Tingkat 3 Keperawatan
Kelompok
Anggota :
Penulis
i
DAFTAR ISI
BAB 1 PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
A. Definisi ...................................................................................................................... 3
B. Etiologi ..................................................................................................................... 3
C. Manifestasi Klinik ..................................................................................................... 3
D. Pathway .................................................................................................................... 4
E. Komplikasi ............................................................................................................... 4
F. Pemeriksaan ............................................................................................................. 6
G. Penatalaksanaan ....................................................................................................... 6
A. Pengkajian ............................................................................................................... 7
B. Analisa Data . ............................................................................................................ 9
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................................... 12
B. Saran .......................................................................................................................... 12
LAMPIRAN
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Cedera kepala berat adalah trauma pada kulit kepala, tengkorak dan otak yang
terjadi baik secara langsung ataupun tidak langsung pada kepala yang dapat
mengakibatkan terjadinya penurunan kesadaran dengan scor GCS 3 sampai 8.
Di Indonesia jumlah kecelakaan lalu lintas meningkat dari tahun ke tahun.
Menurut data Direktorat Keselamatan Transportasi Darat Departemen Perhubungan
(2005), jumlah korban kecelakaan lalu lintas pada tahun 2003 terdapat 24.692 orang
dengan jumlah kematian 9.865 orang (39,9%), tahun 2004 terdapat 32.271 orang dengan
jumlah kematian 11.204 orang (34,7%), dan pada tahun 2005 menjadi 33.827 kasus
dengan jumlah kematian 11.610 orang (34,4%). Dari data tahun 2005 diatas, didapatkan
bahwa setiap harinya terdapat 31 orang yang meninggal atau dengan kata lain setiap 45
menit terdapat 1 orang yang meninggal akibat kecelakaan lalu lintas.
Kejadian cidera kepala di Amerika Serikat setiap tahunnya diperkirakan mencapai
500.000 kasus, yang terdiri dari cidera kepala ringan sebanyak 296.678 orang (59,3%),
cidera kepala sedang sebanyak 100.890 orang (20,17%) dan cidera kepala berat sebanyak
102.432 orang (20,4%). Dari sejumlah kasus tersebut 10% penderitanya meninggal
sebelum tiba di Rumah Sakit.
Angka kejadian cidera kepala di RSUD Dr. Moewardi dari bulan Januari
Oktober 2012 sebanyak 453 kasus, sedangkan di IGD sendiri berdasarkan kenyataan yang
dilihat penulis selama praktek dari tanggal 2 Juli 29 Juli 2012 (1 nulan) di RSU Dr.
moewardi Surakarta terdapat 43 pasien cidera kepala yang terdiri dari 29 (68,45%) laki-
laki dan 14 (31,5%) perempuan yang mengalami cedera kepala ringan sampai berat.
Pasien dengan cidera kepala ringan (CKR) sebanyak 21 (48,8%), cidera kepala sedang
(CKB) 14 (32,5%). Cidera ini mayoritas disebabkan oleh kecelakaan lalu lintas.
Dari berbagai referensi diatas, kecelakaan lalu lintas merupakan masalah
kesehatan masyarakat di seluruh dunia, khususnya di negara berkembang. Menurut World
Health Organization (WHO) pada tahun 2002 kecelakaan lalu lintas merupakan penyebab
kematian urutan kesebelas di seluruh dunia.
Selama dua puluh tahun terakhir, banyak dipelajari tentang penanganan kritis
CKB. Pad atahun 1996 Brain Trauma Foundation (BTF) memberikan pedoman pertama
untuk penanganan CKB yang telah di setujui oleh American Assosiation of Surgeons
1
2
B. Rumusan Masalah
Apa itu definisi dari CKB ?
Apa penyebab penyakit CKB ?
Bagaimana gambaran klinis dari penyakit CKB ?
Bagaimana patofisiologi dan pathway CKB ?
Apa komplikasi penyakit CKB ?
Bagaimana penatalaksanaan CKB ?
Apa pemeriksaan untuk penyakit CKB ?
Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien CKB ?
