Tugas Kelompok II
Stase Keperawatan Anak
Disusun oleh :
0
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT. Atas rahmat dan
bimbingan, bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu pada
kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
penulis mengharapkan tanggapan, kritik dan saran dari semua pihak demi
kesempurnaan makalah ini. Penulis juga berharap semoga SAP ini dapat
Penulis
1
SATUAN ACARA BERMAIN
(TERAPI MENYUSUN PUZZLE)
Peserta terdiri dari: anak usia pra sekolah dan sekolah sebanyak 5 orang
didampingi keluarga
2
Oleh karena itu, dalam melakukan permainan, anak lebih bebas,
spontan, dan menunjukkan otonomi baik dalam memilih mainan maupun
dalam aktivitas bermainnya. Anak mempunyai rasa ingin tahu yang besar.
Oleh karena itu seringkali mainannya dibongkar-pasang, bahkan
dirusaknya. Untuk itu harus diperhatikan keamanan dan keselamatan anak
dengan cara tidak memberikan alat permainan yang tajam dan
menimbulkan perlukaan (Kalpan, 2000).
B. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan terapi bermain selama 30 menit agar dapat
mencapai tugas perkembangan secara optimal sesuai tahap
perkembangan walaupun dalam kondisi sakit.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan terapi bermain selam 30 menit anak mampu:
a. Bersosialisasi dengan perawat baru
b. Menunjukkan ekspresi nonverbal dengan tertawa, tersenyum dan
saling bercanda.
C. Metode dan Media
1. Metode
a. Bermain bersama
b. Mendengarkan tanggapan anak/tanya jawab
2. Media
a. Puzzle
b. Hadiah
D. Kegiatan
1. Pengorganisasian
a. Leader : Nensy,S.Kep
b. Co leader : Yusnizar,S.Kep
c. Fasilitator : Monalisa,S.Kep
Ika Fitria Rahmi,S.Kep
d. Observer : Yuzi Tania,S.Kep
3
Pembagian tugas :
1) Peran Leader
Mengkoordinasi seluruh kegiatan
Memimpin jalannya terapi bermain dari awal hingga
berakhirnya terapi
Membuat suasana bermain agar lebih tenang dan kondusif.
2) Co Leader
Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
Membantu memimpin jalannya kegiatan
Menggantikan leader jika terhalang tugas
3) Fasilitator
Memotivasi anak agar dapat kooperatif dalam permainan
yang akan dilakukan
Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah
Fasilitator bertugas sebagai pemandu dan memotivasi anak
agar dapat kooperatif dalam permainan yang akan
dilakukan.
Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk
melaksanakan kegiatan
Membimbing kelompok selama permainan
4) Observer
Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan
waktu, tempat dan jalannya acara
Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua
angota kelompok dengan evaluasi kelompok
4
2. Setting tempat (gambar/denah ruangan)
Keterangan:
: Leader
: Co leader
: Peserta
: Fasilitator
: Observer
: Orang tua
3. Kegiatan bermain
1 5 menit Pembukaan:
Menjawab salam
1. Co leader membuka dan
mengucapkan salam
Mendengarkan
2. Memperkenalkan diri
Mendengarkan
3. Memperkenalkan
Mendengarkan dan
pembimbing
saling berkenalan
4. Memperkenalkan anak satu
persatu dan anak saling
Mendengarkan
berkenalan dengan
Mendengarkan
temannya
5
5. Kontrak waktu dengan anak
6. Mempersilahkan leader
2 20 Kegiatan bermain:
menit Mendengarkan
1. Leader menjelaskan cara
Menjawab pertanyaan
bermain
2. Menanyakan pada anak,
Menerima permainan
anak mau bermain atau
Bermain
tidak
3. Membagikan permainan
Bermain
4. Leader, co leader, dan
Mengungkapkan
fasilitator memotivasi anak
perasaan
5. Observer mengobservasi
anak
6. Menanyakan perasaan anak
3 5 menit Penutup:
Selesai bermain
1. Leader menghentikan
Mengungkapkan
permainan
perasaan
2. Menanyakan perasaan anak
Mendengarkan
3. Menyampaikan hasil
Senang
permainan
4. Memberikan hadiah pada
Senang
anak yang cepat dalam
menyusun puzzle
Mengungkapkan
5. Membagikan hadiah pada
perasaan
semua anak yang bermain
Mendengarkan
6. Menanyakan perasaan anak
Menjawab salam
7. Co leader menutup acara
8. Mengucapkan salam
6
E. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Yang diharapkan:
Alat-alat yang digunakan lengkap
Kegiatan yang direncanakan dapat terlaksana
2. Evaluasi Proses
Yang diharapkan:
Terapi dapat berjalan dengan baik
Anak dapat mengikuti terapi bermain dengan baik
Tidak adanya hambatan saat melakukan terapi
Semua anggota kelompok dapat bekerja sama dan bekerja sesuai
tugasnya
3. Evaluasi Hasil
Yang diharapkan:
75% Anak dapat mengembangkan motorik halus dengan
menyusun puzzle, kemudian berhasil
75% Anak dapat mengikuti kegiatan dengan baik
75 % Anak merasa senang
75% Anak tidak takut lagi dengan perawat
75% Orang tua dapat mendamping kegiatan anak sampai selesai
75% Orang tua mengungkapkan manfaat yang dirasakan dengan
terapi bermain
7
MATERI
A. PENGERTIAN PERKEMBANGAN
8
Bermain dengan cara menyusun pazel pada dasarnya tidak hanya
membantu mengembangkan kemampuan motorik anak saja tetapi juga
berperan penting dalam proses pengembangan kognitif klien dan
emosional klien, serta membantu klien untuk menggunakan kemampuan
bahasanya dengan bertanya sehingga klien akan terbiasa dengan proses
sosialisasi dengan orang, lingkungan dan kondisi disekitarnya.
