya tidak diperhatikan. Dengan
demikian anak tidak lagi bingung kalau menghadapi benda-benda, situasi atau
orang-orang yang memiliki unsur-unsur yang sama.
3. Perkembangan sosial
Tanda-tanda perkembangan sosial antara lain :
a. Anak mulai mengetahui aturan-aturan, baik di lingkungan keluarga
maupun dalam lingkungan bermain.
b. Sedikit demi sedikit anak sudah mulai tunduk pada peraturan.
c. Anak mulai menyadari hak atau kepentingan orang lain.
d. Anak mulai dapat bermain bersama anak-anak lain atau teman sebayanya.
a. Tidak patuh
6
pengasuhan yang tidak konsisten, orangtua yang mengalami stres, ataupun
anak terlalu pandai.
b. Temper tantrum
Perilaku Agresif adalah perilaku yang dapat menimbulkan luka pada diri
sendiri atau orang lain. Agresi bisa berupa agresi fisik seperti memukul,
menyepak, melempar, mendorong, meludahi, dll. dan bisa berupa agresi psikis
seperti memanggil nama dengan tidak hormat, mengejek, memerintah, memberi
label, bertengkar, dan mengancam.Anak yang agresif cenderung impulsif, mudah
marah, tidak matang, sukar menerima kritik dan mudah frustrasi. Penyebabnya
antara lain karena frustrasi datam kehidupan sehari-hari atau karena pengaruh
daya khayal anak. Anak yang sering menonton filem-filem agresi cenderung lebih
agresif daripada anak lain pada umumnya.
d. Menarik diri
Anak yang menarik diri tidak mau terlihat datam kontak sosial dengan
teman-temannya. hat ini dapat dipengaruhi oleh masalah lain seperti kesulitan
bersekotah, gangguan kepribadian, dan masalah-masalah emosionat. Namun bisa
7
juga terjadi anak-anak yang terlalu pandai atau terlalu kreatif seringkali
mengalami masalah ini. Cara berpikir yang berbeda membuat teman-teman
seusianya tidak dapat menerima mereka sehingga ia terkucilkan. Anak-anak
menarik diri disebabkan oleh rasa takut terhadap orang lain, kurangnya
keterampitan sosial seperti antri, berbagi, menyumbangkan ide,dll., atau orangtua
yang tidak suka pada teman sebayanya.
e. Impulsif
Anak yang imputsif bertindak secara spontan secara mendadak, memaksa, dan
tidak sengaja. la tidak memikirkan akibat dari tindakannya. Anak usia prasekolah
masih wajar jika menunjukkan beberapa peritaku impulsif mengingat kematangan
kognitif dan emosinya masih belum berkembang sepenuhnya. Namun untuk
kasus-kasus yang ekstrim, impulsivitas dapat disebabkan oleh penyebab organik,
kecemasan (karena cemas tidak dapat berpikir rasiona), dan pengaruh budaya atau
pengasuhan.
f. Terlalu aktif
Perlu dibedakan anak yang terlalu aktif dari anak yang hiperaktif.
Hiperaktivitas ditandai dengan kegiatan yang tidak terarah dan tidak tepat. Anak
yang hiperaktif tidak mampu memusatkan perhatian, impulsif dan tidak bisa diam.
Anak yang terlalu aktif biasanya masih bisa mengikuti kegiatan belajar, namun
pada saat tertentu ia menjadi sangat aktif dan jika ditelusuri penyebabnya bisa dari
faktor internal maupun eksternal. Faktor internal seperti kondisi emosi, kejenuhan
betajar, kebutuhan akan perhatian, dtl. Sedangkan faktor eksternal bisa karena
manajemen kelas yang kurang baik, pelajaran kurang menantang, ataupun karena
karakteristik guru.
