Anda di halaman 1dari 22

BAB I

PRA PLANNING
SATUAN ACARA PENYULUHAN PEMBERIAN TERAPI BERMAIN
MEWARNAI GAMBAR PADA PASIEN DIARE DI RUANG
PERAWATAN ANAK ( RPA ) RS AN-NISA TANGERANG MAHASISWA
NERS STIKes YATSI TANGERANG 2018

Hari/ Tanggal : Kamis, 8 November 2018


Waktu : 09.00 s/d selesai WIB
Topik : Terapi Mewarnai Menggunakan Pasir Warna
Tempat : Ruang Perawatan Anak Rs. An-Nisa Tangerang

1.1. Latar Belakang Kegiatan


Kecemasan merupakan suatu perasaan yang paling umum dialami oleh
pasien anak yang mengalami hospitalisasi. Kecemasan yang sering dialami
seperti menangis, dan takut pada orang baru. Banyaknya stressor yang
dialami anak ketika menjalani hospitalisasi menimbulkan dampak negative
yang menganggu perkembangan anak. Lingkungan rumah sakit dapat
merupakan penyebab stress dan kecemasan pada anak (Priyoto, 2014). Salah
satu cara independent untuk menurunkan stress akibat hospitalisasi pada
anak usia pra sekolah adalah terapi bermain.
Terapi bermain adalah suatu aktivitas bermain yang dijadikan sarana
untuk menstimulus perkembangan anak, mendukung prooses penyembuhan
san membantu anak untuk lebih kooperatif dalam program pengobatan serta
perawatan. Bermain dapat dilakukan oleh anak sehat maupun anak sakit,
walaupun anak dalam keadaan sakit tetapi kebutuhan akan bermainnya tetap
ada. Melalui kegiatan bermain, anak dapat mengalihkan rasa sakitnya pada
permainannya dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan
(Evism, 2012).
Salah satu intervensi yang bisa dilakukan oleh perawat untuk
menurunkan kecemasan pada anak adalah diberikan terapi bermain. Terapi

1
2

bermain bermanfaat dan meningkatkan tumbuh kembang anak. Bermain


dapat menyeimbangkan motorik kasar dan halus seperti menggambar,
menulis, mendengarkan cerita dan musik (Al-qudsy & nuridayah, 2010).

1.2 Tujuan
2. Tujuan umum
 Untuk mengetahui efektifitas terapi bermain mewarnai terhadap
tingkat kecemasan pada anak-anak yang sedang sakit di ruang
perawatan anak.
 Untuk mengetahui pengaruh terapi bermain mewarnai terhadap
tingkat kecemasan pada anak-anak yang sedang sakit di ruang
perawatan anak.
 Untuk mengurangi cemas pada anak hospitalisasi dengan
melakukan bermain mewarnai terhadap tingkat kecemasan pada
anak-anak yang sedang sakit di ruang perawatan anak.

3. Tujuan khusus
 Menjadi pengetahuan yang baik untuk orang tua dalam
menghadapi cemas pada anak yang sedang sakit di ruang
perawatan anak.
 Mampu mengaplikasikan terapi bermain mewarnai terhadap
tingkat kecemasan anak yang sedang sakit di ruang perawatan
anak.

1.3. Sesi yang Digunakan


Untuk mengontrol cemas anak terhadap tindakan keperawanan

1.4. Peserta
Pasien yang ada di ruang perawatan anak (RPA) Rs. An-Nisa.
3

1.5. Metode dan Media


1. Metode
Bermain dengan tekhnik mewarnai gambar dengan menggunakan pasir
warna.
2. Media
Gambar dan pasir warna

1.6. Pengorganisasian
1. Pelaksanaan
a. Hari / Tanggal : Kamis, 8 November 2018
b. Waktu : Pukul 09.00 Wib s/d selesai
c. Tempat : Ruang Perawatan Anak di Rs An-Nisa Tangerang
2. Tim Terapi
a. Leader : Wahyu Surono
b. Co Leader : Tsara Febrilia Angeline
c. Fasilator : Syifa Desfia Nuraeni, Tuti Aprilia Ernawat, Willy
Fitrizia, Septiani Nurhasanah, Siska Wulandari,
Siti Aisah, Sania Dhela Putri, Tsara Febrilia
Angeline, Yohanes Doni Setiawan, Yulianawati
d. Observer : Dwi Yanti Agnes Pratiwi, Sepitra Restika, Siti Nur
Hasanah
e. Moderator : Tedy Kurniawan Yogo Putro

