Anda di halaman 1dari 54

STIKes HORIZON

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA TODLER ( 2 TAHUN 8 BULAN)


DENGAN BRONKOPNEUMONIA DIRUANG RAWAMERTA RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KARAWANG

TUGAS AKHIR

Disusun Oleh
MOCHAMAD JAMALUDIN
NIM : 433131440118025

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIPLOMA III


STIkes KHARISMA KARAWANG
Jln. Pangkal Perjuangan Km 1 By Pass Karawang 41316
Karawang, April 2021
STIKes HORIZON

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK USIA TODLER ( 2 TAHUN 8 BULAN)


DENGAN BRONKOPNEUMONIA DIRUANG RAWAMERTA RUMAH SAKIT UMUM
DAERAH KARAWANG

TUGAS AKHIR

Disusun Oleh
MOCHAMAD JAMALUDIN
NIM : 433131440118025

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN DIPLOMA III


STIkes KHARISMA KARAWANG
Jln. Pangkal Perjuangan Km 1 By Pass Karawang 41316
Karawang, April 2021
HALAMAN PENGESAHAN

Tugas Akhir ini diajukan oleh :


Nama : Mochamad jamaludin
NIM : 0433131440118025
Program Studi : Diploma III Keperawatan
Judul Tugas Akhir : Asuhan Keperawatan Pada Anak Usia Todler ( 2 tahun 8 bulan)
Dengan bronkopneumonia di Ruang Rawamerta Rumah Sakit Umum
Daerah Karawang

Telah berhasil dipertahankan di hadapan Dewan Penguji dan diterima sebagai bagian
persyaratan yang diperlukan untuk memeperoleh gelar Ahli Madya Keperawatan pada
Program Studi Keperawatan Diploma III STIKes Horizon Karawang.

DEWAN PENGUJI

Pembimbing : Ns. Dwi Sulistyo Cahyaningsih, M.Kep ( )


NIDN : …………..
Penguji : Ns. Erlena , M. Kep ( )
NIDN : …………..
Ditetapkan di : STIKes Horizon Karawang
Tanggal : ………….

Mengetahui,
Ka. Prodi Keperawatan Diploma III STIKes Horizon Karawang

(Dwi Sulistyo Cahyaningsih, M.Kep)


NIK : KRW-2019-0052
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN Dll

STIKes HORIZON KARAWANG

Tugas Akhir, April 2021

Mochamad jamaluidn

Asuhan Keperawatan Pada Anak Usia todler ( 2 tahun 8 bulan ) di Ruang Rawamerta
Rumah Sakait Umum Daerah Karawang
XV + 4 BAB + 75 Halaman + Tabel + 4 Gambar + 4 Lampiran

ABSTRAK
Bronkopneumonia adalah penyakit saluran nafas bagian bawah biasanya didahului dengan
infeksi saluran nafas bagian atas. Penyakit ini sering dijumpai dengan batuk, demam, dispnea
dan sekret berlebihan di area bronkus akibat dari proses inflamasi sehingga dapat menyebabkan
ketidakefektifan bersihan jalan nafas. Tujuan penelitian ini adalah melaksanakan Asuhan
Keperawatan Klien dengan Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas Pada Anak Bronkopneumonia
di Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya. Desain penelitian ini menggunakan studi kasus untuk
mengeksplorasi masalah asuhan keperawatan klien dengan ketidakefektifan bersihan jalan nafas
pada anak bronkopneumonia. Subyek yang di gunakan 2 pasien An.A dan An.H dalam jangka
waktu penelitian 3 hari yang bertempat di ruang Melati Rumah Sakit Islam Jemursari Surabaya.
Analisa data dilakukan dengan cara mengemukakan fakta selanjutnya membandingkan dengan
teori yang ada dan dituangkan dalam opini. Metode pengumpulan data menggunakan
wawancara, observasi, pemeriksaan fisik dan dokumentasi. Dari hasil penelitian didapatkan
bahwa kedua pasien mengalami ketidakefektifan bersihan jalan nafas pada bronkopneumonia.
Setelah dilakukan tindakan nebulizer, suction dan pemberian obat antibiotik ketidakefektifan
bersihan jalan nafas pada kedua pasien pada hari kedua dan ketiga dapat teratasi. Simpulan dari
hasil penelitian studi kasus adalah dengan dilakukannya tindakan keperawatan secara
komprehensif masalah dapat teratasi. Diharapkan pasien teratur kontrol ke Rumah Sakit sesuai
dengan waktu yang di tentukan.

Kata Kunci : Ketidakefektifan Bersihan Jalan Nafas, Bronkopneumonia.

Bahan Bacaan : 2015-2019


KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, karena berkat rahmat dan hidayahnya

penulis dapat menyelesaikan penyusunan Tugas Akhir ini yang berjudul “Asuhan Keperawatan

Pada Anak Usia Pra Sekolah( 5 tahun 2 bulan) Dengan Thalasemia di Ruang Rawamerta

Rumah Sakit Umum Daerah Karawang

Tujuan Penulisan tugas akhir ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat kelulusan pendidikan

Program Studi Keperawatan Diploma III di STIKes Horizon Karawang.

Dalam penyusunan tugas akhir ini penulis telah mendapatkan bantuan dari berbagai pihak yang

telah memberikan ide, saran dan dukungan. Oleh karena itu, penulis ingin mengungkapkan

banyak terima kasih kepada :

1. Uun Nurjanah, M. Kep selaku Ketua STIKes Kharisma Karawang

2. Dwi Sulistyo Cahyaningsih, M. Kep Ketua Prodi Keperawatan Diploma III di STIKes

Kharisma Karawang

3. Ns. Nita Puspita, M. Kep selaku Koordinator Mata Kuliah Tugas Akhir

4. Ns. Erlena, M. Kep selaku dosen pembimbing yang penuh kesabaran, yang dapat

meluangkan waktu, tenaga dan pikirannya selama penyusunan Tugas Akhir ini.

5. Ns. Dwi Sulistyo Cahyaningsih, M. Kep selaku penguji sidang tugas akhir yang sangat baik

dan sabar dalam menguji.

6. Orang tua dan keluarga yang membesarkan saya dari kecil sampai saat ini, yang telah banyak

memberikan semangat dan dukungan baik moril maupun materil dan selalu mendoakan
anaknya dengan setulus hati tanpa henti sehingga saya bisa menyelesaikan Tugas Akhir ini

dengan baik.

7. Yuni mulya Purwanti yang selalu mendengar keluh kesah saya, memberikan motivasi serta

membantu dalam mengerjakant tugas akhir ini

8. Rio, Agip, Dimas, Rizki dan teman-teman sejawat seangkatan lainnya di Program Studi

Diploma III Keperawatan yang juga memberikan semangat, serta teman berdiskusi

Akhir kata, saya berharap Tuhan Yang Maha Esa berkenan membalas segala kebaikan semua

pihak yang telah membantu. Semoga tugas akhir ini membawa manfaat bagi pengembangan

ilmu.

