Anda di halaman 1dari 18

• Uretra merupakan tabung yang menyalurkan

urin keluar dari kandung kemih melalui proses


miksi.

• Uretra di lengkapi dengan sfingter uretra


interna yang terletak pada perbatasan
kandung kemih dan uretra, serta sfingter
uretra eksternal yang terletak pada
perbatasan uretra anterior dan posterior.
• Sfingter uretra interna terdiri atas otot polos yang di
persyarafi oleh sistemik simpatis sehingga pada saat kandung
kemih penuh.

• Singter uretra eksterna terdiri atas otot bergaris di persarafi


oleh system somatic yang dapat di perintahkan sesuai dengan
keinginan seseorang.

• Panjang uretra wanita kurang lebih dari 3-5 cm, Panjang


uretra laki-laki dewasa sekitar 18 cm.
Uretra dapat dibedakan ke dalam 5 segmen yaitu :

Uretra posterior
• Uretra pars prostatika
• Uretra pars membranasea

Uretra posterior
• Uretra pars bulbosa
• Uretra pars pendulosa
• Fossa naviculare
cedera uretra anterior disebabkan oleh Menurut sejarahnya, banyak cedera
straddle injury atau tendangan atau semacam ini yang berhubungan dengan
pukulan pada daerah perineum, dimana kecelakaan di pabrik atau pertambangan.
uretra pars bulbosa terjepit diantara Gangguan pada uretra terjadi sekitar
tulang pubis dan benda tumpul. 10% dari fraktur pelvis tetapi hampir
Penyebab lain dari cedera uretra anterior semua gangguan pada uretra
adalah trauma penis yang berat, trauma membranasea yang berhubungan
iatrogenic dari kateterisasi, atau masuk dengan trauma tumpul terjadi
benda asing. bersamaan fraktur pelvis.
1. Trauma uretra terjadii akibat cedera yang berasal dari
luar dan cedera iatrogenik akibat intrumentasi pada
uretra.
2. Trauma tumpil yang menimbulkan fraktur tulang pelvis
menyebabkan ruptur uretra pars membranasea,
sedangkan trauma tumpul pada selangkang atau
staddle injury dapat menyebabkan ruptur uretra pada
bulbosa.
3. Pemasangan kateter pada uretra yang kurang hati-hati
dapat menimbulkan robekan uretra karena salah jalan
(false route).
4. Intervensi operasi trans-uretra dapat menimbulkan
cedera uretra iotrogenik.
PATOFISIOLOGI
• Pendarahan dari uretra
• Hematom perineal; mungkin hanya di sebabkan trauma
bulbus kavernosus.
• Retensi urin, jika hanya terjadi memar mukosa uretra,
penderita masih dapat kencing meskipun nyeri, tetapi jika
ruptur, terjadi spasme m. spinchter urethrae externum
sehingga timbul retensi urin. bila kandung kemih

1. Rectal toucher/ pemeriksaan colok dubur


Bila ruptur terjadi di pars membranacea, maka prostat tak
akan teraba; sebaliknya akan teraba hematom berupa masa
lunak dan kenyal.
2. Uretrogam
Adalah pemeriksaan untuk menentukan lokasi ruptur.
1. Jika penderita dapat kencing dengan mudah, cukup observasi saja.
2. Jika sulit kencing usahakan memasukkan kateter foley sampai kandung kemih
3. Jika kateter gagal dipasang, lakukan pembedahan. Dalam keadaan darurat cukup
dibuat sitostomi untuk menjamin aliran urin
4. Pasca Bedah:
• Kandung kemih dibilas dengan larutan antiseptik (KMNO4 encer) setiap hari.
• Setelah keadaan umum membaik, dapat dipikirkan operasi untuk menyambung
kembali uretra.
• Setiap penderita dengan trauma uretra harus diperiksa atau diawasi secara
teratur selama sekurang-kurangnya 3-4 tahun
Komplikasi dini setelah rekonstruksi uretra
• Infeksi
• Hematoma
• Abses periuretral
• Fistel uretrokutan
• Epididimitis

Komplikasi lanjut
• Striktura uretra
• Khusus pada ruptur uretra posterior dapat
timbul :
- Impotensi
- Inkontinensia
Aktual/Risiko syok hipovolemik b.d pendarahan dalam,
sepsi peritoneum sekunder dari robekan arteri dalam
panggul.