3. Penguraian Tugas
a. Leader : Wahyu Surono
Uraian Tugas :
1. Memimpin jalannya terapi aktivitas kelompok
2. Merencanakan, mengontrol, dan mengatur jalannya aktivitas
terapi mewarnai anak
3. Menyampai materi sesuai tujuan TAK
4. Memimpin diskusi terapi mewarnai
4

b. Fasilator : Syifa Desfia Nuraeni, Tuti Aprilia Ernawat, Willy


Fitrizia, Septiani Nurhasanah, Siska Wulandari, Siti Aisah, Sania
Dhela Putri, Tsara Febrilia Angeline, Yohanes Doni Setiawan,
Yulianawati.
Uraian Tugas :
1. Memotivasi perserta dalam kegiatan mewarnai
2. Memotivasi kegiatan dalam ekspresi perasaan setelah melakukan
kegiatan warnai
3. Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanan
kegiatan mewarnai
4. Membimbing kelompok selama melakukan kegiatan mewarnai
5. Membantu leader melaksanakan kegiatan

c. Observer : Dwi Yanti Agnes Pratiwi, Sepitra Restika, Siti


Nurhasanah.
Uraian Tugas :
1. Mencatat serta mengamati respon klien (dicatat pada format yang
telah tersedia)
2. Menjalankan aktivitas kelompok dari mulai persiapan, proses,
tugas kelompok
3. Mengamati proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu,
tempat, dan jalanya acara
4. Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua anggota
kelompok dengan evaluasi kelompok

d. Moderator : Tedy Kurniawan Yogo Putro


Uraian Tugas : Pembawa acara jalannya kegiatan
5

4. Setting Tempat
L M
Keterangan :
F O
L : Leader
PB PB PB PB PB PB
Co : Co Leader F F
F : Fasilitator PB PB PB PB PB PB
O O
M : Moderator F PB PB PB PB PB PB F
PB : Peserta Bermain PB PB PB PB PB PB
O : Observer F F
F F

5. Setting Waktu
No Waktu Kegiatan Penyuluhan Kegiatan Peserta

1 5 menit Pembukaan : - Menjawab salam


- Memberi salam - Mendengarkan dan
- Memperkenalkan diri memperhatikan
- Menjelaskan tujuan
pembelajaran
2 10 menit Pelaksanaan : Mengajarkan dan
- Mewarnai adalah suatu mendampingi anak untuk
kegiatan yang baik melakukan kegiatan
untuk meningkatkan mewarnai
gerakan halus pada anak
dengan menggunakan
media pensil berwarna
- Menyampaikan teknik
mewarna dengan bahasa
yang sederhana agar
anak dapat memahami.
6

3 5 menit Evaluasi : Melihat hasil mewarnai


- Melihat pemahaman peserta yang terlihat pada
peserta setelah gambar yang diberikan
dilakukan tindakan
- Memberikan masukan
- Menyimpulkan hasil
penyuluhan

4 3 menit Penutup : Menjawab salam


- Mengucapkan
terimakasih dan
mengucapkan salam

1.7. Rencana Evaluasi Kegiatan


Evaluasi
1. Struktur
Rencana kegiatan dipersiapan 5 hari sebelumnya kegiatan dan
informasi ke pengurus 2 hari.
2. Proses
a. Peserta yang hadir 100%.
b. Tempat di Ruang Perawatan Anak Rs An-Nisa Tangerang.
c. 90% peserta aktif dalam kegiatan terapi mewarnai.
3. Hasil
1. Setelah kelompok melakukan terapi bermain reaksi anak
cemasnya berkurang karena anak saat dilakukan terapi bermain
sedang menyimak apa yang dilakukan oleh kelompok.
2. Selain menurunkan cemas pada anak, orang tua pun mendapatkan
pengetahuan baru tentang mengetahui terapi bermain mewarnai
terdapat menurunkan tingkat kecemasan anak.
BAB II
MATERI PENYULUHAN

2.1. Cemas
1. Pengertian Cemas
Kecemasan merupakan keadaan perasaan afektif yang tidak
menyenagkan yang disertai dengan sensasi fisik yang memperingatkan
orang terhadap bahaya yang akan datang. Keadaan yang tidak
menyenangkan itu sering kabur sulit menunjuk dengan tepat, tetapi
kecemasan itu sendiri selalu dirasakan (Lestari, 2015).

