DISUSUN OLEH :
KELOMPOK 4.3
2. TUJUAN
2.1 Tujuan intruksional umum
Setelah mengikuti terapi bermain menyusun puzzle diharapkan dapat mengurangi
dampak stress hospitalisasi pada anak
2.2 Tujuan intruksional khusus
Dengan mengikuti terapi bermain menyusun puzzle, diharapkan dapat :
1) Melatih kemampuan kognitif anak
2) Melatih kemampuan motoric halus anak
3) Melatih kemampuan social personal anak
4) Melatih kemampuan berbahasa anak
3. SASARAN
1) Anak usia 3-5 tahun
2) Anak yang dirawat di ruang anak
3) Tidak memiliki keterbatasan (fisik atau akibat terapi lain) yang dapat menghalangi
proses terapi bermain
4) Kooperatif dan mampu mengikuti proses kegiatan sampai selesai
5) Anak yang mau berpartisipasi dalam terapi bermain menyususn puzzle
4. JADWAL PELAKSANAAN
Hari/tanggal :
Waktu :
Tempat : Ruang anak RSUD Jend Ahmad Yani Kota Metro
5. MEDIA
1) Puzzle
6. METODE
1) Anak diberi penjelasan tentang prosedur pelaksanaan terapi bermain yang meliputi
waktu kegiatan, cara membuat, serta hal-hal lain yang terkait dengan program terapi
bermain
2) Diawal permainan, anak diperkenalkan dengan puzzle, lalu diberikan penjelasan
mengenai cara bermain puzzle
3) Setelah itu dengan panduan leader, anak diminta untuk mengamati terlebih dahulu
gambar yang ada di dalam puzzle sesuai gambar semula dengan benar
4) Fasilitator mendampingi dan mengarahkan anak selama bermain puzzle berlangsung
5) Ibu dapat berperan sebagai fasilitator, tetapi tidak boleh ikut terlibat dalam kegiatan
membentuk mainan
6) Setelah waktu yang ditentukan untuk terapi bermain habis, anak dipersilahkan untuk
berhenti, dan diberikan pujian atas keterlibatan anak selama terapi bermain
berlangsung
7) Observer melakukan pengamatan dan memberikan evaluasi terhadap perilaku anak
dan proses jalannya terapi bermain
8) Setelah anak selesai menyusun puzzle, anak diharapkan untuk bercerita tentang
gambar yang ada di dalam puzzle sesuai dengan imajinasi anal
9) Pada akhir kegiatan diberikan pengumuman hasil menyusun puzzle terbaik dan
memberikan puzzle tersebut sebagai reward
10) Kemudian fasilitator mengembalikan hasil karya mereka dan memberikan pujian
kepada semua peserta sebagai reward
7. KEGIATAN PERMAINAN
8. PENGORGANISASIAN
Pembimbing akademik : Ns. Desi Kurniawati, S.Kep., M.Kep. Sp.Kep.An
Pembimbing lahan : Ns. Rahma Wediya, S.Kep
Leader : Hendita Mutiara Putri
Co Leader : Navisa Savira
Observer : Esti Andaresta A.Y
Fasilitator : Imelda Adelia Putri
Rika Defa Aulia
Dendi Meirindo
9. JOB DESCRIPTION
1) Leader
Bertenggung jawab terhadap terlaksananya terapi bermain, yatu membuka dan
meutup kegiatan
2) Co Leader
Menjelaskan pelaksanaan dan mendemonstrasikan aturan, cara bermain dalam terapi
bermain
3) Fasilitator
- Memfasilitasi anak untuk bermain
- Membimbing anak bermain
- Memperhatikan respon anak saat bermain
- Mengajak akan untuk bersosialisasi dengan temannya
4) Observer
- Mengawasi jalannya permainan
- Mencatat proses permainan sesuai dengan rencana
- Mencatat situasi penghambat dan pendukung proses bermain
- Menyusun laporan dan menilai hasil permainan dibantu dengan leader dan
fasilitator
: fasilitator : observer
: media
A. Pengertian Bermain
Bermain adalah dunia anak-anak sebagai Bahasa yang paling universal, meskipun
tidak pernah dimasukkan sebagai salah satu dari ribuan Bahasa yang ada di dunia.
Melalui bermain, anak-anak dapat mengekspresikan apapun yang mereka inginkan.
Menurut Gross (Schaefer et al, 1991) bermain dipandang sebagai ekspresi insting
untuk berlatih peran di masa mendatang yang penting untuk bertahan hidup (Nuryanti,
2007).