8
attention deficit disorder), tapi juga ada kemungkinan disebabkan oleh faktor
emosional ataupun terlalu banyak minat.Rentang konsentrasi anak usia 2 tahun
rata-rata 7 menit, usia 3 tahun rata-rata 9 menit, usia 4 tahun rata-rata 12 menit,
usia 5 tahun rata-rata 14 menit. Anak yang mengalami gangguan pemusatan
perhatian menunjukkan semua atau hampir sernua ciri-ciri: sering tidak bisa
memberi perhatian untuk hal-hal yang bersifat rinci dan membuat kesalahan
karena peritakunya yang kurang perhitungan, sering mengatami kesutitan untuk
tetap memperhatikan apa yang sedang dilakukannya, sering seolah-olah tidak
mendengar walaupun diajak berbicara secara langsung, sering tidak mampu
mengikuti petunjuk dan gagal menyelesaikan tugas, sering mendapat kesutitan
dalam mengatur tugas & aktivitasnva sendiri. Sering menghindar atau mencoba
untuk tidak melaksanakan tugas-tugas yang memerlukan konsentrasi atau
pemusatan perhatian dalarn waktu yang lama, sering kehilangan barang, mudah
terganggu, mudah lupa melaksanakan aktivitas sehari-hari, sering
menggoyang-goyangkan jari-jari tangan dan kaki atau bergerak-gerak di kursinya,
sering berlari-lari atau memanjati benda-benda di tempat yang tidak semestinya,
cenderung sulit bermain dengan diam, sering bergerak atau berbuat seolah-olah
dipacu mesin, sering berbicara tanpa berhenti, sering menjawab dengan cepat
sebeturn pertanyaan selesai, cenderung sulit untuk menunggu gilirannya, dan
sering memotong pembicaraan atau menyela permainan yang sedang berlangsung.
Penyebab kurangnya perhatian antara lain karena gangguan perkembangan syaraf,
temperamen, gangguan perceptual (penglihatan atau pendengaran), tidak dapat
membedakan antara figure dan latar belakang (misatnya tidak dapat membedakan
mana suara yang bising atau mana suara guru), tidak dapat memahami keurutan
seringkali bingung dan menjadi tampak seperti tidak memperhatikan. Kecemasan
dan rasa tidak aman, kurangnya kernatangan emosi juga dapat menjadi penyebab
kurangnya kernampuan untuk memusatkan perhatian.
h. Suka melamun
9
tidak dapat memperhatikan instruksi guru dan metaksanakan tugasnya maka
melamun menjadi masalah. Kegiatan melamun berlebihan dapat terjadi ketika
realita kehidupan anak tidak mernuaskan sehingga lebih memilih berkhayal
daripada memikirkan kenyataannya. Apalagi jika kehidupan sehari-harinya
membosankan. Selain itu perilaku melamun bisa jadi sebenarnya bukan melamun.
Anak yang mengidap epilepsy ringan juga sering tampak seperti melamun,
padahal sebenarnya pada saat itu ia sedang mengatami serangan ringan sehingga
sempat kehilangan kesadaran setama beberapa detik (Woolfotk, 1995).
i. Egois
Anak yang egois hanya peduli dengan dirinya sendiri, hanya berfokus pada
kesejahteraan dirinya sendiri tanpa peduti orang lain. Anak usia prasekolah
umumnya masih egosentris karena dunianya masih terpusat pada dirinya sendiri
,karena merasa dirinya dan dunia sekitarnya adalah satu. Mulai usia 4 atau 5 tahun
keterampitan berkomunikasi mulai berkembang. Anak mulai sadar bahwa ada
dirinya dan orang lain di luar dirinya, pada usia 5 atau 6 tahun anak menyadari
bahwa peritakunya dapat berakibat pada orang lain.Beberapa indikator peritaku
egois yang bermasalah: interaksi dengan anak lain tidak produktif, konsep diri
negatif, memandang orang lain secara negatif, tidak merasa memiliki datarn
kelompok, sulit menjalin relasi dengan anak lain, tidak melihat partisipasinya
dalarn ketompok sebagai “kita” metakukan sesuatu bersama-sama tapi lebih
sebagai apa yang “saya” inginkan.
10
Orangtua yang terlalu protektif dan memanjakan anak juga dapat membuat anak
menjadi egois karena ia terbiasa menjadi pusat perhatian dalam ketuarganya.