2. Etiologi
Keluhan-keluhan yang sering ditemukan oleh orang yang sering
mengalami ansietas menurut Lestari (2015) yaitu :
a. Cemas, khawatir, firasat buruk, takut akan pikirannya sendiri, mudah
tersinggung
b. Merasa tegang, tidak tenang, gelisah, mudah terkejut
c. Takut sendirian, takut pada keramaian dan banyak orang
d. Gangguan pola tidur, mimpi-mimpi yang menegangkan
e. Gangguan konsentrasi dan daya ingat

3. Tingkat Kecemasan
a. Cemas Ringan
Kecemasan ringan berhubungan dengan ketegangan dalam
kehidupan sehari-hari dan menyebabkan seseorang menjadi waspada
dan meningkatkan lahan persepsinya. Kecemasan ringan dapat
memotivasi belajar dan menghasilkan pertumbuhan dan kreatifitas.
Manifestasi yang muncul pada tingkat ini adalah kelelahan, iritabel,
lapang persepsi meningkat, kesadaran tinggi, mampu untuk belajar,

7
8

motivasi meningkat dan tingkah laku sesuai situasi, kecemasan ringan


mempunyai karakteristik yaitu :
1. Berhubungan dengan ketegangan dalam peristiwa sehari-hari
2. Kewaspadaan meningkat
3. Persepsi terhadap lingkungan meningkat
4. Dapat menjadi motivasi positif untuk belajar dan menghasilkan
kreatifitas
5. Respon fisiologis : sesak nafas pendek, nadi dan tekanan darah
meningkat sedikit, gejala ringan pada lambung, muka berkerut,
6. Respon kognitif : mampu menerima rangsangan yang kompleks,
konsentrasi pada masalah, menyelesaikan masalah secara efektif,
dan terangsang untuk melakukan tindakan.
7. Respon perilaku dan emosi : tidak dapat duduk tenang, remor
halus pada tangan, dan suara kadang-kadang meninggi.

b. Cemas Sedang
Kecemasan sedang memungkinkan seseorang untuk memusatkan
pada masalah yang penting dan mengesampingkan yang lain sehingga
seseorang mengalami perhatian yang selektif, namun dapat melakukan
sesuatu yang terarah. Manifestasi yang terjadi pada tingkat ini yaitu
kelelahan meningkat, kecepatan denyut jantung dan pernapasan
meningkat, ketegangan otot meningkat, bicara cepat dengan volume
tinggi, lahan persepsi menyempit, mampu untuk belajar namun tidak
optimal, kemampuan konsentrasi menurun, perhatian selektif dan
berfokus pada rangsangan yang tidak menambah ansietas, mudah
tersinggung, tidak sabar, mudah lupa, marah dan menangis.

c. Cemas Berat
Kecemasan berat sangat mengurangi lahan persepsi seseorang.
Seseorang dengan kecemasan berat cenderung untuk memusatkan pada
sesuatu yang terinci dan spesifik, serta tidak dapat berfikir tetntang hal
9

lain. Orang tersebut memerlukan banyak pengarahan untuk dapat


memusatkan pada suatu area yang lain. Manifestasi yang muncul pada
tingkat ini adalah mengeluh pusing, sakit kepala, nausea, tidak dapat
tidur (insomnia), sering kencing, diare, palpitasi, lahan persepsi
menyempit, tidak mau belajar secara efektif, berfokus pada dirinya
sendiri dan keinginan untuk menghilangkan kecemasan tinggi,
perasaan tidak berdaya, bingung, disorientasi.

d. Panik
Panik berhubungan dengan terperangah, ketakutan dan teror karena
mengalami kehilangan kendali. Orang yang sedang panik tidak mampu
melakukan sesuatu walaupun dengan pengarahan. Tanda dan gejala
yang terjadi pada keadaan ini adalah susah bernafas, dilatasi pupil,
palpitasi, pucat, diaphoresis, pembicaraan inkoheren, tidak dapat
berespon terhadap perintah yang sederhana, berteriak, menjerit,
mengalami halusinasi dan delusi.

