KTI
Disusun untuk memenuhi sebagai syarat mata kuliah Tugas Akhir
Pada Program Studi D III Keperawatan Magelang
Oleh:
Tri Ningsih
NIM. P 17420513083
KTI
Oleh :
Tri Ningsih
NIM. P 17420513083
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT, yang dengan rahmat dan
Dalam pembuatan Laporan Kasus ini penulis banyak menghadapi masalah dan
hambatan. Tetapi, berkat bantuan, arahan, serta bimbingan dari berbagai pihak
maka laporan ini dapat di selesaikan. Penulis mengucapkan terima kasih kepada:
Keperawatan Magelang
laporan kasus.
5. Tim Penguji Uji Akhir Program: Tulus Puji Hastuti, S.Kep.Ns., M.Kes;
8. M. nurwahid, ika puji astuti, siti robaniah, dan semua keluarga yang selalu
kasus ini.
ini.
11. Teman-teman yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu yang selalu
kasus ini.
Penulis sangat menyadari bahwa laporan kasus ini masih jauh dari
sempurna. Oleh karena itu penulis mengharapkan saran dan kritik yang
kasus ini bermanfaat bagi kita semua dan dapat memberikan konstribusi bagi
Tri Ningsih
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL............................................................................................. i
KATA PENGANTAR...........................................................................................v
DAFTAR ISI.........................................................................................................vii
DAFTAR TABEL……………………………………………………………......ix
DAFTAR GAMBAR…………………………………………………………….x
DAFTARLAMPIRAN…………………………………………………………..xi
2. Klasifikasi Bronkopneumoni................................................................. 6
4. Patofisiologi .......................................................................................... 9
8. Pemeriksaan penunjang………………………………………………14
1. Pengkajian……………………………………………………………24
2. Diagnosa Keperawatan………………………………………………30
3. Intervensi Keperawatan……………………………………………...30
4. Evaluasi………………………………………………………………41
A. Biodata Pasien…………………………………………………...…..44
B. Pengkajian………………………………………………………...….44
C. Rumusan Masalah………………………………………………...….49
D. Perencanaan Keperawatan…………………………………………...40
E. Implementasi Keperawatan…………………………………………..54
F. Evaluasi……………………………………………………………….58
A. Pembahasan…………………………………………………………..68
B. Simpulan……………………………………………………………...85
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Gambar
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
merupakan salah satu dari klasifikasi dari peneumoni, yaitu radang paru yang
(Ngastiyah,2005.)
atas penyebab kematian bayi dan anak balita. Berdasarkan period prevalence dan
prevalensi tahun 2013 dari Riset Kesehatan Dasar (Riskerdas) pada tahun 2013
tertinggi untuk semua umur adalah Nusa Tenggara Timur (4,6% atau 46 balita dan
10,3% atau 103 balita per 1000 balita), Papua (2,6% atau 26 balita dan 8,2% atau
82 balita per 1000 balita), Sulawesi Tengah (2,3% atau 23 balita dan 5,7% atau 57
balita per 1000 balita), Sulawesi Barat (3,1% atau 31 balita dan 6,1% atau 61
balita per 1000 balita), dan Sulawesi Selatan (2,4% atau 24 balita dan 4,8% atau
48 balita per 1000 balita). Period Prevalence pneumonia di Indonesia tahun 2013
umur < 1 tahun sebesar 27.904 kasus atau 28%, angka pada umur 1-4 tahun
sebesar 71.561 kasus atau 72%. Jadi, pada tahun 2014 penderita pneumonia di
bronkopneumoni pada tahun 2014 (januari – juli) terdapat 1315 kasus penyakit
pada anak, terdapat 136 anak (10,3 %) yang menderita bronkopneumoni dengan 2
anak meninggal karena kasus tersebut. Pada tahun 2015(januari – September) dari
1797 kasus penyakit pada anak, jumlah anak yang menderita bronkopneumoni
berjumlah 208 anak (11,5 %) dan 1 anak meninggal karena kasus tersebut.
efektifan bersihan jalan nafas karena masalah pada jalan nafas merupakan
masalah yang serius dan dapat menyebabkan kematian jika tidak segera ditangani,
karena jalan nafas yang tersumbat dapat menyebabkan pasien kekurangan asupan
Tidar Magelang”.
B. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan karya tulis ilmiah ini antara lain sebagai berikut :
1. Tujuan Umum
2 Tujuan Khusus
telah ditentukan.
1. Secara Teoritis
2. Secara Praktis
bronkopneumoni .
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
1. Definisi
(bronkiolitis). (Ngastiyah,2005.)
termasuk tanda gejala umum adalah sianosis, jari tabuh, nyeri dan
batuk sputum, nyeri dada, keluhan pernafasan nafas dangkal dan cepat.
2. Klasifikasi Pneumonia
(Bronkopneumonia).
a. Pneumonia komunitas.
b. Pneumonia nasokomial.
c. Pneumonia rekurens.
d. Pneumonia aspirasi.
f. Pneumonia hipostatik
Legionella.
3. Etiologi
1. Bakteri
2. Virus
3. Jamur
4. Protozoa
immunosupresi.
4. Patofisiologi
alveoli melalui pembuluh darah yang berdilatasi dan bocor, (48 jam
karena sel-sel darah merah, fibrin dan leukosit PMN mengisi alveoli, (3
sampai 8 hari) paru tampak kelabu kaarena leukosit dan fibrin, mengalami
yang berwarna seperti karat. Ronki basah dan gesekan pleura dapat
terdengar diatas jaringan yang terserang oleh karena eksudat dan fibrin
dalam alveolus dan dapat pula pada permukaan pleura. Hamper selalu
daerah paru yang tak mengalami ventilasi dan konsolidasi (Price, 2006.)
beraktivitas yang ditandai dengan tekanan darah tidak normal serta kondisi
yang tidak efektif ditandai dengan suara napas tambahan, sebagian lagi
tubuh dalam menghadapi infeksi, dan edema antar kapiler alveoli, dan
muntah yang dapat menyebabkan asupan nutrisi pada tubuh kurang. (Elly,
2011.
5. Pathway Bronkopeneumoni.
Kuman berlebih Kuman terbawa ke saluran Dilatasi pembuluh Peningkatan Edema antar
di Bronkus pencernaan Darah suhu tubuh kapiler dan alveoli
Dispneu Fatigue
Retraksi dada/nafas MK :
cuping hidung Intoleransi
Aktivitas
MK : Gangguan pola
Nafas
Gambar 2.1 Pathways Bronkopneumoni dikembangkan dari Corwin (2009),
Nursalam (2005), price (2006) dan Nastiti (2010).
6. Manifestasi Klinis
b. Kesulitan dan sakit pada saat bernafas anatara lain nyeri pleuretik,
c. Bunyi nafas diatas area yang mengalami kosilidasi antara lain suara
(krekels,ronki).
f. Diaforesis.
g. Anoreksia.
h. Malaise.
berkarat.
j. Gelisah
mati.
7. Penatalaksanaan
volume cairan.
8. Pemerikasaan penunjang
f. LED : meningkat.
dapat dicapai melalui tumbuh kematangan dan belajar. (A. Aziz Alimul
Hidayat, 2008.)
struktur dan fungsi tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur
diferensasi sel–sel tubuh, jaringan tubuh, organ dan sistem organ yang
terlihat pada proporsi fisik atau organ manusia yang muncul mulai
Tabel 2.2
Tahap
Kecepatan dan operasional
kehalusan konkret (7-11
aktivitas motorik tahun) :
meningkat. Umur dengan
Menggunakan pemikiran yang
alat umum berhubungan.
seperti palu, Mengetahui
peralatan RT. tanggal, hari,
Variasi bulan.
ketrampilan
lebih individual.