Selain itu, kematangan emosi juga berpengaruh terhadap peritaku egois. Anak
yang belum dapat mengendalikan dirinya, masih impulsif akan menjadi anak yang
egois.
j. Terlalu tergantung
11
Pertu perhatian khusus jika dalam keterampilan fisik dan motorik anak
mengalami:
12
b. Tidak mengikuti instruksi, hanya sesekati mengikuti instruksi
dan/atau keliru dalam mengikuti instruksi.
c. Tidak berespon ketika dipanggil namanya, terutarna jika yang
memanggil berada di betakangnya.
d. Memandang anak lain sebelurn bertindak, dan meniru.
e. Dibandingkan anak lain terlihat lebih membutuhkan informasi
visual dan alat bantu visual selarna beraktivitas.
f. Berperitaku aneh atau seringkati frustrasi tanpa penyebab yang jelas
g. Tidak bereaksi terhadap suara yang keras atau suara ramai yang tiba
tiba muncul.
h. Berteriak atau berbicara terlalu keras tanpa menyadarinya
i. Terlambat bicara atau pernbicaraannya sulit dipahami
j. mengubah warna suaranya saat berbicara
k. Sulit mengerjakan aktivitas yang menuntut keterampilan
mendengarkan.
l. Menengokkan kepala ke arah pembicara saat diajak berbicara atau
mendengarkan sesuatu
m. Tampak asyik dengan dunianya sendiri atau menunjukkan perilaku
autistik.
a. Agresif secara verbal dan/atau fisik terhadap anak lain atau orang
dewasa
b. Menarik diri
c. Pencemas
d. Terlalu cerewet dan terlalu ramah
e. tidak sesuai dengan usiany
f. aneh atau kurang diterima secara sosial
g. Menyakiti diri sendiri
13
h. Sulit menyelesaikan tugas, pertu dorongan dari orang dewasa
i. mengacaukan rutinitas
j. gagal membuat kemajuan yang diharapkan darinya
k. sering membolos atau punya pola absen tertentu
l. tidak dapat bekerjasama
m. perilaku tak dapat diramalkan dan/atau sikap terhadap belajar
n. berubah-ubah
o. tampak tidak tertarik terhadap kegiatan atau permainan
p. terlalu tergantung pada orang dewasa
q. Hiperaktif
7. Gangguan komunikasi
a. Gagap atau berbicara sangat lambat, tapi paham instruksi dan apa
yang dikatakannya cukup masuk akat.
b. Lambat bicara atau bicaranya tidak mudah dipahami
c. Berbicara normal tapi apa yang dikatakannya tidak sesuai dengan
situasi yang ada.
d. Berbicara normal tapi susah memahami apa yang dikatakan
padanya dan/atau tidak berespon sama sekati pada orang lain
14
e. Berbicara pada saat yang tidak tepat atau membuat komentar yang
tidak sesuai
f. Tertawa terlalu keras atau terlalu lama
g. Sulit bergantian datarn bercakap-cakap
h. Menunjukkan kebiasaan ritual atau peritaku obsesi
i. Sulit berkomunikasi melalui berbicara dan/atau bentuk bahasa
tainnya.
j. Tidak dapat berinteraksi dengan orang lain dengan bahasa verbal
dan/atau nonverbal yang tepat
k. Sulit bereaksi secara normal terhadap situasi sosial atau
menghindari situasi sosial
l. Pasif dan kurang atau bahkan tidak punya inisiatif atau rasa ingin
tahu
m. Tidak peduli terhadap orang lain
n. Suaranya aneh, menggunakan bahasa ‘planet’ dan/atau kalimat
kalimat ritual seperti dalam slogan periklanan.
15
f. Keterampilan mengurutkan dan/atau keterampitan mengorganisir
g. Interaksi verbal dan/atau mengikuti instruksi Koordinasi mata dan
tangan.
