Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN TERAPI BERMAIN PADA ANAK USIA 3-5 TAHUN

DIRUANG ANGGREK RSUD Dr. SOESELO


SLAWI

Disusunoleh:

1. ANUGRAH NUR AFFIYAN


2. DANI AGUNG NUGROHO
3. DENIS YULI. M
4. DIDIT KHUSNUL A
5. FITRIA MARPAUNG
6. ISTIANAH
7. LASTRI INDAH U.P
8. ITA MAFILINDA
9. RIANAWATI
10. RIZA IWAN ARIS

PROGRAM PROFESI NERS

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN

BHAKTI MANDALA HUSADA

SLAWI

2012
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH


Perawatan dan berkunjung ke rumah sakit merupakan pengalaman yang penuh stress
bagi anak. Meningkatnya ketakutan dan kecemasan merupakan respon emosional yang biasa
terjadi pada anak-anak yang dirawat di rumah sakit. Hal ini dipengaruhi oleh bermacam-
macam sebab, diantaranya keadaan dan beratnya penyakit, lingkungan rumah sakit, tenaga
kesehatan yang ada, khususnya tenaga keperawatan, sikap orang tua dan keluarga yang lain,
konsep anak tentang dirawat di rumah sakit, usia, dan jenis kelamin anak, dll.
Beberapa bukti ilmiah juga menunjukkan bahwa lingkungan rumah sakit itu sendiri
merupakan penyebab stress bagi anak. Anak merupakan media yang dapat mengekspresikan
perasaan tersebut sehingga anak mampu bekerja sama dengan petugas kesehatan selama
menjalani perawatan. Salah satu media yang paling efektif adalah melalui kegiatan bermain.
Dengan alat permainan memungkinkan untuk dapat menggali dan mengekspresikan perasaan
dan pikiran anak, mengalihkan perasaan nyeri dan relaksasi.

B. TUJUAN
Setelah dilakukan terapi bermain, diharapkan:
1. Anak merasa senang karena kebutuhannya terpenuhi
2. Rasa percaya anak pada perawat meningkat
3. Anak merasa tidak bosan atau jenuh selama proses hospitalisasi
4. Meningkatkan perkembangan sensorik motorik yang diperoleh melalui stimulasi.

C. SASARAN
Sasaran dalam terapi bermain ini adalah An. 3 - 5 tahun
BAB II
DESKRIPSI KASUS

A. KARAKTERISTIK SASARAN
Karakteristik sasaran dalam terapi ini adalah anak yang dirawat di rumah sakit ini, berusia 3 -
5 tahun, sudah kooperatif, dan kondisi anak sudah memungkinkan untuk diajak bermain.
B. ANALISA KASUS
Bagi anak yang dirawat dirumah sakit (mengalami hospitalisasi) merupakan sebuah stressor
baik bagi anak maupun keluarga. Meskipun hal ini merupakan keadaan fisiologis, namun
anak dan keluarga harus mampu mengatasi dan beradaptasi dengan kondisi tersebut agar
tidak terjadi krisis pada diri anak maupun keluarga. Anak usia sekolah biasanya menerima
keadaan masuk rumah sakit dengan sedikit ketakutan. Malahan diantaranya akan menolak
rumah sakit dan secara terbuka meronta tidak mau di rawat. Untuk itu perawat perlu
memberikan terapi bermain untuk mengatasi masalah hospitalisasi yang terjadi pada anak.

