Anda di halaman 1dari 12

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TERAPI BERMAIN (MENGENAL GAMBAR DAN WARNA)


DI RUANG ANAK TULIP II RSUD ULIN BANJARMASIN

Tanggal 05 – 10 Agustus 2019

Oleh:
Kelompok Ners B1
Ardani, S.Kep NIM. 1830913310051
Ernawati, S.Kep NIM. 1830913320039
Ledy Ovel Anggreny, S.Kep NIM. 1830913320029

PROGRAM PROFESI NERS ILMU KEPERAWATAN


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2019
LEMBAR PENGESAHAN
SATUAN ACARA PENYULUHAN
TERAPI BERMAIN (MENGENAL GAMBAR DAN WARNA)
DI RUANG ANAK TULIP II RSUD ULIN BANJARMASIN

Tanggal 05 – 10 Agustus 2019

Oleh:
Kelompok Ners B1
Ardani, S.Kep NIM. 1830913310051
Ernawati, S.Kep NIM. 1830913320039
Ledy Ovel Anggreny, S.Kep NIM. 1830913320029

Banjarmasin, Agustus 2019


Mengetahui,
Pembimbing Akademik Pembimbing Lahan

Windy Yuliana B, Ns.,M. Biomed Monalisa, S.Kep.,Ns


NIK. 1990 2014 1 152 NIP. 19810421 200701 2 02
I. PENDAHULUAN
Hospitalisasi pada anak merupakan proses karena suatu alasan yang
berencana atau darurat mengharuskan anak untuk tinggal di rumah sakit
menjalani terapi dan perawatan sampai pemulangan kembali kerumah
(Supartini, 2004). Selama proses tersebut, anak dapat mengalami berbagai
kejadian yang menunjukan pengalaman yang sangat trauma dan penuh
dengan stress. Hospitalisasi merupakan salah satu penyebab stress baik pada
anak maupun keluarganya, terutama disebabkan oleh perpisahan dengan
keluarga, kehilangan kendali, perlukaan tubuh dan rasa nyeri (Nursalam,
2005).
Kehidupan masa kanak-kanak sangat berkesan dan merupakan dasar
kehidupan yang selanjutnya. Pasien anak yang dirawat mengalami
kecemasan akibat hospitalisasi. Saat anak dirawat di rumah sakit
(hospitalisasi) memaksa anak untuk berpisah dari lingkungan yang
dirasakannya aman, penuh kasih sayang, dan menyenangkan, yaitu
lingkungan rumah, permainan, dan teman sepermainannya. Perawatan di
rumah sakit sering kali dipersepsikan anak sebagai hukuman sehingga anak
akan merasa malu, bersalah, atau takut. Oleh karena itu, hal ini
menimbulkan reaksi agresif dengan marah dan berontak, ekspresi verbal
dengan mengucapkan kata-kata marah, tidak mau bekerja sama dengan
perawat, apabila kondisi itu terjadi maka akan mempengaruhi proses
perawatan saat di rumah sakit (Supartini, 2004).
Salah satu upaya untuk menurunkan kecemasan yaitu melalui kegiatan
terapi bermain. Permainan adalah satu dari aspek yang paling penting dalam
kehidupan seorang anak, dan merupakan salah satu cara yang paling efektif
untuk menghadapi dan mengatasi stres. Berdasarkan hal tersebut, walaupun
anak dalam kondisi sakit dan dirawat di rumah sakit, tetapi bermain perlu
dilaksanakan agar anak tidak merasa cemas. Untuk itu perlu diperhatikan
permainan yang sesuai dengan situasi dan kondisi yang ada. salah satunya
terapi memperkenalkan warna.
Warna merupakan unsur-unsur keindahan, karena dengan warna
semua akan menjadi indah. Menurut Sulasmi Darma Prawira dalam warna
sebagai salah satu unsur seni dan desain, (1989) mengemukakan warna
adalah “Salah satu keindahan dan desain selain unsur visual seperti garis,
bidang, bentuk nilai dan ukuran”. Teori warna menurut ilmu alam dan
pigmen dijelaskan bahwa warna dan ilmu alam terdiri dari dua unsur
spectrum (cahaya). Warna ada tiga spectrum yang mempunyai panjang yang
sama yaitu sinar merah, sinar kuning dan sinar biru. Tanggapan psikologis
untuk warna termasuk perubahan suasana hati dan perhatian (Engelbrecht &
Shabha dalam Nicola J. Pitchford and Kathy T. Mullen 2001). Otak
melepaskan hormon yang mempengaruhi suasana hati, kejernihan mental,
dan tingkat energi ketika warna ditularkan melalui mata (Engelbrecht, dalam
Kristi S. Gaines, Zane D. Curry, 2011). Baldwin (1989) menemukan bahwa,
pada anak-anak berusia 2 tahun lebih mungkin untuk mencocokkan benda
atas dasar bentuk (Kristi S. Gaines, Zane D. Curry, 2011).
Mengenalkan warna dapat menjadi salah satu media bagi perawat
untuk mampu mengenali tingkat perkembangan anak. Kemampuan
mengenal warna melalui proses pembelajaran ini dimaksudkan untuk
melihat kemampuan kognitif pada anak dalam hal mengenali warna. Dalam
proses pembelajaran anak akan dikenalkan pada warna dan diharapkan anak
dapat mengetahui warna melalui pengalaman belajarnya. Pemberian
intervensi ini akan memberikan efek relaksasi pada tubuh serta dapat
memberikan rangsang emosi pada system limbic, sehingga terjadi
pengontrolan perilaku maladatif di hipotalamus (Wong, Donna L. 2003).
Oleh karena itu, sangat pentingnya kegiatan bermain terhadap tumbuh
kembang anak dan untuk mengurangi kecemasan akibat hospitalisai, maka
akan dilaksanakan terapi bermain pada anak usia toddler dengan cara
mengenal warna.

