Oleh :
KELOMPOK 6 MAHASISWA D4 KEPERAWATAN
POLTEKKES KEMENKES MALANG
Mengetahui,
Pembimbing Lahan
( )
SATUAN ACARA BERMAIN
Sub pokok bahasan : Terapi Bermain Pada Anak Sakit yang Dirawat di
Rumah Sakit dengan Cara Stimulasi Kognitif dan
Bicara Bahasa
Waktu : 30 menit
Peserta :
Untuk kegiatan ini peserta yang dipilih adalah pasien di Ruang 7A yang memenuhi
kriteria:
Anak usia 3 – 6 tahun
Tidak mempunyai keterbatasan fisik
Dapat berinteraksi dengan perawat dan keluarga
Pasien kooperatif
1. Latar Belakang
Bermain merupakan salah satu alat komunikasi yang natural bagi anak-anak.
Bermain merupakan dasar pendidikan dan aplikasi terapeutik yang membutuhkan
pengembangan pada pendidikan anak usia dini (Suryanti, 2011). Bermain dapat
digunakan sebagai media psiko terapi atau pengobatan terhadap anak yang dikenal
dengan sebutan Terapi Bermain (Tedjasaputra, 2007). Adapun tujuan bermain bagi
anak di rumah sakit yaitu, mengurangi perasaan takut, cemas, sedih, tegang dan
nyeri (Supartini, 2004).
2. Tujuan
1. Tujuan Umum
Setelah mendapatkan terapi bermain selama 30 menit agar dapat mencapai tugas
perkembangan secara optimal sesuai tahap perkembangan walaupun dalam kondisi
sakit.
2. Tujuan Khusus
Setelah dilakukan terapi bermain selama 30 menit anak mampu:
a. Bersosialisasi dengan perawat baru
1. Metode
a. Bermain bersama
b. Mendengarkan tanggapan anak/tanya jawab
2. Media
a. Puzzle
b. Hadiah
4. Kegiatan
1. Pengorganisasian
a. Leader : Ananda Candra
b. Co leader : Talitha Lasufa
c. Fasilitator : Rizka Alifia
d. Observer : Attyatul Q
Pembagian tugas :
1) Peran Leader
Mengkoordinasi seluruh kegiatan
Memimpin jalannya terapi bermain dari awal hingga berakhirnya terapi
Membuat suasana bermain agar lebih tenang dan kondusif.
2) Co Leader
Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
Membantu memimpin jalannya kegiatan
Menggantikan leader jika terhalang tugas
3) Fasilitator
Memotivasi anak agar dapat kooperatif dalam permainan yang akan dilakukan
Bertanggung jawab terhadap program antisipasi masalah
Fasilitator bertugas sebagai pemandu dan memotivasi anak agar dapat
kooperatif dalam permainan yang akan dilakukan.
Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan kegiatan
Membimbing kelompok selama permainan
4) Observer
Mengamati semua proses kegiatan yang berkaitan dengan waktu, tempat dan
jalannya acara
Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota kelompok
dengan evaluasi kelompok
: Leader
: Co leader
: Peserta
: Fasilitator
: Observer
: Orang tua
3. Kegiatan bermain
5. Evaluasi
1. Evaluasi Struktur
Yang diharapkan:
Alat-alat yang digunakan lengkap
2. Evaluasi Proses
Yang diharapkan:
Terapi dapat berjalan dengan baik
Anak dapat mengikuti terapi bermain dengan baik
Tidak adanya hambatan saat melakukan terapi
Semua anggota kelompok dapat bekerja sama dan bekerja sesuai tugasnya
3. Evaluasi Hasil
Yang diharapkan:
Anak dapat mengembangkan bicara dan bahasa serta kognitif dengan
menebak gambar dengan sesuai
Anak dapat mengikuti kegiatan dengan baik
Anak merasa senang
Anak tidak takut lagi dengan perawat
Orang tua dapat mendamping kegiatan anak sampai selesai
Orang tua mengungkapkan manfaat yang dirasakan dengan terapi bermain
Lampiran materi:
A. Pengertian
Perkembangan (development) adalah bertambahnya kemampuan (skill)
dalam struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan
dapat diramalkan, sebagai hasil dari proses pematangan. Disini menyangkut adanya
proses diferensiasi dari sel-sel tubuh, jaringan tubuh, organ-organ dan sistem organ
yang berkembang sedemikian rupa sehingga masing-masing dapat memenuhi
fungsinya. Termasuk juga perkembangan emosi, intelektual dan tingkah laku
sebagai hasil interaksi dengan lingkungannya (Soetjiningsih, 1998).
Menurut Joyce Engel (1999), yang dikatakan anak usia pra sekolah adalah
anak-anak yang berusia berkisar 3-6 tahun. Ada beberapa aspek yang perlu
diperhatikan untuk mengukur tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak, yaitu:
1. Aspek fisik
2. Aspek motorik
3. Aspek bahasa
4. Aspek kognitif
5. Aspek sosialisasi
Bermain dengan cara menyusun pazel pada dasarnya tidak hanya membantu
mengembangkan kemampuan motorik anak saja tetapi juga berperan penting dalam
proses pengembangan kognitif klien dan emosional klien, serta membantu klien
untuk menggunakan kemampuan bahasanya dengan bertanya sehingga klien akan
terbiasa dengan proses sosialisasi dengan orang, lingkungan dan kondisi
disekitarnya.
Ketika anak sudah mampu bermain menyusun pazel secara lancar maka dia
sudah siap untuk meningkatkan kemampuannya ke tingkat yang lebih lanjut seperti
bersosialisasi dengan orang lain seperti mengenalkan diri
Alat mainan dapat diberikan pada anak dalam keadaan kondisi sakit ringan,
dimana anak dalam keadaan yang membutuhkan perawatan dan pengobatan yang
minimal. Pengamatan dekat dan tanda vital serta status dalam keadaan normal dan
kondisi sakit sedang, dimana anak dalam keadaan yang membutuhkan perawatan
dan pengobatan yang sedang, pengamatan dekat dan status psikologis dalam
keadaan normal. Sedangkan anak dalam keadaan sakit berat tidak diberikan
aktivitas bermain karena anak berada dalam status psikologis dan tanda vital yang
belum normal, anak gelisah, mengamuk serta membutuhkan perawatan yang ketat
(Whaley & Wong, 2004).
Pada usia bayi, saat anak mengalami sakit ringan, alat mainan yang sesuai
seperti balok dengan warna yang bervariasi, buku bergambar, cangkir atau sendok,
kotak musik, giring-giring yang dipegang, boneka yang berbunyi. Sedangkan saat
anak sakit sedang, mainan yang dapat diberikan berupa kotak musik, giring-giring
yang dipegang, boneka yang berbunyi (Wong, et al, 2008).
Pada usia pra sekolah, saat mereka mengalami sakit ringan, alat mainan yang
dapat diberikan berupa boneka-bonekaan, puzzle, mobil-mobilan, buku gambar,
teka-teki, menyusun potongan gambar, kertas untuk melipat-lipat, crayon, alat
mainan bermusik dan majalah anak-anak. Dan saat anak pra sekolah mengalami
sakit sedang, mainan yang diberikan dapat berupa boneka-bonekaan, mobil-
mobilan, buku bergambar, dan alat mainan musik (Wong, et al, 2008).
DAFTAR PUSTAKA