Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH KEPERAWATAN ANAK

“KONSEP BERMAIN ANAK USIA 2 TAHUN”

DISUSUN OLEH :

Agustia Ayu Lestari (181440102)

Dani Rahmansyah (181440110)

Dhinda Rozanita (181440113)

Husna Dayanti (181440118)

Maghfira Farin Maulani (181440124)

Nurfajri Ramdhoni (181440129)

Sinta Rusmana (181440137)

PROGRAM STUDI DIII KEPERAWATAN

POLTEKKES KEMENKES PANGKAL PINANG

TAHUN AKADEMIK 2020


KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan Rahmat, Inayah,
Taufik dan Hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam
bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai
salah satu acuan, petunjuk maupun pedoman bagi pembaca dalam pendidikan.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman
bagi para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga
kedepannya dapat lebih baik.

Makalah kami masih banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki sangat
kurang. Oleh kerena itu kami harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-
masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Pangkalpinang, 03 Februari 2020

Kelompok 5

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................................... i

DAFTAR ISI.................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang .............................................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ......................................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ........................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian..................................................................................................... 3
B. Syarat Terapi Bermain ................................................................................. 3
C. Hal-hal yang Diperlukan Dalam Terapi Bermain ........................................ 3
D. Fungsi Terapi Bermain................................................................................. 3
E. Tujuan Terapi Bermain ................................................................................ 6
F. Perkembangan Bermain ............................................................................... 6
G. Peralatan yang Diperlukan Dalam Terapi Bermain ..................................... 8
H. Karakteristik Bermain .................................................................................. 8
I. Tahapan Perkembangan ............................................................................... 8
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 10
B. Saran ................................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................................... 11

iii
iv
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Bermain merupakan suatu kegiatan yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
kesenangan, tanpa mempertimbangkan hasil akhir. Ada orang tua yang berpendapat
bahwa anak yang terlalu banyak bermaian akan membuat menjadi malas bekerja dan
bodoh. Anggapan ini kurang bijaksana, karena membutuhkan kesenangan pada dirinya
dan anak membutuhkan suatu permainan. Aktivitas bermain merupakan salah satu
stimulus bagi perkembangan anak. Sekarang banyak dijual macam-macam alat
permainan, jika orang tua tidak selektif dan kurang memahami fungsinya maka alat
permainan yang dibelinya tidak akan berfungsi efektif. Alat permainan hendaknya
disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia anak, sehingga dapat merangsang
perkembangan anak dengan optimal.
Dalam kondisi sakitpun aktivitas bermain tetap perlu dilaksanakan namun harus
disesuaikan dengan kondisi anak.Ruangan yang digunakan adalah di ruangan terapi
bermaian Rumah Sakit Blambangan Banyuwangi. Dimana di ruang tersebut terdapat alat-
alat bermain yang disesuaikan dengan usia anak. Terapi bermaian ini bertujun untuk
mempraktekkan keterampilan, memberikan ekspresi terhadap pemikiran, menjadi kreatif
dan merupakan suatu aktifitas yang memberikan stimulasi dalam kemampuan
keterampilan kognitif dan afektif.beberapa ahli psikolog mengatakan bahwa permainan
sangat besar pengaruhnya terhadap perkembangan jiwa anak (2006).Ketika masa anak
sudah memasuki masa todler anak selalu membutuhkan kesenangan pada dirinya dan
anak membutuhkan suatu permainan.
Aktivitas bermain merupakan salah satu stimulus bagi perkembangan anak.
Sekarang banyak dijual macam-macam alat permainan, jika orang tua tidak selektif dan
kurang memahami fungsinya maka alat permainan yang dibelinya tidak akan berfungsi
efektif. Alat permaianan hendaknya disesuaikan dengan jenis kelamin dan usia anak,