4. Faktor-faktor yang menimbulkan stress


a. Lingkungan yang asing
b. Kehilangan kemandirian sehingga mengalami ketergantungan dan
memerlukan bantuan orang lain
c. Berpisah dengan pasangan dan keluarga
d. Masalah biaya
e. Kurang informasi
f. Ancaman akan penyakit yang lebih parah
g. Masalah pengobatan

5. Cara Mengurangi Cemas


a. Teknik relaksasi segitiga pernapasan (Triangle Breathing):
 Ambil napas selama 3 detik dengan lambat,
 Tahan napas selama 3 detik
10

 Keluarkan perlahan selama 3 detik melalui mulut


 Ulangi selama 3 kali
b. Teknik guided imagery:
 Diri dalam keadaan rileks
 Teman dan konselor membimbing anda dengan kondisi verbal
(bicara perlahan dan lembut)
 Klien dapat terbawa ke tempat yang paling aman yang diinginkan
oleh suara hatinya.
 Saat terbangun dari proses imagery, klien akan merasa damai, dan
akan mempunyai persepsi yang baru terhadap sesuatu yang
membebani, atau lebih siap menghadapinya.
c. Hindari kafein, alkohol dan rokok
Rasa cemas ternyata bisa pula dipicu oleh makanan, minuman, serta
kebiasaan yang kita konsumsi atau lakoni. Kafein, alkohol, dan rokok
disebut-sebut sebagai substansi yang bisa meningkatkan rasa cemas
seseorang.
d. Tertawa dan olahraga
Tidak ada yang membantah kalau banyak ketawa itu dianggap
menyehatkan. Buktinya untuk mengatasi rasa cemas ini, para pakar
juga menyarankan agar kita banyak tertawa. Karena cara tersebut
ampuh mengusir emosi dengan sesuatu positif sifatnya. Tak ubahnya
dengan olahraga. 20 hingga 30 menit melakukan olahraga bisa
membantu mengurangi rasa cemas.
e. Tulislah rasa cemas dalam secarik kertas.
Cara ini, menurut Bloomfield, lumayan ampuh mengurangi emosi dan
rasa sesak di dada. Karenanya, tulislah dengan jujur ketakutan dan
kecemasan yang ada dalam benak Anda, seperti "Saya takut ketika...",
"Saya cemas karena...", atau "Saya nggak yakin kalau harus...'.
f. Bersantai
Rasa cemas kerap datang akibat banyaknya pekerjaan atau tugas
lainnya. Karena itu, usahakan untuk menyisihkan waktu buat
11

bersenang-senang dan bersantai. Atau waktu tersebut bisa pula


digunakan untuk meditasi, membangun mimpi dan
berimajinasi. Karena kebiasaan tersebut akan membantu mengurangi
rasa cemas.

2.2. Terapi bermain mewarnai


1. Terapi Bermain
Salah satu intervensi yang bisa dilakukan perawat untuk
menurunkan kecemasan (hospitalisasi) pada anak diberikan
terpai bermain. Terapi bermain bermanfaat dalam meningkatkan
tumbuh kembang anak. Bermain dapat menyeimbangkan
motorik kasar dan halus seperti berlari, menulis, menggambar,
melompat dan mendengarkan cerita. Namun tidak hanya itu
yang diperlukan oleh anak yang kurang kooperatif karena cemas,
mereka memerlukan terapi yang dapat membuat mereka nyaman
sehingga manfaat hospitalisasi bisa lebih maksimal. Bermain
merupakan aspek penting dalam kehidupan anak serta
merupakan satu cara paling efektif untuk menurunkan stres pada
anak dan penting utnuk kesejahteraan mental dan emosional
anak.Permainan pada anak yang rawat inap di RS tidak hanya
memberikan rasa senang pada anak tetapijuga membantu anak
mengekspresikan perasaan, pikiran cemas, takut, sedih, tegang,
dan nyeri. Tentusaja permainan tersebut harus sesuai dengan
prinsip bermain anak selama di RS yaitu tidakmembutuhkan
banyak energi, waktunya singkat, mudah dilakukan, aman,
sesuai kelompok umur,melibatkan orang tua, dan tentunya tidak
bertentangan dengan terapi. Pada anak-anak yang belum dapat
mengekspresikan perasaan dan pikiran mereka misalnya,
permainan menggambar, mewarnai atau melukis merupakan
permainan yang sesuai denganprinsip bermain di RS dan dapat
12

