Anda di halaman 1dari 17

KEGAWATDARURATAN

Cedera Kepala Berat

Tingkat 3 Keperawatan
Kelompok
Anggota :

1. Chandra Eka Astiti


2. Dara Noviana
3. Desy Dwy Nurcahyanti
4. Desy Ratna Sari
5. Dessy Iskandar
6. Dodik muranto
7. Fitria Nursulis
8. Ikmal
9. Juani Kusuma
10. Kristina Natalia
11. Maryam Ulfah
12. Putri Ajeng Santosa
13. Rizky Andika
14. Sepitra Restika
15. Siti Nurhasanah
16. Syifa Desfia
17. Willy Fitrizia

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN YATSI TANGERANG


Jl. Prabu Siliwangi (Jl. Raya Pasar Kemis) Km.3 Tangerang-Banten
Telp. (021) 592 1132 Fax (021) 592 1132
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan hidayah-Nya


kepada kita semua sehingga kita masih dapat melaksanakan segala yang
diperintahkan-Nya dan menjauhi segala larangan-Nya. Sholawat beserta salam
kita junjungkan kepada Nabi besar Muhammad SAW beserta keluarga dan para
sahabatnya.

Dalam kesempatan ini kami menyampaikan rasa hormat dan terimakasih


kepada bapak Ns. luftbis, S.Kep selaku dosen pengampu mata kuliah Kegawat
Daruratan dan semua teman-teman yang telah membantu dan memberikan
motivasi sehingga dapat terselesaikannya tugas ini.

Kami menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan tugas ini.


Sehingga kritik dan saran yang sifatnya membangun, sangat kami harapkan untuk
penyempurnaan tugas ini. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

Tangerang, 21Mei 2016

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i

DAFTAR ISI ......................................................................................................................... ii

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar belakang ........................................................................................................... 1


B. Rumusan masalah...................................................................................................... 2
C. Tujuan ....................................................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

A. Definisi ...................................................................................................................... 3
B. Etiologi ..................................................................................................................... 3
C. Manifestasi Klinik ..................................................................................................... 3
D. Pathway .................................................................................................................... 4
E. Komplikasi ............................................................................................................... 4
F. Pemeriksaan ............................................................................................................. 6
G. Penatalaksanaan ....................................................................................................... 6

BAB III ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian ............................................................................................................... 7
B. Analisa Data . ............................................................................................................ 9

BAB IV PENUTUP

A. Kesimpulan ............................................................................................................... 12
B. Saran .......................................................................................................................... 12

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... iii

LAMPIRAN

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Cedera kepala berat adalah trauma pada kulit kepala, tengkorak dan otak yang
terjadi baik secara langsung ataupun tidak langsung pada kepala yang dapat
mengakibatkan terjadinya penurunan kesadaran dengan scor GCS 3 sampai 8.
Di Indonesia jumlah kecelakaan lalu lintas meningkat dari tahun ke tahun.
Menurut data Direktorat Keselamatan Transportasi Darat Departemen Perhubungan
(2005), jumlah korban kecelakaan lalu lintas pada tahun 2003 terdapat 24.692 orang
dengan jumlah kematian 9.865 orang (39,9%), tahun 2004 terdapat 32.271 orang dengan
jumlah kematian 11.204 orang (34,7%), dan pada tahun 2005 menjadi 33.827 kasus
dengan jumlah kematian 11.610 orang (34,4%). Dari data tahun 2005 diatas, didapatkan
bahwa setiap harinya terdapat 31 orang yang meninggal atau dengan kata lain setiap 45
menit terdapat 1 orang yang meninggal akibat kecelakaan lalu lintas.
Kejadian cidera kepala di Amerika Serikat setiap tahunnya diperkirakan mencapai
500.000 kasus, yang terdiri dari cidera kepala ringan sebanyak 296.678 orang (59,3%),
cidera kepala sedang sebanyak 100.890 orang (20,17%) dan cidera kepala berat sebanyak
102.432 orang (20,4%). Dari sejumlah kasus tersebut 10% penderitanya meninggal
sebelum tiba di Rumah Sakit.
Angka kejadian cidera kepala di RSUD Dr. Moewardi dari bulan Januari
Oktober 2012 sebanyak 453 kasus, sedangkan di IGD sendiri berdasarkan kenyataan yang
dilihat penulis selama praktek dari tanggal 2 Juli 29 Juli 2012 (1 nulan) di RSU Dr.
moewardi Surakarta terdapat 43 pasien cidera kepala yang terdiri dari 29 (68,45%) laki-
laki dan 14 (31,5%) perempuan yang mengalami cedera kepala ringan sampai berat.
Pasien dengan cidera kepala ringan (CKR) sebanyak 21 (48,8%), cidera kepala sedang
(CKB) 14 (32,5%). Cidera ini mayoritas disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas.
Dari berbagai referensi diatas, kecelakaan lalu lintas merupakan masalah
kesehatan masyarakat di seluruh dunia, khususnya di negara berkembang. Menurut World
Health Organization (WHO) pada tahun 2002 kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab
kematian urutan kesebelas di seluruh dunia.
Selama dua puluh tahun terakhir, banyak dipelajari tentang penanganan kritis
CKB. Pad atahun 1996 Brain Trauma Foundation (BTF) memberikan pedoman pertama
untuk penanganan CKB yang telah di setujui oleh American Assosiation of Surgeons