C. Tujuan Penulisan
Untuk mengetahui definisi dari CKB
Untuk mengetahui penyebab dari penyakit CKB
Untuk mengetahui gambaran klinis dari penyakit CKB
Untuk mengetahui patofisiologi dan pathway penyakit CKB
Untuk mengetahui komplikasi dari penyakit CKB
Untuk mengetahui penatalaksanaan dari penyakit CKB
Untuk mengetahui pemeriksaan dari penyakit CKB
Untuk mengetahui asuhan keperawatan penyakit CKB
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Definisi
Cedera kepala adalah suatu trauma mekanik pada kepala baik secara langsung
atau tidak langsung yang menyebabkan gangguan fungsi neurologis yaitu gangguan fisik,
kognitif, fungsi psikososial, baik temporer maupun permanen.
Cedera kepala berat adalah trauma pada kulit kepala, tengkorak dan otak yang
terjadi baik secara langsung ataupun tidak langsung pada kepala yang dapat
mengakibatkan terjadinya penurunan kesadaran dengan scor GCS 3 sampai 8.
Cedera kepala berat merupakan cedera kepala yang mengakibatkan penurunan
kesadaran dengan skor GCS 3 sampai 8, mengalami amnesia . 24 jam.
B. Etiologi
1. Trauma tajam, kerusakan terjadi hanya terbatas pada daerah itu merobek otak
misalnya tertembak peluru/benda tajam.
2. Trauma tumpul, kerusakan menyebar karena kekuatan benturan, biasanya lebih berat
sifatnya.
3. Cedera akselerasi, peristiwa gonjatan yang hebat pada kepala baik disebabkan oleh
pukulan maupun bukan dari pukulan.
4. Kecelakaan, jatuh, kecelakaan kendaraan bermotor atau sepeda, dan mobil.
5. Kecelakaan pada saat olahraga
6. Cedera akibat kekerasan.
7. Cidera akibat benturan, memar.
8. Cidera robekan atau hemoragi.
9. Hematom intracerebral.
C. Gambaran Klinis
1. Ada kontusio, segera terjadi kehilangan kesadaran. Pada hematom kesadaran dapat
hilang segera atau secara bertahap seiring dengan membesarnya hematoma tau edema
interstitium.
2. Pola pernapasan dapat secara profresif menjadi abnormal.
3
4
Gambaran klinik dari cedera kepala berat adalah kehilangan esadaran dan/atau terjadi
amnesia lebih dari 24 jam, kontusio serebral, laserasi, hematoma intracranial, dan skala
coma Glasgow 3-8 . sedangkan gejala lain yang lebih khas adalah pasien terbaring,
kehilangan gerakan, denyut nadi lemah, pernapasan dangkal, kulit dingin dan pucat,
defekasi dan berkemih tanpa disadari, tekanan darah dan suhu subnormal.
D. Pathway
Terlampir
E. Komplikasi
Kemunduran pada kondisi pasien mungkin karena perluasan hematoma intracranial,
edema serebral progresif, dan herniasi otak.
1. Edema serebral dan herniasi
Edema serebral adalah penyebab paling umum peningkatan TIK pada pasien yang
mendapat cedera kepala, puncak pembengkakan yang terjadi kira kira 72 jam setelah
cedera. TIK meningkat karena ketidakmampuan tengkorak untuk membesar meskipun
peningkatan volume oleh pembengkakan otak diakibatkan trauma.
Sebagai akibat dari edema dan peningkatan TIK, tekanan disebarkan pada jaringan
otak dan struktur internal otak yang kaku. Bergantung pada tempat pembengkakan,
perubahan posisi kebawah atau lateral otak (herniasi) melalui atau terhadap struktur
kaku yang terjadi menimbulkan iskemia, infark, dan kerusakan otak irreversible,
kematian.
2. Deficit neurologic dan psikologik
Pasien cedera kepala dapat mengalami paralysis saraf fokal seperti anosmia (tidak
dapat mencium bau bauan) atau abnormalitas gerakan mata, dan defisit neurologik
seperti afasia, defek memori, dan kejang post traumatic atau epilepsy. Pasien
mengalami sisa penurunan psikologis organic (melawan, emosi labil) tidak punya
malu, emosi agresif dan konsekuensi gangguan.