1
sehingga dapat merangsang perkembangan anak dengan optimal. Dalam kondisi sakitpun
aktivitas bermaian tetap perlu dilaksanakan namun harus disesuaikan dengan kondisi
anak.
Terapi bermaian ini bertujun untuk mempraktekkan keterampilan, memberikan ekspresi
terhadap pemikiran, menjadi kreatif dan merupakan suatu aktifitas yang memberikan
stimulasi dalam kemampuan keterampilan kognitif dan afektif.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah yang dimaksud dengan bermain ?
2. Apa saja syarat dari terapi bermain yang baik ?
3. Hal-hal apa saja yang diperlukan dalam terapi bermain ?
4. Apakah fungsi dari adanya terapi bermain ?
5. Apakah tujuan dari adanya terapi bermain ?
6. Bagaimana perkembangan yang terjadi pada anak dengan adanya terapi bermain ?
7. Apa saja peralatan terapi bermain dengan tahapan perkembangan anak usia 18-24
bulan ?
8. Apa saja karakteristik bermain pada anak usia 18-24 bulan ?
9. Bagaimana tahapan perkembangan yang terjadi pada anak usia 18-24 bulan ?

C. TUJUAN
1. Mengetahui dan memahami apa yang dimaksud dengan bermain
2. Mengetahui syarat dari terapi bermain yang baik
3. Mengetahui hal-hal yang diperlukan dalam terapi bermain
4. Mengetahui dan memahami fungsi adanya terapi bermain
5. Mengetahui tujuan dari adanya terapi bermain
6. Mengetahui perkembangan yang terjadi pada anak dengan adanya terapi bermain
7. Mengetahui peralatan pada saat terpai bermain dilaksanakan
8. Mengetahui karakteristik dari terpai bermain
9. Mengetahui tahapan perkembangan yang terjadi pada anak usia 18-24 bulan

2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN
Bermain adalah cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional dan sosial dan
bermain merupakan media yang baik untuk belajar karena dengan bermain, anak akan
berkata-kata, belajar menyesuaikan diri dengan lingkungan, melakukan apa yang dapat
dilakukan, dan mengenal waktu, jarak, serta suara. (Wong, 2000).
Bermain merupakan kegiatan yang dilakukan secara sukarela untuk memperoleh
kesenangan. Bermain merupakan cerminan kemampuan fisik, intelektual, emosional, dan
sosial.
Bermain adalah kegiatan yang dilakukan sesuai dengan keinginanya sendiri dan
memperoleh kesenangan.

B. SYARAT TERAPI BERMAIN


Permainan harus menimbulkan :
a. Kesenangan
b. Kenikmatan
c. Tidak ada unsur paksaan

C. HAL-HAL YANG DIPERLUKAN DALAM TERAPI BERMAIN


a. Ruang
b. Alat permainan
c. Waktu
d. Energi ekstra
e. Pengetahuan cara bermain
f. Teman

D. FUNGSI TERAPI BERMAIN


Anak bermain pada dasarnya agar ia memperoleh kesenangan, sehingga tidak akan
merasa jenuh. Bermain tidak sekedar mengisi waktu tetapi merupakan kebutuhan anak

3
seperti halnya makan, perawatan dan cinta kasih. Fungsi utama bermain adalah
merangsang perkembangan sensoris-motorik, perkembangan sosial, perkembangan
kreativitas, perkembangan kesadaran diri, perkembangan moral dan bermain sebagai
terapi (Soetjiningsih, 1995).
Untuk lebih jelasnya dibawah ini terdapat beberapa fungsi bermain pada anak
diantaranya :
1. Membantu Perkembangan Sensorik dan Motorik
Fungsi bermain pada anak ini adalah dapat dilakukan dengan melakukan
rangsangan pada sensorik dan motorik melalui rangsangan ini aktifitas anak dapat
mengeksplorasikan alam sekitarnya sebagai contoh bayi dapat dilakukan rangsangan
taktil, audio dan visual melalui rangsangan ini perkembangan sensorik dan motorik
akan meningkat. Hal tersebut dapat dicontohkan sejak lahir anak yang telah
dikenalkan atau dirangsang visualnya maka anak di kemudian hari kemampuan
visualnya akan lebih menonjol seperti lebih cepat mengenal sesuatu yang baru
dilihatnya. Demikian juga pendengaran, apabila sejak bayi dikenalkan atau dirangsang
melalui suara-suara maka daya pendengaran dikemudian hari anak lebih cepat
berkembang dibandingkan tidak ada stimulasi sejak dini.

