Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

TERAPI BERMAIN (ULAR TANGGA) PADA ANAK USIA


SEKOLAH (6-12 TAHUN) UNTUK MENGURANGI
DAMPAK HOSPITALISASI

OLEH

NOVIA TRI DANDA

21131181

DOSEN PEMBIMBING:

Ns.Fitri Wahyuni S.Kep M.Kep Sp. An

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

STIKes MERCUBAKTIJAYA PADANG

2021/2022
SATUAN ACARA PENYULUHAN (SAP)

Pokok Bahasan : Terapi bermain ular tangga untuk mengurangi dampak hospitalisasi

Tempat : RSUP M.DJAMIL Padang

Hari/tanggal : Jumat 08 Oktober 2021

Jam : 08.45-09.00 WIB s/d selesai

Penyuluh : Mahasiswa/i Profesi NERS STIKes Mercubaktijaya Padang

Sasaran : Anak Sekolah (6 -12 tahun)

A. Latar Belakang.
Hospitalisasi ialah salah satu penyebab stres baik pada anak maupun
keluarganya, terutama disebabkan oleh cemas akibat perpisahan dengan keluarga,
perlukaan tubuh dan rasa sakit (nyeri), serta kehilangan kendali. Bermain merupakan
aktivitas yang dapat menstimulasi pertumbuhan dan perkembangan anak dan
merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial sehingga
bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain anak-anak
akan belajar berkomunikasi, menyesuaikan diri dengan lingkungan yang baru,
melakukan apa yang dapat dilakukannya, dan dapat mengenal waktu, jarak serta suara
(COLIN et al., 2020).
Bermain merupakan kegiatan anak-anak yang dilakukan berdasarkan keinginan
dari anak untuk mengatasi kecemasan, stress, dan adaptasi baru di lingkungan yang
baru. Fungsi dari bermain adalah untuk perkembangan sensoris dan motorik,
perkembangan intelektual, perkembangan sosial, perkembangan kesadaran diri serta
juga kreativitas dari anak, dengan melakukan permainan anak dapat terlepas dari
ketegangan dan stress yang ditimbulkan selama proses hospitalisasi terjadi, dengan
bermain anak dapat mengalihkan rasa sakit dan cemasnya dengan permainan (distraksi)
( Heri Saputro, 2017).

Salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk meminimalkan pengaruh


hospitalisasi pada anak yaitu dengan melakukan kegiatan bermain. Pada masa sekolah
jenis permainan salah satunya adalah skill play, dimana jenis permainan ini sering
dipilih oleh anak, jenis permainan ini menggunakan kemampuan motoriknya. Salah
satu permainan skill play adalah bermain ular tangga. Permainan ular tangga adalah
permainan yang menggunakan dadu untuk menentukan berapa langkah yang harus
dijalani bidak. Permainan ini masuk dalam kategori “board game” atau permainan
papan sejenis dengan permainan monopoli, halma, ludo, dan sebagainya. Papan berupa
gambar petak- petak yang terdiri dari 10 baris dan 10 kolom dengan nomor 1-100, serta
bergambar ular dan tangga (Agustina et al., 2019).
B. Tujuan

a. Tujuan Umum

Meminimalkan dampak hospitalisasi pada anak

b. Tujuan Khusus
1. Anak dapat anak-anak menjadi lebih bertanggung jawab atas perilaku yang
dilakukannya.
2. Anak dapat mengembangkan solusi baru dan kreatif untuk masalah anak
hadapi.
3. Anak dapat mengembangkan rasa hormat dan mengerti terhadap orang lain
4. Anak dapat belajar untuk mengekspresikan emosi
5. Menurunkan tingkat stress, trauma dan kecemasan pada anak

C. Metode dan Media


a. Metode

Bermain ular tangga dengan anak yang telah disebutkan dan didiskripsikan.

b. Media

 Papan ular tangga


 Dadu
 Pion

D. KEGIATAN PENYULUHAN
1. Topik Kegiatan : Terapi bermain ular tangga
2. Sasaran : Anak Sekolah (6-12 tahun)
3. Metode : Demonstrasi
4. Media dan Alat : papan ular tangga, dadu, pion
5. Tempat : Di RSUP M.DJAMIL Padang
6. Waktu : 08.45 – 09.00 WIB

E. SKETSA TEMPAT

Keterangan :