16
11. Dyspraxia merupakan gangguan dalam pengorganisasian gerakan yang
ditandai oleh:
17
c. Perkembangan motorik pada anak. Terjadi peningkatan
koordinasi otot besar dan halus, sehingga mereka dapat berlari
dengan baik, berjalan naik dan turun dengan mudah dan belajar
untuk melompat.
d. Kebiasaan makan, tidur dan eliminasi anak.
2) Perkembangan kognitif, yang perlu dikaji antara lain :
a. Pengetahuan anak yang berhubungan dengan pengalaman
konkret.
b. Perkembangan moral usia anak terkait dengan pemahaman
tentang perilaku yang disadari secara sosial benar atau salah.
c. Perkembangan bahasa anak ternasuk kosakata, yang
memungkinkan penggabungan berbagai personifikasi yang
berbeda.
3) Perkembangan psiko-sosial
a. Bagaimana hubungan anak dengan teman sebayanya.
b. Kaji permainan anak. Permainan anak prasekolah menjadi lebih
sosial, mereka berganti dari bermain paralel ke jenis asosiatif.
4) Persepsi kesehatan
Kita mengkaji persepsi kesehatan melaui keluarga, pola hidup
mereka, sensasi pada tubuh anak itu sendiri, dan kemampuan orang tua
untuk melakukan aktivitas sehari-hari yang biasanya membantu anak-
anak mengembangkan perilaku sehat mereka, berpakaian dan makan.
2. Diagnosa Keperawatan
a. Risiko Keterlambatan perkembangan
b. Ketidakefektifan kontrol impuls
3. Intervensi Keperawatan
NANDA NOC NIC
00112. Risiko Keterlambatan 0105. Perkembangan Anak: 3 tahun 8274. peningkatan perkembangan
Perkembangan Definisi : periode penting anak
18
perkembangan fisik, kognitif, dan Definisi : memfasilitasi atau
psikososial anak usia 3 tahun mengajarkan kepada orangtua /
Setelah dilakukan tindakan selama caregiver untuk memfasilitasi
x24 jam diharapkan : ketrampilan motorik kasar, motorik
1. Memakai baju sendiri dari halus, bahasa, kognitif, sosial,
skala 1 menjadi 5 emosional yang optimal untuk anak
2. Memainkan instrumen pra sekolah dan anak usia sekolah
untuk mewarnai / menulis Aktivitas-aktivitas :
dari skala 1 menjadi 5 1. Bangun hubungan saling
3. Membedakan perbedaaan percaya dengan anak
kelamin dari skala 1 2. Lakukan interaksi personal
menjadi 5 dengan anak
4. Menamai nama awal sendiri 3. Identifikasi kebutuhan unik
dari skala 1 menjadi 5 setiap anak dan tingkat
5. Memberikan usia sendiri kemampuan adaptasi yang
dari skala 1 menjadi 5 diperlukan
6. Bermain interaktif dengan 4. Bangun hubungan saling
teman sebaya dari skala 1 percaya dengan orangtua
menjadi 5 5. Ajrkan orangtua mengenai
7. Mulai kooperatif dalam tingkat perkembangan
permainan kelompok dari normal dari anak dan
skala 1 menjadi 5 perilaku yang berhubungan
8. Menggunakan kalimat 6. Demonstrasikan kepada
dengan tiga sampai dengan orangtua mengenai kegiatan
empat dari skala 1 menjadi yang mendukung tumbuh
5 kembang anak
9. Pembicaraan dipahami oleh 7. Dukung anak untuk
orang lain dari skala 1 berinteraksi dengan teman-
menjadi 5 teman nya melalui
0106. perkembangan anak : 4 tahun ketrampilan bermain peran
Definisi : periode penting 8. Sediakan aktivitas yang
19
perkembangan fisik, kognitif dan mendukung inteaksi diantara
psikososial anak usia 4 tahun anak-anak
Setelah dilakukan tindakan 9. Bantu anak untuk saling
keperawatan selama x24 jam berbagi dan saling bergiliran
diharapakan : 10. Dukung anak untuk
1. Menggambar orang dengan mengekspresikan diri
tiga bagian tubuh dari skala melalui penghargaan yang
1 menjadi 5 positif atau umpan balik