2. Membantu Perkembangan Kognitif


Perkembangan kognitif dapat dirangsang melalui permainan. Hal ini dapat terlihat
pada saat anak bermain, maka anak akan mencoba melakukan komunikasi dengan
bahasa anak, mampu memahami obyek permainan seperti dunia tempat tinggal,
mampu membedakan khayalan dan kenyataan, mampu belajar warna, memahami
bentuk ukuran dan berbagai manfaat benda yang digunakan dalam permainan,sehingga
fungsi bermain pada model demikian akan meningkatkan perkembangan kognitif
selanjutnya.

3. Meningkatkan Sosialisasi Anak


Proses sosialisasi dapat terjadi melalui permainan, sebagai contoh dimana pada
usia bayi anak akan merasakan kesenangan terhadap kehadiran orang lain dan
merasakan ada teman yang dunianya sama, pada usia toddler anak sudah mencoba

4
bermain dengan sesamanya dan ini sudah mulai proses sosialisasi satu dengan yang
lain, kemudian bermain peran seperti bermain-main berpura-pura menjadi seorang
guru, jadi seorang anak, menjadi seorang bapak, menjadi seorang ibu dan lain-lain,
kemudian pada usia prasekolah sudah mulai menyadari akan keberadaan teman sebaya
sehingga harapan anak mampu melakukan sosialisasi dengan teman dan orang lain.

4. Meningkatkan Kreatifitas
Bermain juga dapat berfungsi dalam peningkatan kreatifitas, dimana anak mulai
belajar menciptakan sesuatu dari permainan yang ada dan mampu memodifikasi objek
yang akan digunakan dalam permainan sehingga anak akan lebih kreatif melalui model
permainan ini, seperti bermain bongkar pasang mobil-mobilan.

5. Meningkatkan Kesadaran Diri


Bermain pada anak akan memberikan kemampuan pada anak untuk ekplorasi
tubuh dan merasakan dirinya sadar dengan orang lain yang merupakan bagian dari
individu yang saling berhubungan, anak mau belajar mengatur perilaku,
membandingkan dengan perilaku orang lain.

6. Mempunyai Nilai Terapeutik


Bermain dapat menjadikan diri anak lebih senang dan nyaman sehingga adanya
stres dan ketegangan dapat dihindarkan, mengingat bermain dapat menghibur diri anak
terhadap dunianya.

7. Mempunyai Nilai Moral Pada Anak


Bermain juga dapat memberikan nilai moral tersendiri kepada anak, hal ini dapat
dijumpai anak sudah mampu belajar benar atau salah dari budaya di rumah, di sekolah
dan ketika berinteraksi dengan temannya, dan juga ada beberapa permainan yang
memiliki aturan-aturan yang harus dilakukan tidak boleh dilanggar.