Tabel 2.2 (Lanjutan)
Umur Fisik/Motorik Bahasa Kognitif Sosialisasi
10-12 Pertambahan TB Senang menulis Fase operasional Sangat tertarik
tahun lambat. surat. Membaca formal : pada bacaan,
Pertambahan untuk Pemikiran logis ilmu
BB cepat. kesenangan atau dan kemampuan pengetahuan,
Perubahan tubuh tujuan tertentu. menggunakan usaha-usaha
yang pikiran abstrak kreatif.
berhubungan berkembang. Demonstratif,
dengan Pemikiran teman sebaya
Remaja pubertas. reflektif, dan orangtua
awal Mencuci dan Berbicara lama futuristik, penting. Mulai
menjemur baju di telepon. multidimensional. tertarik pada
sendiri, lawan jenis.
mengecat,
menggambar. Kikuk & tidak
konsisten dalam Menyesuaikan
Pertambahan pemikiran diri dengan
Remaja maksimal pada abstrak. standar
tengah tinggi dan berat Mampu Titik terendah kelompok.
badan. Anak mempertahankan dalam kreativitas. Mencoba
wanita mulai sebuah argumen. berbagai peran.
haid dan tampak Ambivalen.
Remaja gemuk. Suasana hati
akhir Immunoglobulin berubah-ubah.
A&M Kapasitas
mencapai kadar terhadap alasan
orang dewasa. abstrak
meningkat.
Anak wanita Menikmati Introspektif,
mencapai kekuatan emosi masih
maturitas fisik. intelektual. labil. Hubungan
anak-rangtua
Berbicara mencapai titik
kompleks. terendah.
Anak laki-laki Kreativitas
mencapai memudar. Mengejar karir.
maturitas fisik. Identitas
seksual
terbentuk.
Lebih nyaman
dengan diri
sendiri. Emosi
lebih terkontrol.
C. Asuhan pada Anak Dengan Bronkopenemoni
1. Pengkajian
hematologi lainnya).
aktivitas
kental, nyeri dada, dan mual muntah. Kaji pola tidur pada
10) Pola koping – toleransi - stres, tingkat toleransi stres dan pola
kesehatan.
b. Pemeriksaan fisik
1) Keadaan umum.
(dehidrasi berat).
Tabel 2.3
Berat Badan
% kehilangan BB
Tingkat dehidrasi
Bayi (ml/kg) Anak besar
penyakit tertentu.
Tanda :
friksi pleural
konsolidasi
g) Pemeriksaan abdomen.
D. Diagnosa Keperawatan
adekuat.
Batasan karakteristik :
a. Subjektif
1) Dispnea
b. Objektif
1) Takipnea
Hasil NOC :
Intervensi NIC :
alergi berat.
banyaknya secret/mukus
bersih.
Batasan Karakteristik :
a. Subjektif
1) Dispnea
b. Objektif
d) Sianosis
Hasil NOC :
keluar paru.
Intervensi NIC :
udara.
membran alveolar
Batasan karakteristik :
a. Subjektif
1) Dispnea
2) Gangguan penglihatan
b. Objektif
1) Diafoesis
2) Iritabilitas
3) Takikardi
5) Konfusi
6) Sianosis
7) Gas darah arteri yang tidak normal
9) Hipoksemia
Hasil NOC :
paru-paru.
Intervensi NIC :
efektivitasnya.
pasien bernapas.
Batasan Karakteristik :
a. Objektif
Hasil NOC :
ekstrasel tubuh.
volume cairan.
obat intravena.
kebutuhan metabolik.
Batasan karakteristik :
a. Subjektif
1) Anoreksia
2) Sulit menelan
3) Menolak makan
b. Objektif
2) Diare
6) Kelemahan otot
Hasil NOC :
kebutuhan metabolik.
dan usia.
Intervensi NIC :
menyusui anaknya.
a. Subjektif
b. Objektif
Hasil NOC :
E. Evaluasi
diharapkan:
akumulasi eksudat
Kriteria hasil :
banyaknya secret/mukus
Kriteria hasil :
Kriteria hasil :
adekuat.
distress penafasan.
Kriteria hasil :
normal.
yang adekuat.