Nyeri b.d spasme otot perivesika, peregangan dari


terminal saraf sekunder dari adanya cedera tulang pelvis

Gangguan pemenuhan eliminasi urine b.d retensi urin,


efek sekunder dari ruftur eretra.
Aktual/Risiko syok hipovolemik b.d pendarahan dalam, sepsi
peritoneum sekunder dari robekan arteri dalam panggul.

• Kaji nyeri dengan pendekatan PQRST

• Lakukan manajemen nyeri keperawatan ;

• Manajemen lingkungan;

• Kolaborasi pemberian analgetik


Nyeri b.d spasme otot perivesika, peregangan dari terminal
saraf sekunder dari adanya cedera tulang pelvis

• monitoring TTV

• monitoring perfusi perifer ( CRT dan akral)

• pemberian terapi cairan

• monitoring hasil laboratorium


Nyeri b.d spasme otot perivesika, peregangan dari terminal
Gangguan
saraf pemenuhan
sekunder eliminasi
dari adanya cedera urine
tulangb.d retensi urin, efek
pelvis
sekunder dari ruftur eretra.
• monitoring TTV
• Kaji pola berkemih dan catat produksi urine tiap 6
jam • monitoring perfusi perifer ( CRT dan akral)
• Monitoring adanyaterapi
• pemberian keluhan subjektif, pada saat
cairan
melakukan eliminasi urin.
• monitoring hasil laboratorium
• Kolaborasi;
•1.Rx
Lakukan pemasangan
: mendeteksi adanyakateter
syok sitotomi
2. Pembedahan ekplorasi pada ruptur uretra

Anda mungkin juga menyukai

  • Legal Etik Kelompok 14
    Legal Etik Kelompok 14
    Dokumen9 halaman
    Legal Etik Kelompok 14
    Nilla Dita Riana
    Belum ada peringkat
  • MANBEN
    MANBEN
    Dokumen20 halaman
    MANBEN
    Nilla Dita Riana
    Belum ada peringkat
  • Gadar-Trauma Genetalia
    Gadar-Trauma Genetalia
    Dokumen15 halaman
    Gadar-Trauma Genetalia
    Nilla Dita Riana
    Belum ada peringkat
  • Tak Jiwa 11
    Tak Jiwa 11
    Dokumen9 halaman
    Tak Jiwa 11
    Nilla Dita Riana
    Belum ada peringkat
  • Trauma Ginjal
    Trauma Ginjal
    Dokumen18 halaman
    Trauma Ginjal
    Nilla Dita Riana
    Belum ada peringkat
  • Pengertian Manajemen Keperawatan
    Pengertian Manajemen Keperawatan
    Dokumen1 halaman
    Pengertian Manajemen Keperawatan
    Nilla Dita Riana
    Belum ada peringkat
  • LK Neonatus
    LK Neonatus
    Dokumen18 halaman
    LK Neonatus
    Nilla Dita Riana
    Belum ada peringkat
  • Skrining
    Skrining
    Dokumen45 halaman
    Skrining
    Nilla Dita Riana
    Belum ada peringkat
  • Tujuan Manajemen Kep
    Tujuan Manajemen Kep
    Dokumen1 halaman
    Tujuan Manajemen Kep
    Nilla Dita Riana
    Belum ada peringkat
  • Skrining
    Skrining
    Dokumen45 halaman
    Skrining
    Nilla Dita Riana
    Belum ada peringkat
  • LK Sle
    LK Sle
    Dokumen12 halaman
    LK Sle
    Nilla Dita Riana
    Belum ada peringkat
  • Woc Sle
    Woc Sle
    Dokumen1 halaman
    Woc Sle
    Nilla Dita Riana
    100% (1)
  • Woc SN
    Woc SN
    Dokumen1 halaman
    Woc SN
    Nilla Dita Riana
    Belum ada peringkat
  • Woc Sle
    Woc Sle
    Dokumen1 halaman
    Woc Sle
    Nilla Dita Riana
    Belum ada peringkat