mambantu mengekspresikan perasaan pikiran cemas, takut,sedih,


tegang, dan nyeri (Supartini, 2004).
Mewarnai memberikan kesempatan pada anak untuk bebas
berekspresi dan sangat therapeutic(sebagai permainan
penyembuh/ therapeutic play) yang membuat anak
mengekspresikan perasaannya, sebagai cara berkomunikasi
tanpa menggunakan kata. (Suparto, 2003). Warna juga
merupakan media terapi untuk membaca emosi seseorang dan
dapat meringankan stress pada anak. (Faridah, 2012).
BAB III

PEMBAHASAN

3.1 Hasil Kuesioner Tingkat Kecemasan dari Anak mengenai


Hospitalisasi Anak.
Sebelum dilakukan tindakan keperawatan terapi mewarnai untuk
menurunkan kecemasan anak di ruang perawatan anak didapatkan hasil :
1. Anak A
Usia : 8 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Diagnose : Diare
Hasil Score :
 Sebelum : 38 Cemas Berat
 Sesudah : 21 Cemas Sedang

2. Anak M
Usia : 5 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Diagnose : BP
Hasil Score :
 Sebelum : 19 Cemas Ringan
 Sesudah : 5 tidak Cemas

3. Anak H
Usia : 7 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Diagnose : Diare
Hasil Score :
 Sebelum : 24 Cemas Sedang
 Sesudah : 4 tidak Cemas

13
14

4. Anak R
Usia : 4 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Diagnose : Diare
Hasil Score :
 Sebelum : 46 Panik
 Sesudah : 18 Cemas Ringan

5. Anak L
Usia : 7 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Diagnose : KD
Hasil Score :
 Sebelum : 44 Panik
 Sesudah : 16 Cemas Ringan

6. Anak A
Usia : 5 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Diagnose : Tipus
Hasil Score :
 Sebelum : 42 Panik
 Sesudah : 13 Tidak Cemas

7. Anak Z
Usia : 10 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Diagnose : Diare
Hasil Score :
 Sebelum : 45 Panik
15

 Sesudah : 16 Cemas Ringan

8. Anak A
Usia : 10 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Diagnose : Post Tonsilektomi
Hasil Score :
 Sebelum : 27 cemas Sedang
 Sesudah : 3 Tidak Cemas

9. Anak S
Usia : 7 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Diagnose : Diare
Hasil Score :
 Sebelum : 24 Cemas Sedang
 Sesudah : 8 Tidak Cemas

10. Anak S
Usia : 6 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Diagnose : Diare
Hasil Score :
 Sebelum : 39 Cemas Berat
 Sesudah : 26 Cemas Sedang.
16

3.2 Hasil Evaluasi Terapi Bermain Mewarnai di Ruang Perawatan Anak


RS Anisa Tangerang
Analisa
Setelah dilakukan tindakan keperawatan terapi mewarnai untuk
menurunkan kecemasan anak di ruang perawatan anak didapatkan hasil:
1. Anak A
Usia : 8 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Diagnose : Diare
Hasil Score :
 Sesudah mengikuti TAB : 21 Cemas Sedang
Sebelum dilakukan tindakan keperawatan terapi bermain
mewarnai dengan menggunakan pasir warna pada anak A tampak lesu,
cemas, setiap melihat perawat mendekatinya atau saat pemberian obat
pada anak A langsung terdiam karena takut disuntik, anak merasa
gelisah dan muka memerah. Setelah dilakukan tindakan keperawatan
terapi bermain mewarnai dengan menggunakan pasir warna Anak A
tampak antusias saat mewarnai, sehingga anak A tampak ceria.
2. Anak M
Usia : 5 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Diagnose : BP
Hasil Score :
 Sesudah mengikuti TAB : 5 tidak Cemas
Sebelum dilakukan tindakan keperawatan terapi bermain
mewarnai menggunakan pasir warna pada anak M setiap melihat
perawat mendekatinya anak M tampak langsung terdiam karena takut
disuntik, anak M tidak dapat beristirahat dengan nyenyak, merasa
lemas. Setelah dilakukan tindakan terapi bermain mewarnai
menggunakan pasir warna Anak M tampak antusias saat mewarnai.
17

