STASE : KDP
A. 1. Pasien
Nama : Sdr. F
Usia : 21 Tahun
Pendidikan : STM
Pekerjaan :-
A. 2. Penanggung Jawab
Usia : 40 Tahun
Pendidikan : SMP
Pekerjaan :
Sebelum masuk rumah sakit pasien tidak pernah tidur siang, hanya beristirahat
dengan menonton TV dan bermain game saja. Pasien mengatakan bahwa hanya
tidur pada malam hari selama 6-7 jam tanpa membutuhkan bantuan tidur.
Saat ini pasien mengatakan bahwa sudah beberapa hari tidak dapat tidur
dengan nyenyak dan sering terbangun baik siang atau malam hari. Pasien
mengatakan bahwa hanya bisa tertidur sekitar 2 jam dalam sehari, hal tersebut
disebabkan karena lingkunan yang ramai dan kondisi sakit yang dialaminya.
DS :
DO :
- Tanda-tanda Vital :
Saat Pengkajian
Jumlah jam tidur siang -
Jumlah jam tidur malam 2 jam
Kebiasaan pengantar tidur -
Penggunaan obat tidur -
Kesulitan tidur : menjelang tidur, Pasien kesusahan untuk tidur dan
mudah/sering tetbangun, merasa mudah bangun, merasa lelah saat
tidak segar saat bangun bangun tidur
Gangguan lingkungan Lingkungan ramai
LAB :-
THORAX :-
USG :-
B.4. PRNGOBATAN
INJEKSI :
OBAT :-
C. TINDAKAN
Untuk memenuhi kebutuhan dasar pada gangguan pola istirahat dan tidur yang dialami
oleh Sdr. F. perawat melakukan tindakan :
1. Mengobservasi keadaan pasien, TTV, pola istirahat dan tidur pasien sebelum dan
selama sakit
3. Melakukan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pentingnya tidur bagi
kesehatan, menjelaskan mengenai prosedur distraksi dengan musik.
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
D. PEM BAHASAN
WHAT :
Observasi dilakukan untuk mendapatkan data yang spesifik dari informasi dan
keadaan pasien. Dari hasil observasi yang dilakukan pada hari Sabtu, 15 Juli 2017
didapatkan hasil : tekanan darah : 110/80 mmHg, nadi : 80x/menit, RR : 20x/menit,
suhu : 37,10C, pasien terlihat lemas, kantung mata terlihat kehitaman, pasien
mengatakan kesusahan untuk tidur, tidur hanya 2 jam dan sering terbangun.
Terapi musik adalah materi yang mampu mempengaruhi kondisi seseorang baik
fisik maupun mental. Musik memberi rangsangan pertumbuhan fungsi fungsi otak
seperti fungsi ingatan, belajar, mendengar, berbicara, serta analisis intelek dan fungsi
kesadaran. Menurut Federasi Terapi Musik Dunia (WMFT), terapi musik adalah
penggunaan musik dan elemen musik (suara, irama, melodi, dan harmoni) oleh
seseorang terapis musik yang telah memenuhi kualifikasi, terhadap klien atau kelompok
dalam proses membangun komunikasi, meningkatkan relaksasi interpersonal, belajar,
meningkatkan mobilitas, mengungkapkan ekspresi, menata diri atau untuk mencapai
berbagai tujuan terapi lainnya ( Utomo, 2013).
WHY :
Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh semua
orang, dan dapat mengalami perubahan. Perubahan ini tergantung pada status fisiologis,
psikologis, dan lingkungan fisik klien. Kualitas dan kuantitas tidur seseorang
dipengaruhi oleh penyakit, lingkungan, gaya hidup, kecemasan, alcohol, obat-obatan
dan diet. Untuk dapat berfungsi secara normal, maka setiap orang memerlukan
kebutuhan istirahat tidur yang cukup. Pada kondisi istirahat dan tidur, tubuh melakukan
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
proses pemulihan untuk mengembalikan stamina tubuh hingga berada dalam kondisi
yang optimal (Apriyani, 2012).
Menurut Jehan, dkk (2015) faktor yang berperan dalam terjadinya gangguan tidur
meliputi gejala vasomotor, perubahan tingkat hormon reproduksi, kelainan ritme
sirkardian, gangguan mood, kondisi medis yang berlanjut dan gaya hidup. Penggunaan
metalonin eksogen dapat menginduksi mengantuk dan tidur, sehingga dapat
memperbaiki gangguan tidur dan menjadikan peningkatan yang efektif dalam kualitas
waktu tidur seseorang.