Moderator Pemimpin bermain Fasilitator

Anak Observer
F. PENGORGANISASIAN

a) Moderator : Ihza Maidis Susanti


b) Presentator : Larissa Elora
c) Demonstrasi : Novia Tri Danda
d) Fasilitator : Miftahul Mubarak, Imelda
e) Observer : Cindy Regina
G. PEMBAGIAN TUGAS
1) Peran Moderator
a. Membuka dan menutup acara
b. Memperkenalkan diri dan anggota kelompok
c. Menata tertibkan acara penyuluhan
d. Menjaga kelancaran acara
e. Memimpin diskusi
f. Kontrak waktu dan bahasa
g. Menyimpulkan hasil penyuluhan bersama keluarga pasien
2) Peran Presentator
a. Menyajikan materi penyuluhan
b. Bersama fasilitaror menjalin kerja sama dalam penyuluhan
c. Menjawab pertanyaan
3) Peran Observer
a. Mengamati jalannya acara
b. Mengevaluasi kegiatan
c. Mencatat prilaku verbal dan nonverbal peserta penyuluhan
4) Peran Fasilitator
a. Memotivasi peserta penyuluhan
b. Menjadi contoh dalam kegiatan
c. Menjawab pertanyaan audien
d. Membagikan leaflet
e. Menjalankan absensi penyuluhan
f. Mengambil dan mengumpulkan absensi
g. Menyediakan perlengkapan alat dan media penyuluhan
h. Mengatur setting tempat penyuluhan

H. PELAKSANAAN KEGIATAN
Tahap/
No Kegiatan Penyuluhan Respon Peserta
Waktu
1. Pra Interaksi Pembukaan : Menjawab salam
Mendengarkan Memperhatikan
(5 Menit) 1. Membuka kegiatan
Memperhatikan
dengan mengucapkan
salam.
2. Memperkenalkan diri
3. Menjelaskan tujuan
dari terapi bermain
4. Kontrak waktu anak
dan orang tua
2. Penyampaian Pelaksanaan : Memperhatikan Bertanya
materi dan Antusias saat menerima
1. Menjelaskan tata cara
demonstrasi peralatan Memulai untuk
pelaksanaan terapi
mewarnai gambar Menjawab
(20 Menit) bermain ular tangga
pertanyaan Mendengarkan
kepada anak
Memperhatikan
2. Memberikan
kesempatan kepada
anak untuk bertanya
jika belum jelas
3. Membagikan papan
bergambar ular
tangga, dadu, pion.
4. Fasilitator
mendampingi anak
dan memberikan
motivasi kepada anak
5. Menanyakan kepada
anak apakah telah
selesai bermain.
6. Memberitahu anak
bahwa waktu yang
diberikan telah
selesai
7. Memberikan pujian
terhadap anak yang
mampu bermain ular
tangga sampai selesai
3. Penutup Evaluasi : Menceritakan
1. Memotivasi anak Gembira
(5 Menit)
untuk menyebutkan apa Gembira
yang dipermainkan
seperti papan gambar
ular tangga, dadu, pion
dan angka pada papan
gambar.
2. Mengumumkan nama
anak yang dapat bermain
ular tangga dengan
contoh An.A
3. Membagikan reward
kepada seluruh peserta
4 5 menit Terminasi: Memperhatikan Gembira
1. Memberikan motivasi Mendengarkan
dan pujian kepada Menjawab salam
seluruh anak yang telah
mengikuti program
terapi bermain
2. Mengucapkan terima
kasih kepada anak dan
orang tua
3. Mengucapkan salam
penutup

I. Evaluasi
1. Evalusi Struktur
a. Anak hadir di ruangan minimal 3 orang.
b. Penyelenggaraan terapi bermain dilakukan di ruang mawar.
c. Pengorganisasian penyelenggaraan terapi dilakukan sebelumnya.
2. Evaluasi Proses
a. Anak antusias dalam kegiatan bermain

b. Anak mengikuti terapi bermain dari awal sampai akhir

c. Tidak terdapat anak yang rewel atau malas untuk mewarnai gambar

3. Kriteria Hasil
a. Anak terlihat senang dan gembira

b. Kecemasan anak berkurang


c. Bermain sesuai aturan dengan contoh
d. Anak mampu menyebutkan permainan ular tangga
BAB II