Bermain adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial dan
bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain, anak akan
berkata-kata, belajar memnyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang
dapat dilakukan, dan mengenal waktu, jarak, serta suara (Wong, 2000).
B. Fungsi Bermain
1. Membantu Perkembangan Sensorik dan Motorik
Fungsi bermain pada anak ini adalah dapat dilakukan dengan melakukan
rangsangan pada sensorik dan motorik melalui rangsangan ini aktifitas anak dapat
mengeksplorasikan alam sekitarnya sebagai contoh bayi dapat dilakukan
rangsangan taktil, audio dan visual melalui rangsangan ini perkembangan sensorik
dan motorik akan meningkat. Hal tersebut dapat dicontohkan sejak lahir anak
yang telah dikenalkan atau dirangsang visualnya maka anak di kemudian hari
kemampuan visualnya akan lebih menonjol seperti lebih cepat mengenal sesuatu
yang baru dilihatnya. Demikian juga pendengaran, apabila sejak bayi dikenalkan
atau dirangsang melalui suara-suara maka daya pendengaran di kemudian hari
anak lebih cepat berkembang.
D. Manfaat Bermain
Bermain merupakan aktivitas penting pada masa anak-anak. Berikut ini adalah
bererapa manfaat bermain pada anak-anak:
1. Perkembangan aspek fisik. Anggota tubuh mendapat kesempatan untuk
digerakkan, anak dapat menyalurkan tenaga (energi) yang berlebihan, sehingga ia
tidak merasa gelisah.
2. Perkembangan aspek motorik kasar dan halus.
3. Perkembangan aspek sosial. Ia akan belajar tentang sistem nilai, kebiasaan-
kebiasaan dan standar moral yang dianut oleh masyarakat.
4. Perkembangan aspek emosi atau kepribadian. Anak mendapat kesempatan untuk
melepaskan ketegangan yang dialami, perasaan tertekan dan menyalurkan
dorongan-dorongan yang muncul dalam dirinya.
5. Perkembangan aspek kognisi. Anak belajar konsep dasar, mengembangkan daya
cipta, memahami kata-kata yang diucapkan oleh teman-temannya.
6. Mengasah ketajaman penginderaan, menjadikan anak kreatif, kritis dan bukan
anak yang acuh tak acuh terhadap kejadian disekelilingnya.
7. Sebagai media terapi, selama bermain perilaku anak-anak akan tampil bebas dan
bermain adalah sesuatu yang secara alamiah sudah dimiliki oleh seorang anak.
8. Sebagai media intervensi, untuk melatih kemampuan-kemampuan tertentu dan
sering digunakan untuk melatih konsentrasi pada tugas tertentu, melatih konsep
dasar.
E. Macam-Macam Bermain
1. Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa
yang diperbuat oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :
a. Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan
tersebut, memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium,
meraba, menekan dan kadang-kadang berusaha membongkar.
b. Bermain konstruksi (Construction Play)
Pada anak umur 3 tahun dapat menyusun balok-balok menjadi rumah-
rumahan.
c. Bermain drama (Dramatic Play)
Misalnya adalah bermain sandiwara boneka, main rumah-rumahan dengan
teman-temannya.
d. Bermain fisik
Misalnya bermain bola, bermain tali dan lain-lain.
2. Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan mendengar.
Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif dan membutuhkan
sesuatu untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya. Dalam kegiatan bermain
kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam bermain, yaitu apabila terdapat
hal-hal seperti dibawah ini :
a. Kesehatan anak menurun.
b. Tidak ada variasi dari alat permainan.
c. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
d. Tidak mempunyai teman bermain.
H. Konsep Puzzle
Puzzel berasal dari bahasa Inggris yang berarti teka-teki atau bongkar pasang, media
puzzle merupakan media sederhana yang dimainkan dengan bongkar pasang.
Berdasarkan pengertian tentang media puzzle, maka dapat disimpulkan bahwa media
puzzle merupakan alat permainan edukatif yang dapat merangsang kemampuan
matematika anak, yang dimainkan dengan cara membongkar pasang kepingan puzzle
berdasarkan pasangannya. Ada beberapa jenis puzzle, antara lain:
a. Puzzle konstruksi
Puzzle rakitan (construction puzzle) merupakan kumpulan potongan- potongan
yang terpisah, yang dapat digabungkan kembali menjadi beberapa model. Mainan
rakitan yang paling umum adalah blok-blok kayu sederhana berwarna-warni.