5
Terapi bermain disusun untuk menunjang :
a. Keterampilan mengurus diri sendiri (Self Help Skills)
b. Kemampuan untuk melakukan kegiatan tertentu (Psycho-motor Performance)
c. Penyesuaian diri terhadap lingkungannya (Social Adaptation)
d. Keterampilan diri bagi kesiapan kerja di masyarakat (Prevocational Skills)

E. TUJUAN TERAPI BERMAIN


a. Perkembangan kekuatan organ tubuh, peningkatan otot-otot dan organ tubuh,
pencegahan dan perbaikan sikap tubuh yang kurang baik.
b. Kemampuan berkomunikasi, menghitung angka dalam suatu permaian sehingga
dapat dikatakan menang/kalah.
c. Penerimaan atas pimpinan orang lain, bagaimana ia memimpin.
d. Bagaimana dapat bermain bersama, meningkatkan hubungan yang sehat dalam
kelompok.
e. Dapat melanjutkan pertumbuhan dan perkembangan yang normal,
f. Dapat mengekspresikan keinginan, perasaan, dan fantasi,
g. Dapat mengembangkan kreativitas melalui pengalaman bermain yang tepat.
h. Agar anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit

F. PERKEMBANGAN BERMAIN
1. Unoccupied behaviour
Anak mengamati kejadian (mengamati temannya bermain) akan tetapi anak
tersebut tidak terlibat dalam permaian tersebut.
Pada saat tertentu, anak sering terlibat mondar-mandir, tersenyum, tertawa,
jinjit-jinjit, bungkuk-bungkuk, memainkan kursi, meja atau apa saja yang ada di
sekelilingnya. Anak melamun, sibuk dengan bajunya atau benda lain. Jadi
sebenarnya anak tidak memainkan alat permainan tertentu dan situasi atau objek
yang ada di sekelilingnya yang digunakan sebagai alat permainan. Anak
memusatkan perhatian pada segala sesuatu yang menarik perhatiannya. Peran ini

6
berbeda dibandingkan dengan onlooker, dimana anak aktif mengamati aktivitas
anak lain.

2. Solitary Play
Anak sibuk bermain sendiri, tidak memperhatikan kehadiran anak-anak
lain di lingkungan sekitarnya.

3. On Looker Play
Anak mengamati teman-temannya bermain, tampak ada minat yang
semakin besar terhadap kegiatan tersebut.

4. Pararel Play
Dua anak atau lebih bermain dengan jenis alat permainan yang sama dan
melakukan gerakan/ kegiatan yang sama.
Contohnya : Bermain mobil-mobilan dan balok-balokan

5. Assosiate Play
Ada interaksi antara anak yang bermain, saling bertukar alat permaian,
tidak ada keterlibatan kerjasama.
Contohnya : Menggambar

6. Cooperative Play
Adanya kerjasama/ pembagian tugas dan pembagian peran antara anak-
anak yang terlibat dalam permainan untuk mencapai satu tujuan tertentu.
Contohnya : Bermain dokter-dokteran, membuat balok-balok bersama.

7. Therapeutic Play
Merupakan pedoman bagi tenaga tim kesehatan, khususnya untuk
memenuhi kebutuhan fisik dan psikososial anak selama hospitalisasi. Dapat
membantu mengurangi stres, memberikan instruksi dan perbaikan kemampuan
fisiologis . Permainan dengan menggunakan alat-alat medik dapat menurunkan
kecemasan dan untuk pengajaran perawatan diri pada anak-anak. Pengajaran
dengan melalui permainan dan harus diawasi seperti: menggunakan boneka
sebagai alat peraga untuk melakukan kegiatan bermain seperti memperagakan

7
dan melakukan gambar-gambar seperti pasang gips, injeksi, memasang infus dan
sebagainya.

G. PERALATAN TERAPI BERMAIN DENGAN TAHAPAN PERKEMBANGAN


ANAK USIA 18-24 BULAN
a. Kubus/ Kotak
b. Bola
c. Cangkir, alat makan

H. KARAKTERISTIK BERMAIN PADA ANAK USIA 18-24 BULAN


Jenis permainan yang dapat digunakan pada usia ini pada dasarya bertujuan untuk
melatih anak melakukan gerakan mendorong atau menarik, melatih melakukan imajinasi,
melatih anak melakukan kegiatan sehari-hari dan memperkenalkan beberapa bunyi dan
mampu membedakannya. Jenis permainan ini seperti semua alat permainan yang dapat
didorong dan di tarik, berupa alat rumah tangga, balok-balok, buku bergambar, kertas,
pensil berwarna, dan lain-lain.

