Anda di halaman 1dari 12

PROPOSAL TERAPI BERMAIN ANAK BOTTLE BOWLING

DI RUANG DADAP SEREP


RSUD PANDAN ARANG BOYOLALI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Stase Keperawatan Anak

Disusun Oleh :
Anisa Sulistyaningrum (J230165087)
Edita Pusparatri (J230165081)
Rieh Firdausi (J230165082)

PROGRAM PROFESI NERS


FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
2017
PROPOSAL TERAPI BERMAIN ANAK BOTTLE BOWLING
DI RUANG MELATI II RUMAH SAKIT DOKTER MOEWARDI
SURAKARTA

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Stase Keperawatan Anak

Disusun oleh:

Nurul Puji Astutik ( J230170064)


Reni Desi Susanti (J230170038)
Yulida Armila Sari (J230170041)

PROGRAM STUDI PROFESI NERS FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

2017

1
PROPOSAL TERAPI BERMAIN ANAK BOTTLE BOWLING

A. Latar Belakang
Hospitalisasi adalah suatu keadaan krisis pada anak, dan hospitalisasi
pada anak merupakan salah satu masalah yang dapat menyebabkan trauma,
cemas, marah, sedih, takut dan rasa nyeri yang efeknya dapat mengganggu
tugas perkembangan anak. Saat anak sakit dan dirawat di Rumah Sakit, anak
berusaha untuk beradaptasi dengan lingkungan asing dan baru yaitu Rumah
Sakit, sehingga kondisi tersebut menjadi faktor stressor bagi anak, sehingga
meskipun anak berada di rumah sakit masih tetap diperlukan stimulasi
tumbuh kembang untuk membantu anak tetap mampu menyelesaiakan tugas
perkembangannya sehingga tidak mengganggu proses tumbuh kembang anak
selanjutnya (Santrock, 2007).
Salah satu upaya yang dilakukan untuk meminimalkan pengaruh
hospitalisasi pada anak yaitu dengan melakukan kegiatan bermain. Bermain
adalah kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh kepuasan.
Aktivitas bermain merupakan suatu kegiatan yang menyenangkan bagi anak,
meskipun hal tersebut tidak menghasilkan komoditas tertentu. Tujuan dari
terapi bermain yaitu merangsang perkembangan anak sensorik, intelektual,
sosial, kreatifitas, kesadaran diri dan bermain secara optimal. Dalam kondisi
sakit atau dirawat di rumah sakit, aktifitas bermain ini tetap perlu
dilaksanakan disesuaikan dengan kondisi anak (Hockenberry et all., 2008).
Anak yang dirawat di rumah sakit akan mudah mengalami krisis dan
masalah seperti anak fokus terhadap sakitnya dan berkurangnya waktu
bermain dengan teman sebayanya, dan anak mempunyai sejumlah
keterbatasan dalam mekanisme koping.
Sesuai dengan hasil observasi yang telah dilakukan di ruang Melati II
RS Dr. Moewardi terdapat beberapa pasien yang memasuki usia pra sekolah.
Pengalaman intrusif seperti pemeriksaan telinga atau mulut atau pemeriksaan
suhu rektal merupakan prosedur yang sangat mencemaskan dan toddler
bereaksi sama kerasnya dengan prosedur yang menyakitkan. Anak dalam

2
kelompok usia ini terus bereaksi dengan kemarahan emosional yang kuat dan
resistensi fisik terhadap pengalaman nyeri baik yang aktual maupun yang
dirasakan. Perilaku yang mengindikasikan nyeri antara lain, meringis
kesakitan, mengatupkan gigi dan atau bibir, membuka mata lebarlebar,
mengguncang-guncang, menggosok-gosok, dan bertindak agresif, seperti
menggigit, menendang, memukul atau melarikan diri
Sesuai dengan hasil observasi yang telah dilakukan di ruang Melati II
RS Dr. Moewardi terdapat beberapa pasien yang memasuki usia todler.
Pengalaman intrusif seperti pemeriksaan telinga atau mulut atau pemeriksaan
suhu rektal merupakan prosedur yang sangat mencemaskan dan toddler
bereaksi sama kerasnya dengan prosedur yang menyakitkan. Anak dalam
kelompok usia ini terus bereaksi dengan kemarahan emosional yang kuat dan
resistensi fisik terhadap pengalaman nyeri baik yang aktual maupun yang
dirasakan. Perilaku yang mengindikasikan nyeri antara lain, meringis
kesakitan, mengatupkan gigi dan atau bibir, membuka mata lebarlebar,
mengguncang-guncang, menggosok-gosok, dan bertindak agresif, seperti
menggigit, menendang, memukul atau melarikan diri.
Melihat dari beberapa penjelasan diatas maka kelompok tertarik untuk
melaksanakan terapi bermain yang berjudul bottles bowling. Setelah anak
mengikuti terapi bermain bottles bowling diharapkan anak dapat
bersosialisasi dan dapat mengekspresikan perasaannya selama di rawat di
rumah sakit, meningkatkan perkembangan kognitif dan afektif dalam
berhitung, meningkatkan daya konsentrasi, melanjutkan tumbuh kembang
anak, serta meminimalkan hospitalisasi pada anak, meningkatkan koordinasi
ketajaman mata dan tangan.