C. PRINSIP BERMAIN MENURUT TEORI


1. Aman, alat permainan tidak mengandung racun, tidak ada bagian yang tajam dan tidak
ada bagian yang mudah pecah.
2. Harus dapat dimainkan dengan berbagai variasi tetapi jangan terlalu sulit sehingga anak
tidak frustasi atau terlalau mudah sehingga anak menjadi bosan.
3. Sederhana tapi menarik
4. Alat permainan mudah diterima oleh semua kebudayaan karena bentuknya yang umum
5. Permainan menggunakan energi seminimal mungkin
6. Waktu permainan singkat
7. Mempertimbangkan kemiungkinan terjadinya infeksi silang
8. Tidak bertentangan dengan pengobatan anak
9. Alat disesuaikan dengan minat anak

D. KARAKTERISTIK PERMAINAN MENURUT TEORI


1. Pada usia 3 - 5 tahun, jenis permainannya yaitu stimulasi visual dengan membawa anak
ketempat yang berbeda misalnya ke pasar, atau kekebun binatang, memperlihatkan anak
gambar gambar berwarna terang dalam buku, mengajak bermain bola dan memperlihatkan
cara melempar bola.
2. Stimulasi pendengaran dengan menyembunyikan suara binatang tiruan atau dapat menunjuk
bagian tubuh dan menyebutkan.
3. Stimulasi sentuhan dengan membiarkan anak merasakan dingin, memberikan makanan yang
dapat dipegang dengan bentuk yang berbeda.
4. Stimulasi kinetik dengan memberikan anak mainan besar yang dapat ditarik ataupun
didorong untuk melatih berjalan misalanya kereta, sepeda.
5. Mainan yang dianjurkan: buku gambar terang dengan warna menyolok, cangkir sendok,
bola besar, boneka binatang-binatangan dengan bentuk yang berbeda, mainan yang dapat
didorong atau ditarik dll.

BAB III
METODOLOGI BERMAIN

A. DESKRIPSI PERMAINAN
Permainan ini menggunakan jenis permainan stimulasi yaitu stimulasi visual.

B. TUJUAN PERMAINAN
1. Mengurangi kejenuhan dan kecemasan anak dalam proses hospitalisasi.
2. Menstimulasi/merangsang kecerdasan otak
3. Merangsang daya imajinasi anak
4. Anak merasa senang
5. Mengembangkan kepercayaan diri anak.

C. KETERAMPILAN YANG DIPERLUKAN


1. Perawat mampu berkomunikasi dengan bahasa yang mudah dipahami oleh anak dan orang
tua
2. Perawat menguasai jenis bermainan yang akan dilakukan
3. Perawat harus mampu menciptakan suasana yang menyenangkan bagi anak

D. JENIS PERMAINAN
Bermain bola dan melempar bola
E. ALAT BERMAIN
Bola-bola kecil warna-warni,

F. PROSES BERMAIN
1. Fase orientasi
a. Mengucapakan salam terapeutik
b. Memperkenalkan diri
c. Menjelaskan tujuan
d. Meminta persetujuan pada orang orang tua dan anak
e. Kontrak waktu
2. Fase kerja:
a. Menjelaskan aturan permainan
b. Meminta ibu untuk selalu mendampingi anaknya
c. Menunjukkan alat/mainan yang akan digunakan
d. Memulai permainan dengan cara melepar bola
e. Member reinforcement atas keberhasilan anak
3. Fase terminasi
a. Merapikan alat
b. Berpamitan
c. Mengucapkan salam

G. WAKTU PELAKSANAAN
Hari : Jumat 16- November-2012
Waktu : Jam 10.30 wib
Tempat : Ruang anggrek RSUD dr SOESILO Slawi

H. HAL-HAL YANG PERLU DIWASPADAI


1. Kejenuhan anak dalam menyelesaikan permainan
2. Anak rewel

I. ANTISIPASI UNTUK MEMINIMALKAN HAMBATAN


Mengajak/melibatkan ibu dalam permainan
J. PENGORGANISASIAN
Perawat bertindak sebagi leader minta orang tua sebagai pendamping.
Keterangan:
B C
A: Perawat
A B: Klien
C: Ibu

K. SISTTEM EVALUASI
1. Evaluasi struktur
a. Tempat bermain telah disiapkan dan diatur sesuai dengan yang telah direncanakan
b. Peralatan untuk permainan telah disiapkan
c. Perawat siap memimpin permainan
2. Evaluasi proses
a. Anak bersikap kooperatif
b. Keluarga mendukung jalannya permainan
c. Anak aktif mengikuti permainan
3. Evaluasi hasil
a. Terjalinnya hubungan yang baik antara anak dan perawat
b. Anak merasa terhibur dengan permainan yang dilakukan
c. Anak mengembangkan kemampuan
BAB IV
PELAKSANAAN TERAPI BERMAIN