2. Menamai sendiri nama awal yang baik
dan nama akhir dari skala 1 11. Dukung kerjasama, bukan
menjadi 5 kompetisi diantara anak
3. Menggunakan kalimat 12. Bangun suasana yang aman
dengan empat sampi lima bagi anak untuk belajardan
kata, paragraph pendek dari bereksplorasi
skala 1 menjadi 5 13. Ajarkan anak untuk mencari
4. Menggunakan kalimat masa bantuan dari orang lain
lampau dengan kosa kata ketika [ anak] memang
dari skala 1 menjadi skala 5 memerlukan ( bantuan )
5. Menggamabarkan 14. Tawarkan mainan dengan
pengalaman baru dari skala seusianya
1 menjadi skala 5 15. Bernyanyi dan berbicara
6. Menyanyikan lagu dari kepada anak
skala 1 menjadi sklaa 5 16. Ajarkan anak untuk
7. Menggambarkan mengikuti petunjuk
penggunaan barang yang 17. Fasilitasi bermain peran dan
umum dirumah dari skala 1 aktivitas sehari-hari orang
menjadi skala 5 dewasa dalam dunia anak (
8. Terlibat dalama pemainan misalnya bermain jual-
kreatif dari skala 1 menjadi jualan, memasak, atau toko-
skala 5 tokoan)
0107. Perkembangan anak : 5 tahun 18. Berikan time out pada anak
20
Definisi : periode penting yang berperilaku salah
perkembangan fisik, kognitif dan 19. Sediakan kesempatan dan
psikososial anak usia 5 tahun alat-alat untuk membangun,
Setelah dilakukan tindakan menggambar, menyusun,
keperawatan selama x24 jam mewarnai dan melukis
diharapkan : 20. Sediakan kesempatan
1. Berpakaian sendiri tanpa bermain puzzle
bantuan dari skala 1 21. Ajarkan anak untuk
menjadi 5 mengenali dan memanipulasi
2. Menggambar orang dengan bentuk
kepala, badan dan kaki dari 22. Jarkan anak untuk
skala 1 menjadi 5 menuliskan nama/ mengenal
3. Menyalin segitiga atau hurus awalnya/ mengenali
segiempat dari skala 1 namanya, sesuai dengan
menjadi 5 kebutuhan
4. Berhitung dengan 23. Beri nama benda-benda di
menggunakan jari dari skala lingkungan [ sekitar anak]
1 menjadi 5 24. Ceritakan atau bacakan
5. Mengenali hampir semua cerita bagi anak
huruf alfabet dari skala 1 25. Bantu mengenal bentuk atau
menjadi 5 ruang
6. Menulis beberapa kata dari 26. Berikan kesempatan dan
skala 1 menjadi 5 mendukung aktivitas
7. Menggunakaan beberapa motorik
kalimat lengkap dengan
lima akata dari skala 1
menjadi 5
8. Menggunakan kalimat masa
depan dalam kosa kata
9. Bicara dengan paragraf
pendek dari skala 1 menjadi
21
5
10. Memberikan alamat sendiri
dari skala 1 menjadi 5
11. Mengikuti aturan sederhana
dari permainan interaktif
bersama teman sebaya dari
skala 1 menjadi 5
0108. Perkembangan anak: usia
pertengahan
Definisi : periode penting
perkembangan fisik, kognitif dan
psikososial anak usia 6 sampai 11
tahun
Setelah dilakukan tindakan selama
x24 jam diharapakan :
1. Menunjukkan kebiasaan
sehat yang baik dari skala 1
menjadi 5
2. Mengidentifikasi kelompok
sebaya dengan jenis
kelamin yang sama dari
skala 1 menjadi 5
3. Memahami benar dan salah
dari skala 1 menjadi 5
00222. Ketidakefektifan 1405. Kontrol Diri Terhadap 5230. Peningkatan Koping
Kontrol impuls Impuls
Definisi : fasilitas usaha kognitif
Definisi : suatu pola Definisi : menahan diri dari dan perilkau untuk mnegelola
melakukan reaksi yang cepat perilaku kompulsif atau impulsive stressor yang dirasakan, perunbaha,
atau ancaman yang mengganggu
dan tidak terencana terhadap Setelah dilakukan tindakan x24 jam dalam rangka memenuhi kebutuhan
diharapkan :
stimulus internal atau dan peran .