1
2

Neurologis dan disahkan oleh Komite Oragnisasi Kesehatan Dunia


Neurotraumalogy dan direvisi pada tahun 2007 adalah stabilisasi pasien, mencegah
peningkatan tekanan intracranial, menjaga kestabilan tekanan perfusi jaringan (CPP),
mencegah cidera otak sekunder dan infeksi sistemik, optimalisasi hemodinamik cerebral
dan oksigenasi.

B. Rumusan Masalah
Apa itu definisi dari CKB ?
Apa penyebab penyakit CKB ?
Bagaimana gambaran klinis dari penyakit CKB ?
Bagaimana patofisiologi dan pathway CKB ?
Apa komplikasi penyakit CKB ?
Bagaimana penatalaksanaan CKB ?
Apa pemeriksaan untuk penyakit CKB ?
Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien CKB ?

C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui definisi dari CKB
Untuk mengetahui penyebab dari penyakit CKB
Untuk mengetahui gambaran klinis dari penyakit CKB
Untuk mengetahui patofisiologi dan pathway penyakit CKB
Untuk mengetahui komplikasi dari penyakit CKB
Untuk mengetahui penatalaksanaan dari penyakit CKB
Untuk mengetahui pemeriksaan dari penyakit CKB
Untuk mengetahui asuhan keperawatan penyakit CKB
BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Definisi
Cedera kepala adalah suatu trauma mekanik pada kepala baik secara langsung
atau tidak langsung yang menyebabkan gangguan fungsi neurologis yaitu gangguan fisik,
kognitif, fungsi psikososial, baik temporer maupun permanen.
Cedera kepala berat adalah trauma pada kulit kepala, tengkorak dan otak yang
terjadi baik secara langsung ataupun tidak langsung pada kepala yang dapat
mengakibatkan terjadinya penurunan kesadaran dengan scor GCS 3 sampai 8.
Cedera kepala berat merupakan cedera kepala yang mengakibatkan penurunan
kesadaran dengan skor GCS 3 sampai 8, mengalami amnesia . 24 jam.

B. Etiologi
1. Trauma tajam, kerusakan terjadi hanya terbatas pada daerah itu merobek otak
misalnya tertembak peluru/benda tajam.
2. Trauma tumpul, kerusakan menyebar karena kekuatan benturan, biasanya lebih berat
sifatnya.
3. Cedera akselerasi, peristiwa gonjatan yang hebat pada kepala baik disebabkan oleh
pukulan maupun bukan dari pukulan.
4. Kecelakaan, jatuh, kecelakaan kendaraan bermotor atau sepeda, dan mobil.
5. Kecelakaan pada saat olahraga
6. Cedera akibat kekerasan.
7. Cidera akibat benturan, memar.
8. Cidera robekan atau hemoragi.
9. Hematom intracerebral.

C. Gambaran Klinis
1. Ada kontusio, segera terjadi kehilangan kesadaran. Pada hematom kesadaran dapat
hilang segera atau secara bertahap seiring dengan membesarnya hematoma tau edema
interstitium.
2. Pola pernapasan dapat secara profresif menjadi abnormal.

