Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN KEGIATAN TERAPI BERMAIN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Pendidikan Profesi Ners


Departemen Anak di RSUD Kota Malang

CI Klinik: Ns. Ninuk Nufayati, S.Kep

CI Akademik: Ns. Sholihatul Amaliya, M.Kep.Sp.Kep.An

Oleh Kelompok 3A :
Putri Rahmawati 210070300111039
Ziza Imas Veyah 210070300111043
Agina Amalia Putri 210070300111044
Sherina Alfiani Safana 210070300111046
Dian Febiola Christian 210070300111049
Fithrotunnada Fortuna 210070300111052

PROGRAM STUDI PROFESI NERS


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA MALANG
2021
LAPORAN PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN
Pokok bahasan : Terapi Bermain Mewarnai dan Menyusun Puzzle
Sub pokok bahasan : Terapi Bermain Pada Anak Sakit yang Dirawat di Irna Anak Rumah
Sakit Umum Daerah Kota Malang dengan Cara Stimulasi Motorik
dan Sosial
Waktu : 30 menit
Hari/Tanggal : Jumat, 26 November 2021
Peserta : 1 anak
Untuk kegiatan ini peserta yang dipilih adalah pasien di Irna Anak yang memenuhi kriteria :
- Anak usia pra sekolah (3-5 tahun)
- Tidak mempunya keterbatasan fisik
- Dapat berinteraksi dengan perawat dan keluarga
- Pasien kooperatif

A. LATAR BELAKANG
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulasi bagi perkembangan anak secara
optimal. Dalam kondisi sakit atau anak dirawat di rumah sakit, aktivitas bermain ini tetap
dilaksanakan, namun harus disesuaikan dengan kondisi anak. Pada saat dirawat di rumah
sakit, anak akan mengalami berbagai perasaan yang sangat tidak menyenangkan, seperti
marah, takut, cemas, sedih, dan nyeri. Perasaan tersebut merupakan dampak dari hospitalisasi
yang dialami anak karena menghadapi beberapa stressor yang ada dilingkungan rumah sakit.
Perawat sebagai pemberi asuhan keperawatan berperan penting dalam proses
penyembuhan dan tumbuh kembang anak selama hospitalisasi. Selain itu, perawat juga dapat
melakukan tindakan untuk mengurangi kecemasan pada anak yang mengalami hospitalisasi.
Salah satu tindakan yang dapat dilakukan untuk mengurangi kecemasan yang dialami oleh
anak selama perawatan di rumah sakit yaitu melaksanakan program terapi bermain. Untuk
itu, dengan melakukan permainan anak akan terlepas dari ketegangan dan stress yang
dialaminya karena dengan melakukan permainan anak akan dapat mengalihkan rasa sakitnya
pada permainannya (distraksi) dan relaksasi melalui kesenangannya melakukan permainan.
Tujuan bermain di rumah sakit pada prinsipnya adalah agar dapat melanjutkan fase
pertumbuhan dan perkembangan secara optimal, mengembangkan kreatifitas anak, dan dapat
beradaptasi lebih efektif terhadap stress. Bermain sangat penting bagi mental, emosional, dan
kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan kebutuhan bermain tidak juga
terhenti pada saat anak sakit atau anak di rumah sakit (Wong, 2009).
Berdasarkan sensus penduduk pada tahun 2003 didapatkan jumlah anak usia toddler
(1-3 tahun) di Indonesia adalah 13,50 juta anak. Anak-anak pada usia toddler dapat
memainkan sesuatu dengan tangannya serta senang bermain dengan warna, oleh karena itu
bermain dengan mewarnai gambar menjadi alernatif untuk mengembangkan kreatifias anak
dan dapat menurunkan tingkat kecemasan pada anak selama dirawat. Mewarnai gambar dapat
menjadi salah satu media bagi perawat untuk mampu mengenali tingkat perkembangan anak.
Dinamika secara psikologis menggambarkan bahwa selama anak bermain dengan
sesuatu yang menggunakan alat mewarnai seperti crayon atau pensil warna akan membantu
anak untuk menggunakan tangannya secara aktif sehingga merangsang motorik halusnya.
Oleh karena sangat pentingnya kegiatan bermain terhadap tumbuh kembang anak dan untuk
mengurangi kecemasan akibat hospitalisai, maka akan dilaksanakan terapi bermain pada anak
usia toddler dengan cara mewarnai gambar.
Berdasarkan kasus yang terjadi di ruang rawat inapa anak lantai 4 RSUP
Kota Malang kebanyakan anak mengalami efek hospitalisasi seperti anak merasa ketakutan
saat perawat mendekati anak tersebut dan mereka menganggap perawat tersebut
mau menyuntiknya. Selain itu, anak-anak juga terlihat bosan selama dirawat, terlihat rewel
dan jarang melakukan aktivitas seperti bermain. Fenomena yang terjadi di ruang rawat inap
anak lantai 4, maka penulis tertarik untuk memberikan terapi bermain untuk mengatasi
kecemasan yang dialami anak dan efek hospitalisasi.