Karawang, April 2021

Mochamad jamaludin
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL
HALAMAN PENGESAHAN………………………………………………………………
ABSTRAK ………………………………………………………………………………….
KATA PENEGANTAR .…………………………………………………………………...
DAFTAR ISI ……………………………………………………………………………….
DAFTAR GAMBAR……………………………………………………………………….
DAFTAR TABEL ……………………………………………………………………….
DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………………….
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang …………………………………………………………………………..
B. Tujuan Penulisan…………………………………………………………………………
C. Metode Penulisan ……………………………………………………………………….
D. Sistematika Penulisan…………………………………………………………………...
BAB II TINJAUAN TEORI
A. Konsep Dasar Penyakit ………………………………………………………………...
B. Konsep Dasar Asuhan Keperawatan ……………………………………………………
BAB III TINJAUAN KASUS DAN PEMBAHASAN
A. Pengkajian………………………………………………………………………………
B. Diagnosa Keperawatan ………………………………………………………………….
C. Intervensi Keperawatan …………………………………………………………………
BAB IV PENUTUP
A. Kesimpulan ……………………………………………………………………………...
B. Saran ……………………………………………………………………………………..
DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………………………….
LAMPIRAN
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Pathway bronkopneumonia ………………………………………………………..


DAFTAR TABEL

Tabel Kebutuhan Dasar ………………………………………………………………….

Tabel Hasil Laboratorium ………………………………………………………………..

Tabel Analisa Data ……………………………………………………………………….

Tabel Intervensi Keperawatan ………………………………………………………........


DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Lembar Konsul


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Bronkopneumonia merupakan radang yang menyerang paru-paru dimana daerah

konsolidasi atau area putih pada paru-paru terdapat cairan atau seluler yang tersebar luas

disekitar bronkus dan bukan bercorak lobaris (Wijaya & Putri, 2013). Bronkopneumonia

dapat dijumpai pada bayi dan anak dibawah usia 6 tahun. Istilah untuk Bronkopneumonia

digunakan dalam menggambarkan pneumonia yang mempunyai pola penyebaran

berbercak, teratur dalam satu atau lebih area terlokalisasi di dalam bronki dan meluas ke

parenkim paru (Smeltzer & Bare, 2013).

Menurut penelitian Johnson et al., 2008, di Nigeria dari 419 anak, 234 (72,4%)

mengalami Bronkopneumonia. Menurut WHO (World Health Organization), kasus

pneumonia merupakan penyebab kematian terbesar pada anak-anak di seluruh dunia.

Pneumonia membunuh 920.136 anak-anak di bawah usia 5 tahun pada tahun 2015,

menyumbang 16% dari semua kematian anak balita (WHO, 2015). Angka prevalensi

Pneumonia di Indonesia, pada balita adalah 18,5 per mil. Insidens tertinggi pneumonia

balita terdapat pada kelompok umur 12-23 bulan (21,7‰) (Depkes RI, 2013).

Masalah keperawatan yang lazim muncul pada anak yang mengalami Bronkopneumonia

yaitu gangguan pertukaran gas, ketidakefektifan bersihan jalan napas, ketidakseimbangan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, intoleransi aktivitas, dan resiko ketidakseimbangan
elektrolit (Nurarif & Kusuma, 2015). Proses peradangan dari proses penyakit

bronchopneumonia menimbulkan manifestasi klinis yang ada sehingga muncul beberapa

masalah dan salah satunya adalah gangguan pertukaran gas. Gangguan pertukaran gas

adalah kelebihan atau kekurangan oksigenasi dan atau eliminasi karbondioksida pada

membran alveolus-kapiler (PPNI, 2017).

Penelitian yang dilakukan oleh Sakina & Larasati, 2016 di RSUD karawang diagnosis

Bronkopneumonia dapat ditegakkan karena pada pasien ditemukan 4 dari 5 gejala

berdasarkan kriteria diagnosis yaitu didapatkan sesak nafas disertai dengan pernafasan

cuping hidung dan tarikan dinding dada dan ronkhi basahsedang nyaring. Jaringan paru

mengalami konsolidasi maka kapasitas vital dan compliance paru menurun yang dapat

mengganggu kemampuan seseorang untuk mempertahankan pertukaran gas terutama O2

dan CO2, serta aliran darah mengalami konsolidasi yang menyebabkan ventilasi 3 perfusi

tidak sesuai, sehingga berakibat pada hipoksia , kerja jantung meningkat dan hiperkapnia.

Faktor yang mendasari terjadinya hal tersebut salah satunya yaitu inefisiensi pertukaran

gas yaitu ketidakcocokan rasio ventilasi-perfusi atau ruang rugi yang meningkat

(Somantri, 2012). Pada keadaan yang berat bisa terjadi gagal napas (Nursalam,

Susilaningrum, & Utami, 2008). Studi Pendahuluan yang dilakukan di RSUD karawang

tahun 2018 ditemukan 2 penderita Bronkopneumonia yang mengalami gangguan

pertukaran gas dengan sesak nafas dan saturasi oksigen yang menurun

Tingginya kasus anak yang mengalami Bronkopneumonia, menunjukkan pentingnya

pemberian intervensi yang tepat untuk menangani permasalahan yang ditimbulkan oleh
Bronkopneumonia. Adapun rencana keperawatan yang peneliti lakukan untuk menangani

masalah gangguan pertukaran gas pada anak yaitu meliputi pengkajian yang berfokus

pada pemeriksaan fisik untuk melihat tandatanda gangguan pertukaran gas yang berupa

sianosis, gelisah, pernapasan cuping hidung dan pola napas abnormal (PPNI, 2017),

kemudian intervensi keperawatan yang dapat dilakukan yaitu monitor tanda-tanda vital,

memberikan posisi, monitor respirasi dan O2. Monitor pola napas, mencatat pergerakan

dada, kolaborasi pemberian oksigen bila perlu dan auskultasi suara napas tambahan

Peran perawat dalam pemberian asuhan keperawatan pada anak dengan

bronkopneumonia meliputi usaha promotive yaitu dengan selalu menjaga pola hidup

sehat, upaya kuratif dilakukan dengan cara membersihkan obat yang sesuai indikasi yang

dianjurkan oleh dokter dan perawat memiliki peran dalam memberikan asuhan

keperawatan pada klien dengan brokopneumonia secara optimal, professional

komprehensif, sedangkan pada askep rehabilitative, perawat bereperan dalam

memulihkan kondisi dan menganjurkan pada orang tua klien untuk kontrol keruamh sakit

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut peneliti tertarik melakukan penelitian

dengan Judul “ Asuhan Keperawatan Pada An. H usia toddler ( 2 tahun 8 bulan ) dengan

bronkopneumonia diruang Rawamerta Rumah Sakit Umum Daearah Karawang


B.Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Penulis mampu melakukan asuhan keperawatan secara komprohensif pada anak toddler

dengan bronkopneumonia

2. Tujuan Khusus

Setelah melakukan interaksi dengan pasien diharapkan penulis mampu melakukan :

a. Melakukan pengkajian pada An. H usia toddler ( 2 tahun 8 bulan ) dengan

thalasemia diruang thlasemia RSUD Karawang

b. Merumuskan masalah keperawatan berdasarkan hasil pengkajian pada An. H usia

toddler ( 2 tahun 8 bulan ) dengan bronkopneumonia diruang rawamerta RSUD

Karawang

c. Menyusun rencana asuhan keperawatan untuk mengatasi masalah keperawatan pada

An. H usia toddler ( 2 tahun 8 bulan ) dengan bronkopneumonia diruang rawamerta

RSUD Karawang

d. Melaksanakan tindakan keperawatan sesuai rencana asuhan keperawatan pada An.