II. TUJUAN
1. Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan terapi bermain pada anak di ruang anak Tulip II
RSUD Ulin Banjarmasin selama 30 menit, diharapkan dapat
menurunkan kecemasan pada anak.
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan terapi bermain satu (1) kali diharapkan anak
mampu:
a. Merasa tenang selama dirawat
b. Ketakutan dan kejenuhan selama dirawat di rumah sakit menjadi
berkurang
c. Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan
perawat
d. Mau melaksanakan anjuran dokter dan perawat
e. Menstimulasi perkembangan aspek kognitf, afektif dan
psikomotorik anak
f. Sarana untuk mengekspresikan perasaan dan pikiran anak

III. MANFAAT TERAPI BERMAIN


1. Memfasilitasi situasi yang tidak familiar
2. Membantu untuk mengurangi stress terhadap perpisahan
3. Memberi tempat distraksi dan relaksasi
4. Membantu anak untuk merasa aman dalam lingkungan yang asing
5. Memberikan cara untuk mengurangi tekanan dan untuk
mengekspresikan perasaan
6. Menganjurkan anak untuk berinteraksi dan mengembangkan sikap-
sikap yang positif terhadap orang lain
7. Memberikan cara untuk mengekspresikan ide kreatif dan minat
8. Memberi cara mencapai tujuan-tujuan terapeutik