Kriteria hasil :
Kriteria hasil :
aktivitas sehari-hari.
alat bantu.
BAB III
LAPORAN KASUS
13.15 WIB di ruang Dahlia Rumah Sakit Umum Kota Magelang. Dengan
Kaliangkrik. Klien masuk rumah sakit pada tanggal 11 Januari 2016 jam
21.00 WIB, lewat Instalasi Gawat Darurat dan klien di rawat inap di
jawab yaitu ayah kandung dari An. S, beragama islam, berumur tahun,
Kaliangkrik.
B. Pengkajian (assesment)
dengan Demam dan kejang. BAB lancar 1x per hari dengan tekstur
klien belum pernah dirawat di rumah sakit, bila klien sakit orang
bulan, berat badan saat lahir 3,4 kg dan panjang badan cm. Postnatal :
klien dirumah diasuh oleh kedua orang tuanya, klien diberi ASI
imunisasi Hb0 saat lahir dan imunisasi dasar lengkap yaitu : BCG saat
berumur 2-3 bulan, DPT III dan polio III saat berusia 4 bulan dan polio
Riwayat pertumbuhan : tinggi badan 71 cm, berat badan 9,1 kg, lingkar
lidah bersih.
dan ictus cordis tak terlihat, palpasi vokal fremitus sama pada kanan
dan kiri, tidak ada nyeri tekan, dan ictus cordis teraba pada intercosta
suara wheezing dan ronchi dan bunyi jantung S1 dan S2reguler. Pada
pernah dirawat di rumah sakit, bila klien sakit orang tua klien
lembek berwarna kekuningan tidak ada darah dan tidak ada lendir.
Klien tidur siang + 3-4 jam dan pada malam hari + 8 jam dan sering
WIB
Hematologi :
4. Program Therapy
1. Infus DS ½ NS 10 tpm
2. cefotaxsim 3x900 mg
3. ranitidine 3x10 mg
4. chloramphenicol 3x275 mg
5. dexsa 3x1,8 mg
minggu dan dahak tidak bisa keluar, sedangkan data objektif : Klien
nafas.
data objektif : klien tampak sesak nafas, terlihat penggunan otot bantu
berhubungan dengan .
a. Tujuan Umum
b. Tujuan Khusus
c. Rencana tindakan
a. Tujuan Umum
diharapkan masalah pola nafas tidak efektif pada klien An. S dapat
teratasi.
b. Tujuan Khusus
a. Tujuan Umum
dapat teratasi.
b. Tujuan Khusus
a.) Keluarga mampu mengerti akan pentingnya diit yang tepat bagi
An. S
c.) Tidak ada tanda tanda kurang nutrisi, seperti mata cekung,
e.) Kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diit yang tepat.
penyakit.
a. Tujuan Umum
dapat teratasi.
b. Tujuan Khusus
c. Rencana tindakan
bronkopneumoni
E. Implementasi
1x1,8 mg).
lendir keluar sedikit. Memberi obat ventolin 1cc : 2cc NaCl via
Nebulizer, mengkolaborasi dengan fisioterapi dada, melakukan
mg).
Tanda tanda vital klien klien suhu 36,2 0 C, nadi 120x/menit, respirasi
intake klien, ibu klien mengatakan klien mau menyusu tapi makan tidak
mau hanya habis 2-3 sendok, (tidak ada alergi pada makanan). Perawat
penimbangan berat badan klien berat badan klien 9,1 kg. Menganjurkan
kepada orang tua untuk selalu menjaga kebersihan mulut (agar nafsu
diit yang tepat (klien mendapatkan diit bubur halus dari rumah sakit)
1x10mg).
intake klien, ibu klien mengatakan klien mau menyusu tapi makan tidak
mau hanya habis 6-8 sendok, (tidak ada alergi pada makanan). Perawat
penimbangan berat badan klien berat badan klien masih 9,1 kg.
pemberian diit yang tepat (klien mendapatkan diit bubur halus dari
ranitidine 1x10mg)
tidak mau hanya habis ½ porsi, (tidak ada alergi pada makanan).
penimbangan berat badan klien berat badan klien masih 9,1 kg.
pemberian diit yang tepat (klien mendapatkan diit bubur halus dari
ranitidine 1x10mg)
terhadap penyakit
F. Evaluasi
dahaknya.