H usia toddler ( 2 tahun 8 bulan ) bronkopneumonia diruang rawamerta RSUD

Karawang

e. Membuat evaluasi hasil dari pelaksanaan tindakan keperawatan pada pada An. H

usia toddler ( 2 tahun 8 bulan ) dengan bronkopneumonia diruang rawamerta RSUD

Karawang

C. Metode Penulisan
Penyusunan tugas akhir ini menggunakan metode deskriptif yang berbentuk studi kasus

dengan teknik pengumpulan data

1. Wawancara, merupakan teknik pengumpulan data dengan melakukan tanya jawab

kepada keluarga dan pasien yang bertujan untuk menggali informasi tentang penyakit

yang di derita

2. Observasi merupakan teknik pengumpulan data dengan cara melakukan pengamatan

secara langsung kepada pasien , salah satunya ialah menggunakan metode pemeriksaan

fisik yang dilakukan secara head to toe

3. Studi kepustakaan, merupakan metode pengumpulan data dengan cara memebaca dan

mempelajari beberapa sumber buku/ referensi yang ada kaitan masalahnya pada pasien

dengan thalasemia

4. Studi dokumentasi keperwatan metupakan teknik pengumpulan data, dengan cara

mempelajari catatan keperawatan dan status perkembangan pasien selama proses

perawatan
D.Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan karya tulis ilmiah ini terdiri dari empat bab yaitu :

BAB I : Pendahuluan yang terdiri dari latar belakang, tujuan, metode penulisan dan

sistematika penulisan.

BAB II : Tinajaun teoritis yang terdiri dari konsep dasar penyakit thalasemia dan asuhan

keperawatan secara teoritis pada pasien anak usia pra sekolah dengan thalasemia

BAB III : Tinjauan Kasus dan Pembahasan yang berisi asuhan keperawatan yang terdiri

dari pengkajian, analisa data, diagnosa keperawatan, dan intervensi keperawatan

BAB IV : Kesimpulan dan saran atau rekomendasi yaitu mengemukakan kesimpulan dan

saran atau rekomendasi dari seluruh kegiatan asuhan keperawatan.


BAB II

TINJAUAN TEORI

A. Konsep Dasar Bronkopneumonia

1. Pengertian

Bronkopneumonia adalah peradangan pada parenkim paru yang disebabkan oleh

bakteri, virus, jamur ataupun benda asing (Hidayat, 2008). Bronkopneumonia adalah

radang pada paru-paru yang menggambarkan pneumonia yang mempunyai penyebaran

berbercak, teratur, dalam satu area atau lebih yang berlokasi di dalam bronki dan

meluas ke parenkim paru (Wijayaningsih, 2013). Bronkopneumonia adalah suatu

peradangan pada parenkim paru dimana peradangan tidak saja pada jaringan paru

tetapi juga pada bronkioli (Ringel, 2012).

Bronkopneumonia suatu cadangan pada parenkim paru yang meluas sampai bronkioli

atau dengan kata lain peradangan yang terjadi pada jaringan paru melalui cara

penyebaran langsung melalui saluran 8 pernafasan atau melalui hematogen sampai ke

bronkus.(Riyadi sujono& Sukarmin,2009)

Kesimpulannya bronkopneumonia adalah jenis infeksi paru yang disebabkan oleh agen

infeksius seperti bakteri, virus, jamur dan benda asing yang mengenai daerah bronkus

dan sekitar alveoli


2. Etiologi Bronkopneumonia

Penyebab terjadinya Bronkopneumonia disebabkan oleh bakteri seperti diplococus

pneumonia, pneumococcus, stretococcus, hemoliticus aureus, haemophilus

influenza, basilus friendlander (klebsial pneumoni), mycobacterium tuberculosis,

disebabkan oleh virus seperti respiratory syntical virus, virus influenza dan virus

sitomegalik, dan disebabkan oleh jamur seperti citoplasma capsulatum, criptococcus

nepromas, blastomices dermatides, aspergillus Sp, candinda albicans, mycoplasma

pneumonia dan aspirasi benda asing (Wijayaningsih, 2013).

3. Manifestasi Klinis Bronkopneumonia

Menurut Ringel, 2012 tanda-gejala dari Bronkopneumonia yaitu :

a. Gejala penyakit datang mendadak namun kadang-kadang didahului oleh infeksi

saluran pernapasan atas.

b. Pertukaran udara di paru-paru tidak lancar dimana pernapasan agak cepat dan

dangkal sampai terdapat pernapasan cuping hidung.

c. Adanya bunyi napas tambahan pernafasan seperti ronchi dan wheezing.

d. Dalam waktu singkat suhu naik dengan cepat sehingga kadang-kadang terjadi

kejang.

e. Anak merasa nyeri atau sakit di daerah dada sewaktu batuk dan bernapas.

f. Batuk disertai sputum yang kental.

g. Nafsu makan menurun.

4. Penatalaksanaan

a. Oksigen 1-2 Lt/menit


b. Jika sesak tidak terlalu hebat, dapat dimulai makan bertahap melalui selang

nasogastrik dengan feeding drip.

c. Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan salin normal dan

beta agonis untuk memperbaiki transpor muskosilier.

d. Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.

5. Patofisiologi Bronkopneumonia

Bronkopneumonia merupakan peradangan pada parenkim paru yang disebabkan oleh

bakteri, virus, jamur ataupun benda asing (Hidayat, 2008). Suhu tubuh meningkat

sampai 39-40oC dan dapat disertai kejang karena demam yang sangat tinggi. Anak

yang mengalami bronkopneumonia sangat gelisah, dipsnea, pernafasan cepat, dan

dangkal disertai pernapasan cuping hidung, serta sianosis disekitar hidung dan mulut,

merintih dan sianosis (Riyadi & Sukarmin, 2009). Bakteri yang masuk ke paru-paru

menuju ke bronkioli dan alveoli melalui saluran napas yang menimbulkan reaksi

peradangan hebat dan menghasilkan cairan edema yang kaya protein dalam alveoli

dan jaringan interstitial (Riyadi & Sukarmin, 2009). Alveoli dan septa menjadi penuh

dengan cairan edema yang berisi eritrosit dan fibrin serta relative sedikit leukosit

sehingga kapiler alveoli 8 menjadi melebar. Apabila proses konsolidasi tidak dapat

berlangsung dengan baik maka setelah edema dan terdapatnya eksudat pada alveolus

maka membran dari alveolus akan mengalami kerusakan. Perubahan tersebut akan

berdampak pada pada penurunan jumlah oksigen yang dibawa oleh darah. Sehingga

berakibat pada hipoksia dan kerja jantung meningkat akibat saturasi oksigen yang

menurun dan hiperkapnia. Penurunan itu yang secara klinis menyebabkan penderita

mengalami pucat sampai sianosis.