IV. RENCANA KEGIATAN TERAPI BERMAIN


1. Jenis Program Bermain
Mengenal warna melalui media gambar buah-buahan dan binatang.
2. Karakteristik Bermain
a. Mengembangkan kognitif anak
b. Melatih kreativitas anak
c. Anak dapat lebih mengenal warna
d. meningkatkan ekspresi emosinal anak, termasuk pelepasan yang
aman dari rasa marah dan benci
3. Karakteristik Peserta
a. Usia 3 – 6 tahun
b. Jumlah peserta 4 orang anak dan didampingi orang tua
c. Keadaan umum anak mulai membaik
d. Peserta kooperatif
e. Tidak ada kontraindikasi untuk dilakukan permainan
4. Waktu dan Tempat Pelaksanaan
a. Hari/tanggal : Kamis, 08 Agustus 2019
b. Waktu :-
c. Tempat : Ruang Anak Tulip II RSUD Ulin Banjarmasin
5. Metode
Menebak warna melalui media gambar buah-buahan dan binatang dan
menyesuaikan warna sesuai gambar.
6. Alat yang Digunakan
Kertas bergambar buah-buahan dan binatang yang memiliki warna dan
kertas origami bewarna.
7. Struktur Organisasi dan Uraian Tugas
a. Struktur Organisasi
1) Leader : Ledy Ovel Anggreny, S.Kep
2) Fasilitator : Ernawati, S. Kep
3) Observer : Ardani, S. Kep
b. Uraian Tugas
1) Leader
 Menjelaskan tujuan bermain
 Mengarahkan proses kegiatan pada anak
 Menjelaskan aturan bermain pada anak
 Mengevaluasi perasaan anak setelah bermain
2) Fasilitator
 Menyiapkan alat-alat permainan
 Memberi motivasi kepada anak untuk mendengarkan apa
yang sedang dijelaskan
 Mempertahankan kehadiran anak
 Mencegah gangguan/hambatan terhadap anak baik luar
maupun dalam
3) Observer
 Mencatat dan mengamati respon anak selama terapi
bermain baik verbal maupun nonverbal
 Mencatat seluruh proses yang dikaji dan semua perubahan
perilaku anak selama terapi bermain
 Mencatat dan mengamati anak aktif dari program terapi
bermain