Anak M mengatakan senang mewarnai gambar menggunakan pasir


warna.
3. Anak H
Usia : 7 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Diagnose : Diare
Hasil Score :
 Sesudah mengikuti TAB : 4 tidak Cemas
Sebelum dilakukan tindakan keperawatan terapi bermain
mewarnai menggunakan pasir warna pada anak H setiap melihat
perawat Anak H selalu takut dan menangis, anak H tampak gelisah.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan terapi bermain mewarnai
menggunakan pasir warna Anak H tampak antusias saat mewarnai.
Anak H mengatakan senang mewarnai gambar sehingga tampak ceria.

4. Anak R
Usia : 4 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Diagnose : Diare
Hasil Score :
 Sesudah mengikuti TAB : 18 Cemas Ringan
Sebelum dilakukan tindakan keperawatan terapi bermain
mewarnai menggunakan pasir warna pada anak R setiap melihat
perawat Anak R terlihat tegang, tidak dapat beristirahat dengan
nyenyak, takut terhadap orang asing, muka tampak memerah . Setelah
dilakukan tindakan keperawatan terapi bermain mewarnai
menggunakan pasir warna Anak R tampak antusias saat mewarnai.
Anak R mengatakan senang mewarnai gambar, anak R tampak senang
dan tidak takut dengan perawat, mengobrol dengan perawat.
18

5. Anak L
Usia : 7 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Diagnose : Diare
Hasil Score :
 Sesudah mengikuti TAB : 16 Cemas Ringan
Sebelum dilakukan tindakan keperawatan terapi bermain
mewarnai menggunakan pasir warna pada anak L setiap melihat
perawat Anak L terlihat tegang, merasa lemas, cemas, dan gelisah.
Setelah dilakukan tindakan keperawatan terapi bermain mewarnai
menggunakan pasir warna Anak L tampak antusias saat mewarnai.
Anak L mengatakan senang mewarnai gambar, anak L tampak
bahagia dan senang mewarnai sambil mengobrol dengan perawat.
6. Anak A
Usia : 5 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Diagnose : Tipus
Hasil Score :
 Sesudah mengikuti TAB : 13 Tidak Cemas
Sebelum dilakukan tindakan keperawatan terapi bermain
mewarnai pada anak A setiap melihat perawat anak A terlihat diam
dan memperhatikan perawat, anak A terlihat lesu dan takut pada orang
asing, dan tampak gelisah. Setelah dilakukan tindakan keperawatan
terapi bermain mewarnai menggunakan pasir warna anak A tampak
antusias saat mewarnai dan senang mengobrol dengan perawat. Anak
A juga mengatakan senang saat mewarnai.

7. Anak Z
Usia : 10 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Diagnose : Diare
19

Hasil Score :
 Sesudah mengikuti TAB : 16 Cemas Ringan
Sebelum dilakukan tindakan keperawatan terapi bermain
mewarnai pada anak Z setiap melihat perawat anak Z takut dan
menangis saat perawat datang. Setelah dilakukan tindakan
keperawatan terapi bermain mewarnai anak Z tampak mau mewarnai
gambar menggunakan pasir warna dengan wajah yang ceria.

8. Anak A
Usia : 10 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Diagnose : Diare
Hasil Score :
 Sesudah mengikuti TAB : 3 Tidak Cemas
Sebelum dilakukan tindakan keperawatan terapi bermain mewarnai
pada anak A setiap melihat perawat anak A hanya diam dan
memperhatikan perawat. Setelah dilakukan tindakan keperawatan
terapi bermain mewarnai menggunakan pasir warna pada anak A
tampak antusias saat mewarnai dan senang saat mewarnai gambar.