3
4

3. Respon pupil dapat lenyap atau secara progresif memburuk.


4. Nyeri kepala dapat muncul segera atau bertahap seiring dengan peningkatan TIK.
5. Dapat timbul muntah-muntah akibat peningkatan TIK.
6. Perubahan perilaku, kognitif dan perubahan fisik pada berbicara dan gerakan motoric
dapat timbul segera atau secara lambat

Gambaran klinik dari cedera kepala berat adalah kehilangan esadaran dan/atau terjadi
amnesia lebih dari 24 jam, kontusio serebral, laserasi, hematoma intracranial, dan skala
coma Glasgow 3-8 . sedangkan gejala lain yang lebih khas adalah pasien terbaring,
kehilangan gerakan, denyut nadi lemah, pernapasan dangkal, kulit dingin dan pucat,
defekasi dan berkemih tanpa disadari, tekanan darah dan suhu subnormal.

D. Pathway
Terlampir
E. Komplikasi
Kemunduran pada kondisi pasien mungkin karena perluasan hematoma intracranial,
edema serebral progresif, dan herniasi otak.
1. Edema serebral dan herniasi
Edema serebral adalah penyebab paling umum peningkatan TIK pada pasien yang
mendapat cedera kepala, puncak pembengkakan yang terjadi kira kira 72 jam setelah
cedera. TIK meningkat karena ketidakmampuan tengkorak untuk membesar meskipun
peningkatan volume oleh pembengkakan otak diakibatkan trauma.
Sebagai akibat dari edema dan peningkatan TIK, tekanan disebarkan pada jaringan
otak dan struktur internal otak yang kaku. Bergantung pada tempat pembengkakan,
perubahan posisi kebawah atau lateral otak (herniasi) melalui atau terhadap struktur
kaku yang terjadi menimbulkan iskemia, infark, dan kerusakan otak irreversible,
kematian.
2. Deficit neurologic dan psikologik
Pasien cedera kepala dapat mengalami paralysis saraf fokal seperti anosmia (tidak
dapat mencium bau bauan) atau abnormalitas gerakan mata, dan defisit neurologik
seperti afasia, defek memori, dan kejang post traumatic atau epilepsy. Pasien
mengalami sisa penurunan psikologis organic (melawan, emosi labil) tidak punya
malu, emosi agresif dan konsekuensi gangguan.
5

3. Kebocoran cairan cerebrospinal


Dapat disebabkan oleh rusaknya leptomeningen dan terjadi pada 2 6 % pasien
dengan cidera kepala tertutup. Kebocoran ini berhenti spontan dengan elevasi kepala
setelah beberapa hari pada 85 % pasien. Drainase lumbai dapat mempercepat proses
ini. Walaupun pasien ini memiliki resiko meningitis yang meningkat (biasanya
pneumolok), pemberian antibiotik profilaksis masih kontoversial. Otorea atau rinorea
cairan cerebrospinal yang menentap atau meningitis berulang merupakan indikasi
untuk operasi reparatif.
4. Fistel karotis-karvenosus
Ditandai oleh trias gejala: eksolftalmos, kemosisi dan bruit orbital dapat timbul segera
atau beberapa hari setelah cidera. Anglografi diperlukan untuk konformasi diagnosis
dan terapi dengan oklusi balon endovaskular merupakan cara yang paling efektif dan
dapat mencegah hilangnya penglihatan yang permanen.
5. Diabetes insipidus
Dapat disebabkan oleh kerusakan traumatik pada tangkai hipofisis, menyebabkan
penghentian sekresi hormon antidiuretik. Pasien mengekskresikan sejumlah besar
volume urin encer, menimbulkan hipernatremia dan deplesi volum. Vasopresin
arginin (pitressin) 5 10 unit intravena, intramuscular, atau subkutan setiap 4 6 jam
atau desmopressin asetat subkutan atau intravena 2 4 mg setiap 12 jam, diberikan
untuk mempertahankan pengeluaran urin kurang dari 200 ml/jam, dan volume diganti
dengan cairan hipotonis (0,25 5 atau 0,45 % salin) tergantung pada berat ringannya
hipernatremia.
6. Kejang pascatrauma
Dapat terjadi segera (dalam 24 jam pertama), dini (minggu pertama) atau lanjut
(setelah satu minggu). Kejang segera tidak merupakan predesposisi untuk kejang
lanjut. Kejang dini menunjukkan resiko yang meningkat untuk kejang lanjut, dan
pasien ini harus dipertahankan dengan antikonvulsan. Insidens keseluruhan epilepsi
pascatrauma lanjut (berulang, tanpa provokasi) setelah cidera kepala tertutup adalah 5
%; resiko mendekati 20 % pada pasien dengan perdarahan intrakranial ayau fraktur
depresi.
7. Pneumonia, radang paru-paru disertai eksudasi dan konsolidasi
8. Meningitis ventrikulitis
9. Infeksi saluran kemih
10. Perdarahan gastrointestinal
6

F. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan keperawatan
a. Menjamin kelancaran jalan nafas dan control vertebra cervicalis
b. Menjaga saluran nafas tetap bersih, bebas dari secret
c. Mempertahankan sirkulasi stabil
d. Melakukan observasi tingkat kesadaran dan tanda tanda vital
e. Menjaga intake cairan elektrolit dan nutrisi jangan sampai terjadi hiperhidrasi
f. Menjaga kebersihan kulit untuk mencegah terjadinya decubitus
2. Penatalaksanaan Medis
a. Oksigenasi dan IVFD
b. Terapi untuk mengurangi edema serebri (anti edema)
Dexametahasone 10 mg untuk dosis awal
1) 5 mg/6 jam untuk hari I dan II
2) 5 mg/8 jam untuk hari III
3) 5 mg/12 jam untuk hari IV
4) 5 mg/24 jam untuk hari V
c. Terapi neutropik : citicoline, piroxicam
d. Terapi anti perdarahan bila perlu
e. Terapi antibiotic untuk profilaksis
f. Terapi antipiuretik bila demam
g. Terapi anti konvulsi bila klien kejang
h. Terapi diazepam 5-10 mg atau CPZ bila klien gelisah
i. Intake cairan tidak boleh > 800 cc/24 jam selama 3-4 hari
G. Pemeriksaan penunjang
1. X ray tengkorak
Untuk mengetahui adanya fraktur pada tengkorak.
2. CT Scan
Mengidentifikasi adanya hemoragic, ukuran ventrikuler, infark pada jaringan mati.
3. MRI (Magnetic Resonan Imaging)
Gunanya sebagai penginderaan yang mempergunakan gelombang elektromagnetik
4. Pemeriksaan Laboratorium Kimia Darah
Untuk mengetahui ketidakseimbangan elektrolit
5. Pemeriksaan analisa gas darah
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWAT DARURATAN

A. Pengkajian
A = Airway (jalan napas)
Yang harus dikaji yaitu:
1. Tingkat kesadaran, apakah klien terlihat sadar atau tidak.
2. Jalan nafas, apakah ada sumbatan atau tidak seperti cairan (secret atau darah),
benda asing, serpihan.
3. Tekanan darah
4. Wheezing/suara menciut di akhir pernafasan
5. Rhonci/seprti suara gemuruh
Penatalaksanaannya :
Untuk pasien yang tidak sadar
- Dilakukan chin lift (menopang dagu) dan jaw trust (mengangkat rahang), dengan
tujuan untuk membuka jalan nafas
- Jika ada secret atau darah maka tindakan yang akan dilakukan adalah suction yang
tujuan untuk membersihkan jalan nafas
Untuk pasien yang sadar
- Jika ada secret atau darah maka ajarkan batuk efektif
- Jika ada benda asing seperti serpihan maka tindakan yang akan dilakukan adalah
cross finger sedangkan kalau benda padat(bakso dll) maka tindakan yang akan
dilakukan adalah back blows
B = Breathing (Pernafasan)
Yang harus dikaji, yaitu :
1. Look, listen, feel (kalau pasiennya sadar maka tidak ada masalah )
2. Frekuensi
3. Pola napas
4. Kedalaman

7
8

5. Kualitas
6. Penggunaan otot pernapasan
7. Penggunaan caping hidung
C = Circulasi (Peredaran Darah)
Yang perlu dikaji yaitu:
1. Tekanan darah
2. Nadi
3. Suhu
4. Ada tidaknya perdarahan
5. Pucat atau anemia
6. Kapilari reftil
7. Akral
8. Konjungtiva
9. Edema
10. Muntah
11. Sianosis hipoksi
12. Hasil EKG
D = Disability (Ketidakmampuan)
Yang perlu dikaji yaitu
1. Nerologi
a. Pemeriksaan tingkat kesadaran (compos metis, apatis, delirium, somnolen,
spoor koma dan koma) dan GCS (eye, motoric, verbal)
b. Reflek cahaya (isokor, dan anisokor)
c. Reflek fisiologi dan patologis (kaku kuduk, reflek kernik)
2. Respon nyeri (0-10)
3. Kekuatan otot (0-5)
E = Exposure