Gambar 2. 1
Pathway bronkopneumonia
Virus,bakteri,jamur,penyebab

Defisit
Invasi saluran nafas pengetahuan

Kuman Infeksi
berlebih di saluran nafas
bronkus bawah

Proses Peradangan
peradangan

Akumulasi Peningkatan
secret di suhu tubuh
bronkus

Hipertermi

Bersihan Mucus di
jalan nafas bronkus
tidak
efektif Sumber : Academia & SDKI 2017
Bau mulut
tidak sedap

Anoeksia

Intake

Nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
6. Komplikasi

Komplikasi dari bronchopnemonia adalah

a. Atelektasis adalah pengembangan paru yang tidak sempurna atau kolaps paru

yang merupakan akibat kurangnya mobilisasi atau reflek batuk hilang.

b. Enpyema adalah suatu keadaan dimana terkumpulnya nanah dalam rongga pleura

yang terdapat disatu tempat atau seluruh rongga pleura.

c. Abses paru adalah pengumpulan pus dalam jaringan paru yang meradang.

d. Endokarditis yaitu peradangan pada setiap katup endokardial.

B. Konsep dasar asuhan keperawatan pada pasien dengan bronkopneumonia

1. Identitas

a. Identitas

1) Identitas klien

Nama pasien, tempat tanggal lahir, usia, tanggal masuk, tanggal pengkajian,

nomor CM, diagnosa medis

2) Identitas orang tua

Nama ayah/ibu, perkerjaan ayah/ibu, pendidikan ayah/ibu, penanggung

jawab, alamat, agama, suku bangsa

3) Keluhan utama

pada pasien Bronkopneumonia adalah sesak napas

4) Riwayat kehamilan dan persalinan

a. Prenatal: Apakah ibu sering memeriksa kehamilan


b. Intranatal : usia berapa bulan pasien di lahirkan,apakah pasien

dilahirkan secara spontan atau operasi

c. Post natal:berat badan pasien ,panjang lahir pasien, adakah pendaharan

atau tidak

5) Riwayat masa lalu

Penyakit waktu kecil,pernah dirawat di Rs ,obat - obatan yang

digunakan,Tindakan (Operasi),alergi,kecelakann,imunisasi,

6) Riwayat sosial

a. Yang mengasuh: siapa yang mengasuh pasien sehari hari

b. Hubungan dengan anggota keluarga : adakah anggota keluarga yang

dekat dengan pasien

c. Hubungan dengan teman sebaya :hubungan dengan teman sebaya di

lingkungan tempat tinggal

d. Pembawaan secara umum : apakah pasien ceria,pendiam,pemarah atau

pemurung

e. Lingkungan ramah: keadaan sekitar rumah bersih atau tidak, apakah

rumah berpenghuni atau tidak

7) Pemenuhan kebutuhan dasar

a. Nutrisi

Terpasang cairan infus, membrane mukosa kering dan turgor kulit

menurun
b. Eliminasi

Karateristik feses berubah sesuai dengan jenis makanan yang di

tambahakan dalam diet. Makanan yang berwarna seperti gelatin, gula

bit, minuman berwarna dan buah arbel dapat mewarnai feses

c. Aktivitas

Tanyakan pada ibu pasien tentang pola aktifitas sehari hari dan

perubahan pada pasien ketika sakit

d. Istirahat tidur

Tanyakan pada ibu pasien tentang istirahat tidur aak, tidur siang dan

malam

8) Pemeriksaan fisik

a. Keadaan umum

Biasanya pasien terlihat lemah, dengan tingkat kesadaran tergantung

kondisi kejang, apabila kejang berulang bisa mengakibatkan penurunan

kesadaran, Tanda tanda vital Terjadi peningkatan suhu tubuh dan

peningkatan nadi serta respirasi

b. Mata

Bentuk kesimetrisan, bersih, lihat konjungtiva anemis atau tidak, sklera

anikterik, pupil bereaksi terhadap cahaya

c. Hidung

Lihat kesimetriannya, kebersihan hidungnya apakah ada secret atau tidak,

ada nyeri tekan atau tidak, ada pernapasan cupping hidung tidak, fungsi

penciuman normal
d. Mulut

Mukosa bibir lembab atau tidak, tidak ada lesi, hitung jumlah gigi,

keadaan gigi, warna gusi, warna lidah, serta tidak ada tanda tanda

peradangan

e. Telinga

Bentuk simetris, bersih, apakah ada nyeri tekan atau tidak, tidak ada

benjolan dan tidak ada secret

f. Dada

Lihat bentuk dada simetris atau tidak, apakah ada penggunaan otot bantu

pernapasan, terlihat sesak atau tidak, ekspansi antar dada kanan dan kiri

sama atau tidak

g. Abdomen

Bentuk simetris, auskultasi bising usus terdengar 5-10x/mnt, palpasi

tidak terdapat distensi abdomen, dan tidak terdapat nyeri tekan, perkusi

apakah ada suara tambahan, turgor kulit elastis

h. Ekstermitas atas dan bawah

Biasanya akan didapatkan data pergerakan sendi terbatas karena

terpasang infus

i. Genetalia

Hal yang perlu dikaji adalah adanya keterlambatan kematangan seksual

misalnya pada anak usia pubertas tidak adanya pertumbuhan rambut

pada ketiak pubis atau kumis


j. Integumen

Hal yang perlu dikaji adalah warna kulit, ada atau tidaknya lesi, turgor

kulit, capillary refill time , kelembabaan, tekstur , ada atau tidaknya

jaringan parut

9) Diagnosa Keperawatan

a) Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan Akumulasi secret

di bronkus

b) Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intaketidak

kuat

c) Hipertermi berhubungan dengan proses infeksi

d) Defisit pengetahuan berhubungan dengan

10) Perencanaan Keperawatan

Dx I : Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubungan dengan Akumulasi

secret di bronkus

a) Tujuan

Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam diharapkan

napas pasien kembali normal

b) Kriteria hasil

1. Tidak adanya secret atau benda asing

2. Pola nafas efektif

c) Rencana Keperawatan

1. Monitor jalan nafas (frekuensi,kedalaman,usaha nafas)

Rasional : Agar bisa mengetahui nafasnya normal atau tidak


2. Monitor bunyi nafas tambahan

mis,gurgling,mengi,wheezing,ronkhi kering)

Rasional : Agar mengetahui ada nafas tambahan atau tidak

3. Monitor sputum jumlah, warna aroma

Rasional : Agar mengetahui jumlah dan aroma sputum

4. Petahankan kepatenan jalan napas

Rasional : Agar mengetahui apakah napas kembali normal atau

tidak

5. Posisikan semi folwer

Rasional : Agar tidak merasa sesak

DX ll : Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake

tidak kuat

a) tujuan : setelah dilakukan tindakan selama 2x24 jam gangguan

nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh teratasi

b) kriteria hasil

1. Makan habis 1 porsi

2. menunjukan perilaku perubahan pola hidup untuk

meningkatkan nafsu makannya

c) Rencana keperawatan

1. Identifikasi status nutrisi

Rasional : Agar mengetahui nutrisi apa saja yang boleh dimakan

2. Identifikasi alergi dan intoleransi makanan


Rasional : Agar mengetahui makanan yang membuat alergi

pada pasien apa saja

3. Identifikasi makanan yang disukai

Rasional : Meningkatkan nafsu makan pasien

4. Identifikasi kebutuhan kalori dan jenis nutrient

Rasional: Agar mengetahui jenis dan kalori yang baik seperti

apa

5. Monitor asupan makanan

Rasional : Agar mengetahui makanan yang masuk pada pasien

DX III: Hipertermi b.d proses infeksi

a) tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x24 jam

diharapkan pasien Suhu tubuh dalam rentang normal

b) kriteria hasil :

