OLEH :
PROGRAM STUDI D3
UNIVERSITAS WIDYA HUSADA SEMARANG
2021
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Bayi adalah anak dengan rentang usia 0-12 bulan. Masa bayi merupakan
bulan pertama kehidupan kritis karena bayi akan mengalami adaptasi terhadap
lingkungan, perubahan sirkulasi darah, serta organ-organ tubuh mulai berfungsi
dan pada usia 29 hari sampai 12 bulan, bayi akan mengalami pertumbuhan
yang sangat cepat (Susilaningrum dkk ,2017).
Hospitalisasi atau perawatan rawat inap adalah proses yang direncanakan
atau darurat yang mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit untuk
menjalani terapi dan perawatan sampai anak dipulangkan ke rumah (Kuswanto
2019). Anak anak yang menjalankan hospitalisasi atau perawatan rawat inap
akan mengalami masalah sosial, psikologis dan pekembangan disebabkan oleh
diagnosa dan intervensi perawatan dan perubahan lingkungan social (Mucuk
and Cimke 2017). Selama anak menjalani hospitalisasi banyak kejadian yang
sering dialami anak dan keluarga seperti perasaan trauma dan stress sehingga
menimbulkan perasaan cemas, marah, sedih, takut dan merasa bersalah
(Safriani and Kurniawan 2018).
Kecemasan merupakan perasaan takut terhadap rangsangan internal dan
eksternal, lingkungan baru dan orang yang baru mengakibatkan anak merasa
asing sehingga emosi dan perilaku anak tidak stabil, lama perawatan yang
diberikan membuat anak menjadi rewel, ketakutan dan melakukan penolakan
terhadap tindakan keperawatan dan pengobatan yang diberikan sehingga akan
memperberat kondisi penyakit yang diderita anak (Dayati, Budiarti & Lestari,
2015).
Kondisi kecemasan yang dialami anak usia bayi dalam menghadapi
hospitalisasi tersebut harus segera ditangani, karena keterlambatan dalam
penanganan kecemasan ini akan berdampak tidak baik pada proses
kesembuhan anak. Hospitalisasi dapat menjadi suatu gangguan psikologi
terhadap anak dan anak menunjukkan reaksi adaptasi yang disebabkan oleh
stress. Kecemasan yang terus menerus dapat menghasilkan hormone yang
menyebabkan kerusakan pada seluruh tubuh termasuk kemampuan
menurunkan system imun.
Mengingat banyaknya dampak dari kecemasan pada anak dalam
menghadapi hospitalisasi, maka diperlukan media untuk mengungkapkan rasa
cemasnya, yaitu dengan terapi bermain, dan intervensi keperawatan yang dapat
digunakan untuk mengurangi kecemasan pada anak bayi adalah dengan terapi
bermain (Sa’idah, 2014).
Oleh karena sangat pentingnya kegiatan bermain terhadap tumbuh
kembang anak dan untuk mengurangi kecemasan akibat hospitalisasi maka
akan dilaksanakan terapi bermain pada anak usia bayi dengan cara menyusun
balok .
B. Tujuan
a. Tujuan umum
b. Tujuan khusus
C. Sasaran
DESKRIPSI KASUS
A. Karakter sasaran
1. Anak yang merasa cemas dan takut selama berada di instalasi keperawatan
anak
2. Anak yang belum dapat berkomunikasi dengan teman sebaya secara baik
3. Anak yang cemas dan takut akibat hospitalisasi
B. Prinsip bermain
1. Waktu Bermain
Waktu yang diperlukan untuk terapi bermain pada anak yang di rumah sakit
adalah 15-20 menit. Waktu tersebut dapat membuat kedekatan antara orang
tua dan anak serta tidak mengakibatkan anak kelelahan akibat bermain.
2. Mainan Harus Aman
.
5. Perlu Ketelibatan Orang Tua
METODOLOGI PERMAINAN
A. Deskripsi permainan
Bermain adalah salah satu aspek penting dari kehidupan anak dan
salah satu alat paling penting untuk menatalaksanakan stres karena
hospitalisasi menimbulkan krisis dalam kehidupan anak, dan karena situasi
tersebut sering disertai stress berlebihan, maka anak-anak perlu bermain
untuk mengeluarkan rasa takut dan cemas yang mereka alami sebagai alat
koping dalam menghadapi stress. Bermain sangat penting bagi mental,
emosional dan kesejahteraan anak seperti kebutuhan perkembangan dan
kebutuhan bermain tidak juga terhenti pada saat anak sakit atau anak di
rumah sakit
Dinamika secara psikologis menggambarkan bahwa selama anak
bermain dengan sesuatu yang menggunakan alat balok akan membantu anak
untuk menggunakan tangannya secara aktif sehingga merangsang motorik
kasarnya. Oleh karena sangat pentingnya kegiatan bermain terhadap tumbuh
kembang anak dan untuk mengurangi kecemasan akibat hospitalisai, maka
akan dilaksanakan terapi bermain pada anak usia 0-12 bulan dengan cara
menysun balok .
B. Tujuan permainan
1. Untuk melanjutkan tumbuh kembang yang normal pada saat sakit. Pada
saat sakit anak mengalami gangguan dalam petumbuhan dan
perkembangannya.
2. Mengekspesikan perasaan, keinginan dan fantasi serta ide-idenya.
Permainan adalah media yang sangat efektif untuk mengekspresikan
berbagai perasaan yang tidak menyenangkan.
3. Mengembangkan kreativitas dan permainan akan menstimulasi daya
pikir, imajinasi dan fantasinya untuk menciptakan sesuatu seperti yang
ada dalam fikirannya.
4. Dapat beradaptasi secara efektif terhadap stress karena sakit dan dirawat
di rumah sakit.
F. Proses bermain
O
1. 5 menit Pembukaan :
2. 15 menit Pelaksanaan :
1. Menjelaskan tata cara pelaksanaan
1. Memperhatikan
terapi bermain menyusun balok
kepada orang tua
2. Menyusun balok
2. Fasilitator mengawasi anak dan
memberikan motivasi kepada anak
3. Memberitahu anak bahwa waktu
3. Mendengarkan
yang diberikan telah selesai
4. Memberikan pujian terhadap anak
4. Memperhatikan
yang mampu menyusun balok
sampai selesai
Evaluasi :
1. Memotivasi orangtua untuk 1. Memeperhatikan
membiarkan anaknya aktif
2. Mengumumkan nama anak yang 2. Orangtua dan
dapat menyusun balok dengan Peserta senang
tinggi contoh Membagikan
reward kepada seluruh peserta
3. 5 menit Terminasi:
1. Memberikan motivasi dan pujian
1. Memperhatikan
kepada seluruh anak yang telah
mengikuti program terapi bermain
2. Mengucapkan terima kasih kepada 2. Gembira
G. Waktu pelaksanaan
Hari/Tanggal : Kamis , 18 November 2021
1. Anak Lelah
2. Anak bosan
J. Pengorganisasian
Leader:
Fasilitator:
Merisa Yuni Nur Alita
Linda Ivana
Observer:
Ajeng Febrianti
K. System Evaluasi
1. Evalusi Struktur
c. Tidak terdapat anak yang rewel atau malas untuk menyusun balok
3. Evaluasi Hasil
https://drive.google.com/file/d/1qsueGN6b4Qc143aOJwu2T_v5KGIMIQfU/view?
usp=drivesdk