Anda di halaman 1dari 1

WOC SINDROMA NEFROTIK Sindrom Nefrotik adalah Status klinis yang ditandai Klasifikasi : Tumbuh Kembang Anak 12

NILLA DITA RIANA dengan peningkatan permeabilitas membran tahun


P1337420617003 glomerulus terhadap protein, yang mengakibatkan  Sindrom Nefrotik Lesi Minimal
WOC SINDROMA NEFROTIK  Sindrom Nefrotik Sekunder  TB : 145-152 cm
kehilangan protein urinaris yang massif (Donna L.  BB : 33-39 kg
Wong, 2004)  Sindrom Nefrotik Kongenital
Etiologi :  Motorik : Melompat tali
sampai diatas 50 cm, terampil
 Nefropati lesi dalam menggunakan
minimal peralatan.
 Nefropati  Kognitif : Konsentrasi belajar
membranosa meningkat, mulai belajar
 Glomerulo-sklerosis bertanggung jawab, senang
fokal segmental berpetualang dan mempunyai
 Glomerulonefritis rasa ingin tahu yang besar.
membrano- Kerusakan Degenerasi dan Peningkatan
 Psikologis : Gigi susu mulai
proliferatif jaringan peradangan premeabilitas
tanggal dan gigi permanen
 Infeksi glomerolus membran mulai tumbuh. Pertumbuhan
 Neoplasma jiwanya relatif stabil. Daya
 Obat-obatan ingat kuat, mematuhi segala
 Penyakit sistemik Nyeri
Proteinuria Protein dan albumin perintah gurunya. Mudah
 Penyakit Metabolik menghafal tetapi juga mudah
keluar
 Obesitas melupakan. Sifat keras kepala
mulai berkurang dan lebih
Gejala klinis Tekanan osmotic hipoalbuminemia dapat menerima, pengertian
plasma↓ karena kemampuan logikanya
 Proteinuria > 3,5 mulai berkembang.
g/hari pada dewasa Intervensi :
atau 0,05 g/kgBB/hari Tekanan Discharge Planning
1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif
pada anak-anak hidrostatik↑ termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, Memberi tahu beberapa hal mengenai penyakit ini
 Hipoalbuminemia< 30 kualitas dan faktor presipitasi seperti
g/l 2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
3. Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan  tanda tanda relaps atau kekambuhan,
 Edema anasarka. Akumulasi air
intervensi  tanda tanda eksaserbasi atau penyakit
Edema terutama jelas dan eletrolit di
4. Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas bertambah parah,
pada kaki, di sekitar ruang intersiil dala, relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dingin  cara melakukan perawatan kulit klien terutana
mata (periorbital), 5. Tingkatkan istirahat area yang edema
asites, dan efusi pleura  mengenai medikasi obat-obatan serta efek
samping dan cara penanggulangannya
 Hiperlipidemia edema hipovelemi Retensi cairan
 tanda kegawatan yang mengharuskan keluarga
 Hiperkoagulabilitas diseluruh tubuh
untuk segera mencari pertolongan tim medis

Pemeriksaan Diagnostik
Aliran plasma a.Urinalisa (protein, eritrosit, silinder)
ke ginjal↓ 1)Protein urin – meningkat
Gangguan 2)Urinalisis – cast hialin dan granular,
Sel terjepit Sekresi Sekresi ADH hematuria
metabolisme
Aktivasi aldosteron 3) Dipstick urin – positif untuk protein
mekanisme dan darah
4)Berat jenis urin – meningkat
kelelahan renin Stimulasi
Stimulasi b. Clearance kreatinin (BUN / SC)
angiotensin duktus c. Uji darah
jaringan
tubuler kolektifus 1) Albumin serum – menurun
Intoleransi aktvitas 2) Kolesterol serum – meningkat
Kontriksi
3) Hemoglobin dan hematokrit –
pembuluh Reabsorbsi Na Rearbsosi air meningkat (hemokonsetrasi)
darah
Intervensi: 4)Laju endap darah (LED) – meningkat
5) Elektrolit serum – bervariasi dengan
1. Pantau tingkat kemampuan pasien keadaan penyakit perorangan
oliguri
dalan beraktivitas d. Biopsi ginjal Biopsi ginjal
hipertensi
2. Rencanakan dan sediakan aktivitas merupakan uji diagnostik yang tidak
secara bertahap Retensi dilakukan secara rutin
3. Anjurkan keluarga untuk (Betz, Cecily L, 2002 : 335).
membantu aktivitas pasien Edema cairan di
4. Berikan informasi pentingnya anasarka seluruh
aktivitas bagi pasien tubuh
Intervensi :
immobilitas 1. Pantau, ukur dan catat intake dan
Kelebihan output cairan.
Sulit bergerak 2. Observasi perubahan edema
Penekanan lama volume
Intervensi cairan
3. Batasi intake garam
Hambatan pada tubuh 4. Ukur lingkar perut
1. Kaji kemampuan pasien dalam
mobilitas fisik 5. Kolaborasi pemberian obat-obatan
mobilisasi
gg. integritas sesuai program dan monitor efeknya
2. Ajarkan pasien bagaimana
kulit
merubah posisi dan berikan
bantuan jika diperlukan
3. Monitoring vital sign Intervensi
sebelum/sesudah latihan dan 1. Kaji integritas kulit catat perubahan pada turgor, Referensi :
lihat respon pasien saat latihan gangguan warna, hangat lokal, eritema Wong,Donna L.2004.Keperawatan Pediatrik. Jakarta:EGC
2. Ubah posisi secara periodik dan pijat permukaan tulang
bila pasien tidak bergerak atau tidur di tempat tidur Doenges,Marilyn E.2000.Rencana Asuhan
Keperawatan,Edisi 3.Jakarta :EGC
3. Anjuran permukaan kulit kering dan bersih, batasi
penggunaan sabun

Anda mungkin juga menyukai