Suhu tubuh dalam rentang normal

Nadi dan respirasi dalam rentang normal

c) rencana keperawatan

1. Identifikasi penyebab hipertermia (mis. Dehidrasi, terpapar

lingkungan panas, penggunaan incubator)

Rasional : Untuk mengetahui penyebab hipertermi

2. Monitor suhu tubuh Monitor kadar elektrolit

Rasional: Untuk mengetahui suhu tubuh pasien normal atau

tidak

3. Monitor komplikasi akibat hipertermia


Rasional: Untuk mengetahui apakah pasien terkena

komplikasi hipertermia atau tidak

4. Hindari pemberian antipiretik atau aspirin

Rasional : Hindari Agar tidak membahayakan kesehatan pada

pasien

5. Ganti linen setiap hari atau lebih sering jika mengalami

hiperhidrosis (keringat berlebih)

Rasional : Agar pasien merasa lebih nyaman

DX IV: Defisit pengetahuan b.d kurangnya informasi

a.) tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x 24

jam Pengetahuan bertambah

b) kriteria hasil

1. Pengetahuan bertambah

2. Mengurangi risiko terjadinyaBronkopneumonia pada keluarga

c) rencana keperawatan

1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi

Rasional: Agar keluarga bisa mencerna apa yang tadi

dijelaskan

2. Identifikasi faktor-faktor yang dapat meningkatkan dan

menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat

Rasional : Agar mengetahui faktor apa saja yang

menyebabkan dari peneyakit tersebut

3. Sediakan materi dan dan media pendidikan kesehatan


Rasional: Agar lebih mempersimgkat waktu jika sudah

disiapkan

4. Jadwalkan pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan

Rasional: Agar lebih pasti dalam memberikan penkes

5. Berikan kesempatan untuk bertanya

Rasional: Agar megetahuinapakah pasien paham atau tidak

11) Evaluasi

Evaluasi adalah aktivitas yang direncanakan, berkelanjutan, dan terarah

ketika klien dan professional kesehatan menentukan kemajuan klien menuju

pencapaian tujuan atau hasil keefektifan rencana asuhan keperawatan dengan

tindakan intelektual dalam melengkapi proses keperawatan yang menandakan

keberhasilan untuk diagnosa keperawatan, rencana intervensi dan

implementasinya. Tahap evalausi memungkinkan perawat dalam memonitor

apa yang terjadi selama pengkajian, analisis, perencanaan dan implementasi

intervensi (Nursalam 2010)


BAB III

TINJAUAN KASUS

A. Tinjauan Kasus

1. Identitas

a. Identitas

Pasien bernama An. H berusia 2 tahun 8 bulan, pasein beragama islam , suku sunda /

indonesia. pasien masuk 24 april 2021. Dilakukan pengkajian pada tanggal 24 april

2021 dengan nomor RM 00830273 dengan diagnosa bronkopneumonia. pasien

ditempatkan diruang rawamerta RSUD karawang . Adapun identitas orang tua yaitu Tn.

K dengan terakhir SMA sebagai wiraswasta kemudian untuk ibunya pendidikan SMA

dengan perkerjaan ibu rumah tangga, alamat kosambi baru RT 02 R3 01 kecamatan

cilegar karawang. jawa barat

b. Keluhan utama

Pada saat dikaji ayah pasien mengatakan pasien demam dan batuk serta sesak sudah 5

hari, suara nafas ronkhi saat pemeriksaan tanda - tanda vital suhu tubuh 38, 9˚c , RR

38X/m, Nadi 145x/menit ,orang tua pasien bingung dengan penyakit yang dialami oleh

anaknya

c. Riwayat kesehatan sekarang


Ayah pasien mengatakan anakanya demam dan batuk serta sesak 5 hari dibawa ke

klinik terdekat di rumah, kemudian klinik menyarankan untuk dirawat di Rumah Sakit

Umum Daerah Karawang

d. Riwayat kehamilan dan persalinan

e) Prenatal

Selama Kehamilan ibu pasien selalu memeriksa kehamilannya dan tidak ada

keluhan atau masalah dalam kehamilannya

f) Intranatal

Ibu pasien mengatakan lahir dan secara normal atau spontan

g) Berat badan lahir 300 gram panjang badan 40 cm

e. Riwayat kesahatan masa lalu

Ayah pasien mengatakan anaknya belum pernah dirawat dengan penyakit yang sama

sekarang

f. Riwayat kesehatan sekarang

Keluarga mengatakan tidak ada yang menderita asma atapun alergi lainnya

g. Riwayat sosial

Pasien sehari - hari diasuh oleh orang tuanya, dan ibu pasien mengatakan hubungan

dengan teman sebayanya baik, pasien sering ikut bermain dengan teman- teman nya di

dampingin oleh ibunya. pasien merupakan anak yang baik, aktif, lingkungan rumah

bersih

h. Kebutuhan dasar
No Jenis Aktivitas Sebelum sakit Ketika sakit
1. Nutrisi Makan : Ibu pasien Makan: pasien makan, tetapi
a. Makan mengatan klien makan 3 x tidak habis karna pasien
6. Jenis sehari porsi sedang, klien tidak nafsu makan,
makanan tidak ada pantangan , klien makanpun hanya ½ porsi
7. Frekuensi makan nasi serta lauk Minum : 5 gelas perhari
8. Porsi pauknya
b. Minum Minum : 5-6 gelas perhari
9. Jenis
10. Frekuensi

2. Pola tidur Pasien tidur 7jam sehari, Pasien tidur tidak teratur
11. Malam tidur siang 2 jam perhari karena lingkungan rumah,
12. Siang sebelum tidur ibu pasien
selalu membuat pasien
nyaman dengan cara
mengipasi pasien agar pasien
bisa tidur, selama dirumah
sakit pasien tidak tidur siang

3 Personal Hygene Mandi : 2x sehari Mandi : 1x sehari di lap


13. Mandi Keramas: 1 minggu 2 kali Keramas: belum keramas
14. Keramas Gosok gigi: 1 x sehari
Gosok gigi Gosok gigi: 3x sehari

4. Aktifitas Bermain pasien aktif bermain dengan Selama dirumah sakit pasien
teman sebanya bermain handphone dengan
didampingi ayahnya