Obyektif (O) : keadaan umum : lemas
Suhu : 36 oC
RR : 45 x/menit
nebulizer.
Nadi : 98 x/menit
Suhu : 36oC
RR : 44 x/menit
belum teratasi.
nebulizer.
tapi sedikit.
Suhu : 36 oC
RR : 42 x/menit
belum teratasi.
nebulizer.
nyaman
belum teratasi.
nyaman
nyaman
dexsa 1x1,8 mg
belum teratasi.
ranitidine 1x10mg
kebersihan mulut.
ranitidine 1x10mg
1x10mg
Assement (A) : masalah keperawatan nutrisi kurang dari
kebersihan mulut.
penyakit.
derita anakanya
teratasi
tersebut, dampak masalah tersebut bila tidak ditangani, tujuan yang akan
dicapai oleh penulis, tindakan yang akan dilakukan penulis agar tujuan
yang akan ditentukan dapat tecapai dan rasional dari tindakan yang
pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang. Dalam bab ini penulis juga
A. Pembahasan
dan dahak sulit dikeluarkan, mengalami sesak nafas dan suara tambahan
paru-paru wheezing dan rokhi. Hal ini seperti tanda dan gejala yang
kepala mesocepal, ada rambut. Pemeriksaan mata sklera mata tidak ikterik,
ictus cordis tak terlihat, palpasi vokal fremitus sama pada kanan dan kiri,
tidak ada nyeri tekan, auskultasi terdengar suara wheezing dan ronchi
adanya penggunaan otot bantu pernafasan otot bahu dan nafas dengan
cuping hidung, pola nafas dangkal dan cepat, respirasi 45x/menit bunyi
jantung S1 dan S2 reguler dan ictus cordis teraba pada intercosta 5,6 perkusi
terdengar bunyi sonor dan redup. Pemeriksaan abdomen simetris tidak ada
lesi, perkusi tympani, peristaltik 18 kali permenit, tidak ada nyeri tekan,
tanda tanda vital saat pengkajian didapatkan suhu tubuh klien 36,2 0C,
dikeluarkan dan juga sesak nafas. Data obyektif klien tampak batuk,
napas bebas dan aman ditandai dengan pernapasan dalam batas normal
respirasi pada klien normal ( 30-40 x/menit ), pola nafas efektif, tidak
ada penggunaan otot bantu pada pernafasan (NANDA, 2015)
suara weezing dan ronchi saat bernafas dan mendapatkan obat via
nebulizer dengan ventolin 1cc : 2cc NaCl, dan obat cefotaxsim 1x900
obat pengencer secret dengan ventolin 1cc : 2cc NaCL via nebulizer.
mendapatkan obat via nebulizer dengan ventolin 1cc : 2cc NaCl dan
mendapatkan obat via nebulizer dengan ventolin 1cc : 2cc NaCl dan
pernafasan cuping hidung saat menangis, pola nafas cepat dan dangkal
terdapat suara nafas wheezing dan ronkhi, suhu 36,2 0C, Nadi 120x/
nafas yang ditandai dengan nafas dangkal dan cepat serta penafasan
memantau suara, rasional tindakan ini adalah ekspansi dada yang tak
pernafasan jadi cepat dan dangkal (Doengoes, 2008) Pada pukul 13.45
WIB merubah posisi klien semifowler membuat klien lebih nyaman dan
untuk klien yaitu dengan posisi miring, rasional dari tindakan tersebut
keperawatan selama satu hari diperoleh evaluasi pada pukul 14.00 WIB.
