Anda di halaman 1dari 8

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

NAMA MAHASISWA : RENI DESI SUSANTI

SHIF DINAS : SIANG

STASE : KDP

TEMPAT & RUANG : RS UMUM PANDAN ARANG & R. DAUN SIRIH

TANGGAL & JAM : 15 Juli 2017 & 13.40

A. IDENTITAS DIRI PASIEN

A. 1. Pasien

Nama : Sdr. F

Usia : 21 Tahun

Tanggal Pengkajian : 15 Juli 2017

Tanggal Dirawat : 12 Juli 2107

Alamat : Jatinom, Klaten

Pendidikan : STM

Pekerjaan :-

Diagnosa Medis : Refraktur Femur Dextra

A. 2. Penanggung Jawab

Nama : Tn. Wiratmo

Usia : 40 Tahun

Hubungan Dengan Pasien : Paman

Pendidikan : SMP

Pekerjaan :

Alamat : Jatinom, Klaten


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

B. DATA FOKUS/DATA SAAT INI

B.1. HASIL WAWANCARA DENGAN PASIEN & KELUARGA

Pasien mengatakan bahwa ia masuk RS karena terjatuh didalam kamar mandi.


Sebelumnya pasien sudah menjalankan operasi ORIF beberapa bulan yang lalu
tepatnya bulan Februari 2017. Karena terjatuh dikamar mandi akhirnya kondisi plat
bengkok dan tulang yang belum pulih maksimal mengalami kerusakan lagi.

Sebelum masuk rumah sakit pasien tidak pernah tidur siang, hanya beristirahat
dengan menonton TV dan bermain game saja. Pasien mengatakan bahwa hanya
tidur pada malam hari selama 6-7 jam tanpa membutuhkan bantuan tidur.

Saat ini pasien mengatakan bahwa sudah beberapa hari tidak dapat tidur
dengan nyenyak dan sering terbangun baik siang atau malam hari. Pasien
mengatakan bahwa hanya bisa tertidur sekitar 2 jam dalam sehari, hal tersebut
disebabkan karena lingkunan yang ramai dan kondisi sakit yang dialaminya.

B.2. PENGKAJIAN FISIK

DS :

- Pasien mengatakan suasana disekitar ruangan yang ramai membuatnya tidak


dapat tidur sehingga sering terbangun ketika sedang tidur.

- Pasien juga mengatakan kepalanya terasa berat

DO :

- Tanda-tanda Vital :

Tekanan Darah : 110/80 Nadi : 80x/menit

RR : 20x/menit suhu : 37,10C

- Pasien terlihat lemas, kantung mata tampak kehitaman

- Pasien tampak ngantuk dan sering menguap


PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

Saat Pengkajian
Jumlah jam tidur siang -
Jumlah jam tidur malam 2 jam
Kebiasaan pengantar tidur -
Penggunaan obat tidur -
Kesulitan tidur : menjelang tidur, Pasien kesusahan untuk tidur dan
mudah/sering tetbangun, merasa mudah bangun, merasa lelah saat
tidak segar saat bangun bangun tidur
Gangguan lingkungan Lingkungan ramai

B.3. PEMERIKSAAN PENUNJANG

LAB :-

THORAX :-

USG :-

B.4. PRNGOBATAN

INJEKSI :

Sabru, 15 Juli 2017 : Dexametason, Deketoprofen, Klaneksi

OBAT :-

C. TINDAKAN

Untuk memenuhi kebutuhan dasar pada gangguan pola istirahat dan tidur yang dialami
oleh Sdr. F. perawat melakukan tindakan :

1. Mengobservasi keadaan pasien, TTV, pola istirahat dan tidur pasien sebelum dan
selama sakit

2. Melakukan tindakan distraksi dengan musik ditempat tidur pasien

3. Melakukan edukasi kepada pasien dan keluarga mengenai pentingnya tidur bagi
kesehatan, menjelaskan mengenai prosedur distraksi dengan musik.
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

D. PEM BAHASAN

WHAT :

Observasi dilakukan untuk mendapatkan data yang spesifik dari informasi dan
keadaan pasien. Dari hasil observasi yang dilakukan pada hari Sabtu, 15 Juli 2017
didapatkan hasil : tekanan darah : 110/80 mmHg, nadi : 80x/menit, RR : 20x/menit,
suhu : 37,10C, pasien terlihat lemas, kantung mata terlihat kehitaman, pasien
mengatakan kesusahan untuk tidur, tidur hanya 2 jam dan sering terbangun.