TINJAUAN TEORI

1. Pengertian bermain
Bermain merupakan kegiatan anak-anak yang dilakukan berdasarkan keinginan
dari anak untuk mengatasi kecemasan, stress, dan adaptasi baru di lingkungan yang
baru. Fungsi dari bermain adalah untuk perkembangan sensoris dan motorik,
perkembangan intelektual, perkembangan sosial, perkembangan kesadaran diri serta
juga kreativitas dari anak, dengan melakukan permainan anak dapat terlepas dari
ketegangan dan stress yang ditimbulkan selama proses hospitalisasi terjadi, dengan
bermain anak dapat mengalihkan rasa sakit dan cemasnya dengan permainan
(distraksi) ( Heri Saputro, 2017).
2. Prinsip Bermain Di Rumah Sakit
Terapi bermain yang dilaksanakan di rumah sakit tetap harus memperhatikan kondisi
kesehatan anak. Beberapa prinsip permainan pada anak dirumah sakit yaitu:
a. Permainan tidak boleh bertentangan dengan pengobatan yang sedang dijalankan
pada anak.
b. Permainan yang tidak membutuhkan banyak energi, singkat dan sederhana.
c. Pilihlah jenis permainan yang tidak melelahkan anak
d. Permainan harus mempertimbangkan keamanan anak, pilih alat permainan yang
aman untuk anak, tidak tajam, tidak merangsang anak untuk berlari-lari dan
bergerak secara berlebihan
e. Melibatkan orang tua saat anak bermain merupakan satu hal yang harus diingat.
3. Manfaat Bermain di Rumah Sakit
a. Membantu anak merasa lebih aman di lingkungan yang asing
b. Membantu mengurangi stres akibat perpisahan dan perasaan rindu rumah
c. Alat untuk melepaskan ketegangan dan ungkapan perasaan
d. Meningkatkan interaksi dan perkembangan sikap yang positif terhadap orang
lain
e. Sebagai alat ekspresi ide-ide dan minat
f. Sebagai alat untuk mencapai tujuan terapeutik
g. Menempatkan anak pada peran aktif dan memberi kesempatan pada anak untuk
menentukan pilihan.
4. Permainan ular tangga
Permainan ular tangga adalah permainan yang menggunakan dadu untuk
menentukan berapa langkah yang harus dijalani bidak. Permainan ini masuk
dalam kategori “board game” atau permainan papan sejenis dengan permainan
monopoli, halma, ludo, dan sebagainya. Papan berupa gambar petak- petak yang
terdiri dari 10 baris dan 10 kolom dengan nomor 1-100, serta bergambar ular dan
tangga. Alasan menggunakan permainan ular tangga bertujuan untuk memperjelas
konsep, pola, dan urutan bilangan, mampu memuaskan rasa ingin tahu,
membayangkan, dan menerjemahkan pengalaman bermain tersebut menjadi
sesuatu yang bermakna bagi anak, serta mengembangkan kemampuan kognitif. Di
samping itu, teknik permainan ular tangga dapat mengurangi dampak hospitalisasi
dan kecemasan sehingga didiharapkan perkembangan anak pada askpek sikap
kooperatif dapat meningkat. Permainan ular tangga diberikan dengan durasi 15
menit di setiap sesinya (Agustina et al., 2019).
DAFTAR PUSTAKA

Agustina, A. N., Happy, M. C., & Aulina, N. (2019). Meningkatkan Kooperatif Anak Melalui
Permainan Ular Tangga. JIKO (Jurnal Ilmiah Keperawatan Orthopedi), 3(1), 1–9.
https://doi.org/10.46749/jiko.v3i1.24

COLIN, V., KERAMAN, B., MAYDINAR, D. D., & ECA, E. (2020). Pengaruh Terapi Bermain
(Skill Play) Permainan Ular Tangga Terhadap Tingkat Kooperatif Selama Menjalankan
Perawatan Pada Anak Prasekolah  (3-6 Tahun) Di Ruang Edelweist Rsud Dr. M Yunus
Bengkulu. Journal of Nursing and Public Health, 8(1), 111–116.
https://doi.org/10.37676/jnph.v8i1.1008

Heri, S (2017). Penerapan Terapi Bermain Anak Sakit, Proses, Manfaat Dan Pelaksaannya.
Forum Ilmiah Kesehatan (FORIKES).
http://ners.stikesstrada.ac.id/wp-content/uploads/2016/03/Buku-Ajar-Terapi-Bermain-
Anak.pdf. Diakses Oktober 2019.
Lampiran

Anda mungkin juga menyukai