Data Subjektif (S) dari ibu klien : masih sesak nafas, batuk, dahak bias
terlihat penggunaan otot bahu dalam bernafas dan nafas cuping hidung,
0
, suhu 36,2 C, nadi 102x/menit, respirasi 48x/menin dan obat
cefotaxsim 1x900 mg, cholramphenicol 1x275 mg, dexsa 1x1,8 mg.
dengan demikian Assesment (A) : Masalah pola nafas tidak efektif pada
An. S belum teratasi maka dari itu Planning (P) : Intervensi masih di
lanjutkan.
keperawatan selama satu hari diperoleh evaluasi pada pukul 19.00 WIB.
Data Subjektif (S) dari ibu klien : mengatakan klien masih batuk
tampak lebih nyaman, data Objektif (O) : keadaan umum klien lemas,
terlihat penggunaan otot bahu dalam bernafas dan nafas cuping hidung
0
suhu 36 C, nadi 98x/menit, respirasi 44x/menit dan obat cefotaxsim
keperawatan selama satu hari diperoleh evaluasi pada pukul 19.00 WIB
tanggal 15 Januari 2016. Data Subjektif (S) dari ibu klien : mengatakan
batuk dan dahak dapat keluar sedikit sedikit, klien masih rewel, sesak
penggunaan otot bahu dalam bernafas dan nafas cuping hidung suhu
demikian Assesment (A) : Masalah pola nafas tidak efektif pada An. R
lanjutkan.
terjadi penurunan berat badan, berat badan 20% atau lebih dibawah
berat badan ideal, bising usus hiperaktif, membran mukosa pucat , mual
ibu klien mengatakan klien sering muntah karena tersedak saat batuk,
cm, berat badan 9,1 kg.. Pada data KMS terakhir tanggal 16 Desember
9,1kg. Data Clinical, tugor kulit baik, mukosa bibir sedikit lembab,
Untuk memenuhi tujuan dan kriteria hasil yang telah disebutkan diatas,
maka intervensi yang akan dilakukan yaitu kaji adanya penurunan berat
mulut, dan kolaborasi dengan ahli gizi dalam pemberian diit yang tepat
tapi sering, bukan makan sekali dalam porsi besar, dilakukan untuk
respon imunitas humoral mukosa (IgA) usus kurang baik maka untuk
pada waktu yang sama, untuk menentukan kebutuhan kalori klien, dan
adanya bakteri dan sumber penyakit baru (Potter & perry, 2006)
ditambah dengan lidah putih kotor pada klien tifoid dapat berakibat
lembab. Diit : diit bubur halusr porsi habis 2 - 3 sendok, obat ranitidine
kebutuhan tubuh belum teratasi. Maka, perlu adanya tindakan yaitu kaji
lembab. Diit : diit bubur halusr porsi habis 6 - 8 sendok, obat ranitidine
kebutuhan tubuh belum teratasi. Maka, perlu adanya tindakan yaitu kaji
klien tidak memiliki riwayat alergi pada makanan, klien makan ½ porsi
dari rumah sakit dan makan 2 biskuwit, ibu klien mengatakan nafsu
pucat, mukosa bibir sedikit lembab. Diit : diit bubur halusr porsi habis
tubuh belum teratasi. Maka, perlu adanya tindakan yaitu kaji adanya
penyakit
Kurang pengetahuan adalah kurang informasi tentang topik tertentu.
secara benar menyangkut penyakit yang diderita dan seseorang tidak dapat
mengikuti instruksi yang diberikan secara akurat dan perilaku yang tidak
penyakit.
tentang penyakit sangat diperlukan oleh orang tua. Terutama pada orang
tua yang baru memiliki anak pertama. Sehingga orang tua akan lebih
bahaya dan mengamati dengan tepat apa yang terjadi pada anak
bronkpneumoni.
yang diderita oleh An. S dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa
diatas, maka intervensi yang akan dilakukan yaitu bina hubungan saling
percaya, kaji tingkat pendidikan orang tua pasien, kaji tinggat pengetahuan
(Doengoes, 2007).
hasil yang telah dirumuskan. Pada tanggal 13 Maret 2016 jam 14.00 WIB
klien mampu menjelaskan kembali apa yang tadi dijelaskan oleh perawat.
pendidikan kesehatan.
dapat teratasi.
akumulasi eksudat.
yaitu tidak muncul salah satu batasan karakteristik yang disebutkan diatas
yaitu tidak muncul salah satu batasan karakteristik yang disebutkan diatas
aktivitas dapat ditegakkan saat terdapat salah satu atau beberapa batasan
antara suplai dan kebutuhan oksigen, imobilitas, dan gaya hidup monoton.