Terapi musik adalah materi yang mampu mempengaruhi kondisi seseorang baik
fisik maupun mental. Musik memberi rangsangan pertumbuhan fungsi fungsi otak
seperti fungsi ingatan, belajar, mendengar, berbicara, serta analisis intelek dan fungsi
kesadaran. Menurut Federasi Terapi Musik Dunia (WMFT), terapi musik adalah
penggunaan musik dan elemen musik (suara, irama, melodi, dan harmoni) oleh
seseorang terapis musik yang telah memenuhi kualifikasi, terhadap klien atau kelompok
dalam proses membangun komunikasi, meningkatkan relaksasi interpersonal, belajar,
meningkatkan mobilitas, mengungkapkan ekspresi, menata diri atau untuk mencapai
berbagai tujuan terapi lainnya ( Utomo, 2013).

Edukasi dilakukan kepada pasien dan keluarga untuk menjelaskan manfaat


istirahat dan tidur, menjelaskan manfaat terapi musik dan prosedur yang akan
dilakukan. Edukasi ini diharapkan dapat membantu pasien dan keluarga sehingga
prosedur tindakan dapat berjalan dengan lancar dan agar terapi musik dapat dilakukan
secara mandiri oleh keluarga maupun pasien ketika diluar RS.

WHY :

Istirahat dan tidur merupakan kebutuhan dasar yang dibutuhkan oleh semua
orang, dan dapat mengalami perubahan. Perubahan ini tergantung pada status fisiologis,
psikologis, dan lingkungan fisik klien. Kualitas dan kuantitas tidur seseorang
dipengaruhi oleh penyakit, lingkungan, gaya hidup, kecemasan, alcohol, obat-obatan
dan diet. Untuk dapat berfungsi secara normal, maka setiap orang memerlukan
kebutuhan istirahat tidur yang cukup. Pada kondisi istirahat dan tidur, tubuh melakukan
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

proses pemulihan untuk mengembalikan stamina tubuh hingga berada dalam kondisi
yang optimal (Apriyani, 2012).

Menurut Jehan, dkk (2015) faktor yang berperan dalam terjadinya gangguan tidur
meliputi gejala vasomotor, perubahan tingkat hormon reproduksi, kelainan ritme
sirkardian, gangguan mood, kondisi medis yang berlanjut dan gaya hidup. Penggunaan
metalonin eksogen dapat menginduksi mengantuk dan tidur, sehingga dapat
memperbaiki gangguan tidur dan menjadikan peningkatan yang efektif dalam kualitas
waktu tidur seseorang.

Banyak terapi yang dapat digunakan untuk mengatasi gangguan tidur yang terdiri
dari terapi farmakologi dan non farmakologi. Terapi non farmakologi untuk mengatasi
gangguan tidur yaitu terapi pengaturan diri, terapi psikologi, dan terapi relaksasi. Terapi
pengaturan diri dilakukan untuk mengatur jadwal tidur penderita mengikuti irama
sikardian tidur normal penderita dan penderita harus disiplin mengatur jadwal tidurnya.
Terapi psikologi ditujukan untuk mengatasi gangguan jiwa atau stress berat yang
menyebabkan penderita sulit tidur. Terapi relaksasi dilakukan dengan relaksasi nafas
dalam, relaksasi otot progresif, latihan pasrah diri, terapi musik dan aromaterapi.
Penggunaan terapi musik ditentukan oleh intervensi musikal dengan maksud
memulihkan, merelaksasi, menjaga, memperbaiki emosi, fisik, psikologis dan kesehatan
dan kesejahteraan. Musik dapat menurunkan aktivitas sistem saraf simpatik serta
kecemasan, denyut jantung, laju pernafasan, dan tekanan darah yang berkontribusi pada
perbaikan kualitas tidur (Stanley, 1986, Good et al., 1999, Salmon et al., 2003 dalam
Harmat, Takcs, and Bodizs, 2007 dalam Layli, 2015)