B. Karakteristik Peserta
Kegiatan bermain ini diikuti peserta dengan kriteria sebagai berikut :
1. Kriteria inklusi
1) Anak usia pra sekolah (3-4 tahun)
2) Suhu tubuh 360-370 C

3
3) Tidak bedrest
4) Tidak ada gangguan penglihatan ganda
2. Kriteria eksklusi
1) Anak dengan kondisi lemah dan tidak diizinkan untuk bangun dari
tempat tidur.
2) Mengalami gangguan penglihatan.

C. Tujuan
1. Tujuan umum dari permainan ini adalah :
Setelah mengikuti program bermain diharapkan anak dapat bersosialisasi
dan dapat mengekspresikan perasaannya selama di rawat di rumah sakit,
meningkatkan perkembangan kognitif dan afektif dalam berhitung,
meningkatkan daya konsentrasi peserta, melanjutkan tumbuh kembang
anak, serta meminimalkan hospitalisasi pada anak.

2. Tujuan khusus dari permainan ini adalah:


Meningkatkan koordinasi ketajaman mata dan tangan peserta : dengan cara
merobohkan susunan botol plastik dengan menggulirkan bola.

D. Media
1. Botol plastik kosong dengan ukuran 600 ml sebanyak 24 buah.
2. Bola karet ukuran sedang sebanyak 6 buah
3. White Board untuk papan scoring dan spidol

E. Metode Permainan
Jenis permainannya adalah bottle bowling. Anak diberikan
kesempatan untuk belajar mengontrol diri, mengatasi kecemasan maupun
kemarahan yang disebabkan oleh kejenuhan dan tindakan invasive selama
dirawat di rumah sakit. Permainan ini dilakukan pada anak usia pra sekolah
(3-5 tahun). Waktunya permainan ini adalah selama 20 menit.

4
Metode yang dilakukan adalah demonstrasi secara langsung yang
dilakukan oleh anak sesuai dengan instruksi yang diberikan, dengan langkah-
langkah :
1. Menyusun botol plastik dalam formasi piramida seperti susunan bowling
pada umumnya.
2. Anjurkan anak untuk merobohkan formasi botol plastik dengan
menggulirkan bola kearah susunan botol plastik tersebut.
3. Kemudian skoring dengan berhitung bersama anak berapa botol yang
berhasil dirobohkan.

Tabel Skoring untuk menilai permainan bowling botol


An. 1 An. 2 An. 3 Total Skoring
Ronde 1
Ronde 2
Ronde 3

Keterangan : Setiap ronde 2 kali lemparan bola.


F. Setting Tempat
1. Hari/Tanggal : Jumat, 25 Agustus 2017
2. Waktu : 10.00 WIB
3. Tempat : Ruang Melati II, RS Dr. Moewardi Surakarta

Ruang Bermain

5
Keterangan :

: Fasilitator/observer : Peserta

: Leader : Orang Tua Peserta

G. Rencana Kegiatan

No. Kegiatan Waktu Subyek Terapi

1. Persiapan:
- Menyiapkan ruangan
- Menyiapkan alat 5 menit
- Menyiapkan anak dengan
keluarga
2. Proses:
- Membuka proses terapi 5 menit Menjawab salam
bermain dengan mengucap Memperkenalkan diri
salam, memperkenalkan diri
- Menjelaskan kepada anak dan 5 menit
keluarga tentang tujuan dan
manfaat bermain
- Menjelaskan cara bermain 10 menit
- Mengajak anak bermain 20 menit Mengajak anak bermain
- Mengevaluasi respon anak dan 5 menit bersama dengan antusias
keluarga dan mengungkapkan
perasaannya