Banyak terapi yang dapat digunakan untuk mengatasi gangguan tidur yang terdiri
dari terapi farmakologi dan non farmakologi. Terapi non farmakologi untuk mengatasi
gangguan tidur yaitu terapi pengaturan diri, terapi psikologi, dan terapi relaksasi. Terapi
pengaturan diri dilakukan untuk mengatur jadwal tidur penderita mengikuti irama
sikardian tidur normal penderita dan penderita harus disiplin mengatur jadwal tidurnya.
Terapi psikologi ditujukan untuk mengatasi gangguan jiwa atau stress berat yang
menyebabkan penderita sulit tidur. Terapi relaksasi dilakukan dengan relaksasi nafas
dalam, relaksasi otot progresif, latihan pasrah diri, terapi musik dan aromaterapi.
Penggunaan terapi musik ditentukan oleh intervensi musikal dengan maksud
memulihkan, merelaksasi, menjaga, memperbaiki emosi, fisik, psikologis dan kesehatan
dan kesejahteraan. Musik dapat menurunkan aktivitas sistem saraf simpatik serta
kecemasan, denyut jantung, laju pernafasan, dan tekanan darah yang berkontribusi pada
perbaikan kualitas tidur (Stanley, 1986, Good et al., 1999, Salmon et al., 2003 dalam
Harmat, Takcs, and Bodizs, 2007 dalam Layli, 2015)
Menurut Djohan 2006 dalam Layli 2015, musik memiliki efek membantu untuk
menenangkan otak dan mengatur sirkulasi darah. Musik dapat menurunkan aktivitas
sistem saraf simpatik serta kecemasan, denyut jantung, laju pernafasan, dan tekanan
darah yang berkontribusi pada perbaikan kualitas tidur. Musik instrumental adalah suatu
cara penanganan penyakit (pengobatan) dengan menggunakan nada atau suara yang
semua instrument musik dihasilkan melalui alat musik disusun sedemikian rupa
sehingga mengandung irama, lagu dan keharmonisan. Mekanisme kerja musik
instrumental untuk relaksasi rangsangan atau unsur dan nada masuk ke canalis
auditorius di hantar sampai thalamus sehingga memori dari sistem limbik aktif secara
otomatis mempengaruhi saraf otonom yang disampaikan ke thalamus dan kelanjar
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
hipofisis dan muncul respon terhadap emosional melalui feedback ke kelenjar adrenal
untuk menekan pengeluaran hormon stress sehingga seseorang menjadi rileks. Menurut
Jespersen, 2012 penggunaan terapi musik instrumental untuk menurunkan tingkat
insomnia pada seseorang adalah untuk mengurangi resiko penggunaan farmakoterapi
yang efek sampingnya sangat negatif.
Musik dapat menginduksi tidur merangsang gelombang otak yang lebih tinggi
pada gelombang otak delta dibandingkan jenis lain dari musik atau tidak diberi musik
sama sekali. Orang yang mendengarkan musik dengan musik yang santai melalui
gelombang otak delta dapat mempromosikan tidur yang nyenyak (KK Park, 2007 dalam
Ryu, Park & Park, 2011). Musik terutama dapat merelaksasi dengan mengurangi
kecemasan, yang bisa memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas tidur
(Layli, 2015)
Efek yang signifikan dari mendengarkan musik pada gangguan kualitas tidur telah
ditemukan di berbagai populasi seperti anak-anak, siswa, orang dengan masalah medis
(nyeri punggung, pasien nyeri pasca operasi, orang tua dengan masalah tidur, dan
orang-orang dengan masalah tidur karena tekanan psikologis (Jespersen, 2012).
WHEN :
HOW :
Terapi musik dapat dilakukan dimana saja sesuai dengan keinginan pasien dan
dalam keadaaan pasien terbaring. Anjurkan pasien untuk tarik nafas dalam melaui
hidung dan menghembuskan nafas pelan-pelan melalui mulut. Usahakan suara (volume)
musik yang digunakan tidak terlalu keras atau lemah, intinya volume tersebut dapat
membuat penderita merasa nyaman dan membuat berkonsentrasi penuh. Waktu yang
digunakan 30 menit yang dibagi menjadi distraksi dan stimulus. Stimulus sekitar 15
sampai 20 menit, distraksi sekitar 10 sampai 15 menit. Dianjurkan pada pasien
mendengarkan musik intrumental, pasien dianjurkan mendengarkan dengan penuh
perhatian dan kesadaran bahwa musik dapat merasuk kedalam pikiran. Dengan
demikian harmoni dan irama musik instrumental dapat mendorong untuk bergairah,
mencapai titik relaksasi sehingga pasien dapat tertidur.
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA
DAFTAR PUSTAKA