Kasus :
Tn.K berusia 38 tahun sudah satu minggu dirawat dipoli penyakit dalam .keluarga
mengatakan sebelumnya klien pernah terjatuh dengan kepala terbentur , kesadaran umum
klien : sporo koma , Pengkajian primer klien mengalami masalah pada breathing (pernafasan
cyene stoke) , disability (klien mengalami penurunan kesadaran: soporokoma)
9

exposure(hematoma dan robek pada kepala samping sebelah kanan) pada pengkajian.hasil
pemeriksaan fisik keadaan umum GCS E1V2M3 TD:150/90mmhg N: 100x/menit Rr :
28x/menit S:37,1C Sao2:93%, pemeriksaan head toe toe yang mengalami masalah antara
lain pada bagian kepala ada luka robek 1cm dan hematoma pada temporal kanan
,pemeriksaan dada inspeksi RR:28x/menit , ekstermitas kiri atas terpasang infus Nacl 15tpm

B. Analisa Data

NO DATA FOKUS DIAGNOSA NANDA


1 DS : Domain 4: aktvitas/istirahat
- Keluarga mengatakan sebelumnya Kelas 4 : respons kardiovaskuler/pulmonal
klien pernah terjatuh dan kepala 00201 : resiko ketidakefektifan jaringan otak
terbentur

DO:
-kesadaran klien : delirium
Keadaan umum lemah, GCS:E1V2M3
TD:150/90x/menit N:100x/menit
RR:28x/menit S:37.1C
bagian kepala ada luka robek 1cm dan
hematoma pada temporal kanan
2 DS: Domain 4 : aktivitas/istirahat
Tidak bisa dikaji Kelas 4 : respons kardiovaskular/pulmonal
DO: 00032 : ketidakefektifan pola nafas
Keadaan umum lemah, GCS:E1V2M3
Keasadaran : soporokoma
RR:28x/menit

3. DS: Domain 11 : keamanan / perlindungan


Keluarga mengatakan sebelumnya Kelas 2 : cidera fisik
klien pernah terjatuh dan kepala 00046 : kerusakan integritas kulit
terbentur
DO:
10

bagian kepala ada luka robek 1cm dan


hematoma pada temporal kanan

C. INTERVENSI

N DIAGNOSA KRITERIA NOC INTERVENSI NIC


O NANDA
1. Domain 4: Domain II :kesehatan Domain II : fisiologis kompleks
aktvitas/istirahat fisiologis Kelas I : manajemen neurologis
Kelas 4 : respons Kelas E:jantung paru 2540 : manajemen edema serebral
kardiovaskuler/pul 0406 : perfusi jaringan
monal serebral Tindakan :
00201 : resiko 1.monitor tanda tanda vital
ketidakefektifan Setelah dilakukan 2. monitor karateristik cairan
jaringan otak tindakan keperawatan serebrospinal :
selama 30 menit warna,kejernihan,konsistensi
Kriteria hasil yang 3. catat cairan serebrospinal
diharapkan : 4. analisa pola TIK
-040602 tekanan 5.monitor status pernafasan :
intracranial (2-4) frekuensi,irama,kedalaman,pernafasan.
-040613 tekanan pao2,pco2,Ph.
sistolik(2-4) 6. monitor status neurologi
-040613 tekanan
diastolic (2-4)
-040603 sakit kepala (2-
4)
-040609 muntah (2-4)
2 Domain 4 : Domain II :kesehatan Domain 2 : fisiologis kompleks
aktivitas/istirahat fisiologis Kelas K : manajemen pernafasan
Kelas 4 : respons Kelas E:jantung paru 3350 : monitor pernafasan
kardiovaskular/pul 0415 : status pernafasan
monal Tindakan :
11

00032 : Setelah dilakukan 1.monitor kecepatan,irama,kedalaman


ketidakefektifan tindakan keperawatan dan kesulitan bernafas,
pola nafas selama 45 menit 2.monitor suara nafas tambahan seperti
Kriteria hasil yang ngoroka atau mengi
diharapkan : 3. monitor saturasi oksigen
-041501 frekuensi 4. monitor pola nafas misalnya
pernafasan (2-4) (bradipnea,takipnea,pernafasan
-041502 irama pernafsan kusmaul)
(2-4)
-041514 dispnea saat
istirahat (2-4)
-041508 : saturasi
oksigen (2-4)