1. mengidentifikasi perilaku
eksternal tanpa Aktivitas-aktivitas :
impulsive yang berbahaya dari
22
memperhatikan konsekuensi skala 1 menjadi 5 1. bantu pasien dalam
negatif dari reaksi ini pada 2. mengidentifikasi perilaku yang mengidentifikasi tujuan jangka
pendek dan jangka panjang yang
individu impuls atau orang mengarah pada tindakan impulsive tepat
dari skala 1 menjadi 5
lain. 2. berikan penilaian mengenai
3. menghindari lingkungan berisiko
dampak dari suatu kehidupan pasien
tinggi dari skala 1 menjadi 5
terhadap peran dan hubungan yang
4. mendapatkan bantuan ketika ada
merasakan impuls dari skala 1
3. gunakan pendekatan yang tenang
menjadi 5
dan berikan jaminan
5. mempertahankan control diri
4. berikan suasana penerimaan
tanpa pengawasan dari skala 1
5. bantu pasien dalam
menjadi 5 mengembangkan penilaian terkait
dengan kejadian dengan lebih
obyektif
6. bantu pasien untuk
mengidentifikasi informasi yang dia
paling tertarik untuk didapatkan
7. sediakan pasien pilih-ilihan yang
realistis mengenai aspek perawatan
8. dukung sikap pasien terkait
dengan harapan yang realistis
sebagai upaya untuk mengatasi
perasaan ketidakberdayaan
9. dukung aktivitas-aktivitas sosial
dan komunitas ( agar bisa dilakukan
)
10. tumbuhkan cara penyaluran,
pengarahan dan permusuhan yang
konstruktif
11. atur situasi yang mendukung
otonomi pasien
12. dukung verbalisasi perasaa,
persepsi dan rasa takut
13. berikan penilaian terkait dengan
kebutuhan/keinginan pasien terkait
23
dengan dukungan sosial
14. dukung keterlibatan keluarga
,dengan cara yang tepat
15. berikan keterampilan sosial yang
tepat
16.. dukung pasien untuk
mengevaluasi perilaku sendiri
Aktivitas-aktivitas:
24
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Anak usia pra sekolah merupakan fase perkembangan individu sekitar 3-6
tahun, ketika anak mulai memiliki kesadaran tentang dirinya sebagai pria dan
wanita, dapat mengatur diri dalam buang air (toilet training) dan mengenal
beberapa hal yang dianggap berbahaya atau mencelakakan dirinya. Perkembangan
anak dipengaruhi oleh lingkungan, dimana keadaan normal atau tidak normal
dipengaruhi oleh konflik pribadi individu dan hubungan individu dengan
masyarakatnya. Masalah masalah yang sering dihadapi adalah gangguan emosi,
anak yang terlalu agresif, sering melamun dan lain sebagainya.
B. Saran
Saran yang dapat kami berikan adalah saran kepada orang tua yaitu agar orang
tua dapat menjaga anaknya dengan baik dan mampu mengenali apabila terjadi
pertumbuhan dan perkembangan anak yang tidak sesuai khususnya pada saat pra
sekolah baik dalam emosi, tingkah laku, fisik dan mental anak tersebut.
Diharapkan orang tua lebih mampu membimbing dan mendidik anak anak agar
emosi dan tingkah laku anak sesuai dengan perkembangan di usianya
25
DAFTAR PUSTAKA
Direja, Adi Herman Surya.2011. Buku Asuhan Keperawatan Jiwa.
Yogyakarta: Nuha Medika
Yusuf,Ah, dkk. 2015. Buku Ajar Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta:
Salemba Medika
Moorhead, S., Jhonson, M., Maas, M., & Swanson.,L. (2008). Nursing
Outcomes Classifications ( NOC) (5th ed.). United States of America: Mosby
Elsevier
26