Anda di halaman 1dari 7

Gagal sel telur berovulasi DEFINISI • Ketidakseimbangan hormon estrogen dan

Kista adalah sebuah kantung yang terbentuk dari progestcron


jaringan membran dan berisiko cairan, udara, • Pertumbuhan folikel tidak seimbang
Pertumbuhan folikel tidak seimbang semisolid, hingga zat lainnya. Kista dapat muncul
• Degenerasi ovarium
pada beberapa bagian tubuh hingga dibawah kulit.
(penimbunan folikel) • Infeksi ovarium
Gejala utamanya adalah benjolan yang tumbuh pada
bagian tubuh tertentu, yang letaknya tergantung • Faktor risiko (usia diatas 35 tahun, kadar
kepada jenis yang dialami. Benjolan dapat tumbuh di estrogen tinggi, infertilisasi, menarke dini atau
Pematangan gagal dan gagal
wajah, leher, dada, punggung, kulit kepala, telapak menopause yang terlambat dan keturunan)
melepaskan sel telur
tangan, dan telapak kaki.

KISTA OVARIUM

Pembesaran diameter <5 cm Pembesaran diameter >5 cm

Beri kontrasepsi oral Operasi (Laparatomi, kistektomi)

Pre Operasi Post Operasi


Pemeriksaan USG secara periodik

Perbesaran Luka operasi Imobilisasi


Kurang informasi
Kista ovarium mengecil/ menghilang ovarium
Diskontinuitas
Menahan organ sekitar Kurang pengetahuan jaringan Sirkulasi Peristaltic
darah ↓ usus ↓
ANSIETAS NYERI
Tekanan syaraf Pembesaran diameter >10cm Perut sebah RISIKO
Imunitas
sel tumor KONSTIPASI
tubuh ↓
Menekan usus dan anus Mual, muntah
NYERI
RISIKO INFEKSI
Anoreksia
RISIKO KONSTIPASI
Intake tidak
RISIKO DEFISIT NUTRISI
adekuat
NO. SDKI SLKI SIKI
1. NYERI AKUT Tingkat nyeri menurun Manajemen Nyeri (I.08238)
(D.0077) (L.08066) Observasi
Kriteria hasil : o Identifikasi lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas,
• Keluhan nyeri menurun intensitas nyeri
• Meringis menurun o Identifikasi skala nyeri
• Sikap protektif menurun o Idenfitikasi respon nyeri non verbal
• Gelisah menurun o Identifikasi faktor yang memperberat dan memperingan nyeri
• Kesulitan tidur menurun o Identifikasi pengetahuan dan keyakinan tentang nyeri
• Frekuensi nadi membaik o Identifikasi pengaruh budaya terhadap respon nyeri
o Identifikasi pengaruh nyeri pada kualitas hidup
o Monitor keberhasilan terapi komplementer yang sudah diberikan
o Monitor efek samping penggunaan analgetik
Terapeutik
o Berikan Teknik nonfarmakologis untuk mengurangi nyeri (mis:
TENS, hypnosis, akupresur, terapi music, biofeedback, terapi pijat,
aromaterapi, Teknik imajinasi terbimbing, kompres hangat/dingin,
terapi bermain)
o Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri (mis: suhu
ruangan, pencahayaan, kebisingan)
o Fasilitasi istirahat dan tidur
o Pertimbangkan jenis dan sumber nyeri dalam pemilihan strategi
meredakan nyeri
Edukasi
o Jelaskan penyebab, periode, dan pemicu nyeri
o Jelaskan strategi meredakan nyeri
o Anjurkan memonitor nyeri secara mandiri
o Anjurkan menggunakan analgesik secara tepat
o Ajarkan Teknik farmakologis untuk mengurangi nyeri
Kolaborasi
o Kolaborasi pemberian analgetik, jika perlu
2. RISIKO Eliminasi fekal membaik Pencegahan Konstipasi (I.04160)
KONSTIPASI (L.04033) Observasi
(D.0052) Kriteria hasil : o Identifikasi faktor risiko konstipasi (mis: asupan serat tidak adekuat,
• Kontrol pengeluaran feses asupan cairan tidak adekuat, aganglionik, kelemahan otot abdomen,
meningkat aktivitas fisik kurang).
• Keluhan defekasi lama dan sulit o Monitor tanda dan gejala konstipasi (mis: defekasi kurang 2 kali
menurun seminggu, defekasi lama/sulit, feses keras, peristaltik menurun)
• Mengejan saat defekasi o Identifikasi status kognitif untuk mengkomunikasikan kebutuhan
menurun o Identifikasi penggunaan obat-obatan yang menyebabkan konstipasi
• Konsistensi feses membaik Terapeutik
• Frekuensi BAB membaik o Batasi minuman yang mengandung kafein dan alkohol
• Peristaltik usus membaik o Jadwalkan rutinitas BAK
o Lakukan masase abdomen
o Berikan terapi akupresur
Edukasi
o Jelaskan penyebab dan faktor risiko konstipasi
o Anjurkan minum air putih sesuai kebutuhan (1500 – 2000 ml/hari)
o Anjurkan mengkonsumsi makanan berserat (25 – 30 gram/hari)
o Anjurkan meningkatkan aktivitas fisik sesuai kebutuhan
o Anjurkan berjalan 15 – 20 menit 1 – 2 kali/hari
o Anjurkan berjongkok untuk memfasilitasi proses BAB
Kolaborasi
o Kolaborasi dengan ahli gizi, jika perlu
3. RISIKO Tingkat infeksi menurun Manajemen Imunisasi/Vaksinasi (I.14508)
INFEKSI (L.14137) Observasi
(D.0142) Kriteria hasil : o Identifikasi Riwayat Kesehatan dan Riwayat alergi