3. Penutup 5 menit Memperhatikan dan


- Menyimpulkan menjawab salam
- Mengucapkan salam

6
H. Susunan Pelaksana
1. Leader : Nurul Puji Astutik
Tugas :
a. Membuka acara
b. Menjelaskan tentang peraturan bermain
c. Memimpin jalannya permainan
d. Memberi semangat kepada anak
e. Menciptakan suasana menjadi meriah
f. Mengambil keputusan
2. Fasilitator : Reni Desi Susanti
Tugas :
a. Memfasilitasi peserta selama permainan berlangsung.
b. Mendampingi anak selama bermain
c. Memberikan semangat dan motivasi
d. Mengamati dan mengevaluasi permainan
e. Mengamati tingkah laku anak
3. Observer : Yulida Armila Sari
Tugas :
a. Mengobservasi jalannya terapi bermain
b. Mengobservasi perilaku semua anggota kelompok
terapi bermain
c. Menyampaikan hasil terapi bermain.
d. Memberikan penilaian terhadap terapi bermain

7
DAFTAR PUSTAKA

Adriana, D. (2011). Tumbuh Kembang dan Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta :
Salemba Medika

Hockenberry, M., Wilson, D., Winkelstein, M., Donna, L., Schwartz, P. (2008).
Wong Buku Ajar Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC

Santrock, J. W. (2007). Perkembangan Anak. Edisi 11. Jakarta : Erlangga

Hart, R., Mather, P.L., Slack, J.F., Powell, M.A. (1992).Therapeutic Play
Activities for Hospitalized Children. USA : Mosby Year Book

8
30 cm 30 cm

2 meter

Posisi peserta

9
LAPORAN KEGIATAN

TERAPI BERMAIN MEWARNAI GAMBAR

A. PENDAHULUAN

Telah dilakukan terapi bermain di ruang anak Melati II RS Dr. Moewardi

Surakarta, dengan permainan terapi bermain mewnai gambar pada anak

berusia 4-5 tahun dengan didampingi ibunya. Kegiatan terapi bermain

dilaksanakan pada hari Senin, 21 Agustus 2017 pukul 10.00-11.00 WIB.

B. ACARA

1. Pembagian Tugas

a. Leader : Nurul Puji Astutik

b. Fasilitator : Reni Desi Susanti

c. Observer : Yulida Armila Sari

2. Kegiatan

Kegiatan terapi bermain ini dimulai pada pukul 10.00-11.00 WIB dengan

acara persiapan yaitu menyiapkan ruangan, menyiapkan alat, menyiapkan

anak dengan keluarga. Kemudian Prosesnya dimulai dengan membuka

terapi bermain dengan mengucap salam dan memperkenalkan diri,

menjelaskan kepada anak dan keluarga tentang tujuan dan manfaat

bermain, menjelaskan cara bermain, mengajak anak bermain,

mengevaluasi respon anak dan keluarga. Kemudian penutupan diisi

dengan menyimpulkan dan mengucapkan salam.

10
C. KENDALA

Pada pelaksanaan terapi bermain mewarnai gambar, terdapat beberapa anak

yang tidak mau ketika diajak untuk melakukan terapi bermain.

D. KELEBIHAN

1. Leader menjelaskan kepada anak dan keluarga tentang tujuan dan manfaat

terapi bermain dan menjelaskan cara bermain dengan baik.

2. Fasilitator mengajak anak bermain dengan baik.

3. Observer mengevaluasi jalannya acara dengan baik.

4. Peserta terapi bermain kooperatif.

5. Peserta terapi bermain antusias dalam melaksanakan permainan bottles

bowling.

E. EVALUASI

1. Peserta terapi bermain mengikuti secara aktif.

2. Struktur acara berlangsung dengan perencanaan.

3. Peserta terapi bermain sangat antusias dan kooperatif

4. Mahasiswa dapat menyediakan media sesuai dengan yang dibutuhkan.

5. Peserta mengikuti terapi bermain sampai akhir acara.

11

Anda mungkin juga menyukai