9. Anak S
Usia : 7 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Diagnose : Diare
Hasil Score :
 Sesudah mengikuti TAB : 8 Tidak Cemas
Sebelum dilakukan tindakan keperawatan terapi bermain pada
anak S setiap melihat perawat anak S hanya diam dan takut bila
perawat datang akan disuntik. Setelah dilakukan tindakan keperawatan
terapi bermain mewarnai menggunakan pasir warna pada anak S
tampak senang dan sangat menyukai saat mewarnai.
20

10. Anak S
Usia : 6 tahun
Jenis Kelamin : Perempuan
Diagnose : Diare
Hasil Score : 39
 Sesudah mengikuti TAB : 26 Cemas Sedang
Sebelum dilakukan tindakan keperawatan terapi bermain pada
anak S setiap melihat perawat datang menangis dan marah karena
anak S takut bila perawat datang akan disuntik. Setelah dilakukan
tindakan keperawatan terapi bermain mewarnai menggunakan pasir
warna pada anak S tampak antusias dan senang saat mewarnai.
BAB IV

PENUTUP

4.1. Kesimpulan
Hasil tingkat kecemasan pre terapi bermain mewarnai dengan
menggunakan pasir warna pada anak rata-rata pada tingkat kecemasan
sedang sampai tingkat kecemasan berat. Setelah dilakukan tindakan terapi
bermain mewarnai menggunakan pasir warna, didapatkan hasil evaluasi
tingkat kecemasan dari anak rata-rata sudah menurun dari tingkat
kecemasan berat menjadi cemas sedang dan tingkat kecemasan sedang
menjadi cemas ringan. Hasil tersebut diketahui dengan menggunakan
kuesioner HARS yang di isi sebelum dan sesudah terapi bermain
mewarnai dengan menggunakan pasir warna.
Dari hasil tersebut menandakan bahwa terapi bermain mewarnai
menggunakan pasir warna pada anak berpengaruh terhadap penurunan
tingkat kecemasan pada anak yang sedang menjalani proses hospitalisasi.

4.2. Saran
Diharapkan pihak rumah sakit pada ruang perawatan anak dapat
memberikan terapi bermain sebanyak kurang lebih seminggu sekali pada
anak untuk mengurangi rasa cemas. Sehingga dapat mengurangi resiko
terjadinya kecemasan pada proses hospitalisasi.
Hasil analisa penulis, pemberian terapi bermain mewarnai dengan
menggunakan pasir warna sangat bermanfaat untuk menurunkan rasa
cemas yang dialami pasien yang sedang menjalani proses hospitalisasi.

21
22

DAFTAR PUSTAKA

 Alimul, A. Aziz. (2006). Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia : Aplikasi


Konsep dan Proses Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
 Al-qudsy, m & nurhidayah, u (2010). Mendidik anak lewat dongeng.
Yogyakarta: madania.
 Faridah, N & ariiyani, 2012, “perbedaan keefektifan terapi bermain aktif
menggambar dan terapi bermain pasif berrcerita terhadap kecemasan
anak prasekolah akibat hospitalisasi di RSUD batang”, skripsi S.kep,
STIKes Muhammadiyah Pekajangan Pekalongan.
 Muttaqin, Arif dan Kumala Sari. (2009). Pengantar Asuhan Keperawatan
Klien Perioperatif. Jakarta : Salemba Medika.
 Muttaqin, Arif. (2009). Pengantar Asuhan Keperawatan Klien Dengan
Gangguan Sistem Kardiovaskuler. Jakarta : Salemba Medika.

 Priyoto, (2014). Konsep manajemen stress. Yogyakarta: nulia medika


 Supartini.( 2004). Buku ajar konsep dasar keperawatan anak. Jakarta.
EGC
 Wartonah, Tarwoto. (2006). Kebutuhan Dasar Manusia dan Proses
Keperawatan. Jakarta : Salemba Medika
 Wong, Donna L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Volume 1.
EGC. Jakarta
 Young & Koopsen. (2007). Spritualitas, kesehatan dan penyembuhan,
Medan: Bina Media Perintis.

Anda mungkin juga menyukai