Menurut Djohan 2006 dalam Layli 2015, musik memiliki efek membantu untuk
menenangkan otak dan mengatur sirkulasi darah. Musik dapat menurunkan aktivitas
sistem saraf simpatik serta kecemasan, denyut jantung, laju pernafasan, dan tekanan
darah yang berkontribusi pada perbaikan kualitas tidur. Musik instrumental adalah suatu
cara penanganan penyakit (pengobatan) dengan menggunakan nada atau suara yang
semua instrument musik dihasilkan melalui alat musik disusun sedemikian rupa
sehingga mengandung irama, lagu dan keharmonisan. Mekanisme kerja musik
instrumental untuk relaksasi rangsangan atau unsur dan nada masuk ke canalis
auditorius di hantar sampai thalamus sehingga memori dari sistem limbik aktif secara
otomatis mempengaruhi saraf otonom yang disampaikan ke thalamus dan kelanjar
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

hipofisis dan muncul respon terhadap emosional melalui feedback ke kelenjar adrenal
untuk menekan pengeluaran hormon stress sehingga seseorang menjadi rileks. Menurut
Jespersen, 2012 penggunaan terapi musik instrumental untuk menurunkan tingkat
insomnia pada seseorang adalah untuk mengurangi resiko penggunaan farmakoterapi
yang efek sampingnya sangat negatif.

Musik dapat menginduksi tidur merangsang gelombang otak yang lebih tinggi
pada gelombang otak delta dibandingkan jenis lain dari musik atau tidak diberi musik
sama sekali. Orang yang mendengarkan musik dengan musik yang santai melalui
gelombang otak delta dapat mempromosikan tidur yang nyenyak (KK Park, 2007 dalam
Ryu, Park & Park, 2011). Musik terutama dapat merelaksasi dengan mengurangi
kecemasan, yang bisa memberikan kontribusi terhadap peningkatan kualitas tidur
(Layli, 2015)

Terapi musik menigkatkan respon psikologikal karena pengaruhnya pada sistem


limbik. Fakta bahwa persepsi musik mengarah kepada pengalaman emosional yang
merupakan indikator bahwa sistem limbik yang terlibat dalam stimulus pengolahan
musik dan sistem ini dipengaruhi oleh lapangan musik dan irama (Chan, 2010).

Efek yang signifikan dari mendengarkan musik pada gangguan kualitas tidur telah
ditemukan di berbagai populasi seperti anak-anak, siswa, orang dengan masalah medis
(nyeri punggung, pasien nyeri pasca operasi, orang tua dengan masalah tidur, dan
orang-orang dengan masalah tidur karena tekanan psikologis (Jespersen, 2012).

WHEN :

Menurut seorang ahli dari pusat gangguan tidur di Amerika menyatakan


pemberian terapi musik yang diberikan 30 menit sampai satu jam setiap hari menjelang
waktu tidur, secara efektif untuk mengurangi gangguan tidur (Dhojan, 2006, dalam
Layli 2015).
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

HOW :

Terapi musik dapat dilakukan dimana saja sesuai dengan keinginan pasien dan
dalam keadaaan pasien terbaring. Anjurkan pasien untuk tarik nafas dalam melaui
hidung dan menghembuskan nafas pelan-pelan melalui mulut. Usahakan suara (volume)
musik yang digunakan tidak terlalu keras atau lemah, intinya volume tersebut dapat
membuat penderita merasa nyaman dan membuat berkonsentrasi penuh. Waktu yang
digunakan 30 menit yang dibagi menjadi distraksi dan stimulus. Stimulus sekitar 15
sampai 20 menit, distraksi sekitar 10 sampai 15 menit. Dianjurkan pada pasien
mendengarkan musik intrumental, pasien dianjurkan mendengarkan dengan penuh
perhatian dan kesadaran bahwa musik dapat merasuk kedalam pikiran. Dengan
demikian harmoni dan irama musik instrumental dapat mendorong untuk bergairah,
mencapai titik relaksasi sehingga pasien dapat tertidur.
PROGRAM STUDI PROFESI NERS
FAKULTAS ILMU KESEHATAN UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA

DAFTAR PUSTAKA

Apriyani (2012). Faktor-Faktor Yang Berhubungan Dengan Gangguan Pemenuhan


Kebutuhan Tidur Pasien Post Operasi di RSD HM Ryacudu Kotabumi. Jurnal
Keperawatan
Chan (2010). Effects Of Music On Depression And Sleep Quality In Elderly People : A
Randomised Controlled Trial : Science Direct
Jehan, dkk (2015). Sleep Disorders In Post Menopausal Woman. Journal of sleep isores &
therapy. OMICH Publishing Group.
Jespersen (2012). The Effect of Relaxation Music Listening on Sleep Quality in
Traumatized Refugees: A Pilot Study. Journal of Music Therapy. American Music
Therapy Association
Layli, dkk (2015). Efektifitas Pemberian Terapi Musik Instrument Terhadap Kualitas Tidur
Pasien Gagal Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisa. Idea Nursing Journal

Anda mungkin juga menyukai