5
F. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan keperawatan
a. Menjamin kelancaran jalan nafas dan control vertebra cervicalis
b. Menjaga saluran nafas tetap bersih, bebas dari secret
c. Mempertahankan sirkulasi stabil
d. Melakukan observasi tingkat kesadaran dan tanda tanda vital
e. Menjaga intake cairan elektrolit dan nutrisi jangan sampai terjadi hiperhidrasi
f. Menjaga kebersihan kulit untuk mencegah terjadinya decubitus
2. Penatalaksanaan Medis
a. Oksigenasi dan IVFD
b. Terapi untuk mengurangi edema serebri (anti edema)
Dexametahasone 10 mg untuk dosis awal
1) 5 mg/6 jam untuk hari I dan II
2) 5 mg/8 jam untuk hari III
3) 5 mg/12 jam untuk hari IV
4) 5 mg/24 jam untuk hari V
c. Terapi neutropik : citicoline, piroxicam
d. Terapi anti perdarahan bila perlu
e. Terapi antibiotic untuk profilaksis
f. Terapi antipiuretik bila demam
g. Terapi anti konvulsi bila klien kejang
h. Terapi diazepam 5-10 mg atau CPZ bila klien gelisah
i. Intake cairan tidak boleh > 800 cc/24 jam selama 3-4 hari
G. Pemeriksaan penunjang
1. X ray tengkorak
Untuk mengetahui adanya fraktur pada tengkorak.
2. CT Scan
Mengidentifikasi adanya hemoragic, ukuran ventrikuler, infark pada jaringan mati.
3. MRI (Magnetic Resonan Imaging)
Gunanya sebagai penginderaan yang mempergunakan gelombang elektromagnetik
4. Pemeriksaan Laboratorium Kimia Darah
Untuk mengetahui ketidakseimbangan elektrolit
5. Pemeriksaan analisa gas darah
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN KEGAWAT DARURATAN
A. Pengkajian
A = Airway (jalan napas)
Yang harus dikaji yaitu:
1. Tingkat kesadaran, apakah klien terlihat sadar atau tidak.
2. Jalan nafas, apakah ada sumbatan atau tidak seperti cairan (secret atau darah),
benda asing, serpihan.
3. Tekanan darah
4. Wheezing/suara menciut di akhir pernafasan
5. Rhonci/seprti suara gemuruh
Penatalaksanaannya :
Untuk pasien yang tidak sadar
- Dilakukan chin lift (menopang dagu) dan jaw trust (mengangkat rahang), dengan
tujuan untuk membuka jalan nafas
- Jika ada secret atau darah maka tindakan yang akan dilakukan adalah suction yang
tujuan untuk membersihkan jalan nafas
Untuk pasien yang sadar
- Jika ada secret atau darah maka ajarkan batuk efektif
- Jika ada benda asing seperti serpihan maka tindakan yang akan dilakukan adalah
cross finger sedangkan kalau benda padat(bakso dll) maka tindakan yang akan
dilakukan adalah back blows
B = Breathing (Pernafasan)
Yang harus dikaji, yaitu :
1. Look, listen, feel (kalau pasiennya sadar maka tidak ada masalah )
2. Frekuensi
3. Pola napas
4. Kedalaman
7
8
5. Kualitas
6. Penggunaan otot pernapasan
7. Penggunaan caping hidung
C = Circulasi (Peredaran Darah)
Yang perlu dikaji yaitu:
1. Tekanan darah
2. Nadi
3. Suhu
4. Ada tidaknya perdarahan
5. Pucat atau anemia
6. Kapilari reftil
7. Akral
8. Konjungtiva
9. Edema
10. Muntah
11. Sianosis hipoksi
12. Hasil EKG
D = Disability (Ketidakmampuan)
Yang perlu dikaji yaitu
1. Nerologi
a. Pemeriksaan tingkat kesadaran (compos metis, apatis, delirium, somnolen,
spoor koma dan koma) dan GCS (eye, motoric, verbal)
b. Reflek cahaya (isokor, dan anisokor)
c. Reflek fisiologi dan patologis (kaku kuduk, reflek kernik)
2. Respon nyeri (0-10)
3. Kekuatan otot (0-5)
E = Exposure
Kasus :
Tn.K berusia 38 tahun sudah satu minggu dirawat dipoli penyakit dalam .keluarga
mengatakan sebelumnya klien pernah terjatuh dengan kepala terbentur , kesadaran umum