I. TAHAPAN PERKEMBANGAN ANAK USIA 18-24 BULAN


NO Usia 18-24 bulan
1 Berdiri sendiri tanpa berpegangan selama 30 detik
2 Berjalan tanpa terhuyung-huyung
3 Bertepuk tangan, melambai-lambai
4 Menyusun 4 buah kubus/kotak
5 Memungut benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk
6 Menggelindingkan bola kearah sasaran
7 Meneyebut 3-6 kata yang mempunyai arti
8 Memegang cangkir sendiri atau sendok, belajar makan-minum sendiri
9 Menaiki atau menuruni tangga
10 Menunjuk mata/hidungnya
11 Menggambar garis dikertas atau pasir

8
12 Mulai bisa mengatakan keinginan bab atau bak
13 Ingin menirukan pekerjaan yang dilakukan oleh orang dewasa

9
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN
Bermain merupakan salah satu hak asasi manusia, begitu juga pada anak usia dini.
Ada banyak manfaat yang didapatkan dari kegiatan bermain, salah satunya adalah
pengembangan kreatifitas. Bermain dalam bentuk apapun, baik aktif maupun pasif, baik
dengan alat maupun tanpa alat dapat menunjang kreatifitas anak dalam berbagai taraf.
Bermain juga kegiatan yang tidak dapat terpisahkan dari kehidupan anak sehari-hari
karena bermain sama dengan kerja pada orang dewasa, yang dapat menurunkan stres
anak, belajar berkomunikasi dengan lingkungan, menyesuaikan diri dengan lingkungan,
belajar mengenal dunia dan meningkatkan kesejahteraan mental serta sosial anak. Fungsi
utam bermain adalah merangsang perkembangan sensorik-motorik, perkembangan sosial,
perkembangan kreatifitas, perkembangan kesadaran diri, perkembangan moral dan
bermain sebagai terapi.
Dalam bermain kita mengenal bebrapa sifat bermain pada anak, diantaranya
bersifat aktif dan bersifat pasif, sifat demikian akan memberikan jenis permainan yang
berbeda, dikatakan bermain aktif jika anak secara aktif dalam permainan, selalu
memberikan rangsangan dan melaksanakannya akan tetapi jika sifat bermain tersebut
adalah pasif, maka anak akan memberikan respons secara pasif terhadap permainan dan
orang lingkungan yang memberikan respons secara aktif. Bermain juga menyediakan
kebebasan unuk mengekspresikan emosi dan memberikan perlindungan anak terhadap
stres, sebab bermain membantu anak menanggulangi pengalaman yang tidak
menyenangkan, pengobatan dan prosedur invasif.

B. SARAN
Setelah mempelajari materi di atas diharapkan seluruh mahasiswa memahami
tentang definisi bermain, fungsi bermain bagi perkembangan anak, kecenderungan umum
yang terjadi pada anak-anak dan terapi bermain pada anak yang di hospitalisasi. Berharap
dengan adanya makalah ini kami serta teman-teman semua menjadi lebih paham dan
mendapat ilmu dari membaca makalah ini.

10
DAFTAR PUSTAKA

Soetjiningsih. 1995. Tumbuh Kembang Anak. EGC. Jakarta

Nanny, Vivian. 2011. Asuhan Neonatus Bayi dan Anak Balita. Jakarta : Salemba Medika

http://dunia-anak-sehat.blogspot.com/2009/02/tumbuh-kembang-toddler.html

http://zaebetterhealth.blogspot.com/2009/01/tumbuh-kembang-anak-usia-toddler.html

http://angel-s-wing.blogspot.com/2008/10/agresivitas-di-masa-toddler.html

11

Anda mungkin juga menyukai