Ketika anak sudah mampu bermain menyusun pazel secara lancar
maka dia sudah siap untuk meningkatkan kemampuannya ke tingkat yang
lebih lanjut seperti bersosialisasi dengan orang lain seperti mengenalkan
diri.
9
Frankenburg dkk (2002) mengemukakan 4 parameter
perkembangan yang dipakai dalam menilai perkembangan anak balita
yaitu: Personal Sosial (kepribadian/ tingkah laku sosial) yaitu aspek yang
berhubungan dengan kemampuan mandiri, bersosialisasi dan berinteraksi
dengan lingkungannya; Gerakan Motorik Halus yaitu aspek yang
berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,
melakukan gerakan yang melibatkan bagian-bagian tubh tertentu saja dan
dilakukan otot-otot kecil, tetapi memerlukan koordinasi yang cermat.
Misalnya kemampuan untuk menggambar, memegang sesuatu benda;
Bahasa adalah kemampuan untuk memberikan respon terhadap suara,
mengikuti perintah dan berbicara spontan; Perkembangan Motorik Kasar
(Gross Motor) adalah aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan
sikap tubuh.
10
akibat, sehingga ingin mencoba memadukan satu benda dengan benda
lain.
2. Ada gangguan pada mata
Pandangan yang tidak jelas pada anak membuatnya enggan
melakukan kegiatan yang menggunakan benda-benda kecil. Anda
perlu memeriksakannya ke dokter sebelum hal ini berlangsung lama.
3. Ada gangguan pada saraf atau retardasi mental
Gangguan ini dapat diwaspadai dari kemampuan meraba. Bila Anda
mendapati si kecil Anda mengalami kelainan pada keterampilan
meraba, Anda perlu waspada. Segera bawa ke dokter untuk
mendapatkan pemeriksaan.
11
dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang anak.
Faktor ini adalah bawaan yang normal dan patologis, jenis kelamin,
suku bangsa / bahasa, gangguan pertumbuhan di negara maju lebih
sering diakibatkan oleh faktor ini, sedangkan di negara yang sedang
berkembang, gangguan pertumbuhan selain di akibatkan oleh faktor
genetik juga faktor lingkungan yang kurang memadai untuk tumbuh
kembang anak yang optimal.
G. DAMPAK HOSPITALISASI TERHADAP ANAK.
1. Separation ansiety
2. Tergantung pada orang tua
3. Stress bila berpisah dengan orang yang berarti
4. Tahap putus asa: berhenti menangis, kurang aktif, tidak mau makan,
main, menarik diri, sedih, kesepian dan apatis
5. Tahap menolak: Samar-samar seperti menerima perpisahan, menerima
hubungan dengan orang lain dan menyukai lingkungan
12
REFERENSI
Kaplan H.I, Sadock. B.J Grebb J.A. 2000. Sinopsis Psikiatri, Ilmu Pengetahuan
Perilaku, Psikiatri. Klinis, Alih Bahasa : Kusuma W,edisi Wiguna .
Whaley L.F, Wong D.L. 2001. Nursing Care of infants and children in-ed. St
Louis : Mosby year book
13
DAFTAR HADIR KEGIATAN PENYULUHAN
14