5 Eliminasi BAB: BAB 1x sehari warna BAB: saat di kaji klien


a. BAB kuning konistensi lembek. belum BAB
15. Frekuensi
16. Konsistensi BAK: BAK 4-5 X perhari BAK: BAK 3x perhari warna
17. Warna warna kuning jernih dan jernih
b. BAK berbau khas
18. Frekuensi
19. Warna
i. Keadaan saat ini

Pasien terdiagnosa bronkopneumonia , status nutrisi kurang , cairan infus yang

diberikan RL 500cc sebanyak dengan 16 tetes per menit, obat – obatan yang

diberikan yaitu Sanmol 50mg 3x1 IV,Cefotaxim 200mg 3x1/IV, Nebu NaCl 3

%/Inhalasi, pemeriksaan penunjang yaitu tes rontgen

Tabel 3.2
Pemeriksaan Laboratorium /Tanggal : 24 – 04 - 2021

Tanggal : 24 – 04 - 2021

Tes Laboratorium Hasil Laboratorium Normal

Haemoglobin 12,50g/Dl 11.70-15.5 g/dL

Eritrosit 4,1 3,7 – 5,7 x10 6/ul

Lekosit 13,22 12,0 – 14,0 x10 6/ul

Trombosit 200 150 – 400%

Hematokrit 35 31 – 43%

Basofil 1 0 – 1%

Eusinofil 2 1,0 – 3,0%

Neutrofil 57 54 – 62%

Limposit 30 25 – 33 %

Monosit 6 3 – 7 fl

MCV 76 76 – 0 pg
MCH 29 25 – 31 g/dl

MCHC 35 32-36 %

RDW-CV 13,4 12,2 – 15, 3

Tanggal : 25 – 04 - 2021

Tes Laboratorium Hasil Laboratorium Normal

Haemoglobin 7,7 g/dL 11.70-15.5 g/Dl

Eritrosit 27 3,7 – 5,7 x10 6/ul

Lekosit 1,44 12,0 – 14,0 x10 6/ul

Trombosit 79 150 – 400%

Hematokrit 21 31 – 43%

Basofil 1 0 – 1%

Eusinofil 1 1,0 – 3,0%

Neutrofil 48 54 – 62%

Limposit 58 25 – 33 %

Monosit 6 3 – 7 fl

MCV 78 76 – 0 pg

MCH 29 25 – 31 g/dl

MCHC 27 32-36 %
RDW-CV 12,8 12,2 – 15, 3

j. Pemeriksaan Fisik

1) Keadaan Umum : Composmentis

Pemeriksaan tanda-tanda vital : Suhu tubuh = 38, 9 ºC, Nadi

=140x/menit, Respirasi = 38 x/ menit

2) Kepala

Bentuk kepala oval , wajah simetris, kulit kepala bersih, peyebaran rambut merata

berwarna hitam

3) Telinga

Bentuk telinga sedang, simetris kanan dan kiri,lubang telinga bersih, tidak ada

serumen berlebih, pendengaran berfungsi dengan baik

4) Mata

Mata lengkap, simetris kanan dan kiri, kornea mata jernih kanan dan kiri.

Konjungtiva anemis dan kelopak mata palpebral tidak ada pembengkakan.

Adanya reflex cahaya pada pupil dan bentuk isokor kanan dan kiri , iris kanan kiri

berwarna hitam, tidak ada kelainan

5) Hidung

Tidak ada pernapasan cuping hidung, dan tidak ada kelainan

6) Mulut
Keadaan mukosa bibir kering dan pucat, tidak terdapat caries pada gigi. Tonsil

ukuran normal uvula letak ditenah tidak ada kelainan

7) Pemeriksaan leher

Kelenjar getah bening teraba, tiroid teraba, porsi trakea letak ditengah tidak ada

kelainan

8) Pemeriksaan thorak sistem pernapasan

a. Infeksi

b. Palpasi

c. Perkursi

d. Auskultasi

Adanya sesak, batuk dan secret, bentuk dada simetris, irama nafas teratur,

pola nafas normal, tidak ada otot bantu pernapasan, vocal permitus dan

ekspansi paru anterior dan posterior dada normal, perkursi sonor,

auskultasi suara nafas ronchi

9) Pemeriksaan sistem pencernaan

a. Infeksi : Bentuk abdomen terlihat ada pembesaran limpa S1, tidak

tampak bayangan pembuluh darah pada abdomen, tidak ada luka operasi

b. Palpasi : Tidak ada nyeri tekan tidak ada masa

c. Perkursi : Timpani

d. Auskultasi : Peristaltic 5x/menit

10) Sistem genetelia

Jenis kelamin perempuan tidak ada cairan dan tidak terpasang selang DC

11) Ekstremitas
a. Atas

Bagian kanan tidak ada oedema dan dapat digerakan bagian kiri atas tidak

ada oedama, terpasang infus EIDA 2A 16 tpm, kekuatab otot 4 terbykti

pasien dapat menahan tahanan yang diberikan tetapi lemah

b. Bawah

Bagian kanan tidak ada oedema, tidak ada lesi dan dapat digerakan, bagian

kiri tidak ada oedema tidak dapat digerakan kekuatan otot terbukti pasien

dapat menahan tahanan yang diberikan namun lemah

12) Integumen

Warna kulit pucat, tidak ada lesi, turgor kulit elastis, capillary refil > 3 detik,

kelembaban kulit lembab, tidak ada jringan parut

13) Reflkes

a. Refleks fisiologis : terdapat refleks triseps, biseps, brankhioradialis, patella

b. Refleks patologis : tudak terdapat refleks Babinski, chadock dan

oppnenheim

k. Pemeriksaan tingkat perkembangan

1) Kemandirian dan bergauk ( sosialisasi )

Anak dapat mzkzn sendiri memakai pakaiannya sendiri tanpa bantuan dari ibunya,

anak dapat menjawab pertanyaan dengan benar

2) Motorik halus

Anak dapat menggambar sesuai perintah, anak dapat menggambar kotak sesuai

dengan yang dicontohkan dan anak suka bermainan boneka dengan temannya
3) Kognitif dan bahasa

Anak tidak dapat menunjukan keempat warna dengan benar anak tidak bisa

mejawab ketiga pertayaan dengan tepat

4) Motorik kasar

Anak dapat melompat dengan satu kaki tapi berpasangan anak dapat menangkap

bola kecil hanya dengan menggunakan kedua tangannya , anak tidak dapat berdiri

satu kaki tanpa berpegangan

Interpretasi data dari hasil test Kpsp nilai 10 dari 10 adalah perkembangan anak

sesuai dengan tahap perkembangan

I. Analisa Data
Tabel 3.2

Analisa Data hasil pengkajian pada An. H Usia todler (2 tahun 8 bulan) dengan

Bronkopneumonia Diruang Rawamerta RSUD Karawang

NO Hari / Tanggal Data Penyebab Masalah

1. Sabtu DS : Obstruksi jalan Bersihan jalan

24 april 2021 Pasien mengatakan sesak napas penumpukan napas tidak efektif

nafas, batuk berdahak secret dijalan napas

DO :

pasien pucat, gelisah, dan


lemas,suara nafas Ronchi

Nadi = 140x/menit

Respirasi = 38x/ menit

Bunyi napas abnormal

ronkhi

Sputum (+)