Terapis Waktu Subjek Terapi


Persiapan (Pra Interaksi) 5 menit Ruangan, alat-alat
Persiapan Pasien permainan, anak dan
a. Anak dan orang tua diberitahu keluarga sudah siap
tujuan bermain.
b. Melakukan kontrak waktu dan
tempat pelaksanaan.
c. Mengecek kesiapan dan kondisi
anak untuk bermain (anak tidak
mengantuk, anak tidak rewel,
kondisi anak memungkinkan
untuk diajak bermain, keadaan
umum anak membaik).
d. Bermain dapat dilakukan di
tempat tidur anak atau
duduk/disesuaikan dengan kondisi
anak.
Persiapan Peralatan
a. Menyiapkan alat dan bahan yang
diperlukan seperti kertas
bergambar buah-buahan, binatang
yang memiliki warna dan kertas
origami bewarna.
b. Mencek kembali kelengkapan
peralatan yang akan dipergunakan.
Pembukaan (Orientasi) 5 menit Anak dan keluarga
a. Mengucapkan salam. menjawab salam, anak
b. Memperkenalkan diri. saling berkenalan, anak
c. Anak yang akan bermain saling dan keluarga
berkenalan. memperhatikan terapis
d. Memanggil anak dengan nama
panggilan yang dia senangi.
e. Menjelaskan tujuan dan langkah-
langkah pelaksanaan kegiatan
terapi bermain dengan bercerita
pada orang tua/anak.
f. Memberi kesempatan pada anak
dan orang tua untuk bertanya
kalau ada hal yang belum jelas.
g. Menanyakan kesiapan anak
sebelum kegiatan dilakukan.
h. Meminta persetujuan (informed
consent) orang tua responden.
Tahap Kerja 15 menit Anak dan keluarga
a. Memberi petunjuk pada anak memperhatikan
tentang prosedur bermain. penjelasan terapis, anak
b. Memotivasi keterlibatan anak dan melakukan kegiatan yang
orang tua. diberikan oleh terapis,
c. Mempersilahkan anak untuk anak dan keluarga
memilih tempat duduk yang memberikan respon yang
disenangi. baik.
d. Anak mulai menebak warna
didampingi oleh orang tua anak,
leader dan fasilitator selama 10
menit.
e. Mengobservasi emosi dan
hubungan interpersonal anak.
f. Menanyakan perasaan anak
apakah sudah merasa bosan.
g. Memberi pujian ketika anak
berhasil mengikuti cerita sampai
akhir.
h. Meminta anak menunujukkan
wana apa yang diminta leader.
i. Memberikan Reward kepada anak.
j. Mengakhiri permainan.
Terminasi 5 menit Anak dan keluarga
a. Menanyakan perasaan anak tampak senang,
setelah bermain menjawab salam
b. Menanyakan perasaan dan
pendapat orang tua tentang
bermain dengan menebak warna.
c. Berpamitan dengan anak dan
orang tua.
d. Membereskan peralatan.
e. Mengembalikan alat ke tempat
semula.
f. Mencuci tangan.
g. Mencatat respon anak dan orang
tua.
8. Evaluasi yang Diharapkan
1) Evaluasi Struktur
 Kondisi lingkungan tenang, dilakukan ditempat tertutup dan
memungkinkan klien untuk berkonsentrasi terhadap kegiatan.
 Posisi tempat di tempat tidur anak.
 Anak sepakat untuk mengikuti kegiatan.
 Alat yang digunakan dalam kondisi baik.
 Leader, Fasilitator, observer berperan sebagaimana mestinya.
2) Evaluasi Proses
 Leader dapat mengkoordinasi seluruh kegiatan dari awal
hingga akhir.
 Leader mampu memimpin acara.
 Fasilitator mampu memotivasi anak dalam kegiatan.
 Fasilitator membantu leader melaksanakan kegiatan dan
bertanggung jawab dalam antisipasi masalah.
 Observer sebagai pengamat melaporkan hasil pengamatan
kepada leader yang berfungsi sebagai evaluator anak
 Anak mengikuti kegiatan yang dilakukan dari awal hingga
akhir.
3) Evaluasi Hasil
Anak mampu mengenal 2-3 warna gambar dengan kriteria
Penilaian:
a) Aspek kognitif
 Pengetahuan atau hafalan anak tentang warna, misal pisang
berwarna kuning.
 Pemahaman anak tentang gambar, contoh: mengerti bahwa
itu gambar apel.
b) Aspek afektif

 Anak dapat memberi respon rangsangan dari pembimbing.


Menyampaikan perasaan setelah melakukan kegiatan
misalnya, anak merasa gembira
 Anak menyatakan rasa senangnya misalnya, sangat senang
karena mendapatkan kertas bergambar
c) Aspek psikomotor
Anak mampu menyesuaikan warna pada kertas origami dengan
gambar buah-buahan dan binatang.
d) Aspek social
Anak dapat berinteraksi dengan ibu, teman sebaya dan
pembimbing.
DAFTAR PUSTAKA

Kristi S. Gaines, Zane D. Curry. The Inclusive Classroom:


The Effects of Color on Learning and Behavior. Journal of Family &
Consumer Sciences Education, 29(1), Spring/Summer 2011.
Mansur, Herawati. 2009. Psikologi Ibu dan Anak Untuk Kebidanan. Salemba
Medika. Jakarta
Nicola J. Pitchford and Kathy T. Mullen. Conceptualization of Perceptual
Attributes: A Special Case for Color. Journal of Experimental Child
Psychology 80, 289–314 (2001)
Nursalam. 2005. Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak (untuk Perawat dan
Bidan). Jakarta: Salemba Medika
Supartini, Yupi. 2004. Konsep Dasar Keperawatan Anak. Jakarta: EGC
Whaley dan Wong. 2000. Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Edisi 2. Jakarta:
EGC
Wong, Donna L. 2003. Pedoman Klinis Keperawatan Pediatrik. Jakarta: EGC

Anda mungkin juga menyukai