3 Domain 11 : Domain II : kesehatan Domain II : fisiologis kompleks


keamanan / fisiologis Kelas L: manajemen kulit / luka
perlindungan Kelas L : integritas 3660 : perawatan luka
Kelas 2 : cidera jaringan
fisik 1101 : integritas jaringn Tindakan :
00046 : kerusakan : kulit dan membrane 1. monitor karateristik luka (warna dan
integritas kulit mukosa ukuran)
2. cukur rambut disekitar daerah yang
Setelah dilakukan terkena
tindakan keperawatan 3. berikan perawatan luka
selama 30 menit 4. ganti balutan sesuai dengan jumlah
Kriteria hasil yang eksudat
diharapkan : 5.periksa luka setiap ganti balutan
-11019 ketebalan
(2-4)
-110101suhu kulit (2-4)
-110115 lesi pada kulit
(2-4)
BAB IV
PENUTUP

A. Kesimpulan
Cedera kepala adalah suatu trauma mekanik pada kepala baik secara langsung atau tidak
langsung yang menyebabkan gangguan fungsi neurologis yaitu gangguan fisik, kognitif,
fungsi psikososial, baik temporer maupun permanen.
Cedera kepala berat adalah trauma pada kulit kepala, tengkorak dan otak yang terjadi baik
secara langsung ataupun tidak langsung pada kepala yang dapat mengakibatkan terjadinya
penurunan kesadaran dengan scor GCS 3 sampai 8.
Disebabkan karna Trauma tajam, kerusakan terjadi hanya terbatas pada daerah itu
merobek otak misalnya tertembak peluru/benda tajam. Trauma tumpul, kerusakan
menyebar karena kekuatan benturan, biasanya lebih berat sifatnya. Cedera akselerasi,
peristiwa gonjatan yang hebat pada kepala baik disebabkan oleh pukulan maupun bukan
dari pukulan.

B. Saran
Setelah pembuatan makalah ini sukses diharapkan agar mahasiswa giat membaca
makalah ini, dan mencari ilmu yang lebih banyak diluar dari makalah ini terkait tentang
meteri dalam pembahasan, dan tidak hanya berpatokan dengan satu sumber ilmu (materi
terkait), sehingga dalam tindakan keperawatan dapat menerapkan asuhan keperawatan
pada klien dengan cedera kepala.
Saran yang disampaikan kepada Mahasiswa Keperawatan adalah :
1. Dapat menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan cedera kepala.
2. Dapat menilai batasan GCS.
3. Lebih teliti dalam memberikan intervensi keperawatan kepada klien dengan
cedera kepala.
4. Dapat memberikan pendidikan kesehatan terhadap keluarga maupun klien, baik di
rumah sakit maupun di rumah.

12
DAFTAR PUSTAKA

Bulechek, G.M., dkk. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC) Sixth edition.

USA : Elsiever

Herdman, T.H., dkk. 2014. Nursing Diagnoses Definitions and Classification 2015-

2017 Tenth edition. Oxford : Willey Blackwell

Moorhead, Sue.,dkk. 2013. Nursing Outcomes Classification (NOC) Fifth edition.

USA : Elsiever

http://eprints.ums.ac.id/22036/12/02._NASKAH_PUBLIKASI.pdf (Dikutip pada

Tanggal 21-05-2017 Pukul 18:00 WIB)

http://eprints.ums.ac.id/22036/2/04._BAB_I.pdf (Dikutip pada Tanggal 21-05-2017

Pukul 18:30 WIB)

http://aouraito.blogspot.co.id/2014/11/makalah-cidera-kepala-berat_30.html (Dikutip

pada Tanggal 21-05-2017 Pukul 19:00 WIB)

iii
PATHWAY
Trauma Kepala

Ekstra Kranial Tulang Kranial Intra Kranial

Terputusnya kontinuitas Terputusnya Jaringan otak


Nyeri
jaringan kulit, otot, vaskuler kontinuitas jaringan rusak

Kontusio,autoregulasi
Perubahan laserasi
Perdarahan Gangguan suplai
hematom darah Aliran darah ke otak
Kejang
menurun
Perubahan Iskemia
sirkulasi Gangguan neurologis Obstruksi jalan O2 menurun
Hipoksia lokal napas
Peningkatan TIK Gangguan metabolisme
Dyspnea
Deficit neurologis
Gangguan fungsi otak
- Mual, muntah Perubahan pola Asam laktat
- Papil edema pernapasan meningkat
Penurunan Kesadaran Gangguan
- Pandangan kabur
persepsi sensori
Oedema otak
Pola napas tidak
Kekurangan efektif
Volume Cairan
Gangguan perfusi
cerebral

Anda mungkin juga menyukai