2. Sabtu DS : Inflamsi Hipertermi

24 april 2021 Ibu pasien mengatakan ( peradangan )

bahwa suhu badannya

terasa panas Respon infeksi

DO : Peningkatan

Suhu tubuh = 38, 9 ºC, metabolisme

Nadi =120 x/menit dan

mukosa bibir pasien kering Peningkatan suhu

tubuh

Hipertermi

3. Sabtu DS : Ketidakmampuan Resiko

24 april 2021 Ibu pasien mengatakan mengabsrobsi ketidakseimbangan

pasien tidak nafsu makan nutrient nutrisi


DO :

Pasien tampak pucat dan Resiko

lemas, setiap makan Pasien ketidakseimbangan

hanya makan ½ porsi, nutrisi

mukosa bibir pasien kering

4. Minggu DS : Kurangnya Defisit pengetahuan

25 april 2021 Keluarga Pasien informasi

mengatakan kurang

mengetahui tentang

penyakitnya

DO :

Keluarga pasien tidak bisa

menjelaskan tentang

penyakitnya

Diagnosa Keperawatan Berdasarkan Prioritas

1) Bersihan jalan napas tidak efektif b.d Obstruksi jalan napas penumpukan

secret dijalan napas

2) Hipertemi b.d Proses infeksi

3) Resiko ketidakseimbangan nutrisi b.d intake tidak adekuat


4) Defisit pengetahuan b.d kurangnya informasi

2. Rencana Tindakan Keperawatan

Tabel 3.3

Rencana Tindakan Keperawatan Pada An. H Usia Todler ( 2 tahun 8 bulan) dengan

Bronkopneumonia Diruang Rawamerta RSUD Karawang

No Hari/ Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional

tanggal keperawatan

1. Sabtu Bersihan jalan nafas Setelah dilakukan Manajemen jalan nafas

tidak efektif b.d tindakan Observasi Observasi


24 april
Obstruksi jalan napas
keperawatan - Monitor jalan nafas -Agar bisa mengetahui
2021
penumpukan secret
selama 2x24 jam (frekuensi,kedalaman, nafasnya normal atau
dijalan napas
diharapkan usaha nafas) tidak

pasien dengan - Monitor bunyi nafas - Agar mengetahui

kriteria hasil tambahan apakah ada nafas

- tidak adanya (mis,gurgling,mengi, tambahan atau tidak

secret atau benda wheezing,ronkhi

asing kering)

- pola nafas - Monitor sputum - Agar mengetahui

efektif (jumlah,warna,aroma) jumlah sputum dan

aroma sputum
Terapeutik Terapeutik
- Pertahankan agar mengetahui
kepatenan jalan apakah nafasnya
nafas dengan head- kembali ormal atau

tilt dan chint- tidak

lift( jaw-thrust jika

curiga trauuma

servikal )

- Posisikan semi Agar pasien tidak

fowler atau fowler merasa sesak

- Berikan minum Agar mengurangi

hangat rasa gatal pada

tenggerokan pasien

Agar bisa
- Lakukan fisioterapi
terditeksi lebih
dada,jika perlu
lanjut

Agar tidak merasa


- Lakukan penghihisapan
sesak pada pasien
lendir kurang dari 15

detik dana Keluarkan

sumbatan benda padat

dengan forsep McGill

- Berikan oksigen bila

perlu Agar mengurangi


Edukasi
- Anjurkan asupan sesaknya

cairan 2000 ml/ Edukasi

hari,jika tidak Agar pasien tidak lemas

berkontra indikasi dan turgor kulit pasien

- Ajarkan teknik batuk kembali normal

efektif Agar mudah

mnegelurkan dahak

pada saat batuk


Kolaborasi
Kolaborasi
- Kolaborasi pemberian
Agar mengurangi rasa
bronkodilator,ekspekto
sakitnya
ran

,mukolitik,jika perlu

Sabtu Hipertermi b.d Setelah dilakukan Manajemen Hipertemia Observasi


Observasi
proses infeksi tindakan Untuk mengetahui
24 april  Identifikasi
keperawatan selama penyebab hipertermi
2021 penyebab
2x24 jam hipertermia (mis.
Dehidrasi, terpapar
diharapkan pasien
lingkungan panas,
dengan kriteria
penggunaan
hasil: inkubator)

-Suhu tubuh  Monitor suhu


-Untuk mengetahui
tubuh Monitor
dalam rentang suhu tubuh pasien
kadar elektrolit
normal normal atu tidak
-Nadi dan -Untuk mengetahui
 Monitor keluarnya
respirasi dalam urine yang sudah
urine
rentang normal keluar berapa cc

-Tidak ada -Untuk mengetahui


 Monitor
perubahan warna apakah pasien
komplikasi akibat
kulit dan tidak hipertermia terkena komplikasi

pusing hipertermia atau

tidak

Terapeutik

- Agar suhu tubuh


Terapeutik
 Sediakan pasien kembali
lingkungan yang dengan normal
dingin
-Agar demam cepat
- Longgarkan atau
lepaskan pakaian keluar

-Agar suhu badan


 Basahi dan kipasi
pasien kembali
permukaan tubuh
normal

-Agar pasien merasa


 Ganti linen setiap
lebih nyaman
hari atau lebih
sering jika
mengalami
hiperhidrosis
(keringat berlebih)
 Lakukan
pendinginan - Agar suhu tubuh
eksternal (mis.
pasien kembali
Selimut
hipotermia atau normal kembali
kompres dingin
pada dahi, leher,
dada, abdomen,
aksila)

 Hindari pemberian
-Hindari Agar tidak
antipiretik atau
aspirin membahayakan

kesehatan pada pasien

Edukasi
Edukasi -Agar pasien bisa
 Anjurkan tirah
istirahat total (bedrest)
baring

Kolaborasi

Kolaborasi -Menjaga
- Pemberian cairan dan keseimbangan asam
elektrolit IV, jika basa dan menjaga
perlu tubuh selalu dalam

kondisi terhidrasi

3. Sabtu Resiko Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi Observasi


24 april ketidakseimbangan tindakan Observasi -Agar mengetahui
 Identifikasi status
2021 nutrisib.d intake keperawatan selama nutrisi apa saja yang
nutrisi
tidak adekuat 2x24 jam gangguan boleh dimakan

nutrisi kurang dari  Identifikasi alergi -Agar mengetahui

kebutuhan nutrisi dan intoleransi makanan yang


makanan
kurang dari membuat alergi pada

kebutuhan tubuh pasien apa saja

teratasi dengan

kriteria hasil : -Meningkatkan nafsu


 Identifikasi
-Makan habis 1 makan pasien
makanan yang
porsi disukai

-menunjukan

perilaku -Agar mengetahui jenis


 Identifikasi
perubahan pola kebutuhan kalori dan kalori yang baik

dan jenis nutrien seperti apa


hidup untuk

meningkatkan - Agar mengetahui


 Monitor asupan
nafsu makannya makanan makanan yang masuk

-adanya pada pasien

peningkatan BB -Agar megetahui apakah


 Monitor berat BB pasien naik atau
badan
tidak

Terapeutik

Terapeutik -Agar meningkatkan

 Sajikan makanan
secara menarik pola makan pasien
dan suhu yang
-Agar mencegah
sesuai
konstipasi pasien
 Berikan makanan
tinggi serat untuk perbanyak makan
mencegah tinggi protein dan
konstipasi
kalori
 Berikan makanan
tinggi kalori dan Edukasi
tinggi protein -Agar berat badan
Edukasi
pasien ideal atau
 Ajarkkan diet yang
diprogramkan tidak