(NANDA, 2015)
B. Simpulan
1. Pengkajian
tidak bias keluar, sesak nafas dan ibu klien mengatakan anaknya tidak
mau makan hanya menghabiskan 2-3 sendok makan, Orang tua klien
dan wheezing pada dada kanan dan kiri, RR : 45 x/menit (normal bayi :
2. Diagnosa keperawatan
tentang penyakit.
3. Intervensi Keperawatan
terapi.
adekuat adalah kaji tanda tanda mal nutrisi, kaji penurunan berat
klien.
4. Pelaksanaan
5. Evaluasi
hanya keluar sedikit, dan masih terdengar suara wheezing dan ronchi
6. Kesenjangan
membran alveolar
3.) Memberikan terapi O2, terapi ini tidak diberikan karena tidak
mendapatkan terapi.
Daftar Pustaka
(http://www.depkes.go.id/resources/download/pusdatin/profil-kesehatan-
2015
. Jakarta : EGC
Nursalam (Ed.). (2005). Asuhan Keperawatan Bayi dan Anak. Jakarta : Salemba
Medika
EGC
Rekam Medis RSU TIDAR Magelang. (2014). Rekapitulasi Pasien Rawat Inap
Wilkinson Judith & Ahern Nancy. (2013). Buku Saku Diagnosa Keperawatan :
Diagnosa Nanda, Intervensi NIC, Kriteria hasil NOC Edisi 9. Terjemahan
oleh Esty Wahyunisngsih. Jakarta : EGC
Wong, Donna L. (2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik Edisi 6 Volume 1
.Jakarta : EGC
2. NIM : P 17420513083
6. Alamat Rumah :
a. Dusun : Seworan
b. Kelurahan : Ketoyan
c. Kecamatan : Wonosegoro
d. Kab/Kota : Boyolali
7. Telpon :
a. Rumah : -
b. HP : 085799992664
c. Email : triningsih90@yahoo.com
RIWAYAT PENDIDIKAN
RIWAYAT ORGANISASI
1. Dewan Ambalan
Tri Ningsih
NIM. P17420513083
SATUAN ACARA PENYULUHAN
BRONKOPENEUMONI
2. Penyebab Bronkopeneumoni
Waktu : 30 menit
Bronkopeneumoni.
II. Tujuan Intruksional Khusus
b. Menjelaskan
penyebab
Memperhatikan
Bronkopeneumoni
c. Menyebutkan
tanda dan gejala
Bronkopeneumoni Memperhatikan
d. Menjelaskan cara
penularan
Bronkopeneumoni
e. Menjelaskan cara
Memperhatikan
pengobatan
Bronkopeneumoni
f. Memberi
kesempatan Memperhatikan
peserta untuk
bertanya
Bertanya
b. Menyimpulkan
kegiatan yang
telah disampaikan
Memperhatikan
c. Memberi salam
penutup
Menjawab salam
IV. Metode
a. Ceramah
b. Tanya jawab
A. Definisi
merupakan salah satu dari dari klasifikasi dari pneumoni, yaitu radang paru yang
(Ngastiyah,2005.)
B. Penyebab
1. Bakteri
P.Aeruginosa.
2. Virus
virus.
3. Jamur
Infeksi yang disebabkan jamur seperti histoplasmosis menyebar melalui
4. Protozoa
3. dispnea
4. nyeri dada
5. sianosis
6. jari tabuh
D. Cara Penularan
mengalami dehidrasi
3. Mereka akan lebih nyaman bila tidur dengan disangga beberapa buah