klien : sporo koma , Pengkajian primer klien mengalami masalah pada breathing (pernafasan
cyene stoke) , disability (klien mengalami penurunan kesadaran: soporokoma)
9
exposure(hematoma dan robek pada kepala samping sebelah kanan) pada pengkajian.hasil
pemeriksaan fisik keadaan umum GCS E1V2M3 TD:150/90mmhg N: 100x/menit Rr :
28x/menit S:37,1C Sao2:93%, pemeriksaan head toe toe yang mengalami masalah antara
lain pada bagian kepala ada luka robek 1cm dan hematoma pada temporal kanan
,pemeriksaan dada inspeksi RR:28x/menit , ekstermitas kiri atas terpasang infus Nacl 15tpm
B. Analisa Data
DO:
-kesadaran klien : delirium
Keadaan umum lemah, GCS:E1V2M3
TD:150/90x/menit N:100x/menit
RR:28x/menit S:37.1C
bagian kepala ada luka robek 1cm dan
hematoma pada temporal kanan
2 DS: Domain 4 : aktivitas/istirahat
Tidak bisa dikaji Kelas 4 : respons kardiovaskular/pulmonal
DO: 00032 : ketidakefektifan pola nafas
Keadaan umum lemah, GCS:E1V2M3
Keasadaran : soporokoma
RR:28x/menit
C. INTERVENSI
A. Kesimpulan
Cedera kepala adalah suatu trauma mekanik pada kepala baik secara langsung atau tidak
langsung yang menyebabkan gangguan fungsi neurologis yaitu gangguan fisik, kognitif,
fungsi psikososial, baik temporer maupun permanen.
Cedera kepala berat adalah trauma pada kulit kepala, tengkorak dan otak yang terjadi baik
secara langsung ataupun tidak langsung pada kepala yang dapat mengakibatkan terjadinya
penurunan kesadaran dengan scor GCS 3 sampai 8.
Disebabkan karna Trauma tajam, kerusakan terjadi hanya terbatas pada daerah itu
merobek otak misalnya tertembak peluru/benda tajam. Trauma tumpul, kerusakan
menyebar karena kekuatan benturan, biasanya lebih berat sifatnya. Cedera akselerasi,
peristiwa gonjatan yang hebat pada kepala baik disebabkan oleh pukulan maupun bukan
dari pukulan.
B. Saran
Setelah pembuatan makalah ini sukses diharapkan agar mahasiswa giat membaca
makalah ini, dan mencari ilmu yang lebih banyak diluar dari makalah ini terkait tentang
meteri dalam pembahasan, dan tidak hanya berpatokan dengan satu sumber ilmu (materi
terkait), sehingga dalam tindakan keperawatan dapat menerapkan asuhan keperawatan
pada klien dengan cedera kepala.
Saran yang disampaikan kepada Mahasiswa Keperawatan adalah :
1. Dapat menerapkan asuhan keperawatan pada klien dengan cedera kepala.
2. Dapat menilai batasan GCS.
3. Lebih teliti dalam memberikan intervensi keperawatan kepada klien dengan
cedera kepala.
4. Dapat memberikan pendidikan kesehatan terhadap keluarga maupun klien, baik di
rumah sakit maupun di rumah.
12
DAFTAR PUSTAKA
Bulechek, G.M., dkk. 2013. Nursing Interventions Classification (NIC) Sixth edition.
USA : Elsiever
Herdman, T.H., dkk. 2014. Nursing Diagnoses Definitions and Classification 2015-
USA : Elsiever
http://aouraito.blogspot.co.id/2014/11/makalah-cidera-kepala-berat_30.html (Dikutip
iii
PATHWAY
Trauma Kepala
Kontusio,autoregulasi
Perubahan laserasi
Perdarahan Gangguan suplai
hematom darah Aliran darah ke otak
Kejang
menurun
Perubahan Iskemia
sirkulasi Gangguan neurologis Obstruksi jalan O2 menurun
Hipoksia lokal napas
Peningkatan TIK Gangguan metabolisme
Dyspnea
Deficit neurologis
Gangguan fungsi otak
- Mual, muntah Perubahan pola Asam laktat
- Papil edema pernapasan meningkat
Penurunan Kesadaran Gangguan
- Pandangan kabur
persepsi sensori
Oedema otak
Pola napas tidak
Kekurangan efektif
Volume Cairan
Gangguan perfusi
cerebral