Kolaborasi
Kolaborasi
- Kolaborasi dengan -Agar asupan pasien

ahli gizi untuk terpenuhi dengan baik

menentukan jumlah

kalori dan jenis

nutrien yang

dibutuhkan, jika

perlu

4. Minggu Defisit pengetahuan Setelah dilakukan Edukasi kesehatan

b.d kurangnya tindakan Observasi Observasi


25 april
informasi keperawatan selama - identiffikasi -Agar keluarga bisa
2021
2x 24 jam diperoleh kesiapan dan mencerna apa yang
kriteria hasil: kemampuan tadi dijelaskan

- Pengetahuan menerima

bertambah informasi

- Mengurangi risiko - Identifikasi faktor- -Agar mengetahui


terjadinyaBronkopn faktor yang dapat faktor apa saja yang
eumonia pada meningkatkan dan menyebabkan dari
keluarga menurunkan peneyakit tersebut
- Mencegah motivasi perilaku

terjadinya hidup bersih dan

Bronkopneumonia sehat
Terapeutik
Terapeutik
-Agar lebih
- sediakan materi
mempersimgkat
dan dan media
waktu jika sudah
pendidikan
disiapkan
kesehatan
-Agar lebih pasti
- Jadwalkan
dalam memberikan
pendidikan
penkes
kesehatan sesuai

kesepakatan
-Agar
- Berikan
megetahuinapakah
kesempatan untuk
pasien paham atau
bertanya
tidak
Edukasi

- Jelaskan faktor Edukasi


risiko yang dapat -Agar megetahui
mempengaruhi faktor apa yang
kesehatan dapat
- ajarkan perilaku memepengaruhi
hidup bersih dan kesehatan pasien
sehat dan ajarkan

strategi yang dapat

digunakan untuk

meningkatkan

perilaku hidup

bersih dan sehat

Pembahasan

1. Pengkajian

Berdasarkan teori pasien An. H berusia 2 tahun 8 bulan pasien masuk ke Rsud karawang

ruangan rawamerta pada tanggal 24 april 2021 diantar oleh orang tuanya ,pasien beragama

islam pasien dengan bronkopneumonia ditemukan tanda dan gejala anak

Bronkopneumonia adalah suara nafas ronchi,sesak sudah 5 hari pasien batuk dan demam
suhu pasien 38,9 c respirasi 38x / menit dan orang tua pasien tidak mengetahui apa itu

bronkopneumonia

Data selanjutnya adalah Pasien mengatakan sesak nafas, batuk berdahak.

2. Perencanaan

Berdasarkan kasus diatas terdapat 4 masalah keperawatan dengan diagnose prioritas yaitu

menurut hirarki maslow Bersihan jalan nafas tidak efektif merupakan diagnose utama,

yaitu ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernapasan

untuk mempertahankan kebesihan jalan nafas .

Prioritas masalah yang kedua adalah hipertermi menurut hirarki maslow merupakan urutan

yang ke 2,masalah tersebut muncul karena suhu tubuh pasien 38,9 c

Prioritas masalah yang ke 3 adalah resiko ketidak seimbangan nutrisi menurut hirarki

maslow merupakan urutan yang ke 3 masalah tersebut muncul karena pasien tidak nafsu

makan ,pasien hanya makan ½ porsi

Prioritas masalah yang ke 4 adalah deficit pengetahuan menurut hirarki maslow merupakan

ururtan yang ke 4 karena keluarga pasien tidak mengetahui tentang penyakitnya


BAB 1V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Setelah melalukan asuhan keperawatan selama 3 hari dari tanggal 24 april 2021 sampai

dengan 26 april 2021, penulis menyadari bahwa anak dengan bronkopneumonia terdapat

beberapa hal yang harus diperhatikan pada pasien dengan Bronkopneumonia ini. Pasein

dengan Bronkopneumonia ditandai dengan Batuk berdahak,sesak nafas maka dari itu

perawat harus memeprhatikan dengan baik dan benar agar pasien bisa terkontrol

B. Saran

1. Rumah sakit

Seharusnya didalam ruangan perawatan terdapat ruangan khusus untuk bermain

sehingga anak –anak tidak akan mengalami kebosanan didalam ruangan perawatan

atau mengurangi tingkat stres akibat hospitalis


2. Perawat

Hal yang perlu diberikan kepada keluarga klien ialah memberikan penyuluhan

kesehatan mengenai penyakit dan penatalaksanaan pada anak dengan thalasemia

3. Institusi Pendidikan

Diharapkan dapat mengembangkan keilmuan yang terbaru serta mempunyai banyak

referensi dalam memberikan asuhan keperawatan yang komprehensif.

4. Mahasiswa Keperawatan

Diharapkan dapat mengembangkan keilmuan dalam memberikan asuhan keperawatan

yang komprehensif

DAFTAR PUSTAKA

Smeltzer, S.C. & Bare, B.G. (2013). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, edisi 8.
Jakarta : EGC.

WHO. Global Health Observatory data repository In: World Health Organization, editor. Jenewa: World
Health Organization; 2016.

Depkes RI. 2013. Riset Kesehatan Dasar. Jakarta: Badan Penelitian dan pengembangan Kesehatan
Kementrian Kesehatan RI.

Tim Pokja SDKI DPP PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia Definisi dan Indikator
Diagnostik. Jakarta: Dewan Pengurus PPNI

Somantri, Irman. 2012. Asuhan Keperawatan Pada Klien Dengan Gangguan Sistem Pernafasan. Edisi 2.
Jakarta: Salemba Medika.

Dewi, Ismira, 2008. Mengenal Bentuk Pola Asuh Orang Tua.


http://www.kabarindonesia.com/berita.php?pil=13&dn=20080706135419 (diakses tanggal 26
Januari 2011 jam 19.48)

Wijayaningsih, K. S. (2013). Asuhan Keperawatan Anak. Jakarta: CV. Trans Info Media.

(Ringel, 2012).
Riyadi, Sujono & Sukarmin, 2009, Asuhan Keperawatan Pada Anak, Edisi 1, Yogyakarta : Graha Ilmu.

Ringel, Edward. (2012). Buku Saku Hitam Kedokteran Paru Alih Bahasa:dr.Elfiawati Resipirologi
(Respiratory Medicine). Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC

Nursalam. 2010. Konsep dan penerapan metodelogi penelitian ilmu keperawatan. Jakarta: Salemba
medika.

LEMBAR KONSUL

NAMA : Mochamad jamaludin

NIM : 433131440118025

JUDUL :

No Tanggal / hari Materi Hasil Konsul Paraf


Pembingbing
1.

2.
3. 23 juni 2021 Konsul bab
1-4

4.

Anda mungkin juga menyukai