B. TUJUAN
 Tujuan Umum
Setelah mendapatkan terapi bermain selama 30 menit agar dapat mengurangi rasa
takut atau cemas pada anak akibat hospitalisasi serta membantu mencapai tugas
perkembangan secara optimal sesuai tahap perkembangan walaupun dalam kondisi
sakit.
 Tujuan Khusus
a) Bersosialisasi dengan perawat baru
b) Menyalurkan energi anak
c) Mengembangkan kreativitas anak
d) Meningkatkan motivasi anak untuk sembuh dari penyakitnya
e) Meningkatkan kognitif anak
f) Meningkatkan adaptasi anak secara efektif terhadap kecemasan
karena penyakit yang diderita dan efek hospitalisas (menggunakan visual
analogue scale)

C. METODE DAN MEDIA


a) Metode
1. Bermain bersama dengan mewarnai gambar binatang dan menggunakan
puzzle
2. Mendengarkan tanggapan anak/tanya jawab
b) Media
1. Gambar binatang (lembar kertas)
2. Puzzle
3. Hadiah

D. KEGIATAN
 Pengorganisasian kegiatan
Pembagian tugas :
1) Peran Leader
- Mengkoordinasi seluruh kegiatan
- Memimpin jalannya terapi bermain dari awal hingga berakhirnya terapi, dimulai
dengan menjelaskan prosedur bermain dan memimpin perkenalan
- Membuat suasana bermain agar lebih tenang dan kondusif.
2) Co Leader
- Membantu leader mengkoordinasi seluruh kegiatan
- Mengingatkan leader jika ada kegiatan yang menyimpang
- Membantu memimpin jalannya kegiatan
- Menggantikan leader jika terhalang tugas
3) Fasilitator
- Memotivasi anak agar dapat kooperatif dalam permainan yang akan dilakukan
- Membimbing dan mengarahkan anak
- Fasilitator bertugas sebagai pemandu dan memotivasi anak agar dapat kooperatif
dalam permainan yang akan dilakukan.
- Mengatur posisi kelompok dalam lingkungan untuk melaksanakan kegiatan
- Membimbing kelompok selama permainan
4) Observer
- Mengevaluasi proses kegiatan berlangsung
- Mengevaluasi efek terapi bermain terhadap anak menggunakan VAS (visual analogue
scale) untuk mengevaluasi tingkat kecemasan, ketakutan dan nyeri anak.

- Melaporkan hasil pengamatan pada leader dan semua angota kelompok dengan
evaluasi kelompok
 Setting tempat

Keterangan :
: Leader
: Co leader
: Peserta
: Fasilitator
: Observer
: Orangtua
 Pelaksanaan Kegiatan
a) Persiapan Kegiatan
Persiapan sebelum kegiatan terapi bermain dilakukan adalah:
 Menentukan pasien
 Menyiapkan tempat dan media kegiatan
 Menyiapkan anak dan orang tua
 Mengatur posisi peserta dan perawat terapis
b) Pelaksanaan Kegiatan
No Waktu Terapis Anak
1 5 Pembukaan:
menit 1. Co leader membuka dan Menjawab salam
mengucapkan salam
2. Memperkenalkan diri Mendengarkan
3. Memperkenalkan pasien Mendengarkan
4. Kontrak waktu dengan anak
5. Mempersilahkan leader
6. Observer mengobservasi anak Mendengarkan
sebelum kegiatan untuk
mengevaluasi perbedaannya setelah
kegiatan selesai
2 20 Kegiatan Bermain:
menit 1. Leader menjelaskan cara bermain Mendengarkan
2. Menanyakan pada anak, anak mau Menjawab pertanyaan
bermain atau tidak
3. Membagikan permainan Menerima permainan
4. Leader, co leader, dan fasilitator Bermain
memotivasi anak
5. Observer mengobservasi anak
6. Menanyakan perasaan anak Mengungkapkan perasaan
3 5 Penutup:
menit 1. Leader menghentikan permainan Selesai bermain
2. Menanyakan perasaan anak Mengungkapkan perasaan
3. Menyampaikan hasil permainan Mendengarkan
4. Memberikan hadiah pada anak Senang
berupa puzzle dan snack
5. Menanyakan perasaan anak Mengungkapkan perasaan
6. Co leader menutup acara Mendengarkan
7. Mengucapkan salam Menjawab salam

E. EVALUASI
1. Evaluasi Struktur
a. Alat yang digunakan disesuaikan dengan tahap tumbuh kembang pasien lengkap
b. Klien baik pasien dan keluarga turut hadir dan atau berpartisipasi dalam kegiatan
terapi bermain
c. Penyelenggaraan terapi bermain dilakukan di bed pasien
d. Kegiatan dilaksanakan sesuai dengan yang direncanakan
2. Evaluasi proses
a. Klien berpartisipasi aktif terhadap terapi bermain yang dilakukan
b. Klien tidak rewel, menangis, ataupun meminta untuk menghentikan terapi
bermain yang dilakukan
c. Semua anggota kelompok dapat bekerja sama dan bekerja sesuai tugasnya
3. Evaluasi Hasil
Klien anak melakukan dan mengikuti terapi bermain dengan hasil sesuai dengan
tahapan tumbuh kembang. Orang tua juga menyatakan memahami hasil terapi
bermain yang dilakukan anaknya dan merasa sangat senang dengan adanya terapi
bermain.

F. LAMPIRAN
1. Daftar Presensi Peserta Terapi Bermain
Tanda
N Jenis Diagnosa
Nama Anak Usia Tangan
o Kelamin Medis
Orangtua
1 Rafa L 3 tahun Thypoid Fever
2. Dokumentasi Kegiatan Terapi Bermain
3. Surat Keterangan Pelaksanaan Terapi Bermain

Anda mungkin juga menyukai