1. KONTRAK AWAL
Kontrak awal dengan keluarga penderita yaitu ibu klien dilakukan pada hari rabu 15-
Nov-2012. Kontrak yang dilakukan secara lisan meliputi waktu pelaksanaan kegiatan, materi
kegiatan dan persiapan lainnya yaitu keikutsertaan keluarga dalam terapi bermain. Kontrak
juga dilakukan dengan pembimbing klinik ruang anggrek untuk mendapatkan persetujuan dan
bimbingan selama pelaksanaan terapi bermain.

2. TAHAP ORIENTASI

Waktu pelaksanaan kegiatan terapi bermain dilakukan pada hari kamis 15-Nov-2012 pukul
10.30 WIB. Persiapan yang dilakukan yaitu menyiapkan tempat kegiatan yaitu di ruang tempat
tidur Ruang anggrek RSUD dr SOESILO Slawi. Ibu, klien dan mahasiswa duduk. Mahasiswa
mengawali dengan memperkenalkan diri kembali pada keluarga, mengulang kontrak yang telah
disepakati hari sebelumnya yaitu 30 menit sebelumnya. Tahap orientasi dilakukan selama 5
menit yang meliputi mengucapkan salam, perkenalan, menjelaskan tujuan, meminta
persetujuan, dan mengingatkan kontrak yang sudah disepakati.

3. TAHAP KERJA

Mahasiswa memulai tahap kerja dengan menjelaskan aturan permaian yang akan
dilakukan dan meminta ibu mendampingi anaknya. Berikutnya mahasiswa memberikan
alat/mainan yang akan digunakan yaitu bola plastik. Selanjutnya mahasiswa memulai terapi
bermain bersama klien yang didampingi ibu. Selama tahap kerja klien juga dilibatkan dalam
komunikasi dengan bahasa yang sederhana dan mudah dimengerti klien sehingga menunjukkan
penerimaan terhadap penjelasan dari mahasiswa. Klien kooperatif dan tidak rewel diajak
bermain bersama. Selama permainan mahasiswa memberikan reinforcement/pujian setiap klien
mau dan berhasil melakukan permainan. Fase kerja berlangsung ± 15 menit sesuai dengan
rencana yang ditetapkan.
4. TAHAP TERMINASI
Pada tahap terminasi mahasiswa mengakhiri kegiatan terapi bermain dengan
menyampaikan terima kasih atas partisipasinya dalam pelaksanaan terapi bermain dan menutup
dengan salam. Kegiatan terapi bermain selesai pukul 11.30 WIB.

5. EVALUASI
Klien mampu menyelesaikan permainan dengan melempar bola dengan sedikit
bantuan dari ibu dan mahasiwa. Klien tampak senang saat dilakukan terapi bermain.

BAB V

PENUTUP

Pada saat anak dirumah sakit dapat mengakibatkan berhentinya perkembangan normal pada anak dan
menimbulkan masalah-masalah baru yang berhubungan dengan ketakutan dan kecemasan, sehingga
perlu dikembangkan adanya terapi bermain selama anak dirawat di rumah sakit untuk meningkatkan
kedekatan dengan perawat dengan anak, mengurangi kecemasan dan ketakutan anak terhadap proses
perawatan dirumah sakit.
DAFTAR PUSTAKA

Donna L Wong, 2004, Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik, Jakarta: EGC.

Narendra, Sularso, 2002, Tumbuh kembang Anak dan Remaja, Jakarta: Sagung seto.

Pusdiknakes, 2000, Asuhan Kesehatan Anak dalam Konteks Keluarga, Jakarta: Depkes RI.

Soertjaningsih, 2001, Tumbuh Kembang Anak, Jakarta: EGC.

Anda mungkin juga menyukai