• Demam menurun o Identifikasi kontraindikasi pemberian imunisasi (mis: reaksi
• Kemerahan menurun anafilaksis terhadap vaksin sebelumnya dan/atau sakit parah dengan
• Nyeri menurun atau tanpa demam)
• Bengkak menurun o Identifikasi status imunisasi setiap kunjungan ke pelayanan
• Kadar sel darah putih membaik kesehatan
Terapeutik
o Berikan suntikan pada bayi di bagian paha anterolateral
o Dokumentasikan informasi vaksinasi (mis: nama produsen, tanggal
kadaluarsa)
o Jadwalkan imunisasi pada interval waktu yang tepat
Edukasi
o Jelaskan tujuan, manfaat, reaksi yang terjadi, jadwal, dan efek
samping
o Informasikan imunisasi yang diwajibkan pemerintah (mis: hepatitis
B, BCG, difteri, tetanus, pertussis, H. influenza, polio, campak,
measles, rubela)
o Infromasikan imunisasi yang melindungi terhadap penyakit namun
saat ini tidak diwajibkan pemerintah (mis: influenza, pneumokokus)
o Informasikan vaksinasi untuk kejadian khusus (mis: rabies, tetanus)
o Informasikan penundaan pemberian imunisasi tidak berarti
mengulang jadwal imunisasi kembali
o Informasikan penyedia layanan Pekan Imunisasi Nasional yang
menyediakan vaksin gratis
4. ANSIETAS Tingkat ansietas menurun Reduksi Ansietas (I.09314)
(D.0080) (L.09093) Observasi
Kriteria hasil : o Identifikasi saat tingkat ansietas berubah (mis: kondisi, waktu,
• Verbalisasi kebingungan stresor)
menurun o Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
• Verbalisasi khawatir akibat o Monitor tanda-tanda ansietas (verbal dan nonverbal)
kondisi yang dihadapi menurun Terapeutik
• Perilaku gelisah menurun o Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
• Perilaku tegang menurun o Temani pasien untuk mengurangi kecemasan, jika memungkinkan
• Konsentrasi membaik o Pahami situasi yang membuat ansietas
• Pola tidur membaik o Dengarkan dengan penuh perhatian
o Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
o Tempatkan barang pribadi yang memberikan kenyamanan
o Motivasi mengidentifikasi situasi yang memicu kecemasan
o Diskusikan perencanaan realistis tentang peristiwa yang akan datang
Edukasi
o Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin dialami
o Informasikan secara faktual mengenai diagnosis, pengobatan, dan
prognosis
o Anjurkan keluarga untuk tetap Bersama pasien, jika perlu
o Anjurkan melakukan kegiatan yang tidak kompetitif, sesuai
kebutuhan
o Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
o Latih kegiatan pengalihan untuk mengurangi ketegangan
o Latih penggunaan mekanisme pertahanan diri yang tepat
o Latih Teknik relaksasi
Kolaborasi
o Kolaborasi pemberian obat antiansietas, jika perlu
5. RISIKO Status nutrisi membaik Manajemen Nutrisi (I.03119)
DEFISIT (L.03030) Observasi
NUTRISI Kriteria hasil : o Identifikasi status nutrisi
(D.0032) • Porsi makan yang dihabiskan o Identifikasi alergi dan intoleransi makanan
meningkat o Identifikasi makanan yang disukai
• Berat badan membaik o Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrien
• Indeks massa tubuh (IMT) o Identifikasi perlunya penggunaan selang nasogastrik
membaik o Monitor asupan makanan
o Monitor berat badan
o Monitor hasil pemeriksaan laboratorium
Terapeutik
o Lakukan oral hygiene sebelum makan, jika perlu
o Fasilitasi menentukan pedoman diet (mis: piramida makanan)
o Sajikan makanan secara menarik dan suhu yang sesuai
o Berikan makanan tinggi serat untuk mencegah konstipasi
o Berikan makanan tinggi kalori dan tinggi protein
o Berikan suplemen makanan, jika perlu
o Hentikan pemberian makan melalui selang nasogastik jika asupan
oral dapat ditoleransi
Edukasi
o Ajarkan posisi duduk, jika mampu
o Ajarkan diet yang diprogramkan
Kolaborasi
o Kolaborasi pemberian medikasi sebelum makan (mis: Pereda nyeri,
antiemetik), jika perlu
o Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan
jenis nutrien yang dibutuhkan, jika perlu

DAFTAR PUSTAKA

PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:Definisi dan Indikator Diagnostik, Edisi 1 Cetakan III (Revisi). Jakarta: PPNI.
PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: PPNI.
PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: PPNI.
WEB OF CAUTION
NEOPLASMA OVARIUM KISTIK (NOK)
IN RAJAWALI 4A RSUP DR KARIADI SEMARANG

Arranged by:
TYASTIANI HARYA PRABAWATI
P1337420923118

NERS PROFESSIONAL STUDY PROGRAM


NURSING MAJOR
SEMARANG MINISTRY OF HEALTH POLYTECHNIC
2023

Anda mungkin juga menyukai