Mainan rakitan ini sesuai untuk anak yang suka bekerja dengan tangan, suka
memecahkan puzzle, dan suka berimajinasi.
b. Puzzle batang (stick)
Puzzle batang merupakan permainan teka-teki matematika sederhana namun
memerlukan pemikiran kritis dan penalaran yang baik untuk menyelesaikannya.
Puzzle batang ada yang dimainkan dengan cara membuat bentuk sesuai yang kita
inginkan ataupun menyusun gambar yang terdapat pada batang puzzle.
c. Puzzle lantai
Puzzle lantai terbuat dari bahan sponge (karet/busa) sehingga baik untuk alas
bermain anak dibandingkan harus bermain di atas keramik. Puzzle lantai memiliki
desain yang sangat menarik dan tersedia banyak pilihan warna yang cemerlang.
Juga dapat merangsang kreativitas dan melatih kemampuan berpikir anak. Puzzle
lantai sangat mudah dibersihkan dan tahan lama.
d. Puzzle angka
Mainan ini bermanfaat untuk mengenalkan angka. Selain itu anak dapat melatih
kemampuan berpikir logisnya dengan menyusun angka sesuai urutannya. Selain
itu, puzzle angka bermanfaat untuk melatih koordinasi mata dengan tangan,
melatih motorik halus serta menstimulasi kerja otak.
e. Puzzle transportasi
Transportasi merupakan permainan bongkar pasang yang memiliki gambar
berbagai macam kendaraan darat, laut dan udara. Fungsinya selain untuk melatih
motorik anak, juga untuk stimulasi otak kanan dan otak kiri. Anak akan lebih.
mengetahui macam-macam kendaraan.
f. Puzzle logika
Puzzle logika merupakan puzzle gambar yang dapat mengembangkan.
keterampilan serta anak akan berlatih untuk memecahkan masalah. Puzzle ini
dimainkan dengan cara menyusun kepingan puzzle hingga membentuk suatu
gambar yang utuh.
g. Puzzle geometri
Puzzle geometri merupakan puzzle yang dapat mengembangkan keterampilan
mengenali bentuk geometri (segitiga, lingkaran, persegi dan lain- lain), selain itu
anak akan dilatih untuk mencocokkan kepingan puzzle geometri sesuai dengan
papan puzzlenya.
h. Puzzle Penjumlahan dan Pengurangan
Puzzle penjumlahan dan pengurangan merupakan puzzle yang dapat
mengembangkan kemampuan logika matematika anak. Dengan puzzle
penjumlahan dan pengurangan anak memasangkan kepingan puzzle sesuai dengan
gambar pasangannya.
Fungsi Puzzle
Permainan puzzle berfungsi untuk:
a. Melatih konsentrasi, ketelitian dan kesabaran.
b. Melatih koordinasi mata dan tangan. Anak belajar mencocokkan keping-
keping puzzle dan menyusunnya menjadi satu gambar.
c. Memperkuat daya ingat.
d. Mengenalkan anak pada konsep hubungan.
e. Dengan memilih gambar/bentuk, dapat melatih anak untuk berfikir matematis
(menggunakan otak kiri).
DAFTAR PUSTAKA
Fasilitator :
a. Mengarahkan peserta untuk bermain
b. Memotivasi peserta dalam menyelesaikan
permainan
c. Membantu leader dalam mengkondisikan peserta
agar focus pada jalannya permainan
3. Evaluasi , observer :
a. Memberikan check list pada lembar evaluasi
kemajuan peserta
b. Memberikan penilaian kemampuan anak
berdasarkan kriteria di lembar evaluasi kemajuan
4. Terminasi
a. Memberikan reward kepada peserta terbaik oleh
leader dan fasilitator
b. Memberikan trik menyelesaikan tugas dalam
permainan puzzle
c. Leader mengucapkan terimakasih
III Hasil terapi bermain
1. Peserta terapi bermain :
a. Peserta terapi bermain antusias mengikuti
kegiatan terapi bermain
b. Peserta mengikuti terapi bermain sampai dengan
selesai
c. Anak mampu menyelesaikan setidaknya
menyusun semua kepingan pada tahap sulit, dan
mampu menyusun setidaknya separo kepingan
ringan dan sedang dalam waktu yang telah
ditentukan
LEMBAR EVALUASI KEMAJUAN